PENSISW Pengaruh Pendampingan Belajar Orang Tua Terhadap Karakter Siswa Kelas IV MI Muhammadiyah Ngasem Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2014/2015.

(1)

FA

UN

Progr

E

AKULTAS

NIVERSIT

Usulan Pene ram Studi Pe

D ENDANG T

S KEGURU

TAS MUH

elitian untuk endidikan Gu

Diajukan Ole TRI LESTA A51011019

Kepada:

UAN DAN

HAMMAD

2015

k Skripsi S-1 uru Sekolah

eh:

ARININGSI 95

N ILMU P

DIYAH SU

Dasar

IH

PENDIDIK

URAKAR

KAN

RTA


(2)

SIS\IA KrI,AS IV MI MUHAMMADIYAIINCASEM

I( AIII

]}ATF,N KARANCANYAR

TAHUN

PELAJAIiIN

2l}I'/,0I5

YMg

dipmiapk.n

dan disusun oleh:

ENDANC TRI

LBSTARININGSII{

'lelsh

disrljui olch pcmbimbinc untuk

dipenahankd dihadapan

Dcwn

penguji

skfitsi

s-l

Fakuhos Kesuruan dan

llhtr

Pendidikon

lendidikan Universilos Muhammadirah Sulakada

Drs.H.Sarins

Manudi

S.H.M.Pd.

NIX.

1952ll25198003 I 00r


(3)

Yang

dipcsiapkand$

disusun oleh:

ENDANC

TRI LESTARININGSIH

A5r0ll0t95

'Itlah

di perr,hankd di

depd

de$

pensLril

Pad, hari scninLng3al l3

ruli

2015

DaD d iryatakan telah mernen uh i syarar

strsrnd deNr peiguji

Drs.ESaring Marsudi

S.H-M.l'd

DK Mulyrili

S,K, S,tl., M.Pd.

( ( (

Surakarta, 24

.luli 201i

LJnive$ira Muhrmmadiyah

Surikan!

Flk

lrd

Keeunan dan llmu Pendidikad

1.

,1/*\r:l{]rx

;7

.,

!ESI,AA?


(4)

dd

sepanj.ns pcnsclahuan say.juga tidak rcdapar kary! aLau pendipat y.dg pdnsh dirulisdan diterbitkan oleh ordng lnin. kccuali

!.trs seaB

tenulis

dilcu

dalato

irskah

Jdd dGeburkan dalam danar pustaka.

Apabilo

rcrnlda

kelau

di kemrdixn

haritrbtrkriada

keLidak benaron

dalrtr

pcmtarmn

say. dlalas- makasayn akan bcdanssrnsjalvab sepenuhnla.

EndrN Tri l,.slaripinqsih


(5)

 

( nikamat-Ku ), maka sungguh azab-Ku sangat pedih .” (Terjemahan QS. Ibrahim: 7)

“Keridhoan Allah itu terletak pada keridhoan orang tua, dan murka Allah itu terletak pada murka rang tua .”

( HR. At- Tirmidzi)

Jadilah dirimu sendiri dalam melakukan berbagai hal (Penulis)


(6)

vi 

 

kebanggaan tersendiri bagi penulis dapat menyelesaikan karya tulis sederhana ini, dengan rasa syukur karya ini penulis persembahkan untuk:

1. Bapak dan Ibu tercinta terimakasih atas segala kasih sayang yang telah kalian berikan kepadaku yang selalu memberikan doa yang tulus kepadaku telah memberikan pendidikan sampai saat ini. Semoga ini awal dari penulis untuk membahagiakan Bapak dan Ibu.

2. Kakakku Tri Anita dan Sri Rahayu yang memberikanku dukungan, mengingatkanku untuk istirahat dan mendoakan setiap langkahku.

3. Teman- teman terkasih Riana, Puspita, Novi, Riza, Ika, Dewi, Putri, Mas Fendhy, Nurarini, Danung, Daffi, Mbak Chandra, Mbak Alfi, Mbak Riska, Mbak Dwi terimakasih buat kalian semua selalu memberikanku dukungan, doa, dan semangat kalian yang membuatku tetap melangkah maju untuk meraih masa depan yang lebih baik.

4. Faisal Andi Mustafa terimaksih sudah mendampingiku sampai saat ini dalam suka maupun duka memberikan dukungan dan mendoakan setiap langkahku.


(7)

vii 

 

ridho dari-Nya mustahil karya ilmiah ini dapat terselesaikan. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Uswatun Khasanah Rasulullah SAW serta umatnya yang berpegang teguh didalam agama-Nya.

Skripsi ini disusun dan diajukan guna memenuhi tugas dan syarat dalam mencapai gelar Sarjana Pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak, penelitian dan penyusunan karya ini tidak akan dapat terlaksana. Oleh karena itu, pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. Harun Joko Prayitno, M.Hum., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta.

2. Dr. H. Samino, M. M., selaku Ketua Program Studi Penididkan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta.

3. Drs.H.Saring Marsudi S.H.M.Pd., selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan, petunjuk dan pengarahan dengan penuh kesabaran sejak awal hingga terselesainnya skripsi ini.

4. Dosen PGSD FKIP UMS yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan sebagai bahan penulisan skripsi sekaligus bekal yang bermanfaat bagi masa depan penulis. 5. Keluarga besar MI Muhammadiyah Ngasem, Kecamatan Colomadu, Kabupaten

Kranganyar.

6. Keluarga besar MI Bolon, Kecamatan olomadu Kabupaten Karanganyar.

7. Sahabat- sahabatku Nurarini, Danung, Dafi, Riana, Novi, Riza, Puspita,Ika, Fajar, Mbak Chandra, Mbak Alfi,Mbak Dwi, Mas Fendhy, Faisal, Era, dan teman- teman kost “Chalista” terimakasih atas semua keceriaan dan kerjamasama kita selama ini, semoga persahabatan kita tetap terjaga.


(8)

viii 

 

Sebagai insane biasa, penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih terdapat kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Meskipun demikian penulis beharap semoga skripsi ini dapat digunakan bagi pengembangan ilmu pada pendidikan dasar dan bermanfaat bagi pembaca.

Wasalamua’alaikum Wr. Wb.

Surakarta, 1 Juli Juni 2015 Penulis


(9)

ix 

 

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

ABSTRAK ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Pembatasan Masalah ... 4

D. Perumusan Masalah ... 4

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka ... 7

1. Kanjian Tentang Pendampingan Belajar Orang Tua ... 7

a. Pengertian Pendampingan Belajar ... 7

b. Peran Orang Tua ... 7

c. Indikator Pendampingan Belajar Orang Tua ... 10

d. Faktor Yang Mepengaruhi Pendampingan Belajar Orang Tua ... 11

e. Cara Mengembangkan Pendampingan Belajar Orang Tua ... 12


(10)

 

e. Cara Mendidik Karakter ... 20

f. Cara Mengembangkan Karakter ... 20

B. Peneliatian Yang Relevan ... 22

C. Kerangka Penelitian ... 25

D. Hipotesis ... 26

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat Dan Waktu Penelitian ... 27

1. Tempat ... 27

2. Waktu ... 27

B. Populasi Dan Sampel ... 28

1. Populasi ... 28

C. Variabel Penelitian ... 28

1. Variabel Bebas ... 38

2. Variabel Terikat ... 28

D. Teknik Pengumpulan Data ... 29

1. Angket dan Kuesioner ... 29

2. Dokumentasi ... 31

E. Uji Instrumen Penelitian ... 32

F. Uji Prasyarat ... 34

G. Teknik Analisis Data ... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Tempat Penelitian ... 41

1. Identitas Sekolah ... 41

2. Visi dan Misi ... 41

3. Kondisi Umum ... 42

4. Keadaan Tenaga Pendidik ... 42


(11)

xi 

 

C. Deskripsi Data ... 49

D. Pengujian Prasyarat Analisis ... 54

1. Uji Normalitas ... 54

2. Uji Linearitas ... 55

E. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 56

1. Persamaan Garis Regresi ... 57

2. Uji Hipotesis ( t ) ... 58

3. Uji Keberartian Regresi ( f ) ... 59

4. Uji Determinasi ( R2) ... 60

F. Pembahasan Hasil Analisis Data ... 60

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 64

B. Implikasi ... 64

C. Saran ... 65 DAFTAR PUSTAKA


(12)

xii 

 

Tabel 2.2 Indikator Keberhasilan Pembentukan Karakter Tanggung

Jawab ... 16

Tabel 2.3 Kajian Penelitian yang Relevan ... 24

Tabel 3.1Kegiatan Penelitian ... 27

Tabel 3.2 Indikator Variabel PenelitianPendampingan Belajar Orang Tua ... 31

Table3. 3Indikator Variabel PenelitianKarakter Siswa ... 31

Table 3.4Rangkuman Analisis Variansi pada Uji Keberartian Regresi ... 38

Table 4.1Daftar Tenaga Pendidik MI Muhammadiyah Ngasem tahun ajaran 2014/2015 ... . 43

Tabel 4.2 Jumlah Siswa MI Muhammadiyah Ngasem Tahun Pelajaran 2014/2015 ... 44

Table 4.3Data Sarana dan Prasarana MI Muhammadiyah Ngasem ... 45

Table 4.4 Hasil Uji Validitas Angket Pendampingan Belajar Orang Tua . 46 Tabel 4.5Hasil Uji Validitas Angket Karakter Siswa ... 47

Tabel 4.6 Hasil Uji Reliabilitas Angket ... 48

Tabel 4.7Deskripsi Data Penelitian ... 49

Tabel4.8Frequency Table ... 51

Tabel 4.9 Frequency Table ... 52

Tabel 4.10 Hasil Perhitungan ... 53

Tabel 4.11 Rangkuman Hasil Uji Normalitas ... 55

Tabel 4.12 Hasil Uji Linieritas Pendampingan Belajar Orang Tua Terhadap Karakter Siwa ... 56

Tabel 4.13 Hasil Analisis Regresi ... 57

Tabel 4.14 Data Uji t ... 58

Tabel 4.15 Hasil Analisis Uji f ... 59


(13)

xiii 

 

Orang Tua ... 53 Gambar 4.2 Grafik Histogram Perolehan Skor Angket Karakter Siswa . 54


(14)

xiv 

 

Lampiran 3 Data hasil Try Out ... 86

Lampiran 4 Kisi- kisi instrumen dan soal- soal angket penelitian ... 103

Lampiran 5 Data hasil penelitian ... 111

Lampiran 6 Hasil uji prasyarat Analisis ... 118

Lampiran 7 Hasil uji prasyarat analisis ... 121

Lampiran 8 Distribusi nilai rtabel ... 124

Lampiran 9 Dokumentasi ... 133  

                               


(15)

xv 

 

PELAJARAN 2014/2015

SURAKARTA, 2015,xv+131 halaman

Endang Tri Lestariningsih, A510110195, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah

Surakarta,

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh pendampingan belajar orang tua terhadap karakter siswa, serta seberapa besar pengaruh pendampingan belajar orang tua terhadap karakter siswa di MI Muhammadiyah Ngasem Tahun Pelajaran 2014/2015. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif, dengan variabel bebas (X) adalah pendampingan belajar orang tua dan variabel terikat (Y) adalah karakter siswa. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas IV MI Muhammadiyah Ngasem sedangkan sampelnya seluruh siswa kelas IV. Metode pengumpilan data penelitian ini menggunakan angket dan dokumentasi. Penilaian angket menggunakan penilaian likert, uji validitas instrumen

yang digunakan adalah uji validitas item dengan menggunakan rumus produck moment angka kasar, sedangkan uji reliabilitas menggunakan rumus cronbach’s

alpha. Uji prasyarat analisis menggunakan uji normalitas dan uji linear sederhana. Hasil analisis regresi diperoleh persamaan garis regresi Ý = 41,302+ 0,679. Hasil analisi uji t dengan taraf signifikansi 5% diperleh nilai thitung (2,987) > ttabel ( 2,052) sehingga H0 ditolak. Hasil uji koefisien determinasi diperoleh nilai r2 (0,229) yang berarti pendampingan belajar orang tua mempengaruhi karakter siswa 29,9%. Kesimpulan penelitian ini adalah ada pengaruh pendampingan belajar orang tua terhadap karakter siswa kelas IV di MI Muhammadiyah Ngasem Tahun Pelajaran 2014/2015dan pendampingan belajar orang tua memliki pengaruh terhadap karaktr siswa kelas IV Mi Muhammadiyah Ngasem Tahun Pelajaran 2014/2015 yaitu sebesar 29,9%.

