Pengembangan perangkat pembelajaran mengacu kurikulum SD 2013 pada sub tema aku dan teman baru untuk siswa kelas 1 sekolah dasar.

(1)

ABSTRAK

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MENGACU KURIKULUM SD 2013 PADA SUB TEMA AKU DAN TEMAN BARU

UNTUK SISWA KELAS 1 SEKOLAH DASAR

Evi Anastasia Metubun Universitas Sanata Dharma

2015

Penelitian ini dilakukan karena masih banyak guru yang membutuhkan contoh perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum SD 2013. Tujuan utama dari penelitian ini adalah menghasilkan suatu produk berupa perangkat pembelajaran yang mengacu pada Kurikulum SD 2013 dan menggunakan pendekatan tematik integratif, pendekatan saintifik, pendidikan karakter, serta penilaian otentik pada kegiatan pembelajaran.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian pengembangan. Prosedur pengembangan perangkat pembelajaran yang digunakan yaitu prosedur pengembangan Jerold E. Kemp dan prosedur penelitan pengembangan yang dikemukakan oleh Bord dan Gall. Kedua prosedur pengembangan tersebut diadaptasi menjadi sebuah model pengembangan yang lebih sederhana, yang dijadikan landasan dalam penelitian. Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian dibatasi pada 5 langkah yaitu: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi ahli, (5) revisi desain, hingga menghasilkan desain produk final berupa perangkat pembelajaran yang mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas I Sekolah Dasar. Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah daftar pertanyaan wawancara dan kuesioner. Wawancara digunakan untuk analisis kebutuhan kepada guru kelas I SDN Kalasan 1, sedangkan kuesioner digunakan untuk validasi kualitas perangkat pembelajaran oleh dua Pakar Kurikulum SD 2013 dan dua guru kelas I SD.

Berdasarkan hasil validasi dua validator Pakar Kurikulum SD 2013 menghasilkan skor 3,93 (baik) dan 4,28 (sangat baik), dan dua validator guru kelas I SD menghasilkan skor 4,11 (baik) dan 4,64 (sangat baik). Perangkat pembelajaran tersebut memperoleh rerata skor 4,24 dan termasuk dalam kategori

“sangat baik”. Hasil validasi tersebut berpedoman pada 11 aspek yaitu 1) identitas

RPPTH, 2) perumusan indikator, 3) perumusan tujuan pembelajaran, 4) pemilihan materi ajar, 5) pemilihan sumber belajar, 6) pemilihan media belajar, 7) metode pembelajaran, 8) skenario pembelajaran, 9) penilaian, 10) lembar kerja siswa, 11) bahasa. Dengan demikian perangkat pembelajaran yang dikembangkan sudah layak digunakan sebagai perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum SD 2013.


(2)

ABSTRACT

DEVELOPMENT OF LEARNING INSTRUMENT BASED ON 2013 ELEMENTARY CURRICULUM ON SUBTHEME AKU DAN TEMAN

BARU FOR FIRTH GRADE OF ELEMENTARY SCHOOL.

Evi Anastasia Metubun

Sanata Dharma University

2015

This research was conducted because there were still many teachers who needed example of learning instrument referring to 2013 Elementary School Curriculum. The main objective of this research was to produce learning instrument referring to 2013 Elementary School Curriculum and using integrative thematic approach, scientific approach, character building based on local culture and authentic assesment in the learning activity.

This research was research and development. The development of learning instrument used a procedure of development of learning instrument by Jerold E Kemp. It also used research and development procedure which proposed by Bord and Gall. Those two development procedures were adapted to be a simpler learning model, which became the base of the research. The development procedure used in this research covered five steps, they were (1) potentian and

problem, (2) data gathering, (3) product design, (4) experts’ validation, (5) design

revision, which finally produced final product design in the form of learning instrument referring to 2013 Elementary School Curriculum for firth grade students of elementary school. The research instrument was need analysis interview and questionnaire. The interview was used for the need analysis of teachers of the firth grade of SD Negeri Kalasan 1 Sleman. While the questionnaire was used to validate the quality of the learning instrument by two experts of 2013 curriculum and two teachers of the firth grade of elementary school.

According to the validation, the two experts of 2013 curriculum showed result on the score of 3,93 (good) and 4,28 (very good), and the two teachers of the firth grade of elementary school showed result on the score of 4,11 (good) and 4,64 (very good). The learning instrument got mean score 4,24 and it was categorized as very good. The result of the validation was based on 11 aspects which were: (1) daily lesson plan identity, (2) formulation of indicators, (3) formulation of learning objective, (4) choice of learning material, (5) choice of learning source, (6) choice of learning media, (7) learning method, (8) learning scenario, (9) assessment, (10) student task, and (11) language. Therefore, the learning instrument which was developed has been approriate to be used in the learning instrument referring to 2013 curriculum.


(3)

i

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MENGACU KURIKULUM SD 2013 PADA SUB TEMA AKU DAN TEMAN BARU

UNTUK SISWA KELAS 1 SEKOLAH DASAR SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Evi Anastasia Metubun NIM. 111134321

RINTISAN PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU TERINTEGRASI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2015


(4)

(5)

(6)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN Karya ini kupersembahkan untuk:

TUHAN YESUS KRISTUS yang selalu mendengarkan doaku dan selalu menyertaiku dalam menyelesaikan skripsi ini.

Kedua orangtua kandungku yang tercinta: Bapak Silas Metubun dan Ibu Fransina Metubun Yang selalu memberikan dukungan, motivasi serta doa dan

sebagai sang motivator terhandal. Kedua orangtua waliku tercinta:

Bapak Markus Metubun, S. Sos. dan Ibu Rebeca Silitonga Yang selalu memberikan dukungan dan doa yang selalu kujadikan

motivasi.

Kakak-kakakku terkasih:

Herci M. beserta keluarganya, Ribka M. beserta keluarganya, Yohanes M, Ronald M. beserta keluarganya, Hans Kurni M, Kress

M, Gerda M. beserta keluarganya yang selalu memberikan dukungan, semangat, motivasi serta doa.

Adikku-adiku tercinta:

Djoko D. Metubun, Imelda Metubun, dan Riyama Metubun serta Ponakan-ponakanku tercinta yang selalu menyemangatiku saat

lelah. Yang terkasih:

Alm. Sanikimba Agustinus Nelman Baransano terima kasih atas semangat, dorongan, kasih sayang, perhatian serta doa selama

masa hidupnya.

Teman-temanku 34 mahasiswa PGSD PPGT

Terima kasih atas segala semangat, perhatian, bantuan, dan kasih sayang yang kalian berikan

Kupersembahkan karyaku untuk Almamaterku Universitas Sanata Dharma.


(7)

v MOTTO

“Janganlah takut, sebab aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab aku ini ALLAHmu;

Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang

membawa KEMENANGAN.” (Yesaya 41:10)

“ Serahkanlah perbuatanmu kepada TUHAN, maka terlaksanalah

segala rencanamu.”

(Amsal 16:3)

Bahagiakanlah kedua orang tuamu sebelum kamu membahagiakan orang lain


(8)

(9)

(10)

viii ABSTRAK

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MENGACU KURIKULUM SD 2013 PADA SUB TEMA AKU DAN TEMAN BARU

UNTUK SISWA KELAS 1 SEKOLAH DASAR

Evi Anastasia Metubun Universitas Sanata Dharma

2015

Penelitian ini dilakukan karena masih banyak guru yang membutuhkan contoh perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum SD 2013. Tujuan utama dari penelitian ini adalah menghasilkan suatu produk berupa perangkat pembelajaran yang mengacu pada Kurikulum SD 2013 dan menggunakan pendekatan tematik integratif, pendekatan saintifik, pendidikan karakter, serta penilaian otentik pada kegiatan pembelajaran.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian pengembangan. Prosedur pengembangan perangkat pembelajaran yang digunakan yaitu prosedur pengembangan Jerold E. Kemp dan prosedur penelitan pengembangan yang dikemukakan oleh Bord dan Gall. Kedua prosedur pengembangan tersebut diadaptasi menjadi sebuah model pengembangan yang lebih sederhana, yang dijadikan landasan dalam penelitian. Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian dibatasi pada 5 langkah yaitu: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi ahli, (5) revisi desain, hingga menghasilkan desain produk final berupa perangkat pembelajaran yang mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas I Sekolah Dasar. Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah daftar pertanyaan wawancara dan kuesioner. Wawancara digunakan untuk analisis kebutuhan kepada guru kelas I SDN Kalasan 1, sedangkan kuesioner digunakan untuk validasi kualitas perangkat pembelajaran oleh dua Pakar Kurikulum SD 2013 dan dua guru kelas I SD.

Berdasarkan hasil validasi dua validator Pakar Kurikulum SD 2013 menghasilkan skor 3,93 (baik) dan 4,28 (sangat baik), dan dua validator guru kelas I SD menghasilkan skor 4,11 (baik) dan 4,64 (sangat baik). Perangkat pembelajaran tersebut memperoleh rerata skor 4,24 dan termasuk dalam kategori

“sangat baik”. Hasil validasi tersebut berpedoman pada 11 aspek yaitu 1) identitas

RPPTH, 2) perumusan indikator, 3) perumusan tujuan pembelajaran, 4) pemilihan materi ajar, 5) pemilihan sumber belajar, 6) pemilihan media belajar, 7) metode pembelajaran, 8) skenario pembelajaran, 9) penilaian, 10) lembar kerja siswa, 11) bahasa. Dengan demikian perangkat pembelajaran yang dikembangkan sudah layak digunakan sebagai perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum SD 2013.


(11)

ix ABSTRACT

DEVELOPMENT OF LEARNING INSTRUMENT BASED ON 2013 ELEMENTARY CURRICULUM ON SUBTHEME AKU DAN TEMAN

BARU FOR FIRTH GRADE OF ELEMENTARY SCHOOL.

