86
B. Pembahasan
1. Pelaksanaan Supervisi Akademik Kepala TK Nilai supervisi akademik kepala TK yang telah dilakukan oleh kepala TK di
Gugus I Kecamatan Kalibawang, Kulon Progo didapatkan sebesar 85 dari yang diharapkan sebesar 100 dan berdasar standar penilaian menurut Suharsimi Arikunto
2007: 44 nilai rata-rata berada pada kategori sangat tinggi pada rentang 81-100. Secara terperinci berdasarkan aspek instrumen supervisi kepala TK didapatkan
pembahasan sebagai berikut: a. Aspek Perencanaan Supervisi Akademik Kepala TK
Skor aspek perencanaan supervisi kepala TK di Gugus I Kecamatan Kalibawang, Kulon Progo didapatkan sebesar 86 dari yang diharapkan dan menurut
standar penilaian Suharsimi Arikunto 2007: 44 nilai rata-rata berada pada kategori sangat baik pada rentang 81-100.
Hasil wawancara menunjukkan adanya ketidaksesuaian pada data kuantitatif yang didapatkan. Hasil wawancara menunjukkan bahwa belum seluruh kepala TK di
Gugus I Kecamatan Kalibawang membuat perencanaan supervisi. Dua TK yang telah membuat perencanaan tahunan supervisi adalah TK Al Hidayah dan TK PKK Puspa
Buana. Kepala RA Masyitoh Klangon dan TK ABA Bendo belum membuat perencanaan supevisi tahunan karena belum sempat membuat perencanaan tahunan
saat penelitian dilakukan, namun pada tahun sebelumnya selalu membuat perencanaan supervisi. Sedangkan kepala TK PGRI Dlingseng dan TK ABA Kempong
menganggap kepala TK yang belum definitif atau belum memiliki SK dari yayasan tidak perlu membuat perencanaan supervisi tahunan.
87 Penggunaan instrumen digunakan oleh tiga kepala TK yaitu kepala TK 3
kepala TK yaitu di TK PKK Puspa Buana, RA Masyitoh Klangon, dan TK ABA Bendo. Buku catatan supervisi telah dibuat oleh 3 kepala TK yaitu di RA Masyitoh
Klangon, TK Al Hidayah, dan TK ABA Bendo. Kepala TK PGRI Dlinseng dan TK ABA Kempong tidak membuat instrumen supervisi dan pencatatan hasil supervisi
karena menganggap bahwa kepala TK yang belum definitif atau belum memiliki SK dari yayasan tidak perlu membuat instrumen supervisi dan pencatatan supervisi.
Kepala TK PGRI Dlingseng dan kepala TK ABA Kempong seharusnya tetap berkomitmen untuk membuat perencanaan dan melakukan supervisi secara periodik
dan kontinyu terhadap kinerja guru meskipun belum memiliki SK sebagai kepala TK dari yayasan atau instansi terkait. Kepala TK atau kepala sekolah tetap perlu
melakukan supervisi karena kepala sekolah memiliki tugas manajerial kepemimpinan kepala sekolah salah satunya adalah kepala sekolah bertindak sebagai supervisor
seperti pendapat dari E. Mulyasa 2006: 111 di mana kepala sekolah memiliki tugas untuk mensupervisi pekerjaan yang dilakukan tenaga pendidikan dan tenaga
kependidikan. Supervisi perlu dilakukan karena menurut Syaiful Sagala 2009: 195 supervisi merupakan bantuan dan bimbingan profesional bagi guru dalam
melaksanakan tugas instruksional guna memperbaiki hal belajar mengajar dengan melakukan stimulasi, koordinasi, dan bimbingan secara kontinyu untuk meningkatkan
pertumbuhan jabatan guru secara individual maupun kelompok. Harapannya, apabila dilakukan supervisi terhadap kinerja guru TK maka kinerja guru TK akan meningkat.
Hasil wawancara menunjukkan bahwa belum seluruh kepala TK di Gugus I Kecamatan Kalibawang menerapkan jadwal pelaksanaan supervisi secara periodik.
Kepala TK yang telah membuat jadwal supervisi secara periodik yaitu sebulan sekali
88 adalah kepala TK PKK Puspa Buana dan RA Masyitoh Klangon. Sedangkan empat
kepala TK dari enam TK di Gugus I Kecamatan Kalibawang yaitu kepala TK PGRI Dlingseng, kepala TK Al Hidayah, kepala TK ABA Kempong, dan kepala TK ABA
Bendo belum membuat jadwal supervisi secara periodik. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian
mengenai perencanaan supervisi kepala TK menunjukkan bahwa hanya dua kepala TK yaitu kepala TK Al Hidayah dan kepala TK PKK Puspa Buana yang telah membuat
perencanaan supervisi sesuai dengan pendapat dari Lantip Diat Prasojo dan Sudiyono 2011: 96 mengenai perencanaan supervisi yaitu telah ada perencanaan supervisi yang
terstruktur. Tiga kepala TK dari enam TK telah memakai instrumen supervisi saat melaksanakan supervisi terhadap kinerja guru dan telah melakukan pencatatan
terhadap hasil supervisi yang telah dilakukan sesuai dengan pendapat dari Lantip Diat Prasojo dan Sudiyono 2011: 96 yang menjelaskan bahwa supervisor harus
menyiapkan beberapa hal terkait pelaksanaan supervisi salah satunya adalah kesesuaian instrumen. Selain itu, hasil penelitian menunjukkan bahwa ada dua kepala
TK yang telah membuat jadwal supervisi secara periodik sesuai dengan pendapat yang dikemukakan Tri Martiningsih 2008: 26 mengenai penyusunan jadwal serta
mengidentifikasi dan menetapkan sumber daya manusia, informasi, peralatan, dan dana yang dibutuhkan.
