112
7. Prakarsa adalah kemampuan seorang tenaga kerja untuk mengambil keputusan, langkah-langkah atau melaksanakan sesuatu tindakan yang
diperlukan dalam melaksanakan tugas pokok tanpa menuggu perintah bimbingan dari manajemen lininya.
8. Kepemimpinan adalah kemampuan yang dimiliki seorang tenaga kerja untuk meyakinkan orang lain tenaga kerja lain sehingga dapat dikerahkan secara
maksimum untuk melaksanakan tugas pokok.
2.1.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan
Menurut Mangkunegara 2000:70 menyatakan bahwa faktor yang memengaruhi kinerja antara lain :
1. Faktor kemampuan Secara psikologis kemampuan ability pegawai terdiri dari kemampuan potensi IQ dan kemampuan realita pendidikan. Oleh
karena itu pegawai perlu dtempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan keahlihannya.
2. Faktor motivasi Motivasi terbentuk dari sikap attitude seorang pegawai dalam menghadapi situasi situasion kerja. Motivasi merupakan kondisi yang
menggerakkan diri pegawai terarah untuk mencapai tujuan kerja. Sikap mental merupakan kondisi mental yang mendorong seseorang untuk berusaha
mencapai potensi kerja secara maksimal. Mangkunegara 2000:68, berpendapat bahwa Ada hubungan yang positif
antara motif berprestasi dengan pencapaian kerja.Motif berprestasi adalah suatu dorongan dalam diri seseorang untuk melakukan suatu kegiatan atau tugas dengan
Universitas Sumatera Utara
113
sebaik baiknya agar mampu mencapai prestasi kerja kinerja dengan predikat terpuji.
Selain itu kinerja karyawan juga dapat dipengaruhi oleh sistem dan jumlah kompensasi yang diberikan. Menurut Robbins 2001:122, kompensasi
berdasarkan keterampilan adalah sesuai denganteori ERG Existence, Relatedness and Growth theory dari Alderfer, sebab sistem pembayaran ini dapat mendorong
karyawan untuk belajar, meningkatkanketerampilannya dan memelihara keterampilannya. Hal ini dapat diartikan, bahwa bagikaryawan yang ingin
memenuhi kebutuhannya dengan lebih baik, maka pemberiankompensasi berdasarkan keterampilan akan menjadi pendorong baginya untuk
lebihmeningkatkan keterampilan, agar memperoleh kompensasi yang lebih tinggi, sehinggakebutuhannya dapat terpenuhi.
Budaya organisasi yang baik akan mempunyai pengaruh yang besar terhadap perilaku para anggotanya karena tingginya tingkat kebersamaan dan
intensitas untuk menciptakan suatu iklim internal. Budaya organisasi juga menciptakan, meningkatkan, dan mempertahankan kinerja tinggi. Dimana budaya
organisasi yang kondusif menciptakan kepuasan kerja, etos kerja, dan motivasi kerja karyawan. Semua faktor tersebut merupakan indikator terciptanya kinerja
tinggi dari karyawan yang akan menghasilkan kinerja organisasi juga tinggi Wirawan, 2007: 37.
Universitas Sumatera Utara
114
2.1.5 Indikator Kinerja