Evi Anastasia Metubun

Sanata Dharma University

2015

This research was conducted because there were still many teachers who needed example of learning instrument referring to 2013 Elementary School Curriculum. The main objective of this research was to produce learning instrument referring to 2013 Elementary School Curriculum and using integrative thematic approach, scientific approach, character building based on local culture and authentic assesment in the learning activity.

This research was research and development. The development of learning instrument used a procedure of development of learning instrument by Jerold E Kemp. It also used research and development procedure which proposed by Bord and Gall. Those two development procedures were adapted to be a simpler learning model, which became the base of the research. The development procedure used in this research covered five steps, they were (1) potentian and

problem, (2) data gathering, (3) product design, (4) experts’ validation, (5) design

revision, which finally produced final product design in the form of learning instrument referring to 2013 Elementary School Curriculum for firth grade students of elementary school. The research instrument was need analysis interview and questionnaire. The interview was used for the need analysis of teachers of the firth grade of SD Negeri Kalasan 1 Sleman. While the questionnaire was used to validate the quality of the learning instrument by two experts of 2013 curriculum and two teachers of the firth grade of elementary school.

According to the validation, the two experts of 2013 curriculum showed result on the score of 3,93 (good) and 4,28 (very good), and the two teachers of the firth grade of elementary school showed result on the score of 4,11 (good) and 4,64 (very good). The learning instrument got mean score 4,24 and it was categorized as very good. The result of the validation was based on 11 aspects which were: (1) daily lesson plan identity, (2) formulation of indicators, (3) formulation of learning objective, (4) choice of learning material, (5) choice of learning source, (6) choice of learning media, (7) learning method, (8) learning scenario, (9) assessment, (10) student task, and (11) language. Therefore, the learning instrument which was developed has been approriate to be used in the learning instrument referring to 2013 curriculum.


(12)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan berkah-Nya, sehingga skripsi yang berjudul

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Mengacu Kurikulum SD 2013 Pada Sub Tema Aku dan Teman Baru untuk Siswa Kelas 1 Sekolah Dasar dapat peneliti

selesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

peneliti menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini, peneliti mendapatkan banyak bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak baik secara langsung ataupun tidak langsung sehingga skripsi dapat terselesaikan dengan baik. Maka pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Gregorius Ari Nugrahanta, SJ., S.S., B.S.T., M.A. selaku Ketua Program Studi PGSD.

3. Drs. Puji Purnomo, M.Si. selaku Dosen Pembimbing I yang telah membimbing dan memberi dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Galih Kusumo, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing II yang telah membimbing dan memberi dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Para dosen dan Staf PGSD yang telah melayani peneliti dengan baik.

6. Dra. Maslichah As’yari, M.Pd. selaku validator Pakar Kurikulum SD 2013 yang telah memberikan bantuan dalam penelitian ini dengan melakukan validasi produk penelitian.

7. Rusmawan, S.Pd., M.Pd. selaku validator Pakar Kurikulum SD 2013 yang telah memberikan bantuan dalam penelitian ini dengan melakukan validasi produk penelitian.


(13)

(14)

(15)

(16)

(17)

(18)

(19)

1 BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Realita pendidikan bangsa Indonesia masih jauh tertinggal dengan negara-negara ASEAN, sedangkan untuk mengukur kemajuan suatu bangsa diukur dari seberapa maju pendidikan yang telah dicapai oleh bangsa tersebut. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional, “pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara”

(Permendikbud 2013).

Tercapainya tujuan pendidikan ditentukan oleh kurikulum, yang merupakan strategi dan pedoman untuk meningkatkan pencapaian pendidikan. Oleh karena itu mutlak kurikulum harus diadakan. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (Permendikbud 2013). Melihat pentingnya kurikulum untuk pencapaian tujuan pendidikan maka pemerintah melakukan perbaikan dan perubahan kurikulum 2013 untuk melengkapi dan memperbaiki permasalahan yang ada pada kurikulum sebelumnya yaitu kurikulum 2006.

Kurikulum 2013 diberlakukan agar mempersiapkan generasi emas Indonesia 2045 mendatang yang cerdas, produktif, inovatif, damai dalam interaksi sosialnya, sehat dan menyehatkan dalam interaksi alamnya, dan berperadaban unggul pada abad ke-21. Kurikulum 2013 juga ditujukan agar mampu meningkatkan rendahnya skala pendidikan bangsa Indonesia yang jauh tertinggal dengan negara ASEAN. Karakteristik kurikulum 2013 lebih


(20)

menitikberatkan pada empat aspek utama yaitu menggunakan pendidikan karakter, proses pembelajaran tematik integratif, pendekatan ilmiah (saintifik) dan menggunakan penilaian otentik. Dimana pendidikan karakter, dalam setiap pembelajaran harus terkait nilai/karakter. Proses pembelajaran tematik integratif yang harus membutuhkan kreativitas guru dalam mengaitkan beberapa mata pelajaran dalam satu tema, pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik yang memiliki lima tahap yaitu (1) mengamati, (2) menalar, (3) mencoba, (4) menanyakan, (5) mengkomunikasikan dan yang terakhir menggunakan penilaian otentik yang komprehensif (menyeluruh) semua aspek harus terangkum.

Proses pembelajaran dalam konteks kurikulum 2013, siswa tidak berperan sebagai obyek tapi justru menjadi subyek artinya pada proses pembelajaran guru berperan hanya sebagai fasilitator dan memiliki intelektual yang kreatif untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran dan mampu menciptakan pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa sedangkan dalam proses pembelajaran siswa tidak diberitahukan oleh guru akan tetapi mencari tahu sendiri, siswa bukan hanya menyelesaikan masalah akan tetapi merumuskan masalah, siswa melatih berpikir analitis (pengambilan keputusan) bukan berfikir mekanistis (rutin), dan siswa mampu bekerjasama dan kaloborasi. Oleh sebab itu, agar proses pembelajaran dalam konteks kurikulum 2013 dapat tercapai dengan efektif dan efisien maka guru perlu melakukan persiapan perangkat pembelajaran yang dapat mendukung proses pembelajaran.

Berdasarkan hasil survei kebutuhan guru terkait implementasi kurikulum 2013 pada tanggal 17 Mei pukul 10.00 di SDN Kalasan 1 dengan Ibu U, guru sudah sangat memahami konsep-konsep dasar mengapa terjadi perubahan kurikulum dari kurikulum KTSP menjadi Kurikulum SD 2013. Guru juga sudah memahami poin-poin inti yang digunakan dalam Kurikulum SD 2013, seperti pendekatan tematik integratif dalam pembelajaran, pendekatan saintifik, penilaian otentik, pendidikan karakter dan penyusunan


(21)

perangkat pembelajaran yang mengacu pada Kurikulum SD 2013. Namun dari beberapa poin inti tersebut guru mendapat kesulitan dalam beberapa hal antara lain, mengaplikasikan langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan saintifik, pelaksanaan penilaian otentik yang masih sulit terutama pada penilaian non tes dan belum menemukan cara efektif untuk melaksanakan penilaian tersebut dengan maksimal, serta kurangnya pemahaman guru terkait penguatan pendidikan karakter dalam pembelajaran, dikarenakan guru belum banyak mengikuti pelatihan-pelatihan atau diklat untuk memperoleh pengetahuan sejauh mana pendidikan karakter yang harus dikembangakan dalam Kurikulum SD 2013 di sekolah.

Pada saat melakukan wawancara dengan Ibu U, beliau juga mengatakan ada beberapa kendala pada saat proses pembelajaran dengan pendekatan saintifik, antara lain pada langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan saintifik terdapat aspek mencoba, aspek tersebut sulit diimplementasikan karena keterbatasan SDM guru dan sarana prasarana sekolah yang mendukung proses tersebut berjalan maksimal. Guru juga masih bingung apakah langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan saintifik dapat dilaksanakan dengan tidak urut atau harus urut sesuai pada konsep pendekatan saintifik yaitu, mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan membentuk jejaring atau mengkomunikasikan.

Dalam hal ini guru juga menyadari kesulitan-kesulitan yang dialami dalam mengembangkan perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum SD 2013, terutama pada aspek penilaian. Hal ini disebabkan karena terbatasnya SDM guru dan kurangnya pelatihan atau diklat terkait Kurikulum SD 2013 yang pernah diikuti guru. Oleh karena itu, guru sangat memerlukan contoh-contoh perangkat pembelajaran yang sesuai tuntutan Kurikulum SD 2013 guna untuk mengembangkan pembelajaran dikelas dan tercapainya tujuan implemetasi Kurikulum 2013 di sekolah dasar.

Dengan melihat adanya masalah tersebut dan pentingnya diadakan contoh-contoh perangkat pembelajaran Kurikulum SD 2013, maka peneliti mencoba untuk melakukan pengembangan perangkat pembelajaran yang mengacu pada


(22)

kurikulum 2013 yang mengedepankan kebutuhan siswa dan guru pada

umumnya dengan judul “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Mengacu

Kurikulum 2013 pada subtema Aku dan Teman Baru untuk Siswa Kelas 1

Sekolah Dasar“. B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, rumusan masalah dalam penelitian pengembangan ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana mengembangkan produk berupa perangkat pembelajaran sub tema Aku dan Teman Baru mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas 1 Sekolah Dasar?

2. Bagaimana kualitas produk perangkat pembelajaran sub tema Aku dan Teman Baru mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas I Sekolah Dasar?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian pengembangan ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk menghasilkan produk berupa perangkat pembelajaran pada subtema Aku dan Teman Baru mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas 1 Sekolah Dasar.

