Berdasarkan sikap terhadap tradisi dan perubahan, budaya politik terbagi atas:
a. Budaya politik yang memiliki sikap mental absolute
Budaya politik ini memiliki nilai-nilai dan kepercayaan yang dianggap selalu sempurna dan tak dapat diubah lagi.
b. Budaya politik yang memiliki sikap mental akomodatif
Struktur mental yang bersifat akomodatif biasanya terbuka dan bersedia menerima apa saja yang dianggap berharga. Ia dapat melepaskan ikatan
tradisi, krisis terhadap diri sendiri, dan bersedia menilai tradisi berdasarkan pengembangan masa kini.
Tipe absolut dari budaya politik sering menganggap perubahan sebagai sesuatu yang membahayakan. Tiao perkembangan baru dianggap
sebagai suatu tantangan berbahaya yang harus dikendalikan, perubahan dianggap penyimpangan.
2. Berdasarkan Orientasi Politiknya
Almond dan Verba mengklasifikasikan tipe-tipe budaya politik menjadi tiga. Ketiga budaya politik tersebut yaitu budaya politik parokial,
subjek, dan partisipasi.
a. Budaya politik parochial
Budaya politik parokial biasanya terdapat dalam sistem politik tradisional dan sederhana. Ciri khas budaya politik parokial yaitu:
a. spesialisasi masih sangat kecil sehingga pelaku-pelaku politik memiliki kekhususan tugas.
b. satu peranan dilakukan bersama dengan peranan yang lain seperti
aktivitas dan peranan pelaku politik dilakukan bersama dengan
peranannya baik dalam bidang sosial, ekonomi, maupun keagamaan. b. Budaya politik subjek
Dalam budaya politik subjek, warga negara memiliki frekuensi yang tinggi terhadap sistem politik. Hal ini berarti bahwa masyarakat dengan tipe
budaya politik ini telah menyadari otoritas pemerintahan. Namun demikian posisi sebagai subjek kawula mereka dipandang sebagai
posisi yang positif. Biasanya, sikap-sikap seperti ini timbul diakibatkan oleh faktor-faktor tertentu, seperti proses kolonialisasi dan kediktatoran.
c. Budaya politik partisipan
Masyarakat dengan budaya politik partisipan memiliki orientasi politik yang ditujukan kepada sistem politik secara keseluruhan, struktur politik,
dan administratif.