Kematangan emosi dan kecemasan di kalangan mahasiswa penulis skripsi (studi korelasi pada mahasiswa program studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta).

(1)

ABSTRAK

KEMATANGAN EMOSI DAN KECEMASAN DI KALANGAN MAHASISWA PENULIS SKRIPI

(Studi Korelasi pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta)

Pretty Klara Elizabeth Br Tarigan Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta, 2017

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tingkat kematangan emosi dan kecemasan di kalangan mahasiswa penulis skripsi, mengindentifikasi item pengukuran kematangan emosi yang capaian skornya rendah dan mengindentifikasi item pengukuran kecemasan yang memiliki capaian skornya tinggi di kalangan mahasiswa penulis skripsi, dan menganalisis hubungan antara kematangan emosi dan kecemasan di kalangan mahasiswa penulis skripsi.

Penelitian ini adalah penelitian korelasi. Subjek penelitian adalah mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan 2011, 2012 dan 2013 yang berjumlah 77 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah skala Kematangan Emosi dengan 33 item dan skala Kecemasan dengan 43 item. Reliabilitas instrumen diukur menggunakan Alpha Cronbach dengan reliabilitas skala Kematangan Emosi 0,821 dan Skala Kecemasan 0,930.Teknik analisis data yang digunakan adalah norma kategorisasi Azwar yang terdiri atas 5 kategori dan teknik korelasi Pearson Product Moment.

Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa, 10 (12,98%) mahasiswa memiliki kematangan emosi yang sangat tinggi, 57 (74,02%) mahasiswa memiliki kematangan emosi yang tinggi, 9 (12,98%) mahasiswa memiliki kematangan emosi sedang, dan tidak ada mahasiswa yang memiliki kematangan emosi rendah dan sangat rendah. Hasil penelitian ini juga memperlihatkan bahwa, 1 (1,29%) mahasiswa memiliki kecemasan yang sangat tinggi, 2 (2,59%) mahasiswa memiliki kecemasan yang tinggi, 19 (24,67%) mahasiswa memiliki kecemasan yang sedang, 48 (62,33%) mahasiswa memiliki kecemasan yang rendah, dan 7 (2,09%) mahasiswa memiliki kecemasan yang sangat rendah. Hasil analisi item pengukuran menunjukkan bahwa terdapat 3 item kematangan emosi yang capaian skornya sedang dan 11 item kecemasan yang capaian skornya sedang. Hasil analisis uji hipotesis menunjukkan bahwa koefisien korelasi (r) sebesar -0,614 dengan nilai siginifikan 0,000. Maka dapat disimpulkan bahwa kematangan emosi dan kecemasan di kalangan mahasiswa memiliki hubungan negatif yang sangat signifikan.


(2)

ABSTRACT

EMOTIONAL MATURITY AND ANXIETY AMONG STUDENTS THESIS AUTHOR

(Correlation Study on Students of Guidance and Counseling Department of Sanata Dharma University Yogyakarta)

Pretty Klara Elizabeth Br Tarigan Sanata Dharma University

Yogyakarta, 2017

This research was aimed at describing the level of emotional maturity and anxiety among students writing thesis, identifying maturity measuring items where the level is low and identifying anxiety measuring items where the level is high, and to analyzing correlation between enotional maturity and anxiety among students writing thesis.

This research was a correlational research. Subject of this research 77 students of Guidance and Counseling department of Sanata Dharma University batch of 2011, 2012, and 2013. The research instrument used was emotional maturity scale with 33 items and anxiety scale with 43. Instrument reliability was measured using Alpha Cronbach with emotional maturity reliability scale of 0,821 and anxiety scale of 0,930. Data analysis technique used was Azwar categorization norm consisting of 5 5 categorics adn Pearson Product Moment correlation technique.

The result of this research showed that 10 (12,98%) of the students hand very high emotional maturity, 57 (74,02%) of the students had high emotional maturity level, 10 (12,98%) of the students had medium emotional maturity, and none of them had low and very low emotional maturity. The result also showed that, 1 (1,29%) of the student have a very high anxiety, 2 (2,59%) of the students had high anxiety, 19 (24,67%) of the students had medium anxiety, 48 (62,33%) of the student had low anxiety, and 7 (2,09%) of the student had very low anxiety. The result measurement item analysis showed that there are 3 items of emotional maturity where the result was medium. The result measurement item analysis showed that there are 11 items of anxiety where the result was medium. Hypothesis examination analysis result showed that correlation coefficient (r) was -0.614 with significancy value 0,000. We can be concluded that emotional maturity and anxiety among students have significantly negative correlation.


(3)

i

KEMATANGAN EMOSI DAN KECEMASAN DI KALANGAN MAHASISWA PENULIS SKRIPSI

(Studi Korelasi pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh:

Pretty Klara Elizabeth Br Tarigan NIM: 131114056

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2017


(4)

(5)

(6)

iv

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan kepada

Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang selalu menyertai setiap

langkahku

Kedua orangtuaku Pak Tarigan dan Mak Ribu

Ketiga saudara tercintaku

Dosen Pembimbing Tercinta (Drs. R. Budi Sarwono, M.A)

Jangan mengharapkan yang terbaik,


(7)

v ABSTRAK

KEMATANGAN EMOSI DAN KECEMASAN DI KALANGAN MAHASISWA PENULIS SKRIPI

(Studi Korelasi pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta)

Pretty Klara Elizabeth Br Tarigan Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta, 2017

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tingkat kematangan emosi dan kecemasan di kalangan mahasiswa penulis skripsi, mengindentifikasi item pengukuran kematangan emosi yang capaian skornya rendah dan mengindentifikasi item pengukuran kecemasan yang memiliki capaian skornya tinggi di kalangan mahasiswa penulis skripsi, dan menganalisis hubungan antara kematangan emosi dan kecemasan di kalangan mahasiswa penulis skripsi.

Penelitian ini adalah penelitian korelasi. Subjek penelitian adalah mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan 2011, 2012 dan 2013 yang berjumlah 77 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah skala Kematangan Emosi dengan 33 item dan skala Kecemasan dengan 43 item. Reliabilitas instrumen diukur menggunakan Alpha Cronbach dengan reliabilitas skala Kematangan Emosi 0,821 dan Skala Kecemasan 0,930.Teknik analisis data yang digunakan adalah norma kategorisasi Azwar yang terdiri atas 5 kategori dan teknik korelasi Pearson Product Moment.

Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa, 10 (12,98%) mahasiswa memiliki kematangan emosi yang sangat tinggi, 57 (74,02%) mahasiswa memiliki kematangan emosi yang tinggi, 9 (12,98%) mahasiswa memiliki kematangan emosi sedang, dan tidak ada mahasiswa yang memiliki kematangan emosi rendah dan sangat rendah. Hasil penelitian ini juga memperlihatkan bahwa, 1 (1,29%) mahasiswa memiliki kecemasan yang sangat tinggi, 2 (2,59%) mahasiswa memiliki kecemasan yang tinggi, 19 (24,67%) mahasiswa memiliki kecemasan yang sedang, 48 (62,33%) mahasiswa memiliki kecemasan yang rendah, dan 7 (2,09%) mahasiswa memiliki kecemasan yang sangat rendah. Hasil analisi item pengukuran menunjukkan bahwa terdapat 3 item kematangan emosi yang capaian skornya sedang dan 11 item kecemasan yang capaian skornya sedang. Hasil analisis uji hipotesis menunjukkan bahwa koefisien korelasi (r) sebesar -0,614 dengan nilai siginifikan 0,000. Maka dapat disimpulkan bahwa kematangan emosi dan kecemasan di kalangan mahasiswa memiliki hubungan negatif yang sangat signifikan.


(8)

vi ABSTRACT

EMOTIONAL MATURITY AND ANXIETY AMONG STUDENTS THESIS AUTHOR

(Correlation Study on Students of Guidance and Counseling Department of Sanata Dharma University Yogyakarta)

Pretty Klara Elizabeth Br Tarigan Sanata Dharma University

Yogyakarta, 2017

This research was aimed at describing the level of emotional maturity and anxiety among students writing thesis, identifying maturity measuring items where the level is low and identifying anxiety measuring items where the level is high, and to analyzing correlation between enotional maturity and anxiety among students writing thesis.

This research was a correlational research. Subject of this research 77 students of Guidance and Counseling department of Sanata Dharma University batch of 2011, 2012, and 2013. The research instrument used was emotional maturity scale with 33 items and anxiety scale with 43. Instrument reliability was measured using Alpha Cronbach with emotional maturity reliability scale of 0,821 and anxiety scale of 0,930. Data analysis technique used was Azwar categorization norm consisting of 5 5 categorics adn Pearson Product Moment correlation technique.

The result of this research showed that 10 (12,98%) of the students hand very high emotional maturity, 57 (74,02%) of the students had high emotional maturity level, 10 (12,98%) of the students had medium emotional maturity, and none of them had low and very low emotional maturity. The result also showed that, 1 (1,29%) of the student have a very high anxiety, 2 (2,59%) of the students had high anxiety, 19 (24,67%) of the students had medium anxiety, 48 (62,33%) of the student had low anxiety, and 7 (2,09%) of the student had very low anxiety. The result measurement item analysis showed that there are 3 items of emotional maturity where the result was medium. The result measurement item analysis showed that there are 11 items of anxiety where the result was medium. Hypothesis examination analysis result showed that correlation coefficient (r) was -0.614 with significancy value 0,000. We can be concluded that emotional maturity and anxiety among students have significantly negative correlation.


(9)

(10)

(11)

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas karunia Tuhan Yang Maha Esa, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan dari Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma.

Peneliti menyadari bahwa selesainya skripsi ini tidak lepas dari dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati dan rasa syukur penulis berterima kasih yang sebesar-besarnya disampaikan kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph.D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dahram.

2. Dr. Gendon Barus, M.Si selaku Kepala Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma.

3. Drs. R. Budi Sarwono, M.A selaku dosen pembimbing yang selalu meluangkan waktu dengan penuh sukacita, sabar dalam membimbing dan mendampingi, dan memberikan motivasi selama penulisan skripsi.

4. Pak Sinurat, Pak Donal, Bu Reta, Bu Indah, Bu Hayu dan Bu Retno yang telah membimbing peneliti selama masa studi di Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dahrma.

5. Kedua orang tua penulis tersayang Mama Tiganku dan Nande Nanginku yang selalu setia dengan cinta dan kasih sayang memberikan motivasi, nasihat, perhatian, kepercayaan, doa dan semuanya yang tak bisa peneliti ungkapkan disini sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

6. Ketiga saudaraku terkasih, Primsa Tarigan, Deslita Anzelina Br Tarigan dan Dominika Tarigan yang telah bersedia mendengarkan keluh kesah, berbagi pengalaman dan memberikan dukungan kepada peneliti selama menyelesaikan studi.

7. Mas Moko yang telah sabar membantu peneliti selama mengurus administrasi perkuliahan serta penyelesaian skripsi ini.

8. Raymondus yang telah memberikan dukungan, doa, perhatian dan bantuan selama peneliti menyusun dan melakasanakan penelitian ini.


(12)

x

9. Sahabatku yang telah berjuang bersama Wahyuni Meilani Br Tarigan, Katerina Mangampang, Mersy Cahyati, Berdinus Raja Najak, Andrias Purwanto, Maristella yang memberikan dukungan, bantuan dan semangat selama menyelesaikan skripsi.

10.Sugeng Otte Purnomo yang telah membantu peneliti mengumpulkan data penelitian.

11.Teman-teman Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan 2011, 2012 dan 2013 yang telah bersedia membantu peneliti dalam penelitian ini.

12.Teman-teman Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan 2013, khusunya kelas B atas dukungannya kepada peneliti selama proses menyelesaikan skripsi.

13.Teman-teman satu bimbingan yang berproses bersama selama bimbingan/konsultasi.

14.Teman kos (Tania, Kristin, Mutia, Rina) yang sudah membantu dan mau membagikan waktunya demi terselesainya skripsi ini.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan, peneliti beraharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

Peneliti


(13)

xi DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...ii

HALAMAN PENGESAHAN ...iii

PERSEMBAHAN ...iv

ABSTRAK ...v

ABSTRACT ...vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...vii

HALAMAN PERNYATAAN ...viii

KATA PENGANTAR ...ix

DAFTAR ISI ...xi

DAFTAR TABEL ...xiv

DAFTAR LAMPIRAN ...xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...1

B. Identifikasi Masalah ...5

C. Pembatasan Masalah ...5

D. Rumusan Masalah ...5

E. Tujuan Penelitian ...6

F. Manfaat Penelitian ...7

G. Definisi Istilah ...8 BAB II KAJIAN PUSTAKA


(14)

xii

1. Pengertian Emosi ...10

2. Pengertian Kematangan Emosi ...11

3. Ciri-ciri Kematangan Emosi ...12

4. Aspek-aspek Kematangan Emosi ...14

5. Faktor-faktor yang Memengaruhi Kematangan Emosi ...15

6. Upaya-upaya Peningkatan Kematangan Emosi ...16

B. Hakikat Kecemasan 1. Pengertian Kecemasan ...16

2. Jenis-jenis Kecemasan ...17

3. Faktor-faktor Penyebab Kecemasan ...18

4. Gejala-gejala Kecemasan ...19

C. Mahasiswa Penulis Skripsi dan Pergulatannya 1. Mahasiswa Sebagai Dewasa Awal ...20

2. Karateristik Masa Dewasa Awal ...21

3. Hambatan dalam Penulisan Skripsi ...24

4. Kematangan Emosi pada Mahasiswa Penulis Skirpsi ...25

5. Kecemasan pada Mahasiswa Penulis Skripsi ...26

D. Kajian Penelitian Relevan ...27

E. Kerangka Berpikir ...28

F. Hipotesis Penelitian ...31

BAB II METODE PENELITIAN A. Jenis atau Desain Penelitian ...32

B. Tempat dan Waktu Penelitian ...33

C. Subjek Penelitian ...33

D. Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. Kematangan Emosi ...33

2. Kecemasan ...33

E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 1. Teknik Pengumpulan Data ...34


(15)

xiii F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen

1. Validitas ...38 2. Reliabilitas ...41 G. Teknik Analisis Data ...43 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ...50 B. Pembahasan ...59 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ...67 B. Saran ...68 DAFTAR PUSTAKA ...70


(16)

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Subjek Penelitian ...33

Tabel 3.2 Skor Skala Kematangan Emosi dan Kecemasan ...35

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Skala Kematangan Emosi ...36

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Instrumen Skala Kecemasan ...38

Tabel 3.5 Hasil Rekapitulasi Uji Validitas Skala Kematangan Emosi ...40

Tabel 3.6 Hasil Rekapitulasi Uji Validitas Skala Kecemasan ...41

Tabel 3.7 Kriteria Guilford ...42

Tabel 3.8 Hasil Uji Reliabilitas Skala Kematangan Emosi ...42

Tabel 3.9 Hasil Uji Reliabilitas Skala Kecemasan ...43

Tabel 3.10 Kategorisasi Skor Skala Kematangan Emosi dan Skala Kecemasan ...45

Tabel 3.11 Kategorisasi Skor Skala Kematangan Emosi ...47

Tabel 3.12 Kategorisasi Skor Skala Kecemasan ...47

Tabel 3.14 Penggolongan Tinggi Rendahnya Skor Item Skala Kematangan Emosi dan Kecemasan...48

Tabel 4.1 Kategorisasi Skor Tingkat Kematangan Emosi ...50

Tabel 4.2 Penggolongan Skor Item Kematangan Emosi ...52

Tabel 4.3 Kategorisasi Skor Tingkat Kecemasan ...54

Tabel 4.4 Penggolongan Skor Item Kecemasan ...56


(17)

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 4.1 Diagram Kategorisasi Tingkat Kematangan Emosi ...51

Gambar 4.2 Diagram Penggolongan Skor Item Kematangan Emosi ...53

Gambar 4.3 Diagram Kategorisasi Tingkat Kecemasan ...55


(18)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Kuesioner Tingkat Kematangan Emosi Dan Kecemasan ...73

Lampiran 2 Hasil Hitung Validitas Item ...82

Lampiran 3 Tabulasi Data Penelitian ...89

Lampiran 4 Surat Ijin Penelitian ...91

Lampiran 5 Kategori Tingkat Kematangan Emosi dan Kecemasan Perangkatan ...92


(19)

1 BAB I

PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan batasan istilah.

A. Latar Belakang Masalah

Perguruan tinggi merupakan satuan penyelenggara pendidikan tinggi yang merupakan kelanjutan dari pendidikan menengah dijalur pendidikan sekolah. Sedangkan orang yang belajar di perguruan tinggi disebut mahasiswa (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2015). Secara umum mahasiswa tingkat akhir adalah mahasiswa yang hampir menyelesaikan semua mata kuliahnya dan sedang mengambil tugas akhir (skripsi).

Mahasiswa tingkat akhir diharapkan dapat segera menyusun skripsi dan dapat lulus tepat waktu. Namun, dalam menyusun skripsi banyak kendala yang dihadapi mahasiswa. Misalnya karena subjek penelitian yang sulit didapatkan, bimbingan skripsi yang membutuhkan waktu lama dosen pembimbing susah ditemui, mahasiswa cenderung menunda mengerjakan skripsi, merasa takut untuk berhadapan dengan dosen pembimbing. Hal-hal tersebut membuat mahasiswa menjadi cemas, apakah bisa mengerjakan skripsi dan selesai tepat waktu.

Mahasiswa yang sedang menyusun skripsi terkadang merasa cemas karena menganggap skripsi merupakan suatu hal yang sulit untuk dikerjakan. Kadang-kadang perasaan cemas tersebut muncul sebelum


(20)

2

mahasiswa mencoba untuk mengerjakan tiap tahapan dalam penyusunan skripsi tersebut. Kecemasan pada dasarnya adalah suatu reaksi diri untuk menyadari suatu ancaman yang tidak menentu. Mahasiswa mempunyai rasa cemas dalam penyusunan skripsi, karena mempunyai hati dan perasaan. Kecemasan yang dialami oleh setiap mahasiswa berbeda-beda, tetapi cemas akan mempengaruhi konsentrasi mahasiswa dalam penyusunan skripsi.

Berdasarkan penelitian Mujiyah, dkk (dalam Januarti, 2009), diketahui bahwa kendala-kendala yang biasa dihadapi mahasiswa dalam menulis tugas akhir skripsi adalah kendala internal yang meliputi malas (sebesar 40%), motivasi rendah (sebesar 26,7%), takut bertemu dosen pembimbing (sebesar 6,7%), dan sulit menyesuaikan diri dengan dosen pembimbing skripsi (sebesar 6,7%). Kendala eksternal yang berasal dari dosen pembimbing skripsi meliputi sulit ditemui (sebesar 36,7%), minimnya waktu bimbingan (sebesar 23,3%), kurang koordinasi dan kesamaan persepsi antara pembimbing 1 dan pembimbing 2 (sebesar 23,3%), kurang jelas memberi bimbingan (sebesar 26,7%), dan dosen terlalu sibuk (sebesar 13,3%). Kendala buku–buku sumber meliputi kurangnya buku–buku referensi yang fokus terhadap permasalahan penelitian (sebesar 53,3%), referensi yang ada merupakan buku edisi lama (sebesar 6,7%). Kendala fasilitas penunjang meliputi terbatasnya dana dengan materi skripsi, kendala penentuan judul atau permasalahan yang ada (sebesar 13,3%), bingung dalam mengembangkan teori (sebesar 3,3%). Kendala metodologi meliputi kurangnya pengetahuan penulis tentang metodologi


(21)

3

(sebesar 10%), kesulitan mencari dosen ahli dalam bidang penelitian berkaitan dengan metode penelitian dan analisis validitas instrumen tertentu (sebesar 6,7%).

Menurut data kelulusan mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma (mulai dari angkatan 2009 sampai dengan 2012), dari 85 mahasiswa angkatan 2009 yang lulus tepat waktu hanya 8 mahasiswa (9,19 %). Dari 87 mahasiswa angkatan 2010 yang lulus tepat waktu hanya 16 mahasiswa (18,39%). Dari 72 mahasiswa angkatan 2011 hanya 19 mahasiswa yang lulus tepat waktu (22,09%). Dari 86 mahasiswa angkatan 2012 hanya 13 mahasiswa (15,11%) yang lulus tepat waktu (Sekretariat Prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma).

Peneliti melakukan wawancara pada mahasiswa yang sedang menyusun skripsi. Dari wawancara tersebut diperoleh hasil bahwa mahasiswa merasa tertekan dalam proses penyusunan skripsi dikarenakan kebingungan untuk mencari literatur, takut, tegang, khawatir dengan judul yang tidak disetujui oleh dosen, tidak bisa tidur karena pusing memikirkan skripsi, sensitif terhadap situasi dan kondisi sekitar, merasa takut ketika ditanya tentang skripsi.

Kecemasan-kecemasan yang dialami oleh mahasiswa dapat sulit untuk diminimalisir jika mahasiswa tersebut memiliki kematangan emosi rendah, di mana mahasiswa tersebut akan cenderung mengalamai kesulitan dalam mengontrol ekspresi emosinya dengan tepat. Mahasiswa yang


(22)

4

memiliki kematangan emosi rendah, ia tidak mampu mengambil keputusan dengan baik dan tepat sesuai dengan pemikiran yang rasional.

Kematangan emosi adalah kemampuan seseorang dalam mengontrol diri dan mengendalikan emosinya. Seseorang yang memiliki kematangan emosi akan mampu memahami apa yang terjadi pada dirinya sendiri. Emosi yang matang akan membentuk seseorang berpikir rasional atau objektif dan dapat mengontrol dan mengekspresikan apa yang terjadi pada dirinya.

Dampak dari kecemasan pada mahasiswa yang sedang menyusun skripsi adalah mahasiswa tidak dapat mengerjakan skripsinya sesuai yang diharapakan dengan tepat waktu karena kecemasan menguasai diri mahasiswa dan akhirnya tidak dapat menyelesaikan kuliahnya tepat waktu. Kecemasan yang timbul pada diri mahasiswa bisa saja diakibatkan karena belum memiliki emosi yang matang.

Berdasarkan masalah yang dirumuskan di atas muncul pertanyaan pada diri peneliti yaitu apakah ada hubungan kematangan emosi dengan kecemasan dalam menyusun skripsi pada mahasiswa? sehingga peneliti tertarik melakukan penelitian tentang “Kematangan Emosi dan Kecemasan di Kalangan Mahasiswa Penulis Skripsi (Studi Korelasi pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta).


(23)

5 B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti mengidentifikasi berbagai masalah sebagai berikut:

1. Mahasiswa yang sedang dalam penulisan skripsi mengalami banyak kendala dalam penulisan skripsi.

2. Mahasiswa merasa skripsi merupakan sesuatu yang sulit untuk dikerjakan.

3. Angka kelulusan mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma yang lulus tepat waktu kurang dari 50%.

4. Mahasiswa merasa tertekan selama penulisan skripsi.

5. Kematangan emosi yang rendah membuat mahasiswa tidak bisa mengontrol emosi yang terjadi pada dirinya.

6. Mahasiswa mengalami kecemasan pada masa penulisan skripsi. C. Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini, peneliti membatasi permasalahan dengan dua kajian pada hubungan kematangan emosi dan kecemasan di kalangan mahasiswa penulis skripsi.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti merumuskan berbagai masalah sebagai berikut:


(24)

6

1. Seberapa tinggi tingkat kematangan emosi di kalangan mahasiswa penulis skripsi Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta?

2. Item pengukuran kematangan emosi manakah yang capaian skornya rendah di kalangan mahasiswa penulis skripsi Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta? 3. Seberapa tinggi tingkat kecemasan di kalangan mahasiswa penulis

skripsi Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta?

4. Item pengukuran kecemasan manakah yang memiliki nilai capaian skornya paling tinggi di kalangan mahasiswa penulis skripsi Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta?

5. Apakah ada hubungan antara kematangan emosi dengan kecemasan di kalangan mahasiswa penulis skripsi Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Mendeskripsikan tingkat kematangan emosi di kalangan mahasiswa penulis skripsi Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.


(25)

7

2. Mengidentifikasi item pengukuran kematangan emosi yang memiliki nilai capaian skor rendah di kalangan mahasiswa penulis skripsi Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Mendeskripsikan tingkat kecemasan di kalangan mahasiswa penulis skripsi Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4. Mengidentifikasi item pengukuran kecemasan yang memiliki capaian skor paling tinggi di kalangan mahasiswa penulis skripsiProgram Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 5. Menganalisis hubungan antara kematangan emosi dengan kecemasan

di kalangan mahasiswa penulis skripsi Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

Memberikan tambahan informasi bagi penelitian ilmiah, dibidang Bimbingan dan Konseling tentang hubungan antara kematangan emosi dan kecemasan di kalangan mahasiswa penulis skripsi.


(26)

8 2. Manfaat praktis

a. Bagi Mahasiswa

Hasil penelitian ini mampu memberikan pengetahuan dan informasi tentang hubungan kematangan emosi dan kecemasan dalam penulisan skripsi, sehingga mahasiswa dapat menimalisir kecemasan dalam menyusun skripsi dan meningkatkan kematangan emosi.

b. Bagi Program Studi

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat kepada Program Studi Bimbingan dan Konseling mengenai kematangan emosi dan kecemasan dalam menyusun skripsi, sehingga dapat meminimalisasikan kecemasan pada mahasiswa dalam penulisan skripsi.

c. Bagi peneliti

Kesempatan ini, menambah wawasan peneliti tentang hubungan antara kematangan emosi dan kecemasan dalam penulisan skripsi di kalangan mahasiswa.

G. Batasan Istilah

1. Kematangan Emosi

Kematangan emosi adalah keterampilan emosi yang mencakup kesadaran diri, mengidentifikasi, mengungkapkan dan


(27)

9

mengelola perasaan, mengendalikan dorongan hati dan menunda pemuasan serta menangani kecemasan, dan tidak cepat terpengaruh oleh stimulus dalam diri maupun luar.

2. Kecemasan dalam penulisan skripsi

Kecemasan mahasiswa dalam penulisan skripsi adalah suatu kondisi dimana mahasiswa merasa khawatir, takut, bingung, cemas selama proses pengerjaan skripsi sehingga menimbulkan reaksi fisik serta psikologi tertentu.

3. Mahasiswa

Mahasiswa adalah individu yang sedang belajar di Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma dan individu tersebut sudah hampir menyelesaikan semua mata kuliahnya dan sedang mengambil tugas akhir (skripsi).


(28)

10 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Bab ini menguraikan hakikat kematangan emosi, hakikat kecemasan, mahasiswa penulis skripsi dan pergulatanya, kerangka berpikir dan hipotesis.

A. Hakikat Kematangan Emosi

1. Pengertian Emosi

Dalam Kamus Psikologi (Kartono & Gulo, 1987) emosi didefenisikan sebagai tergugahnya perasaan yang disertai dengan perubahan-perubahan dalam tubuh, misalnya otot-otot yang menegangkan, debaran jantung yang cepat dan sebagainya. Sementara dalam kamus psikologi (Drever, 1986) emosi adalah suatu keadaan yang kompleks dari organisme, yang menyangkut perubahan jasmani yang luas sifatnya dalam pernafasan, denyut, sekresi kelenjar dan pada sisi kejiwaan, suatu keadaan terangsang atau pertubrasi (gusar/terganggu), ditandai oleh perasaan yang kuat, dan biasanya suatu dorongan ke arah suatu bentuk tingkah laku tertentu.

Emosi merupakan keadaan yang ditimbulkan oleh situasi tertentu (khusus), dan emosi cenderung terjadi dalam kaitannya dengan perilaku yang mengarah (approach) atau menyingkir (avoidance) terhadap sesuatu, dan perilaku tersebut pada umumnya disertai adanya ekspresi kejasmanian, sehingga orang lain dapat mengetahui bahwa seseorang sedang mengalami emosi (Walgito, 2010:229).


(29)

11

Dalam makna paling harfiah, Oxford English Dictionary (dalam Goleman, 1997) mendefinisikan emosi sebagai setiap kegiatan atau pergolakan pikiran, perasaan, nafsu dan setiap keadaan mental yang hebat atau meluap-luap. Jaenudin (2012) menyatakan bahwa emosi adalah pola perubahan pada diri individu yang secara kompleks dan mencakup pembangkit fisiologis, perasaan subjektif, proses kognitif, dan reaksi tingkah laku seseorang.

Berdasarkan pengertian dari beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa emosi adalah sesuatu keadaan atau kegiatan yang memicu terjadinya perubahan pada diri, sehingga orang lain mengetahui bahwa seseorang sedang emosi.

2. Pengertian Kematangan Emosi

Kematangan emosi terdiri dari dua kata, yaitu kematangan dan emosi. Kematangan berasal dari bahasa Inggris maturity dengan kata dasar mature. Emosi berasal dari bahasa latin emotus atau emover yang berarti menggerakkan yang merupakan sesuatu yang mendorong individu. Jadi kematangan emosi adalah suatu keadaan atau kondisi untuk tercapainya tingkat kedewasaan dalam perkembangan emosi (Chaplin, 2006).

Kematangan emosi merupakan ekspresi emosi yang bersifat konstruktif atau membangun dan iteraktif (Khairani, 2013). Kematangan emosi dalam kamus psikologi (Kartono & Gulo, 1987)


(30)

12

menjadi dewasa secara emosional, tidak terombang-ambing oleh motif-motif kekanak-kanakan. Kematangan emosi membantu individu dalam mengendalikan pola sikap dan perilaku yang akan memicu individu untuk membuat suatu tindakan yang didasari oleh dorongan emosi.

Berdasarkan pengertian dari beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa kematangan emosi adalah kemampuan individu mengendalikan atau mengontrol emosi, serta mampu mengekspresikan emosi yang tepat pada waktu dan tempat yang sesuai.

3. Ciri-Ciri Kematangan Emosi

Walgito (2010) mengungkapkan ciri-ciri individu memiliki kematangan emosi sebagai berikut:

a. Orang yang memiliki kematangan emosi yang baik, akan mampu menerima keadaan baik diri sendiri maupun orang lain. Hal ini disebabkan karena orang yang memiliki kematangan emosi mampu berpikir secara baik dan obyektif.

b. Orang yang memiliki kematangan emosi tidak bersifat impulsif. Ia berpikir terlebih dahulu sebelum bertindak. Sedangkan orang yang bersifat impulsif segera bertindak sebelum dipikirkan dengan baik, satu ciri bahwa emosinya belum matang.

c. Orang yang memiliki kematangan emosi dapat mengontrol emosinya dengan baik, dan dapat mengontrol ekspresi emosinya.


(31)

13

d. Orang yang memiliki kematangan emosi akan bersifat sabar, penuh pengertian, dan cukup mempunyai toleransi yang baik.

e. Orang yang memiliki kematangan emosi akan mempunyai tanggung jawab yang baik, dapat berdiri sendiri, tidak mudah frustrasi, dan menghadapi masalah dengan penuh pengertian.

Menurut Finkelor (2004) ciri-ciri individu yang memiliki kematangan emosi sebagai berikut:

a. Orang yang memiliki kematangan emosi mampu mengambil keputusan penting.

b. Orang yang memiliki kematangan emosi mampu mengambil keputusan berdasarkan fakta dan keputusan tersebut dipertimbangkan.

c. Orang yang memiliki kematangan emosi mampu melaksanakan keputusan yang sudah diambilnya.

d. Orang yang memiliki kematangan emosi mampu menilai kembali keputusannya apabila perlu mengubah atau memperbaikinya.

Berdasarkan pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri individu memiliki kematangan emosi adalah ketika individu tersebut mampu menerima diri dan orang lain, mampu mengambil keputusan, serta mampu berpikir secara kritis terhadap keputusan yang diambil.


(32)

14 4. Aspek-Aspek Kematangan Emosi

Hurlock (1990) mengemukakan tiga aspek kematangan emosi, sebagai berikut:

a. Kontrol Emosi

Individu yang mencapai kematangan emosi tidak meledakkan emosinya di hadapan orang lain melainkan menunggu saat dan tempat yang lebih tepat untuk mengungkapkan emosinya dengan cara-cara yang dapat diterima. Individu yang matang emosinya dapat mengontrol ekspresi emosi yang tidak dapat diterima secara sosial atau membebaskan diri dari energi fisik dan mental yang tertahan.

b. Pengambilan Keputusan

Individu yang memiliki kematangan emosi mampu menilai situasi secara kritis terlebih dahulu sebelum bereaksi secara emosional dan mampu memutuskan bagaimana reaksi yang seharusnya dilakukan sesuai dengan situasi tersebut, dan individu tidak lagi bereaksi tanpa berpikir sebelumnya seperti kanak-kanak atau individu yang tidak matang.

c. Pemahaman Diri

Individu yang memiliki kematang emosi mampu memberikan reaksi emosional yang stabil, tidak berubah-ubah dari satu emosi atau suasana hati ke suasana hati yang lain. Individu mampu


(33)

15

memahami emosi yang sedang dirasakan dan mengetahui penyebab dari emosi yang dihadapi individu tersebut.

Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa aspek individu yang telah mencapai kematangan emosi adalah individu yang mampu mengendalikan atau mengontrol emosinya dengan cara yang dapat diterima, dapat memahami apa yang sedang dirasakan dan mengetahui penyebab emosi yang dirasakan, dan mampu menggunakan pemikiran secara kritis sebelum membuat keputusan dengan mempertimbangkan dampak dari emosi tersebut.

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kematangan Emosi

Menurut Hurlock (1990), faktor-faktor yang mempengaruhi kematangan emosi adalah:

a. Memperoleh gambaran tentang situasi-situasi yang dapat menimbulkan reaksi emosional. Cara yang dapat dilakukan adalah membicarakan pelbagai masalah pribadinya dengan orang lain. Keterbukaan tentang perasaan dan masalah pribadi dipengaruhi sebagaian oleh rasa aman dalam hubungan sosial.

b. Menggunakan katarsis emosi untuk menyalurkan emosi dengan cara latihan fisik yang berat, bermain atau bekerja, tertawa atau menangis.


(34)

16

6. Upaya-upaya Peningkatan Kematangan Emosi

Menurut Semiun (2006: 409) ada beberapa cara untuk meningkatkan kematangan emosi pada diri yaitu:

a. Mempelajari arti dan menggunakan secara efektif keadaan santai baik mental maupun fisik

b. Berusaha memperoleh keterampilan-keterampilan dan kecakapan supaya bisa mendapat kepercayaan diri.

c. Menangguhkan dan meninjau kembali respon emosi sampai muncul kesempatan yang lebih cocok.

d. Memperoleh penilaian diri yang lebih realistik tentang kemapuan-kemampuan dan kelemahan-kelemahan supaya dapat mengadapi kenyataan.

B. Hakikat Kecemasan

1. Pengertian Kecemasan

Kecemasan adalah suatu kekhawatiran bahwa sesuatu yang buruk akan segera terjadi. Kecemasan merupakan respon yang tepat terhadap ancaman atau perubahan lingkungan, tetapi bisa menjadi abnormal bila tingkatannya tidak sesuai dengan proporsi ancaman atau datang tanpa ada penyebabnya (Nevid, Rathus & Greene, 2003).

Menurut Durand & Barlow (2006: 159) Kecemasan adalah keadaan susasan hati yang berorientasi pada masa yang akan datang,


(35)

17

yang ditandai oleh adanya kekhawatiran karena individu tidak dapat memprediksi dan mengontrol kejadian yang akan datang.

Dalam mendefinisikan kecemasan, Freud (dalam Feist & Feist 2008) menjelaskan bahwa kecemasan merupakan kondisi yang dirasa tidak menyenangkan, bersifat emosional dan diikuti oleh sensasi fisik yang memperingatkan seseorang akan bahaya yang mengancam atau yang sedang mendekat.

Berdasarkan paparan di atas, maka dapat disimpulkan kecemasan adalah suatu kekhawatiran akan apa yang terjadi di masa yang akan datang karena tidak mampu mengontrol apa yang akan terjadi.

2. Jenis-jenis Kecemasan

Freud (dalam Walgito, 2010) membedakan kecemasan menjadi 3 jenis, sebagai berikut:

a. Kecemasan Objektif

Kecemasan yang timbul dari ketakutan terhadap bahaya yang nyata. Selanjutnya perasaan tersebut bisa berkembang dan dalam psikologi abnormal disebut panik.

b. Kecemasan Neurotik

Kecemasan atau merasa takut mendapatkan hukuman untuk ekspresi keinginan yang impulsif.


(36)

18 c. Kecemasan Moral

Kecemasan yang berhubungan dengan moral. Seseorang akan merasa cemas ketika melanggar norma-norma moral yang ada.

3. Faktor-faktor Penyebab Kecemasan

Durand dan Barlow (2006: 161-164)) mengungkapkan bahwa kecemasan tidak memiliki penyebab yang berdimensi tunggal yang sederhana tetapi berasal dari banyak sumber antara lain:

a. Kontribusi Biologis

Kontribusi-kontribusi kecil dari banyak gen di wilayah-wilayah kromosom yang berbeda secara kolektif membuat seseorang rentan mengalami kecemasan.

b. Kontribusi Psikologis

Perasaan ketidak mampuan mengontrol yang berkembang dari pengalaman-pengalaman awal maka seseorang akan sangat rentan terhadap kecemasan di kehidupan.

c. Kontribusi Sosial

Peristiwa yang menimbulkan stres memicu kerentanan kita terhadap kecemasan. Tekanan sosial dapat menimbulkan stres yang cukup kuat sehingga memicu terjadinya kecemasan.

Menurut Greist, Martena & Sharkey (dalam Subekti, 2005) faktor yang mempengaruhi individu mengalami kecemasan sebagai berikut:


(37)

19

a. Tuntutan sosial yang berlebihan yang belum terpenuhi oleh individu.

b. Adanya standar keberhasilan yang terlalu tinggi bagi kemampuan yang dimiliki individu sehingga mennimbulkan perasaan rendah diri.

c. Individu kurang siap dalam menghadapi situasi atau kondisi yang tidak diharapakan atau tidak diperkiran oleh individu tersebut. d. Adanya pola pikir dan persepsi yang negatif terhadap situasi atau

diri sendiri. Hal ini bisa berkaitan dengan kecenderungan individu menilai sesuatu secara negatif dan subjektif.

Dalam penelitian ini peneliti hanya menggunakan faktor penyebab kecemasan yang bersifat sementara bukan yang bersifat permanen. Maksud peneliti dari bersifat sementara yaitu kecemasan yang terjadi hanya pada saat individu dalam masa penulisan skripsi bukan kecemasan yang memang secara biologis atau bawaan (sejak kecil sudah diwariskan secara gen rentan mengalami kecemasan).

4. Gejala-gejala Kecemasan

Kecemasan yang dirasakan timbul karena individu tersebut menghadapi situasi yang mengancam atau stres. Menurut Nevid (2003: 164) gejala-gejala kecemasan sebagai berikut:

a. Gejala fisik

Gejala fisik meliputi, kegelisahan atau kegugupan, tangan atau anggota tubuh gemetar, banyak keringat, mulut atau kerongkongan


(38)

20

terasa kering, sulit bernafas, pusing, merasa lemas, sulit menelan, diare, wajah terasa merah, jantung yang berdebar keras atau berdetak kencang.

b. Gejala behavior

Gejala behavior meliputi, perilaku menghindar, perilaku melekat, dan perilaku terguncang.

c. Gejala kognitif

Gejala kognitif meliputi, rasa khawatir tentang sesuatu, perasaan terganggu akan ketakutan terhadap sesuatu yang terjadi di masa depan, keyakinan bahwa sesuatu yang mengerikan akan terjadi, sulit berkonsentrasi.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan gejala kecemasan menjadi aspek untuk penyusunan instrumen penelitian. C. Mahasiswa Penulis Skripsi dan Pergulatannya

1. Mahasiswa Sebagai Dewasa Awal

Hurlock (1990) mengungkapkan bahwa masa dewasa awal dimulai dari usia 18 tahun sampai kira-kira 40 tahun. Pada masa dewasa awal banyak sekali permasalahan yang harus dihadapi. Terkhusus dalam hal ini adalah menghadapi masa penulisan skripsi yang dalam proses pengerjaannya dituntut ketekunan, keingintahuan yang besar, kritis, tanggung jawab, pantang menyerah dan lain lain.


(39)

21 2. Karateristik Masa Dewasa Awal

Menurut Hurlock (1990), terdapat 10 karateristik masa dewasa awal, yaitu:

a. Masa Pengaturan

Masa dewasa awal merupakan masa pengaturan. Individu pada masa dewasa awal akan mengatur pola kehidupan yang diyakini mampu memenuhi kebutuhannya, membentuk bidang pekerjaan, dan menerima tanggungjawab sebagai orang dewasa. b. Usia Reproduksi

Masa dewasa awal disebut sebagai usia reproduksi jika individu yang cepat mempunyai anak dan mempunyai keluarga besar pada awal masa dewasa atau bahkan pada tahun-tahun terakhir masa remaja.

c. Masa Bermasalah

Individu yang berada pada masa dewasa awal akan mengalami banyak permasalahan baru yang harus dialami. Permasalahan baru ini berbeda dari permasalahan yang sudah dialami sebelumnya. Namun beberapa dari permasalahan tersebut merupakan kelanjutan atau pengembangan yang dialami pada masa remaja akhir.

d. Masa Ketegangan Emosi

Masa dewasa awal merupakan masa di mana individu mengalami ketegangan emosi. Ketegangan emosi yang dialami


(40)

22

pada masa dewasa awal berkaitan dengan permasalahan jabatan, perkawinan, keuangan, dan sebagainya.

e. Masa Keterangsingan Sosial

Pada masa dewasa awal individu akan memiliki semangat untuk bersaing dan hasrat kuat untuk maju dalam karir sehingga memunculkan adanya ketersaingan pada masa dewasa awal. f. Masa Komitmen

Pada masa dewasa awal individu mengalami perubahan tanggungjawab dari seorang pelajar yang sepenuhnya pada orangtua menjadi orang dewasa mandiri, maka mereka menentukan pola hidup baru dan membantu komitmen-komitmen baru.

g. Masa Ketergantungan

Ketergantungan pada masa dewasa awal ini tergantung pada orangtua, lembaga pendidikan yang memberi beasiswa sebagian atau penuh karena mereka karena mereka memperoleh pinjaman. Pada masa ini juga ada individu yang merasa benci terhadap ketergantungan tersebut dan ada yang merasa wajar dengan ketergantungan mereka tersebut.

h. Masa Perubahan Nilai

Banyak nilai di masa anak-anak dan remaja berubah karena pengalaman dan hubungan sosial yang lebih luas dengan orang-orang yang berbeda usia. Ada beberapa alasan yang meneyebabkan


(41)

23

perubahan nilai pada masa dewasa awal, diantaranya yang sangat umum adalah: pertama, jika dewasa awal ingin diterima oleh anggota kelompok orang dewasa, maka mereka harus menerima nilai-nilai kelompok orang dewasa. Kedua, orang-orang muda itu segera menyadari bahwa kebanyakan kelompok sosial berpedoman pada nilai-nilai konvensional dalam hal keyakinan-keyakinan dan perilaku.

i. Masa Penyesuaian Diri Dengan Cara Hidup Baru

Masa dewasa awal merupakan masa yang paling banyak menghadapi perubahan. Perubahan yang paling umum terjadi pada masa dewasa awal adalah perubahan yang berkaitan dengan penyesuaian diri terhadap gaya hidup. Menyesuaikan diri dengan gaya hidup yang baru memang sulit, terlebih bagi kaum muda masa kini karena persiapan yang mereka terima waktu masih anak-anak dan remaja tidak cocok dengan gaya hidup baru masa kini.

j. Masa Kreatif

Orang muda banyak yang bangga karena lain dari yang umum dan tidak menganggap hal ini sebagai suatu tanda kekurangan, tidak seperti anak atau remaja yang selalu ingin sama dengan teman sebayanya. Bentuk kreatifitas yang akan terlihat sesudah ia dewasa akan tergantung pada minat dan kemampuan individual, kesempatan untuk mengwujudkan keinginan dan kegiatan-kegiatan yang memberikan kepuasan sebesar-besarnya.


(42)

24

3. Hambatan dalam Penulisan Skripsi

Mahasiswa yang sedang menulis skripsi menghadapi berbagai hambatan dalam penulisan. Utama (dalam Subekti, 2005) mengungkapkan hambatan-hambatan yang dihadapi mahasiswa saat mengerjakan skripsi antara lain:

a. Kesulitan membagi waktu dan mencurahkan perhatian yang cukup terhadap skripsi

b. Masalah kesehatan

c. Terbatasnya data untuk operasional skripsi

d. Hambatan kognitif dan emosi yang cenderung menimbulkan sikap negatif mahasiswa terhadap segala proses penulisan skripsi

e. Masalah yang berkaitan dengan skripsi itu sendiri. Misalnya, kurang literatur pendukung, kesulitan membuat alat ukur, permasalahan dengan dosen pembimbing, dan lain lain).

Selain itu, hambatan dalam proses penulisan skripsi terdapat hambatan kognitif dan emosi, misalnya macetnya ide untuk menentukan topik permasalahan, kurangnya kemampuan dalam tulis menulis, kesulitan merumuskan permasalahan penelitian dalam bentuk karya ilmiah, kemampuan akademis yang kurang memadai, kurang tertarik dalam penelitian, cepat merasa malas dan bosan, kurang bersemangat dalam penulisan skripsi (Zamindari; dalam Subekti, 2005).


(43)

25

4. Kematangan Emosi pada Mahasiswa Penulis Skripsi

Kematangan emosi adalah keterampilan emosi yang mencakup kesadaran diri, mengidentifikasi, mengungkapkan dan mengelola perasaan, mengendalikan dorongan hati dan menunda pemuasan serta menangani kecemasan, dan tidak cepat terpengaruh oleh stimulus dalam diri maupun luar.

Mahasiswa yang memiliki kematangan emosi yang tinggi cenderung mampu mengontrol ekspresi emosinya dengan tepat, dengan demikian emosi-emosi yang dialami dapat tersalurkan. Sebaliknya mahasiswa yang memiliki kematangan emosi rendah akan cenderung mengalami kesulitan dalam mengontrol emosinya dengan tepat, misalnya dengan memendam kemarahan atau kekecewaan.

Mahasiswa tingkat akhir akan mengalami konflik emosional baik menyangkut masalah akademik maupun non-akademik maka emosi yang timbul akan ditangkap oleh panca indera kemudian diteruskan ke sistem limbik yang merupakan pusat dari emosi. Dari sistem limbik, emosi akan disadari dan selanjutnya akan diambil keputusan-keputusan untuk mengambil tindakan yang kemudian diekspresikan melalui berbagai bentuk perangai atau reaksi emosi, seperti muka merah atau pucat dan menangis. Mekanisme faali ini pada mulanya bersifat normal, tapi jika stimulus yang diterimanya terlalu berat maka dalam jangka waktu lama akan berubah menjadi abnormal


(44)

26

(Maramis, 2004 dalam Pratiwi, Dewi & Lailatushifah, Siti Noor Fatmah).

5. Kecemasan pada Mahasiswa Penulis Skripsi

Kecemasan adalah suatu kekhawatiran bahwa sesuatu yang buruk akan segera terjadi. Kecemasan merupakan respon yang tepat terhadap ancaman atau perubahan lingkungan, tetapi bisa menjadi abnormal bila tingkatannya tidak sesuai dengan proporsi ancaman atau datang tanpa ada penyebabnya (Nevid, Rathus & Greene, 2003).

Durant dan Barlow (2006) menyatakan bahwa seseorang yang dapat bekerja dengan baik ketika merasa sedikit cemas karena kinerja fisik dan intelektual individu didorong dan diperkuat oleh kecemasan. Kecemasan yang dirasakan oleh mahasiswa dengan intesitas sedikit dapat menunjang proses penyelesaian skripsi karena dapat memicu mahasiswa untuk bekerja lebih baik lagi. Namun jika mahasiswa berada pada insensitas cemas yang berlebihan maka akan merugikan mahasiswa, karena mahasiswa tidak akan mampu berpikir secara realistis.

Dapat disimpulkan bahwa kecemasan mahasiswa dalam penulisan skripsi adalah kondisi kekhawatiran yang tidak jelas dan takterarah pada dorongan yang dirasa mengancam pasa saat masa penulisan skripsi yang dapat menunjang penyelesaian skripsi bila


(45)

27

berada pada tingkat yang rendah dan dapat merugikan bila berada pada intesitas yang berlebihan.

D. Kajian Penelitian Relevan

Peneliti menemukan penelitian mengenani kematangan emosi dan kecemasan, sebagai berikut:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Dewi, Prisca Anindya (2014). Penelitian tersebut menunjukkan bahwa tingkat kematangan emosi mahasiswa baru program studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun akademik 2013/2014 yang termasuk dalam kategori sangat tinggi berjumlah 2 mahasiwa (2,7 %), yang termasuk dalam kategori tinggi berjumlah 44 mahasiswa (59,5%), yang termasuk dalam kategori sedang berjumlah 28 mahasiswa (37,8), yang termasuk kategori rendah dan sangat rendah berjumlah 0 mahasiswa (0%). Berdasarkan analisis terhadap item-item kematangan emosi, diperoleh 14 item yang termasuk kategori sedang.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Timmerman, Maria Brighitta Corry (2015) yang berjudul hubungan antara kematangan emosi dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan negatif dengan koefisien korelasi sebesar -0,487 dan p 0,000.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Buntoro, Dony (2004) yang berjudul hubungan antara persepsi terhadap dukungan sosial dengan kecemasan mahasiswa dalam menghadapi skripsi. Penelitian tersebut


(46)

28

menunjukkan bahwa ada hubungan negatif yang signifikan dengan koefisien korelasi sebesar -0, 394 dan probabilitas 0,02 (p < 0,05). E. Kerangka Berpikir

Skripsi yang merupakan suatu tugas akhir seringkali menjadi tekanan dan ketakutan tersendiri bagi mahasiswa terutama yang sudah harus mengerjakannya. Skripsi merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar strata satu (S-1). Dalam pengerjaan skripsi sangat dibutuhkan kemampuan berpikir ilmiah dan segala pengetahuan yang sudah diperoleh mahasiswa selama kuliah, karena penulisan skripsi menghendaki prosedur yang jelas dan sistematis dalam penulisannya. Namun, pada realitanya banyak kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh mahasiswa yang menghambat proses penulisan skripsi seperti kesulitan mencari literatur menentukan judul, takut menemui dosen pembimbing, dan masih banyak hal lain.

Kesulitan yang muncul secara tidak terduga selama proses pengerjaan skripsi menyebabkan tujuan mahasiswa untuk menyelesaikan studi tepat waktu tertunda. Tertundanya target yang sudah direncanakan karena kurang mampunya mahasiswa untuk menyelesaikan skripsi dapat menjadi salah satu sumber kecemasan bagi mahasiswa. Hal ini senada dengan pendapat Marten & Sharkey (dalam Subekti, 2005) dimana kecemasan dapat muncul ketika individu kurang siap dalam menghadapi suatu situasi atau keadaan yang tidak diharapkan. Kecemasan dalam penulisan skripsi adalah suatu keadaan emosi yang tidak menyenangkan


(47)

29

yang ditandai dengan kekhawatiran, keprihatinan, dan rasa takut yang dialami oleh mahasiswa yang sedang menghadapi proses penulisan skripsi agar lulus tepat waktu.

Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi perasaan cemas yang dirasakan oleh mahasiswa penulis skripsi yaitu dengan memiliki kematangan emosi. Kematangan emosi mencakup lima aspek, yakni dapat menerima diri sendiri dan orang lain apa adanya, tidak impulsif, dapat mengontrol emosi dan ekspresi emosi dengan baik, sabar penuh pengertian dan memiliki toleransi yang baik, serta mempunyai tanggung jawab, dapat berdiri sendiri dan tidak mudah frustasi.

Mahasiswa yang mampu menerima keadaan diri secara apa adanya, baik kelebihan maupun kekurangan akan lebih peka untuk melakukan sesuatu sesuai dengan kemampuannya. Kaitanya dengan kecemasan adalah mahasiswa yang menyadari bahwa ketidakmapuannya dalam penulisan skripsi akan berkonsultasi dengan dosen pembimbing dan bertanya kepada teman yang memiliki kemampuan lebih.

Mahasiswa yang memiliki kematangan emosi rendah akan bertindak impulsif dalam menghadapi rangsangan stimulus. Dalam kaitanya dengan kecemasan yaitu mahasiswa yang memiliki kematangan emosi yang rendah akan mudah teralihkan pada hal lain yang bersifat sesaat sehingga mahasiswa menjadi malas untuk mengerjakan skripsi. Sebaliknya mahasiswa yang memiliki kematangan emosi yang tinggi, ia akan sukar


(48)

30

teralihkan pada hal lain yang bersifat sesaat sehingga memfokuskan diri pada penulisan skripsi.

Selanjutnya, kemampuan untuk mengendalikan emosi dengan ekspresi emosi dapat memperkecil kesenjangan antara kehendak dengan tindakan. Artinya, mahasiswa yang mampu mengendalikan emosi cenderung untuk melakukan tindakan sesuai dengan apa yang direncanakan sebelumnya meskipun banyak kegiatan lain yang menyenangkan. Namun mahasiswa yang memiliki kemampuan untuk mengendalikan emosi rendah akan mudah terpengaruh dengan hal yang lebih menyenangkan sehingga mengabaikan rencana sebelumnya.

Kesabaran, sifat penuh pengertian, dan toleransi yang baik juga memiliki kaitan dengan kecemasan. Individu yang sabar akan tekun dalam penulisan skripsi meskipun mengalami banyak kesulitan-kesulitan yang dihadapi. Selain itu mahasiswa yang memiliki kematangan emosi yang tinggi mampu bertangung jawab terhadap dirinya sendiri dan mandiri serta tidak mudah frustasi ketika menghadapi permasalahan.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa mahasiswa yang memiliki kematangan emosi yang tinggi akan memiliki kecemasan yang redah. Sedangkan, mahasiswa yang memiliki kematangan emosi rendah akan memiliki kecemasan yang tinggi.


(49)

31

Skema Kerangka Berpikir

F. Hipotesis

Berdasarkan kajian pustaka di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini sebagai berikut:

Ha : Ada hubungan yang signifikan antara kematangan emosi dengan kecemasan dalam penulisan skripsi di kalangan mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Angkatan 2013/2014 Universitas Sanata Dharma.

Ho : Tidak ada hubungan yang signifikan antara kematangan emosi dengan kecemasan dalam penulisan skripsi di kalangan mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Angkatan 2013/2014 Universitas Sanata Dharma.

Mahasiswa Skripsi

Kematangan Emosi Kecemasan

Penyusunan Skripsi Lulus Tepat Waktu

Terlambat Menyelesaikan Skripsi


(50)

32 BAB III

METODE PENELITIAN

Bab ini menguraikan jenis atau desain penelitian, tempat dan waktu penelitian, subjek atau populasi penelitian, defenisi operasional variabel penelitian, teknik dan instrumen pengumpulan data, validitas dan realibilitas instrumen, dan teknik analisi data.

A. Jenis atau Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013:14) penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi dan sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Desain penelitian yang digunakan adalah korelasi. Penelitian korelasi bertujuan untuk menyelidiki hubungan antara dua variabel (Azwar, 2009). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara kematangan emosi dan kecemasan di kalangan mahasiswa penulis skripsi.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Waktu penelitian dilaksanakan pada 19 – 29 Januari 2017.


(51)

33 C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah seluruh mahasiswa angkatan 2013, 2012 dan 2011 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma yang sedang mengambil matakuliah penulisan skripsi, dengan jumlah 77 mahasiswa. Pengambilan subjek dalam penelitian ini

Tabel 3.1 Subjek Penelitian

Angkatan Jumlah

2011 6

2012 17

2013 54

Jumlah Keseluruhan 77

D. Definisi Operasional Variabel Penelitian

1. Kematangan Emosi

Pengukuran kematangan emosi dilakukan dengan skala kematangan emosi yang disusun oleh peneliti sendiri. Item-item pernyataan dari skala kematangan emosi menggunakan tiga aspek dari teori kematangan emosi, yaitu kontrol diri, pengambilan keputusan, dan pemahaman diri. Pada penelitian ini kematangan emosi menjadi varibel bebas atau independent variabel (X).

2. Kecemasan

Pengukuran kecemasan dilakukan dengan skala kecemasan yang diadaptasi dari instrumen penelitian Febriani, Valentina Dwita (2010). Item-item pernyataan dari skala kecemasan menggunakan tiga gejala dari teori kecemasan, yaitu kognitif, fisik dan behavior. Pada


(52)

34

penelitian ini kecemasan emosi menjadi variabel terikat atau dependent variabel (Y).

E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini berupa skala yang itemnya berupa pernyataan yang tidak secara langsung mengungkapkan atribut yang hendak diukur melainkan mengungkapkan indikator perilaku dari atribut yang bersangkutan (Azwar, 1999).

Penelitian menggunakan skala kematangan emosi dan kecemasan, dimana subjek diminta untuk mengisi pernyataan-pernyataan yang dirangkai dalam bentuk skala dengan memilih salah satu alternatif jawaban yang telah disediakan dengan cara memberi tanda centang (√). Skoring dilakukan dengan cara menjumlahkan jawaban subjek pada masing-masing item. Dengan demikian dapat diketahui tingkat kematangan emosi dan kecemasan, hubungan kematangan emosi dan kecemasan.

Skala kematangan emosi dan kecemasan dalam penelitian ini menggunakan model skala Likert. Skala kematangan emosi dan skala kecemasan menggunakan alternatif jawaban sangat setuju, setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju. Modifikasi skala Likert dengan meniadakan jawaban yang ditengah berdasarkan alasan seperti yang dikemukakan oleh Hadi (1991), yaitu: (1) bisa diartikan ganda, belum bisa memutuskan, netral, atau bahkan ragu-ragu, (2) bisa menimbulakn


(53)

35

kecenderungan untuk memilih jawaban tengah, (3) tidak dapat melihat kecenderungan jawaban responden ke arah sering atau sangat jarang. Pernyataan pada skala dibagi atas dua bagian, yaitu favorabel dan unfavorabel.

Berikut ini tabel pemberian skor pada skala kematangan emosi dan kecemasan di kalangan mahasiswa penulis skripsi:

Tabel 3.2

Skor Skala Kematangan Emosi dan Skala Kecemasan Di Kalangan Mahasiswa Penulis Skripsi

Alternatif Jawaban

Kematangan Emosi Item

Favorabel Item Unfavorabel

Sangat Setuju 4 1

Setuju 3 2

Tidak Setuju 2 3

Sangat Tidak Setuju 1 4

Teknik pengumpulan data ini melalui beberapa tahap, sebagai berikut:

a. Menyusun instrumen atau skala kematangan emosi dan memodifikasi skala kecemasan.

b. Pengujian instrumen atau skala oleh ahli (professional judgement), yang dilakukan oleh dosen pembimbing skripsi.

c. Mengumpulkan data dengan menyebarkan instrumen atau skala kematangan emosi dan kecemasan kepada subjek.


(54)

36 2. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini ada 2, sebagai berikut:

a. Skala kematangan emosi

Untuk memperoleh data mengenai kematangan emosi peneliti menggunakan skala kematangan emosi. Skala disusun berdasarkan aspek kematangan emosi menurut Harlock (1990) yaitu: kontrol emosi, pengambilan keputusan dan pemahaman diri.

Tabel 3.3

Kisi-kisi Skala Kematangan Emosi

No Aspek Indikator

Nomor item ∑ Item Positif Item Negatif

1 Kontrol Diri

Mengendalikan diri saat emosi. 1, 5, 9, 13 3, 8, 12 7 Mengekspresikan emosi sesuai

dengan situasi dan waktu yang tepat.

2, 4, 7 6, 10 5

Mengekspresikan emosi dengan cara yang dapat diterima lingkungan sekitarnya.

11, 17, 21 20, 24 5

2 Pengambilan

Keputusan

Tidak tergesa-gesa dalam

mengambil keputusan.

18, 35, 37 19, 23 5

Menerima pendapat orang lain. 14, 22, 26 15, 16, 25, 30

7 Membuat keputusan dengan

mempertimbangkan dampaknya.

32, 39, 42, 45

36, 41 6

3 Pemahaman

Diri

Memperlihatkan kepekaan

terhadap emosi yang dirasakan.

29, 33, 44 27, 28 5

Mengetahui cara yang tepat untuk mengatasi emosi yang dialami.

31, 34, 40 38, 43 5


(55)

37 b. Skala Kecemasan

Skala kecemasan adalah skala yang diadaptasi dari penelitian Febriani, Valentina Dwita (2010) yang meneliti tentang perbedaan kecemasan dalam penyusunan skripsi antara mahasiswa yang aktif berorganisasi dan mahasiswa yang tidak aktif berorganisasi. Skala itu disusun memuat tiga aspek penelitian kecemasan yaitu aspek kognitif, fisik dan behavior.

Skala kecemasan sudah diuji sebelumnya menggunakan validitas isi dan mengunakan perhitungan reabilitas koefisien alpha dari Cronbach, dengan koefisien reliabilitas 0,902 lalu uji coba kedua koefisien reliabilitas 0,912. Skala kecemasan ini diuji kembali validitas dan instrumennya oleh peneliti. Peneliti hanya mengambil 41 item pernyataan dari 50 pernyataan yang disusun oleh peneliti sebelumnya. Karena peneliti merasa 9 pernyataan tersebut kurang sesuai dengan indikator yang dibuat oleh peneliti. Untuk menyesuaikan dengan indikator yang peneliti susun, maka peneliti menambah 8 item pernyataan. Peneliti juga memodifikasi 2 item pernyataan karena peneliti merasa kalimat kurang tepat.


(56)

38

Tabel 3.4

Kisi-kisi Skala Kecemasan

No Aspek Indikator

Nomor Item ∑ Item Positif Item Negatif

1 Koginitif

Khawatir akan sesuatu hal 1, 7, 13 3, 10, 17, 21

7

Ketakutan atau

ketidakmampuan untuk

mengatasi masalah

2, 6, 27, 31, 34

37, 41 7

Sulit berkonsentrasi 4, 8 5, 9 4

2 Fisik

Tubuh berkeringat 11, 20 38, 46 4

Merasa pusing 48, 42 23, 30 4

Sulit berbicara 24,32 40, 45 4

Leher terasa kaku 12, 26 15, 22 4

Gangguan perut 14, 28 25, 43 4

3 Behavior

Perilaku. Menghindar 16, 29 35, 39 4

Perilaku gelisah 18, 33, 44 19, 36,

47

6

Jumlah 48

F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen

1. Validitas

Validitas berasal dari kata validity yang memiliki arti sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Valid atau tidaknya suatu tes atau instrumen pengukuran tergantung pada mampu tidaknya alat ukur tersebut mencapai tujuan pengukuran yang dikehendaki dengan tepat (Azwar, 2011). Dalam penelitian ini, validitas yang digunakan untuk kematangan emosi dan kecemasan di kalangan mahasiswa penulis skripsi adalah validitas isi (content validity). Validitas isi adalah validitas yang diukur lewat pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional atau lewat professional judgement (Azwar, 2011).


(57)

39

Dalam penelitian ini, proses validitas dilakukan oleh professional judgement yaitu Drs. R. Budi Sarwono, M.A. selaku dosen pembimbing skripsi. Selanjutnya skala kematangan emosi dan kecemasan dilakukan uji validitas empirik yang analisisnya dilakukan terhadap data yang diperoleh secara empirik, yaitu dari skor sekelompok subjek yang dikenakan tes tersebut.

Teknik statistik yang digunakan untuk menguji validitas item-item tersebut adalah teknik korelasi product moment dari Pearson. Rumus korelasi product moment dari pearson sebagai berikut:

= � ∑ ∑ ∑

√{� ∑ − (∑ } {� ∑ − (∑ }

Rumus 3.1

Keterangan:

� : Koefisien Validitas

� : Jumlah Subjek

: Skor variabel X

: Skor variabel Y

∑ : Jumlah skor variabel X

∑ : Jumlah skor variabel Y

∑ : Jumlah kuadrat skor variabel X

∑ : Jumlah kuadrat skor variabel Y

Pemeriksaan konsistensi internal di uji menggunakan program SPSS. Di dalam program SPSS sudah tersedia nilai probabilitas (Pv) maka penentuan keterpenuhan indek konsistensi internal ditetapkan berdasarkan Pv, yiatu: < 0,05 dianggap memenuhi. Apabila Pv > 0,05 item tersebut tidak memenuhi konsistensi internal, maka didrop.


(58)

40

Proses perhitungan validitas dilakukan dengan cara memberi skor pada setiap item dan mentabulasi data. Tahap pelaksanaannya menggunakan program SPSS. Item variabel kematangan emosi yang disebar berjumlah 45. Dari hasil perhitungan validitas diperoleh 33 item yang valid dan 12 item yang gugur. Sedangakan item variabel kecemasan di kalangan mahasiswa penulis skripsi disebar berjumlah 48. Dari hasil perhitungan diperoleh 43 item yang valid dan 5 item yang gugur.

Tabel 3.5

Hasil Rekapitulasi Uji Validitas Skala Kematangan Emosi

No Aspek Indikator

Nomor item Item gugur Item Positif Item Negatif

1 Kontrol Diri

Mengendalikan diri saat emosi.

1, 5, 9, 13

3, 8, 12 3

Mengekspresikan emosi sesuai dengan situasi dan waktu yang tepat.

2, 4, 7 6, 10

Mengekspresikan emosi dengan cara yang dapat

diterima lingkungan

sekitarnya.

11, 17, 21

20, 24 11

2 Pengambilan

Keputusan

Tidak tergesa-gesa

dalam mengambil

keputusan.

18, 35, 37

19, 23 19

Menerima pendapat

orang lain. 14, 22, 26 15, 16, 25, 30 15

Membuat keputusan

dengan

mempertimbangkan dampaknya.

32, 39, 42, 45

36, 41 36,

39,41, 45

3 Pemahaman

Diri

Memperlihatkan

kepekaan terhadap

emosi yang dirasakan.

29, 33, 44

27, 28 27, 29, 34, 44 Mengetahui cara yang

tepat untuk mengatasi emosi yang dialami.

31, 34, 40

38, 43


(59)

41

Tabel 3.6

Hasil Rekapitulasi Uji Validitas Skala Kecemasan

No Aspek Indikator

Nomor Item Item gugur Item Positif Item Negatif

1 Koginitif

Khawatir akan sesuatu hal 1, 7, 13 3, 10, 17, 21

10

Ketakutan atau

ketidakmampuan untuk

mengatasi masalah

2, 6, 27, 31, 34

37, 41

Sulit berkonsentrasi 4, 8 5, 9

2 Fisik

Tubuh berkeringat 11, 20 38, 46

Merasa pusing 48, 42 23, 30 30

Sulit berbicara 24,32 40, 45

Leher terasa kaku 12, 26 15, 22

Gangguan perut 14, 28 25, 43

3 Behavior

Perilaku. Menghindar 16, 29 35, 39 35

Perilaku gelisah 18, 33, 44 19, 36,

47

33,47

Jumlah 5

2. Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas adalah konsistensi atau sejauh mana hasil pengukuran dapat dipercaya, yang mengandung makna kecermatan pengukuran. Pengukuran yang memiliki realibilitas tinggi adalah pengukuran yang reliabel (Azwar, 2011).

Reliabilitas instrumen dalam penelitian ini diperoleh dengan pendekatan konsistensi internal karena pendekatan ini dalam prosedurnya hanya memerlukan satu kali pengenaan tes kepada sekelompok individu sebagai subjek (single trial administration). Teknik analisis reabilitas yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan formula koefisien Alpha Cronbach. Rumus Alpha Cronbach sebagai berikut:


(60)

42

R

11

=

� −

1

∑ �

Rumus 3.2

Keterangan:

� = Reliabilitas instrumen

� = Banyaknya item pernyataan ∑ � = Jumlah varians skor item

�� = Varians skor seluruh item K

Butir item dikatakan reliabel jika Alpha Cronbach berada dalam rentang 0 sampai 1,00. Semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati angka 1,00 berarti semakin tinggi realibilitas. Sebaliknya koefisien yang semakin rendah mendekati 0 berarti semakin rendah reliabilitasnya. Hasil perhitungan indeks realibilitas dikonsultasikan dengan kriteria Guilford.

Tabel 3.7 Kriteria Guilford

No Koefisiensi Korealsi Kualifikasi 1 0,91 – 1,00 Sangat Tinggi

2 0,71 – 0,90 Tinggi

3 0,41 – 0,70 Sedang

4 0,21 – 0,40 Rendah

5 Negatif – 0,20 Sangat Rendah

Berdasarkan hasil uji coba yang telah dilakukan dan dihitung dengan menggunakan bantuan program SPSS 22, diperoleh perhitungan realibilitas kematangan emosi dan kecemasan di kalangan mahasiswa penulis skripsi pada tabel 3.5 dan pada tabel 3.6 berikut

Tabel 3.8

Hasil Uji Reliabilitas Skala Kematangan Emosi Cronbach’s Alpha N of Items


(61)

43

Hasil perhitungan di atas, peneliti sesuiakan dengan kriteria Guilford dalam kategorisasi realibilitas yang telah dibahas sebelumnya Realibilitas kematangan emosi termasuk dalam kategori tinggi karena α yang diperoleh adalah sebesar 0,821.

Tabel 3.9

Hasil uji realibilitas skala kecemasan Cronbach’s Alpha N of Items

.930 43

Hasil perhitungan di atas, peneliti sesuiakan dengan kriteria Guilford dalam kategorisasi realibilitas yang telah dibahas sebelumnya Realibilitas kecemasan di kalangan mahasiswa penulis skripsi termasuk dalam kategori sangat tinggi karena α yang diperoleh adalah sebesar 0,930.

G. Teknik Analisis Data

Analisis data digunakan untuk mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data bersdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis yang diajukan (Sugiyono, 2013).

Tahap-tahap analisis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:


(62)

44

1. Menentukan skor dan pengolahan data

Dalam menentukan skor dan pengolahan data langkah-langkah yang dilakukan adalah:

a. Setiap item diberi skor sesuai dengan norma skoring yang sudah tersedia yaitu untuk variabel kematangan emosi dan kecemasan di kalangan mahasiswa penulis skripsi, pada pernyataan favorabel skor yang digunakan untuk jawaban sangat sesuai adalah 4, untuk jawaban sesuai adalah 3, untuk jawaban tidak sesuai adalah 2, dan untuk jawaban sangat tidak sesuai adalah 1. Pada pernyataan unfavorabel, skor yang digunakan untuk jawaban sangat sesuai adalah 1, untuk jawaban sesuai adalah 2, untuk jawaban tidak sesuai adalah 3, dan untuk jawaban sangat tidak sesuai adalah 4. b. Membuat tabulasi data dan menghitung frekuensi untuk setiap item

yang berdasarkan skoring

c. Menghitung jumlah skor dari masing-masing subjek. Skor yang diperoleh tersebut dapat memberikan petunjuk tingkat kematangan emosi dan kecemasan di kalangan mahasiswa penulis skripsi subjek.

d. Menghitung jumlah skor tiap item dari kedua variabel sehingga yang diperoleh dapat menjadi petunjuk bahwa yang terdapat item-item tertentu yang skormya rendah dan item-item-item-item yang skornya tinggi.


(63)

45

e. Menghitung persentase pada tiap frekuensi (banyaknya subjek) dengan cara membagi banyaknya subjek pada tiap frekuensi dengan banyaknya subjek seluruhnya (N) dikalikan 100.

2. Menentukan kategori

Pengkategorian tingkat kematangan emosi dan kecemasan di kalangan mahasiswa penulis skripsi disusun berdasarkan model distribusi normal. Tujuan kategorisasi ini adalah menempatkan individu ke dalam kelompok-kelompok yang terpisah secara berjenjangan menurut kontinum berdasarkan atribut yang diukur (Azwar, 2009:107). Kontinum jenjang pada penelitian ini adalah dari rendah sampai tinggi. Norma kategorisasi disusun berdasarkan pada norma kategorisasi yang disusun oleh Azwar (2009: 108). Tingkat kematangan emosi dan kecemasan di kalangan mahasiswa penulis skripsi terdiri atas lima kategori, yaitu: sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah . Norma kategorisasi sebagai berikut:

Tabel 3.10

Kategorisasi Skor Tingkat Kematangan Emosi dan Kecemasan Di Kalangan Mahasiswa Penulis Skripsi

Norma/kriteria skor Kategori µ + 0,5 < X Sangat Tinggi µ + 0,5 < X ≤ µ+1,5 σ Tinggi µ - 0,5 < X ≤ µ + 0,5 σ Sedang

µ - 1,5 < X ≤ µ - 0,5 σ Rendah X≤ µ - 1,5σ Sangat Rendah

Keterangan:

Skor maksimum teoritik : Skor tertinggi yang diperoleh subjek penelitian berdasarkan perhitungan skala.


(64)

46

Skor minimum teoritik : Skor terendah yang diperoleh subjek penelitian berdasarkan perhitungan skala. Standar deviasi (σ/sd) : Luas jarak rentangan yang dibagi dalam 6

satuan deviasi sebaran.

Mean teoritik (µ) : Rata-rata teoritik skor maksimum dan minimum

Kategori di atas diterapkan sebagai patokan dalam pegelompokan tinggi rendah kematangan emosi dan kecemasan di kalangan mahasiswa penulis skripsi, dengan jumlah item kematangan emosi 33 dan jumlah item kecemasan penulisan skripsi 43. Berdasarkan hal tersebut diperoleh unsur perhitungan capaian skor subjek sebagai berikut:

a. Perhitungan capaian skor subjek variabel kematangan emosi, sebagai berikut:

Skor maksimal teoritik : 4 x 33 =132 Skor minimum teoritik : 33

Luas Jarak : 132-33 = 99

Standar deviasi (σ/sd) : 99 : 6 = 16,5 Mean teoritik (µ) : (132 + 33):2 = 82,5

Hasil perhitungan data skor subjek disajikan dalam norma kategorisasi tingkat kematangan emosi di kalangan mahasiswa penulis kripsi tersaji dalam tabel berikut:


(65)

47

Tabel 3.11

Kategorisasi Skor Tingkat Kematangan Emosi Di Kalangan Mahasiswa Penulis Skripsi

Norma/kriteria skor Rentang Skor Kategori µ + 1,5 σ < X 107,25 < X Sangat Tinggi µ + 0,5 σ < X ≤ µ+1,5 σ 90,75< X ≤ 107,25 Tinggi µ - 0,5 σ < X ≤ µ + 0,5σ 74,25 < X ≤ 90,75 Sedang µ - 1,5 σ< X ≤ µ - 0,5 σ 57,75< X ≤ 74,5 Rendah

X≤ µ - 1,5σ X≤ 57,75 Sangat Rendah

b. Perhitungan capaian skor subjek variabel kecemasan di kalangan mahasiswa penulisan skripsi, sebagai berikut:

Skor maksimal teoritik : 4 x 43 = 172 Skor minimum teoritik : 43

Luas Jarak : 172 – 43 = 129 Standar deviasi (σ/sd) : 129 : 6 = 21,5 Mean teoritik (µ) : (172 + 43): 2= 107,5

Tabel 3.12

Kategorisasi Skor Tingkat Kecemasan Di Kalangan Mahasiswa Penulis Skripsi

Norma/kriteria skor Rentang Skor Kategori µ + 1,5 σ < X 139,75 < X Sangat Tinggi µ + 0,5 σ< X ≤ µ+1,5 σ 118,25 < X ≤ 139,75 Tinggi µ - 0,5 σ< X ≤ µ + 0,5σ 96,75 < X ≤ 118,25 Sedang

µ - 1,5 σ < X ≤ µ - 0,5σ 75,25 < X ≤ 96,75 Rendah

X≤ µ - 1,5σ X≤ 75,25 Sangat Rendah

Hasil kategorisasi tingkat kematangan emosi dan kecemasan di kalangan mahasiswa penulis skripsi selanjutnya diuji ketepatannya dengan membandingkan skor mean empirik dengan skor mean teoritik data penelitian. Mean teoritik merupakan


(66)

rata-48

rata skor instrumen penelitian. mean teoritik diperoleh dari angka yang menjadi titik tengah alat pengukuran penelitian. sedangkan mean empirik, merupakan rata-rata data penelitian

c. Mencari kategorisasi tinggi rendahnya skor item-item variabel kematangan emosi dan kecemasan di kalangan mahasiswa penulis skripsi secara keseluruhan dengan menggunakan N= 77. Perhitungannya sebagai berikut:

Skor maksimal teoritik : 4 x 77 = 308 Skor minimum teoritik : 77

Luas Jarak : 308 – 77 = 231 Standar deviasi (σ/sd) : 231 : 6 = 38,5

Mean teoritik (µ) : (308 + 77) : 2 = 192,5

Hasil perhitungan data skor item disajikan dalam norma kategorisasi tinggi rendahnya skor item-item kematangan emosi dan kecemasan di kalangan mahasiswa penulis skripsi tersaji dalam tabel berikut:

Tabel 3. 13

Penggolongan Tinggi Rendahnya Skor Item Kematangan Emosi dan Kecemasan

Di Kalangan Mahasiswa Penulis Skripsi

Norma/kriteria skor Rentang Skor Kategori µ + 1,5 σ < X 250,25< X Sangat Tinggi µ + 0,5 σ< X ≤ µ+1,5 σ 211,75< X ≤250,25 Tinggi µ - 0,5 σ < X ≤ µ + 0,5σ 173,25< X ≤211,75 Sedang

µ - 1,5 < X ≤ µ - 0,5 σ 134,75< X ≤ 173,25 Rendah


(67)

49 3. Uji Hipotesis

Untuk menguji hipotesis peneliti menggunakan uji korelasi dengan rumus korelasi Pearson Product Moment, dengan bantuan program SPSS.

=

� ∑ ∑ ∑

√{� ∑ − (∑ } {� ∑ − (∑ }

Rumus 3.3

Keterangan:

� : Koefisien Validitas

� : Jumlah Subjek

: Skor variabel X

: Skor variabel Y

∑ : Jumlah skor variabel X

∑ : Jumlah skor variabel Y

∑ : Jumlah kuadrat skor variabel X


(68)

50 BAB IV

HASIL PENELITIAN

Bab ini memaparkan hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian. A. Hasil Penelitian

1. Tingkat Kematangan Emosi Di Kalangan Mahasiswa Penulis Skripsi Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Untuk mengetahui tinggi rendahnya kematangan emosi subjek, maka dilakukan kategorisasi pada skala kematangan emosi. Norma kategorisasi disusun berdasarkan norma kategori yang oleh Azwar (2009:108). Tingkat kematangan emosi di kalangan mahasiswa penulis skripsi Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma terdiri dari lima kategori, yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah. Kategorisasi tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.1

Kategorisasi Skor Tingkat Kematangan Emosi Norma/

kriteria skor

Rentang

Skor Frekuensi

Persentasi Frekuensi

Angkatan Kategori Tingkat

Kematangan Emosi 2013 2012 2011

µ + 1,5 σ <

X 107,25 < X 10 12,98% 8 2 Sangat Tinggi

µ + 0,5 σ <

X ≤ µ+1,5σ 90,75<X ≤107,25 57 74,02% 38 13 6 Tinggi

µ - 0,5 σ <

X ≤ µ + 0,5σ

74,25 < X ≤

90,75 10 12,98% 8 2 Sedang

µ - 1,5 < X

≤ µ - 0,5 σ

57,75< X ≤

74,5 0 0% Rendah


(69)

51

Kategorisasi tentang tingkat kematangan emosi jika digambarkan dalam bentuk diagram dapa dilihat sebagai berikut

Gambar 4.1

Diagram Kategorisasi Tingkat Kematangan Emosi

Dari tabel 4.1 dan gambar 4.1 tampak bahwa:

a. Ada 10 (12,98%) mahasiswa yang memiliki kematangan emosi yang sangat tinggi.

b. Ada 57 (74,02%) mahasiswa yang memiliki kematangan emosi yang tinggi.

c. Ada 10 (12,98) mahasiswa yang memiliki kematangan emosi yang sedang.

d. Tidak ada mahasiswa yang memiliki kematangan emosi yang rendah.

e. Tidak ada mahasiswa yang memiliki kematangan emosi yang sangat rendah.

10

57

10 0 0

SANGAT TINGGI TINGGI SEDANG RENDAH SANGAT RENDAH Kategorisasi


(1)

(2)

92 NIM

Skala Kematangan Emosi

Skala Kecemasan

Jumlah Kategori Jumlah Kategori 131114022 93 Tinggi

84

Rendah

131114024 97 Tinggi

86

Rendah

131114028 96 Tinggi

82

Rendah

131114078 94 Tinggi

100

Sedang

131114036

103 Tinggi

91

Rendah

131114050

89 Sedang

113

Sedang

131114038 93 Tinggi

79

Rendah

131114016 109 Sangat Tinggi

90

Rendah

131114009 99 Tinggi

81

Rendah

131114051 106 Tinggi

94

Rendah

131114039

97 Tinggi

95

Rendah

131114004

105 Tinggi

92

Rendah

131114014 101 Tinggi

103

Sedang

131114018 93 Tinggi

97

Sedang

131114003 81 Sedang

124

Tinggi

131114026 110 Sangat Tinggi

81


(3)

93

13114065 97 Tinggi

70

Sangat Rendah

131114061 100 Tinggi

99

Sedang

131114019 107 Tinggi

94

Rendah

131114055 119 Sangat Tinggi

48

Sangat Rendah

131114072

99 Tinggi

98

Sedang

131114068

89 Sedang

83

Rendah

131114020 88 Sedang

96

Rendah

131114066 89 Sedang

83

Rendah

131114067 92 Tinggi

87

Rendah

131114007 104 Tinggi

77

Rendah

131114001 88 Sedang

105

Sedang

131114030

98 Tinggi

86

Rendah

131114029

101 Tinggi

107

Sedang

131114032 97 Tinggi

88

Rendah

131114023 98 Tinggi

95

Rendah

131114073 99 Tinggi

86

Rendah

131114021 111 Sangat Tinggi

72


(4)

94 131114006 104 Tinggi

78

Rendah

131114057 107 Tinggi

103

Sedang

131114045 88 Sedang

110

Sedang

131114040 99 Tinggi

92

Rendah

131114042

98 Tinggi

104

Sedang

131114058

119 Sangat Tinggi

59

Sangat Rendah

131114012 94 Tinggi

128

Tinggi

131114071 94 Tinggi

90

Rendah

131114002 108 Sangat Tinggi

82

Rendah

131114011 97 Tinggi

83

Rendah

131114017 104 Tinggi

60

Sangat Rendah

131114069

113 Sangat Tinggi

78

Rendah

131114076

100 Tinggi

109

Sedang

131114053 88 Sedang

107

Sedang

131114065 100 Tinggi

73

Sangat Rendah

131114034 91 Tinggi

97

Sedang

131114064 103 Tinggi

91


(5)

95 131114049 109 Sangat Tinggi

76

Rendah

131114077 97 Tinggi

98

Sedang

131114005 97 Tinggi

96

Rendah

131114031 103 Tinggi

94

Rendah

121114002

93 Tinggi

94

Rendah

121114059

97 Tinggi

90

Rendah

121114086 99 Tinggi

102

Sedang

121114076 96 Tinggi

93

Rendah

121114062 102 Tinggi

94

Rendah

121114049 94 Tinggi

109

Sedang

12111BETA 96 Tinggi

101

Sedang

121114052

97 Tinggi

94

Rendah

1211MARTIN

99 Tinggi

86

Rendah

121114038

91 Tinggi

81

Rendah

121114073 99 Tinggi

95

Rendah

121114069 109 Sangat Tinggi

70

Sangat Rendah

121114031 99 Tinggi

94


(6)

96 121114068 78 Sedang

144

Sangat Tinggi

121114083 111 Sangat Tinggi

91

Rendah

121114016 98 Tinggi

106

Sedang

121114072 89 Sedang

87

Rendah

1111140PP

93 Tinggi

94

Rendah

111140HN

106 Tinggi

86

Rendah

111114023 107 Tinggi

83

Rendah

111114071 106 Tinggi

76

Rendah

11YOSUA

94 Tinggi

111

Sedang

111114045 100 Tinggi

92


Dokumen yang terkait

Tingkat kejenuhan belajar mahasiswa (studi deskriptif pada mahasiswa angkatan 2013 program studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

0 1 99

Stres pada mahasiswa penulis skripsi (studi kasus pada salah satu mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma).

0 4 78

Coping stres penulis skripsi (studi deskriptif pada mahasiswa angkatan 2012 program studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma tahun ajaran 2015/2016).

1 5 109

Kecerdasan emosi mahasiswa baru studi deskriptif pada mahasiswa semester II kelas A angkatan 2013 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun ajaran 20132014

0 1 130

Tingkat kejenuhan belajar mahasiswa (studi deskriptif pada mahasiswa angkatan 2013 program studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

4 18 97

Kematangan emosi dan kecemasan di kalangan mahasiswa penulis skripsi (studi korelasi pada mahasiswa program studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta)

0 1 112

MANAJEMEN WAKTU MAHASISWA TERHADAP KURIK

0 1 17

Deskripsi tingkat kematangan karier mahasiswa semester VIII program studi bimbingan dan konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun akademik 2006/2007 - USD Repository

0 0 121

Tingkat kematangan emosi : studi deskriptif pada mahasiswa baru Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun akademik 2013/2014 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik program bimbingan untuk mengembangkan kematang

0 0 121

Tingkat kreativitas mahasiswa angkatan 2016 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta - USD Repository

0 0 103