2. Untuk mendeskripsikan kualitas produk prosedur perangkat pembelajaran subtema Aku dan Teman Baru mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas 1 Sekolah Dasar.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian Pengembangan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: 1. Bagi mahasiswa

Penelitian pengembangan perangkat pembelajaran ini dapat memberikan pengalaman dan pengetahuan dalam menyusun perangkat pembelajaran mengacu kurikulum 2013 bagi mahasiswa ketika kelak menjadi guru.


(23)

2. Bagi guru

Penelitian pengembangan perangkat pembelajaran ini dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif perangkat pembelajaran untuk meningkatkan proses pembelajaran pada sub tema aku dan teman baru untuk siswa kelas 1 Sekolah Dasar.

3. Bagi siswa

Perangkat pembelajaran yang dikembangkan peneliti mampu mengembangkan keaktifan, kreativitas dan mampu meningkatkan prestasi siswa dalam proses pembelajaran pada sub tema aku dan teman baru untuk siswa kelas 1 Sekolah Dasar.

4. Bagi sekolah

Dapat menambah referensi pada Sekolah dalam mengembangkan perangkat pembelajaran pada setiap pembelajaran.

5. Bagi Prodi PGSD

Menambah bahan pustaka prodi PGSD Universitas Sanata Dharma tekait dengan pengembangan perangkat pembelajaran mengacu kurikulum Sekolah Dasar tahun 2013.

E. Batasan Istilah

1. Kurikulum SD 2013 adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu

2. Pendidikan karakter adalah upaya-upaya yang dirancang dan dilaksanakan secara sistematis untuk menanamkan nilai- nilai perilaku peserta didik yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perbuatan dan perkataan berdasarkan norma- norma agama, hukum, tata karma, budaya dan adat istiadat.

3. Pendekatan tematik integratif adalah pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke


(24)

dalam berbagai tema sehingga saling terkait antara mata pelajaran, antara konsep, antara pokok bahasan bahkan keterkaitan antara topik melalui pengalaman langsung sehingga pembelajaran bermakna bagi siswa. 4. Pendekatan saintifik adalah pendekatan berbasis ilmiah dengan

menekankan metode ilmiah meliputi mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan membentuk jejaring untuk semua mata pelajaran.

5. Penilaian otentik adalah penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran, yang meliputi ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan. 6. Perangkat Pembelajaran adalah Rencana Pembelajaran Tematik Harian

(RPPTH) beserta lampirannya yang terdiri dari bahan ajar/LKS, media pembelajaran, instrumen penilaian yang berupa soal dan kunci jawaban serta tugas dan rubrik penilaian.

F. Spesifikasi Produk yang dikembangkan

1. Komponen RPPTH yang disusun lengkap, yang terdiri dari: a) Identitas RPPTH terdiri dari:

1) sekolah yaitu nama satuan pendidikan 2) identitas muatan pelajaran terkait 3) tema/subtema;

4) kelas/semester;

5) pembelajaran keberapa; 6) alokasi waktu;

b) Kompetensi Inti terdiri dari KI 1,2,3 dan 4

c) Kompetensi Dasar dan Indikator setiap Kompetensi Inti

d) Tujuan Pembelajaran mencakup semua ranah (pengetahuan, keterampilan, sosial, spiritual)

e) Materi Pembelajaran mencakup materi pokok setiap muatan f) Pendekatan dan Metode Pembelajaran


(25)

h) Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran yang terdiri dari kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup.

i) Penilaian mencakup teknik penilaian, instrumen, dan pedoman penskoran.

j) Lampiran-lampiran.

2. RPPTH disusun dengan memperhatikan keutuhan perkembangan pribadi siswa (intelektual, keterampilan, dan karakter). Hal tersebut dapat dilihat pada perumusan indikator setiap pembelajaran yang mencakup aspek intelektual, keterampilan, dan karakter. Pada aspek karakter terbagi menjadi dua ranah yaitu sikap sosial dan spiritual.

3. RPPTH disusun dengan pendekatan tematik integratif. Pendekatan tematik integratif adalah pembelajaran tematik terpadu yang memadukan beberapa mata pelajaran menggunakan tema sebagai pemersatu dengan mengintegrasikan konteks hasil belajar, pengalaman belajar, dan konten belajar, sehingga dapat memberikan pembelajaran bermakna kepada peserta didik.

4. RPPTH disusun berbasis aktivitas siswa dengan menerapkan pendekatan saintifik. Pendekatan saintifik dalam pembelajaran bertujuan untuk mengembangkan dan mengasah dimensi keterampilan siswa dalam kegiatan mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan membentuk jejaring/mengkomunikasikan atau dapat menghubungkan keterkaitan pada semua mata pelajaran.

5. Penilaian dalam RPPTH menggunakan penilaian otentik. Penilaian otentik adalah penilaian yang dilakukan secara komprehensif mulai dari input, proses, sampai output dari kegiatan pembelajaran yang bermakna secara signifikan atas hasil belajar peserta didik untuk ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Penilaian kompetensi pengetahuan melalui tes tulis, tes lisan, dan penugasan. Penilaian kompetensi sikap melalui observasi,

penilaian diri, penilaian “teman sejawat” (peer evaluation) oleh peserta didik dan jurnal. Instrumen yang digunakan untuk observasi, penilaian diri, dan penilaian antar peserta didik adalah daftar cek atau skala penilaian


(26)

(rating scale) yang disertai rubrik, sedangkan pada jurnal berupa catatan pendidik. Penilaian kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan menggunakan performance/kinerja/unjuk kerja, produk, proyek, dan penilaian portofolio.

6. RPPTH disusun sesuai dengan ketentuan EYD. Penyusunan perangkat pembelajaran ini mengacu pada kaidah bahasa yang baik dan benar sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).


(27)

9 BAB II

LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka

1. Kurikulum SD 2013

Kurikulum merupakan jantung dari pendidikan. Tuntutan zaman dan tantangan zaman menuntut kurikulum harus berubah-ubah dimana bangsa Indonesia telah mengalami perubahan kurikulum sebanyak 10 kali sejak tahun 1947 hingga sekarang kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang ke-11 kalinya. Walaupun demikian, kurikulum memiliki visi dan arah tujuan yang jelas, akan dibawa ke mana sistem pendidikan nasional. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (Permendikbud 2013).

Kurikulum 2013 yang diberlakukan mulai tahun ajaran 2013/2014 merupakan bagian dari strategi meningkatkan pencapaian pendidikan. Pengembangan kurikulum 2013 merupakan tindak lanjut dari pengembangan kurikulum berbasis kompetensi yang dirintis pada tahun 2004 dan KTSP 2006 yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu. Perkembangan teknologi semakin pesat dan tantangan zaman semakin berat akan mengalami tantangan internal dan tantangan eksternal yang harus siap dihadapi bagi generasi emas 2045 tahun akan datang. Oleh sebab itu, pemberlakuan kurikulum 2013 ditujukan agar menjawab tantangan zaman terhadap pendidikan di abad ke-21.

a. Rasional dan Elemen Perubahan Kurikulum SD 2013

Pengembangan atau perubahan kurikulum ditujukan untuk menjawab tantangan zaman yang akan dihadapi, baik tantangan internal maupun ekstranal. Maka, kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan faktor-faktor sebagai berikut:


(28)

1. Tantangan Internal, terkait antara kondisi pendidikan dan tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Melihat kondisi pendidikan yang mendesak akan tuntutan pendidikan maka, berbagai metode dilakukan oleh pemerintah agar pendidikan dapat mencapai kedelapan Standar Nasional tersebut. Tantangan internal lainnya terkait dengan perkembangan penduduk Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia produktif. Melihat dari perkembangan penduduk Indonesia yang berkembang begitu pesat sehingga jumlah sumber daya manusia usia produktif lebih banyak dari sumber daya manusia usia non produktif. Hal tersebut merupakan, salah satu tantangan terbesar jika sumber daya manusia yang melimpah tidak memiliki kompetensi dan keterampilan akan menjadi beban pembangunan. Namun apabila, sumber daya manusia yang melimpah ini, memiliki kompetensi dan keterampilan maka, akan menjadi modal pembangunan. Oleh sebab itu, sumber daya manusia usia produktif yang melimpah ini dapat ditransformasikan menjadi sumber daya manusia yang memiliki kompetensi dan keterampilan melalui pendidikan dengan tercapainya delapan standar nasional agar tidak menjadi beban pembangunan (Permendikbud 2013).

2. Tantangan Ekstranal, berkaitan dengan tantangan masa depan, kompetensi masa depan, fenomena negatif yang mengemuka dan persepsi masyarakat. Globalisasi merupakan salah satu tantangan masa depan yang bisa berdampak negatif jika tidak dimanfaatkan dengan baik. Globalisasi mampu merubah pola hidup agraris dan tradisional menjadi pola hidup yang modern seperti World

Trade Organization (WTO), Association of Southeast Asian Nations

(ASEAN) Community, Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC), dan

ASEAN Free Trade Area (AFTA). perkembangan teknologi dan Informasi

sangat pesat akibat dampak dari globalisasi sehingga untuk menghadapi tantangan-tantangan tersebut orang berpikir bahwa pengetahuanlah yang mampu untuk mengatasi segalanya. Akan tetapi, seorang pelajar terlalu dititik


(29)

beratkan pada aspek kognitif lama kelamaan beban siswa terlalu berat. Dan juga seorang pelajar mempunyai aspek kognitif yang baik tapi kurang bermuatan karakter, akibatnya akan terjadi fenomena-fenomena negatif yang mengemuka seperti perkelahian antar pelajar (tawuran), narkoba, Plagiarisme, kecurangan dalam ujian (nyontek), gejolak masyarakat (sosial unrest) dalam kalangan pelajar. Oleh sebab itu, diharapkan kurikulum 2013 mampu menjawab tantangan zaman abad ke-21 yang akan dihadapi. Kedua tantangan tersebut bukan untuk dihindari akan tetapi dihadapi.

3. Penyempurnaan Pola Pikir

Hal mendasar pengembangan Kurikulum 2013 untuk menjawab tantangan zaman. Melihat dari tantangan-tantangan yang akan dihadapi nanti, maka kurikulum 2013 diadakan sebagai penyempurnaan dari KBK 2004 dan kurikulum KTSP 2006. Melihat kedua kurikulum sebelumnya, Perumusan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) diturunkan dari Standar Isi sedangkan kurikulum 2013 diturunkan dari kebutuhan siswa, dapat dilihat pada tabel dibawah ini. (Daryanto dan Sudjendro, 2014:31).

Tabel 1. Tabel Penyempurnaan Pola Perumusan Kurikulum

No KBK 2004 KTSP 2006 Kurikulum 2013 1 Standar Kompetensi Lulusan

diturunkan dari Standar Isi

Standar Kompetensi Lulusan diturunkan dari kebutuhan 2 Standar Isi dirumuskan berdasarkan

Tujuan Mata Pelajaran (Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran) yang dirinci menjadi Standar Kompetensi dan

Kompetensi Dasar Mata Pelajaran.

Standar Isi diturunkan dari Standar Kompetensi Lulusan melalui Kompetensi Inti yang bebas mata pelajaran

3 Pemisahan antara mata pelajaran pembentuk sikap, pembentuk keterampilan, dan pembentuk pengetahuan

Semua mata pelajaran harus berkontribusi terhadap

pembentukan sikap, keterampilan, dan pengetahuan

4 Kompetensi diturunkan dari mata pelajaran

Mata pelajaran diturunkan dari kompetensi yang ingin dicapai


(30)

5 Mata pelajaran lepas satu dengan yang lain, seperti sekumpulan mata pelajaran terpisah

Semua mata pelajaran diikat oleh Kompetensi Inti (tiap kelas)

Dari tabel diatas maka, disimpulkan bahwa pola pikir pembelajaran kurikulum sebelumnya lebih dititik beratkan pada guru. Dengan demikian sangat perlu penyempurnaan pola pikir terhadap pembelajaran yang berpusat pada guru karena sangat berpengaruh terhadap pola pikir peserta didik. aktif dan kreatif gurunya bukan siswanya.

Proses pembelajaran Kurikulum 2013 berbeda dengan kurikulum KBK 2004 dan KTSP 2006 dimana, kedua kurikulum sebelumnya pembelajaran berpusat pada guru sedangkan siswa sebagai obyek, hal tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini. (Daryanto dan Sudjendro, 2014:31)

Tabel 2. Penyempurnaan Pola Pikir

No KBK 2004 KTSP 2006 Kurikulum 2013

1 Berpusat pada Guru Berpusat pada siswa

2 Satu Arah Interaktif

3 Isolasi Lingkungan Jejaring

4 Pasif Aktif-Menyelidiki

5 Maya/Abstrak Konteks Dunia Nyata

6 Pribadi Pembelajaran Berbasis Tim

7 Luas (semua materi diajarkan) Perilaku Khas Memberdayakan kaidah Keterikatan

8 Stimulasi Rasa tunggal (beberapa panca indera)

Stimulasi ke Segala Penjuru (semua panca indera)

9 Alat Tunggal (papan tulis) Alat Multimedia (berbagai peralatan teknologi pendidikan)

10 Hubungan satu Arah Kooperatif

11 Produksi Masa (siswa memperoleh dokumen yang

sama)

Kebutuhan Pelanggan (siswa mendapat dokumen sesuai dengan ketertarikan sesuai

dengan potensinya)


(31)

(mengikuti cara yang seragam) siswa) 13 Satu Ilmu Pengetahuan Bergeser

(mempelajari satu sisi pandang ilmu)

Pengetahuan Disiplin Jamak (pendekatan multidisiplin)

14 Kontrol Terpusat (kontrol oleh guru)

Otonomi dan Kepercayaan (siswa diberi tanggungjawab)

15 Pemikiran Faktual Kritis (membutuhkan pemikiran kreatif) 16 Penyampaian Pengetahuan

(pemindahan ilmu dari guru ke siswa)

Pertukaran pengetahuan (antara guru dan siswa, siswadan siswa lainnya)

4. Penguatan Tata Kelola Kurikulum

Pelaksanaan kurikulum selama ini telah menempatkan kurikulum sebagai daftar mata pelajaran. Pendekatan Kurikulum 2013 untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah diubah sesuai dengan kurikulum satuan pendidikan. Oleh karena itu dalam Kurikulum 2013 dilakukan penguatan tata kelola sebagai berikut:

1) tata kerja guru yang bersifat individual diubah menjadi tata kerja yang bersifat kolaboratif;

2) penguatan manajeman sekolah melalui penguatan kemampuan manajemen kepala sekolah sebagai pimpinan kependidikan (educational leader); dan 3) penguatan sarana dan prasarana untuk kepentingan manajemen dan proses

pembelajaran (Permendikbud 2013). 5. Penguatan Materi

Penguatan materi dilakukan dengan cara pendalaman dan perluasan materi yang relevan bagi peserta didik (Perrmendikbud 2013).

Dalam Kurikulum 2013 terdapat 4 (empat) elemen perubahan yaitu, Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Isi, Standar Proses dan Standar Penilaian. Peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan republik Indonesia nomor 54 tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan pendidikan dasar dan menengah pasal 1 menjelaskan bahwa Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah digunakan sebagai acuan utama


(32)

pengembangan standar isi, standar proses, standar penilaian pendidikan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, dan standar pembiayaan. Mulyasa (2014:23) menyatakan bahwa Standar Kompetensi Lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Sebagaimana elemen perubahan tersebut dapat dilihat pada tabel 3 Dalam Daryanto (2014:53-54).

Tabel 3. Elemen Perubahan Kurikulum SD 2013

Elemen

Deskripsi SD Kompetensi

Lulusan

- Mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara berimbang

Materi (ISI) - Adanya keseimbangan antara materi untuk mendukung kemampuan sikap, keterampilan, dan pengetahuan - Semua konten mendukung ketiga kompetensi diatas

secara berimbang

Pendekatan (ISI) Kompetensi dikembangkan melalui:

- Tematik integratif dalam semua mata pelajaran - Mata pelajaran IPA dan IPS masing-masing adalah

terpadu

- Mata pelajaran wajib, peminatan, lintas minat, dan pendalaman

- Kompetensi keterampilan yang sesuai dengan standar industri

Proses Pembelajaran

- Standar proses yang semula terfokus pada Ekplorasi, Elaborasi, dan konfirmasi dilengkapi dengan

mengamati, menanya, mengolah, menalar, menyajikan, dan mencipta.

- Belajar tidak hanya didalam kelas, tetapi lingkungan sekolah dan masyarakat juga sebagai tempat belajar - Sumber belajar tidak terpaku pada guru saja

- Sikap tidak diajarkan secara verbal, tetapi contoh dan teladan


(33)

Penilaian Hasil Belajar

- Penilaian berbasis kompetensi

- Pergeseran dari penilaian melalui Tes (mengukur kompetensi berdasarkan hasil saja ) menuju Penilaian otentik (mengukur ketiga kompetensi berdasarkan proses dan hasil)

- Penilaian tidak hanya pada level KD, tetapi juga kompetensi inti dan SKL

- Mendorong pemanfaatan portofolio yang dibuat siswa sebagai instrumen utama penilaian dan penilaian mandiri oleh siswa

Ekstrakurikuler - Pramuka (wajib) - UKS

- PMR

- Bahasa Inggris

Berdasarkan elemen perubahan kurikulum 2013 di atas, penataan terhadap SNP diharapkan dapat menyempurnakan SNP sebelumnya menjadi lebih baik bagi pendidikan Nasional.

b. Penguatan Pendidikan Karakter

Berkaitan dengan perubahan kurikulum, berbagai pihak menganalisis dan melihat perlunya diterapkan kurikulum berbasis kompetensi dan sekaligus berbasis karakter (competency and character based curriculum). Hal tersebut penting, guna menjawab tantangan arus globalisasi, berkontribusi pada pembangunan masyarakat dan kesejahteraan sosial, lentur, serta adaptif terhadap berbagai perubahan melalui pendidikan karakter.

Dalam implementasi kurikulum 2013, pendidikan karakter dapat dintegrasikan dalam seluruh pembelajaran pada setiap bidang studi yang terdapat dalam kurikulum 2013. Materi yang berkaitan dengan norma atau nilai-nilai pada setiap bidang studi perlu dihubungkan konteks kehidupan sehari-hari. Berbicara mengenai Pendidikan Karakter, pengertiannya terdiri atas dua kata dasar yaitu Pedidikan dan Karakter.


(34)

Menurut Agustinus (2014:4), pendidikan adalah suatu proses terus menerus yang menghantarkan manusia mudah ke arah kedewasaan, yaitu dalam arti kemampuan untuk memperoleh pengetahuan (knowledge

acquisition), mengembangkan kemampuan atau keterampilan (skills developments), mengubah sikap (attitude of change) serta kemampuan

mengarahkan diri sendiri, baik di bidang pengetahuan, keterampilan, serta dalam memaknai proses pendewasaan itu sendiri dan kemampuan menilai.

Kemendiknas (2010:36), menyatakan bahwa Pendidikan adalah proses internalisasi budaya ke dalam diri seseorang dan masyarakat sehingga membuat orang dan masyarakat jadi berabad.

