Pengaruh Faktor Makro Ekonomi Terhadap

PENGARUH FAKTOR MAKRO EKONOMI TERHADAP IMBAL HASIL SAHAM-SAHAM JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) PERIODE 1995 S.D. 2004 MENGGUNAKAN ARBITRAGE PRICING THEORY (APT)

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains (M.Si) Ekonomi dan Keuangan Syariah pada Program Studi Timur Tengah dan Islam Program Pascasarjana Universitas Indonesia

Oleh : Dwitya Estu Nurpramana 7103910196 EKONOMI DAN KEUANGAN SYARIAH PROGRAM STUDI TIMUR TENGAH DAN ISLAM PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS INDONESIA 2005

Nama Mahasiswa

: Dwitya Estu Nurpramana

NPM : 7103910196 Kekhususan

: Ekonomi dan Keuangan Syariah

Konsentrasi (EKS)

: Investasi Syariah

Judul Tesis : Pengaruh Faktor Makro Ekonomi Terhadap Imbal Hasil Saham-Saham Jakarta Islamic Index (JII) Periode 1995 s.d. 2004 Menggunakan Arbitrage Pricing Theory (APT)

Tanggal disetujui

22 Juni 2005

Pembimbing Tesis

(Dr. Muhammad Muslich, MBA)

Ketua Program Studi

(Mustafa Edwin Nasution, Ph.D)

Program Pascasarjana Universitas Indonesia Program Studi Timur Tengah Dan Islam

Hari/tanggal sidang

Nama Mahasiswa

: Dwitya Estu Nurpramana

NPM : 7103910196 Judul Tesis

: Pengaruh Faktor Makro Ekonomi Terhadap Imbal Hasil Saham-Saham Jakarta Islamic Index (JII) Periode 1995 s.d. 2004 Menggunakan Arbitrage Pricing Theory (APT)

Ketua Sidang, Sekretaris Sidang,

Pembimbing,

Penguji,

(Dr. Muhammad Muslich, MBA) (.............................................)

Reader/Pembaca Ahli

ii

Nama

: Dwitya Estu Nurpramana

Jenis Kelamin

: Laki-laki

Tempat/Tanggal Lahir

: Yogyakarta, 10 Agustus 1979

Alamat : Jl. Bungur Raya Gg. Kadiman Buntu No. 8, Gunung

Sahari, Jakarta Pusat

Pendidikan : 2001 – 2002

: Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Muhammadiyah,

Jakarta

1997 – 2000 : Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Jakarta 1994 – 1997

: SMA 3 Yogyakarta

: SMP 8 Yogyakarta

: SD

Muhammadiyah

Ambarketawang VIII,

Sidoarum, Godean, Sleman

Pekerjaan : 2000 – 2004

: Staf Subdirektorat Pengelolaan Kredit Program, Direktorat Pengelolaan Penerusan Pinjaman, Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan, Departemen Keuangan

2004 – sekarang : Staf Subdirektorat Pengelolaan Kredit Program, Direktorat Pengelolaan Penerusan Pinjaman, Direktorat Jenderal Perbendaharaan, Departemen Keuangan

iii

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya berkat rahmat dan karunia-Nya akhirnya saya dapat menyelesaikan karya akhir ini. Penulisan karya akhir ini dibuat untuk memenuhi syarat menyelesaikan studi pada Program Studi Timur Tengah dan Islam Universitas Indonesia.

Saya menyadari bahwa penulisan karya akhir ini masih jauh dari sempurna, karena keterbatasan waktu dan pengetahuan saya mengenai berbagai permasalahan investasi pada pasar modal terutama pasar modal syariah. Penulisan karya akhir ini tidak mungkin berjalan dengan lancar tanpa bantuan berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu dengan tulus hati saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan karya akhir ini, yaitu:

1. Bapak Mustafa Edwin Nasution, Ph. D, selaku Ketua Program Studi Timur Tengah dan Islam Universitas Indonesia.

2. Bapak Dr. Muhammad Muslich, selaku dosen pembimbing yang telah

meluangkan waktu dan memberikan masukan serta pengarahan hingga selesainya karya akhir ini.

3. Dosen-dosen PSTTI yang telah membagi ilmu dan pengetahuan yang dimiliki hingga menambah wawasan saya di bidang keuangan dan syariah.

4. Ayah Nurrachmat, Bunda Eny, De’ Fadli, dan seluruh keluarga di Jogja, yang telah banyak membantu memberikan dukungan moral dan sprirituil kepada saya dalam menyelesaikan karya akhir ini.

5. Vina, yang selalu memberikan inspirasi dan tidak bosan-bosannya menyediakan waktu untuk mendengarkan keluh kesah saya dalam mengerjakan karya tulis ini

6. Pak Slamet, Bu Endang, Selly, dan Endi’ di Kediri, yang telah membantu dan memberi dorongan semangat untuk menyelesaikan karya akhir ini.

7. Bapak Teguh dan Bapak Andar, yang telah memberikan ijin untuk menggunakan fasilitas kantor untuk menyelesaikan karya akhir ini.

8. Rekan-rekan Subdirektorat Pengelolaan Kredit Program, Departemen Keuangan (Pak Risdi, Pak Badu, Pak Thamrin, Bu Embang, Pak Oberlin,

iv iv

9. Rekan-rekan seperjuangan bimbingan (Pak Mangku, Pak Nazwar, Pak Agus, Mas Habib, Dina, Anita, Desti, Bu Aida, Ali, dan Indira), yang selalu memberikan informasi kalo ada bimbingan (jangan putus asa ya, memang capek kok kalo jadi mahasiswa).

10. Semua teman-teman PSTTI Angkatan V, yang selalu menghadirkan keceriaan di kala kuliah maupun tidak, makasih.

11. Mas Ferri, Mas Hidayat, Mas Erwin, Mbak Herlin, Mbak Tuti’, dan Dedi, yang tidak bosan-bosannya melihat saya mondar-mandir di sekretariat PSTTI dan kesabaran atas kebawelan saya, makasih ya mas, makasih ya mbak.

12. Bapak-bapak dan ibu-ibu Pegawai Perpustakaan BI, yang telah memberikan kesempatan dan waktu untuk memperoleh data.

13. Teman-teman di Salin Sinar, yang telah banyak menyediakan material kuliah dan makasih atas kesabarannya ketemu dengan saya (jangan bosan ya, masih boleh ngutang kan?).

14. Semua pihak yang telah banyak memberikan bantuan kepada penulis baik langsung maupun tidak langsung.

Saya menyadari banyak terdapat kekurangan dalam penyusunan karya akhir ini. Segala kritik, saran dan masukan yang membangun sangat diharapkan guna menyempurnakan karya akhir ini. Semoga karya akhir ini dapat memberikan manfaat kepada semua pihak yang memerlukannya.

Jakarta, Juni 2005

Dwitya Estu Nurpramana

RINGKASAN EKSEKUTIF

Jakarta Islamic Index (JII) sebagai salah satu indeks di BEJ yang mengelompokkan saham-saham terpilih yang sesuai dengan syariah Islam, diciptakan karena tuntutan pasar yang menghendaki bahwa perlu adanya tolok ukur dalam investasi saham sesuai dengan syariah di pasar modal. Melalui JII diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan investor untuk mengembangkan investasi dalam pasar modal syariah.