Dari keseluruhan TK yang ada di Gugus I Kecamatan Kalibawang, Kulon Progo terdapat satu kepala TK yang melakukan perencanaan supervisi sesuai dengan
pendapat dari Lantip Diat Prasojo dan Sudiyono serta Tri Martiningsih, yaitu kepala TK PKK Puspa Buana. Kepala TK Puspa Buana telah membuat perencanaan supervisi,
membuat jadwal supervisi secara periodik, dan menggunakan instrumen supervisi
89 dalam pelaksanaan supervisi yang dilakukan. Namun, kepala TK PKK Puspa Buana
belum membuat catatan tersendiri mengenai hasil supervisi yang telah dilakukan. Akan lebih baik apabila seluruh kepala TK membuat perencanaan supervisi dengan
menentukan fokus-fokus supervisi yang akan dilakukan, membuat rencana supervisi dengan menentukan teknik supervisi, jadwal supervisi, melakukan pencatatan,
supervisi dan menggunakan instrumen supervisi agar mempermudah kepala TK dalam melakukan supervisi sehingga supervisi dapat dilaksanakan secara terstruktur, efektif,
dan efisien sesuai pendapat dari Lantip Diat Prasojo dan Sudiyono serta Tri Martiningsih.
b. Aspek Pelaksanaan Supervisi Akademik Kepala TK Nilai aspsek pelaksanaan supervisi akademik kepala TK di Gugus I Kecamatan
Kalibawang, Kulon Progo didapatkan sebesar 798. Persentase nilai pelaksanaan supervisi kepala TK di Gugus I Kecamatan Kalibawang adalah sebesar 85 dari yang
diharapkan. Berdasarkan pada pedoman penilaian Suharsimi Arikunto 2007: 44 didapatkan bahwa aspek pelaksanaan supervisi kepala TK berada pada kategori sangat
baik pada rentang nilai 81-100. Hasil analisis data aspek pelaksanaan supervisi akademik kepala TK
menunjukkan bahwa secara umum kepala TK di Gugus I Kecamatan Kalibawang, Kulon Progo yang telah menerapkan dua prinsip supervisi yang dikemukakan oleh Piet
Sahertian, Frans Mataheru, dan Suharsimi Arikunto Tim Dosen AP, 2010: 160 yaitu prinsip kooperatif dan prinsip kontinyu. Prinsip supervisi yang telah diterapkan oleh
kepala TK adalah prinsip kooperatif di mana supervisi oleh kepala TK dilakukan dengan memperhatikan sifat dan karakteristik guru serta dilakukan dengan kerja sama
antara guru dan kepala TK. Selain prinsip kooperatif, kepala TK di Gugus I Kecamatan
90 Kalibawang telah menerapkan prinsip penerapan supervisi secara kontinyu di mana
supervisi dilakukan sebulan sekali. Hasil analisis data aspek pelaksanaan supervisi akademik kepala TK
menunjukkan bahwa kepala TK di Gugus I Kecamatan Kalibawang, Kulon Progo yang menunjukkan bahwa secara umum kepala TK telah menerapkan empat teknik supervisi
yaitu kunjungan kelas, observasi, diskusi, dan penilaian diri sendiri. Namun, penilaian diri sendiri menggunakan instrumen yang diberi oleh pengawas TK bukan dibuat
sendiri oleh kepala TK. Kepala TK hanya melakukan supervisi dengan teknik kunjungan kelas, observasi, diskusi, dan penilaian diri sendiri karena kepala TK juga
menjabat sebagai guru kelas sehingga kepala TK hanya bisa menerapkan empat teknik supervisi tersebut. Penerapan teknik supervisi tersebut sesuai dengan pendapat Piet
Sahertian dan Frans Mataheru Hartati Sukirman, 2009: 102 yang mengemukakan teknik supervisi pendidikan terdiri dari teknik yang bersifat individu dan teknik yang
bersifat kelompok. Teknik yang bersifat individu yang sesuai dengan hasil penelitian adalah kunjungan kelas, observasi kelas, penilaian diri sendiri. Teknik yang bersifat
kelompok yang sesuai dengan penelitian adalah diskusi kelompok. Berdasarkan hasil pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa kepala TK di
Gugus I Kecamatan Kalibawang telah menerapkan beberapa prinsip supervisi yaitu prinsip kooperatif dan prinsip kontinyu atau berkelanjutan. Selain itu, kepala TK di
Gugus I Kecamatan Kalibawang telah menerapkan beberapa teknik supervisi yaitu teknik kunjungan kelas, observasi kelas, penilaian diri sendiri, dan diskusi. Namun,
kepala TK di Gugus I Kecamatan Kalibawang belum dapat menerapkan seluruh teknik supervisi karena kepala TK merangkap jabatan sebagai guru kelas.
91 c. Aspek Tindak Lanjut Supervisi Kepala TK
Nilai aspsek tindak lanjut supervisi akademik kepala TK di Gugus I Kecamatan Kalibawang, Kulon Progo didapatkan sebesar sebesar 85 dari yang diharapkan.
Berdasarkan pedoman penilaian Suharsimi Arikunto 2007: 44, aspek tindak lanjut supervisi kepala TK berada pada kategori sangat baik pada rentang nilai 81-100.
Hasil analisis data aspek tindak lanjut supervisi akademik kepala TK menunjukkan bahwa kepala TK di Gugus I Kecamatan Kalibawang, Kulon Progo telah
melakukan diskusi mengenai hasil supervisi dengan guru. Sesuai dengan pendapat Lantip Diat Prasojo dan Sudiyono 2011: 120 yang menjelaskan bahwa tindak lanjut
hasil analisis supervisi akademik merupakan pemanfaatan hasil supervisi, salah satu caranya adalah dengan me-review rangkuman hasil penilaian. Selain itu, hasil
penelitian mengenai evaluasi supervisi telah sesuai dengan pendapat Makawimbang Jasmani Asf dan Syaiful Sagala, 2013: 99 mengenai salah satu hal yang dilakukan di
tahap akhir analisis dan diskusi balikan supervisi yaitu supervisor menjelaskan dan menunjukkan hasil observasi yang telah diinterpretasi, memberikan kesempatan guru
mempelajari dan menginterpretasi, kemudian mendiskusikan bersama. Hasil analisis data aspek tindak lanjut supervisi akademik kepala TK
menunjukkan bahwa kepala TK di Gugus I Kecamatan Kalibawang, Kulon Progo telah memberikan saran dan motivasi yang membangun untuk meningkatkan kinerja guru.
Selain itu, kepala TK memberikan kesempatan bagi guru untuk mengikuti pelatihan, penataran, workshop, dan seminar yang diadakan oleh IGTK atau lembaga lain. Hal
ini sesuai dengan Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah dijelaskan bahwa tindak lanjut hasil pengawasan
dilakukan dalam bentuk: a penguatan dan penghargaan kepada guru yang
92 menunjukkan kinerja yang memenuhi atau melampaui standar; dan b pemberian
kesempatan kepada guru untuk mengikuti program pengembangan keprofesionalan berkelanjutan.