Dari kedua pengertian pendidikan tersebut dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah proses pengembangan diri menjadi diri sendiri yang mempunyai kemampuan dan kepribadian yang unggul. Banyak pandangan berpendapat bahwa pendidikan merupakan sarana untuk mentransfer ilmu saja, akan tetapi pendidikan juga merupakan sarana pembudayaan dan penyalur nilai-nilai.

Karakter merupakan hal yang sangat penting dalam pendidikan. Karena dari pendidikanlah karakter anak bangsa terbentuk, sehingga mencerminkan karakter bangsa. Pengertian karakter menurut Sutarjo (2012:78), karakter adalah seperangkat nilai yang telah menjadi kebiasaan hidup sehingga menjadi sifat tetap dalam diri seseorang, misalnya kerja keras, pantang menyerah, jujur, sederhana dan lain-lain. Heri (2012:3) juga menjelaskan bahwa karakter adalah keadaan asli yang ada dalam diri individu seseorang yang membedakan antara dirinya dan orang lain. Berbeda dengan Hariyanto (2013:43) menjelaskan bahwa karakter adalah nilai dasar yang membangun pribadi seseorang, terbentuk baik karena pengaruh hereditas maupun pengaruh lingkungan, yang membedakan dengan orang lain, serta diwujudkan dalam sikap dan perilakunya dalam kehidupan sehari-hari.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Karakter merupakan sifat alami seseorang yang terdapat dalam diri sehingga menjadi kebiasaan


(35)

dalam merespon situasi secara bermoral. Dengan karakter itulah orang mampu mengukur kepribadian atau watak orang lain.

Keterpaduan dua kata tersebut menjadi Pedidikan Karakter. Menurut Zubaeda (2011:25) Pendidikan Karakter adalah pendidikan budi pekerti plus yang intinya merupakan program pengejaran disekolah yang bertujuan mengembangkan watak dan tabiat siswa dengan cara menghayati nilai-nilai dan keyakinan masyarakat sebagai kekuatan moral dalam hidupnya melalui kejujuran, dapat dipercaya, disiplin, dan kerja sama yang menekankan ranah afektif (perasaan/sikap) tanpa meninggalkan ranah kognitif (berpikir rasional), dan ranah skill (keterampilan, terampil mengolah data, menggemukakan pendapat dan kerja sama). Menurut Kemendiknas (2010:37) Pendidikan Karakter merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kepribadian, akhlak mulia, dan budi pekerti sehingga karakter terbentuk dan menjadi ciri khas peserta didik tersebut. Hariyanto (2013:45) menjelaskan juga bahwa pendidikan karakter adalah proses pemberian tuntutan kepada peserta didik untuk menjadi manusia seutuhnya yang berkarakter dalam dimensi hati, pikir, raga, serta rasa dan karsa. Dari uraian pengertian diatas maka dapat disimpulkan, pendidikan karakter adalah pendidikan yang mengembangkan karakter peserta didik.

Melihat kondisi krisis dan dekadensi moral, seperti maraknya perkelahian antar pelajar, korupsi, budaya menyontek, narkoba, plagiarisme dan lain-lain. Maka pemerintah Indonesia, mensosialisasikan pendidikan karakter bahkan, kementerian pendidikan nasional juga mencanangkan implementasi pendidikan karakter untuk semua tingkat pedidikan, mulai dari jenjang pendidikan sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Menurut Heri (2012:30) pendidikan karakter bertujuan untuk membentuk bangsa yang tangguh, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergotong royong, berjiwa patriotik, berkembang dinamis, berorientasi ilmu pengetahuan dan teknologi


(36)

yang semuanya dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan yang Maha Esa berdasarkan Pancasila.

c. Pendekatan Tematik Integratif

Pembelajaran kurikulum 2013 memiliki ciri khas yang berbeda dengan kurikulum sebelumnya dimana pembelajaran kurikulum sebelum, mata pelajarannya dilakukan secara terpisah sedangkan pembelajaran dengan kurikulum 2013 dilakukan dengan pendekatan tematik integrtif, yang

kemudian dikenal dengan istilah Tematik. Arti kata “Tematik” itu sendiri

adalah bersangkutan dengan tema. Pembelajaran tematik ini dilakukan sesuai dengan tahapan perkembangan anak, cara belajar anak, dan konsep belajar. Konsep pembelajaran tematik dikemukan oleh dua tokoh pendidikan Jacob tahun 1989 dengan konsep pembelajaran interdisipliner dan Fogarty pada tahun 1991 dengan konsep pembelajaran terpadu. Pembelajaran tematik merupakan suatu pendekatan dimana dalam pembelajaran segaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam intramata pelajaran maupun antar-mata pelajaran (Majid 2014). Berikut pengertian pendekatan tematik integratif menurut para ahli:

Menurut Majid (2014:86) pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema sebagai pemersatu materi dalam beberapa mata pelajaran sekaligus dalam satu kali pertemuan. Majid juga menegaskan bahwa pembelajaran tematik merupakan suatu strategi pembelajaran yang menggunakan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pangalaman yang bermakna kepada peserta didik. Daryanto (2014:31) juga menjelaskan bahwa pembelajaran tematik merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan atau memadukan beberapa Kompetensi Dasar (KD) dan indikator dari kurikulum atau Standar Isi (SI) dari beberapa mapel menjadi satu kesatuan untuk dikemas dalam satu tema. Daryanto juga menjelaskan bahwa dengan adanya kaitan tersebut maka peserta didik akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan secara utuh sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna bagi peserta didik. Daryanto (2014:11) belajar bermakna (meaningful learning) merupakan suatu proses dikaitkannya


(37)

informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang.

Dari uraian pengertian diatas maka, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sekaligus menjadi satu materi yang memberikan pengalaman bermakna bagi siswa dalam satu kali pertemuan.

Pembelajaran tematik memiliki beberapa prinsip dan karakteristik. Prinsip yang berkenaan dengan pembelajaran tematik integratif antara lain: (1) Pembelajaran tematik memiliki satu tema yang aktual, (2) Terintegrasi dengan lingkungan, (3) Bentuk belajar dirancang agar siswa menemukan tema, (4) Materi pelajaran yang dipadukan tidak terlalu dipaksakan, (5) Materi pembelajaran dapat dipadukan dalam satu tema dengan mempertimbangkan minat, kemampuan, kebutuhan, dan pengetahuan awal.

Sebagai suatu pendekatan di sekolah dasar, pembelajaran tematik integratif memiliki karakteristik-karakteristik antara lain: (1) Berpusat pada siswa, (2) Memberikan pengalaman langsung, (3) Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas, (4) Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran, (5) Bersifat fleksibel, (6) Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan.

Dalam kurikulum 2013, pembelajaran di sekolah menggunakan pendekatan tematik integratif dengan memiliki karakteristik dan prinsip yang dilaksanakan sesuai dengan tahap perkembangan anak, karakteristik cara belajar anak.

d. Pendekatan Saintifik

Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran tematik integratif, yang mana pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah (pendekatan saintifik). Penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran sebagaimana dimaksudkan melibatkan keterampilan proses meliputi mengamati, menanya, menalar, mencoba, mengkomunikasikan.


(38)

1. Mengamati

Kegiatan mengamati dalam pembelajaran lebih menitikberatkan pada kebermaknaan proses pembelajaran (meaningfull learning). Keunggulan dari metode ini, seperti menyajikan media objek secara nyata, peserta didik senang dan betantang, dan mudah pelaksanaanya. Abidin (2014:133-134) Dalam melakukan kegiatan mengamati perlu memperhatikan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Menentukan objek apa yang akan diobservasi.

b. Membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup objek yang akan diobservasi.

c. Menentukan secara jelas data-data apa yang perlu diobservasi, baik primer maupun sekunder.

d. Menentukan dimana tempat objek yang akan diobservasi.

e. Menentukan secara jelas bagaimana observasi akan dilakukan untuk mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar.

f. Menetukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil observasi, seperti menggunakan buku catatan dan alat elektronik lainnya.

2. Menanya

Dalam proses pembelajaran guru yang efektif mampu menginspirasikan peserta didik untuk mengembangkan tiga ranah utama yaitu sikap, keterampilan dan pengetahuan. Pada saat guru bertanya, pada saat itu pula dia membimbing atau memandu peserta didiknya belajar dengan baik. Ketika guru menjawab pertanyaan peserta didiknya, ketika itu pula guru tersebut mendorong asuhannya itu untuk menjadi penyimak dan pembelajar yang baik. Pertanyaan guru yang baik dan benar menginspirasi peserta didik untuk memberikan jawaban yang baik dan benar pula. Menurut Abidin (2014:136-137) aktivitas bertanya memiliki beberapa fungsi sebagai berikut:

a. Membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian peserta didik tentang suatu tema atau topik pembelajaran.


(39)

c. Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik sekaligus menyampaikan ancangan untuk mencari solusinya.

d. Menstrukturkan tugas-tugas dan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukan sikap, keterampilan, dan pemahamannya atas subtansi pembelajarn yang diberikan.

e. Membangkitkan keterampilan berbicara, mengajukan pertanyaan, dan memberi jawaban secara logis, sistematis, dan menggunakan bahasa yang baik dan benar.

f. Mendorong partisipasi peserta didik dalam berdiskusi, berargumen, mengembangkan kemampuan berpikir, dan menarik simpulan.

g. Membangun sikap keterbukaan untuk saling memberi dan menerima pendapat atau gagasan, memperkaya kosakata, serta mengembangkan toleransi sosial dalam hidup berkelompok.

h. Membiasakan peserta didik berpikir spontan dan cepat. 3. Menalar

Istilah “menalar” dalam kurikulum 2013, proses pembelajaran

menggambarkan bahwa guru dan peserta didik merupakan pelaku aktif. Karena itu, istilah aktivitas menalar dalam konteks pembelajaran merujuk pada teori belajar asosiasi atau pembelajaran asosiatif. Menurut Abidin (2014:139-140) untuk meningkatkan daya menalar peserta didikdapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. Guru menyusun bahan pembelajaran sesuai tuntutan kurikulum.

b. Guru tidak banyak menerapkan metode ceramah atau metode kuliah akan tetapi guru memberikan instruksi singkat tapi jelas.

c. Bahan pembelajaran disusun secara berjenjang atau hierarkis.

d. Kegiatan pembelajaran berorientasi pada hasil yang dapat diukur dan diamati.

e. Setiap kesalahan harus segera dikoreksi atau diperbaiki.

f. Perlu dilakukan pengulangan dan latihan agar perilaku yang diinginkan dapat menjadi kebiasaan atau pelaziman.


(40)

h. Guru mencatatat semua kemajuan peserta didik. 4. Mencoba

Untuk memperoleh hasil belajar yang otentik peserta didik harus mencoba atau melakukan percobaan. Agar pelaksanaan kegiatan percobaan dapat berjalan dengan lancar maka, (1) Guru hendaknya merumuskan tujuan eksperimen yang akan dilaksanakan murid, (2) Guru bersama murid mempersiapkan perlengkapan yang diperlukan, (3) Perlu memperhitungkan tempat dan waktu, (4) Guru menyediakan kertas kerja untuk pengarahan kegiatan murid, (5) Guru membicarakan masalah yang akan dijadikan eksperimen, (6) Membagi kertas kerja kepada murid, (7) murid melaksanakan eksperimen dengan bimbingan guru, (8) guru mengumpulkan hasil kerja murid dan mengevaluasikan.

5. Mengkomunikasikan

Kemampuan mengkomunikasi adalah kemampuan menyampaikan hasil kegiatan yang telah dilaksanakan baik secara lisan maupun tulisan. Dalam hal ini, siswa harus mampu menulis dan berbicara secara komunikatif dan efektif.

e. Penilaian Otentik

Proses pembelajaran merupakan upaya untuk mencapai Kompetensi Dasar yang dirumuskan dalam kurikulum. Sementara itu, kegiatan penilaian dilakukan untuk mengukur dan menilai tingkat pencapaian Kompetensi Dasar. Penilaian juga digunakan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan dalam proses pembelajaran, sehingga dapat dijadikan dasar untuk pengambilan keputusan, dan perbaikan proses pembelajaran yang telah dilakukan. Oleh sebab itu kurikulum yang baik dan proses pembelajaran yang benar perlu di dukung oleh sistem penilaian yang baik, terencana, dan berkesinambungan.

Penilaian memiliki peran yang sangat penting dalam kualitas sistem pembelajaran. Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan


(41)

(Kemendikbud 2013). Standar Nasional Pendidikan terdiri atas 8 (delapan) standar, salah satunya adalah Standar Penilaian. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia nomor 66 tahun 2013 Tentang Standar Penilaian adalah kriteria mengenai mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik. Dimana penilaian pendidikan salah satunya mencakup penilaian otentik.

Menurut Permendikbud nomor 66 tentang standar penilaian (2013:2) Penilaian otentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran.

Kemendikbud (2013:5) Penilaian otentik (Authentic Assessment) adalah pengukuran yang bermakna secara signifikan atas hasil belajar peserta didik untuk ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan.

Abidin (2014:81) penilaian otentik adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan belajar siswa. Guru perlu mengambil data agar mengindentifikasi kesulitan siswa dalam belajar, agar guru segera mengatasi kesulitan tersebut.

Basuki (2014:168) mendefinisikan penilaian otentik sebagai suatu bentuk penilaian yang mengharuskan para siswa untuk melaksanakan tugas-tugas dunia nyata yang menunjukan penerapan dari suatu pengetahuan atau keterampilan.

Dari beberapa pendapat di atas maka, dapat disimpulkan bahwa penilaian otentik adalah penilaian yang bukan hanya mengukur apa diketahui melainkan, lebih menitikberatkan pada apa yang dihasilkan oleh peserta didik. Dalam penilaian otentik, para siswa tidak hanya menyelesaikan dan dapat menunjukkan perilaku tertentu yang diinginkan sesuai rumusan tujuan pembelajaran, tetapi juga mampu mengerjakan sesuatu yang terkait dengan konteks kehidupan nyata.

Penilaian otentik yang digunakan dalam mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik mengacu pada penilaian PAK. PAK merupakan penilaian pencapaian kompetensi yang didasarkan pada kriteria ketuntasan


(42)

minimal (KKM). Dalam penilaian hasil belajar peserta didik mencakup tiga hal yaitu kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan. Sejalan dengan ketiga cakupan tersebut maka teknik dan instrumen yang digunakan dalam mengukur kompetensi sikap, kompotensi pengetahuan, dan kompotensi keterampilan berdasarkan Permendikbud No. 66 tahun 2013 tentang standar penilaian pendidikan sebagai berikut:

a. Penilaian kompetensi sikap

Pendidik melakukan penilaian kompetensi sikap melalui observasi, penilaian diri, penilaian “teman sejawat”(peer evaluation) oleh peserta

didik dan jurnal. Instrumen yang digunakan untuk observasi, penilaian diri, dan penilaian antarpeserta didik adalah daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang disertai rubrik, sedangkan pada jurnal berupa catatan pendidik.

1) Observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan pedoman observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati.

2) Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri.

3) Penilaian antarpeserta didik merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk saling menilai terkait dengan pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian antarpeserta didik.

4) Jurnal merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan sikap dan perilaku.

b. Penilaian Kompetensi Pengetahuan

Pendidik menilai kompetensi pengetahuan melalui tes tulis, tes lisan, dan penugasan.


(43)

1) Instrumen tes tulis berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar-salah, menjodohkan, dan uraian. Instrumen uraian dilengkapi pedoman penskoran.

2) Instrumen tes lisan berupa daftar pertanyaan.

3) Instrumen penugasan berupa pekerjaan rumah dan/atau projek yang dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas.

c. Penilaian Kompetensi Keterampilan

Pendidik menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan menggunakan tes praktik, projek, dan penilaian portofolio. Instrumen yang digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang dilengkapi rubrik.

1) Tes praktik adalah penilaian yang menuntut respon berupa keterampilan melakukan suatu aktivitas atau perilaku sesuai dengan tuntutan kompetensi.

2) Projek adalah tugas-tugas belajar (learning tasks) yang meliputi kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam waktu tertentu.

3) Penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengan cara menilai kumpulan seluruh karya peserta didik dalam bidang tertentu yang bersifat reflektif-integratif untuk mengetahui minat, perkembangan, prestasi, dan/atau kreativitas peserta didik dalam kurun waktu tertentu. Karya tersebut dapat berbentuk tindakan nyata yang mencerminkan kepedulian peserta didik terhadap lingkungannya.

Instrumen penilaian harus memenuhi persyaratan:

1) Substansi yang mempresentasikan kompetensi yang dinilai. 2) Konstruksi yang memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan

bentuk instrumen yang digunakan; dan

3) Penggunaan bahasa yang baik dan benar serta komunikatif sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik.


(44)

Penilain otentik memiliki keunggulan dan kelemahannya sendiri. Basuki (2014:175-176) keunggulan dan kelemahan penilaian otentik dapat dilihat pada tabel 4 sebagai berikut:

Tabel 4. Keunggulan dan Kelemahan Penilaian Otentik

No Keunggulan Kelemahan

1 Berfokus pada keterampilan analisis dan keterpaduan pengetahuan.

Memerlukan waktu yang insiatif untuk mengelolah, memantau, dan melakukan koordinasi.

2 Meningkatkan kreativitas. Sulit untuk dikoordinasikan dengan standar pendidikan yang telah ditetapkan secara legal.

3 Merefleksikan keterampilan dan pengetahuan dunia nyata.

Menantang guru untuk memberikan skema pemberian nilai yang konsisten.

4 Mendorong kerja kolaboratif. Sifat subjek dalam pemberian nilai akan cenderung menjadi bias. 5 Meningkatkan keterampilan

lisan dan tertulis

Sifat penilaian yang unik mungkin tidak dikenali siswa.

6 Langsung menghubungkan kegiatan asesmen, kegiatan pengajaran, dan tujuan pembelajaran.

Bisa bersifat tidak praktis untuk kelas yang berisi banyak siswa.

7 Menekankan pada keterpaduan pembelajaran di sepanjang waktu.

Hal yang menantang untuk mengembangkan berbagai jenis materi ajar dan berbagai kisaran tujuan pembelajaran.

2. Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran

Daryanto (2014:v) Perangkat Pembelajaran adalah salah satu wujud persiapan yang dilakukan oleh guru sebelum mereka melakukan proses pembelajaran. Persiapan mengajar merupakan salah satu tolak ukur dari sukses seorang guru. Kegagalan dalam perencanaan sama saja dengan


(45)

merencanakan kegagalan. Bertemali dengan proses pembelajaran maka, guru perlu mengembangkan perangkat pembelajaran.