Saham-saham perusahaan yang termasuk kategori syariah yang tercatat di BEJ mempunyai daya tahan yang berbeda terhadap pengaruh yang bersifat eksternal. Artinya tingkat sensitivitas setiap perusahaan (saham) terhadap pengaruh pasar/ekonomi sangat berbeda. Bagi suatu perusahaan yang sangat sensitif terhadap pengaruh pasar/ekonomi mempunyai risiko yang sangat tinggi dan sebaliknya. Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dipengaruhi oleh faktor-faktor yang bersifat systematic dan unsystematic, sedangkan fluktuasi harga saham dalam batas-batas tertentu juga dipengaruhi oleh faktor-faktor tersebut. Faktor-faktor yang bersifat systematic merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi semua perusahaan atau industri, sedangkan faktor-faktor yang bersifat unsystematic adalah spesifik dan hanya mempengaruhi perusahaan atau industri tertentu saja. Risiko sistematis ditentukan oleh besar kecilnya koefisien beta yang menunjukkan tingkat kepekaan harga suatu saham terhadap harga saham secara keseluruhan di pasar. Risiko ini berkaitan dengan risiko ekonomi secara keseluruhan. Selanjutnya risiko tidak sistematis merupakan risiko yang timbul karena faktor-faktor mikro yang dijumpai pada perusahaan atau industri tertentu. Faktor-faktor tersebut antara lain struktur modal, struktur aktiva, dan tingkat likuiditas perusahaan.

Dalam penelitian ini, fokus penelitian adalah pada analisa fundamental khususnya berkenaan dengan dampak dari kondisi makroekonomi sebagai pengaruh eksternal yang mempengaruhi risiko sistematis terhadap imbal hasil saham-saham JII di BEJ. Penelitian ini menggunakan multiple regression Arbitrage Pricing Theory (APT ). Saham-saham yang digunakan adalah saham- Dalam penelitian ini, fokus penelitian adalah pada analisa fundamental khususnya berkenaan dengan dampak dari kondisi makroekonomi sebagai pengaruh eksternal yang mempengaruhi risiko sistematis terhadap imbal hasil saham-saham JII di BEJ. Penelitian ini menggunakan multiple regression Arbitrage Pricing Theory (APT ). Saham-saham yang digunakan adalah saham-

Pada pengujian diperoleh hasil bahwa dari 21 saham yang diuji menggunakan model multiple regression Arbitrage Pricing Theory ternyata terdapat 15 imbal hasil saham yang terpengaruh secara signifikan pada tingkat siginifikansi 5% (dilihat dari uji F) yaitu BNBR, BRPT, BUMI, CTRA, DNKS, EPMT, GJTL, INDF, KLBF, MLPL, SMCB, SMGR, TRST, TSPC, dan UNTR

(dengan nilai R 2 sebesar 13,32% - 44,64%). Sedangkan 6 imbal saham yang lain yaitu ASGR, INCO, INTP, ISAT, SMRA, dan UNVR tidak terpengaruh secara signifikan pada tingkat signifikansi 5% (dilihat dari uji F).

Secara individual dari ketiga variabel makro ekonomi tersebut, yang berpengaruh terhadap imbal hasil saham-saham JII dengan tingkat signifikansi 5% (dilihat dari uji t) untuk suku bunga SBI berpengaruh terhapap imbal hasil sebanyak 6 saham (BRPT, INDF, ISAT, SMCB, TSPC, dan UNTR). Sedangkan laju inflasi berpengaruh sebanyak 4 saham (BUMI, KLBF, SMCB, dan SMGR) dan untuk pertumbuhan PNB berpengaruh sebanyak 9 saham (BUMI, CTRA, DNKS, EPMT, GJTL, KLBF, SMCB, TSPC, dan UNTR). Sehingga dari hasil regresi tersebut dapat diketahui bahwa variabel makro ekonomi yang paling banyak berpengaruh terhadap imbal hasil saham-saham JII adalah pertumbuhan PNB, dibandingkan dengan suku bunga SBI dan laju inflasi.

Berdasarkan model yang diperoleh, korelasi antara variabel suku bunga SBI dan imbal hasil saham-saham JII adalah negatif, sedangkan laju inflasi dan pertumbuhan PNB dengan imbal hasil saham-saham sebagian besar berkorelasi positif.

Disarankan kepada investor agar menggunakan APT sebagai dasar pertimbangan investasi. Dengan APT, investor dapat lebih akurat dalam menganalisis saham mana yang layak dijadikan investasi jika terjadi arbitrase harga. Selain itu, agar diperoleh analisis yang lebih akurat, dalam penggunaan APT sebaiknya ditambahkan variabel makroekonomi lain yang juga berpengaruh terhadap imbal hasil saham seperti nilai tukar mata uang, imbal hasil obligasi pemerintah/perusahaan, jumlah uang yang beredar, dan lain-lain.

ABSTRAKSI

Jakarta Islamic Index (JII) sebagai salah satu indeks di Bursa Efek Jakarta (BEJ) yang mengelompokkan saham-saham yang terpilih yang sesuai dengan syariah Islam, yang diciptakan karena tuntutan pasar sebagai tolok ukur dalam investasi yang sesuai syariah di pasar modal. Perusahaan-perusahaan yang sahamnya tercatat tersebut sangat sensitif terhadap perubahan makro ekonomi, yang juga mempengaruhi kemampuannya dalam menghasilkan laba. Perubahan faktor makro ekonomi merupakan risiko yang harus dihadapi oleh perusahaan, yang disebut sebagai risiko sistematis. Selain risiko sistematis, juga ada risiko tidak sistematis yang tergantung pada kegiatan usaha dari perusahaam. Dalam penelitian ini digunakan metode Arbitrage Pricing Theory (APT) untuk mengetahui pengaruh perubahan variabel makro ekonomi dalam hal ini adalah suku bunga SBI, laju inflasi, dan pertumbuhan PNB terhadap imbal hasil saham- saham JII dengan periode penelitian 1995-2004.

Keywords: APT, suku bunga SBI, laju Inflasi, pertumbuhan PNB, imbal hasil, JII.

Lembar Persetujuan Tesis

Lembar Pengesahan Tesis

ii

Riwayat Hidup

iii

Kata Pengantar

iv

Ringkasan Eksekutif

vi

Abstraksi

viii

Daftar Isi

xi

Daftar Tabel

xii

Daftar Gambar

xv

Daftar Lampiran

xvi

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

1.2. Pokok Masalah

1.3. Tujuan Penelitian

1.4. Metodologi Penelitian

1.5. Sistematika Penulisan

BAB II. KAJIAN TEORI

2.1. Investasi 8

2.2. Imbal Hasil dan Risiko

2.3. Bursa Saham Dalam Pandangan Islam

2.4. Jakarta Islamic Index (JII) 25

2.5. Faktor-faktor Sebagai Indikator Makro Ekonomi

2.6. Pengaruh Variabel Makroekonomi terhadap Imbal Hasil Saham 30

2.7. Arbitrage Pricing Theory (APT) 32

2.8. Model Penelitian

2.9. Perhitungan Variabel Yang Digunakan Dalam Model Penelitian 36 BAB III. DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Deskripsi Penelitian

3.2. Data Penelitian

3.3. Penyusunan Data

3.4. Pengolahan dan Interpretasi Data

3.5. Alat Bantu Pengolahan Data

3.6. Sistematika Penelitian

BAB IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Sistematika Analisis dan Pembahasan

4.2. Uji Stationaritas

4.3. Pemodelan dan Analisis Data Dengan Parsial dan Multi Regresi APT

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 104

5.2. Saran 105 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

L 1-139

Tabel Hal.