Kata Kunci : Pendampingan Belajar, Karakter siswa.  


(16)

 

Setelah lebih dari 60 tahun, Indonesia telah banyak meraih kemajuan dibidang politik, ekonomi, sosial-budaya, dan keagamaan. Hal ini ditunjukan dengan perkembangan demokrasi, peningkatan pendapatan per kapita, penguatan integritas sosial, pemerataan pendidikan, dan kesemarakan kehidupan keagamaan. Spiritual dan intelektual dari bangsa Indonesia tidaklah kalah jika dibandingkan dengan bangsa- bangsa lain. Namun, energi yang positif itu sampai batas tertentu terbuang sia- sia karena ketidak sungguhan dan berbagai kesalahan kolektif, yang terkait melemahnya visi dan karakter bangsa.

Saat ini wajah bangsa Indonesia masih coreng- moreng dengan berbagai peristiwa, seperti kasus korupsi yang sudah menjadi tradisi para pemegang kekuasaan dan pembuat kebijakan, baik di eksekutif, legislative, maupun yudikatif, tawuran pelajar yang sudah membudaya dalam demokrasi kanibal, kerusuran berdasarkan SARA dan perbedaan aliranserta mazhab yang mengorbankan banyak anak bangsa, kondisi alam kian lesu dan pucat akibat penebangan hutan dan pencemaran lingkungan, dan pengusa yang dengan leluasa menunjukan perilaku minus keteladanan dihadapa rakyat.

Menurut ( Salahudin, 2013:30) mengatakan melihat betapa rendahnya karakter bangsa ini, pendidikan karakter menjadi sangat penting. Bahkan, Kementrian Pendidikan Nasional pun merancang kurikulum pendidikan karakter bagi siswa. Pendidikan karakter sebaiknya ditanamkan sejak dini dalam lingkup keluarga dan sekolah. Kita harus bersama- sama berikhtiar membentuk karakter bangsa melalui pendidikan karakter. Pendidikan karakter yang dimaksud adalah pendidikan bagi kaum pelajar, mahasiswa, dan masyarakat umum. Para terpelajar memiliki tanggung jawab moral untuk menata kembali karakter yang lemah menjadi kuat dengan menunjukan karakter unggul dan karakter kepimimpinan.


(17)

Karakter yaitu kualitas atau kekuatan mental atau moral, akhlaq atau budi pekerti individu yang merupakan kepribadian khusus yang menjadi pendorong dan penggerak, serta yang membedakan dengan individu lain, seseorang yang dikatakan berkarakter apabila telah berhasil menyerap nilai dan keyakinan yang dikehendaki masyarakat serta digunakan sebagai kekuatan moral dalam hidupnya.

Pendidikan karakter saat ini sudah tidak asing lagi di masyarakat.dalam pendidikan karakter menanamkan hal- hal positif yang akan memperkuat karakter dari setiap individu. Hal- hal positif akan sangat berpengaruh besar dalam pembentukan karakter dan pendidikan karakter berlangsung tidak hanya di sekolah namun pengaruh terbesar muncul dari dalam keluarga. Ada banyak faktor yang mempengaruhi terbentuknya karakter anak. Selain dipengaruhi kemasakan, lingkungan tempat anak berkembang juga ikut membentuk karakter anak tersebut, diantara berbagai faktor lingkungan yang relevan untuk dibicarakan sehubungan dengan masalaha karakter ini adalah keluarga.

Lingkungan keluarga dianggap berpengaruh terhadap pembentukan karakter karena krisis dalam watak dan karakter saat ini terkait dengan semakin memudarnya keharmonisan keluarga. Banyak keluarga yang mengalami disorientasi, bukan hanya karena menghadapi limpahan materi atau kesulitan ekonomi, melainkan juga karena serbuan globalisasi dan gaya hdup yang tidak terlalu kompatibel dengan nilai dan norma agama, sosial- budaya nasional dan lokal Indonesia.

Menurut ( Wibowo, 2012:120) mengatakan peranan keluarga sangat mempengaruhi dalam pertumbuhan dan perkembangan anak terutama kedua orang tuanya. Kedua orang tua adalah sosok yang senantiasa mendampingi dalam proses perkembangannya. Orang tua diharapkan mampu membimbing anak dan mengerti keadaan jiwanya, mengetahui apa yang sedang dirasakannya, apa yang diinginkannya sehingga sang anak mampu tumbuh dan berkembang secara optimal. Pengawasan dan bimbingan orang tua di rumah mutlak diperlukan karena adanya bimbingan, orang tua dapat mengawasi dan dapat mengetahui segala kekurangan dan kesulitan anak dalam belajarnya. Orang tua


(18)

berperan besar dalam mengajar, mendidik, memberikan bimbingan, dan menyediakan sarana belajar serta memberi teladan pada anak sesuai dengan nilai moral yang berfaku atau tingkah laku yang perlu dihindari. Dalam rangka memberikan bimbingan kepada anak, seyogyanya orang tua mengetahui cara-cara atau metode model pendampingan yang harus diterapkan dalam mendidik serta membimbing anak. Hal ini mampu dijadikan sebagai media kontrol dalam mendampingi seorang anak. Dengan adanya kontrol ini diharapkan anak berkembang secara optimal, berkepribadian sesuai dengan nilai moral dan menghindari perilaku yang menyimpang dari tatanan moral.

Belajar merupakan kegiatan yang paling banyak dilakukan orang. Belajar dilakukan hampir setiap waktu, kapan saja, dimana saja, dan sedang melakukan apa saja, misalnya disekolah, dirumah, dijalan, di pasar, didalam bus, sedang bekerja, sedang bermain, dan seterusnya. Dikalangan masyarakat umum dan awam, belajar diartikan monopoli anak di sekolah. Akan tetapi, ada pula yang memaknai bahwa belajar juga bias dilakukan dirumah.

Jadi dapat disimpulkan bahwa ditinjau dari tingkat pendampingan beljar orang tua, ada perbedaan perlakuan yang diterima oleh anak. Orang tua yang selalu mendamping setiap aktivitas belajar anak akan memberikan motivasi dan semngat belajar yang lebih pada anak dan berbeda dengan anak yang malas belajar dan orang tua yang sibuk bekeja lebih mementingkan kebahagiaan anak berupa materi bukan kasih sayang yang penuh dari orang tua pasti cenderung anak lebih tertutup, serta orang tua yang melakukan pendampingan belajar juga bisa mengontrol setiap perilaku atau tingkah laku sang anak. Orang tua memberikan perhatian yang besar terhadap penanaman karakter yang positif dan tangguh pada anak. Berdarkan uraian diatas , maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian denga judul PENGARUH PENDAMPINGAN BELAJAR ORANG TUA TERHADAP KARAKTER ANAK SISWA KELAS IV MI MUHAMMADIYAH NGASEM KECAMATAN COLOMADU KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2014/2015.


(19)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat di identifikasi sebagai berikut:

1. Pendampingan belajar orang tua siswa kelas IV MI Muhammadiyah Ngasem Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar yang masih belum diketahui pengaruhnya.

2. Karakter siswa kelas IV MI Muhammadiyah Ngasem Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar yang belum diketahui secara detailnya.

3. Karakter siswa dipengaruhi oleh pendampingan belajar orang tua. Dalam hal latar belakang pendampingan belajar orang tua. Sehingga peneliti ingin meneliti sejauh mana pengaruh pendampingan belajar orang tua terhadap karakter siswa kelas IV MI Muhammadiyah Ngasem Kecamatn Colomadu Kabupaten Karanganyar.

C. Pembatasan Masalah

Untuk mempermudah dan menghindari kemungkinan terjadinnya kesalahan dalam penafsiran judul , maka peneliti membatasi permasalahn pada: 1. Pendampingan belajar orang tua siswa MI Muhammadiyah Ngasem

Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2014/2015. 2. Karakter yang ditunjukan oleh para siswa kelas IV MI Muhammadiyah

Ngasem Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2014/2015.

3. Masalah pendampingan belajar yang diteliti terbatas pada karakter bertanggung jawab pada siswa kelas IV MI Muhammadiyah Ngasem Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2014/2015.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:


(20)

1. Adakah pengaruh pendampingan belajar orang tua terhadap karakter siswa kelas IV MI Muhammadiyah Ngasem Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2014/2015.

2. Seberapa besar pengaruh pendampingan belajar orang tua dalam membentuk karakter tanggung jawab pada diri siswa kelas IV MI Muhammadiyah Ngasem Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2014/2015.

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan peneliti yaitu: 1. Untuk mengetahui pengaruh pendampingan belajar orang tua terhadap

karakter anak siswa kelas IV MI Muhammadiyah Ngasem Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2014/2015.

2. Untuk mengetahui besarnya pengaruh pendampingan belajar orang tua dalam membentuk karakter tanggung jawab pada diri siswa kelas IV MI Muhammadiyah Ngasem Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2014/2015.

F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Penelitian yang telah dilaksanakan ini diharapkan bermanfaat secara teoris. Manfaat teoritis yang diharapkan dari peneliti dapat dijadikan sebagai motivasi agar menjadi manusia yang lebih baik lagi dan menjadi penerus bangsa yang berkarakter kuat.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa

Memberikan bimbingan dan arahan dalam bersikap dan bertingkah laku serta saling menghargai perbedaan yang dari setiap masing- masing siswa.


(21)

b. Bagi Sekolah

Memberikan masukan dalam membangun komunikasi positif antara sekolah dengan siswa dan masyarakat.

c. Bagi Orang tua

Memberikan masukan terhadap hal pembentukan karakter yang baik dan dapat bersosialisasi dengan masyarakat.


(22)

 

1. Pendampingan Belajar Orang Tua a. Pengertian Pendampingan Belajar

Menurut kamus besar bahasa Indonesia (2002: 234) pendampingan berarti orang yang mendampingi; proses, cara, perbuatan mendampingi atau mendampingkan. Menurut Susanto (2012: 11) mengemukakan bahwa pendampingan orang tua adalah kegiatan orang tua untuk mendukung dan mendampingi siswa belajar dirumah dalam menyelesaikan tugas- tugas yang di berikan guru sehingga siswa merasa terbimbing dan termotivasi untuk belajar.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pendampingan belajar orang tua dalam penelitian ini adalah kegiatan orang tua untuk mendukung atau memberi motivasi dan mendampingi siswa belajar dirumah dalam menyelesaikan tugas- tugas yang diberikan guru sehingga siswa merasa terbimbing dan termotivasi untuk belajar. Pendampingan belajar sangat di butuhkan oleh anak agar anak termotivasi dan lebih semangat lagi dalam belajar karena waktu dirumah dengan orang tua lebih banyak dibandingkan dengan pendidik di sekolahan. Jadi orang tua berperan penting dalam hal pendampingan belajar pada anak tanpa hadirnya orang tua di setiap aktivitas anak, anak pasti kekurangan kasih sayang dari orang tua. Maka dari situlah akan terbentuk karakter dari setiap anak.

b. Peran orang tua

Keutuhan orang tua (ayah dan Ibu) dalam sebuah keluarga sangat dibutuhkan dalam membantu ana untuk memiliki dan mengembangkan dasar- dasar disiplin diri.

Menurut Juliana Langowuyo (Agus Wibowo, 2012: 120) pendidikan karaakter harus dimulai sejak usia dini dan pihak yang


(23)

paling bertanggung jawab untuk mendidik, mengasuh, dan membesarkan anak- anak menjadi generasi yang tangguh adalah orang tua. Orang tua adalah pihak yang paling dekat dekat dengan anak sehingga kebiasaan dan segala tingkah laku yang terbentuk dalam keluarga menjadi contoh dan dengan mdah ditiru anak.

Menurut Lina Erlina (Agus wibowo, 2012: 121) ada beberapa kiat menjadi orang tua ideal serta figure tauladan yang baik bagi anak, yaitu:

1) Mengubah pola mnedidik anak dan mulai menerapkan pola child center. Artinya orang tua harus mengambil posisi sejajar dengan anak atau lebih dikenal dengan menjadikan orang tua sebaai sahabat anak.

2) Menyediakan waktu untuk anak, komunikasi yang baik memerlukan waktu yang berkualitas dan ini yang kadang tidak dipikirkan oleh orang tua.

3) Para orang tua khususnya kaum ibu dituntut untuk mampu mengenali bahasa tubuh dari sang anak. Dengan mengenali bahsa tubuh dengan baiak, orang tua diharapkan bisa memberikan kasih sayang yang tak hanya dilontarkan dalam kata- kata, tetapi lewat sentuhan bahasa tubuh.

4) Penting bagi orang tua untuk bisa memahami peraaan anak. Banyak kasus terjadi perang dingin antar orang tua dan anak, bahkan beberapa anak secara terbuka kabur dari rumah karena merasa orang tuannya tak dapat memahami perasaan mereka.

5) Untuk menjadi orang tua ideal, jadilah pendengar yang aktif. Anak- anak umumnya cenderung ingin didengarkan. Dengan demikian anak akan tahu bahwa orang tua mampu memahamnya seperti yang mereka rasakan. Bukn sepert yang dilihat atau yang disangka orang tuanya. Cara ini akan membuat anak merasa penting dan berharga. Selain itu anak belajar untuk mengenali, menerima, dan mengerti


(24)

perasaan mereka sendiriserta menemukan cara untuk mengatasi masalahnya sendiri.

6) Jadilah orang tua yang menerapkan kedisiplinan dan kosisten di dalam keluarga. Orang tua adalah panutan yang utama bagi anak- anak. Seorang panutan yang baik harus selalu bersikap konsisten pada apa yang akan ditanamkannya.

Ada beberapa kiat yang bisa dilakukan para orang tua : a) Sering- seringlah mengungkapkan cinta dan kasih sayang.

Ungkapan cinta dan kasih sayangini bisa dilakukan misalnya dengan sebuah pelukan lembut, motivasi, dorongan, persetujuan dan senyuman untuk anak.

b) Jadilah pendengar yang bak. Ketika anak anda mengungkapkan apapun, jadilah pendengar yang baik dan ciptakan suasana yang memungkinkan anak berbicara dengan anda ketika mereka mengalami masalah baik besar maupun kecil.

c) Ciptakan suasana yan membuat anak merasa nyaman. Ini bisa dilakukan msalnya dengan menghormati privasi anak sebagaimana anda menginginkan anak menghormati privasi anda.

d) Hindari favoritisme. Survey menunjukan bahwa kebanyakan orang tua memiliki favorit, tapi kebanyakan anak percaya bahwa mereka adalah favorit. Jika anak anda bertengakar, jangan pilih kasih, berlakuhlah adil.

e) Ajari anak tentang aturan dan batasan. Misalnya batas- batas seperti waktu tidusr dan jam alam, sehingga mereka belajar bahwa mereka memiliki keterbatasan.

f) Berikan tanggung jawab dengan memberi anak pekerjaan atau “tugas” yang harus dilakukan, dan sebagai imbalannya mereka berhak atas pengahargaan tertentu, misalnya tambahan uang


(25)

jajan, jam malam diperpanjang, waktu bermain ekstra, dan lain- lain.

g) Ajarkan meka mengenai benar dan salah.jika anda seorang muslim, pastikan mereka tahu konsep- konsep kebenaran sebagaimana yang tertuang di dalam kitab suci Al-Qur’an. h) Jangan membangdingkan anak anda dengan orang lain,

terutama dengan saudara sendiri. Membanding- bandingkan hanya akan menjadikan anak anda rendah diri, dan akan merasa bahwa mereka tidak pernah bisa cukupbaik dihapan anda.

i) Ajarkan pada anak anda bahwa setiap orang berbeda, dan mereka tidak harus seperti orang lain, melainkan menjadi diri sendiri.

j) Ketika anak anda melakukan sesuatu yang bisa menimbulkan kebencian ataupun berbahaya, katakana padanya bahwa hal seperti itu tidak akan diterima, dan sarankan alternative lain. Dari pernyataan- pernyataan diatas dapat disimpulkan peran orang tua sangatlah penting mendampingi anaknya dalam segala aktivitas dan orang tua perlu memberikan motivasi serta dorongan agar anak terarah pada hal- hal positif, kasih sayang dari kedua orang tua (ayah dan ibu) sangat diperlukan setiap anak karena anak membutuhkan rasa aman dan nyaman ketika bersama kedua orang tua mereka.

c. Indikator Pendampingan Belajar Orang Tua

Menurut Susanto(2012: 11) mengemukakan bahwa pendampingan orang tua adalah kegiatan orang tua untuk mendukung dan mendampingi siswa belajar dirumah dalam menyelesaikan tugas- tugas yang di berikan guru sehingga siswa merasa terbimbing dan termotivasi untuk belajar.


(26)

Table 2.1

Indikator yang Dilakukan Orang Tua Terhadap Anak dalam Pembentukan Karakter

Variabel Indikator Positif Negatif Angket Pendampingan

belajar orang tua

a.Menyediakan fasilitas belajar. b.Mengawasi

kegiatan belajar anak dirumah. c.Mengawasi

penggunaan

waktu belajar anak dirumah. d.Mengetahui

kesulitan belajar anak menolong anak mengatasi kesulitan dalam belajar.

(Susanto, 2012)

d. Faktor yang mempengaruhi pendampingan belajar orang tua

Obsesi membentuk manusia (sebagai individu) yang berkepribadian atau yang berkarakter bisa dimiliki oleh orang tua terhadap anaknya, guru terhadap anak didiknya, atau oleh seorang yang memiliki perhatian khusus kepada orang lain. Membangun situasi psikologis dan sugesti yang kondusif bagi internalisasi nilai. Insfrastruktur psikologis yang harus disediakan bagi pembentukan insan yang berkepribadian antara lain:

1) Pengetahuan tentang nilai 2) Lingkungan yang kondusif 3) Adanya tokoh idola

a) Komunikasi dan diskusi

Orang tua menempatkan diri sejajar dengan anaknya maka di butuhkan komunikasi dua arah, maka orang tua perlu memberikan kesempatan pada anak untuk mengungkapkan seluruh perasaan dan pendapatnya. Namun, sering kelelahan


(27)

membuat orang tua ingin di dengar tetapi sulit untuk mendengar. Hal ini wajar asalkan orang tua tetap menyadari pentingnya omunikasi dan diskusi dengan anak sejak sangat awal, serta memberikan alternatif untuk sejumlah hal yang dilarang atau tidak dikehendaki, juga memberikan penjelasan untuk setiap larangan dan peraturan yang dibuat. Jadi sebagai orang tua harus menjalin komunikasi yang baik dengan putra- putrinya. (Kanisius, 2006: 215)

b) Kebersamaan dengan orang tua

Anak akan lebih bahagia menggunting dan melipat dari lembaran- lembaran Koran bekas disamping atau dipangkuan ibunya, daripada bermain dengan berbagai permainan mahal tetapi sendirian. Yang lebih penting adalah kebersamaan dan bagaimana membiarkan anak berkreasi dengan bahan- bahan yang sederhana. Jadi makna kebersamaan disini orang tua yang menemani anaknya dalam hal sekecil apapun akan bermakna bagi sang anak. (Kanisius, 2006: 215).

e. Cara mengembangkan pendampingan belajar orang tua

Menurut Utami (Rahmawati, 2011: 32) menjelaskan beberapa sikap orang tua terhadap anaknya:

1) Menghargai pendapat anak dan mendorongnya untuk mengungkapkan.

2) Member waktu kepada anak untuk berpikir, merenung, dan berkhayal.

3) Membolehkan anak mengambil keputusan sendiri.

4) Mendorong anak untuk menjajaki dan mempertanyakan hal- hal. 5) Meyakinkan anak bahwa orang tua menghargai apa yang ingin

dicoba, dilakukan, dan apa yang dihasilkan. 6) Menunjang dan mendorong kegiatan anak. 7) Menikmati keberadaannya bersama anak.

8) Member pujian yang sungguh- sungguh kepada anak. 9) Mendorong kemandirian anak daam bekerja.


(28)

Adapun sikap orang tua yang tidak menunjang anaknya:

1) Mengatakan pada anak bahwa ia dihukum jika melakukan kesalahan.

2) Tidak membolehkan anak marah kepada orang tua.

3) Tidak membolehkan anak mempertanyakan keputusan orang tua. 4) Tidak membolehkan anak bermain dengan anak dan keluarga yang

berbeda pandangan. 5) Anak tidak boleh rebut.

6) Orang tua ketat mengawasi kegiatan anak.

7) Orang tua memberi saran spesifik tentang penyelesaian tugas. 8) Orang tua kritis terhadap anak dan menolak gagasan anak. 9) Orang tua tidak sabar terhadap anak.

10) Orang tua dan anak adu kekuasaan.

11) Orang tua menekan dan memaksa anak untuk menyelesaikan tugas. 2. Hakikat Karakter

a. Pengertian Karakter

Menurut ASCD for the Language Learning: A Guide to Education Terms, by J.L McBrien & R.S Brand, Alexandria, VA: Association for supervision and Curriculum Development ((Rohinah, 2012: 33) bahwa pengertian karakter telah coba dijelaskan dalam berbagai pengertian dan penggunaan, di antaranya dalam konteks pendidikan, karakter seringkali mengacu pada bagaimana tentang ‘kebaikan’ seseorang. Dengan kata lain, seseorang yang dianggap memiliki karakter yang baik akan mampu menunjukkan sebagai kualitas pribadi yang patut serta pantas sesuai dengan yang diinginkan dalam kehidupan masyarakat. Karena itu, pendidikan karakter senantiasa akan berkaitan dengan bagaimana memberikan pengajara pada anak- anak tentang nilai dasar manusia yang berkaitan dengan kejujuran, kebaikan, kedermawanan, keberanian, kebebasan, persamaan, dan kehormatan.

Winni (Heri Gunawan, 2012: 2) memahami bahwa istilah karakter memiliki dua pengertian tentang karakter. pertama, ia menunjukan bagaimana seseorang bertingkah laku. Apabila seseorang berperilaku tidak jujur, kejam, atau rakus, tentulah orang tersebut memanifestasikan


(29)

perilaku buruk. Sebaliknya, apabila seseorang berperilaku jujur, suka menolong, tentulah orang tersebut memanfestasikan karakter mulia. Kedua, istilah karakter erat kaitannya dengan ‘personality’. Seseorang baru bisa disebut ‘orang yang berkarakter’ (a person of character) apabila tingkah lakunya sesuai kaidah moral.

Karakter sebagaimana didefinisikan oleh Ryan dan Bohlin, mengandung tiga unsure pokok, yaitu mengetahui kebaikan, mencintai kebaikan, dan melalakukan kebaikan. Bila ditelusuri asal karakter berasal dari bahasa Latin “kharakter”. “Kharassein”, “kharax”, dalam bahasa inggris: character dan Indonesia “karakter”, Yunani character, dari charassein yang berarti membuat tajam, membuat dalam. Dalam Kamus Poerwadarminta, karakter diartikan sebagai tabiat, watak, sifat- sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan lain. Nama dari jumlah seluruh cirri pribadi yang meliputi hal- hal seperti perilaku, kebiasaan, kesukaan, ketidaksukaan, kemampuan, kecenderungan, potensi, nilai- nilai, dan pola- pola pemikiran.

Secara harfiah karakter artinya “kualitas mental atau moral, kekuatan moral, nama atau reputasi” menurut Hornby dan parnwell (Furqon, 2010:12). Menurut kamus besar bahasa Indonesia, karakter adalah sifat- sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain, tabiat, watak. Berkarakter artinya mempunyai watak, mempunyai kepribadian menurut kamisa (Furqon, 2010: 12).

Hermawan Kertajaya (Furqon, 2010: 13) mengemukakan bahwa karakter adalah “cirikhas” yang dimiliki oleh suatu benda atau individu. Ciri khas tersebut adalah “asli” dan mengakar pada kepribadian benda atau individu, dan merupakan “mesin” yang mendorong bagaimana seseorang bertindak, bersikap, berujar, dan merespon sesuatu. Cirri khas ini pun yang di ingin oleh orang lain tentang orang tersebut, dan menentukan suka atau tidak sukanya mereka terhadap sang individu. Karakter memungkinan perusahaan atau individu untuk mencapai pertumbuhan yang berkesinambungan karena karakter memberikan


(30)

konsistensi, integritas, dan energi. Orang yang memiliki karakter yang kuat, akan memiliki momentum untuk mencapai tujuan di sisi lain, mereka yang karakternya mudah goyah, akan lebih lambat untukbergerak dan tidak bisa menarik orang lain untuk bekerja sama dengannya.

Kualitas atau kekuatan mental atau moral, ahklak atau budi pekerti individu yang merupakan kepribadian khusus yang menjadi pendorong dan penggerak, serta yang membedakan dengan individu lain disebut karakter.

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa karakter adalah tingkah laku atau perilaku yang dimiliki seseorang sebagai ciri khas dari setiap individu dan orang yang memiliki karakter yang kuat, akan memiliki momentum untuk mencapai tujuan di sisi lain, mereka yang karakternya mudah goyah, akan lebih lambat untukbergerak dan tidak bisa menarik orang lain untuk bekerja sama dengannya.

b. Pentingnya Karakter

(Samani, 2011: 1) salah satu pendiri bangsa, presiden pertama Republik Indonesia, Bung Karno bahkan menegaskan “bangsa ini harus dibangun dengan mendahulukan pembangunan karakter (character building) karena character building inilah yang akan membuat Indonesia menjadi bangsa yang besar, maju dan jaya, serta bermartabat. Kalau character building ini tidak dilakukan, maka bangsa Indonesia akan menjadi bangsa kuli”.

Pembangunan karakter bangsa adalah upaya sadar untuk memperbaiki, meningkatkan seluruh perilaku yang mencakup adat istiadat, nilai-nilai, potensi, kemampuan, bakat dan pikiran bangsa Indonesia.

Keinginan menjadi bangsa yang berkarakter sesungguhnya sudah lama tertanam pada bangsa Indonesia. Para pendiri negara menuangkan keinginan itu dalam Pembukaan UUD 1945 alinea ke-2 dengan pernyataan yang tegas, “…mengantarkan rakyat Indonesia ke


(31)

depan pintu gerbang kemerdekaan negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur”. Para pendiri negara menyadari bahwa hanya dengan menjadi bangsa yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmurlah bangsa Indonesia menjadi bermartabat dan dihormati bangsa-bangsa lain.

c. Indikator Karakter

(Samani, 2011: 1) salah satu pendiri bangsa, presiden pertama Republik Indonesia, Bung Karno bahkan menegaskan “bangsa ini harus dibangun dengan mendahulukan pembangunan karakter (character building) karena character building inilah yang akan membuat Indonesia menjadi bangsa yang besar, maju dan jaya, serta bermartabat. Kalau character building ini tidak dilakukan, maka bangsa Indonesia akan menjadi bangsa kuli”.

Tabel 2.2

Indikator Keberhasilan Pembentukan Karakter Tanggung Jawab Variabel Diskripsi Indikator Jawaban soal Skor Tanggung

Jawab Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan budaya)

a.Melakukan tugas sepenuh hati b.Bekerja dengan

etos kerja yang tinggi

c.Berusaha keras untuk mencapai prestasi terbaik (giving the best) d.Mampu

mengontrol diri dan mengatasi stress

e.Berdisiplin diri f.Akuntabel terhadap pilihan dan keputusan yang diambil 1. Jawaban poin a 2.Jawaban poin b 3.Jawaban poin c 4.Jawaban poin d 3 2 1 0


(32)

d. Faktor yang mempengaruhi Karakter 1) Faktor Internal

a) Insting biologis, seperti lapar, dorongan makan yang berlebihan dan berlangsung lama akan menimbulkan sifat rakus, maka sifat itu akan menjadi perilaku tetapnya, dan seterusnya.

b) Kebutuhan psikologis, seperti rasa aman, penghargaan, penerimaan, dan aktualisasi

c) Kebutuhan pemikiran, yaitu akumulasi informasi yang membentuk cara berpikir seseorang seperti mitos, agama, dan sebagainya. (Noor, 2012: 12)

d) Pertengkaran dan pertikaian

Salah satu faktor yang menyebabkan anak tidak dapat diarahkan menjadi anak baik dan memiliki akhlak buruk adalah adanya pertengkaran dan pertikaian yang terus menerus antara ayah dan ibunya. Jika hal ini terjadi dihadapan anak , di mana ia masih dalam tahapan perkembangan jiwa dan mental, tentu anak akan berusaha keluar dar rumah, karena ia tidak tahan melihat kedua orang tuanya selalu bertengkar.

Untuk mencegah hal ini, hendaknya kehidupan keluarga senantiasa dalam damai, tenang dan tentram, tidak ada pertikaian, yang ada hanyalah senyuman. Tidak ada pertengkaran, yang ada hanya ayah dan ibu yang saling bercengkrama dan bercanda.

e) Perceraian

Perceraian adalah salah satu faktor yang menyebabkan anak memiliki akhlak dan perangai yang tidka baik, terlebih lagi jika setelah perceraian orang tua yang menjadi walinya dalam keadaan fakir dan tidak mencukupi kebutuhan hidupnya. Dengan kejadian menimpanya seperti ini, minimal anak akan merasakan dua hal; pertama, jika yang menjadi wali adalah


(33)

ayahnya, maka ia tidak dapat merasakan kasih sayang dari ibu kandungnya, meskipun ayah sudah menikah lagi dengan wanita lain. Kedua apabila ibu yang menjadi walinya, ia pun tidak akan merasakan seorang ayah yang melindungi, menjaga dan bersenda gurau dengannya, meskipun sang ibu sudah menikah lagi dengan lelaki lain.

Diharapkan anak tidak menjadi insane yang selalu merusak, melakukan kejahatan, bermaksiat, dan melakukan dosa. Namun, hal itu terasa amat sulit diwujudkan jika anak berada pada lingkungan yang demikian mengerikan.

f) Waktu luang

Salah satu yang menyebabkan anak menjadi tidak bisa diarahkan dan diatur, atau memiliki akhlak yang tidak baik, karena orang tua tidak mampu menyiasati waktu luang anak yang masih kecil ataupun hamper dewasa (ABG), dengan sesuatu yang bermanfaat. Sebab, mereka biasanya banyak memiliki waktu luang, sehingga melakukan dan bermain dengan sesuatu yang tidak membawa manfaat atau mungkin sesuatu yang tidak dibenarkan dalam ajaran islam. Juga, sesuatu yang disenanginya, seperti bermain bola, basket, voli atau ia suka menonton film berjalan- jalan di mall dan lain sebagainya.

2) Faktor Eksternal a) Faktor Keluarga

Periode yang paling sensitif menentukan adalah pendidikan dalam keluarga yang menjadi tanggungjawab orang tua. Pola asuh atau parenting style adalah salah satu faktor yang secara signifikan turut membentuk karakter anak. Pendidikan dalam keluarga adalah pendidikan utama dan pertama bagi anak, yang tidak bisa digantikan oleh lembaga pendidikan manapun. Oleh karena itu, pendidikan dalam


(34)

keluarga sangat diperlukan untuk membangun sebuah comunity of learner tentang pendidikan anak, serta sangat diperlukan menjadi sebuah kebijakan pendidikan dalam upaya membangun karakter bangsa secara berkelanjutan.

b) Faktor Lingkungan

(M.Noor 2011: 88) lingkungan masyarakat juga mempengaruhi keberhasilan penanaman nilai- nilai etika dan estetika untuk pembentuka karakter. Menurut Qurais Shihab, situasi kemasyarakatan dengan sistem nilai yang dianutnya, mempengaruhi sikap dan cara pandang masyarakat secara keseluruhan. Jika sistem nilai dan pandangan mereka terbatas pada kini dan disini, maka upaya dan ambisinya terbatas pada hal yang sama.

c) Faktor Sekolah

Upaya pendidikan yang dilakukan disekolah oleh para guru seperti membuat ‘istana pasir di tepi pantai’. Sekolah dengan sekuat tenaga membangun istana yang cantk, tetapi begitu anak keluar dai linkungan sekolah, ombak besar meluluhlantakkan istana yang telah dibangun disekolah. Oleh karena itu, perlu pendekatan yang konprehensif dari sekolah, keluarga, dan masyarakat dalam membangun karakter anak didik yang kuat, baik, dan positif secara konsisten. (M.Noor 2011: 88)

e. Cara Mendidik Karakter

(Salahudin, 2013: 276) Obsesi membentuk manusia(sebagai individu) yang berkepribadian atau yang berkarakter bisa dimiiki oleh orang tua terhadap anaknya, guru terhadap anak didiknya, atau oleh seseorang yang memiliki perhatian khusus kepada orang lain. Membangun kepribadian bukanlah pekerjaan mudah, melainkan membutuhkan situasi psikologis dan sugesti yang kondusif bagi


(35)

internalisasi nilai. Infrastruktur psikologis yang harus disediakan bagi pembentukan insane yang berkepribadian antara lain:

1) Pengetahuan tentang nilai 2) Lingkungan yang kondusif 3) Adanya tokoh idola

4) Adanya pembiasaan- pembiasaan 5) Pembiasaan tingkahlaku sopan 6) Pembiasaan hidup bersih dan tertib 7) Pembiasaan kejujuran dan sikap disiplin

Melalui pembiasaan sperti inilah, seseorang akan mudah mempraktikan dalam kehidupan sosialnya sehari- hari.

f. Cara Mengembangkan Karakter

Tanggung jawab adalah perilaku yang dipelajari. Bagian dari pengasuhan anak adalah untuk mengajarkan anak- anak harus bertanggung jawab atas tugas yang diberikan ataupun dari perbuatan yang mereka lakukan. Untuk mengenalkan tanggung jawab pada anak dengan memberikan tugas apda anak misalnya mengerjakan pekerjaan rumah. Berikut cara melatih tanggung jawab pada anak:

1) Berikan tugas yang membuat anak bertanggung jawab pada tugas tersebut

Menanamkan kebiasaan untuk berbagai pekerjaan pada anak dapat juga dilakukan sambil mengajarkan anak tentang tanggung jawab. Jika orang tua sedang merencakan piknik keluarga, orang tua bisa memberikan tugas pada anak misalnya dengan memberikan tugas untuk membawa botol minumnya sendiri. Melakukan tugas lainnya seperti menghias pohon natal juga dapat diberikan pada anak agar ia dapat bertanggung jawab atas tugas yang diberikan padanya.

2) Membuat anak melakukan pekerjaan rumah tangga

Membuat anak melakukan tugas- tugas seperti merapikan tempat tidur mereka setiap kali mereka bangun di pagi hari atau


(36)

menjaga kamar mereka tetap bersih atau bahkan mencuci piring adalah cara yang baik untuk tidak hanya mengajarkan anak- anak tentang anggung jawab tetapi juga mengajarkan mereka pentingnya pekerjaan rumah tangga. Hal ini dapat dimulai pada usia dini. Pastikan untuk memberikan tugas kepada anak sesuai dengan usia anak. Mereka mungkin perlu diingatkan pada awalnya tetapi ketika mereka mulai untuk menyelesaikan tugas mereka, biarkan mereka tahu bahwa anda bangga dengan perbuatan mereka.

3) Mengajarkan anak agar mandiri

Jangan pernah membiarkan anak tergantung sepenuhnya kepada orang tua. Tapi sang anak harus tahu bahwa orang tua akan selalu ada bagi mereka tetapi jangan biarkan mereka menganggap bahwa orang tua akan menyelamatkan mereka sepanjang waktu. Jika mereka melakukan sesuatu yang salah, jelaskan bahwa mereka sendiri yang harus bertanggung jawab dan bukan orang tua yang akan menanggungnya. Hal ini tidak hanya mengajarkan anak untuk memiliki rasa tanggung jawab tetapi jga mengajarkan anak agar lebih mandiri.

4) Jangan berputus asa

Mendampingi anak- anak dalam pekerjaan mereka memang dapat dilakukan, tapi pastikan bahwa anda tidak selalu memberikan alas an atau bantuan pada mereka. Jangan berputus asa disaat mendampingi dan mengajarkan anak tentang tanggung jawab. Berikan mereka apresiasi disaat mereka berhasil melakukan tanggung jawab mereka apresiasi yang diberikan tidak perlu berupa barang mewah; orang tua mengajaknya ke taman bermain, member mereka stiker, tambahan setengah jam untuk bermain, apapun yang bisa orang tua untuk menunjukkan bahwa orang tua ikut senang jika anak berhasil melakukan tugasnya dengan baik. Demikian juga sebaliknya jika mereka tidak mengerjakan tugasnya, orang tua dapat mengurangi waktu mereka bermain sampai mereka


(37)

mengerjakan tugasnya. Hal ini akan mengajarkan konsekuensi yang dari tidak bertanggung jawab pada tugasnya.

5) Jadilah teladan bagi anak

Yang paling penting dalam mengajarkan tanggung jawab pada anak adalah bahwa orang tua dapat memberikan contoh dan menjadi teladan bagi anak anda. Ini berarti bahwa orang tua harus bertanggung sendiri juga pada setiap tindakan yang orang tua lakukan. Anak- anak dapat memahami semuannya dan jika anda benar- benar ingin mereka bertanggung jawab, mulailah dengan bertanggung jawab dengan diri sendiri. Mengajarkan tanggung jawab pada anak dapat membantu membengun karakter dan membuatnya lebih mandiri. Ketika ia tumbuh, ingatlah untuk membiarkan tanggung jawabnya berkembang. Ada banyak cara mengajarkan anak, baik dari tanggung jawab yang kecil maupun yang besar yang dapat disesuaikan dengan usia anak.

B. Penelitian Yang Relevan

Sebelum penelitian ini dilakukan, sudah ada penelitian- penelitian yang sejenis, akan tetapi dalam hal tertentu penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan.

Penelitian yang dilakukan oleh primtin (2012) yang berjudul “Pengaruh Pemanfaatan Jam Belajar di Luar Sekolah dan pendampingan Belajar Orang Tua Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas V Dabin 1 Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2011/2012”. Perbedaan dari penelitian ini terletak pada variabel yang digunakan. Penelitian ini menggunakan tiga variabel bebas dan variabel terikat. Hasil penelitian ini, peneliti menyimpulkan bahwa pemanfaatan jam belajar diluar sekolah berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, serta pemanfaatan jam belajar diluar sekolah dan pendampingan belajar orang tua berpengaruh terdahap hasil belajar siswa.

Penelitian yang dilakukan oleh Vinni (2014) yang berjudul “Pengaruh Tingkat Pendidikan Orang Tua Terhadap Karakter Siswa Kelas V SD Negeri


(38)

Ketangguhan 2 Kecamatan Tawangsari Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2013/2014”. Perbedaan dari penelitian ini terletak pada variabel yang digunakan. hasil dari penelitian ini untuk mengetahui tingkat pendidikan orang tua berpengaruh terhadap karakter Siswa Kelas V SD Negeri Ketangguhan 2 Kecamatan Tawangsari Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2013/2014. Menunjukan perhatuian orang tua terhadap anaknya berdasarkan tingkat pendidikan orang tua masing- masing dalam pembentukan karakter, dapat dilihat dari kebiasaan- kebiasaan di sekolah pada Siswa Kelas V SD Negeri Ketangguhan 2 Kecamatan Tawangsari Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2013/2014.

Penelitian yang dilakukan oleh noviati (2014) yang berjudul “Pengaruh Pendampingan Orang Tua Terhadap Kedisiplinan Belajar Siswa Di SD N 01 Linggo Kecamatan Kajen Kabupaten Pekalongan Tahun Ajaran 2013/2014”. Perbedaan dari penelitian ini adalah variabel yang digunakan. dengan hasil penelitian yaitu:

1. Pendampingan belajar berpengaruh positif yang signifikan terhadap kedisiplinan belajar siswa di SD N 01 Linggo Kecamatan Kajen Kabupaten Pekalongan Tahun Ajaran 2013/2014. Hal ini di buktikan dengan thitung lebih besar t table yatu 7,136 besar 1,1998 dan nilai signifikansi kurang 0,05 yaitu0,000kurang 0,05.

2. Pengaruh yang diberikan variabel pendampingan orang tua terhadap variabel kedisiplinan belajar siswa sebesar 44,7% sedangkan 55,3% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Hasil ini dibuktikan dengan nilai koefisien determinasi (r2) yaitu sebesar 0,447. 3. Berdasarkan hasil tersebut, terbukti hipotesis yang diajukan peneliti dapat

diterima bahwa pendampingan belajar orang tua berpengaruh terhadap kedisiplinan belajar siswa di SD N 01 Linggo Kecamatan Kajen Kabupaten Pekalongan Tahun Ajaran 2013/2014.


(39)

Dalam penelitian ini menampilkan persamaan maupun perbedaan sebagai berikut:

Table 2.3

Kajian Penelitian yang Relevan

No. Nama Persamaan Perbedaan

x y X y 1 Primtin 2012

Variabel X : Pemanfaatan Jam Belajar Di Luar Sekolah Dan Pendampingan Belajar Orangtua Variabel Y : Preatasi Belajar

9 9

2 Vinni 2014

Variabel X : Tingkat Pendidikan Orang Tua Variabel Y : Pembentukan Karakter

9

9 9 9 9 3 Noviati 2014

Variabel X : Pendampingan Orang Tua Variabel Y : Kediplinan Belajar

9 9

4 Peneliti

Variabel X : Pendampingan Belajar Orangtua Variabel Y : Karakter Anak

9 9

Keterangan:

Variabel X = variabel bebas Variabel Y = variabel terikat

Dari ulasan di atas, dapat diketahui bahwa terdapat beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian yang telah dilaksanakan.. Penelitian yang relevan di atas mempunyai persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang sedang dilaksanakan, baik dari segi jenis penelitiannya maupun dari segi variabel yang diteliti. Penelitian di atas dapat dijadikan sebagai salah satu referensi dalam melaksanakan penelitian ini.

C. Kerangka Penelitian

Berdasarkan kajian teori sebagaiman telah dipaparkan dimuka, maka dalam penelitian yang akan dilaksanakan ini peneliti mangajukan anggapan dasar atau kerangka pemikiran sebagai berikut:


(40)

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Pada kerangka pemikiran diatas Pendampingan sebagai faktor X dan Karakter sebagai faktor Y. Ketika orang tua mendampingi putra putrinya dalam aktivitas belajar maka akan memunculkan kesadaran dari anak itu sendiri kewajibannya sbagai seoran siswa adalah belajar. Dari munculnya kesadaran akan menumbuhkan pemahaman tanggung jawab dari diri siswa itu sendiri mengenai tanggung jawabnya sebagai seorang siswa. Setelah siswa menyadari kewajibannya dan tumbuh rasa tanggung jawab maka akan terbentuklah karakter dari siswa itu sendiri.

D. Hipotesis

Gulo (2000: 57) mengatakan bahwa Hipotesis (hypo=sebelum; thesis=pernyataan, pendapat) adalah salah satu pernyataan yang pada waktu diungkapkan belum diketahui kebenarannya, tetapi memungkinkan untuk diuji dalam kenyataan empiris. Hipotesis mengemukakan “pernyataan tentang harapan penelitian mengenai hubungan- hubungan antara variabel- variabel di dalam persoalan.” Maka dapat dirumuskan hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Adakah pengaruh positif pendampingan belajar orang tua terhadap karakter pada siswa kelas IV Mi Muhammadiyah Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar.

2. Ada pengaruh pendampingan belajar orang tua dalam membentuk karakter tanggung jawab pada diri siswa sebesar 70% pada kelas IV MI Muhammadiyah Ngasem Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2014/2015.

Karakter ( Y ) Pendampingan


(41)

26 1. Tempat Penelitian

Sesuai dengan judul, maka penelitian ini mengambil lokasi di MI Muhammadiyah Ngasem Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar. Pemilihan lokasi ini didasarkan atas pertimbangan sebagai berikut : a. Lokasi penelitian tersebut (MIM Ngasem) mudah dijangkau karena

berada tidak jauh dari kampus dan letaknya dekat dengan jalan raya. b. Data dapat diperoleh di MIM Ngasem sesuai dengan permasalahan

yang diteliti sehingga dapat mendukung dalam menjawab perumusan masalah dengan sebaik-baiknya.

c. Dimungkinkannya mendapat ijin untuk mengadakan penelitian ini dari sekolah terkait serta aparatur pemerintah setempat.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian merupakan jangka waktu yang digunakan oleh seorang peneliti dalam melakukan kegiatan penelitian, yaitu dimulai dari penyusunan, perencanaan sampai pada penulisan laporan hasil penelitian dengan mempertimbangkan masalah yang akan diteliti. Agar penelitian ini dapat berjalan sesuai rencana dan terprogram, maka perlu dibuat jadwal kegiatan yang terencana dan terstruktur sebagai acuan. Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2014 sampai dengan bulan Maret 2014 dengan rencana waktu sebagai berikut:

Table 3.1.kegiatan Penelitian No Rencana

Kegiatan

Bulan

November Desember Januari Februari Maret 1. Tahap

Perencanaa 2. Tahap

Pelaksanaan 3. Analisis Data 4. Penyususnan


(42)

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

(Darmawan, 2013: 137) populasi adalah sumber data dalam penelitian tertentu yang memiliki jumlah banyak dan luas. (Bungin, 2005: 99) Populasi berasal dari kata inggris population, yang berarti jumlah penduduk, maka populasi penelitian merupakan keseluruhan (universum) dari obyek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh- tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup, dan sebagainya, sehingga objek- objek penelitian dapat menjadi sumber penelitian.

Kalau populasi dilihat dari sumber data, maka populasi dapat dibedakan: populasi terbatas dan populasi tak terhingga. Populasi terbatas yaitu populasi yang memiliki sumber data yang jelas batasan- batasannya secara kuantitatif.Sedangkan populasi tak terhingga yaitu populasi yang memiliki sumber data yang tidak dapat ditentukan batasan- batasannya secraa kuantitatif.

Pada penelitian ini populasi yang digunakan yaitu seluruh siswa kelas IV yang berjumlah 31siswa MI Muhammadiyah Ngasem Kecamatan Colomadu Kabupaten Boyolali.

C. Variable Penelitian

(Darmadi, 2011: 20) variabel adalah suatu atribut, sifat, aspek dari manusia, gejala, objek yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan diambil kesimpulannya.

1. Variabel Bebas

Dalam penelitian ini variable bebas/ variable independent atau variable yang mempengaruhi yaitu pendampingan orang tua di MI Muhammadiyah Ngasem Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar. 2. Variabel Terikat

Karakter siswa kelas IV MI Muhammadiyah Ngasem Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar merupakan variable terikat/variabel


(43)

dependent karena akibat adanya variabel bebas yaitu pendampingan orang tua.

D. Teknik Pengumpulan Data

(Darmawan, 2013: 159) Teknik pengumpulan data adalah cara- cara yang ditempuh dan alat- alat yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan datanya. Pada penelitian perpustakaan murni tentunya teknik pengumpulan datanya berupa kartu- artu kutipan, berupa kuesioner, atau pedoman wawancara, lembar pengamatan, tes, atau gabungan dari semuannya.

Pada penelitian ini pengumpulan datanya terbagi menjadi dua yaitu : 1. Teknik Pengumpulan Data Pokok

a. Angket

(Riduwan, 2007: 25) angket (Questioonaire) dalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain bersedia memberikan respon (responden) sesuai dengan permintaan pengguna. Tujuan penyebaran angket ialah mencari informasi yang lengkap mengenai suatu masalah dari responden tanpa merasa khawatir bila responden memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan kenyataan dalam pengisian daftar yang diminta. Kuesioner dapat dibedakan menjadi beberapa jenis (Jumhur,2012: 114) yaitu:

1) Dilihat dari bentuk pertanyaanya, kuesioner dibedakan menjadi 3 macam:

a) Kuesioner terbuka (opened question) atau kuesioner tak terstruktur.

b) Kuesioner tertutup (closed question) atau kuesioner terstruktur.

c) Kuesioner tertutup dan terbuka (kombinasi), yaitu bentuk prtanyaan yang memberikan kesempatan kepada responden untuk memilih jawaban yang telah tersedia atau membuat sendiri.


(44)

2) Dilihat dari jawaban yang diberikan, kuesioner dapat dibedakan sebagai:

a) Kuesioner langsung, yaitu responden menjawab tentang dirinya .

b) Kuesioner tidak langsung, yaitu jika responden menjawab tentang orang lain.

3) Dilihat dari bentuknya, kuesioner terdiri atas empat bentuk, yaitu:

a) Kuesioner pilihan ganda, yang dimaksud sama dengan kuesiner tertutup.

b) Kuesioner lisan, yang dimaksud sama dengan kuesiner terbuka.

c) Rating scale (skala bertingkat), yaitu sebuah pertanyaan yang diikuti oleh jawaban yang bertingkat- tingkat.

d) Check list, yaitu responden tinggal membubuhkan tanda check ( ) pada kolom jawaban yang sesuai dengan faktanya.

Adapun keuntungan metode pengumpulan data kuesioner adalah sebagai berikut:

1) Tidak memerlukan hadirnya peneliti.

2) Dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden. 3) Dapat dijawab oleh responden meneurut kecepatannya masing-

masing dan menurut waktu senggang responden.

4) Dapat dibuat anonym sehingga responden bebas, jujur dan tidak malu- malu menjawab.

5) Dapat dibuat terstandart sehingga bagi semua responden dapat diberi pertanyaan yang benar- benar sama.

Kuesioner selain mempunyai keuntungan juga mempunyai kelemahan. Kelemahan tersebut yaitu:

1) Responden sering tidak teliti dalam menjawab sehingga ada pertanyaan yang terlewati tidak dijawab, padahal sukar diulang


(45)

untuk diberikan kembali kepadanya. 2) Sering sukar dicari validitasnya.

3) Walaupun dibuat anonym, kadang- kadang responden dengan sengaja memberikan jawaban yang tidak betul atau tidak jujur. 4) Sering tidak kembali, terutama jika dikirim lewat pos.

5) Waktu pengembaliannya tidak bersama- sama, bahkan kadang- kadang ada yang terlalu lama sehinga terlambat.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan angket langsung dan angket tertutup untuk pendampingan orang tua dan angket tertutup karakter siswa Sekolah Dasar. Kisi- kisi angket yang akan diberikan kepada responden adalah sebagai berikut:

Table 3.2.

Indikator Variabel PenelitianPendampingan Belajar Orang Tua

Indikator Positif Negatif Jumlah

Menyediakan fasilitas belajar 3 2 5

Mengawasi kegiatan belajar anak

dirumah 4 3 7

Mengawasi penggunaan waktu

belajar anak dirumah 5 3 8

Mengetahui kesulitan belajar anak menolong anak mengatasi

kesulitan dalam belajar 3 2 5

Table 3.3.

Indikator Variabel PenelitianKarakter Siswa Indikator Positif Negatif Jumlah

Melakukan tugas sepenuh hati 4 2 6

Bekerja dengan etos kerja yang

tinggi 3 3 6

Berusaha keras untuk mencapai

prestasi terbaik (giving the best) 5 1 6

Mampu mengontrol diri dan

mengatasi stress 2 4 6

Berdisiplin diri 3 3 6

Akuntabel terhadap pilihan dan


(46)

b. Dokumentasi

Riduwan (2007: 31) dokumentasi adalah ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku- buku relevan, peraturan- peraturan, laporan kegiatan, foto- foto, film documenter, data yang relevan penelitian.

Metode dokumentasi dapat dilakukan dengan :

1) Dokumen pribadi, catatan atau karangan seseorang secara tertulis tentang tindakan, pengalaman, dan kepercayaanya. 2) Dokumen resmi terbagi menjadi dua yaitu dokumen intern dan

dokumen ekstern. Dokumen intern dapat berupa memom pengumuman, instruksi, dan lain- lain. Dokumen ekstern berupa bahan- bahan informasi yang dikeluarkan suatu lembaga, seperti majalah, bulletin, seperti berita- berita yang disiarkan di media massa, pengemuman atau pemberitahuan.

Peneliti tidak lupa untuk mendokumentasikan segala tingkah laku siswa- siswa serta mengumpulkan data- data yang berhubungan tentang karakter dari orang tua yang terkait di MI Muhammadiyah Ngasem Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar.

E. Uji Instrumen Penelitian 1. Uji Validitas

Validasi adalah tingkatan dimana suatu tes mengukur apa yang seharusnya diukur (Darmadi, 2011: 87). Riduwan (2010: 73), uji validitas dilakukan berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap konsep yang diukur sehingga benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur. Lebih lanjut beliau menjelaskan bahwa validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat ukur.Alat yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Untuk menguji validitas alat ukur, terlebih dahulu dicari harga korelasi antara bagian-bagian dari alat ukur secara keseluruhan dengan cara mengkorelasikan setiap butir alat ukur dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor


(47)

butir. Untuk menghitung validitas alat ukur digunakan rumus Pearson Product Moment dalam Arikunto (2006: 170) adalah:

rhitung =

Keterangan:

rhitung = Koefisien korelasi

Xi = Jumlah skor item

Yi = Jumlah skor total (seluruh item)

n = Jumlah responden

Selanjutnya dihitung dengan Uji-t dengan rumus:

thitung =

Keterangan: t = Nilai t hitung

r = Koefisien korelasi hasil r hitung

n = Jumlah responden

Distribusi (Tabel t) untuk = 0,05 dan derajat kebebasan (dk= , 2) Kaidah keputusan: jika t hitung> t tabel berarti valid, sebaliknya jika t

hitung< t tabel berarti tidak valid

Jika instrumen itu valid, maka diihat kriteria penafsiran mengenai korelasinya (r) sebagai berikut:

Antara 0,800 – 1,000 : sangat tinggi Antara 0,600 – 0,799 : tinggi Antara 0,400 – 0,599 : cukup Antara 0,200 – 0,399 : rendah Antara 0,000 – 0,199 : sangat rendah 2. Uji Reliabilitas  

Menurut Siregar ( 2010: 173) reliabilitas adalah untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat ukur yang sama pula.  


(48)

Pada tahapan uji reliabilitas dengan menggunakan teknik, Alpha Cronbach, yaitu:

a. Menentukan nilai varians setiap butir pertanyaan

i2  =

b. Menentukan niai varians total

t2 =

c. Menentuka reliabilitas instrument

r11 = [ ]

keterangan: n = Jumlah sampel

X = Nilai skor yang dipilih

t2 = Jumlah varians butir

k = Jumlah butir pertanyaan

r11 = koefisien reliabilitas Instrumen

Kemudian diuji dengan Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan rumus Korelasi Pearson Product Moment dengan teknik belah dua awal-akhir yaitu:

rb =

Harga rxy atau rb ini baru menunjukkan reliabilitas setengah tes. Oleh

karenanya disebut r awal-akhir. Untuk mencari reliabilitas seluruh tes

digunakan rumus Spearman Brown yakni: r11 = untuk

mengetahui koefisien korelasinya signifikan atau tidak digunakan distribusi (Tabel r) untuk = 0,05 atau = 0,01 dengan derajat kebebasan (dk=n 2). Kemudian membuat keputusan membandingkan r11> r tabel berarti reliabel dan r11< r tabel berarti tidak


(49)

F. Uji Pra-Syarat Analisis 1. Uji Normalitas 

Uji normalitas, mengatakan bahwa setiap X nilai- nilai Y yang bersesuaian harus berdiskusi normal.Dipenuhi atau tidaknya persyaratan tersebut dapat diketahui dengan melakukan analisis residu.Caranya adalah dengan membuat distribusi frekuensi data bergolong dari residu- residu yang ada.Jika polygon frekuensi dari distribusi frekuensi tersebut mendekati normal, maka persyaratannya dipenuhi.Jika ukuran sampel cukup besar, dapat di uji dengan uji kecocokan (goodness-of-fit-test). 

Berdasarkan ini, persyaratan pertama ini sering disebut persyaratan normalitas residu.Adapun uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas dengan Lilifors.Uji normalitas dengan Lilifors digunakan apabila datanya tidak dalam distribusi frekuensi data bergolong. Pada metode Lilifors setiap data Xi diubah menjadi bilangan baku Zi dengan transformasi (Budiyono, 2009: 260).

a. Hipotesis

H0 = Sampel berasal dari populasi normal

H1 = Sampel tidak berasal dari populasi normal

b. Statistika Uji

L = maks | F(Z1) – S(Z1)|

Dimana :

F (Z1) = P ( Z ≤ Z1) dengan Z ~ N (0,1)

S (Z1) = Proporsi cacah Z ≤ Z1 terhadap seluruh cacah Z1

S = Deviasi Standar atau simpangan baku Z1 = Skor standar

Z1 =  

c. Taraf signifikansi 95%, α = 0,05  d. Daerah kritik  

DK = (Lmaks | Lmaks ≥ L α.n)


(50)

H0 di tolak jika L € DK, atau H0 di terima jika L € DK 

 

2. Uji Linearitas  

Pada analisis regresi menghasilkan adanya hubungan fungsional antara X dan Y, pada populasi yang linier. Dipenuhi atau tidaknya persyaratan linieritas dapat dilihat dengan melukiskan diagram pencarnya pada bidang bilangan. kalau titik-titik pada diagram pencar itu terkumpul disepanjang garis lurus, maka dapat disimpulkan bahwa hubungan fungsional antar X dan Y adalah linier.  

Cara lain untuk melihat linieritas tersebut ialah dengan menggambarkan diagram antara residu versus Ý. Jika diagram pencar tersebut tidak berpola, maka disimpulkan bahwa hubungan fungsional linier. Linieritas dapat pula diuji secara formal dengan cara berikut : untuk mendapatkan pengujian linieritas, diperlukan adanya pengulangan pengamatan pada variabel bebas (X). Yang diaksud yaitu adanya pengulangan pada nilai- nilai X yang sama. Diperolehlah formula berikut ini : (Budiyono, 2009:261)

a. Nilai X1 yang sama harus disusun beserta pasangannya. 

b. Menghitung

1) JK(E) = [ ]

2) JK(TC) = JKres – JK(E)  

c. Menghitung :

1) DF(E) = n – k atau dfres – df(TC) 

2) K = banyaknya kelompok xi 3) df(TC) = k – 2

d. Menghitung:

1) RJK(TC) =  

2) RJK(TC) =  


(51)

jika Fhitung ≥ Ftabel, maka H0 ditolak berarti persamaan tidak linier

jika Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima berarti persamaan linier. 

 

G. Teknik Analisis Data 1. Analisi Regresi  

Analisis regresi digunakan dalam rangka untuk melakukan prediksi (peramalan). Tujuannya adalah untuk menetukan model statistika (dalam bentuk formula matematik) yang dapat dipakai untuk memprediksi nilai- nilai variabel terikat (disebut juga veriabel respon) Y berdasarkan nilai- nilai dari variabel bebas (disebut juga variabel predictor) X. regresi memiliki variabel- variabel berskala interval. Demikianlah modle hubungan linier antara variabel X dan variabel Y pada sampel adalah : (Budiyono, 2009: 151)

Langkah- langkah dalam perhitungan regresi adalah sebagai berikut: 

a) Persamaan regresi  

Persamaan regresi pada populasi  

Yi = α + Xi + i 

Persamaan regresi pada sampel   Ýi = a +bXi + ei 

Dimana : 


(52)

b =   b) Variasi pada regresi linier 

JKT =  

JKR = a(  

JKG = + ( b  

c) Koefisien Determinasi: 

r2 = 0 ≤ r2≤ 1 

r2 =  

d) Keberartian Regresi : 

Untuk melihat keberartian regresi, maka digunakan pendekatan analisis variansi dengan menggunakan JKT, JKR, dan JKG diatas. Rerata kuadrat diperoleh dengan formula:

RKR =  

RKG =  

Sehingga statistic ujinya adalah:

F =  


(53)

Table 3.4 

Rangkuman Analisis Variansi pada Uji Keberartian Regresi

Sumber JK Dk RK Fobs Fα P

Regresi (R) Galat

JKR JKG

1 n-2

RKR RKG

F =  

F* P < α atau P > α Total JKT n – 1

e) Koefisien Korelasi   -1≤ rxy ≤ 1 

rxy=  

f) Keberartian Koefisien Regresi 

t =  

g) Uji Signifikansi Koefisien Korelasi 

t =  

h) Definisi Operasional Variabel 

Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel atau konstrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikasikan kegiatan ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur konstrakatau variabel tersebut. Untuk keperluan pengumpulan data, dalam penelitian ini, peneliti mengeluarkan subjektifitasnya dalam mendefinisikan variabel sehingga dapat disepakati oleh semua pihak (Nazir, 2013:110). Dalam penelitian ini terdapat dua variabel. 


(54)

1. Variabel Independen 

Menurut sugiyono (2009: 60) mengemukakan bahwa variabel independen adalah variabel yang mempenganruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (terikat).Variabel independen (bebas) dalam penelitian ini yaitu mengenai pendampingan belajar orang tua.Pendampingan belajar orang tua adalah kegiatan orang tua untuk mendukung atau memberi motivasi dan mendampingi siswa belajar dirumah dalam menyelesaikan tugas- tugas yang diberikan guru sehingga siswa merasa terbimbing dan termotivasi untuk belajar.indikator pendampingan belajar orang tua meliputi : 1) Menyediakan fasilitas belajar, 2) Mengawasi kegiatan belajar anak dirumah, 3) Mengawasi penggunaan waktu belajar anak dirumah, 4) Mengetahui kesulitan belajar anak menolong anak mengatasi kesulitan dalam belajar. Pengukuran variabel ini yaitu dengan menggunakan angket yaitu berdasarkan tanggapan responden terhadap pertanyaan yang mengungkapkan tentang pendampingan yang dilakukan orang tua terhadap anaknya.

2. Variabel Dependen ( Terikat)Menurut sugyono (2009: 60). 

Mengemukakan bahwa variabel dependen (bebas) merupakan variabel yang dipengaruhi atau akibat, karena adanya variabel independen. Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu mengenai karakter siswa. Karakter siswa adalah tingkah laku atau perilaku yang dimiliki seseorang sebagai ciri khas dari setiap individu dan orang yang memiliki karakter yang kuat, akan memiliki momentum untuk mencapai tujuan di sisi lain, mereka yang karakternya mudah goyah, akan lebih lambat untukbergerak dan tidak bisa menarik orang lain untuk bekerja sama denganny. Indicator dari karakter sebagai berikut:1) Melakukan tugas


(55)

sepenuh hati, 2) Bekerja dengan etos kerja yang tinggi, 3) Berusaha keras untuk mencapai prestasi terbaik (giving the best), 4) Mampu mengontrol diri dan mengatasi stress, 5) Berdisiplin diri, 6) Akuntabel terhadap pilihan dan keputusan yang diambil.  


(56)

41 

 

1. Identitas Sekolah

Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Ngasem. Lokasi MI Muhammadiyah Ngasem terletak di Desa Cepogo, RT 01 RW 08, Kelurahan Ngasem, Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar. Adapun identitas MI Muhammadiyah Ngasem adalah sebagai berikut:

a. Nama Sekolah : Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Ngasem

b. Status : Swasta

c. Alamat Sekolah : Ngasem d. Kecamatan : Colomadu e. Kabupaten/ Kota : Karanganyar

f. Masuk : Pagi

g. Tahun Berdiri : 1966

h. Tanggal : 1 Februari 1966 i. Nomor : K / 1854/III.b/75 j. Luas Tanah : 508 m2

k. Luas Bangunan : 294 m2 l. Luas Halaman : 214 m2 2. Visi dan Misi

a. Visi

Terwujudnya peserta didik yang unggul dalam iman dan taqwa serta unggul dalam ilmu pengetahuan dan teknologi.

b. Misi

1) Mewujudkan pembelajaran dan pembiasaan dalam mempelajari Al-Quran dan menjalankan agama.

2) Mewujudkan pembentukan karakter islami yang mampu mengaktualisasikan diri dalam masyarakat.


(57)

3) Menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas dalam pencapaian prestasi akademik.

4) Meningkatkan pengetahuan dan profesionalisme tenaga kependidikan sesuai dengan perkembangan dunia pendidikan. 5) Menyelenggarakan tata kelola madrasah yang efektif, efisien,

transparan, dan aktual. 3. Kondisi Umum

MI Muhammadiyah Ngasem lokasinya di tengah- tengah pemukiman warga dan jauh dari jalan raya. Hal ini membuat suasana saat pembelajaran di kelas berlangsung cukup tenang karena tidak ada suara kendaraan yang berlalu- lalang. Siswa yang bersekolah di MI Muhammadiyah Ngasem berasal dari berbagai desa yang lumayan jauh dari lokasi sekolah, sehingga banyak dari mereka yang harus antar jemput ketika berangkat dan pulang sekolah. Pekerjaan orang tua/ wali murid sangat beragam, namun sebagian besar masyarakat dilingkungan sekolah bekerja sebagai petani, buruh dan karyawan pabrik.

4. Keadaan tenaga pendidik

Tenaga pendidik di MI Muhammadiyah Ngasem pada tahun pelajaran 2014/2015 berjumlah 10 orang. Kesepuluh guru tersebut memiliki tugas dan jabatan masing- masing. Sebanyak 6 guru sebagai wali kelas I sampai VI. Satu guru sebagai guru olahraga, satu guru sebagai guru mata pelajaran IPS dan PPKn, dan satu guru mengampu pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Seluruh guru telah melaksanakan tugas masing- masing dengan baik sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan dalam tugasnya yaitu membimbing, mendidik, dan membina siswa. Berikut adalah data guru MI Muhammadiyah Ngasem tahun ajaran 2014/2015.


(58)

Table 4.1

Daftar Tenaga Pendidik MI Muhammadiyah Ngasem tahun ajaran 2014/2015.

No Nama Jabatan

1 Paimin, B.A Kepala Sekolah

2 Rahma Rusdiana D, S.PdI Guru Kelas VI 3 Karyati Sri Rahayu Guru Kelas V

4 Nanik Suprihatin Guru Kelas IV

5 Rini Meilina W, S.PdI Guru Kelas III 6 Nurni Sandang R, S.E Guru Kelas II 7 Nur Fitri Astuti, S.PdI Guru Kelas I 8 Endah Rohmiati, S.Pd. Guru Olahraga 9 Dawut Ali Turmudi, S,Si. Guru PPKn&IPS 10 Lila Normayanti, S.Pd. Guru IPA 5. Keadaan Siswa

Siswa- siswi yang bersekolah di MI Muhammadiyah Ngasem ini berasal dari lingkungan di sekitar sekolah. Mereka rata- rata berasal dari keluarga yang memiliki perekonomian menengah kebawah dan sedang. Beberapa siswa berasal dari luar kota seperti Temanggung, Magelang, Purwodadi, Boyolali. Siswa yang berasal dari luar kota tersebut merupakan anak yatim piyatu sehingga mereka tinggal di pondok yang tidak jauh dari sekolah. Pada tahun pelajaran 2014/2015 jumlah siswa di MI Muhammadiyah Ngasem sebanyak 157 siswa, yang terdiri dari 84 siswa laki laki dan 73 siswa perempuan. Adapun jumlah siswa tiap kelas lebih rincinya terdapat pada table berikut ini:

Tabel 4.2

Jumlah Siswa MI Muhammadiyah Ngasem Tahun Pelajaran 2014/2015

Kelas Laki- laki Perempuan Jumlah

I 20 10 30 II 16 12 28 III 13 8 22 IV 15 16 31 V 10 14 24 VI 10 13 23


(59)

6. Keadaan Fisik Sekolah

Mi Muhammadiyah Ngasem memiliki beberapa ruang yang memiliki fungsi berbeda- beda. Ruangan tersebut terdiridari 6 ruang kelas I sampai kelas VI, 1 ruang guru yang bersatu dengan ruang kepala sekolah, 1 ruang perpustakaan, 1 masjid, 1 ruang dapur dan gudang, 2 kamar mandi untuk guru, 4 kamar mandi unruk siswa, serta lahan parkir sepeda guru dan siswa. Sekolah ini memiliki gedung yang luas, oleh karena itu dibangun gedung lantai 2 yang baru selesai dibangun pada tahun pelajaran 2014/2015 ini. Ruangan yang terdapat di lantai 2 ini digunakan sebagai kelas V dan VI. Hal ini dirasa sangat efektif mengingat kelas VI butuh ruang tersendiri dan tenang.

Setiap ruang kelas yang terdpat di MI Muhammadiyah Ngasem dilengkapi dengan berbagai macam fasilitas penunjang pembelajaran. Fasilitas tersebut meliputi bank data sekolah, papan absensi, almari tempat penyimpanan buku pelajaran, kalender, alat kebersihan, media pendukung pembelajaran, white board serta jam dinding.

Adapun data sarana dan prasarana yang terdapat di Mi Muhammadiyah Ngasem adalah:

Table 4.3

Data Sarana dan Prasarana MI Muhammadiyah Ngasem

No Jenis sarana/prasarana Jumlah Keadaan

1 Ruang kelas 6 Baik

2 Ruang guru 1 Baik

3 Ruang kepala sekolah 1 Baik

4 Masjid 1 Baik

5 Perpustakaan 1 Baik

6 Kamar mandi/WC 6 2 Rusak

7 Ruang dapur dan gedung 1 Baik

8 Tempat parkir 1 Baik

9 Alat rebana 1 set Baik

10 LCD 2 Baik

11 Komputer 2 Baik


(60)

B. Uji Instrumen Penelitian

Uji instrumen perlu dilakukan guna mengetahui apakah butir soal yang akan digunakan dalam penelitian valid dan reliabel. Instrumen pengumpulan data untuk kedua variabel penelitian ini menggunakan kuesioner atau angket. Pengujian instrumen dilakukan pada hari sabtu 11 April 2015 di Mi Muhammadiyah Bolon Colomadu Karanganyar pada kelas IV yang berjumlah 20 siswa.

Setelah dilakukan uji coba atau try out instrumen selanjutnya dialkukan uji validitas dan reliabilitas. Adapun hasil uji validitas dan reliabilitas angket adalah sebagai berikut:

1. Uji Validitas

Instrumen yang akan diujikan pada sampel penelitian sebelum di uji coba (tryout) dahulu untuk mengetahui validitas soal. Uji validitas menggunakan bantuan software SPSS 16.0 pada tabel berikut ini:

Table 4.4

Hasil Uji Validitas Angket Pendampingan Belajar Orang Tua

No Item rhitung rtabel(0,05;55) Status

1 0.468 0,444 Valid

2 0,489  0,444 Valid

3 0.485  0,444 Valid

4 0.475 0,444 Valid

5 0.536  0,444 Valid

6 0.471  0,444 Valid

7 0.512  0,444 Valid

8 0.487 0,444 Valid

9 0.529  0,444 Valid

10 0.459  0,444 Valid

11 0.567  0,444 Valid

12 0.508 0,444 Valid

13 0.555  0,444 Valid

14 0.493  0,444 Valid

15 0.318  0,444 Tidak Valid

16 0.522 0,444 Valid

17 0.527  0,444 Valid

18 0.52  0,444 Valid

19 0.504 0,444 Valid

20 0.515  0,444 Valid

21 0.514  0,444 Valid


(61)

23 0.561 0,444 Valid

24 0.239  0,444 Tidak Valid

25 0.514  0,444 Valid

26 0.162  0,444 Tidak Valid

27 0.472 0,444 Valid

28 0.517  0,444 Valid

29 0.219  0,444 Tidak Valid

30 0.458 0,444 Valid

Sumber: Hasil pengolahan data pada lampiran

Berdasarkan tabel di atas (4.4), di ketahui bahwa hasil angket pendampingan belajar orang tua terdapat 25 soal yang valid, yaitu nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 23, 25, 27, 28 dan 30. Sehingga digunakan sebagai instrumen penelitian untukpengumpulan data. Sedangkan soal yang tidak valid ada 5 soal yaitu nomor 15, 22, 24, 26 dan 29 tidak dapat digunakan karena sudah ada beberapa item yang bisa mewakili setiap indikator.

Tabel 4.5

Hasil Uji Validitas Angket Karakter Siswa

No Item rhitung rtabel(0,05;55) Status

1 0,58 0,444 Valid

2 0,13 0,444 Tidak Valid

3 0,54 0,444 Valid

4 0,58 0,444 Valid

5 0,5 0,444 Valid

6 0,54 0,444 Valid

7 0,56 0,444 Valid

8 0,21 0,444 Tidak Valid

9 0,51 0,444 Valid

10 0,21 0,444 Tidak Valid 11 0,19 0,444 Tidak Valid

12 0,54 0,444 Valid

13 0,05 0,444 Tidak Valid

14 0,56 0,444 Valid

15 0,53 0,444 Valid

16 0,59 0,444 Valid

17 0,55 0,444 Valid

18 0,49 0,444 Valid

19 0,54 0,444 Valid

20 0,49 0,444 Valid

21 0,51 0,444 Valid

22 0,52 0,444 Valid


(62)

Berdasarkan tabel di atas (4.5), di ketahui bahwa hasil angket pendampingan belajar orang tua terdapat 30 soal yang valid, yaitu nomor 1,3,4,5,6,7,9,12,14,15,16,17,18,19,20,21,22,23,24,25,26,28,29, 30, 31, 32, 33, 34 dan 35. Sehingga digunakan sebagai instrumen penelitian untukpengumpulan data. Sedangkan soal yang tidak valid ada 5 soal yaitu nomor 2, 8, 10, 11, 13, dan 27 tidak dapat digunakan karena sudah ada beberapa item yang mewakili setiap indikator

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan guna mengetahui instrumen yang digunakan dalam pengumpuan data telah memenuhi syarat reliabel (mempunyai keajegan ) atau tidak. Uji reliabilitas dilakukan untuk pernyataan yang akan digunakan sebagaiinstrumen penelitian, sehingga uji reliabilitas hanya dilakukan pada pernyataan yang valid saja. Perhitungan uji reliabilitas pada penelitian ini menggunakan model Cronbach’s Alpha

dengan bantuan SPSS for windows versi 16.0. dasar pengambilan keputusan untuk uji reliabilitas adalah jika r11 ≥ 0,70 maka item dinyatakan

reliabel . beriut rangkuman hasil uji reliabilitas kedua variabel.

24 0,51 0,444 Valid

25 0,51 0,444 Valid

26 0,55 0,444 Valid

27 0,1 0,444 Tidak Valid

28 0,52 0,444 Valid

29 0,57 0,444 Valid

30 0,53 0,444 Valid

31 0, 52 0,444 Valid

32 0,48 0,444 Valid

33 0,53 0,444 Valid

34 0,52 0,444 Valid

35 0,51 0,444 Valid


(63)

Tabel 4.6

Hasil Uji Reliabilitas Angket Variabel Cronbach’s

Alpha

N Of Items Keterangan Pendampingan

Belajar Orang Tua

0,871 30 Reliabel

Karakter Siswa 0,897 36 Reliabel

Dari data hasil uji reliabilitas kedua variabel di atas di peroleh nilai koefisien angket pendampingan belajar orang tua sebesar 0,871 dan angket karakter siswa sebesar 0,897. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut dapat dinyatakan bahwa angket pendampingan belajar orang tua dan karakter siswa reliabel, karena rhitung > 0,70 serta termasuk memiliki reliabilitas

yang tinggi.

C. Deskripsi Data

Dalam melakukan penelitian peneliti menggunakan angket untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh pendampingan beajar orang tua terhadap karakter siswa dan seberapa besar pengaruhnya di MI Muhammadiyah Ngasem tahun pelajaran 2014/2015. Sebelum digunakan untuk penelitian angket di uji cobakan terlebih dahulu untuk mengetahui soal- soal yang valid dan reliabel. Soal yang digunakan dalam penelitian ini yaitu berupa pernyataan. Jumlah pernyataan yang di uji cobakan yaitu 65 butir untuk kedua variabel. Dari hasil uji coba angket diperoleh 25 butir unruk variabel pendampingan belajar orang tua dan 30 butir untuk variabel karakter siswa dinyatakan valid dan reliabel, sehingga dapat digunakan untuk instrumen penelitian.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakasanakan di MI Muhammadiyah Ngasem pada tanggal 2 April 2015, diperoleh hasil perhitungan data pada lampiran. Rangkuman hasil perhitungan data tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini:


(64)

Tabel 4.7

Deskripsi Data Penelitian

No Nama Siswa Nilai Pendampingan

Belajar Orang Tua

Nilai Karakter Siswa

1 Valintino Tegar A. 54 88

2 Pratama Novan S 60 105

3 Puguh Fatah Qolifut Fatwa 66 95

4 Shofia Putri Hartati 71 93

5 Fitri Widayanti 88 100

6 Burhanudin Muhammad F 71 106

7 Hafiza Dievaulhaq 77 114

8 Farida Tri R 77 108

9 Amel Dinar Arfianda 53 98

10 Izzul Dinalasha M 58 96

11 Anggit Manggala Sakti 75 89

12 Eka Putri Dewi 59 97

13 Najwa Bunga Saujana 86 103

14 Oca Gipha Unggul P 65 89

15 Muhammad Shahlefi M F 67 98

16 Sabila Fitri Anjani 73 99

17 Ayuningtyas 83 113

18 Maeka Santi Bella Saputri 71 77

19 Luqman Wahyu 61 82

20 Adit Fiya Seva 88 81

21 Siti Nur Halimah 69 99

22 Devina Arida Setiawan 70 96

23 Muhammad Rizky N 59 81

24 Muhammad Rivaldo 57 85

25 Al ilham Budi Aradya 54 100

26 Erika Widyawati 60 95

27 Naila Selvia 66 83

28 Della Febriana 71 89

29 Muharom Mardiono 88 84

30 Latriana Ika Nur Baiti 71 78


(1)

130   

Penelitian kelas IV MI Muhammadiyah Ngasem

Proses siswa mengisi angket pemelitian yang pertama di kelas V


(2)

131   

Mendampingi siswa yang sulit mengisi angket penelitian angket yang kedua


(3)

MADRASAH

IBTIDAIYAH

MUHANINI.\DIY,\H

BOLON DESA BOLON. KEC.

COLONIAI)L.

KAB. KARA:.IGANYAR

seLrcbiat :

vl

MllrmiraJirrh Bllor (Conrlrtrgrn. Bolotr. aolomrdu PhoE0:71 r39l79r.Lmail:mimbolonnisnrilu,m)

SI]IIAT

KETERAN(iA\

Y.n!

bcrt0nda tangan di basth ini Kcpala Ml Muhanmdiyah Bolon nencanslln bahlva

NIM

Endme Tri Lcsr.ri Nlnssih

I r\51011015

'Pen{lnlik.nGu

Sek.lah Dxsrr

lakulrls

:KegurumdanllmuPcndidikan

Benlr hcnar

leldr

melakutan

uji

inskunen

di

Nll

Muhmmadi.van Bolon dcngan.iudul:

-PENGARUH PENDAMPINGAN BELAJAR

OK,l,\'G

IUA

|ER]UDAP

MMKTER

SISIIA

KELAS

Iv Ml

MUHAMMIDI1

H

BOLOT" TECAMATAN COLOMADI|

&4BUPATEN I{ARANGANIAR TAIIUN PELAJARAN 201.r/2Alt Fada I I AFril 20l 5. Denikim penberiEhuan kami ard ileijadikan ldiksa.


(4)

fiI]iJfLIS

PENDIDII(AN DASAR DAIi Mf,NIIVGAII

IIADBJ1SAH IBTIDAIYAH MUTIAMMADIIAII NGASEM

CABANG COLOMADU KARANGANYAR

ALE.t

C.poap Rt

0l R*

lB

Ngr*D

coloMdr

Krrug.oltr

Kod. Pos 57179

SIIRAT

KITER{NGAN

NnN:75/MtM

N/\\//

aos

196212022000011001

IIIC

Kepala S(i*ohh MI Muhmadiyan Neasem

Ceposo

Rl0l

Rs 08. Ngasem, Colomadu.

(amgtryd

End

s Tn Leslariningsjh

A 5 t0l10195

Uoiveisiits

Muhmdiyah

SuEkana

Kesu@

dm llmu Pendidikan

Pendidikm Guru Sekolah Dasd NIM

Telah

helalule peneliti

di MI Muhannadiyah Ngasem pada tanssal 22 Apnl2015.

Smr

kelennsd ini

dibul

sbasai kelenskapo dara penulism skripsi

"IENCARUH

PENDAMPINGAN BELAIAR

OI.{NG TUA

TER}IADAP

KARAKTER

SISWA

KILAS

IV MI

MUIIAMMADIYAH

NCASEM

KECA]'TATAN COLOMADU XABU?ATEN I'ARANCANYAR TAI{LN

PELAJAf(AN 20 I4'O t

5,'

Denikid

su@l kcterasan

ini

dibuat

csuai dened

kea&an rmg

sebenmya, dan untuk dipersuatm sebasainda nestin)a


(5)

t

\I\

ERSIT.qS

NIUtl,AX{}TADfIAH

SURA}'{RTA

F

{Kt

LT{S

K[GURUAN

DAN

IL}IU PENDIDIK{\

BIRO SKRIPIII

,].1D\\

.\L ?EIlB

IilIIttNCAN

IIAH1SI

S\\'A

D.\\

LII.\IAN IIASIL

PtrMBIITBING.\N

JLRUS.\N

,

P.

IjD

i,iL

Bt

L^\

frttt

\

BAD

SIiRIPSI

UtutIAr\

/

PERNYAT

AN

PtrSAN

PIMBIIIBING

...

-,

a,j:

."4

.-

tr?

Iln_.N.iL

',- -"

rtr

,,,,'

i+L41


(6)

UNIIERSITAS

MUI'AMMADIYAII

SURAI(ARTA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDII(AN

BTRO SKRTPSI

.rl

I jai

IFmol

Pos

l-

Pabele.KanduaTelp. (0271)717417fa\ r 7154,13 suakab57102

JADWAL PEMBIMBINGAI{ MAEASISWA

DN

UAR{IAN I'ASIL Pf,MBIMBINCAN

\

TGU BULAN/

3

'/.

':,n-9/

l12

-l

9

y')r,,-t-URAIAN / PERNYAT.A,AN PESAN PEMBIMBINC

Ai?--I


Dokumen yang terkait

Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi dengan Metode Inquiry Siswa Kelas V SDN Ellak Daya I Kecamatan Lenteng Kabupaten Sumenep Tahun Pelajaran 2014/2015.

1 4 25

Hubungan antara Jenjang Pendidikan dan Partisipasi Orang Tua dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas V SDN Rebalas 01 Kecamatan Grati Kabupaten Pasuruan Tahun Pelajaran 2011/2012

0 4 17

Hubungan Antara Perhatian Orang Tua Terhadap Pendidikan Anak Dengan Prestasi Belajar Siswa : Penelitian di kelas IV MI Al-Muawanatul Khaeriyah Tambora,Jakarta Barat

0 5 78

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran STAD Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas IV di MI Alwasliyah Jakarta Timur

0 9 147

Hubungan Antara Komunikasi Orang Tua Dengan Wali Kelas Terhadap Hasil Belajar Siswa Di SMPN 238 Jakarta Selatan

0 7 87

Penerapan Metode Drill untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Sifat-Sifat Bilangan Bulat Pada Siswa Kelas IV MI Al-Istiqomah Tangerang Tahun Pelajaran 2013/2014”,

1 5 117

Hubungan Status Sosial Ekonomi Orang Tua Siswa dan Ketersediaan Fasilitas Belajar Di Rumah dengan Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VII Semester Ganjil SMP Negeri 18 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2010/2011

1 17 76

Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Tunggal Dalam Keluarga Terhadap Kedisiplinan Belajar Siswa

0 0 6

View of Pengaruh Tingkat Pengawasan Orang Tua Terhadap Perilaku Seks Pranikah Siswa SMA di Karanganyar

0 0 8

Pemanfaatan Citra Ikonos Untuk Kajian Kualitas Permukiman Di Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar Tahun 2009

0 0 48