Dari hasil pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa kepala TK di Gugus I Kecamatan Kalibawang telah melakukan diskusi mengenai hasil supervisi dengan guru
TK yang bersangkutan sesuai dengan pendapat mengenai tindak lanjut supervisi dan telah memberikan pembinaan berupa saran, motivasi, dan kesempatan untuk mengikuti
pelatihan, penataran, workshop, dan seminar kepada guru TK. 2. Persepsi Guru TK tentang Supervisi Kepala TK
Persepsi guru TK tentang upervisi akademik kepala TK yang telah dilakukan oleh kepala TK di Gugus I Kecamatan Kalibawang, Kulon Progo didapatkan nilai
supervisi kepala TK sebesar 84 dari yang diharapkan sebesar 100 dan berdasar standar penilaian menurut Suharsimi Arikunto 2007: 44 nilai rata-rata berada pada
kategori sangat tinggi pada rentang 81-100. Secara terperinci berdasarkan aspek instrumen supervisi kepala TK didapatkan pembahasan sebagai berikut:
a. Persepsi Guru TK tentang Aspek Perencanaan Supervisi Kepala TK Nilai aspek persepsi guru TK tentang perencanaan supervisi kepala TK di
Gugus I Kecamatan Kalibawang, Kulon Progo didapatkan sebesar 77 dari yang diharapkan dan menurut standar penilaian Suharsimi Arikunto 2007: 44 nilai rata-
rata berada pada kategori baik pada rentang 61-80. Berdasar hasil wawancara kepada seluruh guru TK di Gugus I Kecamatan
Kalibawang, Kulon Progo didapatkan bahwa kepala TK telah membuat perencanaan tahunan supervisi akademik. Kepala TK biasanya memakai instrumen seperti catatan
dalam melakukan supervisi kepala TK. Supervisi yang telah dilakukan oleh dua kepala
93 TK yaitu kepala TK PKK Puspa Buana dan kepala RA Masyitoh Klangon dilakukan
sebulan sekali sedangkan empat TK yaitu TK ABA Bendo, TK ABA Kempong, dan TK PGRI Dlingseng tidak terjadwal dengan pasti.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian mengenai perencanaan supervisi kepala TK berdasarkan persepsi guru TK
menunjukkan bahwa kepala TK di Gugus I Kecamatan Kalibawang, Kulon Progo telah membuat perencanaan supervisi sesuai dengan pendapat dari Lantip Diat Prasojo dan
Sudiyono 2011: 96 mengenai perencanaan supervisi yaitu telah ada perencanaan supervisi yang terstruktur. Kepala TK telah memakai instrumen supervisi saat
melaksanakan supervisi terhadap kinerja guru dan telah melakukan pencatatan terhadap hasil supervisi yang telah dilakukan sesuai dengan pendapat dari Lantip Diat
Prasojo dan Sudiyono 2011: 96 yang menjelaskan bahwa supervisor harus menyiapkan beberapa hal terkait pelaksanaan supervisi salah satunya adalah
kesesuaian instrumen. Selain itu, hasil penelitian menunjukkan bahwa ada dua kepala TK yaitu kepala TK PKK Puspa Buana dan RA Masyitoh Klangon yang telah
membuat jadwal supervisi secara periodik sesuai dengan pendapat yang dikemukakan Tri Martiningsih 2008: 26 mengenai penyusunan jadwal serta mengidentifikasi dan
menetapkan sumber daya manusia, informasi, peralatan, dan dana yang dibutuhkan. b. Persepsi Guru TK tentang Aspek Pelaksanaan Supervisi Akademik Kepala TK
Nilai aspek pelaksanaan supervisi akademik kepala TK di Gugus I Kecamatan Kalibawang, Kulon Progo adalah sebesar 84 dari yang diharapkan. Berdasarkan pada
pedoman penilaian Suharsimi Arikunto 2007: 44 didapatkan bahwa aspek pelaksanaan supervisi kepala TK berada pada kategori sangat baik pada rentang nilai
81-100.
94 Hasil analisis data persepsi guru TK tentang aspek pelaksanaan supervisi
akademik kepala TK menunjukkan bahwa secara umum kepala TK di Gugus I Kecamatan Kalibawang, Kulon Progo yang telah menerapkan satu prinsip supervisi
yang dikemukakan oleh Piet Sahertian, Frans Mataheru, dan Suharsimi Arikunto Tim Dosen AP, 2010: 160. Prinsip supervisi yang telah diterapkan oleh kepala TK adalah
prinsip kooperatif di mana supervisi oleh kepala TK dilakukan dengan memperhatikan sifat dan karakteristik guru serta dilakukan dengan kerja sama antara guru dan kepala
TK. Selain prinsip kooperatif, kepala TK di Gugus I Kecamatan Kalibawang telah menerapkan prinsip penerapan supervisi secara kontinyu di mana supervisi dilakukan
sebulan sekali. Hasil analisis data persepsi guru TK tentang aspek pelaksanaan supervisi
akademik kepala TK menunjukkan bahwa kepala TK di Gugus I Kecamatan Kalibawang, Kulon Progo yang menunjukkan bahwa secara umum kepala TK telah
menerapkan empat teknik supervisi yaitu kunjungan kelas, observasi, diskusi, dan penilaian diri sendiri. Namun, penilaian diri sendiri menggunakan instrumen yang
diberi oleh pengawas TK bukan dibuat sendiri oleh kepala TK. Kepala TK hanya melakukan supervisi dengan teknik kunjungan kelas, observasi, diskusi, dan penilaian
diri sendiri karena kepala TK juga menjabat sebagai guru kelas sehingga kepala TK hanya bisa menerapkan empat teknik supervisi tersebut. Penerapan teknik supervisi
tersebut sesuai dengan pendapat Piet Sahertian dan Frans Mataheru Hartati Sukirman, 2009: 102 yang mengemukakan teknik supervisi pendidikan terdiri dari teknik yang
bersifat individu dan teknik yang bersifat kelompok. Teknik yang bersifat individu yang sesuai dengan hasil penelitian adalah kunjungan kelas, observasi kelas, penilaian
95 diri sendiri. Teknik yang bersifat kelompok yang sesuai dengan penelitian adalah
diskusi kelompok. Berdasarkan hasil pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa kepala TK di
Gugus I Kecamatan Kalibawang telah menerapkan beberapa prinsip supervisi yaitu prinsip kooperatif dan prinsip kontinyu atau berkelanjutan. Selain itu, kepala TK di
Gugus I Kecamatan Kalibawang telah menerapkan beberapa teknik supervisi yaitu teknik kunjungan kelas, observasi kelas, penilaian diri sendiri, dan diskusi. Namun,
kepala TK di Gugus I Kecamatan Kalibawang belum dapat menerapkan seluruh teknik supervisi karena kepala TK di Gugus I Kecamatan Kalibawang merangkap jabatan
sebagai guru kelas. c. Persepsi Guru TK tentang Aspek Tindak Lanjut Supervisi Akademik Kepala TK
Nilai aspek supervisi akademik kepala TK menurut guru TK di Gugus I Kecamatan Kalibawang, Kulon Progo adalah sebesar 84 dari yang diharapkan.
