Penerapan model pembelajaran Penemuan Terbimbing dengan menggunakan media bantu geogebra pada materi lingkaran di kelas VIII A SMP Pangudi Luhur Wedi Klaten tahun ajaran 2013/2014.
ABSTRAK
Risko Wicaksono. 2015. Penerapan Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing Dengan Menggunakan Media Bantu Geogebra Pada Materi LINGKARAN di Kelas VIII A SMP Pangudi Luhur Wedi Klaten Tahun Ajaran 2013/2014. Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan penerapan model pembelajaran penemuan terbimbing dengan demonstrasi menggunakan media bantu Geogebra dilihat dari 1) motivasi belajar siswa dan 2) prestasi hasil belajar siswa pada pokok bahasan lingkaran. Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan penelitian adalah metode deskriptif-kualitatif dengan pendekatan analisis persentase dan analisis kecenderungan. Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII A SMP Pangudi Luhur Wedi Klaten yang berjumlah 26 siswa. Penelitian diadakan pada semester genap tahun ajaran 2013/2014.
Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket/kuesioner, lembar kerja siswa, dan tes akhir tertulis. Lembar kerja siswa digunakan peneliti sebagai instrumen penemuan terbimbing dengan demonstrasi Geogebra, kuesioner bertujuan untuk mengetahui sikap/motivasi siswa terhadap metode pembelajaran yang dilakukan peneliti , dan tes akhir tertulis bertujuan untuk melihat tingkat keberhasilan metode pembelajaran yang dilakukan peneliti terhadap prestasi hasil belajar siswa. Penelitian diadakan sebanyak 4 kali pertemuan (5 JP) dan termasuk dalam melaksanakan tes akhir penilaian. Secara garis besar penelitian ini mengajak siswa untuk melakukan pembelajaran dengan menemukan definisi/pemahaman yang siswa bangun dari hasil kerja mereka sendiri menggunakan lembar kerja siswa dan melihat tingkat keberhasilan penelitian dari prestasi hasil belajar siswa.
Dari hasil penelitian terdapat 6 siswa yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal, dan 14 siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal ( ≥ 70 ). Hasil analisa menunjukan bahwa pemanfaatan program Geogebra sebagai media bantu dalam pembelajaran yang menggunakan metode penemuan terbimbing memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi terhadap prestasi hasil belajar siswa dengan persentase ketuntasan kelas sebesar 70% dan rata-rata nilai siswa mencapai 77,85. Dari hasil kuesioner menunjukan bahwa motivasi siswa bersifat netral terhadap motivasi belajar siswa pada pokok bahasan lingkaran.
Kata kunci : Penemuan Terbimbing, lingkaran dalam dan luar segitiga, tingkat keberhasilan, motivasi, prestasi hasil belajar, Geogebra.
(2)
ii
ABSTRACT
Risko Wicaksono. 2015.The Implementation Guided Discovery Learning Model by Using GeoGebra Program as an Assistive Media The Main Subject of Circle at Class VIII A Pangudi Luhur Wedi Klaten Junior High School. Mathematics Education Study Program, Department of Mathematics and Natural Science, Faculty of Teachers Training And Education, Sanata Dharma University.
The purpose of this research was to know about the success rate of the implementation of guided discovery learning model by demonstrating using assisstive media Geogebra. It is seen from 1) students’ learning motivation, 2) the results of the main learning process that students had. The research method that being used in this research is descriptive-qualitative methods based on percentage analysis and trend analysis. The subjects of this research are VIII A-grade-students from Pangudi Luhur Wedi Klaten Junior High School which contain of 26 students. This research was held on even semester batch 2013/2014.
The research instrument that being used are questionnaire, students’ worksheet
and final written test. The students’ worksheet is used by the researcher as guided discovery learning instrument by Geogebra demonstration. The questionnaire was to know the characteristics/motivations of the students toward learning method, and the final written test was purposed to know about the success rate of the method toward
students’ learning result achievement. The research was held in 4 meetings (5 JP) including the final assessment. The main point of the learning process that being applied in this research is students can be persuaded to find the main definition/comprehension that students built from the results of their worksheets.
After doing the research, there are six students who haven’t reached the
Minimum Criteria (≥70). The analysis showed - based on criteria that being used - the usage of Geogebra as an assistive media in a learning process which used guided discovery learning has a high rate of succes toward students’ result by seeing the high percentage (70%) of the students that pass the test with an average score 77,85. It is also showed in result of the questionnaire that the motivation of students is neutral toward the students learning motivation in the main point of discussion.
Keywords: Guided discovery learning, Inside and outside circle of triangle, the success rate, motivation, learning result achievement, Geogebra.
(3)
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BANTU GEOGEBRA PADA MATERI LINGKARAN DI KELAS VIII A SMP PANGUDI LUHUR WEDI
KLATEN TAHUN AJARAN 2013/2014
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika
Oleh : Risko Wicaksono
091414096
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
(4)
(5)
(6)
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
“
Kegagalan bukan berarti terjatuh , namun menolak untuk bangkit.”
-Anonim-“Jika anda dapat memimpikannya, berarti anda dapat melakukannya.”
-Walt
Disney-“Setiap kemajuan besar tidak lebih dari sebuah impian yang ada
dalam pikiran seorang visioner.”
-Robin
Sharma-“Ketika kamu berhasil kamu tahu siapa teman
-temanmu.
Ketika kamu gagal, teman-temanmu tahu siapa kamu.”
-Aristoteles-
“Bawalah aku berjalan dalam kebenaran-MU dan ajarlah aku,
sebab Engkau Allah yang menyelamatkan aku,
Engkau kunanti-nantikan sepanjang hari.”
-Mazmur 25:5-
Dengan penuh syukur skripsi ini kupersembahkan untuk : Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria Kedua orangtuaku yang selalu memberi kasih sayang dan semangat serta doa Mbahku putri Sastro Ngadinem yang selalu menjagaku dan menyayangiku Adikku terkasih Dwi Santoso Teman-temanku yang selalu memberikan semangat dan motivasi Terima kasih untuk segala doa, dukungan serta kasih yang kalian limpahkan. -Berkah Dalem-
(7)
(8)
(9)
vii
ABSTRAK
Risko Wicaksono. 2015. Penerapan Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing Dengan Menggunakan Media Bantu Geogebra Pada Materi LINGKARAN di Kelas VIII A SMP Pangudi Luhur Wedi Klaten Tahun Ajaran 2013/2014. Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan penerapan model pembelajaran penemuan terbimbing dengan demonstrasi menggunakan media bantu Geogebra dilihat dari 1) motivasi belajar siswa dan 2) prestasi hasil belajar siswa pada pokok bahasan lingkaran. Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan penelitian adalah metode deskriptif-kualitatif dengan pendekatan analisis persentase dan analisis kecenderungan. Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII A SMP Pangudi Luhur Wedi Klaten yang berjumlah 26 siswa. Penelitian diadakan pada semester genap tahun ajaran 2013/2014.
Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket/kuesioner, lembar kerja siswa, dan tes akhir tertulis. Lembar kerja siswa digunakan peneliti sebagai instrumen penemuan terbimbing dengan demonstrasi Geogebra, kuesioner bertujuan untuk mengetahui sikap/motivasi siswa terhadap metode pembelajaran yang dilakukan peneliti , dan tes akhir tertulis bertujuan untuk melihat tingkat keberhasilan metode pembelajaran yang dilakukan peneliti terhadap prestasi hasil belajar siswa. Penelitian diadakan sebanyak 4 kali pertemuan (5 JP) dan termasuk dalam melaksanakan tes akhir penilaian. Secara garis besar penelitian ini mengajak siswa untuk melakukan pembelajaran dengan menemukan definisi/pemahaman yang siswa bangun dari hasil kerja mereka sendiri menggunakan lembar kerja siswa dan melihat tingkat keberhasilan penelitian dari prestasi hasil belajar siswa.
Dari hasil penelitian terdapat 6 siswa yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal, dan 14 siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal ( ≥ 70 ). Hasil analisa menunjukan bahwa pemanfaatan program Geogebra sebagai media bantu dalam pembelajaran yang menggunakan metode penemuan terbimbing memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi terhadap prestasi hasil belajar siswa dengan persentase ketuntasan kelas sebesar 70% dan rata-rata nilai siswa mencapai 77,85. Dari hasil kuesioner menunjukan bahwa motivasi siswa bersifat netral terhadap motivasi belajar siswa pada pokok bahasan lingkaran.
Kata kunci : Penemuan Terbimbing, lingkaran dalam dan luar segitiga, tingkat keberhasilan, motivasi, prestasi hasil belajar, Geogebra.
(10)
viii
ABSTRACT
Risko Wicaksono. 2015.The Implementation Guided Discovery Learning Model by Using GeoGebra Program as an Assistive Media The Main Subject of Circle at Class VIII A Pangudi Luhur Wedi Klaten Junior High School. Mathematics Education Study Program, Department of Mathematics and Natural Science, Faculty of Teachers Training And Education, Sanata Dharma University.
The purpose of this research was to know about the success rate of the implementation of guided discovery learning model by demonstrating using assisstive media Geogebra. It is seen from 1) students’ learning motivation, 2) the results of the main learning process that students had. The research method that being used in this research is descriptive-qualitative methods based on percentage analysis and trend analysis. The subjects of this research are VIII A-grade-students from Pangudi Luhur Wedi Klaten Junior High School which contain of 26 students. This research was held on even semester batch 2013/2014.
The research instrument that being used are questionnaire, students’ worksheet and final written test. The students’ worksheet is used by the researcher as guided discovery learning instrument by Geogebra demonstration. The questionnaire was to know the characteristics/motivations of the students toward learning method, and the final written test was purposed to know about the success rate of the method toward
students’ learning result achievement. The research was held in 4 meetings (5 JP) including the final assessment. The main point of the learning process that being applied in this research is students can be persuaded to find the main definition/comprehension that students built from the results of their worksheets.
After doing the research, there are six students who haven’t reached the
Minimum Criteria (≥70). The analysis showed - based on criteria that being used - the usage of Geogebra as an assistive media in a learning process which used guided discovery learning has a high rate of succes toward students’ result by seeing the high percentage (70%) of the students that pass the test with an average score 77,85. It is also showed in result of the questionnaire that the motivation of students is neutral toward the students learning motivation in the main point of discussion.
Keywords: Guided discovery learning, Inside and outside circle of triangle, the success rate, motivation, learning result achievement, Geogebra.
(11)
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yesus Kristus, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis mendapat bantuan, dukungan, bimbingan, motivasi dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. R. Rohandi, M.Ed., Ph.D. selaku dekan FKIP.
2. Bapak Dr. M. Andy Rudhito, S.Pd. selaku Kaprodi Pendidikan Matematika sekaligus selaku ketua jurusan PMIPA.
3. Bapak Dominikus Arif Budi Prasetyo, M.Si. selaku dosen pembimbing skripsi. Terimakasih atas segala dukungan, bimbingan, serta telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk membimbing penulis dalam penyusunan skripsi dari awal hingga akhir penulisan skripsi ini sehingga dapat terselesaikan serta telah membantu penulis menyelesaikan studi.
4. Bruder Samina selaku kepala SMP Pangudi Luhur Wedi Klaten yang telah memberikan kesempatan dan izin untuk melakukan penelitian.
5. Bapak Yohanes Sutarjo, S.Pd. selaku guru matematika kelas VIII SMP Pangudi Luhur Wedi Klaten yang telah memberikan kesempatan, motivasi, dan batuan selama proses penelitian.
(12)
x
6. Segenap dosen dan karyawan Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sanata Dharma yang telah membimbing, membantu serta memberikan ilmunya kepada penulis.
7. Segenap guru SMP Pangudi Luhur Wedi Klaten, yang telah memberikan motivasi serta keramah tamahan selama di sekolah kepada penulis.
8. Kedua orang tuaku Dra. Th. Endang Susanti dan Cornelius Sadanan atas dukungan, motivasi, dan doa, serta cinta kasih yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan studi ini.
9. Mbah putri Sastro Ngadinem yang selalu menjaga dan menyayangi penulis. 10.Adikku Dwi Santoso yang selalu memberi semangat kepada penulis.
11.Lusiana Ayu Damar Sari selaku orang yang telah menjaga kesehatan, serta memberi semangat dan motivasi kepada penulis.
12.Benedictus Dhiki Dwi Purnama, Albertus Adhitya Ch. Trimakasih atas kerja sama kalian dalam membantu penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 13.Leo Agung Noviar K.A., Fransiscus Dimas, Ignatius Candra Budhiawan,
Aryatningtyas Prihastuti, Ari Nugroho, Ch. Niken Putri, Seravina Servin F.N., Epafroditus, dan teman-teman Pendidikan Matematika 2009 yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu. Trimakasih karena telah memberikan motivasi kepada penulis.
14.Siswa-siswi kelas VIII A SMP Pangudi Luhur Wedi Klaten, yang telah bersedia membantu penulis selama penulis melakukan penelitian.
15.Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu per satu.
(13)
xi
Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Mengingat keterbatasan kemampuan penulis, maka dengan rendah hati penulis bersedia menerima kritik dan saran.
Yogyakarta, 3 Maret 2015
Penulis,
(14)
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vi
ABSTRAK ... vii
ABSTRACT ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 4
C. Pembatasan Masalah ... 5
D. Rumusan Masalah ... 6
E. Tujuan Penelitian ... 6
F. Penjelasan Istilah ... 7
G. Manfaat Penelitian ... 8
1. Bagi Guru ... 8
2. Bagi Siswa ... 8
3. Bagi Peneliti ... 8
(15)
xiii
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 10
A. Belajar dan Pembelajaran ... 10
1. Pengertian Belajar ... 10
2. Pengertian Pembelajaran ... 13
3. Belajar dan Pembelajaran Matematika ... 13
B. Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing ... 15
C. Media Pembelajaran Program Geogebra ... 18
1. Pengertian Media ... 18
2. Aplikasi Geogebra ... 19
D. Materi Lingkaran Dalam dan Luar Segitiga ... 21
1. Lingkaran Luar Segitiga ... 21
2. Lingkaran Dalam Segitiga ... 23
E. Kerangka Berpikir ... 25
BAB III METODE PENELITIAN ... 26
A. Jenis Penelitian ... 26
B. Setting Penelitian ... 28
C. Rancangan Penelitian ... 28
1. Tahap Deskripsi ... 28
2. Tahap Reduksi ... 29
3. Tahap Seleksi ... 29
D. Data Instrumen Penelitian ... 30
E. Validitas ... 32
F. Teknik Analisis Data ... 34
BAB IV TAHAPAN PENELITIAN, HASIL PENELITIAN, ANALISIS dan DESKRIPSI DATA ... 40
A. Tahapan Penelitian ... 40
1. Persiapan Penelitian... 40
(16)
xiv
B. Hasil Penelitian ... 43
C. Analisis Data dan Deskripsi Data ... 53
1. Analisis dan Deskripsi Hasil Belajar ... 53
2. Keterlaksaan Pembelajaran ... 70
3. Analisis dan Deskripsi Motivasi Siswa ... 71
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 76
A. Kesimpulan ... 76
B. Keterbatasan Penelitian ... 76
C. Saran ... 77
DAFTAR PUSTAKA ... 79
(17)
xv
DAFTAR TABEL
Halaman
Table 3.1 Instrumen Penelitian ... 30
Table 3.2 Kisi-Kisi Soal ... 31
Tabel 3.3 Kisi-kisi Kuesioner Motivasi Belajar ... 33
Tabel 3.4 Kriteria Penilaian ... 36
Tabel 3.5 Ketuntasan Belajar Siswa... 36
Tabel 3.6 Ketuntasan Belajar Siswa secara Kualitatif ... 36
Tabel 3.7 Kriteria Motivasi Siswa ... 38
Tabel 3.8 Motivasi Siswa secara Kualitatif... 38
Tabel 4.1 Tabel Kegiatan Penelitian ... 43
Tabel 4.2. Penilaian Siswa ... 54
Tabel 4.3. Kriteria Penilaian ... 55
Tabel 4.4.Penilaian Hasil Belajar secara Kualitatif ... 56
Tabel 4.5. Sampel Analisis Hasil Belajar ... 56
Tabel 4.6. Motivasi Siswa Berdasarkan Aspek ... 72
Tabel 4.7. Motivasi Setiap Siswa Kelas VIIIA ... 72
(18)
xvi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Lingkaran Luar Segitiga ... 21
Gambar 2.2. Lingkaran Dalam Segitiga ... 23
Gambar 3.1 Bagan Prosedur Penelitian ... 27
Gambar 4.1 Gambar lingkaran luar segitiga ... 46
Gambar 4.2 Garis sumbu segitiga ... 47
Gambar 4.3 Gambar lingkaran dalam segitiga ...50
(19)
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman LAMPIRAN A
Lampiran Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran dan Silabus ...82
Lampiran Lembar Kerja Siswa ...92
Lampiran Soal Tes Tertulis dan Kunci Jawaban ...106
Lampiran Validitas Pakar ...110
Lampiran Lembar Kuesioner ...120
Lampiran Surat Ijin Penelitian ...124
LAMPIRAN B Lampiran Hasil Lembar Kerja Siswa ...126
Lampiran Hasil Tes Tertulis Siswa ...140
Lampiran Hasil Angket Siswa ...146
Lampiran Lembar Observasi Pembelajaran ...152
(20)
1 BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pendidikan adalah sebuah proses kegiatan yang disengaja dan ditujukan bagi siswa untuk menimbulkan suatu hasil yang diinginkan sesuai tujuan yang ditetapkan (Purwanto, 2009). Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu bersaing dalam perkembangan ilmu pengetahuan. Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan, pendidikan di Indonesia pun dituntut untuk berkembang pesat sesuai dengan kemajuan teknologi.
Keberhasilan pendidikan di Indonesia sangat tergantung pada beberapa faktor diantaranya guru sebagai fasilitator dan motivator siswa, sarana, prasarana (termasuk metode dan media pembelajaran), serta keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar. Sikap guru dalam proses belajar mengajar, sifat guru, gaya memimpin kelas, metode dan media pembelajaran yang digunakan guru dalam menyampaikan pelajaran merupakan faktor luar siswa yang berpengaruh dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh guru dan siswa dalam upaya mencapai suatu tujuan. Tujuan dari pembelajaran adalah perubahan perilaku, pola berpikir dan nilai sebagai hasil belajar. Proses pembelajaran hendaknya menggunakan media serta metode pembelajaran yang menarik dan mampu memperjelas isi dari materi pelajaran agar siswa merasa senang dan
(21)
termotivasi selama proses belajar mengajar berlangsung. Perasaan senang dan motivasi belajar dari siswa merupakan faktor dalam yang mempengaruhi proses belajar mengajar.
Salah satu mata pelajaran yang menjadi tolok ukur kemampuan seseorang dalam bidang pendidikan adalah pelajaran matematika. Pelajaran matematika telah dipelajari oleh siswa dari tingkat dasar hingga tingkat menengah atas. Belajar matematika membutuhkan ketekunan dan keseriusan siswa, sehingga siswa akan lebih mudah dalam memahami pembelajaran. Selain itu, penggunaan metode dan alat bantu dalam menyampaikan materi pembelajaran juga dapat mempermudah siswa dalam belajar.
Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di SMP Pangudi Luhur Wedi Klaten, guru masih menggunakan metode konvensional. Metode konvensional yang diterapkan oleh guru berupa metode ceramah dengan pedoman buku pelajaran tanpa menggunakan media/alat peraga. Siswa terlihat kurang aktif dan kurang memperhatikan penjelasan guru selama proses pembelajaran berlangsung. Dari wawancara yang dilakukan dengan siswa, sebagian siswa menginginkan belajar menggunakan media komputer seperti saat mereka diajar oleh mahasiswa PPL Universitas Sanata Dharma karena siswa merasa lebih jelas. Selama observasi berlangsung, peneliti melihat belum optimalnya interaksi antara siswa dengan siswa dan siswa dengan guru. Interaksi yang berlangsung di dalam kelas sebagian besar hanya berjalan satu arah, sehinggga berpengaruh pada hasil belajar siswa yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). KKM yang ditetapkan
(22)
oleh pihak sekolah pada tahun ajaran 2013/2014 yaitu ≥ 70. Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan guru mata pelajaran matematika kelas VIII A, diperoleh keterangan bahwa sebagian besar siswa baru mampu mencapai KKM setelah melalui proses remedial. Selain itu, fasilitas yang tersedia di sekolah masih belum digunakan secara maksimal. Fasilitas tersebut antara lain berupa proyektor dan laboratorium komputer, sehingga peneliti ingin memanfaatkan fasilitas ini dalam proses pembelajaran.
Dari permasalahan di sekolah yang tersebut, peneliti ingin memperbaiki kegiatan pembelajaran tersebut menggunakan metode penemuan terbimbing dengan menggunakan lembar kerja siswa. Metode ini memiliki keunggulan untuk mengaktifkan siswa baik dalam aspek kognitif, psikomotorik, dan afektif. Dengan metode penemuan terbimbing, siswa diajak untuk turut aktif dan berperan penting dalam proses pembelajaran. Siswa diajak untuk ikut ambil bagian dalam proses pembelajaran dengan berinteraksi secara aktif, baik dengan teman kelompok maupun dengan guru untuk menemukan konsep-konsep yang dipelajari dengan arahan yang diberikan oleh peneliti. Peneliti menggunakan aplikasi Geogebra sebagai media bantu demonstrasi menggunakan metode penemuan terbimbing dengan lembar kerja siswa dalam proses pembelajaran yang memanfaatkan fasilitas proyektor. Menurut David Wess (Chandra Budhiawan, 2012), Geogebra memungkinkan siswa untuk aktif dalam membangun pemahaman konsep geometri, program ini memungkinkan visualisasi sederhana dari konsep geometri yang rumit dan membantu meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep tersebut.
(23)
Diharapkan dari metode pembelajaran yang diterapkan oleh peneliti mampu untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika.
Model pembelajaran yang menggunakan metode penemuan terbimbing dengan menggunakan lembar kerja siswa dan media Geogebra ini akan mengajak siswa mampu menemukan cara dan langkah-langkah untuk menyelesaikan persoalan matematika secara konstruktif. Sesuai dengan hasil diskusi dengan guru mata pelajaran, penelitian ini diterapkan pada materi lingkaran dalam dan luar segitiga. Tentu hal ini menuntut peneliti kreatif dan inovatif mengolah aplikasi Geogebra untuk membantu siswa mampu melukis dan memahami materi lingkaran luar dan dalam segitiga yang dilakukan dengan metode penemuan terbimbing menggunakan lembar kerja siswa. Berdasarkan uraian yang telah peneliti paparkan, peneliti mengangkat judul “PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BANTU GEOGEBRA PADA MATERI LINGKARAN DI KELAS VIII A SMP PANGUDI LUHUR WEDI KLATEN TAHUN AJARAN 2013/2014”.
B. IDENTIFIKASI MASALAH
Dari hasil wawancara dengan guru mata pelajaran matematika yang dilakukan peneliti pada tanggal 21 dan 25 Januari 2014, peneliti memperoleh informasi mengenai kemampuan siswa bahwa dalam 1 kelas rata-rata kemampuan siswa dibagi rata berdasarkan ranking pada kelas sebelumnya.
(24)
Selain itu guru juga menyatakan bahwa hampir setiap ujian ketuntasan siswa tercapai setelah melalui proses remidi dalam pembelajaran matematika. Dari hasil observasi, peneliti mengamati proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dengan menggunakan metode konvensional. Dari hasil pengamatan dan diskusi yang telah dilakukan peneliti bersama guru, disepakati bahwa materi yang masih perlu dibantu untuk meningkatkan hasil belajar dan motivasi siswa adalah lingkaran pada pokok bahasan lingkaran luar dan dalam segitiga.
C. PEMBATASAN MASALAH
Seperti yang telah dikemukakan oleh peneliti bahwa pengaruh eksternal dan internal siswa sangat berperan penting dalam motivasi serta hasil belajar siswa. Pada penelitian ini masalah dibatasi pada:
1. Pokok bahasan yang dibahas peneliti adalah lingkaran, dengan kompetensi dasar menentukan unsur, bagian lingkaran serta ukurannya, dengan melukiskan dan menghitung jari-jari lingkaran dalam dan luar suatu segitiga.
2. Metode pembelajaran yang peneliti gunakan adalah penemuan terbimbing (guided discovery) dengan aplikasi Geogebra sebagai media bantu untuk demonstrasi.
3. Tingkat keberhasilan penelitian dalam pembelajaran dilihat dari hasil belajar siswa (hasil tes) dan motivasi siswa dalam pemberian kuesioner motivasi.
(25)
D. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang dikemukakan peneliti, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Sejauh mana tingkat keberhasilan penerapan model pembelajaran penemuan terbimbing dengan media bantu Geogebra dilihat dari motivasi belajar siswa di kelas VIIIA pada pokok bahasan lingkaran luar dan dalam segitiga?
2. Sejauh mana tingkat keberhasilan penerapan model pembelajaran penemuan terbimbing dengan media bantu Geogebra dilihat dari hasil belajar siswa di kelas VIIIA pada pokok bahasan lingkaran luar dan dalam segitiga?
E. TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan melakukan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui keberhasilan penerapan model pembelajaran penemuan terbimbing dengan media bantu Geogebra dilihat dari motivasi belajar siswa pada materi lingkaran kelas VIIIA di SMP Pangudi Luhur Wedi.
2. Untuk mengetahui keberhasilan model pembelajaran penemuan terbimbing dengan media bantu Geogebra dilihat dari hasil belajar siswa pada materi lingkaran kelas VIIIA di SMP Pangudi Luhur Wedi.
(26)
F. PENJELASAN ISTILAH
Penjelasan istilah dimaksudkan untuk menjelaskan pengertian terhadap topik dalam judul penelitian, yaitu :
1. Model pembelajaran adalah strategi pembelajaran yang berkaitan erat dengan cara-cara atau metode mengajar yang peneliti gunakan agar tercapai sesuai dengan tujuan penelitian.
2. Penemuan terbimbing adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan siswa sehingga siswa mampu menemukan, memahami, dan mengalami sendiri pemahaman serta konsep-konsep yang belum diketahui oleh siswa dengan bimbingan dari guru.
3. Media adalah suatu upaya manusia yang menjadikan orang lain mampu memahami topik yang diperagakan tanpa harus mengadakan kontak langsung dengan topik tersebut. Sedangkan media bantu merupakan upaya yang dilakukan manusia dengan menggunakan suatu alat penunjang untuk menjadikan topik kegiatan menjadi lebih mudah dipahami.
4. Program aplikasi Geogebra adalah program aplikasi komputer yang digunakan sebagai penunjang untuk membelajarkan matematika khususnya geometri dan aljabar.
5. Materi lingkaran adalah pokok bahasan matematika pada tingkat sekolah menengah pertama yang secara eksplisit dalam penelitian ini akan membahas tentang lingkaran dalam dan luar segitiga.
(27)
G. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian skripsi ini adalah : 1. Bagi guru :
a. Sebagai media bagi guru dan calon guru dalam mengenal software pembelajaran yang digunakan untuk mendukung pembelajaran matematika di sekolah.
b. Sebagai media bagi guru dan calon untuk mengembangkan kemampuan dan keahlian komputer serta mengaplikasikannya dalam pembelajaran matematika.
2. Bagi Siswa :
a. Sebagai media untuk siswa dalam meningkatkan pemahaman konsep dan kreatifitas belajar matematika.
b. Menambah wawasan siswa tentang alternatif cara belajar dan mengkonstruksi pengetahuannya.
3. Bagi Peneliti :
Mampu mengembangkan wawasan dan pengalaman peneliti serta menerapkannya dalam melakukan pembelajaran dengan memanfaatkan media yang berbasis teknologi.
(28)
H. SISTEMATIKA PENELITIAN
Agar penyusunan skripsi ini sistematis, maka sistematika penelitian yang peneliti paparkan adalah sebagai berikut:
Pada tahap awal penelitian, peneliti melaksanakan observasi kelas yang dilakukan pada minggu kedua bulan Januari. Observasi ini bertujuan untuk mengamati proses pembelajaran yang dilakukan guru di dalam kelas mengenai materi lingkaran. Saat menentukan topik, kelas, dan instrumen yang akan digunakan sebagai penelitian, peneliti melakukan konsultasi kepada guru mata pelajaran. Peneliti membuat instrumen serta perangkat pembelajaran yang divalidasi oleh guru dan dosen pembimbing sebagai validitas uji pakar. Setelah melakukan observasi dan validasi instrumen, peneliti menentukan kegiatan pembelajaran yang disesuaikan dengan jadwal mata pelajaran matematika.
Peneliti melaksanakan penelitian di kelas VIIIA selama 2 hari atau 4 jam pelajaran dan 1 hari untuk melaksanakan tes kemampuan belajar siswa sebagai sumber data. Setelah memperoleh data yang dibutuhkan, peneliti mengolah data sesuai dengan pedoman yang digunakan untuk menentukan kesimpulan dari hasil akhir penelitian. Peneliti mencantumkan hasil pengolahan data berupa kesimpulan pada bab akhir penelitian dan menyertakan kritik serta saran mengenai kekurangan dalam penelitian ini.
(29)
10 BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Belajar dan Pembelajaran 1. Pengertian Belajar
Belajar merupakan suatu proses yang tidak pernah berakhir sejak manusia ada dan berkembang di muka bumi. Belajar merupakan proses dan aktivitas yang selalu dilakukan dan dialami sejak manusia di dalam kandungan, tumbuh berkembang dari anak-anak, remaja hingga menjadi dewasa, sampai nanti tutup usia, sesuai dengan prinsip pembelajaran sepanjang hayat.
Belajar adalah suatu aktivitas atau proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan ketrampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan mengokohkan kepribadian (Suyono, 2011:9). Slamet menyatakan bahwa (2003:2) belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Menurut Crow (Suyono 2011:128-129), belajar diperolehnya dari kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan dan sikap baru. Belajar dikatakan berhasil jika seseorang mampu mengulangi kembali materi yang telah dipelajarinya, sehingga belajar semacam ini disebut dengan rote learning, belajar hafalan, belajar melalui ingatan, by heart, di luar kepala, tanpa
(30)
mempedulikan makna. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2011:23), belajar adalah berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman.
Dari pandangan-pandangan mengenai definisi belajar, menurut (Suyono, 2011) kita dapat menemukan beberapa ciri-ciri umum kegiatan belajar antara lain sebagai berikut:
a. Belajar merupakan bagian dari perkembangan. Belajar dan berkembang merupakan dua hal yang berbeda, tetapi erat hubungannya. Dalam perkembangan dituntut belajar, sedangkan melalui belajar terjadi perkembangan individu yang pesat.
b. Belajar berlangsung seumur hidup. Hal ini sesuai dengan prinsip pembelajaran sepanjang hayat (life long learning).
c. Keberhasilan belajar dipengaruhi oleh faktor-faktor bawaan, lingkungan, kematangan, serta usaha dari individu secara aktif.
d. Belajar mencakup semua aspek kehidupan. Oleh sebab itu belajar harus mengembangkan aspek kognitif, afektif dan psikomotor dan keterampilan hidup (life skill). Menurut Ki Hadjar Dewantara belajar harus mengembangkan cipta (kognitif), rasa (afektif), karsa (motivasi), dan karya (psikomotor).
e. Kegiatan belajar berlangsung di sembarang tempat dan waktu. Berlangsung di sekolah (kelas dan halaman sekolah), di rumah, di masyarakat, di tempat rekreasi, di alam sekitar, dalam bengkel kerja, di dunia industri, dan sebagainya.
(31)
f. Belajar berlangsung baik tanpa guru atau dengan guru. Berlangsung dalam situasi formal, informal, dan nonformal.
g. Belajar yang terencana dan disengaja menuntut motivasi yang tinggi. Biasanya terkait dengan pemenuhan tujuan yang kompleks, diarahkan kepada penguasaan, pemecahan masalah atau pencapaian sesuatu yang bernilai tinggi.
h. Perbuatan belajar bervariasi dari yang paling sederhana sampai dengan yang sangat kompleks.
i. Dalam belajar dapat terjadi hambatan-hambatan. Hambatan dapat terjadi karena belum adanya penyesuaian individu dengan tugasnya, adanya hambatan dari lingkungan, kurangnya motivasi, kelelahan atau kejenuhan belajar.
j. Dalam hal tertentu belajar memerlukan adanya bantuan dan bimbingan orang lain. Orang lain itu dapat guru, orang tua, teman sebaya yang kompeten dan lainnya.
Dari beberapa ciri-ciri serta definisi belajar yang dikemukakan beberapa ahli, peneliti dapat menyimpulkan bahwa belajar merupakan sebuah proses / kegiatan yang dilakukan seseorang sejak kecil dan terus-menerus sehingga menjadikan orang tumbuh dan berkembang serta mengalami perubahan sikap, perilaku, mental, dan pengetahuan menjadi lebih baik.
(32)
2. Pengertian Pembelajaran
Secara umum, pembelajaran adalah kegiatan yang dilakukan guru sehingga tingkah laku siswa berubah ke arah yang lebih baik. Pembelajaran adalah upaya guru menciptakan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan siswa yang amat beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan siswa serta antara siswa dengan siswa (Suyono, 2011:98).
3. Belajar dan Pembelajaran matematika
Dalam penelitian terkait, pengertian pembelajaran matematika menurut Tim MKPBM (2001:8-9) terbagi dua macam:
a) Pengertian pembelajaran matematika secara sempit, yaitu proses pembelajaran dalam lingkup sekolah, sehingga terjadi proses sosialisasi individu siswa dengan lingkungan sekolah, seperti guru, sumber atau fasilitas, dan teman sesama siswa.
b) Pengertian pembelajaran matematika secara luas, yaitu upaya penataan lingkungan yang memberi nuansa agar program belajar matematika tumbuh dan berkembang secara optimal.
Nickson (Jajang, 2005:5) berpendapat bahwa pembelajaran matematika adalah pemberian bantuan kepada siswa untuk membangun konsep-konsep dan prinsip-prinsip matematika dengan kemampuan sendiri melalui proses internalisasi (arahan terbimbing) sehingga konsep atau prinsip itu terbangun. Matematika perlu diberikan kepada siswa untuk membekali mereka dengan
(33)
kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif serta kemampuan bekerjasama.
Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan (Depdiknas, 2006:346) menyebutkan pemberian mata pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
a) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antara konsep dan mengaplikasian konsep matematika secara luwes, akurat, efisien dan tepat dalam pemecahan masalah.
b) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.
c) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model, dan menafsirkan solusi yang diperoleh.
d) Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk menjelaskan keadaan/masalah.
e) Memiliki sifat menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu: memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam pelajaran matematika serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. Tujuan umum pertama, pembelajaran matematika pada jenjang pendidikan dasar dan menengah adalah memberikan penekanan pada penataan latar dan pembentukan sikap siswa. Tujuan umum adalah memberikan penekanan pada keterampilan dalam
(34)
penerapan matematika, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam membantu mempelajari ilmu pengetahuan lainnya.
Dari beberapa pendapat dan tujuan pembelajaran matematika tersebut dapat peneliti simpulkan bahwa pembelajaran matematika menuntut guru untuk dapat mengaktifkan siswanya selama pembelajaran berlangsung baik secara psikomotorik, kognitif, maupun afektif. Proses pembelajaran yang diharapkan tidak lagi berpusat pada guru melainkan pada siswa, sehingga konsep atau prinsip itu terbangun dengan metode atau pendekatan mengajar dan pengggunaan aplikasi agar dapat bermanfaat dalam meningkatkan kompetensi dan kemampuan siswa. Guru bukan mentransfer pengetahuan pada siswa tetapi membantu agar siswa membentuk sendiri pengetahuannya.
B. Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing
Model (Markaban, 2008:9) menurut kamus W.J.S. Poerwadarminta adalah sesuatu yang patut ditiru, sedangkan arti lainnya adalah pola atau contoh. Istilah model pembelajaran amat dekat dengan pengertian strategi pembelajaran. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001) ada beberapa pengertian dari strategi yaitu: (1) ilmu dan seni menggunakan semua sumber daya bangsa untuk melaksanakan kebijakan tertentu dalam perang dan damai, (2) rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus, sedangkan metode adalah cara teratur yang digunakan untuk
(35)
melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki. Sedangkan menurut Markaban (2008:10) model pembelajaran adalah pola komprehensif yang patut dicontoh, menyangkut bentuk utuh pembelajaran, meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran. Peneliti menyimpulkan bahwa model pembelajaran adalah strategi pembelajaran yang berkaitan erat dengan cara-cara atau metode mengajar, didalamnya terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran yang peneliti gunakan agar tercapai sesuai dengan tujuan penelitian.
Menurut Sund (Roestiyah 2008:20), pembelajaran penemuan terbimbing (Discovery learning) adalah proses mental dimana siswa mampu menyimpulkan sesuatu konsep atau prinsip dengan arahan dan bimbingan dari guru. Yang dimaksud dengan proses mental antara lain ialah : mengamati, menggolong-golongkan, menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan dan sebagainya. Suatu konsep misalnya segitiga, persegi, kubus, balok dan sebagainya. Sedangkan yang dimaksud dengan prinsip antara lain ialah: apabila ditentukan garis-garis sumbu pada segitiga, maka perpotongan ketiga garis tersebut merupakan titik pusat lingkaran luar segitiga. Dalam teknik ini siswa dibiarkan untuk menemukan sendiri atau mengalami proses mental itu sendiri, dan guru sebagai fasilitator dan membimbing.
Suherman (2001) dalam bukunya mengatakan, model pembelajaran penemuan terbimbing (Discovery Learning) merupakan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh siswa itu sendiri dengan arahan/panduan
(36)
dari guru sehingga peserta didik dapat menemukan sesuatu hal yang baru bagi dirinya sendiri meskipun hal tersebut bukan merupakan temuan yang benar-benar baru dalam masyarakat. Hal-hal yang baru tersebut dapat berupa konsep, teorema, rumus, pola, aturan, dan sejenisnya. Siswa harus melakukan dugaan-dugaan, perkiraan, coba-coba, dan usaha lainnya dengan pengetahuan siapnya melalui cara induksi, deduksi, observasi, dan ekstrapolasi untuk menemukan hal-hal yang belum mereka ketahui. Metode penemuan yang dipandu oleh guru ini pertama dikenalkan oleh Plato dalam suatu dialog antara Socrates dan seorang anak, maka sering disebut juga dengan metode Socratic (Cooney, Davis, 1975: 136). Metode ini melibatkan suatu dialog/interaksi antara siswa dan guru dimana siswa mencari kesimpulan yang diinginkan melalui suatu urutan pertanyaan yang diatur oleh guru.
Jadi model penemuan terbimbing yang peneliti maksud adalah suatu aktivitas dalam pembelajaran yang dialami siswa bersama guru sebagai proses belajar. Proses belajar yang peneliti maksud adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan siswa dengan arahan guru, sehingga siswa mampu menemukan, memahami, dan mengalami sendiri pemahaman serta konsep-konsep yang belum diketahui oleh siswa. Berdasarkan petunjuk dari orang lain atau guru mengenai lingkaran luar dan dalam segitiga, siswa dapat menemukan membangun pengetahuannya sendiri. Metode penemuan terbimbing yang peneliti terapkan menggunakan lembar kerja siswa sebagai penuntun siswa melukiskan lingkaran dalam dan luar segitiga serta
(37)
melakukan perhitungan untuk menentukan jari-jari. Peneliti menggunakan pertanyaan serta langkah-langkah dalam lembar kerja siswa dan demonstrasi menggunakan aplikasi Geogebra untuk memberikan rangsangan kepada siswa dalam melukiskan lingkaran serta penarikan kesimpulan. Penarikan kesimpulan dalam penelitian ini bertujuan untuk menanamkan konsep melukiskan lingkaran luar dan dalam segitiga secara mendalam kepada siswa dengan menuntun siswa untuk menyimpulkannya sendiri.
C. Media Pembelajaran Program Geogebra 1. Pengertian Media
Menurut Trianto (2010), media adalah suatu upaya manusia yang menjadikan orang lain mampu memahami topik yang diperagakan tanpa harus mengadakan kontak langsung dengan topik tersebut. Media pembelajaran digunakan sebagai penyampai pesan dari beberapa sumber saluran ke penerima pesan. Berbagai macam media pembelajaran (Trianto, 2010) antara lain:
a. Media grafis atau media dua dimensi, seperti gambar, foto, grafik atau diagram.
b. Media model solid atau dimensi tiga, seperti model-model benda ruang dimensi tiga, diorama, dan sebagainya.
c. Media proyeksi seperti film, filmstrip, OHP. d. Media informasi, komputer, internet.
(38)
Media pembelajaran diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain: a. Bahan yang disajikan menjadi lebih jelas maknanya bagi siswa. b. Tidak bersifat verbalistik.
c. Metode pembelajaran lebih bervariasi.
d. Siswa menjadi lebih aktif melakukan beragam aktivitas. e. Mengatasi keterbatasan ruang.
Bagi peneliti, media dalam proses pembelajaran merupakan hal penting yang harus diperhatikan. Adanya media sebagai alat bantu untuk menyampaikan pesan/materi pelajaran dapat dimodifikasi sesuai dengan kebutuhannya, sehingga diharapkan siswa mampu menerima materi pelajaran secara menyeluruh dan dapat dipahami dengan baik. Sehingga menurut peneliti media bantu dalam penelitian ini ialah upaya yang dilakukan manusia dengan menggunakan sesuatu alat penunjang untuk menjadikan topik kegiatan menjadi lebih mudah dipahami.
2. Aplikasi Geogebra
Salah satu program komputer yang dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran matematika adalah program Geogebra. Geogebra dikembangkan oleh Markus Hohenwarter pada tahun 2001. Geogebra adalah program komputer untuk membelajarkan matematika khususnya geometri dan aljabar. Program ini melengkapi berbagai program komputer untuk pembelajaran aljabar yang sudah ada, seperti Derive, Maple, MuPad, maupun program komputer untuk pembelajaran geometri, seperti
(39)
Geometry’s Sketchpad atau CABRI. Apabila program-program komputer tersebut digunakan secara spesifik untuk membelajarkan aljabar atau geometri secara terpisah, maka Geogebra dirancang untuk membelajarkan geometri sekaligus aljabar secara simultan.
Program Geogebra sangat bermanfaat bagi guru maupun siswa. Tidak sebagaimana pada penggunaan software komersial yang biasanya hanya bisa dimanfaatkan di sekolah, Geogebra dapat diinstal pada komputer pribadi dan dimanfaatkan kapan dan di manapun oleh siswa maupun guru dari link berikut http://www.Geogebra.org/cms/en /download. Bagi guru, Geogebra menawarkan kesempatan yang efektif untuk mengkreasikan lingkungan belajar interaktif yang memungkinkan siswa mengeksplorasi berbagai konsep-konsep matematis. Geogebra dapat mendorong proses penemuan dan keinginan siswa bereksperimen di kelas. Menurut Mahmudi (2010: 43), Geogebra sangat bermanfaat sebagai media pembelajaran matematika dengan beragam aktivitas sebagai berikut: a. Sebagai media demonstrasi dan visualisasi
Dalam hal ini, dalam pembelajaran yang bersifat tradisional, guru memanfaatkan Geogebra untuk mendemonstrasikan dan memvisualisasikan konsep-konsep matematika tertentu.
b. Sebagai alat bantu konstruksi
Dalam hal ini Geogebra digunakan untuk memvisualisasikan konstruksi konsep matematika tertentu, misalnya mengkonstruksi lingkaran dalam maupun lingkaran luar segitiga, atau garis singgung.
(40)
c. Sebagai alat bantu proses penemuan
Penggunaan aplikasi Geogebra pada penelitian ini sebagai alat bantu bagi siswa untuk membantu menemukan suatu konsep matematis secara visual, misalnya tempat kedudukan titik-titik atau karakteristik lingkaran.
D. Materi Lingkaran Dalam dan Luar Segitiga
Pengertian serta langkah melukis lingkaran dalam dan luar segitiga peneliti menggunakan pedoman dari buku Marsigit, M.A. 2009 dengan judul Matematika 2 SMP Kelas VIII.
Untuk mengetahui pengertian lingkaran luar segitiga, maka perhatikan gambar berikut:
Gambar 2.1. Lingkaran Luar Segitiga
Pada gambar terlihat bahwa segitiga ABC memiliki lingkaran yang mengelilingi dengan jari-jari lingkaran dari titik pusat lingkaran J menuju semua titik sudut segitiga. Dengan definisi mengenai lingkaran, maka lingkaran tersebut melalui titik titik ABC pada segitiga. Jadi dapat
(41)
disimpulkan bahwa lingkaran luar segitiga adalah lingkaran yang melalui ketiga titik sudut pada segitiga tersebut.
Untuk dapat melukiskan lingkaran luar segitiga terdapat beberapa langkah-langkah agar dapat dilukiskan dengan baik. Berikut adalah langkah-langkah untuk melukis lingkaran luar segitiga:
Gambarlah sebuah segitiga ABC dengan panjang sisi yang diinginkan. Tentukan garis-garis sumbu yang terdapat pada segitiga. Melukis garis sumbu pada sebuah sisi segitiga dapat ditentukan dari menggambar 2 buah lingkaran yang berjari-jari sama dan bertitik pusat pada kedua ujung garis yang merupakan salah satu sisi segitiga tersebut, maka akan diperoleh perpotongan 2 buah lingkaran, jika titik perpotongan kedua lingkaran ditarik sebuah garis lurus akan membentuk sebuah garis yang tegak lurus dengan sisi pada segitiga dan membagi sisi segitiga menjadi dua sama panjang, garis tersebut merupakan garis sumbu segitiga. Lakukan langkah-langkah tadi untuk menggambar garis-garis sumbu lainnya.
Jika diamati, dari perpotongan ketiga garis sumbu pada segitiga akan didapat sebuah titik potong dari garis-garis sumbu yang nantinya merupakan titik pusat dari lingkaran luar segitiga ABC.
Siswa dapat menggambar sebuah lingkaran menggunakan jangka dengan titik pusat yang telah ditetapkan dari perpotongan ketiga garis sumbu pada segitiga dan lingkaran tersebut melalui ketiga titik sudut
(42)
pada segitiga. Maka lingkaran tersebut adalah lingkaran luar segitiga ABC.
Sedangkan lingkaran dalam segitiga, perhatikan gambar berikut;
Gambar 2.2. Lingkaran Dalam Segitiga
Pada gambar terlihat bahwa segitiga ABC memiliki lingkaran yang terdapat didalam segitiga dan menyinggung ketiga sisi pada segitiga ABC, panjang jari-jari lingkaran dari titik pusat lingkaran berjarak sama dari ketiga sisi pada segitiga. Dengan definisi mengenai lingkaran, maka lingkaran tersebut melalui titik-titik DEF pada segitiga. Jadi dapat disimpulkan bahwa lingkaran dalam segitiga adalah lingkaran yang menyinggung ketiga sisi pada segitiga tersebut.
Untuk dapat melukiskan lingkaran dalam segitiga terdapat beberapa langkah-langkah agar dapat dilukiskan dengan baik. Berikut merupakan langkah-langkah untuk melukis lingkaran dalam segitiga :
Gambarlah segitiga sebuah ABC dengan panjang sisi yang diinginkan. Tentukan garis-garis bagi yang terdapat pada segitiga. Melukis garis bagi pada segitiga dapat digambar menggunakan jangka dengan
(43)
melukis sebuah lingkaran yang titik pusatnya adalah salah satu titik sudut segitiga, misal titik sudut A dan memotong kedua sisi segitiga yang membentuk sudut A, beri nama perpotongan lingkaran dengan segitiga D dan E.
Buat 2 lingkaran yang berjari jari sama dengan lingkaran pertama (lingkaran dengan titik pusat di titik A), kemudian lukis 2 lingkaran tersebut dengan titik pusat masing-masing D dan E. Maka jika ditarik garis dari titik A menuju perpotongan 2 lingkaran yang berpusat di D dan E akan terbentuk sebuah garis yang melalui titik sudut A dan membagi besar sudut A menjadi tepat 2 bagian sama besar, garis tersebut adalah garis bagi segitiga di titik A.
Lukislah semua garis bagi segitiga dari semua titik sudut pada segitiga ABC, sehingga didapat sebuah titik potong dari perpotongan garis-garis bagi yang merupakan titik pusat dari lingkaran dalam segitiga ABC. Untuk menentukan jari-jari lingkaran dalam segitiga dengan menggambar, dibutuhkan ketelitian lebih yaitu dengan menggambarkan sebuah garis yang melalui titik pusat lingkaran dan tegak lurus dengan salah satu sisi pada segitiga sebagai jari-jari lingkaran dalam segitiga ABC. Sehingga dapat dilukiskan sebuah lingkaran dalam segitiga ABC dengan tepat.
Dengan langkah yang diberikan dapat ditentukan jari-jari lingkaran yang berkaitan dengan panjang sisi segitiga dan luas segitiga (persamaan Herron), dengan menggunakan perumusan berikut :
(44)
√
Maka dapat dikaitkan dengan persamaan jari-jari lingkaran luar segitiga
dan jari-jari lingkaran dalam segitiga dengan persamaan;
E. Kerangka Berpikir
Banyak faktor yang dapat menimbulkan kesulitan mempelajari matematika yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri dan faktor yang berasal dari luar diri siswa. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan menggunakan metode penemuan terbimbing. Pada penelitian ini pembelajaran yang dilaksanakan menitikberatkan pada pemahaman siswa dengan metode penemuan terbimbing dengan demonstrasi menggunakan media bantu Geogebra. Dengan proses pembelajaran menggunakan metode penemuan terbimbing dan pemanfaatan program Geogebra maka diharapkan siswa dapat memecahkan kesulitan-kesulitan dalam mempelajari matematika, khususnya pokok bahasan lingkaran dalam dan luar segitiga.
(45)
26 BAB III
METODE PENELITIAN
A. JENIS PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif-kualitatif. Penekanan pada pendekatan kualitatif bukanlah pengujian hipotesis melainkan pada usaha menjawab pertanyaan penelitian melalui cara-cara berfikir formal dan argumentatif (Azwar: 2009). Penelitian kualitatif menurut Sugiyono (Gunawan, 2013:83) yaitu suatu penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek alamiah, dan peneliti merupakan instrumen kunci. Sedangkan menurut Creswell (Gunawan, 2013:83) yaitu suatu proses penelitian untuk memahami masalah-masalah manusia dengan menciptakan gambaran menyeluruh dan kompleks yang disajikan dengan kalimat, dan melaporkan secara terperinci yang diperoleh dari sumber data. Data kualitatif digunakan untuk meneliti dengan melihat keadaan objek penelitian melalui uraian, pengertian atau penjelasan suatu peristiwa pada masa sekarang dengan tujuan membuat deskripsi secara sistematis sehingga dapat lebih mudah dipahami dan disimpulkan. Uraian kesimpulan didasari oleh pengolahan data numerik secara sederhana dengan analisis persentase dan analisis kecenderungan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dari pendekatan analisisnya, penelitian ini adalah pendekatan deskriptif kualitatif dengan perhitungan persentase ketuntasan dan kesimpulan yang didasari pada penggunakan tabel dan analisis perhitungan yang dikemukakan oleh Kartika
(46)
Budi dalam sebuah jurnal. Berdasarkan pemahaman penelitian deskriptif kualitatif yang peneliti gunakan, diperoleh ciri-ciri penelitian dekriptif kualitatif menurut Direktorat Tenaga Kependidikan (Gunawan, 2013:95-96) antara lain adalah : (1) menggunakan lingkungan alamiah sebagai sumber data, (2) memiliki sifat dekriptif analitik, (3) tekanan pada proses bukan pada hasil, (4) bersifat induktif, (5) mengutamakan makna. Ciri yang peneliti gunakan didasari pada bagan sebagai prosedur penelitian dalam (Sudjana,2001), berikut adalah bagannya:
Gambar 3.1 Bagan Prosedur Penelitian
Tahap Deskripsi
Tahap Reduksi
Pembatasan Masalah
Fokus Penelitian
Tahap Seleksi
Identifikasi Masalah
Pengumpulan Data
Pengolahan & Deskripsi Data
(47)
B. SETING PENELITIAN
Seting penelitian ini terdiri dari:
1. Objek Penelitian : Pengaruh penerapan metode pembelajaran dalam materi lingkaran dalam dan luar segitiga.
2. Subyek Penelitian : Siswa kelas VIIIA
3. Tempat Penelitian : SMP Pangudi Luhur Wedi Klaten.
4. Waktu Penelitian : Semester genap tahun ajaran 2013/2014 Februari - Maret 2014.
C. RANCANGAN PENELITIAN
Sebelum peneliti terjun untuk melakukan penelitian di sekolah, terlebih dahulu peneliti melalui beberapa tahap-tahap yang akan dilakukan diantaranya:
1. Tahap Deskripsi
Peneliti menghubungi pengurus instansi terkait, yaitu kepala sekolah SMP Pangudi Luhur Wedi Klaten. Kemudian peneliti mengajukan surat pengantar dari Universitas untuk melakukan penelitian di SMP Pangudi Luhur Wedi Klaten dan menyerahkannya kepada pihak sekolah.
Peneliti berdiskusi dengan guru mata pelajaran matematika untuk mengetahui karakteristik siswa dan metode yang dilakukan dalam pembelajaran dikelas serta mengkaji materi sesuai dengan kompetensi dasar. Selain itu juga peneliti melakukan pendekatan kepada beberapa
(48)
siswa dengan mewawancarai siswa mengenai proses pembelajaran matematika di sekolah. Peneliti juga melakukan observasi kelas secara keseluruhan untuk mengetahui secara langsung proses pembelajaran di dalam kelas untuk menentukan tindakan yang akan dilakukan dalam tahap penelitian.
2. Tahap Reduksi
Dalam tahap ini, peneliti menyiapkan beberapa instrumen yang diperlukan, seperti lembar observasi guru dan siswa, soal evaluasi dalam setiap pertemuan, menyiapkan soal sebagai post-test untuk mengetahui hasil belajar siswa, kuesioner motivasi siswa, LKS, dan RPP yang dibutuhkan dalam tahap penelitian di dalam kelas.
3. Tahap Seleksi
Setelah melalui tahap reduksi, peneliti melakukan pengumpulan data di dalam kelas sebagai bahan analisis. Peneliti melakukan analisis dan deskripsi data yang diperoleh selama melakukan penelitian di kelas VIII A SMP Pangudi Luhur menggunakan pedoman dalam penelitian. Untuk melihat tingkat keberhasilan pada penerapan metode pembelajaran penemuan terbimbing dengan memanfaatkan program GeoGebra sebagai media demonstrasi, dilakukan penarikan kesimpulan berdasarkan pada hasil dari analisis dan deskripsi data.
(49)
D. DATA INSTRUMEN PENELITIAN
Instrumen yang digunakan peneliti terbagi sebagai berikut:
Penelitian ini memiliki 2 variabel yang menjadi tolak ukur, yaitu hasil belajar siswa dan motivasi siswa. Untuk mendapatkan data yang diperlukan, hasil belajar dilakukan dengan penilaian terhadap latihan-latihan dan tes evaluasi yang dideskripsikan pada tahap pengolahan data. Sedangkan untuk data motivasi akan dilakukan dengan penyebaran angket berupa kuesioner terbuka kepada siswa, dengan pernyataan siswa dalam kuesioner terbuka dapat dideskripsikan mengenai persaan siswa. Dalam penyusunan soal-soal tes, terlebih dahulu menentukan kisi kisi soal sesuai dari RPP yang dibuat.
Table 3.1 Instrumen Penelitian
No Peubah Indikator Data Pengumpulan Instrumen
1 Hasil belajar 1. Rata-rata nilai latihan dan ulangan 2. Persentase jumlah siswa yang mencapai KKM Nilai siswa yang terlibat
Tes tertulis Soal tes
2 Motivasi siswa
1. Persentase dari hasil kuesioner
Jumlah siswa yang terlibat
Kuesioner Lembar kuesioner
Penelitian ini menggunakan dua instrumen, yaitu tes dan non-tes dengan uraian sebagai berikut:
(50)
1. Tes
Dalam pengambilan data untuk variabel pemahaman adalah menggunakan tes. Tes ataupun penilaian yang dilakukan adalah 2 kali latihan dan tes evaluasi (post-test) yang terdiri dari 3 butir soal.
Table 3.2 Kisi-Kisi Soal Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar Indikator
Jumlah Soal Menentukan unsur, bagian lingkaran serta ukurannya Melukis lingkaran dalam dan lingkaran luar suatu segitiga
1.Melukis lingkaran dalam dan lingkaran luar segitiga
2.Mampu melakukan pengukuran dan perhitungan jari-jari lingkaran yang berkaitan dengan luas segitiga (persamaan Herron) L1(1) L2(1) TE(1,2) L1(2,3,4) L2(2,3,4) TE(1,2,3) 2. Non-tes
Pengambilan data untuk variabel penemuan dan pemahaman ini dilakukan dalam bentuk non-tes. Instrumen non-tes yang digunakan berupa kuesioner terbuka.
(51)
E. VALIDITAS
1. Validitas Instrumen Penelitian
Validitas adalah suatu konsep yang berkaitan dengan sejauh mana tes telah mengukur apa yang seharusnya diukur (Surapranata, 2004). Uji validitas instrumen dilakukan untuk memastikan bahwa instrumen yang dibuat sudah tepat dan sesuai dengan penelitian yang hendak dilakukan. Untuk mengetahui validitas setiap instrumen pada penelitian ini peneliti melakukan validitas pakar (validitas konstruk). Teknik penilaian pakar digunakan untuk mengetahui validitas soal latihan, validitas lembar kerja siswa, validitas RPP, lembar kuesioner motivasi, lembar observasi kegiatan, dan soal tes evaluasi. Validitas instrumen yang peneliti gunakan disahkan oleh beberapa ahli dalam bidangnya, yaitu dosen dan beberapa guru mata pelajaran matematika. Bukti validitas yang peneliti peroleh akan dilampirkan dalam penelitian. (Lampiran A4).
2. Instrumen Motivasi Belajar
Dalam kuesioner terdapat lima item pertanyaan. Dalam lima pertanyaan tersebut memuat dua aspek, yaitu: keaktifan (motivasi intrinsik), dan penemuan (motivasi ekstrinsik). Untuk nomor pertanyaan 1 dan 2 memuat aspek keaktifan. Nomor 3 dan 4 memuat aspek penemuan. Sedangkan untuk melihat pemahaman siswa nomor pertanyaan 5.
(52)
Dalam kuesioner ini peneliti akan mengumpulkan informasi dari siswa mengenai motivasi dan pemahaman siswa selama pembelajaran bersama peneliti. Adapun aspek-aspek terkait akan menjadikan data bagi peneliti dengan perhitungan jawaban ‘Ya’ berbobot 1 poin dan jawaban
‘Tidak’ berbobot 0 poin. Berikut adalah aspek-aspek yang dibuat peneliti:
1) Keaktifan siswa dalam pembelajaran bersama peneliti (motivasi intrinsik).
2) Siswa mampu menemukan langkah-langkah melukis serta menentukan unsur-unsur lingkaran dalam dan luar segitiga dengan metode pembelajaran penemuan terbimbing menggunakan media bantu Geogebra (motivasi ekstrinsik).
3) Siswa mampu memahami materi melukis lingkaran dalam dan luar segitiga.
Berikut adalah pertanyaan yang peneliti gunakan sebagai soal dalam kuesioner :
Tabel 3.3 Kisi-kisi Kuesioner Motivasi Belajar
No. Pertanyaan
Aspek penilaian 1. Apakah dalam pembelajaran matematika kamu sering
mengajukan diri secara pribadi untuk menjawab pertanan yang diberikan guru? Uraikan!
1
2. Dalam tindak kerja mengerjakan soal apakah kamu ikut memberikan ide dalam penyelesaiannya? Uraikan!
(53)
3. Dengan demonstrasi menggunakan Geogebra, apakah kamu menemukan cara melukiskan dan menentukan unsur-unsur lingkaran dalam dan luar segitiga secara pribadi? Uraikan!
2
4. Saat memperhatikan demonstrasi guru menggunakan Geogebra dan LKS apakah kamu dapat menarik kesimpulan mengenai lingkaran dalam dan luar segitiga secara umum, misalkan apa itu lingkaran luar segitiga? Uraikan!
2
5. Apakah dalam memahami materi lingkaran dalam dan luar segitiga ini kamu merasa kesulitan? Jelaskan!
3
F. TEKNIK ANALISIS DATA
1. Pengolahan Data Hasil Penelitian a. Penilaian hasil tes dan latihan
Soal yang akan dibuat dengan jenis soal uraian. Peneliti memilih soal uraian sebagai sumber data karena dengan soal uraian peneliti dapat melihat proses serta pola pikir siswa dalam menyelesaikan persoalan yang diberikan, sehingga secara menyeluruh dapat dilakukan penilaian. Berikut adalah system penilaian yang akan digunakan untuk menilai hasil belajar siswa :
Latihan
Penskoran nilai (soal nomor 1,2, dan 4 berbobot 25 poin; nomor 3 berbobot 20 poin). Dengan KKM yang diberikan, peneliti
(54)
Sesuai dengan kompetensi dasar yang tertera pada silabus, peneliti membuat kompetensi melukis lingkaran luar dan dalam segitiga, dan melakukan pengukuran secara manual serta melakukan perhitungan dengan menggunakan rumus persamaan Herron untuk menentukan nilai jari-jari lingkaran menjadi tolak ukur penilaian. Dengan hasil perhitungan dan pengukuran dilakukan pengamatan, maka selisih hasil yang didapat merupakan acuan skor pada jari-jari lingkaran.
Tes Evaluasi
Tiap butir soal memiliki bobot yang berbeda, disesuaikan dengan tingkat pemahaman, dan KKM yang harus dicapai siswa
≥70.
Penilaian/skor yang diperoleh hampir sama dengan penilaian dalam latihan pada aspek yang berkaitan dengan melukis lingkaran luar dan dalam segitiga serta menentukan unsur-unsurmya. Penskoran terlampir dalam kunci jawaban soal tes.
Menghitung rata-rata kelas dengan rumus:
(55)
Menghitung persentase ketuntasan belajar siswa yang terlibat:
Untuk melihat persentase ketuntasan belajar siswa peneliti menggunakan tabel penilaian Kartika Budi dalam sebuah jurnal ilmiah (2001:53) sebagai landasan analisis. Hasil belajar siswa ditetapkan menggunakan kriteria penilaian sebagai berikut:
Tabel 3.4 Kriteria Penilaian
Interval skor (%) Nilai
≤ 44 4
45-54 5
55-64 6
65-74 7
75-84 8
85-94 9
95-100 10
Tabel 3.5 Ketuntasan Belajar Siswa
% siswa yang
berhasil Keterangan
≤ 40 sangat rendah 41-55 Rendah 56-65 Cukup 66-79 Tinggi 80-100 sangat tinggi
Tabel 3.6 Ketuntasan Belajar Siswa secara Kualitatif
Jumlah siswa yang memperoleh nilai
Keterangan
≥ 8 ≥ 7 ≥ 6 ≥ 5 ≥ 4
≥ 75% Sangat Tinggi < 75% ≥ 75% Tinggi
< 75% ≥ 65% Cukup < 65% ≥ 65% Rendah < 65% Sangat Rendah
(56)
b. Analisis motivasi belajar siswa
Berikut langkah-langkah perhitungan motivasi belajar siswa setelah data diperoleh dengan menyebarkan kuesioner:
Mengelompokkan jawaban siswa ke dalam jawaban ya atau tidak.
Menghitung total jawaban siswa pada setiap pertanyaan. Menghitung persentase jawaban motivasi belajar dengan
rumus:
Mengelompokkan jawaban ke dalam setiap aspek digunakan untuk melihat hasil motivasi siswa dalam bentuk tabel.
Aspek motivasi instrinsik =
(57)
Melihat persentase jawaban pada aspek motivasi intrinsik dan ekstrinsik yang dikelompokkan, peneliti menggunakan penilaian miotivasi yang digunakan dalam jurnal ilmiah Kartika Budi (April, 2001: 54) sebagai hasil dalam menarik kesimpulan mengenai motivasi belajar siswa.
Tabel 3.7 Kriteria Motivasi Siswa
% motivasi Keterangan
≤ 20 Sangat Negatif (SN) 21-40 Negatif (N) 41-60 Netral (Nt) 61-80 Positif (P) 81-100 Sangat Positif (SP)
Tabel 3.8 Motivasi Siswa secara Kualitatif
S
Selain itu, peneliti juga melihat pernyataan terbuka dari siswa sebagai deskripsi mengenai tanggapan siswa terhadap pembelajaran yang dilakukan bersama peneliti. Untuk lebih meyakinkan, peneliti melakukan wawancara kepada beberapa
Jumlah siswa
Sikap SP SP+P SP+P+NT SP+P+NT+N SP+P+NT+N+SN
≥ 75% Sangat Positif < 75% ≥ 75% Positif
< 75% ≥ 65% Netral < 65% ≥ 65% Negatif < 65% Sangat Negatif
(58)
siswa untuk konfirmasi terhadap jawaban mereka pada kuesioner.
c. Wawancara terbuka
Dalam mengkaji data motivasi, peneliti menggunakan kuesioner terbuka dengan pandangan bahwa setiap siswa memiliki kemampuan dan latar belakang masing-masing dalam belajar. Dengan melakukan wawancara kepada beberapa siswa, peneliti dapat mengetahui tanggapan siswa lebih dalam untuk merefleksikan proses pembelajaran bersama peneliti yang ditujukan kepada beberapa siswa secara acak. Berikut adalah pertanyaan yang diajukan peneliti:
Bagaimana yang kamu rasakan setelah pembelajaran dengan peneliti?
Apakah belajar menggunakan metode dan media yang peneliti gunakan membuat kamu lebih memahami materi dan mempu menyelesaikan soal tes dengan baik?
(59)
40 BAB IV
TAHAPAN PENELITIAN, HASIL PENELITIAN, ANALISIS DAN DESKRIPSI DATA,
A. TAHAPAN PENELITIAN 1. Persiapan Penelitian
Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti melakukan persiapan yaitu mengobservasi siswa di kelas selama guru mengajar, membuat RPP, menyiapkan instrumen, dan menyiapkan program Geogebra. Selain itu, peneliti juga melakukan uji validitas soal, RPP, Lembar Kerja Siswa, dan media pembelajaran sebagai instrumen penelitian dengan menggunakan uji pakar atau validitas konstruk.
a. Observasi
Observasi dilaksanakan selama 2 kali yang berlangsung pada bulan Januari. Peneliti mengamati proses belajar mengajar yang berlangsung selama di dalam kelas. Materi pembelajaran yang peneliti amati selama melakukan observasi mengenai lingkaran. Pada kesempatan pertama untuk observasi yang berlangsung pada hari Jumat dan Sabtu 24-25 Januari di kelas 8 A,B, dan C. Selama observasi, peneliti mengamati guru menjelaskan cara menentukan unsur-unsur lingkaran, menentukan π, menentukan persamaan luas lingkaran, metode yang digunakan berupa metode ceramah dengan menggunakan buku panduan siswa. Pada pertemuan pertama yang dilaksanakan pada
(60)
hari Jumat 24 Januari 2014. Guru membuka pelajaran dengan menyapa dan mengingatkan siswa tentang pelajaran pada pertemuan sebelumnya. Guru memasuki pelajaran dengan meminta siswa untuk membuka buku panduan siswa dan memulai pelajaran dengan menjelaskan materi dengan ceramah. Siswa memulai melakukan kegiatan yang ada di dalam buku panduan untuk menggambar lingkaran. Dalam kegiatan yang dilakukan siswa, guru menjelaskan unsur-unsur yang terdapat dalam lingkaran. Kegiatan pembelajaran berlangsung cepat karena pada hari Jumat selama 1 jam pelajaran. Selama kegiatan observasi berlangsung siswa terlihat kurang aktif berinteraksi dengan guru, hal ini terlihat karena partisipasi siswa selama mengikuti pelajaran kurang aktif di dalam kelas.
Pertemuan kedua berlangsung pada hari Sabtu 25 Januari 2014. Pada pertemuan kedua ini peneliti hanya memasuki kelas VIII A saja, setelah dilakukan diskusi dengan pihak guru mata pelajaran disepakati untuk melakukan penelitian pada 1 kelas yaitu kelas VIIIA. Dalam pertemuan kedua yang berlangsung selama 2 jam pelajaran ini, guru melanjutkan materi pelajaran lingkaran pada pertemuan Jumat kemarin. Pada pertemuan ini guru menggunakan alat bantu dengan menggunakan lembar kerja siswa. Lembar kerja siswa berisi latihan-latihan yang akan dikerjakan siswa dengan menggunakan dalam buku panduan mengenai materi lingkaran. Dari pertemuan pertama dan kedua selama mengobservasi kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru,
(61)
peneliti melihat siswa kurang aktif berinteraksi dan hanya mengikuti instruksi-instruksi serta ceramah mengenai materi yang dilakukan guru meskipun kondisi belajar mengajar terlihat tenang.
b. Validitas instrumen
Sebelum melaksanakan penelitian di kelas VIIIA, peneliti melakukan uji validitas instrumen dengan menggunakan uji pakar. Soal-soal dan instrumen yang akan digunakan, diberikan kepada guru matematika kelas VIIIA, dosen pembimbing, serta ahli matematika lainyang berkaitan langsung dalam bidangnya. Hal ini bertujuan untuk menentukan validitas instrumen pembelajaran yang nantinya akan digunakan sebagai instrumen pembelajaran dalam menentukan hasil penelitian. Sehingga apabila terdapat soal atau instrumen pembelajaran yang tidak valid, akan dilakukan perbaikan. Berikut ini adalah lembar atau hasil validasi pakar yang peneliti peroleh (lampiran A4).
2. Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian dimulai sejak bulan Januari dengan melakukan observasi di kelas VIII SMP Pangudi Luhur Wedi Klaten. Penelitian yang baik dilakukan berdasarkan jadwal yang telah direncakan, guna menghindari hal-hal yang tidak direncanakan dan kegiatan berjalan sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Berikut adalah jadwal kegiatan penelitian serta deksripsi kegiatannya:
(62)
Tabel 4.1 Tabel Kegiatan Penelitian
B. Hasil Penelitian
1. Proses Pembelajaran
Penelitian dilaksanakan di SMP Pangudi Luhur Wedi Klaten. Penelitian berlangsung selama bulan Maret 2014 di kelas VIIIA yang
Pelaksanaan Tanggal Kegiatan
Kunjungan dan perijinan kepada pihak Sekolah
16 Desember 2013 Memperkenalkan diri pada pihak sekolah dan mengutarakan tujuan dan maksud melaksanakan kegiatan penelitian di SMP Pangudi Luhur Wedi Klaten
Observasi dikelas
21-25 Januari 2014 Observasi dilakukan untuk melihat guru
mengajar dan
karakteristik siswa di sekolah itu
Kunjungan ke
BAPPEDA Klaten dan perijinan
1-8 Maret 2014 Mengurus surat perijinan dari Universitas ke BAPPEDA Klaten sesuai yang dianjurkan Kepala Sekolah terkait sebagai
tembusan untuk
melaksanakan penelitian Pertemuan
pertama
15 Maret 2014 Kegiatan pembelajaran kepada kelas VIII A Pertemuan
kedua
20 Maret 2014 Kegiatan pembelajaran kepada kelas VIII A Pertemuan
ketiga
21 Maret 2014 Kegiatan pembelajaran kepada kelas VIII A Tes
Kemampuan akhir dan wawancara beberapa siswa
22 Maret 2014 Melaksanakan tes kemampuan akhir di kelas VIII A dan pemberian lembar kuesioner motivasi
(63)
terdiri dari 26 siswa. Namun pada saat pelaksanaan di sekolah, terdapat ketidaksesuaian data yang diperoleh peneliti, dikarenakan terdapat beberapa siswa yang tidak mengikuti prosedur penelitian dalam proses pembelajaran sehingga hanya terdapat 20 siswa yang menjadi sumber data peneliti. Pelaksanaan penelitian meliputi proses pembelajaran dengan menggunakan lembar kerja siswa, tes hasil belajar, dan pemberian kuesioner. Berikut ini adalah deskripsinya :
a. Materi lingkaran luar segitiga: Sabtu, 15 Maret 2014 pada jam pelajaran ke-1 dan 2.
Jadwal pelajaran matematika pada hari Sabtu seharusnya dilaksanakan pada jam pelajaran ke-2 dan 3, karena pada hari Sabtu SMP Pangudi Luhur memiliki jadwal atau kegiatan ‘hari membaca’. Namun dikarenakan suatu hal lain, dan pelajaran matematika dimajukan pada jam pelajaran pertama. Pihak sekolah pada hari Sabtu, 15 Maret 2014 meniadakan jadwal tersebut tanpa mengkonfirmasi peneliti pada hari sebelumnya, sehingga peneliti sempat mengalami kendala dalam persiapan karena jam pembelajaran menjadi terpotong untuk persiapan menggunakan media serta keterlambatan observer/dokumentasi.
Pada pertemuan pertama, guru menjelaskan materi pembelajaran yang akan ditempuh oleh siswa dan mengabsen seluruh siswa. Dalam kegiatan pembelajaran pada pertemuan pertama, terdapat 3 orang siswa yang tidak hadir untuk mengikuti pembelajaran. Kegiatan
(64)
pembelajaran pun segera dimulai, guru memperkenalkan diri kepada siswa. Guru mengabsen jumlah siswa dalam kelas dan menyampaikan materi yang dibahas pada hari ini. Sebagai permulaan, guru memperkenalkan siswa Program Geogebra dan mengenai kegunaan program Geogebra. Guru membagikan LKS yang berisi penjelasan materi secara singkat dan langkah-langkah melukiskan lingkaran luar segitiga beserta soal evaluasi untuk menentukan jari-jari lingkaran luar segitiga yang akan dikerjakan bersama-sama di kelas. Pada saat memasuki pembahasan dalam konstruksi, para siswa aktif menanggapi pertanyaan dari guru secara spontan, bahkan mereka secara antusias mencoba menjawab pertanyaan. Guru menyampaikan apersepsi kepada siswa perihal materi yang bersangkutan dengan lingkaran luar segitiga. Pertanyaan yang peneliti ajukan di depan kelas seputar garis-garis istimewa pada segitiga, dan sebagian siswa berusaha menjawab tanpa ditunjuk oleh guru, meskipun jawaban para siswa masih banyak yang kurang tepat karena siswa masih belum mampu mendefinisikan maupun membedakan garis-garis istimewa dalam segitiga dengan benar.
(65)
Materi yang dibahas:
Langkah melukiskan lingkaran luar segitiga
Gambar 4.1 Gambar lingkaran luar segitiga
Peneliti yang berperan sebagai guru menanyakan kepada siswa mengenai pokok bahasan lingkaran luar segitiga kepada siswa, dan sebagian besar siswa belum mengetahui mengenai pokok bahasan tersebut.
Pada pertemuan ini, guru menjelaskan kepada siswa bahwa matematika memiliki kelebihan tersendiri mengenai geometri, khususnya bangun datar karena dapat dilukiskan/digambarkan dengan menggunakan media/komputer, dalam pokok bahasan ini lingkaran yang berada di luar dan di dalam sebuah segitiga. Dalam melukis lingkaran luar segitiga peneliti menggunakan metode penemuan terbimbing dan mengkonstruksi bangun datar di bantu dengan demonstrasi program Geogebra. Dengan aplikasi ini pelajaran matematika dapat lebih mudah dan jelas untuk dipahami siswa karena dapat divisualisasikan. Namun dalam pertemuan pertama ini, peneliti
(66)
melakukan kelalaian dengan tidak membagikan fotocopy lembar konstruksi kepada siswa. Sehingga instruksi-instruksi dalam melukiskan lingkaran segitiga hanya melalui proyektor.
Melukiskan garis sumbu segitiga
Gambar 4.2 Garis sumbu segitiga
Guru mengajak siswa untuk mengingat kembali kepada siswa bagaimana cara melukiskan garis sumbu segitiga atau garis yang tegak lurus terhadap sisi-sisi segitiga dan membagi sisi-sisi segitiga tersebut menjadi tepat 2 bagian sama panjang. Sebagian siswa ada yang masih berdiskusi dengan teman sebangku dan sebagian dari mereka memperhatikan demonstrasi dari guru. Setelah guru selesai mengingatkan langkah menggambar garis sumbu, guru mulai menggambar lingkaran luar segitiga menggunakan Geogebra sesuai dengan konstruksi yang telah dibuat dalam lembar kerja siswa secara bertahap. Guru mengajak siswa secara berkelompok kecil menerapkan langkah-langkah tersebut untuk menggambarkan garis sumbu pada segitiga yang telah dibuat pada layar proyektor. Guru mengajak siswa mengamati garis-garis sumbu pada segitiga dan menganalisa dari perpotongan garis-garis sumbu tersebut siswa dapat menentukan
(67)
sebuah titik potong garis yang akan menjadi titik pusat lingkaran luar segitiga. Setelah menentukan titik pusat lingkaran, guru meminta siswa menggambar lingkaran yang berpusat pada perpotongan garis-garis sumbu segitiga dan melalui titik-titik sudut pada segitiga.
Setelah mengkonstruksi lingkaran luar segitiga ±45 menit, selanjutnya siswa dituntut untuk mempertanggungjawabkan hasil kerja siswa (melukis lingkaran luar segitiga) dengan mengisi lembar penarikan kesimpulan dalam lembar kerja siswa. Dalam berkelompok, siswa diminta untuk mendiskusikan penarikan kesimpulan dalam lembar kerja siswa. Hal ini bertujuan untuk melihat sejauh mana pemahaman siswa selama proses pembelajaran melukiskan lingkaran luar segitiga yang dibantu dengan program Geogebra sebagai media demonstrasi, sehingga siswa dapat bertukar pikiran selama berproses di dalam kelas.
Setelah menanamkan dasar pemahaman pada lingkaran luar segitiga, guru mengajak siswa untuk mengerjakan latihan soal dalam lembar kerja siswa untuk menentukan jari-jari lingkaran luar segitiga yang siswa gambar, dan berkaitan dengan luas segitiga.
(68)
b. Materi lingkaran dalam segitiga: Kamis, 20 Maret 2014 pada jam pelajaran ke-4 dan pertemuan ketiga Jumat, 21 Maret 2014 pada jam pelajaran ke-5.
Seharusnya jika sesuai jadwal belajar mengajar yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah, peneliti melaksanakan penelitian pada hari Selasa, 18 Maret 2014. Akan tetapi ada kegiatan sekolah mengenai kewirausahaan yang diadakan setiap hari Selasa, dan secara bergilir setiap minggunya. Bertepatan dengan kegiatan penelitian, kelas VIII A mendapat giliran untuk kegiatan berwirausaha. Pada hari Selasa kegiatan belajar mengajar untuk anak kelas VIIIA ditiadakan setelah jam pelajaran ke-2, sehingga kegiatan penelitian pun didiskusikan kembali dengan guru mata pelajaran.
Pada pertemuan kedua, Kamis, 20 Maret 2014 terdapat 3 orang siswa yang tidak mengikuti pembelajaran, dan dua siswa diantaranya adalah siswa yang tidak mengikuti pelajaran pada pertemuan sebelumnya. Pada pertemuan kedua yang dilaksanakan pada tanggal 20 Maret 2014 karena perubahan jadwal dari pihak sekolah, proses pembelajaran hanya berlangsung selama 1 jam pelajaran sehingga pembelajaran hanya terlaksana sampai melukiskan lingkaran dalam segitiga.
Pada pertemuan ketiga, Jumat 21 Maret 2014 kegiatan pembelajarn berlangsung sesuai jadwal. Pada pertemuan ketiga ini terdapat 5 siswa yang tidak hadir dalam pembelajaran dan dua
(69)
diantaranya adalah siswa yang tidak pernah hadir pada pertemuan pertama dan kedua. Pada pertemuan kedua dan ketiga, peneliti sudah tidak menjelaskan rincian mengenai program Geogebra seperti pada pertemuan pertama. Materi langsung diberikan dalam lembar kerja siswa yang dibagikan kepada siswa.
Materi yang dibahas:
Langkah melukiskan lingkaran dalam segitiga :
Gambar 4.3 Gambar lingkaran dalam segitiga
Guru membuka pelajaran seperti biasa dan sedikit memberikan apersepsi yang berkaitan dengan pokok bahasan lingkaran dalam segitiga. Guru menanyakan siswa mengenai pokok bahasan lingkaran dalam segitiga, apersepsi yang guru gunakan untuk memulai pembelajaran pada pertemuan kedua ini hampir sama seperti dalam pertemuan pertama. Siswa-siswa mulai terlihat aktif dan tidak malu untuk menanggapi pertanyaan dari peneliti mengenai cara mengkonstruksi lingkaran dalam segitiga, bahkan mereka secara antusias berusaha menjawab pertanyaan secara spontan. Peneliti mengajak dan memperkenalkan siswa pada materi lingkaran dalam segitiga dan cara melukis lingkaran dalam segitiga dengan konstruksi
(70)
penemuan terbimbing dibantu demonstrasi menggunakan program Geogebra. Berikut adalah konstruksi melukis lingkaran dalam segitiga.
Melukiskan garis bagi segitiga:
Gambar 4.4 Garis bagi segitiga
Peneliti yang berperan sebagai guru mengajak siswa untuk mengingat kembali kepada siswa bagaimana cara melukiskan garis bagi atau garis yang membagi besar sudut menjadi tepat 2 sama besar pada titik-titik sudut dalam segitiga. Dalam mengajukan pertanyaan dan mencoba menstimulus siswa, guru membagikan lembar konstruksi pada siswa. Ada sebagian siswa yang membuka buku paket mengenai pengertian garis bagi segitiga, ada pula yang berusaha mengingat dan sebagian dari mereka hanya memperhatikan. Setelah guru mengingatkan langkah menggambar garis bagi, guru mengajak siswa menerapkan langkah tersebut untuk menggambarkan garis-garis bagi pada segitiga yang telah dibuat siswa. Guru mengajak siswa mengamati garis-garis bagi segitiga yang siswa buat dan menganalisa
(71)
dari perpotongan garis bagi tersebut. Dari perpotongan garis-garis bagi yang siswa buat, siswa dapat menentukan sebuah titik potong garis-garis bagi yang akan menjadi titik pusat lingkaran dalam segitiga. Setelah menentukan titik pusat lingkaran, peneliti meminta siswa menggambar lingkaran yang berpusat pada perpotongan garis-garis bagi segitiga dan menyinggung ketiga sisi pada segitiga. Pembelajaran diakhiri dengan siswa saling membantu teman lainnya yang belum selesai melukiskan lingkaran dalam segitiga.
Setelah mengkonstruksi lingkaran dalam segitiga pada pertemuan kedua, pada pertemuan ketiga yang berlangsung 21 Maret 2014 siswa mengisi lembar penarikan kesimpulan sebagai pemahaman siswa mengenai kegiatan pembelajaran pada pertemuan kedua. Dalam pertemuan ketiga, peneliti melanjutkan pembahasan materi lingkaran dalam dengan membagikan LKS sebagai lanjutan unjuk kerja siswa. Soal evaluasi dalam LKS yang telah dibagikan dikerjakan secara berkelompok yang terdiri dari 2-3 anggota tiap kelompok (teman sebangku). Pada akhir jam pembelajaran guru mengembalikan hasil penilaian lembar kerja siswa 1 kepada siswa dan memberikan beberapa soal sebagai latihan siswa di rumah untuk menempuh tes akhir.
c. Pertemuan keempat
Pada pertemuan terakhir ini, peneliti memberikan soal tes akhir dan lembar kuesioner sebagai alat ukur kemampuan siswa dan sumber
(1)
157
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(2)
(3)
159
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(4)
160
Grafik Perolehan Nilai Siswa
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100Siswa 1Siswa 2Siswa 3Siswa 4Siswa 5Siswa 6Siswa 7Siswa 8Siswa 9Siswa 10Siswa 11Siswa 12Siswa 13Siswa 14Siswa 15Siswa 16Siswa 17Siswa 18Siswa 19Siswa 20
LKS1
LKS2
(5)
159
Foto penelitian
Peneliti membantu siswa menelaah tahap konstruksi gambar
Siswa melukiskan lingkaran luar segitiga menggunakan jangka dan busur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(6)
Siswa bekerja sama dalam menggambar dengan teman sebangkunya