Hakikat Keaktifan Peserta Didik

19 pasif adalah kata yang hampir tidak digunakan oleh seseorang dalam mengungkapkan pikirannya. Parera 1993: 119 mendefinisikan ada delapan asumsi tentang penguasaan kosakata yang kelak perlu diperhatikan dalam pembelajaran bahasa: 1 penutur asli sebuah bahasa terus mengembangkan jumlah kosakata mereka pada umur dewasa dan jika dibandingkan pengembangan sintaksis hampir tidak terjadi lagi, 2 penguasaan kosakata berarti mengetahui derajat kemungkinan untuk menemukan kata-kata dalam bentuk tulis atau ujaran; dan juga menguasai kosakata berarti sangat boleh jadi mengetahui juga kata-kata lain yang berhubungan dengannya, 3 penguasaan kosakata berarti mengetahui pembatasanpembatasan penggunaan kosakata tersebut sesuai dengan konteks dan situasi pemakainnya,4 penguasaan kosakata berarti mengetahui distribusi sintaksis dari kata tersebut, 5 penguasaan kosakata berarti mengetahui bentuk dasar dan derivasi yang mungkin dari kosakata tersebut, 6 penguasaan kosakata berarti juga mengetahui jaring hubungan antar kata dalam bahasa tersebut, 7 penguasaan kosakata berarti mengetahui tentang makna kata tersebut, 8 penguasaan kosakata berarti mengetahui banyak perbedaan dan variasi-variasi makna yang berhubungan dengan kosakata tersebut. Tanpa banyaknya kosakata yang dikuasai dan tanpa media atau strategi pembelajaran kosakata yang baru, peserta didik seringkali kurang maksimal sehingga tidak banyak kosakata bahasa Jerman yang diperoleh. Dalam belajar bahasa asing, kosakata merupakan alat utama yang harus dikuasai seseorang untuk menunjang keterampilan bahasa asing seperti bahasa Jerman. Sebuah kalimat dibangun serta dihadirkan melalui kata-kata, oleh karena itu kosakata berfungsi membentuk kalimat dan mengungkapkannya baik secara lisan maupun tulisan.

4. Hakikat Keaktifan Peserta Didik

Pada proses pembelajaran, guru harus menciptakan suasana yang 20 sedemikian rupa agar peserta didik dapat aktif pada kegiatan belajar mengajar, seperti bertanya, menjawab pertanyaan dari guru, berdiskusi mengenai materi pembelajaran maupun mengemukakan pendapat. Pembelajaran aktif merupakan pembelajaran dimana dalam belajar peserta didik haruslah yang aktif, guru sebagai fasilitator dimaksudkan untuk membantu memudahkan peserta didik belajar. Sekolah adalah salah satu pusat kegiatan belajar, yaitu dimana sekolah merupakan arena untuk mengembangkan aktivitas. Diedrich via Sardiman, 20017: 101 menyebutkan macam-macam kegiatan peserta didik yang dapat digolongkan sebagai berikut. 1 Visual activities, yang termasuk didalmnya misalnya, membaca, memerhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain, 2 Oral activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi, 3 Listening activities, sebagai contoh mendengarkan : uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato, 4 Writing activities, seperti misalnya menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin, 5 Drawing activities, misalnya: menggambar, membuat grafik, peta ,diagram, 6 Motor activities, yang termasuk didalamnya antara lain: melakukan percobaan, membuat konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun, beternak, 7 Mental activities, sebagai contoh misalnya: menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan, 8 Emotional activities, seperti misalnya, menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup. Siregar dan Nara 2010:96 berpendapat, pembelajaran mengaktifkan peseta didik dapat dicapai apabila 1 belajar dengan mengerjakan peserta didik aktif, terlibat berpatisipasi, bekerja, 2 interaksi antara peserta didik tinggi belajar berkelompok atau berpasangan, 3 peserta didik menemukan masalah dan dapat 21 memecahkan masalah, 4 peserta didik adalah pusat pembelajaran bukan guru. Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran aktif perlu diciptakan di dalam kelas. Guru berperan sebagai fasilitator dan peserta didik merupakan pusat pembelajaran. Peserta didik dapat dikatakan aktif apabila memenuhi beberapa indikator keaktifan seperti tingginya interaksi antara peserta didik dengan guru maupun antar sesama peserta didik, peserta didik terlibat aktif dalam pembelajaran, peserta didik mampu menemukan serta memecahkan permasalahan yang dihadapi.

5. Kriteria Penilaian Kosakata