Berdasarkan pada pedoman penilaian Suharsimi Arikunto 2007: 44 didapatkan bahwa aspek pelaksanaan supervisi kepala TK berada pada kategori sangat baik pada
rentang nilai 81-100. Hasil analisis data persepsi guru TK tentang aspek tindak lanjut supervisi
akademik kepala TK menunjukkan bahwa kepala TK di Gugus I Kecamatan Kalibawang, Kulon Progo telah melakukan diskusi mengenai hasil supervisi dengan
guru. Sesuai dengan pendapat Lantip Diat Prasojo dan Sudiyono 2011: 120 yang menjelaskan bahwa tindak lanjut hasil analisis supervisi akademik merupakan
pemanfaatan hasil supervisi, salah satu caranya adalah dengan me-review rangkuman hasil penilaian. Selain itu, hasil penelitian mengenai evaluasi supervisi telah sesuai
dengan pendapat Makawimbang Jasmani Asf dan Syaiful Sagala, 2013: 99 mengenai
96 salah satu hal yang dilakukan di tahap akhir analisis dan diskusi balikan supervisi
yaitu supervisor menjelaskan dan menunjukkan hasil observasi yang telah diinterpretasi, memberikan kesempatan guru mempelajari dan menginterpretasi,
kemudian mendiskusikan bersama. Hasil analisis data persepsi guru TK tentang aspek tindak lanjut supervisi
akademik kepala TK yang telah didapat menunjukkan bahwa kepala TK di Gugus I Kecamatan Kalibawang, Kulon Progo telah memberikan saran dan motivasi yang
membangun untuk meningkatkan kinerja guru. Selain itu, kepala TK memberikan kesempatan bagi guru untuk mengikuti pelatihan, penataran, workshop, dan seminar
yang diadakan oleh IGTK atau lembaga lain. Hal ini sesuai dengan Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah
dijelaskan bahwa tindak lanjut hasil pengawasan dilakukan dalam bentuk: a penguatan dan penghargaan kepada guru yang menunjukkan kinerja yang memenuhi
atau melampaui standar; dan b pemberian kesempatan kepada guru untuk mengikuti program pengembangan keprofesionalan berkelanjutan.
Dari hasil pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa kepala TK di Gugus I Kecamatan Kalibawang telah melakukan diskusi mengenai hasil supervisi dengan guru
TK yang bersangkutan sesuai dengan pendapat mengenai tindak lanjut supervisi dan telah memberikan pembinaan berupa saran, motivasi, dan kesempatan untuk mengikuti
pelatihan, penataran, workshop, dan seminar kepada guru TK. 3. Pelaksanaan Kinerja Guru TK
Pelaksanaan kinerja guru TK yang telah dilakukan oleh guru TK di Gugus I Kecamatan Kalibawang, Kulon Progo didapatkan nilai kinerja guru TK sebesar 86
dari yang diharapkan sebesar 100 dan berdasarkan standar penilaian menurut
97 Suharsimi Arikunto 2007: 44 nilai rata-rata berada pada kategori tinggi pada rentang
81-100. Secara terperinci berdasarkan aspek instrumen kinerja guru TK didapatkan pembahasan sebagai berikut:
a. Aspek Kompetensi Pedagogik Guru TK Nilai aspek kompetensi pedagogik guru TK di Gugus I Kecamatan
Kalibawang, Kulon Progo adalah sebesar 84 dari yang diharapkan. Berdasarkan pada pedoman penilaian Suharsimi Arikunto 2007: 44 didapatkan bahwa aspek
kompetensi pedagogik guru TK berada pada kategori sangat baik pada rentang nilai 81-100.
Hasil analisis data aspek kompetensi pedagogik menunjukkan bahwa guru TK di Gugus I Kecamatan Kalibawang telah mampu mengidentifikasi karakteristik anak.
Guru telah dapat menganalisis karakteristik dari beberapa peserta didik dan telah memperlakukan peserta didik sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didik
dengan memberikan perhatian dan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan anak. Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan Munif Chatib, 2011: 28 mengenai salah satu indikator kompetensi pedagogik yaitu pemahaman terhadap siswa.
Hasil analisis data aspek kompetensi pedagogik menunjukkan bahwa guru TK di Gugus I Kecamatan Kalibawang telah memberikan kesempatan bagi peserta didik
untuk mengembangkan bakat dan minat peserta didik sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Munif Chatib,
2011: 28 mengenai salah satu indikator kompetensi pedagogik yaitu pengembangan siswa untuk mengaktualisasikan potensi yang dimiliki siswa. Guru TK di Gugus I
Kecamatan Kalibawang telah berupaya mengembangkan potensi peserta didik dengan
98 memberikan motivasi. Namun, guru belum bisa memfasilitasi seluruh pengembangan
bakat dan minat anak karena adanya keterbatasan fasilitas dan dana. Hasil analisis data aspek pedagogik menunjukkan bahwa guru TK di Gugus I
Kecamatan Kalibawang dapat menerapkan dua jenis pendekatan pembelajaran yaitu pendekatan teachered centered dan student centered serta guru telah berusaha agar
anak dapat memahami mengenai tema dan kegiatan yang telah disiapkan oleh guru dengan melakukan recalling di akhir pembelajaran. Hasil analisis data aspek
kompetensi pedagogik menunjukkan bahwa guru telah melakukan pengembangan tersendiri terhadap kurikulum yang didapatkan dari Dinas Pendidikan maupun
Departemen Agama yang disesuaikan dengan kondisi lingkungan dari masing-masing TK. Guru telah menguasai pendapat-pendapat belajar dan prinsip-prinsip
pembelajaran yang mendidik dan telah melakukan pengembangan tersendiri pada kurikulum sesuai dengan lingkungan sekitar TK dan keadaan anak sesuai dengan
Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Munif Chatib, 2011: 28 mengenai indikator kompetensi pedagogik yaitu kemampuan guru
dalam perancangan, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi hasil belajar. Berdasarkan pembahasan hasil penelitian secara kuantitatif dan kualitatif yang
telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa guru TK di Gugus I Kecamatan Kalibawang telah memiliki kompetensi pedagogik yang baik. Penguasaan kompetensi pedagogik
guru telah sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Munif Chatib, 2011: 28.
b. Aspek Kompetensi Pribadi Guru TK Nilai aspek kompetensi pribadi guru TK di Gugus I Kecamatan Kalibawang,
Kulon Progo adalah sebesar 90 dari yang diharapkan. Berdasarkan pada pedoman
99 penilaian Suharsimi Arikunto 2007: 44 didapatkan bahwa aspek kompetensi sosial
guru TK berada pada kategori sangat baik pada rentang nilai 81-100. Hasil analisis data aspek kompetensi pribadi guru TK menunjukkan bahwa
guru yang telah mampu menjalin hubungan yang baik dengan sesama guru, kepala TK, orang tua wali murid, dan peserta didik tanpa membedakan latar belakang kepala TK,
orang tua murid, dan peserta didik. Kemampuan guru TK di Gugus I Kecamatan Kalibawang yang dapat menjalin hubungan yang baik dengan sesame guru, kepala TK,
orang tua wali murid, dan peserta didik tanpa membeda-bedakan latar belakang mereka telah sesuai dengan pendapat Asian Institut of Teacher Education H. E.
Mulyasa, 2013: 69-72 mengenai salah satu indikator kompetensi pribadi yaitu memiliki apresiasi dan kesadaran sosial serta guru dapat memiliki pengetahuan tentang
inti demokrasi. Hasil analisis data aspek kompetensi pribadi guru TK menunjukkan bahwa
tugas yang dibebankan pada guru telah diusahakan untuk diselesaikan baik secara administratif dan nonadministratif meskipun terkadang belum bisa tepat waktu dan
guru telah memanfaatkan waktu luang guru untuk menyelesaikan tugas administratif dan nonadministratif maupun mengawasi perkembangan anak, serta guru tidak pernah
meninggalkan pembelajaran atau tidak datang ke TK tanpa seizin kepala TK sesuai dengan pendapat Asian Institut of Teacher Education H. E. Mulyasa, 2013: 69-72
mengenai salah satu indikator kompetensi pribadi yaitu memiliki sikap yang benar terhadap pengetahuan dan pekerjaan.
Hasil analisis data aspek kompetensi pribadi guru TK menunjukkan bahwa guru TK di Gugus I Kecamatan Kalibawang berperilaku sesuai dengan tata tertib yang
ada di TK. Guru telah berupaya mentaati tata tertib dan memberikan teladan pada
100 peserta didik untuk mengikuti tata tertib dengan memberikan contoh langsung dan
nasehat. Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Munif Chatib, 2011: 28 mengenai indikator kompetensi
pribadi yaitu guru harus memiliki kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, berwibawa, dan berakhlak mulia yang nantinya akan menjadi teladan bagi
peserta didik. Berdasarkan hasil penelitian secara kuantitatif dan kualitatif yang telah
dilakukan dapat disimpulkan bahwa guru TK di Gugus I Kecamatan Kalibawang telah memiliki kompetensi pribadi yang baik. Penguasaan kompetensi pribadi guru telah
sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Munif Chatib, 2011: 28 dan pendapat Asian Institut of Teacher Education
H. E. Mulyasa, 2013: 69-72. c. Aspek Kompetensi Sosial Guru TK
Nilai aspek kompetensi sosial guru TK di Gugus I Kecamatan Kalibawang, Kulon Progo adalah sebesar 86 dari yang diharapkan. Berdasarkan pada pedoman
penilaian Suharsimi Arikunto 2007: 44 didapatkan bahwa aspek kompetensi sosial guru TK berada pada kategori sangat baik pada rentang nilai 81-100.
Hasil analisis data aspek kompetensi sosial guru TK menunjukkan bahwa guru TK di Gugus I Kecamatan Kalibawang telah berupaya untuk menjaga hubungan yang
baik dengan sesama guru, kepala TK, orang tua murid, dan peserta didik. Selain itu, guru telah memberikan pelayanan pendidikan pada anak secara adil dan sama tanpa
membedakan latar belakang anak. Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Munif Chatib, 2011: 28 mengenai
indikator kompetensi sosial yaitu guru harus memiliki kemampuan pendidik sebagai
101 bagian dari bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif di
antara peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtuawali peserta didik, dan masyarakat sekitar lingkungan sekolah.
Hasil analisis data aspek kompetensi sosial guru TK menunjukkan bahwa guru TK di Gugus I Kecamatan Kalibawang telah melakukan komunikasi dengan orang tua
dalam hal perkembangan peserta didik meskipun tidak melalui parenting class. Hal ini sesuai dengan dengan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan Munif Chatib, 2011: 28 mengenai indikator kompetensi sosial yaitu guru harus memiliki kemampuan pendidik sebagai bagian dari bagian dari
masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif di antara peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtuawali peserta didik, dan masyarakat
sekitar lingkungan sekolah. Hasil analisis data aspek kompetensi sosial guru TK menunjukkan bahwa guru
TK di Gugus I Kecamatan Kalibawang telah telah melakukan evaluasi diri dengan guru lain atau kepala TK dan juga telah berperan aktif dalam kegiatan di TK baik dalam
pembelajaran maupun nonpembelajaran meskipun dalam kegiatan di masyarakat guru hanya berperan aktif jika mendapatkan undangan saja atau jika guru tinggal di sekitar
TK. Hasil analisis tersebut memiliki kesesuaian dengan pendapat Asian Institut of Teacher Education H. E. Mulyasa, 2013: 69-72 mengenai salah satu indikator
kompetensi sosial yaitu guru mempunyai program yang menjurus untuk meningkatkan kemajuan masyarakat dan kemajuan pendidikan.
Berdasarkan hasil penelitian aspek kompetensi sosial guru TK yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa guru TK di Gugus I Kecamatan Kalibawang telah
memiliki kompetensi sosial yang baik. Penguasaan kompetensi sosial guru telah sesuai
102 dengan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
Munif Chatib, 2011: 28 dan pendapat Asian Institut of Teacher Education H. E. Mulyasa, 2013: 69-72.
d. Aspek Kompetensi Profesional Guru TK Nilai aspek kompetensi profesional guru TK di Gugus I Kecamatan
Kalibawang, Kulon Progo adalah sebesar 75 dari yang diharapkan. Berdasarkan pada pedoman penilaian Suharsimi Arikunto 2007: 44, aspek kompetensi profesional guru
TK berada pada kategori baik pada rentang nilai 61-80. Hasil analisis data aspek kompetensi profesional guru TK menunjukkan bahwa
guru TK di Gugus I Kecamatan Kalibawang telah membuat perencanaan pembelajaran meskipun guru tidak membuat sendiri program semester, Rencana Kegiatan
Mingguan, dan Rencana Kegiatan Harian melainkan dibuat secara bersama dalam satu gugus. Guru membuat promes, RKM, dan RKH dilakukan secara bersama-sama di
awal semester dalam satu gugus kecuali RA Masyitoh Klangon karena memiliki pedoman kurikulum dari Departemen Agama sesuai pendapat Jasmani Asf dan Syaiful
Mustofa 2013: 182 yaitu guru harus melakukan persiapan mengajar dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar yaitu membuat perencanaan pembelajaran.
Hasil analisis data aspek kompetensi profesional guru TK menunjukkan bahwa guru TK di Gugus I Kecamatan Kalibawang dalam memilih sumber belajar dan media
belajar melihat dulu pada RKH baru menentukan memakai majalah, alat permainan edukatif, atau daur ulang dari lingkungan sekitar serta pembelajaran yang dilakukan
telah mengacu pada RKH yang telah dibuat, namun jika ada yang kurang sesuai dengan anak atau lingkungan TK akan dirubah dengan menyesuaikan anak dan lingkungan
TK. Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar
103 Nasional Pendidikan Munif Chatib, 2011: 28 mengenai indikator kompetensi
profesional yaitu mampu mengembangkan kurikulum dan aktivitas belajar-mengajar secara kreatif dan inovatif.
Hasil analisis data aspek kompetensi profesional guru TK menunjukkan bahwa guru TK di Gugus I Kecamatan Kalibawang secara umum adalah memberikan
penjelasan mengenai tema dan kegiatan di kegiatan awal, memberikan kegiatan yang sesuai pada anak di kegiatan inti, dan telah melakukan diskusi mengenai kegiatan
dalam satu hari untuk mengetahui pemahaman anak di kegiatan akhir. Guru melaksanakan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan RKH yang dibuat berdasarkan
kurikulum yang berlaku. Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Munif Chatib, 2011: 28 mengenai
indikator kompetensi profesional yaitu menguasai materi ajar dalam kurikulum. Hasil analisis data aspek kompetensi profesional guru TK menunjukkan bahwa
guru TK di Gugus I Kecamatan Kalibawang telah melakukan penilaian pada kegiatan anak dengan menggunakan pedoman rubrik penilaian yang dikeluarkan oleh Dinas
Pendidikan yang tercantum dalam kurikulum, penilaian dilakukan secara harian lalu dirangkum dalam rangkuman mingguan dan bulanan lalu penilaian dianalisis sesuai
dengan aspek perkembangan dan dijabarkan di rapor di akhir semester. Hal ini sesuai dengan pendapat Asian Institut of Teacher Education H. E. Mulyasa, 2013: 69-72
mengenai salah satu indikator kompetensi profesional yaitu menilai prestasi peserta didik untuk kepentingan pendidikan dan pembelajaran.
Berdasarkan hasil penelitian aspek kompetensi profesional guru TK yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa guru TK di Gugus I Kecamatan Kalibawang telah
memiliki kompetensi profesional ial yang baik. Penguasaan kompetensi profesional
104 guru telah sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan Munif Chatib, 2011: 28, pendapat mengenai persiapan mengajar Jasmani Asf dan Syaiful Mustofa 2013: 182, dan pendapat Asian Institut
of Teacher Education H. E. Mulyasa, 2013: 69-72. 4. Persepsi Kepala TK tentang Kinerja Guru TK
Berdasar persepsi kepala TK tentang kinerja guru TK didapatkan skor nilai kinerja guru TK sebesar 87 dari yang diharapkan sebesar 100 dan berdasarkan
standar penilaian menurut Suharsimi Arikunto 2007: 44 nilai rata-rata berada pada kategori tinggi pada rentang 81-100. Secara terperinci berdasarkan aspek
instrumen kinerja guru TK didapatkan pembahasan sebagai berikut: a. Persepsi Kepala TK tentang Kompetensi Pedagogik Guru TK
Nilai persepsi kepala TK tentang aspek kompetensi pedagogik guru TK di Gugus I Kecamatan Kalibawang, Kulon Progo adalah sebesar 85 dari yang
diharapkan. Berdasarkan pada pedoman penilaian Suharsimi Arikunto 2007: 44 didapatkan bahwa persepsi kepala TK tentang aspek kompetensi pedagogik guru TK
berada pada kategori sangat baik pada rentang nilai 81-100. Hasil analisis data persepsi kepala TK tentang aspek kompetensi pedagogik
guru TK menunjukkan bahwa guru TK di Gugus I Kecamatan Kalibawang telah mampu mengidentifikasi karakteristik anak. Guru telah dapat menganalisis
karakteristik dari beberapa peserta didik dan telah memperlakukan peserta didik sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didik dengan memberikan perhatian dan
pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan anak. Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Munif
105 Chatib, 2011: 28 mengenai salah satu indikator kompetensi pedagogik yaitu
pemahaman terhadap siswa. Hasil analisis data persepsi kepala TK tentang aspek kompetensi pedagogik
guru TK menunjukkan bahwa guru TK di Gugus I Kecamatan Kalibawang telah memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk mengembangkan bakat dan minat
peserta didik sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Munif Chatib, 2011: 28 mengenai salah satu indikator
kompetensi pedagogik yaitu pengembangan siswa untuk mengaktualisasikan potensi yang dimiliki siswa. Guru TK di Gugus I Kecamatan Kalibawang telah berupaya
mengembangkan potensi peserta didik dengan memberikan motivasi. Namun, guru belum bisa memfasilitasi seluruh pengembangan bakat dan minat anak karena adanya
keterbatasan fasilitas dan dana. Hasil analisis data persepsi kepala TK tentang aspek kompetensi pedagogik
guru TK menunjukkan bahwa guru TK di Gugus I Kecamatan Kalibawang dapat menerapkan dua jenis pendekatan pembelajaran yaitu pendekatan teachered centered
dan student centered serta guru telah berusaha agar anak dapat memahami mengenai tema dan kegiatan yang telah disiapkan oleh guru dengan melakukan recalling di akhir
pembelajaran. Hasil penelitian kuantitatif terhadap indikator guru melakukan pengembangan tersendiri pada kurikulum sesuai dengan lingkungan sekitar TK dan
keadaan anak menunjukkan bahwa seluruh data berada pada kategori tinggi. Hal ini diperkuat dengan hasil kualitatif melalui wawancara yang menunjukkan bahwa guru
telah melakukan pengembangan tersendiri terhadap kurikulum yang didapatkan dari Dinas Pendidikan maupun Departemen Agama yang disesuaikan dengan kondisi
lingkungan dari masing-masing TK. Guru telah menguasai pendapat-pendapat belajar
106 dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik dan telah melakukan pengembangan
tersendiri pada kurikulum sesuai dengan lingkungan sekitar TK dan keadaan anak telah sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan Munif Chatib, 2011: 28 mengenai indikator kompetensi pedagogik yaitu kemampuan guru dalam perancangan, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi hasil
belajar. Berdasarkan pembahasan hasil penelitian persepsi kepala TK tentang aspek
kompetensi pedagogik guru TK yang telah dilakukan berdasarkan persepsi kepala TK tentang aspek kompetensi pedagogik dapat disimpulkan bahwa guru TK di Gugus I
Kecamatan Kalibawang telah memiliki kompetensi pedagogik yang baik. Penguasaan kompetensi pedagogik guru telah sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Munif Chatib, 2011: 28. b. Persepsi Kepala TK tentang Kompetensi Pribadi Guru TK
Nilai persepsi kepala TK tentang aspek kompetensi pribadi guru TK di Gugus I Kecamatan Kalibawang, Kulon Progo adalah sebesar 90 dari yang diharapkan.
Berdasarkan pada pedoman penilaian Suharsimi Arikunto 2007: 44 didapatkan bahwa persepsi kepala TK tentang aspek kompetensi profesional guru TK berada pada
kategori sangat baik pada rentang nilai 81-100. Hasil analisis data persepsi kepala TK tentang aspek kompetensi pribadi guru
TK menunjukkan bahwa guru telah telah mampu menjalin hubungan yang baik dengan sesama guru, kepala TK, orang tua wali murid, dan peserta didik tanpa membedakan
latar belakang kepala TK, orang tua murid, dan peserta didik. Kemampuan guru TK di Gugus I Kecamatan Kalibawang yang dapat menjalin hubungan yang baik dengan
sesama guru, kepala TK, orang tua wali murid, dan peserta didik tanpa membeda-
107 bedakan latar belakang mereka telah sesuai dengan pendapat Asian Institut of Teacher
Education H. E. Mulyasa, 2013: 69-72 mengenai salah satu indikator kompetensi pribadi yaitu memiliki apresiasi dan kesadaran sosial serta guru dapat memiliki
pengetahuan tentang inti demokrasi. Hasil analisis data persepsi kepala TK tentang aspek kompetensi pribadi guru
TK menunjukkan bahwa tugas yang dibebankan pada guru telah diusahakan untuk diselesaikan baik secara administratif dan nonadministratif meskipun terkadang belum
bisa tepat waktu dan guru telah memanfaatkan waktu luang guru untuk menyelesaikan tugas administratif dan nonadministratif maupun mengawasi perkembangan anak,
serta guru tidak pernah meninggalkan pembelajaran atau tidak datang ke TK tanpa seizin kepala TK sesuai dengan pendapat Asian Institut of Teacher Education H. E.
Mulyasa, 2013: 69-72 mengenai salah satu indikator kompetensi pribadi yaitu memiliki sikap yang benar terhadap pengetahuan dan pekerjaan.
Hasil analisis data persepsi kepala TK tentang aspek kompetensi pribadi guru TK menunjukkan bahwa guru TK di Gugus I Kecamatan Kalibawang berperilaku
sesuai dengan tata tertib yang ada di TK. Guru telah berupaya mentaati tata tertib dan memberikan teladan pada peserta didik untuk mengikuti tata tertib dengan memberikan
contoh langsung dan nasehat. Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Munif Chatib, 2011: 28 mengenai
indikator kompetensi pribadi yaitu guru harus memiliki kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, berwibawa, dan berakhlak mulia yang nantinya akan
menjadi teladan bagi peserta didik. Berdasarkan hasil penelitian persepsi kepala TK tentang aspek kompetensi
pribadi guru TK yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa berdasarkan hasil
108 persepsi kepala TK tentang kompetensi pribadi guru TK, seluruh guru TK di Gugus I
Kecamatan Kalibawang telah memiliki kompetensi pribadi yang baik. Penguasaan kompetensi pribadi guru telah sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan Munif Chatib, 2011: 28 dan pendapat Asian Institut of Teacher Education H. E. Mulyasa, 2013: 69-72.
c. Persepsi Kepala TK tentang Aspek Kompetensi Sosial Guru TK Nilai persepsi kepala TK tentang aspek kompetensi sosial guru TK di Gugus I
Kecamatan Kalibawang, Kulon Progo adalah sebesar 86 dari yang diharapkan. Berdasarkan pada pedoman penilaian Suharsimi Arikunto 2007: 44 didapatkan
bahwa persepsi kepala TK tentang aspek kompetensi sosial guru TK berada pada kategori sangat baik pada rentang nilai 81-100.
Hasil analisis data persepsi kepala TK tentang aspek kompetensi sosial guru TK menunjukkan bahwa guru TK di Gugus I Kecamatan Kalibawang telah berupaya
untuk menjaga hubungan yang baik dengan sesama guru, kepala TK, orang tua murid, dan peserta didik. Selain itu, guru telah memberikan pelayanan pendidikan pada anak
secara adil dan sama tanpa membedakan latar belakang anak. Hal ini sesuai dengan sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan Munif Chatib, 2011: 28 mengenai indikator kompetensi sosial yaitu guru harus memiliki kemampuan pendidik sebagai bagian dari bagian dari masyarakat untuk
berkomunikasi dan bergaul secara efektif di antara peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtuawali peserta didik, dan masyarakat sekitar sekolah.
Hasil analisis data persepsi kepala TK tentang aspek kompetensi sosial guru TK menunjukkan bahwa guru TK di Gugus I Kecamatan Kalibawang telah melakukan
komunikasi dengan orang tua dalam hal perkembangan peserta didik meskipun tidak
109 melalui parenting class. Hal ini sesuai dengan dengan Peraturan Pemerintah No. 19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Munif Chatib, 2011: 28 mengenai indikator kompetensi sosial yaitu guru harus memiliki kemampuan pendidik sebagai
bagian dari bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif di antara peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtuawali peserta
didik, dan masyarakat sekitar lingkungan sekolah. Hasil analisis data persepsi kepala TK tentang aspek kompetensi sosial guru
TK menunjukkan bahwa guru TK di Gugus I Kecamatan Kalibawang telah telah melakukan evaluasi diri dengan guru lain atau kepala TK dan juga telah berperan aktif
dalam kegiatan di TK baik dalam pembelajaran maupun nonpembelajaran meskipun dalam kegiatan di masyarakat guru hanya berperan aktif jika mendapatkan undangan
saja atau jika guru tinggal di sekitar TK. Hasil analisis tersebut memiliki kesesuaian dengan pendapat Asian Institut of Teacher Education H. E. Mulyasa, 2013: 69-72
mengenai salah satu indikator kompetensi sosial yaitu guru mempunyai program yang menjurus untuk meningkatkan kemajuan masyarakat dan kemajuan pendidikan.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan berdasarkan pada persepsi kepala TK tentang aspek kompetensi sosial guru TK
didapatkan bahwa guru TK di Gugus I Kecamatan Kalibawang telah memiliki kompetensi sosial yang baik. Penguasaan kompetensi sosial guru telah sesuai dengan
Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Munif Chatib, 2011: 28 dan pendapat Asian Institut of Teacher Education H. E. Mulyasa,
2013: 69-72.
110 d. Kompetensi Profesional
Nilai persepsi kepala TK tentang aspek kompetensi profesional guru TK di Gugus I Kecamatan Kalibawang, Kulon Progo adalah sebesar 87 dari yang
diharapkan. Berdasarkan pada pedoman penilaian Suharsimi Arikunto 2007: 44 didapatkan bahwa persepsi kepala TK tentang aspek kompetensi profesional guru TK
berada pada kategori baik pada rentang nilai 81-100. Hasil analisis data persepsi kepala TK tentang aspek kompetensi profesional
guru TK menunjukkan bahwa guru TK di Gugus I Kecamatan Kalibawang telah membuat perencanaan pembelajaran meskipun guru tidak membuat sendiri program
semester, RKM, dan RKH melainkan dibuat secara bersama dalam satu gugus. Guru membuat promes, RKM, dan RKH dilakukan secara bersama-sama di awal semester
dalam satu gugus kecuali RA Masyitoh Klangon karena memiliki pedoman kurikulum dari Departemen Agama sesuai pendapat Jasmani Asf dan Syaiful Mustofa 2013: 182
yaitu guru harus melakukan persiapan mengajar dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar yaitu membuat perencanaan pembelajaran.
Hasil analisis data persepsi kepala TK tentang aspek kompetensi profesional guru TK menunjukkan bahwa guru TK di Gugus I Kecamatan Kalibawang dalam
memilih sumber belajar dan media belajar melihat dulu pada RKH baru menentukan memakai majalah, alat permainan edukatif, atau daur ulang dari lingkungan sekitar
serta pembelajaran yang dilakukan telah mengacu pada RKH yang telah dibuat, namun jika ada yang kurang sesuai dengan anak atau lingkungan TK akan dirubah dengan
menyesuaikan anak dan lingkungan TK. Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Munif Chatib, 2011: 28
111 mengenai indikator kompetensi profesional yaitu mampu mengembangkan kurikulum
dan aktivitas belajar-mengajar secara kreatif dan inovatif. Hasil analisis data persepsi kepala TK tentang aspek kompetensi profesional
guru TK menunjukkan bahwa guru TK di Gugus I Kecamatan Kalibawang secara umum adalah memberikan penjelasan mengenai tema dan kegiatan di kegiatan awal,
memberikan kegiatan yang sesuai pada anak di kegiatan inti, dan telah melakukan diskusi mengenai kegiatan dalam satu hari untuk mengetahui pemahaman anak di
kegiatan akhir. Guru melaksanakan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan RKH yang telah dibuat berdasarkan kurikulum yang berlaku. Hal ini sesuai dengan Peraturan
Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Munif Chatib, 2011: 28 mengenai indikator kompetensi profesional yaitu menguasai materi ajar
dalam kurikulum. Hasil analisis data persepsi kepala TK tentang aspek kompetensi profesional
guru TK menunjukkan bahwa guru TK di Gugus I Kecamatan Kalibawang telah melakukan penilaian pada kegiatan anak dengan menggunakan pedoman rubrik
penilaian yang dikeluarkan oleh Dinas Pendidikan yang tercantum dalam kurikulum, penilaian dilakukan secara harian lalu dirangkum dalam rangkuman mingguan dan
bulanan lalu penilaian dianalisis sesuai dengan aspek perkembangan dan dijabarkan di rapor di akhir semester. Hal ini sesuai dengan pendapat Asian Institut of Teacher
Education H. E. Mulyasa, 2013: 69-72 mengenai salah satu indikator kompetensi profesional yaitu menilai prestasi peserta didik untuk kepentingan pendidikan dan
pembelajaran. Berdasarkan hasil penelitian berdasarkan pada persepsi kepala TK tentang
aspek kompetensi profesional guru TK dapat disimpulkan bahwa guru TK di Gugus I
112 Kecamatan Kalibawang telah memiliki kompetensi profesional yang baik. Penguasaan
kompetensi profesional guru telah sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Munif Chatib, 2011: 28, pendapat
mengenai persiapan mengajar Jasmani Asf dan Syaiful Mustofa 2013: 182, dan pendapat Asian Institut of Teacher Education H. E. Mulyasa, 2013: 69-72.
C. Keterbatasan Penelitian