3.1 Statistik Deskriptif Data Penelitian

4.1 ADF Test – Critical Value Ordo 0

4.2 Regresi Parsial Variabel Makro Ekonomi Terhadap Imbal Hasil ASGR

4.3 Regresi Multi Variabel Makro Ekonomi Terhadap Imbal Hasil ASGR

4.4 Regresi Parsial Variabel Makro Ekonomi Terhadap Imbal Hasil BNBR

4.5 Regresi Multi Variabel Makro Ekonomi Terhadap Imbal Hasil BNBR

4.6 Regresi Parsial Variabel Makro Ekonomi Terhadap Imbal Hasil BRPT

4.7 Regresi Multi Variabel Makro Ekonomi Terhadap Imbal Hasil BRPT

4.8 Regresi Parsial Variabel Makro Ekonomi Terhadap Imbal Hasil BUMI

4.9 Regresi Multi Variabel Makro Ekonomi Terhadap Imbal Hasil BUMI

4.10 Regresi Parsial Variabel Makro Ekonomi Terhadap Imbal Hasil CTRA

4.11 Regresi Multi Variabel Makro Ekonomi Terhadap Imbal Hasil CTRA

4.12 Regresi Parsial Variabel Makro Ekonomi Terhadap Imbal Hasil DNKS

4.13 Regresi Multi Variabel Makro Ekonomi Terhadap Imbal Hasil DNKS

4.14 Regresi Parsial Variabel Makro Ekonomi Terhadap Imbal Hasil EPMT

4.15 Regresi Multi Variabel Makro Ekonomi Terhadap Imbal Hasil EPMT

4.16 Regresi Parsial Variabel Makro Ekonomi Terhadap Imbal Hasil GJTL

4.17 Regresi Multi Variabel Makro Ekonomi Terhadap Imbal Hasil GJTL

4.18 Regresi Parsial Variabel Makro Ekonomi Terhadap Imbal Hasil INCO

4.19 Regresi Multi Variabel Makro Ekonomi Terhadap Imbal Hasil INCO

4.20 Regresi Parsial Variabel Makro Ekonomi Terhadap Imbal Hasil INDF

4.21 Regresi Multi Variabel Makro Ekonomi Terhadap Imbal Hasil INDF

4.22 Regresi Parsial Variabel Makro Ekonomi Terhadap Imbal Hasil INTP

4.23 Regresi Multi Variabel Makro Ekonomi Terhadap Imbal Hasil INTP

4.24 Regresi Parsial Variabel Makro Ekonomi Terhadap Imbal Hasil ISAT

4.25 Regresi Multi Variabel Makro Ekonomi Terhadap Imbal Hasil ISAT

4.26 Regresi Parsial Variabel Makro Ekonomi Terhadap Imbal Hasil KLBF

4.27 Regresi Multi Variabel Makro Ekonomi Terhadap Imbal Hasil KLBF

4.28 Regresi Parsial Variabel Makro Ekonomi Terhadap Imbal Hasil MLPL

4.29 Regresi Multi Variabel Makro Ekonomi Terhadap Imbal Hasil MLPL

4.30 Regresi Parsial Variabel Makro Ekonomi Terhadap Imbal Hasil SMCB

4.31 Regresi Multi Variabel Makro Ekonomi Terhadap Imbal Hasil SMCB

4.32 Regresi Parsial Variabel Makro Ekonomi Terhadap Imbal Hasil SMGR

4.33 Regresi Multi Variabel Makro Ekonomi Terhadap Imbal Hasil SMGR

4.34 Regresi Parsial Variabel Makro Ekonomi Terhadap Imbal Hasil SMRA

4.35 Regresi Multi Variabel Makro Ekonomi Terhadap Imbal Hasil SMRA

4.36 Regresi Parsial Variabel Makro Ekonomi Terhadap Imbal Hasil TRST

4.37 Regresi Multi Variabel Makro Ekonomi Terhadap Imbal Hasil TRST

4.38 Regresi Parsial Variabel Makro Ekonomi Terhadap Imbal Hasil TSPC

4.39 Regresi Multi Variabel Makro Ekonomi Terhadap Imbal Hasil TSPC

4.40 Regresi Parsial Variabel Makro Ekonomi Terhadap Imbal Hasil UNTR

4.41 Regresi Multi Variabel Makro Ekonomi Terhadap Imbal Hasil UNTR

4.42 Regresi Parsial Variabel Makro Ekonomi Terhadap Imbal Hasil UNVR

4.43 Regresi Multi Variabel Makro Ekonomi Terhadap Imbal Hasil UNVR

Gambar Hal.

43

3.1 Flowchart Pengolahan Data

Lampiran Hal.