Berdasarkan Permendikbud nomor 65 tahun 2013 tentang Standar Proses Perencanaan pembelajaran dirancang dalam bentuk Silabus dan Rencana PelaksanaanPembelajaran (RPP) yang mengacu pada Standar Isi. Perencanaan pembelajaran meliputi penyusunan silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran dan penyiapan LKS, dan instrumen penilaian. Penyusunan Silabus dan RPP disesuaikan pendekatan pembelajaran yang digunakan. Perangkat pembelajaran sebagai alat pandu pelaksanaan pembelajaran hendaknya disusun guru sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan. Keempat elemen perangkat pembelajaran tersebut dapat dijabarkan berdasarkan Permendikbud nomor 65 tahun 2013 tentang standar proses sebagai berikut:

1. Silabus

Silabus merupakan acuan penyusunan kerangka pembelajaran untuk setiap bahan kajian mata pelajaran. Bertemali dengan silabus maka Permendikbud menyatakan bahwa silabus paling sedikit memuat beberapa hal sebagai berikut:

a. Identitas mata pelajaran (khusus SMP/MTs/SMPLB/Paket BdanSMA/MA/SMALB/SMK/MAK/Paket C/ Paket C Kejuruan);

b. Identitas sekolah meliputi nama satuan pendidikan dan kelas;

c. Kompetensi inti, merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran;

d. Kompetensi dasar, merupakan kemampuan spesifik yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang terkait muatan atau mata pelajaran;

e. Tema (khusus SD/MI/SDLB/Paket A);

f. Materi pokok, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi;


(46)

g. Pembelajaran, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh pendidik dan peserta didik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan;

h. Penilaian, merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik.

i. alokasi waktu sesuai dengan jumlah jam pelajaran dalam struktur kurikulum untuk satu semester atau satu tahun; dan

j. sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar atau sumber belajar lain yang relevan.

Pengembangan silabus berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Standar Isi (SI). Silabus digunakan sebagai acuan dalam pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran. Abidin (2014:291-292) dalam pengembangannya, ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan sebagai berikut:

a. Ilmiah

Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan secar keilmuan.

b. Relevan

Cakupan, kedalaman, tingkatan kesukaran dan urutan penyajian materi dalam silabus sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spiritual peserta didik.

c. Sitematis

Komponen-komponen silabus saling berhubungan secar fungsional dalam mencapai kompetensi.

d. Konsisten

Adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara kompetensi dasar, indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian.

e. Memadai

Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian cukup ntuk menunjang pencapaian kompetensi dasar.


(47)

f. Aktual dan kontekstual

Cakupan indikator, materi poko, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni muktahir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi. g. Fleksibel

Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi variasi peserta didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang tejadi di sekolah dan tuntutan masyarakat.

h. Menyeluruh

Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (sikap, keterampilan, dan pengetahuan).

Bertemali dengan silabus Depdiknas (2007b) dalam Abidin (2014:292) ada beberapa tahapan yang dapat dilakukan guru dalam menyusun silabus pembelajaran. Tahapan tersebut sebagai berikut:

a. Perencanan

Guru yang menyusun silabus terlebih dahulu menyiapkan informasi, kepustakaan atau referensi. Informasi yang disiap dapat dilakukan dengan memanfaatkan multimedia dan internet.

b. Pelaksanaan

Dalam melaksanakan penyusunan silabus, guru perlu memahami semua perangkat yang berhubungan dengan penyusunan silabus, seperti Standar Kompetensi Lulusan, Kompetensi Inti, dan Kompetensi Dasar.

c. Perbaikan

Buram silabus perlu dikaji ulang sebelum digunakan dalam kegiatan pembelajaran.

d. Pemantapan

Masukan dari pengkajian ulang dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk memperbaiki buram awal. Apabila telah memenuhi kriteria dengan cukup baik sialbus tersebut dapat digunakan sebagai dasar menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran.


(48)

e. Penilaian silabus

Penilaian pelaksanaan silabus perlu dilakukan secara berkala dengan menggunakan model-model penilaian kurikulum.

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan berdasarkan silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran agar peserta didik dapat mencapai Kompetensi Dasar (KD) yang telah ditetapkan. Setiap pendidik berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, efisien, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. RPP disusun berdasarkan Kompetensi Dasar (KD) atau subtema yang dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih.

Berdasarkan Permendikbud nomor 65 tahun 2013, komponen RPP terdiri atas beberapa elemen dasar sebagai berikut:

a. Identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan

b. Identitas mata pelajaran atau tema/subtema;

c. Kelas/semester;

d. Materi pokok;

e. Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban belajar dengan mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang tersedia dalam silabus dan KD yang harus dicapai;

f. Tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan;


(49)

h. Materi pembelajaran, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator ketercapaian kompetensi;

i. Metode pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai KD yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan KD yang akan dicapai;

j. Media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk menyampaikan materi pelajaran;

k. Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar, atau sumber belajar lain yang relevan;

l. Langkah-langkah pembelajaran dilakukan melalui tahapan pendahuluan, inti, dan penutup; dan

m. Penilaian hasil pembelajaran.

Permendikbud nomor 65 tahun 2013, menyatakan bahwa dalam menyusun RPP hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut: a. Perbedaan individual peserta didik antara lain kemampuan awal, tingkat intelektual, bakat, potensi, minat, motivasi belajar, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta didik. b. Partisipasi aktif peserta didik.

c. Berpusat pada peserta didik untuk mendorong semangat belajar, motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, inovasi dan kemandirian.

d. Pengembangan budaya membaca dan menulis yang dirancang untuk mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.

e. Pemberian umpan balik dan tindak lanjut RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan remedi.


(50)

f. Penekanan pada keterkaitan dan keterpaduan antara KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar.

g. Mengakomodasi pembelajaran tematik-terpadu, keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman budaya.

h. Penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.

3. Lembar Kerja Siswa (LKS)

Menurut Daryanto (2014:175-176) Lembar Kerja Siswa (student work

sheet) adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh

siswa atau lembar kegiatan berisi petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas. Daryanto juga menjelaskan struktur Lembar Kerja Siswa (LKS) secara umum adalah sebagai berikut:

a. Judul, mata pelajaran, semester. b. Petunjuk belajar

c. Kompetensi yang akan dicapai d. Indikator

e. Tugas-tugas dan langkah-langkah kerja 4. Instrumen Penilaian

Penilaian yang dilakukan mencakup tiga kompetensi yaitu kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Dimana instrumen penilaian yang digunakan sebagai berikut:

a. Penilaian kompetensi sikap

Pendidik melakukan penilaian kompetensi sikap melalui observasi,

penilaian diri, penilaian “teman sejawat”(peer evaluation) oleh peserta

didik dan jurnal. Instrumen yang digunakan daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang disertai rubrik, sedangkan pada jurnal berupa catatan pendidik (Permendikbud 2013).


(51)

Pendidik menilai kompetensi pengetahuan melalui tes tulis, tes lisan, dan penugasan.

1) Instrumen tes tulis berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar-salah, menjodohkan, dan uraian. Instrumen uraian dilengkapi pedoman penskoran.

2) Instrumen tes lisan berupa daftar pertanyaan.

3) Instrumen penugasan berupa pekerjaan rumah dan/atau projek yang dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas (Permendikbud 2013).

c. Penilaian Kompetensi Keterampilan

Pendidik menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan menggunakan tes praktik, projek, dan penilaian portofolio. Instrumen yang digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang dilengkapi rubrik.

Instrumen penilaian yang digunakan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

1. Substansi yang merepresentasikan kompetensi yang dinilai;

2. Konstruks yang memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan bentuk instrumen yang digunakan; dan

3. Penggunaan bahasa yang baik dan benar serta komunikatif sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik (Permendikbud 2013).

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian pengembangan perangkat pembelajaran yang mengacu Kurikulum 2013 merupakan hal yang baru sehingga belum tersedia sumber yang relevan dengan penelitian ini. Oleh sebab itu peneliti mencoba menggunakan sumber lain yang hampir sama dengan penelitian pengembangan perangkat pembelajaran. Berikut ini adalah tiga penelitian relevan yang hampir sama dengan penelitian pengembangan perangkat pembelajaran.


(52)

Pertama, penelitian pengembangan yang berjudul “Pengembangan Bahan Ajar Mengacu Kurikulum 2013 Subtema Meneladani Sikap Pahlawan Bangsaku untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar”, yang dilakukan oleh

Wismantaka (2014). Penelitian ini menghasilkan suatu produk berupa bahan ajar mengacu Kurikulum 2013 yang menggunakan pendekatan tematik integratif, pendekatan saintifik, pendidikan karakter berbasis budaya lokal, serta penilaian secara otentik pada kegiatan belajarnya. Penelitian pengembangan bahan ajar ini menggunakan prosedur pengembangan bahan ajar Jerold E Kemp dan prosedur penelitan pengembangan yang dikemukakan oleh Bord and Gall. Berdasarkan validasi pakar Kurikulum 2013, dua guru kelas IV SD, dan 10 siswa kelas IV SD Pangudi Luhur Sedayu bahan ajar

tersebut memperoleh rerata skor 4,43 dan termasuk dalam kategori “sangat baik”.

Kedua, penelitian yang dilakukam oleh Apriyani (2013) dengan judul

“Pengembangan Bahan Ajar yang Terintegrasi dengan Pendidikan Karakter

untuk Keterampilan Membaca pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SD

Kelas IV Semester Gasal”. Penelitian ini menghasilkan produk suatu bahan ajar dengan prosedur penelitian dan pengembangan yang digunakan adalah hasil modifikasi dari model pengembangan Borg and Gall dan Kemp. Berdasarkan validasi pakar, bahan ajar tersebut memperoleh skor rerata

produk yaitu 4,33 dan termasuk dalam kategori “sangat baik”. Penelitian ini

dilakukan di SDN Pakem 4.

Ketiga, Wulandari (2013) dengan judul “Pengembangan Bahan Ajar yang Terintegrasi dengan Pendidikan Karakter Untuk Keterampilan Mendengarkan Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas IV Semester

Gasal”. Penelitian ini menghasilkan suatu produk berupa bahan ajar dengan mengacu pada prosedur pengembangan bahan ajar memodifikasi langkah-langkah model Kemp yang telah direvisi dan penelitian pengembangan Borg and Gall. Berdasarkan hasil keseluruhan validasi oleh pakar diperoleh rerata

skor 4,26 untuk kualitas bahan ajar, dan termasuk dalam kategori “sangat baik”. Penelitian ini dilaksanakan di SDN II Prambanan Klaten.


(53)

Berdasarkan paparan ketiga hasil penelitian di atas maka pengembangan perangkat pembelajaran yang akan peneliti lakukan diperluas sesuai dengan tuntutan kurikulum SD 2013, khususnya kebutuhan guru akan perangkat pembelajaran yang terintegrasi dengan pendidikan karakter, pendekatan tematik integratif, pendekatan saintifik, dan penilain otentik.

C. Kerangka Berpikir

Gambar 1. Bagan Kerangka Berpikir

Berdasarkan uraian di atas maka disusun kerangka berfikir tentang pengembangan perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa sekolah dasar kelas I. Kurikulum 2013 merupakan usaha pemerintah untuk menjawab tantangan zaman dengan menyiapkan generasi bangsa yang baik dan memiliki sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang dapat digunakan bagi masa depan. Pemerintah telah menyediakan perangkat pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum 2013, akan tetapi masih perlu adanya tambahan pada kegiatan pembelajaran sesuai dengan kondisi dan keadaan sekolah agar perangkat pembelajaran yang telah dibuat dapat semakin layak sesuai kebutuhan peserta didik.

Mengembangkan perangkat

pembelajaran

berupa Silabus, RPPTH beserta lembar kerja siswa dan penilaian otentik dengan mengguakan model Kemp dan proses penelitian R&D model Borg and Gall yang mengacu Kurikulum SD 2013.

Kurikulum SD 2013

1. Rasional dan elemen perubahan. 2. Pendidikan karakter.

3. Pendekatan yang digunakan yaitu tematik integratif dan saintifik.

4. Menggunakan penilaian otentik.

Analisis Kebutuhan

Guru masih membutuhkan contoh perangkat pembelajaran yang baik mengacu Kurikulum SD 2013.


(54)

Berdasarkan alasan tersebut peneliti berusaha mengembangkan perangkat pembelajaran yang sesuai Kurikulum 2013 untuk sekolah dasar kelas I. Pendekatan tematik integratif dan pendekatan saintifik merupakan ciri utama dalam pembelajaran pada Kurikulum 2013 khususnya pada perangkat pembelajaran yang akan dikembangkan oleh peneliti. Peneliti juga memasukkan tentang penerapan pendidikan karakter dalam setiap kegiatan pembelajaran yang ada dalam perangkat pembelajaran. Perkembangan karakter, keterampilan, dan pengetahuan adalah tujuan dari Kurikulum 2013, untuk mengukur kemampuan siswa menggunakan penilaian otentik dengan berbagai jenis penilaian untuk mempermudah guru dalam menilai peserta didik.

Perangkat pembelajaran yang dikembangkan oleh peneliti, mengacu pada tema 1 (Diriku), subtema 1 (Aku dan Teman Baru). Pendekatan tematik integratif dan pendekatan saintifik yang menjadi pedoman bagi peneliti dalam menyusun perangkat pembelajaran sesuai dengan kebutuhan siswa. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan menekankan pada pendidikan karakter pada setiap kegiatan pembelajaran. Penilaian bagi siswa menggunakan penilaian otentik. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan oleh peneliti masih memiliki banyak kekurangan dan belum sempurna oleh karena itu, perangkat pembelajaran ini juga masih perlu perbaikan.

D. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan uraian teori di atas maka dapat dirumuskan beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut.

1. Bagaimana menggembangkan perangkat pembelajaran sub tema Aku dan Teman baru mengacu kurikulun SD 2013 untuk siswa kelas 1 Sekolah Dasar?

2. Bagaimana kualitas perangkat pembelajaran sub tema Aku dan Teman baru mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas 1 Sekolah Dasar?


(55)

3. Bagaimana kualitas perangkat pembelajaran subtema Aku dan Teman Baru mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas satu 1 Sekolah Dasar menurut Guru Kelas I Sekolah Dasar?


(56)

38 BAB III

METODE PENELITIAN A.Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan atau penelitian R&D (Research and Development). Research

and Development adalah penelitian yang digunakan untuk menghasilkan

produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2010:407). Untuk menghasilkan produk tersebut sebelumnya harus dilakukan analisis kebutuhan dan pengujian keefektifan produk agar berfungsi secara layak di masyarakat luas. Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini berupa perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas I Sekolah Dasar.

B.Prosedur Pengembangan

Penelitian yang mengembangkan perangkat pembelajaran ini, menggunakan prosedur pengembangan hasil modifikasi antara model pengembangan Kemp dan langkah penelitian pengembangan Borg dan Gall.

Menurut Kemp (1994) dalam Trianto (2010:81-89) pengembangan perangkat merupakan suatu lingkaran yang kontinum.


(57)

Tiap-tiap langkah pengembangan berhubungan langsung dengan aktivitas revisi. Unsur-unsur pengembangan perangkat pembelajaran Kemp meliputi: 1. Identifikasi Masalah Pembelajaran

Tujuan dari tahap untuk mengidentifikasi adanya kesenjangan antara tujuan menurut kurikulum yang berlaku dengan fakta yang terjadi di lapangan, baik yang menyangkut model, pendekatan, metode, teknik, maupun strategi yang digunakan guru untuk mencapai pembelajaran.

2. Analisis Siswa

Analisis siswa dilakukan untuk mengidentifikasi tingkah laku awal siswa yaitu keterampilan-keterampilan khusus yang dimiliki oleh siswa sebelum melaksanakan proses pembelajaran dan karakteristik siswa yang meliputi ciri, kemampuan, dan pengalaman baik individu maupun kelompok.

3. Analisis Tugas

Menurut kemp analisis tugas adalah kumpulan prosedur untuk menentukan isi suatu pengajaran. Analisis ini dilakukan untuk mengidentifikasi keterampilan-keterampilan subordinat (prasyarat) yang harus dipelajari siswa dan langkah-langkah prosedur subordinat yang perlu diikuti oleh siswa untuk mempelajari suatu proses.

4. Merumuskan Indikator

Indikator adalah tujuan pembelajaran yang diperoleh dari hasil analisis tujuan pada tahap 1. Tujuan pembelajaran dilakukan untuk mengkonversikan analisis tugas dan analisis konsep menjadi tujuan pembelajaran khusus yang lebih operasional. Indikator dirumuskan berfungsi sebagai: (a) alat untuk mendesain pembelajaran, (b) kerangka kerja dalam merencanakan cara mengevaluasi hasil belajar siswa, dan (c) panduan siswa dalam belajar.

5. Penyusunan Instrumen Evaluasi

Penyusunan tes hasil belajar merupakan alat evaluasi untuk mengukur ketuntasan indikator dan ketuntasan penguasaan siswa seteleh berlangsungnya proses pembelajaran yang didasarkan pada jumlah soal yang dijawab secara benar.


(58)

6. Strategi Pembelajaran

Pada tahap ini dilakukan pemilihan strategi belajar mengajar yang sesuai dengan tujuan. Kegiatan ini meliputi pemilihan model, pendekatan, metode, pemilihan format, yang dipandang mampu memberikan pengalaman yang berguna untuk mecapai tujuan pembelajaran.

7. Pemilihan Media atau Sumber Pembelajaran

Keberhasilan pembelajaran sangat tergantung pada penggunaan sumber pembelajaran atau media yang dipilih. Maka pemilihan media dan sumber pembelajaran harus berdasarkan analisis tujuan, analisis karakteristik awal siswa, dan analisis tugas.

8. Pelayanan Pendukung

Pelayanan pendukung sangat menentukan keberhasilan pengembangan perangkat. Pelayanan pendukung berkaitan dengan kebijakan kepala sekolah, guru mitra, tata usaha, dan tenaga-tenaga terkait serta layanan laboratorium dan perpustakaan. Di samping itu membutuhkan anggaran atau dana, fasilitas, bahan, perlengkapan, pelayanan tenaga kerja, jadwal penyelesaian tahap perencanaan dan pengembangan.

9. Evaluasi Formatif

Evaluasi formatif merupakan bagian penting dari proses perencanaan pembelajaran dan berfungsi sebagai pemberi informasi kepada pengajar atau tim pengembang seberapa baik program telah berfungsi dalam mencapai berbagai sasaran.

10.Evaluasi Sumatif

Evaluasi sumatif secara langsung mengukur tingkat pencapaian tujuan-tujuan utama pada akhir pembelajaran. Sumber informasi utama kemungkinan besar didapatkan, baik dari hasil posttes maupun ujian akhir pembelajaran.

11.Revisi Perangkat Pembelajaran

Kegiatan revisi secara terus-menerus pada setiap langkah pengembangan. Seperti yang dijelaskan oleh Kemp sebelumnya bahwa setiap langkah rancangan selalu berhubungan dengan kegiatan revisi. Kegiatan revisi


(1)

(2)

92

LAMPIRAN 8: Data Mentah Skor Validasi Guru SD Pelaksana Kurikulum 2013. Guru B

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(3)

(4)

94

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(5)

(6)

96

BIODATA PENULIS

Evi Anastasia Metubun lahir di Elaar, Kei Kecil

Maluku Tenggara, Provinsi Maluku, 26 April 1992. Pendidikan dasar diperoleh di SD Kristen Elaar, tamat pada tahun 2005. Pendidikan menengah pertama diperoleh di SMPN 2 Tual tamat pada tahun 2008. Pendidikan menengah atas diperoleh di SMA Negeri 1 Kei-Kecil tamat pada tahun 2011.

Pada tahun 2011, melanjutkan studi ke perguruan tinggi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta sebagai Mahasiswa PPGT (Pendidikan Profesi Guru Terintegrasi) Pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI