kiai dalam melakukan kegiatan secara sukarela sebagai manifestasi ibadah kepada Allah SWT.
2. Tidak Terdapat Hubungan Kompetensi Dengan Kinerja Dosen
Dari hasil pengujian hipotesis nilai
Asymp. Sig 2-tailed
sebesar 0,845 lebih besar dari α 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak yang berarti tidak ada
hubungan antara kompetensi dengan kinerja dosen. Hipotesis yang menyatakan ada hubungan antara kompensasi dengan kinerja dosen tidak terbukti.
Hal ini dapat dipahami bahwa kompetensi dosen yang harus dimiliki sepenuhnya yakni kompetensi pedagogik, kompetensi pribadi, kompetensi sosial
dan kompetensi profesional. Peran tenaga pendidik di dalam mendidik santri atau mahasiswa di pondok pesantren lebih menekankan bukan hanya mampu
mentransfer ilmu melainkan juga harus mampu merubah tingkah laku santri menjadi lebih baik. Dengan kriteria guru atau dosen yakni memiliki kepribadian
yang luhur dan mulia, ikhlas dan tidak mudah putus asa menerima segala sesuatu yang diterimanya.
Pondok pesantren seringkali menerapkan pola manajemen yang berorientasi pada penanaman jiwa ketulusan, keiklasan, kesukarelaan yang biasa dikenal
dengan istilah “ lillhahi ta’ala. Konsep tersebut menjiwai semua aktifitas pada pondok pesantren termasuk aktifitas dalam proses pembelajaran. Menurut
Tohirin et al 2014, permasalahan seputar pengelolaan model pendidikan pondok pesantren dalam hubungannya dengan peningkatan kualitas sumberdaya
manusia human resource merupakan berita actual dalam arus perbincangan perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
kepesantrenan kontemporer karena pesantren dewasa ini dinilai kurang mampu mengoptimalkan potensi yang dimiliki yakni potensi pendidikan.
3. Tidak Terdapat Hubungan Motivasi Dengan Kinerja Dosen
Dari hasil pengujian hipotesis nilai
Asymp. Sig 2-tailed
sebesar 0,814 lebih
besar dari α 0.05, maka Ho diterima dan Ha ditolak yang berarti tidak ada hubungan antara motivasi dengan kinerja dosen. Hipotesis yang menyatakan ada
hubungan antara motivasi dengan kinerja dosen tidak terbukti. Berdasarkan perhitungan selanjutnya diperoleh koefisien korelasi antara motivasi dengan
kinerja dosen bernilai positif namun tidak signifikan. Hal ini menunjukkan apabila variabel motivasi mengalami peningkatan, maka kinerja cenderung
mengalami peningkatan juga. Penelitian yang dilakukan oleh Abdulsalam Mawoli 2012 juga mengungkapkan bahwa motivasi staf akademik tidak
mempengaruhi kinerja dalam bidang penelitian. Penelitian yang serupa dilakukan Dermawan 2012, motivasi tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap kinerja pegawai yang berarti meskipun pegawai memiliki motivasi kerja yang baik, hal tersebut tidak berpengaruh signifikan atau memberikan pengaruh
yang kecil terhadap peningkatan kinerja pegawai. Penelitian yang sama oleh Yensi 2010 dengan judul pengaruh kompensasi dan motivasi terhadap kinerja
guru SMA Negeri Bengkulu mengungkapkan secara parsial tidak terdapat pengaruh yag signifikan antara motivasi dengan kinerja guru.
Motivasi adalah kesediaan individu untuk mengeluarkan upaya yang tinggi untuk mencapai tujuan organisasi. Ada tiga elemen kunci dalam motivasi yaitu
upaya, tujuan organisasi dan kebutuhan. Upaya merupakan ukuran intensitas. Bila seseorang termotivasi maka ia akan berupaya sekuat tenaga untuk mencapai
commit to user
tujuan, namun belum tentu upaya yang tinggi akan menghasilkan kinerja yang tinggi. Oleh karena itu, diperlukan intensitas dan kualitas dari upaya tersebut
serta difokuskan pada tujuan organisasi.
4. Tidak Terdapat Hubungan Kompensasi, Kompetensi Dan Motivasi