1 Data Suku Bunga Sbi, Laju Inflasi, Dan Pertumbuhan PNB L-1

2 Data Harga Saham Dan Imbal Hasil Saham-Saham Jakarta Islamic Index (JII) Periode 1995 S.D. 2004

L-2

3 A. Saham-saham Jakarta Islamic Index (JII) Posisi 30 Desember 2004 L-9

B. Deskriptif Statistik Data L-10

4 ADF Test – Critical Value Ordo 0 Imbal Hasil Saham ASGR L-11

5 ADF Test – Critical Value Ordo 0 Imbal Hasil Saham BNBR L-12

6 ADF Test – Critical Value Ordo 0 Imbal Hasil Saham BRPT L-13

7 ADF Test – Critical Value Ordo 0 Imbal Hasil Saham BUMI L-14

8 ADF Test – Critical Value Ordo 0 Imbal Hasil Saham CTRA L-15

9 ADF Test – Critical Value Ordo 0 Imbal Hasil Saham DNKS L-16

10 ADF Test – Critical Value Ordo 0 Imbal Hasil Saham EPMT L-17

11 ADF Test – Critical Value Ordo 0 Imbal Hasil Saham GJTL L-18

12 ADF Test – Critical Value Ordo 0 Imbal Hasil Saham INCO L-19

13 ADF Test – Critical Value Ordo 0 Imbal Hasil Saham INDF L-20

14 ADF Test – Critical Value Ordo 0 Imbal Hasil Saham INTP L-21

15 ADF Test – Critical Value Ordo 0 Imbal Hasil Saham ISAT L-22

16 ADF Test – Critical Value Ordo 0 Imbal Hasil Saham KLBF L-23

17 ADF Test – Critical Value Ordo 0 Imbal Hasil Saham MLPL L-24

18 ADF Test – Critical Value Ordo 0 Imbal Hasil Saham SMCB L-25

19 ADF Test – Critical Value Ordo 0 Imbal Hasil Saham SMGR L-26

20 ADF Test – Critical Value Ordo 0 Imbal Hasil Saham SMRA L-27

21 ADF Test – Critical Value Ordo 0 Imbal Hasil Saham TRST L-28

22 ADF Test – Critical Value Ordo 0 Imbal Hasil Saham TSPC L-29

23 ADF Test – Critical Value Ordo 0 Imbal Hasil Saham UNTR L-30

24 ADF Test – Critical Value Ordo 0 Imbal Hasil Saham UNVR L-31

25 ADF Test – Critical Value Ordo 0 Imbal Hasil Saham FSBI L-32

26 ADF Test – Critical Value Ordo 0 Imbal Hasil Saham FINF L-33

27 ADF Test – Critical Value Ordo 0 Imbal Hasil Saham FPNB L-34

28 A. Regresi Parsial Variabel FSBI Terhadap Imbal Hasil ASGR

L-35

B. Uji White Regresi Parsial Variabel FSBI – Imbal Hasil ASGR

L-35

29 A. Regresi Parsial Variabel FINF Terhadap Imbal Hasil ASGR

L-36

B. Uji White Regresi Parsial Variabel FINF – Imbal Hasil ASGR

L-36

30 A. Regresi Parsial Variabel FPNB Terhadap Imbal Hasil ASGR

L-37

B. Uji White Regresi Parsial Variabel FINF – Imbal Hasil ASGR

L-37

31 A. Regresi Parsial Multi Variabel Terhadap Imbal Hasil ASGR

L-38

B. Uji White Regresi Multi Variabel – Imbal Hasil ASGR

L-38

C. Uji Multikolinearitas Regresi Multi Variabel – Imbal Hasil ASGR

L-39

32 A. Regresi Parsial Variabel FSBI Terhadap Imbal Hasil BNBR

L-40

B. Uji White Regresi Parsial Variabel FSBI – Imbal Hasil BNBR

L-40

33 A. Regresi Parsial Variabel FINF Terhadap Imbal Hasil BNBR

L-41

B. Uji White Regresi Parsial Variabel FINF – Imbal Hasil BNBR

L-41

34 A. Regresi Parsial Variabel FPNB Terhadap Imbal Hasil BNBR

L-42

B. Uji White Regresi Parsial Variabel FINF – Imbal Hasil BNBR

L-42

35 A. Regresi Parsial Multi Variabel Terhadap Imbal Hasil BNBR

L-43

B. Uji White Regresi Multi Variabel – Imbal Hasil BNBR

L-43

C. Uji Multikolinearitas Regresi Multi Variabel – Imbal Hasil BNBR

L-44

36 A. Regresi Parsial Variabel FSBI Terhadap Imbal Hasil BRPT

L-45

B. Uji White Regresi Parsial Variabel FSBI – Imbal Hasil BRPT

L-45

37 A. Regresi Parsial Variabel FINF Terhadap Imbal Hasil BRPT

L-46

B. Uji White Regresi Parsial Variabel FINF – Imbal Hasil BRPT

L-46

38 A. Regresi Parsial Variabel FPNB Terhadap Imbal Hasil BRPT

L-47

B. Uji White Regresi Parsial Variabel FINF – Imbal Hasil BRPT

L-47

39 A. Regresi Parsial Multi Variabel Terhadap Imbal Hasil BRPT

L-48

B. Uji White Regresi Multi Variabel – Imbal Hasil BRPT

L-48

C. Uji Multikolinearitas Regresi Multi Variabel – Imbal Hasil BRPT

L-49

40 A. Regresi Parsial Variabel FSBI Terhadap Imbal Hasil BUMI

L-50

B. Uji White Regresi Parsial Variabel FSBI – Imbal Hasil BUMI

L-50

41 A. Regresi Parsial Variabel FINF Terhadap Imbal Hasil BUMI

L-51

B. Uji White Regresi Parsial Variabel FINF – Imbal Hasil BUMI

L-51

42 A. Regresi Parsial Variabel FPNB Terhadap Imbal Hasil BUMI L-52

B. Uji White Regresi Parsial Variabel FINF – Imbal Hasil BUMI L-52

43 A. Regresi Parsial Multi Variabel Terhadap Imbal Hasil BUMI L-53

B. Uji White Regresi Multi Variabel – Imbal Hasil BUMI L-53

C. Uji Multikolinearitas Regresi Multi Variabel – Imbal Hasil BUMI

L-54

44 A. Regresi Parsial Variabel FSBI Terhadap Imbal Hasil CTRA L-55

B. Uji White Regresi Parsial Variabel FSBI – Imbal Hasil CTRA L-55

45 A. Regresi Parsial Variabel FINF Terhadap Imbal Hasil CTRA L-56

B. Uji White Regresi Parsial Variabel FINF – Imbal Hasil CTRA L-56

46 A. Regresi Parsial Variabel FPNB Terhadap Imbal Hasil CTRA L-57

B. Uji White Regresi Parsial Variabel FINF – Imbal Hasil CTRA L-57

47 A. Regresi Parsial Multi Variabel Terhadap Imbal Hasil CTRA L-58

B. Uji White Regresi Multi Variabel – Imbal Hasil CTRA L-58

C. Uji Multikolinearitas Regresi Multi Variabel – Imbal Hasil CTRA

L-59

48 A. Regresi Parsial Variabel FSBI Terhadap Imbal Hasil DNKS L-60

B. Uji White Regresi Parsial Variabel FSBI – Imbal Hasil DNKS L-60

49 A. Regresi Parsial Variabel FINF Terhadap Imbal Hasil DNKS L-61

B. Uji White Regresi Parsial Variabel FINF – Imbal Hasil DNKS L-61

50 A. Regresi Parsial Variabel FPNB Terhadap Imbal Hasil DNKS L-62

B. Uji White Regresi Parsial Variabel FINF – Imbal Hasil DNKS L-62

51 A. Regresi Parsial Multi Variabel Terhadap Imbal Hasil DNKS L-63

B. Uji White Regresi Multi Variabel – Imbal Hasil DNKS L-63

C. Uji Multikolinearitas Regresi Multi Variabel – Imbal Hasil DNKS

L-64

52 A. Regresi Parsial Variabel FSBI Terhadap Imbal Hasil EPMT L-65

B. Uji White Regresi Parsial Variabel FSBI – Imbal Hasil EPMT L-65

53 A. Regresi Parsial Variabel FINF Terhadap Imbal Hasil EPMT L-65

B. Uji White Regresi Parsial Variabel FINF – Imbal Hasil EPMT L-65

54 A. Regresi Parsial Variabel FPNB Terhadap Imbal Hasil EPMT L-67

B. Uji White Regresi Parsial Variabel FINF – Imbal Hasil EPMT L-67

55 A. Regresi Parsial Multi Variabel Terhadap Imbal Hasil EPMT L-68

B. Uji White Regresi Multi Variabel – Imbal Hasil EPMT L-68

C. Uji Multikolinearitas Regresi Multi Variabel – Imbal Hasil EPMT

L-69

56 A. Regresi Parsial Variabel FSBI Terhadap Imbal Hasil GJTL L-70

B. Uji White Regresi Parsial Variabel FSBI – Imbal Hasil GJTL L-70

57 A. Regresi Parsial Variabel FINF Terhadap Imbal Hasil GJTL L-71

B. Uji White Regresi Parsial Variabel FINF – Imbal Hasil GJTL L-71

58 A. Regresi Parsial Variabel FPNB Terhadap Imbal Hasil GJTL L-72

B. Uji White Regresi Parsial Variabel FINF – Imbal Hasil GJTL L-72

59 A. Regresi Parsial Multi Variabel Terhadap Imbal Hasil GJTL L-73

B. Uji White Regresi Multi Variabel – Imbal Hasil GJTL L-73

C. Uji Multikolinearitas Regresi Multi Variabel – Imbal Hasil GJTL

L-74

60 A. Regresi Parsial Variabel FSBI Terhadap Imbal Hasil INCO L-75

B. Uji White Regresi Parsial Variabel FSBI – Imbal Hasil INCO L-75

61 A. Regresi Parsial Variabel FINF Terhadap Imbal Hasil INCO L-76

B. Uji White Regresi Parsial Variabel FINF – Imbal Hasil INCO L-76

62 A. Regresi Parsial Variabel FPNB Terhadap Imbal Hasil INCO L-77

B. Uji White Regresi Parsial Variabel FINF – Imbal Hasil INCO L-77

63 A. Regresi Parsial Multi Variabel Terhadap Imbal Hasil INCO L-78

B. Uji White Regresi Multi Variabel – Imbal Hasil INCO L-78

C. Uji Multikolinearitas Regresi Multi Variabel – Imbal Hasil INCO

L-79

64 A. Regresi Parsial Variabel FSBI Terhadap Imbal Hasil INDF L-80

B. Uji White Regresi Parsial Variabel FSBI – Imbal Hasil INDF L-80

65 A. Regresi Parsial Variabel FINF Terhadap Imbal Hasil INDF L-81

B. Uji White Regresi Parsial Variabel FINF – Imbal Hasil INDF L-81

66 A. Regresi Parsial Variabel FPNB Terhadap Imbal Hasil INDF L-82

B. Uji White Regresi Parsial Variabel FINF – Imbal Hasil INDF L-82

67 A. Regresi Parsial Multi Variabel Terhadap Imbal Hasil INDF L-83

B. Uji White Regresi Multi Variabel – Imbal Hasil INDF L-83

C. Uji Multikolinearitas Regresi Multi Variabel – Imbal Hasil INDF

L-84

68 A. Regresi Parsial Variabel FSBI Terhadap Imbal Hasil INTP

L-85

B. Uji White Regresi Parsial Variabel FSBI – Imbal Hasil INTP

L-85

69 A. Regresi Parsial Variabel FINF Terhadap Imbal Hasil INTP

L-86

B. Uji White Regresi Parsial Variabel FINF – Imbal Hasil INTP

L-86

70 A. Regresi Parsial Variabel FPNB Terhadap Imbal Hasil INTP

L-87

B. Uji White Regresi Parsial Variabel FINF – Imbal Hasil INTP

L-87

71 A. Regresi Parsial Multi Variabel Terhadap Imbal Hasil INTP

L-88

B. Uji White Regresi Multi Variabel – Imbal Hasil INTP

L-88

C. Uji Multikolinearitas Regresi Multi Variabel – Imbal Hasil INTP

L-89

72 A. Regresi Parsial Variabel FSBI Terhadap Imbal Hasil ISAT

L-90

B. Uji White Regresi Parsial Variabel FSBI – Imbal Hasil ISAT

L-90

73 A. Regresi Parsial Variabel FINF Terhadap Imbal Hasil ISAT

L-91

B. Uji White Regresi Parsial Variabel FINF – Imbal Hasil ISAT

L-91

74 A. Regresi Parsial Variabel FPNB Terhadap Imbal Hasil ISAT

L-92

B. Uji White Regresi Parsial Variabel FINF – Imbal Hasil ISAT

L-92

75 A. Regresi Parsial Multi Variabel Terhadap Imbal Hasil ISAT

L-93

B. Uji White Regresi Multi Variabel – Imbal Hasil ISAT

L-93

C. Uji Multikolinearitas Regresi Multi Variabel – Imbal Hasil ISAT

L-94

76 A. Regresi Parsial Variabel FSBI Terhadap Imbal Hasil KLBF

L-95

B. Uji White Regresi Parsial Variabel FSBI – Imbal Hasil KLBF

L-95

77 A. Regresi Parsial Variabel FINF Terhadap Imbal Hasil KLBF

L-96

B. Uji White Regresi Parsial Variabel FINF – Imbal Hasil KLBF

L-96

78 A. Regresi Parsial Variabel FPNB Terhadap Imbal Hasil KLBF

L-97

B. Uji White Regresi Parsial Variabel FINF – Imbal Hasil KLBF

L-97

79 A. Regresi Parsial Multi Variabel Terhadap Imbal Hasil KLBF

L-98

B. Uji White Regresi Multi Variabel – Imbal Hasil KLBF

L-98

C. Uji Multikolinearitas Regresi Multi Variabel – Imbal Hasil KLBF

L-99

80 A. Regresi Parsial Variabel FSBI Terhadap Imbal Hasil MLPL

L-100

B. Uji White Regresi Parsial Variabel FSBI – Imbal Hasil MLPL

L-100

81 A. Regresi Parsial Variabel FINF Terhadap Imbal Hasil MLPL

L-101

B. Uji White Regresi Parsial Variabel FINF – Imbal Hasil MLPL

L-101

82 A. Regresi Parsial Variabel FPNB Terhadap Imbal Hasil MLPL L-102

B. Uji White Regresi Parsial Variabel FINF – Imbal Hasil MLPL L-102

83 A. Regresi Parsial Multi Variabel Terhadap Imbal Hasil MLPL L-103

B. Uji White Regresi Multi Variabel – Imbal Hasil MLPL L-103

C. Uji Multikolinearitas Regresi Multi Variabel – Imbal Hasil MLPL L-104

84 A. Regresi Parsial Variabel FSBI Terhadap Imbal Hasil SMCB L-105

B. Uji White Regresi Parsial Variabel FSBI – Imbal Hasil SMCB L-105

85 A. Regresi Parsial Variabel FINF Terhadap Imbal Hasil SMCB L-106

B. Uji White Regresi Parsial Variabel FINF – Imbal Hasil SMCB L-106

86 A. Regresi Parsial Variabel FPNB Terhadap Imbal Hasil SMCB L-107

B. Uji White Regresi Parsial Variabel FINF – Imbal Hasil SMCB L-107

87 A. Regresi Parsial Multi Variabel Terhadap Imbal Hasil SMCB L-108

B. Uji White Regresi Multi Variabel – Imbal Hasil SMCB L-108

C. Uji Multikolinearitas Regresi Multi Variabel – Imbal Hasil SMCB L-109

88 A. Regresi Parsial Variabel FSBI Terhadap Imbal Hasil SMGR L-110

B. Uji White Regresi Parsial Variabel FSBI – Imbal Hasil SMGR L-110

89 A. Regresi Parsial Variabel FINF Terhadap Imbal Hasil SMGR L-111

B. Uji White Regresi Parsial Variabel FINF – Imbal Hasil SMGR L-111

90 A. Regresi Parsial Variabel FPNB Terhadap Imbal Hasil SMGR L-112

B. Uji White Regresi Parsial Variabel FINF – Imbal Hasil SMGR L-112

91 A. Regresi Parsial Multi Variabel Terhadap Imbal Hasil SMGR L-113

B. Uji White Regresi Multi Variabel – Imbal Hasil SMGR L-113

C. Uji Multikolinearitas Regresi Multi Variabel – Imbal Hasil SMGR L-114

92 A. Regresi Parsial Variabel FSBI Terhadap Imbal Hasil SMRA L-115

B. Uji White Regresi Parsial Variabel FSBI – Imbal Hasil SMRA L-115

93 A. Regresi Parsial Variabel FINF Terhadap Imbal Hasil SMRA L-116

B. Uji White Regresi Parsial Variabel FINF – Imbal Hasil SMRA L-116

94 A. Regresi Parsial Variabel FPNB Terhadap Imbal Hasil SMRA L-117

B. Uji White Regresi Parsial Variabel FINF – Imbal Hasil SMRA L-117

95 A. Regresi Parsial Multi Variabel Terhadap Imbal Hasil SMRA

L-118

B. Uji White Regresi Multi Variabel – Imbal Hasil SMRA

L-118

C. Uji Multikolinearitas Regresi Multi Variabel – Imbal Hasil SMRA L-119

96 A. Regresi Parsial Variabel FSBI Terhadap Imbal Hasil TRST

L-120

B. Uji White Regresi Parsial Variabel FSBI – Imbal Hasil TRST

L-120

97 A. Regresi Parsial Variabel FINF Terhadap Imbal Hasil TRST

L-121

B. Uji White Regresi Parsial Variabel FINF – Imbal Hasil TRST

L-121

98 A. Regresi Parsial Variabel FPNB Terhadap Imbal Hasil TRST

L-122

B. Uji White Regresi Parsial Variabel FINF – Imbal Hasil TRST

L-122

99 A. Regresi Parsial Multi Variabel Terhadap Imbal Hasil TRST

L-123

B. Uji White Regresi Multi Variabel – Imbal Hasil TRST

L-123

C. Uji Multikolinearitas Regresi Multi Variabel – Imbal Hasil TRST

L-124

100 A. Regresi Parsial Variabel FSBI Terhadap Imbal Hasil TSPC

L-125

B. Uji White Regresi Parsial Variabel FSBI – Imbal Hasil TSPC

L-125

101 A. Regresi Parsial Variabel FINF Terhadap Imbal Hasil TSPC

L-126

B. Uji White Regresi Parsial Variabel FINF – Imbal Hasil TSPC

L-126

102 A. Regresi Parsial Variabel FPNB Terhadap Imbal Hasil TSPC

L-127

B. Uji White Regresi Parsial Variabel FINF – Imbal Hasil TSPC

L-127

103 A. Regresi Parsial Multi Variabel Terhadap Imbal Hasil TSPC

L-128

B. Uji White Regresi Multi Variabel – Imbal Hasil TSPC

L-128

C. Uji Multikolinearitas Regresi Multi Variabel – Imbal Hasil TSPC

L-129

104 A. Regresi Parsial Variabel FSBI Terhadap Imbal Hasil UNTR

L-130

B. Uji White Regresi Parsial Variabel FSBI – Imbal Hasil UNTR

L-130

105 A. Regresi Parsial Variabel FINF Terhadap Imbal Hasil UNTR

L-131

B. Uji White Regresi Parsial Variabel FINF – Imbal Hasil UNTR

L-131

106 A. Regresi Parsial Variabel FPNB Terhadap Imbal Hasil UNTR

L-132

B. Uji White Regresi Parsial Variabel FINF – Imbal Hasil UNTR

L-132

107 A. Regresi Parsial Multi Variabel Terhadap Imbal Hasil UNTR

L-133

B. Uji White Regresi Multi Variabel – Imbal Hasil UNTR

L-133

C. Uji Multikolinearitas Regresi Multi Variabel – Imbal Hasil UNTR L-134

108 A. Regresi Parsial Variabel FSBI Terhadap Imbal Hasil UNVR

L-135

B. Uji White Regresi Parsial Variabel FSBI – Imbal Hasil UNVR

L-135

109 A. Regresi Parsial Variabel FINF Terhadap Imbal Hasil UNVR

L-136

B. Uji White Regresi Parsial Variabel FINF – Imbal Hasil UNVR

L-136

110 A. Regresi Parsial Variabel FPNB Terhadap Imbal Hasil UNVR

L-137

B. Uji White Regresi Parsial Variabel FINF – Imbal Hasil UNVR

L-137

111 A. Regresi Parsial Multi Variabel Terhadap Imbal Hasil UNVR

L-138

B. Uji White Regresi Multi Variabel – Imbal Hasil UNVR

L-138

C. Uji Multikolinearitas Regresi Multi Variabel – Imbal Hasil UNVR L-139

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Iklim investasi yang kondusif cenderung dikaitkan dengan perbaikan indikator makroekonomi. Di Indonesia, pada tahun 2004 saat kondisi dimana tren penurunan suku bunga perbankan serta inflasi yang stabil di level empat sampai enam persen, serta nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang cenderung stabil maka investasi di pasar modal merupakan alternatif investasi yang menarik karena cenderung memberikan tingkat pengembalian yang lebih tinggi daripada investasi di pasar uang.

Indonesia hingga saat ini memiliki dua pasar modal yaitu Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES). BEJ mempunyai kapitalisasi pasar yang lebih besar karena perusahaan yang tercatat di BEJ lebih banyak dibanding dengan BES, sehingga BEJ lebih sering digunakan sebagai tolok ukur (benchmark) investasi saham di Indonesia dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebagai indeks gabungan seluruh saham yang tercatat di BEJ sebagai salah satu indikator dalam perekonomian Indonesia.

Selain IHSG, terdapat juga indeks-indeks saham yang lain yang merupakan tolok ukur terhadap kinerja saham pada maing-masing kelompok indeks. Salah satu indeks tersebut adalah Jakarta Islamic Index (JII), menggunakan saham-saham yang terpilih yang sesuai dengan syariah Islam.

JII diciptakan karena tuntutan pasar yang menghendaki bahwa perlu adanya tolok ukur dalam investasi saham sesuai dengan syariah di pasar modal. Melalui JII diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan investor untuk mengembangkan investasi dalam pasar modal syariah.

Investasi baik yang sesuai dengan syariah atau tidak merupakan suatu kegiatan menempatkan dana pada satu atau lebih aset selama periode tertentu dengan harapan dapat memperoleh pendapatan atau peningkatan atas nilai investasi awal/modal. Sedangkan tujuannya adalah untuk memaksimalkan imbal Investasi baik yang sesuai dengan syariah atau tidak merupakan suatu kegiatan menempatkan dana pada satu atau lebih aset selama periode tertentu dengan harapan dapat memperoleh pendapatan atau peningkatan atas nilai investasi awal/modal. Sedangkan tujuannya adalah untuk memaksimalkan imbal

saham akan memperoleh dua macam pendapatan atau imbal hasil, yaitu (1) pendapatan dari peningkatan harga saham yang disebut capital gain, dan (2) pendapatan berupa pembayaran dividen tunai dari perusahaan kepada para pemegang saham. Jumlah dari kedua sumber pendapatan tersebut merupakan perubahan dari total kekayaan yang diinvestasikan pada saham selama periode kepemilikan tertentu.

Dalam melakukan proses investasi baik di pasar modal syariah atau bukan, salah satu kendala yang dihadapi oleh investor adalah membentuk portofolio yang paling menguntungkan sehingga mempunyai tingkat risiko sama dengan risiko sistematis. Kendala yang sering dihadapi oleh investor tersebut diantaranya adalah adanya deviasi imbal hasil atau penyimpangan tingkat pengembalian investasi dari ekspektasi serta adanya volatilitas imbal hasil dari sekuritas atau portofolio yang disebabkan oleh kondisi pasar modal secara umum.

Kegiatan investasi selalu akan dihadapkan pada dua hal yang berlawanan yaitu keinginan untuk dapat memaksimalkan keuntungan yang diharapkan pada satu sisi dan dapat meminimumkan tingkat risiko pada sisi lainnya. Kemungkinan yang dapat dilakukan adalah bagaimana memaksimalkan keuntungan pada tingkat risiko tertentu atau bagaimana meminimalkan risiko pada tingkat tertentu. Risiko terjadi karena perbedaan antara tingkat imbal hasil yang diharapkan dengan tingkat imbal hasil aktual. Seperti tertulis dalam Quran surat Luqman ayat 34 yaitu: Kegiatan investasi selalu akan dihadapkan pada dua hal yang berlawanan yaitu keinginan untuk dapat memaksimalkan keuntungan yang diharapkan pada satu sisi dan dapat meminimumkan tingkat risiko pada sisi lainnya. Kemungkinan yang dapat dilakukan adalah bagaimana memaksimalkan keuntungan pada tingkat risiko tertentu atau bagaimana meminimalkan risiko pada tingkat tertentu. Risiko terjadi karena perbedaan antara tingkat imbal hasil yang diharapkan dengan tingkat imbal hasil aktual. Seperti tertulis dalam Quran surat Luqman ayat 34 yaitu:

Jadi setiap investor dalam berusaha pasti akan dihadapkan pada risiko yang tidak ia ketahui. Risiko yang harus dihadapi oleh investor dalam pasar bursa menurut Ross et. al. (hal 263, 2002) terdiri dari dua bagian yaitu risiko tidak sistematis (unsystematic risk) dan risiko sistematis (systematic risk). Risiko tidak sistematis adalah risiko yang disebabkan oleh menurunnya kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba yang akhirnya akan mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam membayar bunga dan dividen. Risiko ini dapat dikendalikan dengan cara diversifikasi aset/saham yang tepat pada suatu portofolio yang disusun. Sedangkan risiko sistematis yang tidak dapat dihilangkan dengan cara melakukan diversifikasi dalam penyusunan portofolio, pada umumnya dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal perusahaan. Beberapa risiko sistematis menurut Jorion (hal. 34-37, 2002) adalah:

a. Risiko daya beli (purchasing power risk), yaitu risiko yang berkaitan dengan terjadinya inflasi yang menyebabkan nilai riil pendapatan menjadi lebih kecil.

