Pengembangan perangkat pembelajaran mengacu kurikulum SD 2013 pada sub tema aku bangga dengan daerah tempat tinggalku untuk siswa kelas empat (IV) sekolah dasar.

(1)

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MENGACU KURIKULUM

SD 2013 PADA SUB TEMA AKU BANGGA DENGAN DAERAH TEMPAT

TINGGALKU UNTUK SISWA KELAS EMPAT (IV) SEKOLAH DASAR

Aloisius Gando

Universitas Sanata Dharma

2015

Penelitian ini dilakukan karena masih banyak guru yang membutuhkan contoh

perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum SD 2013. Tujuan utama dari penelitian ini

adalah menghasilkan suatu produk berupa perangkat pembelajaran yang mengacu pada

Kurikulum SD 2013 dan menggunakan pendekatan tematik integratif, pendekatan saintifik,

pendidikan karakter berbasis budaya lokal, serta penilaian secara otentik pada kegiatan

belajarnya.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan. Pengembangan perangkat

pembelajaran ini menggunakan prosedur pengembangan perangkat pembelajaran Jerold E

Kemp dan prosedur penelitan pengembangan yang dikemukakan oleh Bord dan Gal. Kedua

prosedur pengembangan tersebut diadaptasi menjadi sebuah model pengembangan yang lebih

sederhana, yang dijadikan landasan dalam penelitian. Prosedur pengembangan yang

digunakan dalam peneli tian meliputi 5 langkah yaitu: (1) potensi dan masalah, (2)

pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi ahli, (5) revisi desain, hingga

menghasilkan desain produk final berupa perangkat pembelajaran yang mengacu Kurikulum

2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar. Instrumen dalam penelitian ini adalah daftar

pertanyaan wawancara analisis kebutuhan dan kuesioner. Wawancara digunakan untuk

analisis kebutuhan kepada guru kelas IV SD Negeri Kalasan 1 Sleman, Yogyakarta

sedangkan kuesioner digunakan untuk validasi kualitas perangkat pembelajaran oleh dua

orang Pakar Kurikulum 2013, dua guru kelas IV SD.

Berdasarkan validasi dua orang Pakar Kurikulum 2013 menghasilkan skor 4.00 (baik)

dan 4,02 ( baik), dua guru kelas IV SD menghasilkan skor 4,46 (sangat baik) dan 3,93 (baik).

Perangkat pembelajaran tersebut memperoleh rerata skor 4,10 dan termasuk dalam kategori

“baik”. Hasil validasi tersebut berpedoman pada 11 aspek yaitu 1) identitas RPPTH, 2)

perumusan indikator, 3) perumusan tujuan pembelajaran, 4) pemilihan materi ajar, 5)

pemilihan sumber belajar, 6) pemilihan media belajar, 7) metode pembelajaran, 8) skenario

pembelajaran, 9) penilaian, 10) lembar kerja siswa, 11) bahasa. Dengan demikian perangkat

pembelajaran yang dikembangkan sudah layak digunakan sebagai perangkat pembelajaran

mengacu Kurikulum 2013.


(2)

THE DEVELPOMENT OF LEARNING INSTRUMENT BASED ON ELEMENTARY

CURRICULUM 2013 SUBTHEME “

AKU BANGGA DENGAN DAERAH TEMPAT

TINGGALKU

” FOR

FOUR GRADE OF ELEMENTARY SCHOOL

Aloisius Gando

Sanata Dharma University

2015

This research was conducted because there are still many teachers who need an

example of the learning instrument that refers to Elementary Curriculum 2013. The purposed

of this research was to produce learning instrument refers to 2013 curriculum using thematic

integrative approach, scientific approach, character education based on local culture, and the

use of authentic asessment in the learning activity.

This study is categorized a Research and Development. The material development was

developed by Jerold E. Kemp and the procedures are adopted by Bord and Gal, the principle

of this research became more simply development model. There are fifth steps in this

research. They are: (1) potential and problem, (2) data gathering, (3) product design, (4)

professionals’ validation, and (5) design revision, in such ways it created a final product in a

form of learning instrument refers to 2013 curriculum for elementary students at first grade.

The research instrument were applied interview and questionnaire. The interview was applied

to analize the teachers need of SDN Kalasan 1 while the questionnaire were used to validate

the learning instrument from two experts of 2013 curriculum, and two teachers of first grade.

Based on the expert of 2013 curriculum validation score 4.00 means good and

validation score 4,02 means good, 2 teachers of first grade validation score are 4.46 means

very good and 3,93 means good. The learning instrument gets the average score of 4,10 and it

is categorized “very good”. The validation result based on eleven aspects, they are: 1) identity

of the RPP, 2) formulation of indicators, 3) formulating learning goals, 4) the selection of

teaching materials, 5) selection of learning resources, 6) selection of learning media, 7)

learning method, 8) learning scenarios, 9) assessment, 10) teaching materials, 11) languages.

Therefore the learning intrument that was developed is appropriate to be used as the learning

intrument refers to 2013 curriculum.


(3)

SD 2013 PADA SUB TE

TINGGALKU UNTU

Diajuk

Me

Program

RINTISAN PROGR

PROGRAM STU

J

FAKULTAS

UN

i

TEMA AKU BANGGA DENGAN DAERAH

UK SISWA KELAS EMPAT (IV) SEKOLA

SKRIPSI

jukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

ram Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Aloisius Gando

NIM. 111134322

GRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU TE

TUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DA

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

AS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

NIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2015

AH TEMPAT

LAH DASAR

TERINTEGRASI

DASAR

AN


(4)

(5)

(6)

iv

Karya ini kupersembahkan untuk:

TUHAN YESUS KRISTUS DAN BUNDA MARIA

Yang selalu menyertaiku serta memudahkanku dalam kelancaran mengerjakan penelitian ini

Bapak dan Ibuku tercinta

Bapak Benediktus Jehabut dan Ibu Magdalena Ngaom

Yang telah membesarkanku dan yang selalu mendukungku menjadi orang kuat

Kakak dan Adikku

Kakakku Yohanes Agot, Emilia Mamut, Anselmus Hane, Kasianus Rabu, Stefanus Agun,

Benedikta Sian, Elias Toma, Evita Siwan dan adikku Bavonalia Adom

Yang selalu ku jadikan motivasi

Yang Terkasih

Afrelya Inut

Yang selalu memberikan semangat dan motivasi

Kupersembahkan karya ini untuk almamaterku

Universitas Sanata Dharma


(7)

v

Kerjakan dengan baik pada hari ini sebab apa yang engkau

lakukan hari ini menentukan masa depanmu

.

Jangan takut untuk bermimpi, buatlah sebanyak apapun

mimpimu, karena mimpi ada untuk kau raih

Satu perbuatanlebih bermakna daripadaseribu kata,

berkatalah sedikit berbuatlah banyak


(8)

(9)

(10)

viii

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MENGACU KURIKULUM

SD 2013 PADA SUB TEMA AKU BANGGA DENGAN DAERAH TEMPAT

TINGGALKU UNTUK SISWA KELAS EMPAT (IV) SEKOLAH DASAR

Aloisius Gando

Universitas Sanata Dharma

2015

Penelitian ini dilakukan karena masih banyak guru yang membutuhkan contoh

perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum SD 2013. Tujuan utama dari penelitian ini

adalah menghasilkan suatu produk berupa perangkat pembelajaran yang mengacu pada

Kurikulum SD 2013 dan menggunakan pendekatan tematik integratif, pendekatan saintifik,

pendidikan karakter berbasis budaya lokal, serta penilaian secara otentik pada kegiatan

belajarnya.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan. Pengembangan perangkat

pembelajaran ini menggunakan prosedur pengembangan perangkat pembelajaran Jerold E

Kemp dan prosedur penelitan pengembangan yang dikemukakan oleh Bord dan Gal. Kedua

prosedur pengembangan tersebut diadaptasi menjadi sebuah model pengembangan yang lebih

sederhana, yang dijadikan landasan dalam penelitian. Prosedur pengembangan yang

digunakan dalam penelitian meliputi 5 langkah yaitu: (1) potensi dan masalah, (2)

pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi ahli, (5) revisi desain, hingga

menghasilkan desain produk final berupa perangkat pembelajaran yang mengacu Kurikulum

2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar. Instrumen dalam penelitian ini adalah daftar

pertanyaan wawancara analisis kebutuhan dan kuesioner. Wawancara digunakan untuk

analisis kebutuhan kepada guru kelas IV SD Negeri Kalasan 1 Sleman, Yogyakarta

sedangkan kuesioner digunakan untuk validasi kualitas perangkat pembelajaran oleh dua

orang Pakar Kurikulum 2013, dua guru kelas IV SD.

Berdasarkan validasi dua orang Pakar Kurikulum 2013 menghasilkan skor 4.00 (baik)

dan 4,02 ( baik), dua guru kelas IV SD menghasilkan skor 4,46 (sangat baik) dan 3,93 (baik).

Perangkat pembelajaran tersebut memperoleh rerata skor 4,10 dan termasuk dalam kategori

“baik”. Hasil validasi tersebut berpedoman pada 11 aspek yaitu 1) identitas RPPTH, 2)

perumusan indikator, 3) perumusan tujuan pembelajaran, 4) pemilihan materi ajar, 5)

pemilihan sumber belajar, 6) pemilihan media belajar, 7) metode pembelajaran, 8) skenario

pembelajaran, 9) penilaian, 10) lembar kerja siswa, 11) bahasa. Dengan demikian perangkat

pembelajaran yang dikembangkan sudah layak digunakan sebagai perangkat pembelajaran

mengacu Kurikulum 2013.


(11)

ix

THE DEVELPOMENT OF LEARNING INSTRUMENT BASED ON ELEMENTARY

CURRICULUM 2013 SUBTHEME “AKU BANGGA DENGAN DAERAH TEMPAT

TINGGALKU” FOR FOUR GRADE OF ELEMENTARY SCHOOL

Aloisius Gando

Sanata Dharma University

2015

This research was conducted because there are still many teachers who need an

example of the learning instrument that refers to Elementary Curriculum 2013. The purposed

of this research was to produce learning instrument refers to 2013 curriculum using thematic

integrative approach, scientific approach, character education based on local culture, and the

use of authentic asessment in the learning activity.

This study is categorized a Research and Development. The material development was

developed by Jerold E. Kemp and the procedures are adopted by Bord and Gal, the principle

of this research became more simply development model. There are fifth steps in this

research. They are: (1) potential and problem, (2) data gathering, (3) product design, (4)

professionals’ validation, and (5) design revision, in such ways it created a final product in a

form of learning instrument refers to 2013 curriculum for elementary students at first grade.

The research instrument were applied interview and questionnaire. The interview was applied

to analize the teachers need of SDN Kalasan 1 while the questionnaire were used to validate

the learning instrument from two experts of 2013 curriculum, and two teachers of first grade.

Based on the expert of 2013 curriculum validation score 4.00 means good and

validation score 4,02 means good, 2 teachers of first grade validation score are 4.46 means

very good and 3,93 means good. The learning instrument gets the average score of 4,10 and it

is categorized “very good”. The validation result based on eleven aspects, they are: 1) identity

of the RPP, 2) formulation of indicators, 3) formulating learning goals, 4) the selection of

teaching materials, 5) selection of learning resources, 6) selection of learning media, 7)

learning method, 8) learning scenarios, 9) assessment, 10) teaching materials, 11) languages.

Therefore the learning intrument that was developed is appropriate to be used as the learning

intrument refers to 2013 curriculum.


(12)

x

Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat

dan berkah-Nya, sehingga skripsi yang berjudul

Pengembangan Perangkat Pembelajaran

Mengacu Kurikulum SD 2013 Pada Sub Tema Aku Bangga Dengan Daerah Tempat

Tinggalku Untuk Siswa Kelas Empat (IV) Sekolah Dasardapat penulis selesaikan dengan

baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata

Dharma, Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis mendapatkan

banyak bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak baik secara langsung ataupun

tidak langsung sehingga skripsi dapat terselesaikan dengan baik. Maka pada kesempatan ini

peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1.

Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Sanata Dharma.

2.

Romo Gregorius Ari Nugrahanta, SJ., S.S., B.S.T., M.A.. selaku Kepala Program Studi

PGSD.

3.

Drs. Puji Purnomo, M.Si. selaku Dosen Pembimbing I yang telah membimbing dan

memberi dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

4.

Galih Kusumo, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing II yang telah membimbing

dan memberi dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

5.

Para dosen dan Staf PGSD yang telah melayani peneliti dengan baik.

6.

Rusmawan, S.Pd., M.Pd. selaku validator Pakar Kurikulum SD 2013 yang telah

memberikan bantuan dalam penelitian ini dengan melakukan validasi produk

penelitian.


(13)

(14)

xii

HALAMAN JUDUL

... ...i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

... ...ii

HALAMAN PENGESAHAN

... ...iii

HALAMAN PERSEMBAHAN

... ...iv

HALAMAN MOTTO

... ...v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

... ...vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA

ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

...vii

ABSTRAK

... ...viii

ABSTRACT

... ...ix

KATA PENGANTAR

... ...x

DAFTAR ISI

...xii

DAFTAR TABEL

... ...xvi

DAFTAR GAMBAR

...xvii

DAFTAR LAMPIRAN

... .xviii

BAB I PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah...1

B.

Rumusan Masalah ... ...5

C.

Tujuan Penelitian ... ...5

D.

Manfaat Penelitian ... ...6

E.

Batasan Istilah ... ...7

F.

Spesifikasi Produk yang dikembangkan ... ...7

BAB II LANDASAN TEORI

A.

Kajian Teori...10


(15)

xiii

a.

Pengertian Kurikulum 2013...10

b.

Rasional dan Elemen Perubahan Kurikulum Kurikulum SD 2013 ... ....10

c.

Pendidikan Karakter...15

d.

Pendekatan Tematik Integratif ... ....18

1)

Pengertian Pendekatan Tematik Integratif ... ....18

2)

Karakteristik Pendekatan Tematik Integratif...21

3)

Tahap Pendekatan Tematik Integratif ... ....23

4)

Rambu-Rambu Pendekatan Tematik Integratif...24

5)

Teknik pembuatan Jaringan Tema ...24

6)

Kriteria Jaringan Tema yang Baik...25

7)

Prinsip penentuan Tema...24

e.

Pendekatan Saintifik ... ....27

f.

Penilaian Otentik ... ....29

1)

Pengertian Penilaian Otentik ... ....29

2)

Ciri-ciri Penilaian Otentik ...31

3)

Karakteristik Penilaian Otentik ... ....32

4)

Macam-Macam Penilaian Otentik ... ....32

5)

Tujuan Penilaian Otentik ... ....34

6)

Teknik Penilaian Otentik...34

2.

Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran ... ....37

B.

Penelitian yang Relevan ... ....53

C.

Kerangka Pikir ... ....55

D.

Pertanyaan Penelitian ... ....57

BAB III METODE PENELITIAN


(16)

xiv

B.

Prosedur Pengembangan ... ....58

1.

Potensi dan Masalah ... ....60

2.

Pengumpulan Data ... ....61

3.

Desain Produk ... ....61

4.

Validasi Desain ... ....62

5.

Revisi Desain ... ....62

C.

Jadwal Pelaksanaan Penelitian ... ....63

D.

Validasi Ahli Kurikulum SD 2013 ... ....63

E.

Validasi Guru SD Kelas I Pelaksana Kurikulum SD 2013 ... ....64

F.

Intrumen Penelitian ... ....64

G.

Teknik Pengumpulan Data ... ....65

H.

Teknik Analisis Data ... ....65

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.

Analisis Kebutuhan ... ....69

1.

Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan ... ....69

2.

Pembahasan Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan ... ....75

B.

Deskripsi Produk Awal...76

1.

Silabus ... ....77

2.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH) ... ....77

C.

Data Hasil Validasi Pakar Kurikulum SD 2013 ... ....80

D.

Data Hasil Validasi Guru Kelas IV Pelaksana Kurikulum SD 2013 ... ....83

E.

Kajian Produk Akhir dan Pembahasan ... ....87

1.

Kajian Produk Akhir ... ....87


(17)

xv

A.

Kesimpulan ... ....94

B.

Keterbatasan Penelitian ... ....95

C.

Saran ... ....95

DAFTAR PUSTAKA

... ....97

LAMPIRAN

... ..100


(18)

xvi

Tabel 1. Penyempurnaan Pola Pikir ... ....13

Tabel 2. Jadwal Pelaksanaan Penelitian ... ....63

Tabel 3. Konversi Nilai Skala Lima ... ....65

Tabel 4. Kriteria Skor Skala Lima ... ....68

Tabel 5. Saran Pakar Kurikulum SD 2013 dan Revisi ... ....81

Tabel 6. Saran Guru SD Kelas IV Pelaksana Kurikulum SD 2013 dan Revisi ... ....84

Tabel 7. Rekapitulasi Skor Validasi Pakar Kurikulum SD 2013 dan Guru SD

Kelas I Pelaksana Kurikulum SD 2013 ... ....91


(19)

xvii

Gambar 1. Langkah-langkah pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik ... ....27

Gambar 2. Siklus Pengembangan Perangkat model Kemp ...38

Gambar 3. Langkah-langkah penggunaan Metode R&D...58


(20)

xviii

Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian ...97

Lampiran 2 Surat Keterangan Penelitian ... 99

Lampiran 3 Rangkuman Wawancara ... 100

Lampiran 4 Data Mentah Skor Validasi Ahli Kurikulum SD 2013 ... 105

Lampiran 5 Data Mentah Skor Validasi Guru SD Kelas I Pelaksana

Kurikulum SD 2013 ... 113

Lampiran 6 Silabus ...121

Lampiran 7 Biodata Penulis ... 143


(21)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu usaha terbentuk pribadi manusia menjadi manusia yang baru, yang lebih baik dari sebelumnya. Pendidikan menjadikan tolak ukur kemajuan tiap individu, masyarakat, negara maupun dunia. Melalui pendidikan seseorang bisa berpikir kritis terhadap segala sesuatu. Pada hakikatnya pendidikan merupakan proses perpindahan pengetahuan dan budaya dari suatu generasi ke generasi berikutnya. Dari pernyataan- pernyataan ini, jelas bahwa tujuan pendidikan adalah untuk meningkatkan kualitas hidup manusia, baik pendidikan yang secara alami yang di laksanakan oleh orang tua atau masyarakat maupun pendidikan yang tersistem yang diselenggarakan oleh sekolah.

Pada dasarnya pendidikan tidak terbatas pada bagaimana pendidik mentransferkan ilmunya kepada peserta didik atau bagaimana peserta didik menerima apa yang diberikan oleh pendidik. Pendidikan hendaknya tidak hanya terbatas pada proses transfer ilmu antara pendidik dengan peserta didik, namun pendidikan harus bisa memberikan pembelajaran yang menyenangkan bagi peserta didik. Pendidikan seharusnya memberikan pengaruh pada minat peserta didik, sehingga peserta didik memiliki semangat dan niat untuk mengembangkan ataupun mempelajari secara mendalam materi yang diajarkan oleh pendidik.


(22)

Perlu disadari bahwa sampai pada saat ini mutu dan kualitas pendidikan di Indonesia belum bisa dibanggakan. Jika dibandingkan dengan negara maju, pendidikan di Indonesia masih tertinggal jauh. Peningkatan mutu pendidikan untuk siswa Sekolah Dasar (SD) merupakan tugas dan kewajiban seorang pendidik atau guru Sekolah Dasar. Pada dasarnya mutu pendidikan sangat tergantung pada kemampuan profesional guru, khususnya dalam hal mengembangakan perangkat pembelajaran.

Memperoleh pendidikan yang bermutu untuk setiap warga negara Indonesia merupakan cita-cita dari pemerintah, pejuang pendidikan, serta segenap warga negara Indonesia. Upaya untuk mengembangkan pendidikan yang bermutu, sejak dulu telah diupayakan oleh pemerintah Indonesia. Salah satu upaya pemerintah dan para pakar pendidikan Indonesia dalam meningkatkan mutu pendidikan saat ini adalah dengan pengembangan atau perubahan kurikulum. Pengembangan kurikulum 2013 merupakan bagian dari pencapai pendidikan.

Orientasi kurikulum 2013 adalah terjadinya peningkatan dan

keseimbangan antara kompetensi sikap (attitude), keterampilan (skill) dan

pengetahuan (knowledge). Hal ini sejalan dengan amanat UU No. 20 tahun

2003 sebagaimana tersurat dalam pasal 35, yaitu kompetensi lulus merupakan kualifikasi kemampuan lulus yang mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati. Hal ini sejalan pula dengan pengembangan kurikulum berbasis kompetensi yang telah


(23)

dirintis pada tahun 2004 dengan mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu. Majid, (2014: 28)

Perubahan kurikulum ini diterima oleh lembaga pendidikan atau sekolah baik dari tingkat SD, SMP, maupun SMA/SMK. Dalam menerapkan kurikulum 2013 lembaga pendidikan mengaku masih banyak menghadapi kendala. Kurangnya sosialisasi menjadi kendala bagi guru untuk mengembangkan perangkat pembelajaran atau menerapkan kurikulum 2013 di sekolah. Salah satu lembaga pendidikan yang mengaku masih menghadapi banyak masalah dalam menerapkan kurikulum 2013 adalah SD Negeri Kalasan 1.

Dalam melaksanakan survei kebutuhan peneliti menggunakan daftar pertanyaan sebagai instrumen analisis kebutuhan. Daftar pertanyaan ini dibuat sebanyak tiga nomor. Secara garis besar pertanyaan-pertanyaan ini memuat tentang sejauh mana guru memahami kurikulum 2013 serta masalah-masalah yang mereka hadapi. Pertanyaan-pertanyaan ini akan dilontarkan pada saat wawancara guru kelas untuk menggali informasi. Hasil wawancara akan dilaporkan sebagai hasil survei kebutuhan yang mendorong peneliti untuk melakukan penelitian.

Berdasarkan hasil wawancara kepada guru kelas IV dalam survei kebutuhan yang dilakukan pada tanggal 17 Mei 2014 di SD Negeri Kalasan 1. SD ini mengaku masih mengalami banyak kesulitan khususnya dalam pengembangan perangkat pembelajaran. Kesulitan-kesulitan tersebut antara lain adalah pengembangan rubrik penilaan, belum mendapatkan contoh


(24)

instrumen penilaian yang cocok, sistem penilaian yang sangat rumit, jumlah siswa yang terlalu banyak menjadikan penerapan kurang maksimal, rubrik penilaian sikap yang belum cukup, dan kurangnya pemahaman tentang kurikulum 2013 . Kesulitan ini muncul disebabkan oleh kurangnya sosialisasi atau pelatihan khusus dari pemerintah tentang kurikulum 2013.

Kendala inilah yang mendorong penulis untuk membuat skripsi dengan judul “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Mengacu Kurikulum SD 2013 Pada Sub Tema Aku Bangga Dengan Daerah Tempat Tinggalku Untuk Siswa Kelas Empat (IV) Sekolah Dasar”. Memilih kurikulum 2013 sebagai acuan dalam pengembangan perangkat pembelajaran karena kurikulum ini dianggap sangat relevan dengan perkembangan dunia pendidikan saat ini, serta bisa menjawab kebutuhan peserta didik saat ini. Menjadikan kurikulum 2013 sebagai acuan maka pengembangan perangkat pembelajaran dibuat sesuai dengan kurikulum 2013, yang mengutamakan keseimbangan antara sikap, keterampilan, dan pengetahuan.

Berkaitan dengan penggunaan kurikulum 2013 maka pengembangan perangkat pembelajaran juga memuat pendekatan saintifik, penguatan pendidikan karakter, tematik, dan menggunakan penilaian otentik. Penggunaan pendekatan saintifik ditandai oleh langkah pembelajaran yang meliputi: mengamati, menanya, menalar, mencoba, membentuk jejaring. Pendidkan karakter ditandai dengan memasukan 9 nilai yang terkandung di dalamnya. Tematik ditandai dengan pembelajaran yang termuat dalam satu tema. Penilaian otentik ditandai dengan rubrik penilaian yang mengacu pada


(25)

penilaian otentik. Diharapkan dengan adanya skripsi ini, dapat membantu mengatasi masalah pengembangan perangkat pembelajaran dan alat penilaian yang dialami oleh guru saat ini.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana mengembangkan perangkat pembelajaran sub tema Aku

Bangga Dengan Daerah Tempat Tinggalku mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas empat (IV) Sekolah Dasar?

2. Bagaimana kualitas produk perangkat pembelajaran sub tema Aku

Bangga Dengan Daerah Tempat Tinggalku mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas empat (IV) Sekolah Dasar?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengembangkan perangkat pembelajaran sub tema Aku Bangga

Dengan Daerah Tempat Tinggalku Mengacu Kurikulum SD 2013 untuk Siswa Kelas Empat (IV) Sekolah Dasar

2. Untuk mendeskripsikan kualitas produk prosedur perangkat pembelajaran

sub tema Aku Bangga Dengan Daerah Tempat Tinggalku mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi mahasiswa

Penelitian pengembangan ini memberikan pengalaman dan pengetahuan baru yang dapat menjadi bekal ketika kelak menjadi guru.


(26)

Dapat memperoleh inspirasi terkait dengan pengembangan perangkat pembelajaran yang mengacu kurikulum SD 2013 pada sub tema aku bangga dengan daerah tempat tinggalku untuk siswa kelas empat (IV) Sekolah Dasar

3. Bagi siswa

Dapat menambah ketertarikan siswa terhadap materi pembelajaran, serta melatih siswa untuk semakin banyak membuat hubungan inter dan antarmata pelajaran, sehingga siswa mampu memproses informasi dengan cara yang sesuai daya pikirnya dan memungkinkan berkembangnya jaringan konsep-konsep.

4. Bagi sekolah

Dapat menambah referensi pada sekolah dalam mengembangkan bahan ajar yang mengacu pada kurikulum SD 2013 pada sub tema aku bangga dengan daerah tempat tinggalku untuk siswa kelas empat (IV) Sekolah Dasar.

5. Bagi Prodi PGSD

Menambah bahan pustaka prodi PGSD Universitas Sanata Dharma terkait dengan pengembangan bahan ajar yang mengacu pada kurikulum 2013 pada sub tema aku bangga dengan daerah tempat tinggalku untuk siswa kelas empat (IV) Sekolah Dasar.

E. Batasan Istilah

1. Pendidikan karakter adalah suatu usaha yang dilakukan untuk membentuk


(27)

2. Pendekatan tematik integratif merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai tema.

3. Pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang

sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruksi pengetahuan, ketrampilan, dan lainnya melalui tahapan mengamati , menanya, menalar, mencoba, dan menbentuk jejaring untuk semua mapel.

4. Penilaian otentik adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa

memberikan gambaran perkembangan belajar siswa.

5. Perangkat Pembelajaran adalah Rencana Pembelajaran Tematik Harian

(RPPTH) beserta lampirannya yang terdiri dari bahan ajar/LKS, media pembelajaran, Instrumen penilaian yang berupa soal dan kunci jawaban serta tugas dan rubrik penilaian.

F. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan

1. Komponen RPPTH yang disusun lengkap, yang terdiri dari:

a) Identitas RPPTH terdiri dari:

1) Sekolah yaitu nama satuan pendidikan

2) Identitas muatan pelajaran terkait

3) Tema/subtema;

4) Kelas/semester;

5) Pembelajaran keberapa;

6) Alokasi waktu;


(28)

c) Kompetensi Dasar dan Indikator setiap Kompetensi Inti

d) Tujuan Pembelajaran mencakup semua ranah (pengetahuan,

keterampilan, sosial, spiritual)

e) Materi Pembelajaran mencakup materi pokok setiap muatan

f) Pendekatan dan Metode Pembelajaran

g) Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran

h) Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran yang terdiri dari kegiatan

pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup.

i) Penilaian mencakup teknik penilaian, instrumen, dan pedoman

penskoran.

j) Lampiran-lampiran.

2. RPPTH disusun dengan memperhatikan keutuhan perkembangan pribadi

siswa (intelektual, keterampilan, dan karakter). Hal tersebut dapat dilihat pada perumusan indikator setiap pembelajaran yang mencakup aspek intelektual, keterampilan, dan karakter. Pada aspek karakter terbagi menjadi dua ranah yaitu sikap sosial dan spiritual.

3. RPPTH disusun dengan pendekatan tematik integratif. Pendekatan tematik

integratif adalah pembelajaran tematik terpadu yang memadukan beberapa

mata pelajaran menggunakan tema sebagai pemersatu dengan

mengintegrasikan konteks hasil belajar, pengalaman belajar, dan konten belajar, sehingga dapat memberikan pembelajaran bermakna kepada peserta didik.


(29)

4. RPPTH disusun berbasis aktivitas siswa dengan menerapkan pendekatan saintifik. Pendekatan saintifik dalam pembelajaran bertujuan untuk mengembangkan dan mengasah dimensi keterampilan siswa dalam kegiatan

mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan membentuk

jejaring/mengkomunikasikan atau dapat menghubungkan keterkaitan pada semua mata pelajaran.

5. Penilaian dalam RPPTH menggunakan penilaian otentik. Penilaian otentik

adalah penilaian yang dilakukan secara komprehensif mulai dari input, proses, sampai output dari kegiatan pembelajaran yang bermakna secara signifikan atas hasil belajar peserta didik untuk ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Penilaian kompetensi pengetahuanmelalui tes tulis, tes lisan, dan penugasan.Penilaian kompetensi sikap melalui observasi,

penilaian diri, penilaian “teman sejawat” (peer evaluation) oleh peserta

didik dan jurnal. Instrumen yang digunakan untuk observasi, penilaian diri, dan penilaian antar peserta didik adalah daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang disertai rubrik, sedangkan pada jurnal berupa catatan pendidik.Penilaian kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan menggunakan performance/kinerja/unjuk kerja, produk, proyek, dan penilaian portofolio.

6. RPPTH disusun sesuai dengan ketentuan EYD. Penyusunan perangkat

pembelajaran ini mengacu pada kaidah bahasa yang baik dan benar sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).


(30)

10

BAB II LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

1. Kurikulum SD 2013

a. Pengertian kurikulum

Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan

pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman

penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Menurut Kemendikbud, (2013:108) pengembangan Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan Pengembangan kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dan KTSP 2006 yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu.

b. Rasional Dan Elemen Perubahan Kurikulum SD 2013

Menurut permendikbud, nomor 68 tahun 2013 tentang kerangka dasar dan struktur kurikulum sekolah menengah pertama/madrasah tsanawiyah kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan faktor-faktor sebagai berikut:


(31)

Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi pendidikan dikaitkan dengan tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidikan dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.

Tantangan internal lainnya terkait dengan perkembangan penduduk Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia produktif. Saat ini jumlah penduduk Indonesia usia produktif (15-64 tahun) lebih banyak dari usia tidak produktif (anak-anak berusia 0-14 tahun dan orang tua berusia 65 tahun ke atas). Jumlah penduduk usia produktif ini akan mencapai puncaknya pada tahun 2020-2035 pada saat angkanya mencapai 70%. Oleh sebab itu tantangan besar yang dihadapi adalah bagaimana mengupayakan agar sumberdaya manusia usia produktif yang melimpah ini dapat ditransformasikan menjadi sumberdaya manusia yang memiliki kompetensi dan keterampilan melalui pendidikan agar tidak menjadi beban.

2) Tantangan Eksternal

Tantangan eksternal antara lain terkait dengan arus globalisasi dan berbagai isu yang terkait dengan masalah


(32)

kebangkitan industri kreatif dan budaya, dan perkembangan pendidikan di tingkat internasional.

3) Penyempurnaan Pola Pikir

Kurikulum 2013 dikembangkan dengan penyempurnaan pola pikir sebagai berikut:

a) Pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi

pembelajaran berpusat pada peserta didik. Peserta didik harus memiliki pilihan-pilihan terhadap materi yang dipelajari untuk memiliki kompetensi yang sama;

b) Pola pembelajaran satu arah (interaksi guru-peserta didik)

menjadi pembelajaran interaktif (interaktif guru-peserta didik-masyarakat-lingkungan alam, sumber/media lainnya);

c) Pola pembelajaran terisolasi menjadi pembelajaran secara

jejaring (peserta didik dapat menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat dihubungi serta diperoleh melalui internet);

d) Pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif-mencari

(pembelajaran siswa aktif mencari semakin diperkuat dengan model pembelajaran pendekatan sains);

e) Pola belajar sendiri menjadi belajar kelompok (berbasis tim);

f) Pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran


(33)

g) Pola pembelajaran berbasis massal menjadi kebutuhan

pelanggan (users) dengan memperkuat pengembangan

potensi khusus yang dimiliki setiap peserta didik;

h) Pola pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal

(monodiscipline) menjadi pembelajaran ilmu pengetahuan

jamak (multidisciplines); dan

i) Pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis.

Secara lengkap penyempurnaan pola pikir dalam

pengembangan kurikulum 2013 dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 1: Penyempurnaan Pola Pikir

KONDISI SEBELUM KONDISIS SAAT INI/ IDEAL

Berpusat pada Guru Berpusat pada Siswa

Satu Arah Interaktif

Isolasi Lingkungan Jejaring

Pasif Aktif‐Menyelidiki

Maya/Abstrak Konteks Dunia Nyata

Pribadi Pembelajaran Berbasis Tim Menuju

Luas (semua materi diajarkan) Perilaku Khas Memberdayakan Kaidah

Keterikatan Stimulasi Rasa Tunggal

(beberapa panca indera)

Stimulasi ke Segala Penjuru (semua Panca indera)

Alat Tunggal (papan tulis) Alat Multimedia (berbagai peralatan


(34)

Hubungan Satu Arah Kooperatif Produksi Masa

(siswamemperoleh dokumen yang sama)

Kebutuhan Pelanggan (siswa mendapat dokumen sesuai dengan ketertarikan sesuai potensinya)

Usaha Sadar Tunggal (mengikuti cara yang seragam)

Jamak (keberagaman inisiatif individu siswa)

Satu Ilmu

PengetahuanBergeser (mempelajari satu sisi pandang ilmu)

Pengetahuan Disiplin Jamak (pendekatan multidisiplin)

Kontrol terpusat (kontrol oleh guru)

Otonomi dan Kepercayaan (siswa diberi tanggungjawab)

Pemikiran Faktual Kritis (membutuhkan pemikiran kreatif)

Penyampaian Pengetahuan (pemindahan ilmu dari guru ke siswa)

Pertukaran Pengetahuan (antara guru dan siswa, siswa dan siswa lainnya)

4) Penguatan Tata Kelola Kurikulum

Pelaksanaan kurikulum selama ini telah menempatkan kurikulum sebagai daftar matapelajaran. Pendekatan Kurikulum 2013 untuk Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah diubah sesuai dengan kurikulum satuan pendidikan. Oleh karena


(35)

itu dalam Kurikulum 2013 dilakukan penguatan tata kelola sebagai berikut:

a) Tata kerja guru yang bersifat individual diubah menjadi

tata kerja yang bersifat kolaboratif;

b) Penguatan manajeman sekolah melalui penguatan

kemampuan manajemen kepala sekolah sebagai

pimpinan kependidikan (educational leader); dan

c) Penguatan sarana dan prasarana untuk kepentingan

manajemen dan proses pembelajaran.

5) Penguatan Materi

Penguatan materi dilakukan dengan cara pendalaman dan perluasan materi yang relevan bagi peserta didik.

c. Penguatan Pendidikan Karakter

Dalam Kemendiknas, ( 2010:2) mengutip isi Pasal 3 UU Sisdiknas menyebutkan, “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam

rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Tujuan pendidikan nasional itu merupakan rumusan mengenai kualitas manusia Indonesia yang harus dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan. Oleh karena itu, rumusan


(36)

tujuan pendidikan nasional menjadi dasar dalam pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa.

Lebih lanjut dijelaskan bahwa karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil

internalisasi berbagai kebajikan (virtues) yang diyakini dan digunakan

sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak. Kebajikan terdiri atas sejumlah nilai, moral, dan norma, seperti jujur, berani bertindak, dapat dipercaya, dan hormat kepada orang lain. Interaksi seseorang dengan orang lain menumbuhkan karakter masyarakat dan karakter bangsa. Oleh karena itu, pengembangan karakter bangsa hanya dapat dilakukan melalui pengembangan karakter individu seseorang. Akan tetapi, karena manusia hidup dalam lingkungan sosial dan budaya tertentu, maka pengembangan karakter individu seseorang hanya dapat dilakukan dalam lingkungan sosial dan budaya yang berasangkutan. Artinya, pengembangan budaya dan karakter bangsa hanya dapat dilakukan dalam suatu proses pendidikan yang tidak melepaskan peserta didik dari lingkungan sosial,budaya masyarakat, dan budaya bangsa.

Adisusilo (2012:79) mengutip pendapat Daniel Goleman bahwa pendidikan karakter merupakan pendidikan nilai yang mencakup 9 nilai dasar yang saling terkait, yaitu:


(37)

1) Responsibility adalah pendidikan karakter yang menekankan pada penanaman nilai untuk memperjuangankan nilai rasa tanggung jawab;

2) Respect adalah pendidikan karakter yang menekankan pada

penanaman nilai untuk memperjuangankan nilai rasa hormat; 3) Fairness adalah pendidikan karakter yang menekankan pada

penanaman nilai untuk memperjuangkan nilai keadilan;

4) Courage adalah pendidikan karakter yang menekankan pada

penanaman nilai untuk memperjuangkan nilai keberanian;

5) Honesty adalah pendidikan karakter yang menekankan pada

penanaman nilai untuk memperjuangkan nilai kejujuran);

6) Citizenship adalah pendidikan karakter yang menekankan pada

penanaman nilai untuk memperjuangkan nilai rasa kebangsaan;

7) Self-discipline adalah pendidikan karakter yang

menekankanpada penanaman nilai untuk memperjuangkan nilai disiplin diri;

8) Caring adalah pendidikan karakter yang menekankan pada

penanaman nilai untuk memperjuangkan nilai peduli dan

9) Perseverance adalah pendidikan karakter yang menekankan

pada penanaman nilai untuk memperjuangkan nilai ketekunan. Lebih lanjut dia mengatakanbahwa pendidikan nilai harus dimulai dari rumah, dikembangkan di lembaga pendidikan sekolah dan diterapkan secara nyata dalam masyarakat (termasuk masyarakan


(38)

politik, industri, usaha, dan lain-lain) dalam pandangannya pendidikan nilai atau karakter amat penting sebab menurut hasil penelitiannya, keberhasilan atau sukses hidup seseorang itu (kecerdasan emosional, kecerdasan sosial dan kecerdasan spiritual) dan hanya 20% ditentukan oleh kecerdasan intelektualnya.

d. Pendekatan Tematik Integratif

1) Pengertian

Menurut Sugiyanto (2010:126) pembelajaran tematik integratif atau pembelajaran terpadu merupakan salah satu model implementasi kurikulum yang diaplikasikan pada semua jenjang pendidikan, mulai dari tingkat sekolah Dasar (SD/MI) sampai

dengan Sekolah Menengah Pertama (SMP/MTS). Model

pembelajaran terpadu pada hakikatnya merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang memungkinkan siswa baik secara individu maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip secara holistik dan pembelajaran ini merupakan model yang mencoba memadukan beberapa pokok bahasan.

Humphreys, Post and Ellis dalam Indrawati (2009:17), menyatakan “Studi terpadu adalah studi dimana siswa dapat mengeksplorasikan pengetahuan mereka dalam berbagai mata pelajaran yang berkaitan dengan aspek-aspek tertentu dari lingkungan mereka”. Ia melihat pertautan antara kemanusiaan, seni komunikasi, ilmu pengetahuan alam, matematika, studi sosial, musik


(39)

dan seni. Keterampilan dan pengetahuan dikembangakan dan diterapkan di lebih dari satu wilayah studi.

Model pembelajaran tematik menutut kemampuan belajar siswa untuk mengembangkan kemampuan akademik maupun kreativitasnya. Pembelajaran tematik lebih menekankan pada keterlibatan siswa dalam proses belajar secara aktif dalam proses pembelajaran, sehingga siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajarinya. Melalui pengalaman langsung siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari dan menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dipahaminya. Teori pembelajaran ini dimotori para tokoh Psikologi Gestalt, termasuk Piaget yang menekankan bahwa pembelajaran haruslah bermakna dan berorientasi pada kebutuhan dan perkembangan anak.

Menurut Rusman (2012: 254) pembelajaran tematik merupakan

salah satu model dalam pembelajaran terpadu (integrated

instruction) yang merupakan suatu sistem pembelajaran yang

memungkinkan siswa, baik secara individual maupun kelompok, aktif menggali dan menemukan konsep serta prinsi-prinsip keilmuan secara holistik, bermakna, dan autentik. Menurut Ujang Sukardi, dkk dalam Sugiyanto (2010: 127) pengajaran terpadu pada dasarnya sebagai kegiatan mengajar dengan memadukan beberapa mata pelajaran dalamsatu tema. Tema adalah pokok pikiran atau gagasan


(40)

pokok yang menjadikan pokok pembicaraan, Poerwadarminta dalam Rusman ( 2012:254).

Berdasarkan pengertian-pengetian diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tematik merupakan suatu pendekatan yang memadukan beberapa pokok bahasan dalam sebuah tema dari beberapa mata pelajaran yang saling terkait yang dipelajari dalam waktu bersamanan. Materi pembelajaran yang dipadukan dalam satu tema perlu mempertimbangkan karakteristik siswa, seperti minat, kemampuan, kebutuhan, dan pengetahuan awal. Pembelajaran

tematik dikatakan pembelajaran bermakna karena dalam

pengajarannya anak akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengamatan langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang mereka pahami sebelumnya.

Pembelajaran tematik lebih menekankan pada penerapan

konsep belajar sambil melakukan sesuatu (learning by doing). Oleh

karena itu, guru perlu mengemas atau merancang pengalaman belajar yang akan mempengaruhi kebermaknaan belajar siswa. Pengalaman belajar yang menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual menjadikan proses pembelajaran lebih efektif. Kaitan konseptual antar mata pelajaran yang dipelajari akan membentuk skema, sehingga siswa akan memperoleh keutuhan dan kebulatan pengetahuan. Selain itu, dengan penerapan pembelajaran tematik di sekolah dasar akan sangat membantu siswa, karena sesuai dengan


(41)

tahap perkembangannya siswa yang masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistik).

Dalam pembelajaran tematik perhatian dan motivasi siswa menjadi sangat penting. Perhatian menjadi sangat penting dalam kegiatan belajar. Gege dan Liner dalam buku Dimyati, dkk (1999:42) menyatakan” tanpa ada perhatian tak mungkin terjadi belajar”. Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa apabila bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhannya. Apabila bahan pelajaran itu dirasakan sebagai sesuatu yang dibutuhkan, diperlukan untuk diperlajari lebih lanjut atau diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, akan membangkitkan motivasi untuk mempelajarinya.

Motivasi mempunyai peran yang sangat penting untuk

meningkatkan semangat aktivitas belajar siswa.

2) Karakterikstik Pembelajaran Tematik

Menurut Rusman, (2012:258) pembelajaran tematik memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut:

a) Berpusat pada siswa

Pembelajaran tematik berpusat pada siswa (student

centered). Hal ini sesuai dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak menempatkan siswa sebagai subjek belajar, sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator, yaitu memberikan kemudahan-kemudahan pada siswa untuk melakukan aktifitas belajar.


(42)

b) Memberikan pengalaman langsung

Pembelajaran tematik dapat memberikan pengalaman

lansung pada siswa (direct experiences). Dengan pengalaman

lansung ini, siswa dihadapkan pada suatu yang nyata (konkret) sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak.

c) Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas

Dalam pembelajaran tematik pemisahan antar mata pelajaran menjadi tidak begitu jelas. Fokus pembelajaran diarahkan pada pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa.

d) Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran

Pembelajaran tematik menyajikan konsep-kosep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian siswa dapat memahami konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal ini di perlukan untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.

e) Bersifat fleksibel

Pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel) di mana guru dapat mengkaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya, bahkan mengkaitkannya dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan di mana sekolah dan siswa berada.


(43)

f) Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa Siswa diberi kesempatan untuk mengoptimalkan

potensi yang dimilikinya sesuai dengan minat dan

kebutuhannya.

g) Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan

menyenangkan.

3) Tahap-tahap pembelajaran tematik integratif

Menurut Ahmadi (2014:225) ada 4 tahap pembelajaran tematik integratif sebagai berikut:

a) Menentukan tema. Dimungkinkan disepakati bersama

dengan peserta didik.

b) Mengintegrasikan tema dengan kurikulum yang berlaku,

dengan mengedepankan dimensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

c) Mendesain rencana pembelajaran. Tahap ini mencakup

pengorganisasian sumber dan aktifitas ekstrakurikuler dalam rangka mendemonstrasikan kegiatan dalam tema.

d) Aktifitas kelompok dan diskusi. Yang memberikan

peluang berpartisipasi dalm mencapai berbagai perspektif dari tema. Hal ini membangun guru dan peserta didik dalam mengeksplorasi subjek.


(44)

Menurut Rusman (2012:259) ada enam hal yang harus diperhatikan oleh guru dalam pembelajaran tematik adalah sebagai berikut:

a) Tidak semua mata pelajaran harus dipadukan.

b) Dimungkinkan terjadi penggabungan kompotensi dasar

lintas semester.

c) Kompetensi dasar yang tidak dapat dipadukan, jangan

paksa untuk dipadukan. Kompotensi dasar yang tidak diintegrasikan dibelajarakan secara tersendiri.

d) Kompetensi dasar yang tidak tercakup pada tema tertentu

harus tetap diajarkan baik melalui tema lain maupun disajikan secara tersendiri.

e) Kegiatan pembelajaran ditekankan pada kemampuan

membaca, menulis, dan berhitung serta penanaman nilai-nilai moral.

f) Tema yang dipilih harus sesuai dengan karakteristik siswa,

minat, lingkungan dan daerah setempat.

5) Teknik Pembuatan Jaringan Tema

Menurut Ahmadi,Amri (2014:210) pembuatan jaringan tema dapat melalui beberapa tahap yang harus dilalui yaitu:


(45)

1)) Mempelajari standar kompetensi dan kompetensi dasaryang terdapat pada masing-masing mata pelajaran, dilanjutkan dengan menentukan tema yang sesuai.

2)) Menetapakan terlebih dahulu tema-tema yang pengikat keterpaduan untuk menentukan tema tersebut, guru dapat bekerjasama dengan siswa-siswa sehingga sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa.

b) Menginventarisasi materi-materi yangsesuai dengan tema yang

telah ditentukan.

c) Mengelompokkan materi-materi yang sudah diinventarisir ke

dalam rumpun mata pelajaranya masing-masing.

d) Menghubungkan materi-materi yang telah dikelompokkan

dalam rumpun mata pelajaran dengan tema.

6) Kriteria Jaringan Tema yang Baik

a) Simpel. Jaringan tema dibuat untuk mempermudah

penyusunan perencanaan pembelajaran secara keseluruhan.

b) Sinkron. Jaringan tema terdiri dari dua komponen utama yaitu

tema pengikat dan meteri-materi terkait dan bisa masuk dalam cakupannya.

c) Logis. Materi yang disaring memang betul-betul merupakan

bagian dari tema.

d) Mudah dipahami. Tema yang baik adalah tema yang mudah


(46)

e) Terpadu. Tema dan materi-materi diikat oleh kesamaan substansi yang ingin disampikan kepada siswa siswi.

7) Prinsip Penentuan Tema

Menurut Ahmadi, Amri (2014:211) menyatakan bahwa dalam menentukan tema perlu memperhatikan beberapa prinsip yaitu:

a) Memperhatikan lingkungan terdekat

b) Dari yang mudah menuju yang sulit

c) Dari yang konkret menuju yang abstrak

d) Tema yang dipilih harus memungkinkan terjadinya proses

berpikirpada diri anak

e) Ruang lingkup tema disesuaikan dengan usia dan

perkembangan siswa termasuk minat dan kebutuhan dan kemampuan.

Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa untuk melaksanakan pembelajaran tematik integratif perlu persiapan yang matang, baik secara mental maupun perangkat pembelajaran atau materinya. Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam pembelajran tematik integratif adalah teknik pembuatan jaringan tema. Jaringan tema dibuat dengan memperhatikan kriteria dan prinsip penentuan tema yang baik. Tema yang baik adalah tema yang memperhatikan perkembangan, minat, kebutuhan serta kemampuan siswa.


(47)

Salah satu ciri khas dari kurikulum 2013 adalah menggunakan pendekatan saintifik atau pendekatan ilmiah.Pendekatan ilmiah

(scientific appoach) dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud

meliputi mengamati, menanya, menalar, mencoba, membentuk jejaring untuk semua mata pelajaran. Kemendikbud, (2013:167).

Langkah-langkah pembelajaran menggunakan pendekatan

saintifik dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1 : Langkah-langkah pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik

Menurut Sudarwan,(dalam Majid, 2014:294) pendekatan saintifik bercirikan penonjolan dimensi pengamatan, penalaran, penemuan, pengabsahan, dan penjelasan tentang suatu kebenaran. Dengan demikian, proses pembelajaran harus dilaksanakan dengan dipandu nilai – nilai, prinsip – prinsip, atau kriteria ilmiah. Proses pembelajaran disebut ilmiah jika memenuhi kriteria seperti berikut ini:


(48)

1) Substansi atau materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penaran tertentu; bukan sebatas kira – kira, khayalan, legenda atau dongeng semata.

2) Penjelasan guru, respon peserta didik, dan interaksi

edukatif guru – peserta didik terbebas dari prasangka yang serta merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis.

3) Mendorong dan menginspirasi peserta didik berpikir

secara kritis, analisis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan substansi atau materi pembelajaran.

4) Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu

berpikir berdasarkan hipotesis dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari substansi atau materi pembelajaran.

5) Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu

memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola pikir yang rasional dan objektif dalam merespons substansi atau materi pembelajaran.

6) Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang


(49)

7) Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas namun menarik sistem penyajian.

f. Penilaian Otentik

1) Pengertian

Menurut Kurinasih dan Sani, (2014:48) penilain Otentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehesif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluar (output) pembelajaran, yang meliputi ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Lebih lanjut ia mengatakan penilaian Otentik merupakan pendekatan dan instrumen penilaian yang memberikan

kesempatan luas kepada peserta didik untuk menerapkan

pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang sudah dimilikinya dalam bentuk tugas-tugas seperti:

a) Membaca dan meringkasnya

b) Eksperimen

c) Mengamati

d) Survei

e) Projek

f) Makalah

g) Membuat multimedia

h) Membuat karangan, dan


(50)

Menurut pusat kurikulum (2009) (dalam Majid, 2014:236)

menyebutkan bahwa penilain otentik (authentic assesment) adalah

suatu proses pengumpulan, pelaporan, dan penggunaaan informasi tentang proses dan hasil belajar siswa dengan menerapkan prinsip-prinsip penilaian, pelaksanaan berkelanjutan, bukti-bukti otentik, akurat dan konsisten sebagai akuntabilitas publik. Lebih lanjut Ia menjelaskan penilaian otentik dinamakan penilain kinerja atau penilaian berbasis kinerja karena penilaian ini secara langsung mengukur performance (kinerja) aktual (nyata) siswa dalam hal-hal tertentu.

Untuk mendapatkan pemahaman yang cukup komprehensif mengenai arti penilaian otentik Majid (2014:237) mengutip beberapa definisi tentang penilaian otentik, yakni sebagai berikut:

a) American library assocition; assesment otentik

didefenisikan sebagai proses evaluasi untuk mengukur kinerja, prestasi, motivasi, dan sikap peserta didik pada aktifitas yang relevan dalam pembelajaran.

b) Newton public school; penilaian otentik di artikan sebagai penilaian atas produk dan kinerja yang berhubungan dengan pengalaman nyata peserta didik.

c) Jon mueller (2006); penilaian otentik merupakan suatu

bentuk penilaian yang para siswanya diminta untuk menampilkan tugas pada situasi yang sesungguhnya


(51)

yang mendemonstrasikan penerapan keterampilan dan pengetahuan esensial yang bermakna.

d) Richard J. Stinggins (1987); penilaian otentik

menekankan keterampilan dan kompetensi spesifik, untuk menerapkan keterampilan dan pengetahuan yang sudah di kuasai. Hal ini terungkap dalam cuplikan

kalimat berikut ini: ”performance assesment call upen

the examinee to demonstrate specific skills and competencies, that is to aplay the skills and knowledge they have mastered”(stiggins, 1987:34).

2) Ciri-ciri Penilaian Otentik

Menurut Kunandar, (2014: 38) penilaian otentik memiliki beberapa ciri yaitu 1) harus mengukur semua aspek pembelajaran yaitu kinerja dan produk, 2) dilakukan selama dan setelah proses pembelajaran berlangsung, 3) menggunakan berbagai cara dan sumber, maksudnya dalam menilai peserta didik harus menggunakan berbagai teknik penilaian, 4) tes merupakan salah satu alat untuk pengumpulan data penilaian, 5) tugas yang diberikan kepada peserta didik harus mencerminkan kehidupan

sehari-hari, 6) penilaian harus menekankan kedalaman

pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki peserta didik.


(52)

Selain memiliki beberapa ciri, penilaian otentik memiliki karakteristik yaitu 1) dapat digunakan utuk formatif dan sumatif, 2) mengukur keterampilan dan performasi, bukan mengingat fakta, 3) secara terus menerus dan terintegrasi, 4) dapat digunakan sebagai umpan balik dalam pencapaian kompetensi (Kunandar, 2014: 39-40). Sedangkan menurut Nurhadi dalam Daryanto (2014: 89) mengatakan bahwa ada beberapa karakteristik penilaian otentik yaitu a) menggunakan pengalaman nyata, b) dilaksanakan selama dan setelah proses pembelajaran berlangsung, c) mencangkup penilaian diri sendiri dan refleksi, d) mengukur keterampilan dan penampilan bukan hanya mengingat fakta, e) berkelanjutan, f) saling terhubung, g) dapat dijadikan sebagai umpan balik, h) kriteria keberhasilan dan kegagalan dapat diketahui oleh peserta didik.

4) Macam-Macam Penilaian Otentik

Menurut Kunandar (2014: 119) dalam Kurikulum SD 2013 terdapat 4 ranah dalam penilaian yaitu ranah pengetahuan, ranah keterampilan dan ranah sosial dan spiritual. Beberapa macam penilaian yang dapat digunakan untuk menilai pengetahuan yaitu 1) tes tertulis yaitu tes yang memberikan soal dan jawaban dalam bentuk tulisan, 2) tes lisan yaitu tes diberikan kepada peserta didik dengan memberikan pertanyaan dan ditanggapi secara langsung dengan bahasa verbal, 3) penugasan atau proyek yaitu memberikan


(53)

pekerjaan rumah yang dapat dikerjakan secara individu dan kelompok sesuai dengan karakteristik tugas. Pada ranah keterampilan, penilaian dapat dilakukan dengan cara 1) kinerja atau performance yaitu penilaian tindakan atas praktik yang dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang perilaku atau keterampilan yang diharapkan, 2) proyek yaitu kegiatan penilaian terhadap suatu tugas meliputi pengumpulan, pengorganisasian, ataupun penyajian data yang harus diselesaikan oleh peserta didik dalam waktu tertentu, 3) portofolio yaitu penilaian yang berkelanjutan yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam periode tertentu, dapat berupa sekumpulan pekerjaan peserta didik, 4) produk yaitu penilaian terhadap hasil yang dibuat oleh peserta didik.

Pada ranah sosial dan spiritual, penilaian dapat dilakukan dengan 1) observasi atau pengamatan yaitu penilaian yang dilakukan dengan menggunakan indra, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan berpedoman pada aspek yang diamati, 2) penilaian diri yaitu penilaian dengan cara meminta peserta didik mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya sendiri, 3) penilaian antar teman yaitu penilaian yang dapat dilakukan dengan cara meminta peserta didik untuk saling menilai satu sama lain, 4) jurnal yaitu catatan guru di dalam dan di laur kelas yang berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan


(54)

kelemahan peserta didik dengan sikap dan perilaku, 5) wawancara yaitu penilaian dengan cara melakukan wawancara kepada peserta didik dengan berpedoman pada panduan wawancara mengenai sikap spiritual dan sikap sosial yang akan digali.

5) Tujuan Penilaian Otentik

Terdapat beberapa tujuan dalam penilaian otentik. Menurut Daryanto (90:2014) terdapat beberapa tujuan penilaian otentik yaitu a) menilai kemampuan individu melalui tugas tertentu, b) menentukan kebutuhan dalam pembelajaran, c) membantu dan mendorong peserta didik, d) membantu dan mendorong guru untuk pembelajaran yang lebih baik, e) menentukan strategi pembelajaran, f) akuntabilitas lembaga, g) meningkatkan kualitas dalam pendidikan.

6) Teknik penilaian otentik

Penilaian otentik adalah proses untuk menilai kempotensi sikap, pengetahuan dan keterampilan siswa.

a) Penilaian sikap

i. Pengertian penilaian kompetensi sikap

Menurut Kunandar, (2014:104) penilaian

kompetensi sikap adalah penilaian yang dilakukan guru untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi sikap dari peserta didik yang meliputi aspek menerima atau


(55)

menanggapi (responding), menilai atau menghargai

(valuing), mengorganisasikan atau mengelola

(organization), dan berkarakter (characterzation).

Dalam kurikulum 2013 sikap dibagi dua yaitu sikap spiritual dan sikap sosial yang tertera dalam KI1 dan KI2.

ii. Teknik Penilaian Kompotensi Sikap

Menurut Kunandar, (2014:119) guru dapat melakukan penilaian sikap melalui: (1) observasi atau pengamatan perilaku dengan alat lembaran pengamatan atau observasi, (2) penilaian diri, (3) penilaian “teman

sejawat” (peer evaluation) oleh peserta didik, (4) jurnal

dan (5) wawancara dengan alat panduan atau pedoman

wawancara (pertanyaan-pertanyaan langsung).

Instrumen yang digunakan untuk observasi, penilaian diri, dan penilaian antarpeserta didik adalah daftar cek

atau skala penilaian (rating scale) yang disertai rubrik,

sedangkan pada jurnal berupa catatan peserta didik dan pada wawancara berupa daftar pertanyaan.

b) Penilaian kompetensi pengetahuan

i. Pengertian penilaian kompetensi pengetahuan

Menurut Kunandar (2014:165)penilaian kompotensi pengetahuan atau kognitif adalah penilaian yang


(56)

dilakukan guru untuk mengukur tingkat pencapaian atau penguasaan peserta didik dalam aspek pengetahuanyang meliputi ingatan atau hafalan, pemahaman, penerapan atau aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Dalam kurikulum 2013 kompetensi pengetahuan menjadi kompetensi inti dengan kode kompetensi inti 3 (KI3).

ii. Teknik penilaian kompetensi pengetahuan

Kompetensi pengetahuan dapat dinilai melalui: (1) tes tertulis dengan menggunakan butir soal, (2) tes lisan dengan bertanya langsung terhadap peserta didik menggunakan daftar pertanyaan, dan (3) penugasan atau proyek dengan lembar kerja tertentu yang harus dikerjakan oleh peserta didik dalam kurun waktu tertentu.

c) Penilaian kompetensi keterampilan

i. Pengertian penilaian kompetensi keterampilan

Menurut Kunandar (2014:255) ranah psikomotorik

adalah ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill)

atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu.psikomotorik berhubungan dengan hasil belajar yang pencapaiannya melalui

keterampilan (skill) sebagai hasil dari kompetensi


(57)

itu sebagai implikasi tercapainya kompetensi pengetahuan dari peserta didik. Keterampilan itu sendiri menunjukan tingkat keahlian seseorang dalam suatu tugas atau sekumpulan tugas tertentu.

ii. Teknik penilaian kompetensi keterampilan

Menurut Kunandar (2014:263) Kompetensi

keterampilan dapat dinilai melalui (1) kinerja, yaitu

penilaian yang menuntut peserta didik

mendemonstrasikan suatu kompotensi tertentu

menggunakan tes praktik (unjuk kerja) dengan

menggunakan instrumen lembar pengamatan

(observasi), (2) proyek dengan menggunakan instrumen lembar penilaian dokumen laporan proyek, (3) penilaian portofolio dengan menggunakan instrumen lembar penilaian dokumen kumpulan portofolio dan penilaian produk dengan menggunakan instrumen lembar penilaian penilaian produk. Instumen yang

digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian (rating

scale) yang dilengkapi rubrik.

2. Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran

Model pembelajaran disusun berdasarkan berbagai prinsip atau teori pengetahuan. Joyce & Weil (dalam Rusman,2013: 133) berpendapat bahwa model pembelajaran adalah suatu rencana yang dapat digunakan untuk


(58)

membentuk kurikulum, merancang bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas. Oleh karena itu dalam pembelajaran perlu disusun suatu perangkat pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Perangkat pembelajaran perlu disusun dan dikembangakan sebaik mungkin.

Menurut Sudjana (dalam Trianto, 2010:81) untuk melaksanakan

pengembangan perangkat pembelajaran dibutuhkan model-model

pengembangan yang sesuai dengan sistem pendidikan. Ada beberapa model pengembangan pengajaran yaitu model Dick-Carey, Model Four-D, dan Model Kemp.

Dalam penelitian ini, model pengembangan perangkat pembelajaran yang digunakan adalah model Kemp. Kemp mengatakan (dalam Trianto, 2010:81) bahwa pengembangan perangkat merupakan suatu lingkaran yang kontinum. Setiap langkah pengembangan berhubungan langsung dengan aktivitas revisi dan dapat dimulai dari titik manapun. Berikut merupakan siklus pengembangan perangkat model Kemp:


(59)

Secara umum pengembangan perangkat pembelajaran dengan model Kemp meliputi beberapa hal yaitu:

a. Identifikasi Masalah Pembelajaran (Instructional Problems)

Tahap ini bertujuan utnuk mengidentifikasi adanya kesenjangan antara tujuan kurikulum dengan kenyataan yang terjadi di lapangan, baik dalam model, pendekatan, metode, teknik, maupun strategi yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran. Bahan kajian, pokok bahasan atau materi yang dikembangkan, selanjutnya dapat disusun dengan cara pembelajaran yang sesuai untuk mencapai tujuan yang diharapkan dalam kurikulum.

b. Analisis siswa (Learning Characteristics)

Tahap ini dilakukan untuk mengetahui tingkah laku awal dan karakter peserta didik meliputi ciri, kemampuan, dan pengalaman secara individu ataupun kelompok. Hasil dari analisis peserta didik dapat dijadikan acuan untuk menyiapkan perangkat pembelajaran. Analisis tersebut antara lain: 1) Tingkah Laku Awal Peserta didik, menurut Kardi (dalam Trianto, 2010:83) mengatakan bahwa perlunya mengidentifikasi keterampilan

peserta didik sebelum melaksanakan proses pembelajaran.2)

Karakteristik peserta didik, menurut Ibrahim (dalam Trianto, 2010:83) analisis peserta didik sangat penting dilakukan seperti dengan memperhatikan ciri, kemampuan, dan pengalaman peserta didik baik dalam perseorangan ataupun dalam kelompok. Analisis peserta didik meliputi karakteristik seperti kemampuan akademik, usia dan tingkat


(60)

keterampilan psikomotor, kemampuan berkerja sama, keterampilan sosial dan lainnya.

c. Analisis Tugas (Task Analysis)

Kemp mengatakan dalam Trianto (2010:83) bahwa analisis tugas merupakan kumpulan dari langkah untuk menentukan isi suatu pengajaran. Analisis tugas bertujuan untuk mengetahui dan menentukan model pembelajaran untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan. Analisis tugas tidak lain dengan analisis isi pelajaran, analisis konsep, analisis pemrosesan informasi, dan analisis prosedural yang digunakan untuk memudahkan pemahaman atau penugasan tentang tugas belajar dan tujuan pembelajaran yang dituangkan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPPTH) dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS).

d. Merumuskan Indikator (Intructional Objectives)

Indikator merupakan tujuan pembelajaran yang didapatkan darihasil analisis tujuan. Tujuan pembelajaran dilakukan untuk mengkonversikan analisis tugas dan analisis konsep menjadi tujuan pembelajaran khusu yang lebih operasional. Indikator yang dirumuskan berfungsi sebagai alat untuk merancang kegiatan pembelajaran, kerangka kerja dalam merencanakan cara mengevaluasi haisl belajar peserta didik, dan sebagai panduan dalam belajar untuk peserta didik.

e. Uratan Isi (Content Sequencing)

Menurut Kemp (2011:16-17) urutan isi ditentukan berdasarkan tingkat kesulitan untuk membantu siswa memahami pelajaran .


(61)

f. Strategi Pembelajaran (Instructional Strategy)

Pada tahap ini dilakukan pemilihan strategi pembelajaran yang sesuai dengan tujuan. Kegiatan yang dilakukan yaitu memilih model, pendekatan, metode, pemilihan format, yang diyakini dapat memberikan pengalaman yang berguna dalam pembelajaran sehingga dapat mencapai tujuan.

g. Cara penyampaian Pesan atau Isi Pembelajaran (Instructional Delivery)

Menurut Kemp (2011:16-17) menentuan gambar atau media yang digunakan dalam pembelajaran dapat membantu siswa memahami pengetahuan tersebut.

h. Penyusunan Instrumen Evaluasi (Evaluation Instrument)

Penyusunan hasil belajar merupakan alat penilaian yang digunakan untuk mengukur ketuntasan indikator dan pengusaan peserta didik setelah proses pembelajaran berlangsung. Kriteria penilaian yang dilakukan adalah penilaian acuan patokan, sehingga instrumen yang dikembangkan harus dapat mengukur ketuntasan pencapaian tujuan pembelajaran yang khusus telah dirumuskan. Menilai hasil belajar merupakan unsur terakhir dalam proses perancangan pembelajaran.

i. Pemilihan Media atau Sumber Pembelajaran (Instructional Resourche)

Pemilihan media dan sumber pembelajaran dilakukan berdasarkan hasil analisis tujuan analisi karakteristik siswa dan analisis tugas. Keberhasilan pembelajaran sangat bergantung pada penggunaan media dan sumber pembelajaran yang digunakan. Pemilihan sumber pembelajaran dengan


(62)

baik maka tujuan pembelajaran dapat tercapai seperti dapat memotivasi peserta didik dengan cara menarik dan menstimulasi perhatian pada materi pembelajaran, melibatkan peserta didik, menjelaskan dan menggambarkan isi materi pelajaran dan keterampilan kinerja, membantu pembentukan sikap dan pengembangan rasa menghargai (apresiasi), serta dapat memberi kesempatan untuk menganalisis sendiri kinerja perorangan.

j. Pelayanan Pendukung (Support Services)

Pelayanan pendukung sebenarnya tidak berhubungan langsung dengan

substansi pengembangan perangkat, tetapi sangat menentukan

keberhasilan dalam pengembangan perangkat. Dalam proses

pengembangan perangkat diperlukan kebijakan sekolah, guru, mitra, tata usaha, tenaga terkait serta layanan laboratorium dan perpustakaan. Selain itu anggaran, fasilitas, bahan, perlengkapan, pelayanan tenaga kerja, jadwal penyelesaian tahapan perencanaan dan pengembangan juga dibutuhkan.

k. Evaluasi formatif (Formative)

Evaluasi formatif merupakan bagian yang penting dari proses perancangan pembelajaran dan berfungsi sebagai pemberi informasi kepada pengajar. Evaluasi formatif dilakukan selama pengembangan dan uji coba. Penilaian ini berguna untuk menentukan kelemahan dalam perencanaan pengajaran sehingga berbagai kekurangan dapat dihindari.


(63)

Evaluasi sumatif secara langsung mengukur tingkat pencapaian tujuan utama pada akhir pembelajaran. Sumber informasi utama tersebut dapat diketahui melalui hasil posttes maupun uji akhir pembelajaran. Penilaian sumatif meliputi hasil uji akhir unit dan uji akhir untuk pelajaran tertentu.

m. Revisi Perangkat Pembelajaran (Revision)

Kegiatan revisi dilakukan secara terus menerus pada setiap tahap pengembangan. Kegiatan revisi dilakukan untuk mengevaluasi dan memperbaiki rancangan yang dibuat. Revisi dilakukan berdasarkan masukan dan penilaian yang dilakukan dalam kegiatan validasi perangkat dengan pakar, simulasi terbatas dan uji coba terbatas. Validasi ini lebih bertujuan pada kebenaran dan kesesuaian isi pada saat menerapkan perangkat pembelajaran di sekolah.

Adapun perangkat pembelajaran yang dikembangkan dalam penelitian ini antara lain silabus, RPPTH beserta lembar kerja siswa dan penilaian otentik. Perangkat pembelajaran tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:

a. Silabus

1) Pengertian Silabus

Menurut, Daryanto (2014:6) silabus disusun berdasarkanstandar isi, yang didalamnya berisikanIdentitas mata pelajaran, Standar kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), Indikator, Materi Pokok, Kegiatan Pembelajaran, Alokasi Waktu, Sumber Belajar, dan penilaian. , sedangkan menurut Fadlillah (2014:135) silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu mata pelajaran atau tema tertentu yang


(64)

mencakup kompetensi inti, kompetensi dasar, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran , penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.

Lebih lanjut Fadlillah menyatakan silabus merupakan suatu yang pokok dalam kegiatan pembelajaran. Sebab, silabus digunakan sebagai bahan acuan dalam pembuatan dan mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran di kelas. Dengan adanya silabus, seorang pendidik dapat mengetahui bagaimana ia akan melakasanakan pembelajaran yang baik, efektif dan efisien sehingga apa yang menjadi standar kompetensi kelulusan yang ditetapkan dapat tercapai dengan maksimal.

2) Prinsip Pengembangan Silabus

Menurut Daryanto (2014:8) ada sembilan prinsip pengembangan silabus yakni sebagai berikut:

1) Ilmiah

Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spiritual peserta didik.

2) Relevan

Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam silabus sesuai dengan tingkatan perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional,dan spiritual peserta didik.


(65)

Komponen-komponen silabus harus saling berhubungan secara fungsional dalam mencapai kompetensi.

4) Konsisten

Ada hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara kompetensi dasar, indikator, materi pokok, kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan sistem penilaian.

5) Memadai

Cakupan indikator , materi pokok, kegiatan pembelajaran, sumber belajar dan sistem penilaian cukup utuk menunjang pencapaian kompetensi dasar .

6) Aktual dan Kontekstual

Cakupan indikator, materi pokok, kegiatan pembelajaran, sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata dan pristiwa yang terjadi.

7) Feksibel

Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasikan variasi peserta didik, pendidikan, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntutan masyarakat. Sementara itu materi ajar harus ditentukan berdasarkan dan atau memperhatikan kultur daerah masing-masing. Hal ini dimaksud agar kehidupan peserta didik tidak tercabut dari lingkungannya.


(66)

8) Menyeluruh

Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah

kompetensi (kognitif, afektif, psikomotorik)

9) Desentralisasi

Pengembangan silabus ini bersifat desentralistik.

Maksudnya bahwa kewenangan pengembangan silabus bergantung pada daerah masing-masing atau bahkan sekolah masing-masing.

b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP)

Menurut Kemendikbud (2013:9) Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan secara rinci dari suatu materi pokok atau tema tertentu yang mengacu pada silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran siswa dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD). Sedangkan Daryanto, (2014: 88) menyatakan pada hakekatnya penyusunan RPP bertujuan merancang pengalam belajar siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.

RPP disusun berdasarkan KD atau subtema yang dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih. Menurut Majid (2014:126) komponen dan langkah pengembangan RRP terdiri atas:

1) Mencantumkan identitas

Identitas meliputi: Sekolah, Kelas/Semester, Standar


(1)

4.5 Menceritakan manusia dalam dinamika interaksi dengan lingkungan alam, sosial, budaya, dan ekonomi

1.3 Menerima karunia Tuhan YME yang telah menciptakan manusia dan lingkungannya 2.3 Menunjukkan perilaku santun, toleran dan peduli dalam melakukan interaksi sosial dengan

lingkungan dan teman sebaya.

BAHASA INDONESIA 3.4 Menggali informasi dari teks cerita

petualangan tentang lingkungan dan sumber daya alam dengan bantuan guru dan teman

keberagaman di masyarakat .

3.5.1Mendemonstrasika n intraksi manusia dengan keberagaman di masyaraka.

1.3.1 Bersyukur atas karunia Tuhan YME yang telah menciptakan masyarakat yang beragam.

2.3.1 Menunjukkan prilaku santundalam berintrasi dengan masyarakat yang berbeda

BAHASA INDONESIA 3.4.1 Menceritakan pengalaman melihat perayaan budaya di lingkungan tempat tinggal.

4.4.1 Menuliskan cerita berdasarkan pengalaman

BAHASA INDONESIA

: Menggali Informasi

Pengamatan

BAHASA INDONESIA Pengetahuan: Tes lisan Keterampilan: Produk Sikap sosial/ individu: Pengamatan


(2)

dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku 4.4 Menyajikan teks cerita petualangan tentang lingkungan dan sumber daya alam secara mandiri dalam teks bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku 1.1 Meresapi makna anugerah Tuhan Yang Maha Esa berupa bahasa Indonesia yang diakui sebagai bahasa persatuan yang kokoh dan sarana belajar untuk memperoleh ilmu pengetahuan 2.2 Memiliki kedisiplinan dan tanggung jawab terhadap penggunaan teknologi modern dan tradisional, proses pembuatannya melalui pemanfaatan bahasa

dengan menggunakan kosakata baku. 1.1.1 Bersyukur atas bahasa Indonesia yang dimilki.

2.2.1 Bertanggungjawab terhadap penggunaan teknologi modern dan tradisional.

Sikap spiritual: Penilaian diri


(3)

Indonesia.

PEMBELAJARAN 6 PKn

3.2 Memahami hak dan kewajiban sebagai warga dalam kehidupa sehari-hari di rumah, sekolah dan masyarakat 4.2 Melaksanakan

kewajiban sebagai warga di lingkungan rumah, sekolah dan masyarakat

2.3 Menunjukkan perilaku sesuai dengan hak dan kewajiban sebagai warga dalam kehidupan sehari-hari di rumah sekolah dan masyarakat sekitar 1.1 Menghargai kebersamaan dalam keberagaman sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa di

PKn

3.2.1 Menyebutkan hak dan

kewajiban dalam kegiatan bersama. 3.2.2 Menjelaskan cara agar hak dan

kewajiban terpenuhi. 4.2.1

Mendemonstrasikan hak dan kewajiban dalam kegiatan bersama.

2.3.1 Menunjukkan perilaku sesuai dengan hak dan kewajiban dalam kegiatan bersama. 1.1.1 Bersyukur atas

kebersamaan dalam keberagaman sebagai anugerah Tuhan Yang Maha dalam kegiatan bersama PKn: Hak dan kewajiban dalam kegiatan bersama

 Siswa membaca cerita legenda “Asal Usul Gasing”

(mengamati)

 Siswa dan guru bertanya jawab mengenai unsur yang terdapat dalam cerita (menanya)  Siswa berdiskusi untuk

menjelaskan unsur-unsur cerita dari cerita legenda yang dibaca.(menalar)

 Siswa mendramakan cerita legenda yang ada

dibuku.(mencoba)

 Guru akan membagi siswa dalam beberapa kelompok.

 Siswa diminta untuk menentukan tokoh-tokoh yang ada dalam cerita.  Siswa dalam kelompok

berdiskusi untuk membuat naskah drama yang berhubungan dengan cerita.  Siswa berlatih

memainkan drama.  Siswa memerankan drama

PKn Pengetahuan: Tes tertulis Keterampilan: Kineja Sikap sosial/individu Pengamatan Sikap spiritual Doa

6 JP Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Tempat Tinggalku: Buku Guru Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Untuk SD/MI Kelas I -- Edisi Revisi. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (hlm. 127-130). Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Tempat Tinggalku: Buku Siswa Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Untuk SD/MI Kelas I -- Edisi Revisi. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (hlm. 93-98).


(4)

lingkungan rumah, sekolah dan masyarakat. BAHASA INDONESIA

3.4 Menggali informasi dari teks cerita petualangan tentang lingkungan dan sumber daya alam dengan bantuan guru dan teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis ndengan memilih dan memilah kosakata baku.

4.4 Menyajikan teks cerita petualangan tentang lingkungan dan sumber daya alam secara mandiri dalam teks bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku 2.2 Memiliki

BAHASA INDONESIA

3.4.1.Mengidentifikasi unsur dari sebuah cerita legenda 3.4.2 Menjelaskan unsur cerita dari cerita legenda

4.4.1 Membuata peta konsep dari sebuah cerita

4.4.2 Mendramakan sebuah cerita 2.2.1 Bertanggung

jawab dalam menggunakan teknologi sesuai pemanfatannya 2.2.2. Teliti dalam

menggunakan teknologi 1.1.1 Bersyukur atas bahasa Indonesia, sebagai bahasa pemersatu dalam keberagaman

BAHASA INDONESIA: Unsur Cerita Legenda

yang

dibuatnya.(menyajikan)

BAHASA INDONESIA Pengetahuan: Tes lisan Keterampilan: Produk. Kinerja Sikap

sosial/individu: Pengamatan Sikap spiritual: Penilaian teman sejawat

http://tugastugassek olah.blogspot.com/2 012/11/normal-0- false-false-false-en-us-x-none.html

.

http://www.artikelb agus.com/2012/02/h

ak-dan-kewajiban.html#ixz z3K3ldpU9j


(5)

kedisiplinan dan tanggung jawab terhadap penggunaan teknologi modern dan tradisional, proses pembuatannya melalui pemanfaatan bahasa Indonesia 1.1 Meresapi makna anugerah Tuhan Yang Maha Esa berupa bahasa Indonesia yang diakui sebagai bahasa persatuan yang kokoh dan sarana belajar untuk memperoleh ilmu pengetahuan.

Mengetahui, Yogyakarta, 25 Agustus 2014

Kepala Sekolah Calon Guru


(6)

LAMPIRAN 7

BIODATA PENULIS

Aloisius Gando lahir di Manggarai, 16 Juli 1990. Pendidikan dasar diperoleh di SDK Wewo Manggarai-NTT, tamat pada tahun 2004. Pendidikan menengah pertama diperoleh di SMPK Welak Orong, Manggarai Barat-NTT, tamat pada tahun 2008. Pendidikan Menengah Atas diperoleh di SMK Swakarsa Ruteng-NTT, tamat pada tahun 2011.

Pada tahun 2011, peneliti melanjutkan studi ke perguruan tinggi dan terdaftar sebagai mahasiswa PPGT Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada Falkutas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Pendidikan di perguruan tinggi diakhiri dengan menulis skripsi yang berjudul “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Mengacu Kurikulum SD 2013 Pada Sub Tema Aku Bangga Dengan Daerah Tempat Tinggalku Untuk Siswa

Kelas Empat (IV) Sekolah Dasar”. Pengembangan perangkat pembelajaran

tersebut dilakukan karena masih banyak guru yang membutuhkan contoh perangkat pembelajaran yang baik mengacu Kurikulum SD 2013.