digunakan sudah benar atau belum Ghozali, 2011. Uji ini biasanya digunakan sebagai prasyarat dalam analisis korelasi atau
regresi linier. Dua variabel dikatakan mempunyai hubungan yang linier bila signifikasi kurang dari 0,05.
c. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen. Jika
ditemukan adanya multikolinieritas, maka koefisien regresi variabel tidak tentu dan kesalahan menjadi tidak terhingga
Ghozali, 2006. Salah satu metode untuk mendiagnosa adanya multicollinierity adalah dengan menganalisis nilai tolerance dan
lawannya variance inflation factor VIF. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan
oleh variabel independen lainnya. Nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi, karena VIF = 1Tolerance. Nilai
cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya
multikolinieritas adalah nilai tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan
nilai VIF ≥ 10 Ghozali, 2006.
3. Uji Hipotesis
a. Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi digunakan untuk tujuan peramalan, di mana dalam model tersebut ada sebuah variabel dependen dan independen.
Regresi berganda digunakan jika terdapat satu variabel dependen dan
dua atau lebih variabel independen. Cara untuk mengetahui apakah variabel independen berpengaruh atau tidak terhadap variabel
dependen maka dapat dilihat dari taraf signifikansinya dengan standar signifikansi 5. Apabila tingkat signifikansi yang diperoleh
dari hasil lebih dari 5 maka hipotesis ditolak, sebaliknya jika hasil uji hipotesis berada di antara 0-5 maka hipotesis diterima.
Sementara itu, untuk melihat regresi yang dihasilkan berpengaruh positif atau negatif melalui koefisien beta β. Apabila koefisien beta
β memiliki tanda minus - berarti pengaruh yang dihasilkan adalah negatif, sebaliknya jika koefisie
n beta β tidak memiliki tanda -, maka arah pengaruh yang dihasilkan adalah positif + Ghozali
2011.
b. Uji Delta Koefisien Determinasi ∆R
2
Delta koefisien determinasi ∆R
2
pada intinya untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variabel-
variabel dependen. Nilai delta koefisien determinasi ∆R
2
adalah antara nol dan satu. Nilai
∆R
2
yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel
dependen sangat terbatas. Nilai ∆R
2
yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi
yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen Ghozali, 2011.
41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Obyek Penelitian
1. Sejarah PT Bale Ayu Indonesia Yogyakarta
PT Bale Ayu Indonesia adalah perusahaan yang berkantor pusat di Jalan Lowanu Nomor 55 RT 01 RW 05, Sorosutan, Umbulharjo, Yogyakarta.
PT Bale Ayu Indonesia bergerak di bidang restoran dengan brand Bale Ayu Resto, Bale Bebakaran dan Roemah Boemboe. PT Bale Ayu
Indonesia berdiri pada tanggal 01 Oktober 2015 sebagai hasil pengembangan dari usaha perseorangan yang dirintis oleh Bapak
Suryanto sejak tahun 2009. Bapak Suryanto mendirikan restoran pertama pada tanggal 19 Januari 2009 dengan brand Bale Ayu Resto dan
memiliki menu khas aneka masakan ikan gurame. Cabang pertama Bale Ayu Resto terletak di Jalan Imogiri Timur KM 6, Bantul 100 meter
selatan Terminal Giwangan. Cabang kedua Bale Ayu Resto dibuka pada tanggal 15 Desember 2013 di Jalan Rajawali nomor 24, Cirendeu,
Tangerang Selatan. Brand restoran kedua yang didirikan adalah Bale Bebakaran. Bale
Bebakaran merupakan restoran dengan menu khas aneka masakan bebakaran. Cabang pertama Bale Bebakaran berdiri di Jalan Affandi
Gejayan Gang Guru nomor 12, Yogyakarta pada tanggal 8 Juni 2013. Sedangkan cabang kedua didirikan pada tanggal 01 Mei 2015 di Jalan
Menteri Supeno nomor 100, Umbulharjo, Yogyakarta dan cabang ketiga