b. Risiko suku bunga (interest rate risk), yaitu risiko yang disebabkan oleh arah pergerakan suku bunga yang berlawanan dengan harga-harga sekuritas di pasar modal. Apabila suku bunga naik maka harga-harga sekuritas di pasar modal akan turun, demikian pula sebaliknya.

c. Risiko pasar (market risk), yaitu kondisi pasar yang berpengaruh terhadap harga-harga sekuritas, dimana pada saat pasar bergairah (bullish) semua harga-harga sekuritas umumnya mengalami kenaikan. Sebaliknya bila pasar dalam keadaan lesu (bearish), maka harga-harga sekuritas akan mengalami penurunan.

d. Risiko perubahan nilai tukar mata uang (foreign exchange risk), yaitu risiko yang berkaitan dengan penurunan atau kenaikan nilai tukar mata uang dalam negeri terhadap mata uang luar negeri.

faktor ekonomi terhadap investasi di pasar modal biasanya dikonsentrasikan pada tiga hal. Pertama, pengetahuan tentang hubungan antara variabel ekonomi dan risiko investasi di pasar modal. Kedua, pengetahuan tentang volatilitas dari variabel ekonomi untuk mengestimasi pengaruhnya terhadap imbal hasil saham. Informasi ini memungkinkan investor untuk meneliti efek ekonomi secara umum terhadap imbal hasil saham. Ketiga, pengetahuan dampak dari volatilitas ekonomi dunia terhadap pasar regional maupun pasar dunia. Hal ini perlu diketahui sehubungan dengan meningkatnya integrasi pada pasar dunia. Jika dampak perubahan ekonomi menunjukkan risiko yang meningkat terhadap aset yang dimilikinya, investor akan mengalihkan asetnya ke negara lain yang mereka lihat lebih menguntungkan, atau mengubah komposisi portofolio sahamnya sesuai dengan perubahan risiko.

Selanjutnya, pengetahuan mengenai dampak perubahan faktor makro ekonomi terhadap imbal hasil saham bagi investor yang ingin menginvestasikan dananya pada saham yang sesuai syariah (JII) juga harus diketahui oleh para investor. Maka perlu dikaji seberapa besar pengaruh perubahan variabel-variabel makro ekonomi, yang dalam hal ini adalah tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI), laju inflasi, dan pertumbuhan Pendapatan Nasional Bruto (PNB), terhadap imbal hasil saham-saham JII.

1.2. Pokok Masalah

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka dalam karya akhir ini akan diteliti pengaruh variabel makro ekonomi yaitu tingkat suku bunga SBI, laju inflasi, dan pertumbuhan PNB terhadap imbal hasil saham-saham pada kelompok JII sebagai salah satu alternatif dalam investasi yang termasuk kategori syariah di BEJ. Sedangkan permasalahan-permasalahan yang akan diteliti dapat dirumuskan sebagai berikut:

a. Apakah variabel tingkat suku bunga SBI, laju inflasi, dan pertumbuhan PNB, berpengaruh terhadap imbal hasil saham-saham JII.

b. Variabel makro ekonomi manakah yang paling banyak berpengaruh pada imbal hasil saham-saham JII.

SBI, laju inflasi, dan pertumbuhan PNB) terhadap imbal hasil saham-saham JII.

1.3. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang dikemukakan di atas, maka penelitian ini diharapkan dapat memperoleh tujuan sebagai berikut:

a. Mengetahui apakah variabel tingkat suku bunga SBI, laju inflasi, dan pertumbuhan PNB berpengaruh terhadap imbal hasil saham JII.

b. Mengetahui variabel makro ekonomi manakah yang paling banyak berpengaruh terhahadap imbal hasil saham-saham JII.

c. Mengetahui hubungan masing-masing variabel makroekonomi (suku bunga SBI, laju inflasi, dan pertumbuhan PNB) terhadap imbal hasil saham-saham JII.

1.4. Metodologi Penelitian

Beberapa langkah yang akan dilakukan dalam penelitian:

a. Pengumpulan data Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder berupa data runtun waktu (time series) dengan skala triwulanan (quarterly) yang diambil dari beberapa sumber sebagai berikut:

1. Data triwulanan historis saham kelompok JII berdasarkan posisi 30 Desember 2004 yang telah terdaftar sebelum tahun 1995 yang diperoleh dari publikasi PT Bursa Efek Jakarta (BEJ), yaitu data publikasi pada website www.jsx.co.id atau pada JSX Monthly Report, dengan rentang waktu dari Januari 1995 s.d. Desember 2004.

2. Data triwulanan historis suku bunga SBI, inflasi, dan PNB yang diperoleh dari publikasi Bank Indonesia (BI) pada website www.bi.go.id atau Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia (SEKI), dengan rentang waktu dari Januari 1995 s.d. Desember 2004.

Mengelompokkan data saham-saham JII dari Januari 1995 s.d. Desember 2004. Data tersebut kemudian ditransformasi ke dalam bentuk difference equation untuk memperoleh masing-masing imbal hasil saham-saham JII, dan Menghitung surprise factor dari variable SBI, inflasi, dan PNB dengan rentang waktu Januari 1995 s.d. Desember 2004, sebagai variabel yang mempengaruhi imbal hasil saham-saham JII.

c. Analisis Data Data yang sudah berbentuk imbal hasil dan surprise factor diuji dengan menggunakan metode Dickey-Fuller test untuk menentukan apakah data tersebut telah berada dalam kondisi stationary. Setelah diperoleh data yang stationary, kemudian model dibentuk berdasarkan multiple regression Arbitrage Pricing Theory (APT) dimana variabel bebas (independent) yang digunakan adalah faktor makroekonomi (surprise factor dari tingkat suku bunga SBI, laju inflasi, dan pertumbuhan PNB), dan imbal hasil saham-saham JII sebagai variabel terikat (dependent). Setelah model terbentuk maka dilakukan tes signifikansi terhadap koefisien model, untuk selanjutnya dilakukan pengujian autocorrelation, heteroscedasticity, dan multicollinearity untuk memastikan bahwa model telah terbebas dari autocorrelation, heteroscedasticity, dan multicollinearity.

1.5. Sistematika Penulisan

Susunan dari karya akhir ini terdiri dari 5 bab dimana masing-masing bab berisikan uraian sebagai berikut :

Bab I : Pendahuluan

Bab ini menguraikan latar belakang masalah, pokok masalah, tujuan penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan karya akhir ini. Maksud dari bab ini adalah memberikan gambaran umum mengenai isi keseluruhan dari karya akhir ini.

Topik utama yang akan dibahas pada bab ini adalah teori-teori yang berhubungan dengan penelitian, Arbitrage Pricing Theory (APT), model penelitian berdasarkan APT, dan teori yang berhubungan tentang analisis model.

Bab III : Data dan Metodologi Penelitian

Untuk menyelesaikan pokok permasalahan diperlukan metodologi penelitian yang merupakan langkah-langkah dalam melakukan pengujian terhadap data yang ada. Secara garis besar pembahasan meliputi proses pengumpulan dan pengolahan data dan gambar flowchart pada bagian akhir dari bab ini diharapkan mampu merangkum keseluruhan uraian pada bab metodologi penelitian ini.

Bab IV : Analisis dan Pembahasan

Dari hasil pengolahan data, maka dilakukan analisis terhadap hasil yang didapat dari penelitian. Bab ini memberikan interpretasi data atau model yang diperoleh dengan menggunakan metodologi penelitian seperti pada Bab III.

Bab V : Kesimpulan dan Saran

Bab ini merupakan penutup dari penulisan karya akhir ini. Memberikan kesimpulan yang diambil berdasarkan analisis yang telah dilakukan, penjelasan mengenai keterbatasan dan kekurangan yang ditemui dalam penelitian, serta saran yang dapat digunakan sebagai solusi dan kemungkinan pengembangan lebih lanjut dari hasil penelitian ini.

BAB II KAJIAN TEORI

2.1. Investasi

Di bawah ini akan dijelaskan mengenai pengertian dari investasi, tujuan dari investasi, proses untuk melakukan investasi, alternatif investasi, dan prinsip- prinsip investasi menurut syariah Islam,

a. Pengertian Investasi

Beberapa definisi mengenai yang pada dasarnya memiliki pengertian yang sama, diuraikan sebagai berikut:

1. Menurut Kamarudin (hal. 3, 1996) investasi adalah menempatkan uang atau dana dengan harapan untuk memperoleh tambahan atau keuntungan tertentu atas uang atau dana tersebut.

2. Penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan di dalam produksi yang efisien selama periode waktu tertentu. Definisi ini dikemukaan oleh Jogiyanto (hal. 5, 2000).

3. Dalam bukunya, Harianto et al. (hal. 56, 1998) berpendapat bahwa investasi merupakan kegiatan penggunaan modal atau penempatan dana untuk memperoleh tambahan pendapatan baik melalui investasi langsung yang menghasilkan barang dan jasa maupun melalui investaso tidak langsung yang menghasilkan capital gain.

4. Sedangkan menurut Jones (hal. 3, 2002) investasi merupakan suatu kegiatan melakukan penundaan konsumsi pada masa sekarang untuk digunakan melakukan aktifitas yang akan memberikan nilai tambah terhadap aset yang dimiliki pada masa yang akan datang. Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Investasi

merupakan suatu kegiatan menempatkan dana pada satu atau lebih aset selama periode tertentu dengan harapan dapat memperoleh pendapatan atau peningkatan atas nilai investasi awal/modal (Cooper, hal. 289, 1983).

b. Tujuan Investasi

Pada dasarnya tujuan investasi adalah mendapatkan keuntungan di masa yang akan datang. Namun secara terperinci Kamarudin (hal. 12, 1996), menerangkan beberapa alasan orang melakukan investasi, yaitu :

Seseorang yang bijaksana akan berpikir bagaimana meningkatkan taraf hidupnya dari waktu ke waktu atau setidaknya bagaimana untuk mempertahankan tingkat pendapatannya yang ada sekarang agar tidak berkurang dimasa yang akan datang.

2. Mengurangi tekanan inflasi. Dengan melakukan investasi dalam pemilikan perusahaan atau objek lain, seseorang dapat menghindarkan diri agar kekayakan atau harta miliknya tidak merosot nilainya karena digerogoti oleh inflasi.

2. Dorongan untuk menghemat pajak. Beberapa negara didunia banyak melakukan kebijaksanaan yang sifatnya mendorong tumbuhnya investasi dimasyarakat melalui fasilitas perpajakan yang diberikan kepada masyarakat yang melakukan investasi pada bidang usaha-usaha tertentu.

c. Proses Investasi

Proses investasi berkenaan dengan bagaimana seharusnya seorang investor membuat keputusan mengenai pemilihan investasi, yaitu aset mana yang akan dipilih untuk menempatkan dana, berapa jumlah yang diinvestasi, dan kapan investasi seharusnya dilakukan.

Oleh karena itu dibutuhkan langkah yang harus dilakukan investor sebelum melakukan keputusan investasi, langkah-langkah tersebut menurut Husnan (hal

47, 1998), yaitu :

1. Menentukan kebijakan investasi Besarnya jumlah dana yang diinvestasikan akan sangat berpengaruh terhadap keuntungan yang diharapkan dan risiko yang ditanggung. Sehingga dalam tahap ini investor harus menentukan tujuan investasi, dan berapa banyak investasi tersebut akan dilakukan.

2. Analisis sekuritas Melakukan analisis terhadap individual atau sekelompok sekuritas dengan menggunakan analisis teknikal maupun fundamental.

Portofolio berarti sekumpulan investasi. Maka investor perlu mengidentifikasi sekuritas-sekuritas mana yang akan dipilih dan berapa proporsi dana yang akan ditanamkan pada masing-masing sekuritas tersebut. Pemilihan banyak sekuritas ini dimaksudkan untuk mengurangi risiko.

4. Melakukan revisi portofolio Bila menurut investor portofolio yang ada sekarang dirasa tidak lagi optimal, maka pemodal dapat melakukan perubahan terhadap sekuritas-sekuritas yang membentuk portofolio tersebut.

5. Evaluasi kinerja portofolio Investor melakukan penelitian terhadap kinerja portofolio, baik dalam aspek tingkat keuntungan yang diperoleh maupun risiko yang ditanggung.

d. Alternatif Investasi

Alternatif investasi dapat dibedakan berdasarkan jenis aset yang akan digunakan. Menurut Bodie et al. (hal. 3, 1993) aset sebagai pilihan investasi dapat berupa sebagai berikut:

1. Aset Keuangan yaitu investasi dalam bentuk aset keuangan yang obyek investasinya uang, baiasanya valuta asing dan surat berharga yang diterbitkan oleh industri keuangan seperti sertifikat deposito, commercial paper, saham, obligasi, dan surat berharga lainnya.

2. Aset riel yaitu investasi pada aset yang umunya berwujud (tangible) dan memiliki masa manfaat yang relatif pasti. Misalnya properti (gedung dan tanah), peralatan produksi, dan sebagainya. Pemilihan berbagai alternatif investasi akan sangat bijaksana jika

memperhatikan aspek penilaian dasar dalam berinvestasi seperti kecenderungan investasi yang dilakukan oleh berbagai pihak sehingga yang dilakukan mampu untuk menghasilkan nilai tambah sesuai dengan risiko yang dihadapi. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah agar aset dalam investasi tersebut mampu untuk memberikan tingkat penghasilan yang relatif stabil pada periode investasi dan mampu untuk menghasilkan dana yang relatif cepat (likuid).

diperjualbelikan di pasar modal adalah saham. Menurut Brealey et al. (hal. 117, 1998) saham adalah bukti kepemilikan atas suatu perusahaan atau merupakan bukti turut serta dalam modal suatu perusahaan. Seorang investor yang menginvestasikan dana atau kekayaannya pada saham akan memperoleh dua macam pendapatan atau imbal hasil, yaitu (1) pendapatan dari peningkatan harga saham yang disebut capital gain, dan (2) pendapatan berupa pembayaran dividen tunai dari perusahaan kepada para pemegang saham. Jumlah dari kedua sumber pendapatan tersebut merupakan perubahan dari total kekayaan yang diinvestasikan pada saham selama periode kepemilikan tertentu.

e. Prinsip-prinsip Investasi menurut Syariah Islam

Investasi menurut syariah Islam pada prinsipnya adalah sama dengan non Islam yaitu kegiatan yang dilakukan oleh investor terhadap pemilik usaha (emiten). Kegiatan tersebut adalah untuk memberdayakan emiten dalam melakukan kegiatan usahanya dimana investor berharap untuk memperoleh manfaat tertentu. Karena itu investasi termasuk kegiatan usaha namun secara pasif, sehingga prinsip syariah dalam investasi pada dasarnya sama dengan pada kegiatan usaha lainnya yaitu prinsip kehalalan dan keadilan. Menurut Pontjowinoto (hal. 37, 2003) secara umum prinsip tersebut adalah: