Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran “MIND MAPPING” terhadap Minat Belajar dan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV Sekolah Dasar T1 292008513 BAB IV

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada peserta didik kelas IV semester II di SD Negeri Banyubiru 01 dan Sd Negeri Kebondowo 02 yang merupakan satuan pendidikan tingkat sekolah dasar yang berada dalam satu gugus, yaitu Gugus Diponegoro, yang terletak di Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Beberapa hal yang mendasari peneliti untuk melakukan penelitian di kedua sekolah dasar tersebut dikarenakan letaknya yang cukup dekat. SD Negeri Banyubiru 01 terletak di Jln. Melati no. 04, Banyubiru dan SD Negeri Kebondowo 02 terletak di Jln. Delima no. 08, Kebondowo. Ditambah dengan lingkungan di sekitar sekolah yang relatif sama, membuat tidak adanya perbedaan yang signifikan yang dimiliki oleh kedua sekolah dasar tersebut. Dilihat dari jumlah peserta didiknya, kedua SD ini memiliki peserta didik yang tidak jauh berbeda, untuk SD Negeri Banyubiru 01 mempunyai peserta didik berjumlah 150 sedangkan SD Negeri Kebondowo 02 mempunyai peserta didik berjumlah 139 anak. Di kedua SD ini, sebagian besar peserta didiknya memeluk agama Islam. Dilihat dari jumlah guru, kedua SD ini juga memiliki tenaga pendidik dan karyawan sekolah yang relatif sama, untuk SD Negeri Banyubiru 01 mempunyai tenaga pendidik dan karyawan sekolah sebanyak 15 orang dan SD Negeri Kebondowo 02 mempunyai tenaga pendidik dan karyawan sekolah sebanyak 14 orang.

Untuk penelitian ini, peneliti membutuhkan peserta didik yang berada di kelas IV, baik dari SD Negeri Banyubiru 01 maupun SD Negeri Kebondowo 02. Untuk SD Negeri Banyubiru 01 sebagai kelas eksperimen dan SD Negeri Kebondowo 02 sebagai kelas kontrol. Kelas eksperimen terdiri dari 25 peserta didik dan kelompok kontrol terdiri dari 22 peserta didik. Dalam pelaksanaan pembelajaran, peserta didik kelas IV di kedua Sekolah Dasar terbiasa menggunakan metode pembelajaran konvensional yang dalam proses pembelajarannya, setiap kegiatan pembelajaran terpusat pada guru dan peserta


(2)

didik hanya mendengarkan penjelasan dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Peserta didik cenderung bersikap pasif pada saat mengikuti proses pembelajaran. Hal ini menyebabkan peserta didik sering merasa bosan dengan meteri yang harus mereka pelajari dan seringkali materi yang mereka pelajari mudah sekali hilang dalam ingatan mereka, karena mereka hanya membuat catatan.catatan verbal saat melakukan kegiatan pembelajaran tanpa ada usaha untuk membuat mereka lebih mendalami materi secara keseluruhan.

Kedua kelas mempunyai varian yang sama pada kemampuan akademisnya. Sehingga tidak terjadi ketimpangan antara kemampuan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Penelitian ini terdiri dari satu variabel bebas dan dua variabel variabel terikat. Variabel bebasnya adalah metode pembelajaran Mind Mapping dan sebagai variabel terikatnya adalah minat belajar peserta didik dan hasil belajar IPS pada pokok bahasan perkembangan teknologi.

4.2 Pelaksanaan Penelitian

Penelitian yang dilakukan pada peserta didik kelas IV semester II di SD Negeri Banyubiru 01 yang berjumlah 25 peserta didik dan SD Negeri Kebondowo 02 yang berjumlah 22 peserta didik pada tahun pelajaran 2010/2011. Kemudian menentukan kelompok eksperimen dan kontrol yang sudah diuji kesamaan varian menunjukkan keadaan kedua kelompok yang homogen. Artinya data berdistribusi normal dan memiliki varians yang tidak berbeda secara signifikan. Ini menunjukkan bahwa sebelum diberi perlakuan kedua kelompok mempunyai kemampuan awal yang sama sehingga kelompok eksperimen dapat diberi perlakuan yaitu dengan menggunakan metode pembelajaran Mind mapping dan kelas kontrol menggunakan metode yang konvensional. Setelah diberi perlakuan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol diberikan tes akhir. Dalam pembelajaran ini waktu yang digunakan adalah 3 kali pertemuan (6 jam pelajaran).

Pada awal pelaksanaan perlakuan pada kelas eksperimen banyak peserta didik yang merasa kebingungan ketika ingin membuat catatan dengan menggunakan metode pembelajaran Mind Mapping, karena mereka telah terbiasa menggunakan catatan.catatan linier untuk mempelajari suatu materi IPS. Tapi dengan bimbingan dan penjelasan guru mengenai metode pembelajaran Mind


(3)

Mapping beserta dengan contoh Mind Map yang dibawa oleh guru membuat peserta didik merasa tertarik untuk mencoba membuat Mind Map.nya sendiri. Untuk selanjutnya peserta didik mulai dapat memahami dan dapat menyesuaikan diri dengan metode ini. Dengan adanya kebebasan yang untuk membuat Mind Map sesuai dengan keinginan para peserta didik proses pembelajaran terkadang mengalami hambatan tentang informasi apa saja yang harus diketahui mengenai materi yang dipelajari, akan tetapi hal ini dapat dikendalikan oleh guru dengan telah menentukan topik yang akan dibahas dan selalu memberikan bimbingan kepada peserta didik ketika mereka membuat Mind Map agar hasil yang dibuat sesuai dengan tujuan pembelajaran yang dicapai.

Pada kelompok kontrol, siswa diberikan pembelajaran yang konvensional. Dalam pembelajaran peserta didik tidak membuat banyak keributan di dalam kelas. Namun peserta didik terlihat bosan dengan pembelajaran yang dilakukan dan kurang memperhatikan penjelasan yang disampaikan oleh guru.

Untuk pelaksanaan tes disesuaikan dengan jadwal regular yang ditetapkan oleh masing.masing sekolah dasar, baik dari kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Kelas kontrol melakukan tes terlebih dahulu, yaitu pada tanggal 9 Maret 2012 dan selanjutnya di kelas eksperimen yang melaksanakan tes pada tanggal 12 Maret 2012. Situasi pada kelas eksperimen dan kontrol relatif tenang saat mengerjakan tes tersebut.

4.3 Hasil Uji Validitas Instrumen

4.3.1 Hasil Uji Validitas Instrumen Angket Minat Belajar Tabel 4.1

Hasil Validitas Instrumen Angket Minat Belajar

Bentuk

Instrument Item Soal Valid Tidak Valid

Pernyataan 1, 2, 3, 4, 5, 6,7, 8, 9, 10, 11,

12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 47, 48, 49, 50

2, 3, 4, 6, 9, 10, 13, 14, 17, 22, 24, 25, 26, 30, 33, 34, 36, 37, 39, 40, 43, 45, 47, 49

1, 5, 7, 8, 11, 12, 15, 16, 18, 19, 20, 21, 23, 27, 28, 29, 31, 32, 35, 38, 41, 42, 44, 46, 48, 50


(4)

Data diatas merupakan hasil validitas instrumen angket minat belajar setelah diolah dengan menggunakan SPSS for windows version 16.0

Hasil dari reabilitas angket minat belajar dapat dilihat dalam tabel dibawah ini:

Tabel 4.2

Uji Reliabilitas Angket Minat Belajar

Hasil dari reabilitas angket minat belajar ysng terdiri dari 20 item pernyataan terdapat Cronbach’s Alpha (r) sebesar 0,916, maka instrumen dinyatakan reliabilitas memuaskan.

4.3.2 Hasil Uji Validitas Instrumen Tes

Berikut merupakan hasil validitas instrumen angket minat belajar setelah diolah dengan menggunakan SPSS for windows version 16.0:

Tabel 4.3

Hasil Validitas Instrumen Tes

Bentuk

Instrumen Item Soal Valid Tidak Valid

Pernyataan 1, 2, 3, 4, 5, 6,7, 8, 9, 10, 11,

12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35

2, 4, 6, 7, 8, 10, 12, 14, 15, 16, 17, 18, 20, 21, 22, 23, 25, 26, 27, 29, 30, 31, 32, 34

3, 5, 9, 11, 13, 19, 24, 28, 35

Total 35 item pernyataan angket 24 valid 9 tidak valid

Uji validitas instrumen tes dalam penelitian ini digunakan untuk menguji tiap item tes yang nantinya akan digunakan dalam tes individual setelah pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Mind Mapping. Dengan terlebih dahulu diujicobakan di kelas uji yaitu kelas IV SD Negeri Banyubiru 05.


(5)

Hasil dari reabilitas angket minat belajar dapat dilihat dalam tabel dibawah ini:

Tabel 4.4

Uji Reliabilitas Tes

Hasil dari reabilitas instrumen tes yang terdiri dari 24 soal dapat dilihat Cronbach’s Alpha (r) sebesar 0,871, maka instrumen dinyatakan reliabilitas baik. 4.4 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal

Berikut hasil uji tingkat kesukaran soal yang diolah dari soal yang telah diberikan pada kelas uji:

Tabel 4.5

Uji Tingkat Kesukaran Soal

Jumlah Soal Kriteria Keterangan

2 0,00 – 0,03 Sukar

8 0,31 – 0,70 Sedang

14 0,71 – 1,00 Mudah

Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa terdapat 2 butir soal termasuk dalam kategori sukar, 8 butir soal termasuk kategori sedang, dan 14 soal termasuk dalam kategori mudah. Penentuan kriteria kesukaran telah sesuai dengan standar yang tingkat kesukaran soal.

4.5 Deskripsi Data

4.5.1 Deskripsi Metode Pembelajaran

1. Pelaksanaan Try Out Metode Pembelajaran Mind Mapping

Sebelum diadakan penelitian, terlebih dahulu perlu digunakan try out guna menguji coba cara mengajar dengan menggunakan metode pembelajaran yang akan diteliti, sehingga dapat diketahui kesiapan peneliti dalam menggunakan metode yang akan diteliti. Dalam try out tersebut peneliti mengajar dengan


(6)

menggunakan metode pembelajaran Mind Mapping sesuai dengan metode yang akan diteliti. Tidak hanya peneliti yang mengajar, tetapi juga pengamat yang akan melakukan kegiatan observasi ketika melakukan kegiatan belajar mengajar dengan metode pembelajaran Mind Mapping.

Tindakan try out ini dilakukan pada hari Sabtu tanggal 03 Maret 2012 di kelas IV SDN Banyubiru dengan menggunakan metode pembelajaran Mind Mapping. Dalam menggunakan metode ini guru memberikan topik pembelajaran kepada siswa. Kemudian siswa dibagi dalam dalam beberapa kelompok. Bersama guru, siswa menentukan kata kunci dari topik pembelajaran yang telah diberikan. Setelah itu siswa diminta untuk mencari informasi sesuai dengan kata kunci yang telah ditentukan bersama. Kemudian siswa melakukan presentasi dari hasil diskusi yang telah dilakukan dalam kelompok. Selanjutnya siswa dan guru membuat kesimpulan dari kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.

Kendala yang dialami ketika melakukan tindakan try out adalah siswa belum terbiasa menggunakan metode pembelajaran Mind Mapping untuk mencatat materi pembelajaran. Tetapi dengan bimbingan dari peneliti yang mengajar kendala tersebut dapat diatasi dan proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancer. Hasil dari tindakan try out dapat diketahui bahwa guru dan penagmat telah siap melakukan pembelajaran dengan metode pembelajaran Mind Mapping.

2. Penerapan Metode Pembelajaran Mind Mapping

Kegiatan observasi dilakukan bersama dengan pelaksanaan perlakuan yang dilakukan pada setiap kegiatan pembelajaran yang menggunakan metode pembelajaran Mind Mapping. Dalam penelitian ini yang bertindak sebagai pengamat adalah guru dari SDN Banyubiru 01 yang dilakuka secara intensif, hasil dari kegiatan observasi dapat dilihat dari tabel dibawah ini:

Tabel 4.6

Data Penerapan Metode Pembelajaran “Mind Mapping”

No Langkah=Langkah I Pertemuan II III

Kegiatan Awal


(7)

akan dipelajari Kegiatan Inti

2. Membagi siswa dalam beberapa

kelompok diskusi

3. Membagikan lembar kerja kepada setiap

kelompok

4. Membimbing siswa untuk memilih kata

kunci yang sesuai dengan topik pembelajaran

5. Melibatkan siswa untuk mencari

informasi yang berhubungan dengan topik yang dibahas

6. Meminta siswa untuk mencari informasi

yang lebih spesifik untuk ditambahkan dalam cabang.cabang baru

7. Meminta perwakilan tiap kelompok untuk

mempresentasikan hasil diskusi didepan kelas

8. Siswa bersama guru memberi konfirmasi

pada setiap kelompok yang telah melakukan presentasi

9. Siswa dan guru membuat kesimpulan dari

hasil diskusi kelompok yang telah di presentasikan

Kegiatan Akhir

10. Siswa mendapatkan refleksi dari guru

mengenai topik yang telah dipelajari

Berdasarkan tabel diatas mengenai hasil observasi kegiatan pembelajaran menggunakan metode pembelajaran Mind Mapping. Pertemuan I dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 7 Maret 2012. Pertemuan II dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 10 Maret 2012. Pertemuan III dilaksanakan pada hari Senin tanggal 12 Maret 2012. Dalam penelitian tersebut, pada setiap pembelajaran dihadiri oleh peneliti yaitu orang yang melakukan penelitian di SDN Banyubiru 01 sekaligus bertugas untuk mengajarkan materi pembelajaran IPS dengan metode pembelajaran Mind Mapping, dan pengamat adalah guru lain di SDN Banyubiru 01 yang bertugas mengobservasi jalannya proses pembelajaran agar dapat diketahui bahwa pembelajaran menggunakan metode pembelajaran Mind Mapping sudah berjalan baik, sesuai dengan kajian metode pembelajaran Mind Mapping. Metode ini menggunakan kemampuan siswa untuk menuangkan ide.ide dari para siswa sesuai dengan topik pembelajaran dalam sebuah catatan berbentuk


(8)

peta yang dalam pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) mata pelajaran IPS yang telah dibuat.

4.5.2 Analisis Deskripsi Minat belajar

Pada variabel minat belajar peneliti menggunakan teknik angket pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pemberian angket minat belajar diberikan di awal sebelum perlakuan dan diakhir perlakuan. Adapun hasil data angket minat belajar awal dan akhir kelas eksperimen dan kontrol dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 4.7

Analisis Deskriptif Minat Belajar

No. Nilai Ket.

Minat Belajar Awal Minat Belajar Akhir

Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol

Jml % Jml % Jml % Jml %

1. 97 – 120 Sangat

Tinggi . . 14 56% .

2. 73 – 96 Tinggi 18 72% 13 59,1% 11 44% 17 77,3%

3. 49 . 72 Sedang 7 28% 9 40,9% . 5 22,7%

4. 25 – 48 Rendah . . .

5. 0 – 24 Sangat

Rendah . . . .

6. Rata.rata

76

(tinggi)

72

(sedang)

97

(sangat tinggi)

77

(tinggi)

7. Tertinggi 89 83 108 91

8. Terendah 54 55 85 56

Dari analisis deskriptif hasil awal angket yang diperoleh dari skor angket kelas IV pada kelas eksperimen pada mata pelajaran IPS ditetapkan sebagai hasil awal dengan rata.rata 76,04. Sedangkan hasil awal angket kelas IV pada kelas kontrol pada mata pelajaran IPS ditetapkan sebagai skor awal dengan rata.rata 72,27. Untuk hasil awal angket, kelas eksperimen memiliki skor tertinggi (maksimum) 89,00 dan terendah (minimum) 54,00, sedangkan untuk kelas kontrol memiliki skor tertinggi 83,00 dan terendah (minimum) 55,00.


(9)

Dari analisis deskriptif hasil akhir angket yang diperoleh dari nilai hasil posttest kelas IV dapat diketahui bahwa terdapat pengaruh yang timbul setelah kedua kelas tersebut sama.sama diberi perlakuan, akan tetapi terdapat perbedaan dari hasil yang diperoleh karena metode pembelajaran yang diberikan untuk kedua kelas tersebut berbeda. Untuk kelas eksperimen menggunakan metode pembelajaran Mind Mapping dan kelas kontrol menggunakan metode pembelajaran konvensional. Pada kelas eksperimen pada mata pelajaran IPS diperoleh skor angket rata.rata sebesar 97,32. Sedangkan skor angket rata.rata kelas IV pada kelas kontrol pada mata pelajaran IPS sebesar 77,09. Untuk hasil akhir angket, kelas eksperimen memiliki skor tertinggi (maksimum) 108,00 dan terendah (minimum) 85,00, sedangkan untuk kelas kontrol memiliki skor tertinggi 91,00 dan terendah (minimum) 56,00.

4.5.3 Analisis Deskripsi Hasil Belajar

Pada variabel hasil belajar peneliti menggunakan teknik tes pada kelas eksperimen dan kelas kontrol yakni dengan pretest dan posttest. Sebelum pemberian perlakuan diberikan Pretest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, kemudian diberikan posttest pada kelas eksperimen dengan penerapan metode pembelajaran Mind Mapping dan kelas kontrol tanpa penerapan model pembelajaran konvensional. Adapun hasil nilai pretest dan posttest kelas eksperimen dan kontrol dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 4.8

Analisis Deskriptif Hasil Belajar IPS

No. Nilai

%

Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol

jumlah % jumlah % Jumlah % jumlah %

1 (≥70)

Tuntas 16 64% 15 68,2% 25 100% 21 95,5%

2 (<70)

Tidak

Tuntas 9 36% 7 31,8% 0 0% 1 4,5%

3 Tertinggi 87,50 79,20 95,30 95,30

4 Terendah 37.50 37,50 70,80 58,30


(10)

Dari analisis deskriptif hasil pretest yang diperoleh dari niali pretest kelas IV pada kelas eksperimen pada mata pelajaran IPS ditetapkan sebagai nilai awal dengan rata.rata 65,00. Sedangkan nilai hasil pretest kelas IV pada kelas kontrol pada mata pelajaran IPS ditetapkan sebagai nilai awal dengan rata.rata 65,34. Kedua rata.rata nilai baik dari kelas eksperimen dan kontrol telah mencapai batasan minimal ketuntasan belajar di kedua kelas tersebut yaitu 65. Untuk nilai pretest, kelas eksperimen memiliki nilai tertinggi (maksimum) 87,50 dan terendah (minimum) 37,50, sedangkan untuk kelas kontrol memiliki nilai tertinggi 79,20 dan terendah (minimum) 37,50.

Dari analisis deskriptif hasil posttest yang diperoleh dari skor angket akhir kelas IV dapat diketahui bahwa terdapat pengaruh yang timbul setelah kedua kelas tersebut sama.sama diberi perlakuan, akan tetapi terdapat perbedaan dari hasil yang diperoleh karena metode pembelajaran yang diberikan untuk kedua kelas tersebut berbeda. Untuk kelas eksperimen menggunakan metode pembelajaran Mind Mapping dan kelas kontrol menggunakan metode pembelajaran konvensional. Pada kelas eksperimen pada mata pelajaran IPS diperoleh nilai rata. rata sebesar 85,46. Sedangkan nilai rata.rata posttest kelas IV pada kelas kontrol pada mata pelajaran IPS sebesar 79,52. Untuk nilai posttest, kelas eksperimen memiliki nilai tertinggi (maksimum) 95,30 dan terendah (minimum) 70,80, sedangkan untuk kelas kontrol memiliki nilai tertinggi 95,30 dan terendah (minimum) 58,30.

4.6 Analisis Data Tahap Awal

Dalam penelitian ini terdapat hasil pretest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Deskripsi masing.masing data dijelaskan dalam uraian berikut. Pretest dan awal pada kelas eksperimen dilakukan pada tanggal 2 Maret 2012. Sedangkan Pretest atau tes awal pada kelompok kontrol dilakukan pada tanggal 3 Maret 2012. Pretes atau tes awal dilakukan untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.


(11)

4.6.1 Hasil Uji Prasyarat Hasil Belajar 1. Uji Normalitas

Uji normalitas data awal kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan pada nilai pretest setelah dilaksanakan pembelajaran baik pada kelompok eksperimen dan kontrol. Berikut hasil analisis uji normalitas menggunakan SPSS 16.0 for windows.

Berdasarkan hasil analisis diatas dapat disimpulkan bahwa pada SD Negeri Banyubiru 01 yang digunakan sebagai kelas eksperimen menunjukkan nilai Asymp. Sig (2.tailed) sebesar 0,369 dan pada SD Negeri Kebondowo 02 yang digunakan sebagai kelas kontrol menunjukkan nilai Asymp. Sig (2.tailed) sebesar 0,544. Dari kedua data tersebut, maka kelas eksperimen maupun kelas kontrol di atas menunjukkan bahwa signifikansinya > 0.05, jadi kedua data tersebut dinyatakan berdistribusi normal. Hasil normalitas uji normalitas data pretest sebagai berikut:

Tabel 4.9

Uji Normalitas Data Pretest

2. Uji Homogenitas

Uji Homogenitas dilakukan pada nilai pretest yang didapat dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berikut adalah hasil analisis uji homogenitas menggunakan SPSS 16.0 for windows.

Berdasarkan hasil uji homogenitas ditunjukkan bahwa tingkat signifikansi atau nilai probabilitas di atas 0,05 (0,199 lebih besar dari 0,05), maka dapat dikatakan bahwa varians yang dimiliki oleh sampel.sampel yang bersangkutan

!" # $

% "#

&' ' # ()* ) (

&' ' ()* )


(12)

tidak jauh berbeda, maka sampel.sampel tersebut homogen. Seperti yang terdapat dalam tebel berikut:

Tabel 4.10

Hasil Uji Homogenitas Data Pretest

4.6.2 Hasil Uji Prasyarat Minat Belajar 1. Uji Normalitas

Uji normalitas data awal kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan pada hasil awal angket minat belajar sebelum dilaksanakan pembelajaran baik pada kelompok eksperimen dan kontrol. Berikut hasil analisis uji normalitas menggunakan SPSS 16.0 for windows.

Tabel 4.11

Uji Normalitas Data Awal Angket Minat Belajar

!" # $

% "#

# & . &' ' # (* ) ) (

# & . &' ' *

+ ,# # - # #

Berdasarkan hasil analisis diatas dapat disimpulkan bahwa pada SD Negeri Banyubiru 01 yang digunakan sebagai kelas eksperimen menunjukkan nilai Asymp. Sig (2.tailed) sebesar 0,536 dan pada SD Negeri Kebondowo 02 yang digunakan sebagai kelas kontrol menunjukkan nilai Asymp. Sig (2.tailed) sebesar 0,498. Dari kedua data tersebut, maka kelas eksperimen maupun kelas kontrol di atas menunjukkan bahwa signifikansinya > 0.05, jadi kedua data tersebut dinyatakan berdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas

/ " # # "#


(13)

Uji Homogenitas dilakukan pada hasil awal angket minat belajar yang didapat dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berikut adalah hasil analisis uji homogenitas menggunakan SPSS 16.0 for windows.

Tabel 4.12

Uji Homogenitas Data Awal Angket Minat Belajar

Berdasarkan hasil uji homogenitas ditunjukkan bahwa tingkat signifikansi atau nilai probabilitas di atas 0,05 (0,205 lebih besar dari 0,05), maka dapat dikatakan bahwa varians yang dimiliki oleh sampel.sampel yang bersangkutan tidak jauh berbeda, maka sampel.sampel tersebut homogen.

4.7 Analisis Data Tahap Akhir

Dalam analisis tahap akhir ini berisi tentang hasil analisis deskriptif dan hasil uji persyaratan data posttest yang telah dilakukan setelah diberi perlakuan baik di kelas eksperimen dan kontrol yang diambil dari instrument tes dan angket minat belajar. Kemudian dari data tersebut dapat dilakukan uji hipotesis.

4.7.1 Hasil Uji Prasyarat Hasil Belajar 1. Uji Normalitas

Uji normalitas data akhir kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan pada nilai posttest setelah dilaksanakan pembelajaran baik pada kelompok eksperimen dan kontrol. Berikut hasil analisis uji normalitas menggunakan SPSS 16.0 for windows.

Berdasarkan hasil analisis diatas dapat disimpulkan bahwa pada SD Negeri Banyubiru 01 yang digunakan sebagai kelas eksperimen menunjukkan nilai Asymp. Sig (2.tailed) sebesar 0,277 dan pada SD Negeri Kebondowo 02 yang digunakan sebagai kelas kontrol menunjukkan nilai Asymp. Sig (2.tailed) sebesar 0,897. Dari kedua data tersebut, maka kelas eksperimen maupun kelas kontrol di atas menunjukkan bahwa signifikansinya > 0.05, jadi kedua data tersebut dinyatakan berdistribusi normal.

/ " # # "#


(14)

Tabel 4.13

Uji Normalitas Data Posttest

2. Uji Homogenitas

Uji Homogenitas dilakukan pada nilai posttest yang didapat dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berikut adalah hasil analisis uji homogenitas menggunakan SPSS 16.0 for windows.

Tabel 4.14

Uji Homogenitas Data Posttest

Berdasarkan hasil uji homogenitas ditunjukkan bahwa tingkat signifikansi atau nilai probabilitas di atas 0,05 (0,051 lebih besar dari 0,05), maka dapat dikatakan bahwa varians yang dimiliki oleh sampel.sampel yang bersangkutan tidak jauh berbeda, maka sampel.sampel tersebut cukup homogen.

4.7.2 Hasil Uji Prasyarat Minat Belajar 1. Uji Normalitas

Uji normalitas data awal kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan pada hasil awal angket minat belajar sebelum dilaksanakan pembelajaran baik pada kelompok eksperimen dan kontrol. Berikut hasil analisis uji normalitas menggunakan SPSS 16.0 for windows.

!" # $

% "#

&' ' # )* ( )

&' ' *)

+ ,# # - # #

/ " # # "#


(15)

Tabel 4.15

Uji Normalitas Data Akhir Angket Minat Belajar

!" # $

% "#

# & ' # &' ' # * )

# & ' # &' ' *

+ ,# # - # #

Berdasarkan hasil analisis diatas dapat disimpulkan bahwa pada SD Negeri Banyubiru 01 yang digunakan sebagai kelas eksperimen menunjukkan nilai Asymp. Sig (2.tailed) sebesar 0,999 dan pada SD Negeri Kebondowo 02 yang digunakan sebagai kelas kontrol menunjukkan nilai Asymp. Sig (2.tailed) sebesar 0,943. Dari kedua data tersebut, maka kelas eksperimen maupun kelas kontrol di atas menunjukkan bahwa signifikansinya > 0.05, jadi kedua data tersebut dinyatakan berdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas

Uji Homogenitas dilakukan pada hasil akhir angket minat belajar yang didapat dari kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah mendapatkan perlakuan. Berikut adalah hasil analisis uji homogenitas menggunakan SPSS 16.0 for windows.

Tabel 4.16

Uji Homogenitas Data Akhir Angket Minat Belajar

Berdasarkan hasil uji homogenitas ditunjukkan bahwa tingkat signifikansi atau nilai probabilitas di atas 0,05 (0,068 lebih besar dari 0,05), maka dapat dikatakan bahwa varians yang dimiliki oleh sampel.sampel yang bersangkutan tidak jauh berbeda, maka sampel.sampel tersebut homogen.

/ " # # "#


(16)

4.8 Hasil Uji Hipotesis

Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan, maka uji hipotesis ketiga variabel dilakukan dengan menggunakan kriteria sebagai berikut: 1. Jika probabilitas atau signifikan < 0,05 Ho ditolak dan Ha diterima.

2. Jika probabilitas atau signifikan > 0,05 Ho diterima dan Ha ditolak

Untuk mengetahui dari hasil ketiga variabel tersebut dapat mengggunakan batuan SPSS 16.0 for windows. Sehingga dengan adanya software itu kita dapat menganalisa minat belajar dan hasil belajar siswa yang dapat meningkat dengan cara menggunakan media powerpoint. Berikut ini adalah hasil analis data dengan bantuan SPSS 16.0 for windows.

4.8.1 Uji Hipotesis Hasil Belajar

Dengan terpenuhinya persamaan nilai rata.rata hasil pembelajaran IPS antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, maka dilakukan penelitian terhadap kedua kelas tersebut. Masing. masing kelas diberi perlakuan yang berbeda, yaitu kelas eksperimen diberi perlakuan dengan menggunakan metode pembelajaran Mind Mapping dan kelas kontrol menggunakan metode pembelajaran konvensional. Materi pembelajaran yang digunakan sama yaitu mengenai perkembangan teknologi. Setelah dilakukan pembelajaran dengan materi yang sama tetapi dengan menggunakan media pembelajaran yang berbeda, kemudian kedua kelas tersebut diberi tes dengan ketentuan soal yang sama. Hasil tes tersebut dapat dilihat dari hasil analisis statistik sebagai berikut:

Tabel 4.17

Tabel Uji Hipotesis Hasil Belajar IPS

Kontrol Eksperimen

N Mean N Mean T tStat P

22 79,52 25 85,46 2,014 2,686 0,010

P=≤0,05 Hasil analisis uji t di atas berdasarkan asumsi bahwa varians adalah homogen atau mempunyai varian yang sama, karena signifikansi dari uji F menunjukkan > 0,05 yaitu 2,014. Didapatkan bahwa t hitung sebesar 2,686, nilai signifikansi 0,010. Karena signifikansi pada T Test lebih kecil dari 0,05, maka H0 ditolak dan Ha


(17)

diterima yang berarti terdapat perbedaan yang nyata terhadap hasil belajar IPS antara metode pembelajaran Mind Mapping selama pembelajaran IPS dengan pembelajaran tanpa menggunakan metode pembelajaran konvensional. 4.8.2 Uji Hipotesis Minat Belajar

Dengan terpenuhinya persamaan nilai rata.rata hasil angket minat belajar pembelajaran IPS antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, maka dilakukan penelitian terhadap kedua kelas tersebut. Masing. masing kelas diberi perlakuan yang berbeda, yaitu kelas eksperimen diberi perlakuan dengan menggunakan metode pembelajaran Mind Mapping dan kelas kontrol menggunakan metode pembelajaran konvensional. Materi pembelajaran yang digunakan sama yaitu mengenai perkembangan teknologi. Setelah dilakukan pembelajaran dengan materi yang sama tetapi dengan menggunakan media pembelajaran yang berbeda, kemudian kedua kelas tersebut diberi tes dengan ketentuan soal yang sama. Hasil tes tersebut dapat dilihat dari hasil analisis statistik sebagai berikut:

Tabel 4.18

Tabel Uji Hipotesis Minat Belajar

Kontrol Eksperimen

N Mean N Mean T tStat P

22 72,27 25 76,04 2,014 8,645 0,000

P=≤0,05 Hasil analisis uji t di atas berdasarkan asumsi bahwa varians adalah homogen atau mempunyai varian yang sama, karena signifikansi dari uji F menunjukkan > 0,05 yaitu 2.014. Didapatkan bahwa t hitung sebesar 8,645, nilai signifikansi 0,000. Karena signifikansi pada T Test lebih kecil dari 0,05, maka H0

ditolak dan Ha diterima yang berarti terdapat perbedaan yang nyata terhadap minat

belajar IPS antara metode pembelajaran Mind Mapping selama pembelajaran IPS dengan pembelajaran tanpa menggunakan metode pembelajaran konvensional. 4.9 Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis nilai pretest IPS semester II seluruh siswa kelas IV SD Negeri Banyubiru 01 dan SD Negeri Kebondowo 02, Kecamatan Banyubiru tahun pelajaran 2010/2011 yang telah dibagi menjadi kelas eksperimen


(18)

(Kelas IV SD Negeri Banyubiru 01) dan kelas kontrol (Kelas IV SD Negeri Kebondowo 02) menunjukkan bahwa kelas tersebut homogen. Artinya data berdistribusi normal dan memiliki varians yang tidak berbeda secara signifikan. Hal ini ditunjukkan dengan hasil pretest yang telah dilakukan oleh peneliti. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa sebelum diberi perlakuan kedua kelas mempunyai kemampuan awal yang sama sehingga kelompok eksperimen dapat diberi perlakuan yaitu dengan metode pembelajaran Mind Mapping dalam pembelajaran IPS dan kelas kontrol menggunakan metode pembelajaran konvensional. Setelah diberi perlakuan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol diberikan tes akhir. Dalam pembelajaran ini waktu yang digunakan adalah 3 kali pertemuan (6 jam pelajaran).

Berdasarkan hasil observasi pembelajaran yang dilakukan, diketahui bahwa proses pembelajaran pada kelas eksperimen berlangsung dengan baik, mulai dari kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir dinyatakan baik dan sesuai dengan prosedur dalam pembelajaran metode pembelajaran Mind Mapping. Selanjutnya, siswa pada masing.masing kelas diberikan posttest dengan soal yang sama untuk mengetahui perbedaan selisih antara sebelum dan sesudah pemberian perlakukan.

Metode pembelajaran Mind Mapping dapat digunakan untuk meningkatkan minat dan hasil belajar peserta didik kelas IV pada pokok bahasan perkembangan teknologi. Hal itu ditunjukkan dari hasil yang diperoleh sebelum dan sesudah diberi perlakukan yang cenderung Pada minat belajar siswa setelah melakukan uji hipotesis dengan menggunakan uji T dapat diketahui mempunyai signifikansi 0,000 atau Sig. < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti dalam penelitian ini ada pengaruh penerapan metode pembelajaran Mind Mapping dengan penerapan metode konvensional terhadap minat belajar siswa.

Sejalan dengan hal itu berdasarkan hasil uji T hasil belajar siswa pada pokok bahasan perkembangan teknologi yang berasal dari nilai posttest yang mempunyai signifikansi 0,000 atau Sig. < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti dalam penelitian ini ada pengaruh penerapan metode pembelajaran Mind Mapping dengan penerapan metode konvensional terhadap hasil belajar IPS.


(19)

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada kelas yang menggunakan metode Mind Mapping mempunyai mean posttest yang lebih tinggi dibandingkan dengan mean posttest metode konvensional, dan juga peningkatan mean dari pretest sampai dengan posttest pada kelas yang menggunakan metode demonstrasi lebih besar daripada peningkatan mean pada kelas kontrol. Ini membuktikan bahwa metode Mind Mapping berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar IPS siswa lebih tinggi dibandingkan dengan metode konvensional.

Pada kelas kontrol yang pembelajarannya tanpa menggunakan metode pembelajaran Mind Mapping dan menggunakan metode konvensional. Peranan yang lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar dimainkan oleh guru yang lebih banyak memainkan aktivitas dibandingkan dengan siswa. Tingkat minat belajar dalam proses pembelajaran kurang karena dengan metode pembelajaran yang monoton dan membosankan sehingga siswa menjadi kurang tertarik. Dan dengan menggunakan metode konvensional ini merupakan kegiatan mengajar yang terpusat pada guru. Guru aktif memberikan penjelasan tentang materi, mengelola dan mempersiapkan bahan ajar, kemudian menyampaikan kepada siswa. Sebaliknya siswa berperan pasif tanpa banyak melakukan kegiatan.

Dari hasil penelitian dan pengolahan data dapat diketahui bahwa hasil belajar peserta didik kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol. Secara umum adanya perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol karena pada kelas eksperimen menggunakan metode pembelajaran Mind Mapping yang membuat minat belajar siswa tinggi dan akhirnya berpengaruh terhadap hasil belajar siswa kelas IV SD N Banyubiru 01.

Berdasarkan uraian pembahasan di atas maka dapat dijelaskan beberapa implikasi teoritis dan implikasi praktis sebagai berikut:

1. Implikasi Teoritis:

Setelah membandingkan teori tenang Mind Mapping dengan penelitian ini hasilnya dapat berjalan dengan baik. Selain itu setelah dilakukan uji perbandingan mean pada kelas eksperimen dengan menggunakan metode Mind Mapping dan kelas kontrol menggunakan metode konvensional didapat hasil bahwa kelas dengan pembelajaran metode Mind Mapping mempunyai hasil belajar yang lebih


(20)

tinggi dibanding kelas dengan metode konvensional. Dalam penelitian ini terbukti bahwa metode Mind Mapping terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Implikasi Praktis:

Pembelajaran dengan metode Mind Mapping dapat digunakan sebagai salah satu metode pembelajaran yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Dalam metode Mind Mapping guru memberikan sebuah topik pembelajaran kepada siswa. Selanjutnya guru bersama siswa menentukan kata kunci dari topik yang telah ditentukan. Guru meminta siswa untuk mencari informasi yang berhubungan dengan kata kunci yang diberikan dan setelah itu mempresentasikan di depan kelas. Dan pada akhirnya guru dan siswa membuat kesimpulan dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Dengan begitu kegiatan belajar mengajar menjadi lebih efektif. Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran dan bisa menguasai materi dengan baik.


(1)

Tabel 4.15

Uji Normalitas Data Akhir Angket Minat Belajar

!" # $

% "#

# & ' # &' ' # * )

# & ' # &' ' *

+ ,# # - # #

Berdasarkan hasil analisis diatas dapat disimpulkan bahwa pada SD Negeri Banyubiru 01 yang digunakan sebagai kelas eksperimen menunjukkan nilai Asymp. Sig (2.tailed) sebesar 0,999 dan pada SD Negeri Kebondowo 02 yang digunakan sebagai kelas kontrol menunjukkan nilai Asymp. Sig (2.tailed) sebesar 0,943. Dari kedua data tersebut, maka kelas eksperimen maupun kelas kontrol di atas menunjukkan bahwa signifikansinya > 0.05, jadi kedua data tersebut dinyatakan berdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas

Uji Homogenitas dilakukan pada hasil akhir angket minat belajar yang didapat dari kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah mendapatkan perlakuan. Berikut adalah hasil analisis uji homogenitas menggunakan SPSS 16.0 for windows.

Tabel 4.16

Uji Homogenitas Data Akhir Angket Minat Belajar

Berdasarkan hasil uji homogenitas ditunjukkan bahwa tingkat signifikansi atau nilai probabilitas di atas 0,05 (0,068 lebih besar dari 0,05), maka dapat dikatakan bahwa varians yang dimiliki oleh sampel.sampel yang bersangkutan tidak jauh berbeda, maka sampel.sampel tersebut homogen.

/ " # # "#


(2)

4.8 Hasil Uji Hipotesis

Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan, maka uji hipotesis ketiga variabel dilakukan dengan menggunakan kriteria sebagai berikut: 1. Jika probabilitas atau signifikan < 0,05 Ho ditolak dan Ha diterima.

2. Jika probabilitas atau signifikan > 0,05 Ho diterima dan Ha ditolak

Untuk mengetahui dari hasil ketiga variabel tersebut dapat mengggunakan batuan SPSS 16.0 for windows. Sehingga dengan adanya software itu kita dapat menganalisa minat belajar dan hasil belajar siswa yang dapat meningkat dengan cara menggunakan media powerpoint. Berikut ini adalah hasil analis data dengan bantuan SPSS 16.0 for windows.

4.8.1 Uji Hipotesis Hasil Belajar

Dengan terpenuhinya persamaan nilai rata.rata hasil pembelajaran IPS antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, maka dilakukan penelitian terhadap kedua kelas tersebut. Masing. masing kelas diberi perlakuan yang berbeda, yaitu kelas eksperimen diberi perlakuan dengan menggunakan metode pembelajaran Mind Mapping dan kelas kontrol menggunakan metode pembelajaran konvensional. Materi pembelajaran yang digunakan sama yaitu mengenai perkembangan teknologi. Setelah dilakukan pembelajaran dengan materi yang sama tetapi dengan menggunakan media pembelajaran yang berbeda, kemudian kedua kelas tersebut diberi tes dengan ketentuan soal yang sama. Hasil tes tersebut dapat dilihat dari hasil analisis statistik sebagai berikut:

Tabel 4.17

Tabel Uji Hipotesis Hasil Belajar IPS

Kontrol Eksperimen

N Mean N Mean T tStat P

22 79,52 25 85,46 2,014 2,686 0,010

P=≤0,05 Hasil analisis uji t di atas berdasarkan asumsi bahwa varians adalah homogen atau mempunyai varian yang sama, karena signifikansi dari uji F menunjukkan > 0,05 yaitu 2,014. Didapatkan bahwa t hitung sebesar 2,686, nilai signifikansi 0,010. Karena signifikansi pada T Test lebih kecil dari 0,05, maka H0 ditolak dan Ha


(3)

diterima yang berarti terdapat perbedaan yang nyata terhadap hasil belajar IPS antara metode pembelajaran Mind Mapping selama pembelajaran IPS dengan pembelajaran tanpa menggunakan metode pembelajaran konvensional.

4.8.2 Uji Hipotesis Minat Belajar

Dengan terpenuhinya persamaan nilai rata.rata hasil angket minat belajar pembelajaran IPS antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, maka dilakukan penelitian terhadap kedua kelas tersebut. Masing. masing kelas diberi perlakuan yang berbeda, yaitu kelas eksperimen diberi perlakuan dengan menggunakan metode pembelajaran Mind Mapping dan kelas kontrol menggunakan metode pembelajaran konvensional. Materi pembelajaran yang digunakan sama yaitu mengenai perkembangan teknologi. Setelah dilakukan pembelajaran dengan materi yang sama tetapi dengan menggunakan media pembelajaran yang berbeda, kemudian kedua kelas tersebut diberi tes dengan ketentuan soal yang sama. Hasil tes tersebut dapat dilihat dari hasil analisis statistik sebagai berikut:

Tabel 4.18

Tabel Uji Hipotesis Minat Belajar

Kontrol Eksperimen

N Mean N Mean T tStat P

22 72,27 25 76,04 2,014 8,645 0,000

P=≤0,05 Hasil analisis uji t di atas berdasarkan asumsi bahwa varians adalah homogen atau mempunyai varian yang sama, karena signifikansi dari uji F menunjukkan > 0,05 yaitu 2.014. Didapatkan bahwa t hitung sebesar 8,645, nilai signifikansi 0,000. Karena signifikansi pada T Test lebih kecil dari 0,05, maka H0

ditolak dan Ha diterima yang berarti terdapat perbedaan yang nyata terhadap minat

belajar IPS antara metode pembelajaran Mind Mapping selama pembelajaran IPS dengan pembelajaran tanpa menggunakan metode pembelajaran konvensional.

4.9 Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis nilai pretest IPS semester II seluruh siswa kelas IV SD Negeri Banyubiru 01 dan SD Negeri Kebondowo 02, Kecamatan Banyubiru tahun pelajaran 2010/2011 yang telah dibagi menjadi kelas eksperimen


(4)

(Kelas IV SD Negeri Banyubiru 01) dan kelas kontrol (Kelas IV SD Negeri Kebondowo 02) menunjukkan bahwa kelas tersebut homogen. Artinya data berdistribusi normal dan memiliki varians yang tidak berbeda secara signifikan. Hal ini ditunjukkan dengan hasil pretest yang telah dilakukan oleh peneliti. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa sebelum diberi perlakuan kedua kelas mempunyai kemampuan awal yang sama sehingga kelompok eksperimen dapat diberi perlakuan yaitu dengan metode pembelajaran Mind Mapping dalam pembelajaran IPS dan kelas kontrol menggunakan metode pembelajaran konvensional. Setelah diberi perlakuan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol diberikan tes akhir. Dalam pembelajaran ini waktu yang digunakan adalah 3 kali pertemuan (6 jam pelajaran).

Berdasarkan hasil observasi pembelajaran yang dilakukan, diketahui bahwa proses pembelajaran pada kelas eksperimen berlangsung dengan baik, mulai dari kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir dinyatakan baik dan sesuai dengan prosedur dalam pembelajaran metode pembelajaran Mind Mapping. Selanjutnya, siswa pada masing.masing kelas diberikan posttest dengan soal yang sama untuk mengetahui perbedaan selisih antara sebelum dan sesudah pemberian perlakukan.

Metode pembelajaran Mind Mapping dapat digunakan untuk meningkatkan minat dan hasil belajar peserta didik kelas IV pada pokok bahasan perkembangan teknologi. Hal itu ditunjukkan dari hasil yang diperoleh sebelum dan sesudah diberi perlakukan yang cenderung Pada minat belajar siswa setelah melakukan uji hipotesis dengan menggunakan uji T dapat diketahui mempunyai signifikansi 0,000 atau Sig. < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti dalam penelitian ini ada pengaruh penerapan metode pembelajaran Mind Mapping dengan penerapan metode konvensional terhadap minat belajar siswa.

Sejalan dengan hal itu berdasarkan hasil uji T hasil belajar siswa pada pokok bahasan perkembangan teknologi yang berasal dari nilai posttest yang mempunyai signifikansi 0,000 atau Sig. < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti dalam penelitian ini ada pengaruh penerapan metode pembelajaran Mind Mapping dengan penerapan metode konvensional terhadap hasil belajar IPS.


(5)

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada kelas yang menggunakan metode Mind Mapping mempunyai mean posttest yang lebih tinggi dibandingkan dengan mean posttest metode konvensional, dan juga peningkatan mean dari pretest sampai dengan posttest pada kelas yang menggunakan metode demonstrasi lebih besar daripada peningkatan mean pada kelas kontrol. Ini membuktikan bahwa metode Mind Mapping berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar IPS siswa lebih tinggi dibandingkan dengan metode konvensional.

Pada kelas kontrol yang pembelajarannya tanpa menggunakan metode pembelajaran Mind Mapping dan menggunakan metode konvensional. Peranan yang lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar dimainkan oleh guru yang lebih banyak memainkan aktivitas dibandingkan dengan siswa. Tingkat minat belajar dalam proses pembelajaran kurang karena dengan metode pembelajaran yang monoton dan membosankan sehingga siswa menjadi kurang tertarik. Dan dengan menggunakan metode konvensional ini merupakan kegiatan mengajar yang terpusat pada guru. Guru aktif memberikan penjelasan tentang materi, mengelola dan mempersiapkan bahan ajar, kemudian menyampaikan kepada siswa. Sebaliknya siswa berperan pasif tanpa banyak melakukan kegiatan.

Dari hasil penelitian dan pengolahan data dapat diketahui bahwa hasil belajar peserta didik kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol. Secara umum adanya perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol karena pada kelas eksperimen menggunakan metode pembelajaran Mind Mapping yang membuat minat belajar siswa tinggi dan akhirnya berpengaruh terhadap hasil belajar siswa kelas IV SD N Banyubiru 01.

Berdasarkan uraian pembahasan di atas maka dapat dijelaskan beberapa implikasi teoritis dan implikasi praktis sebagai berikut:

1. Implikasi Teoritis:

Setelah membandingkan teori tenang Mind Mapping dengan penelitian ini hasilnya dapat berjalan dengan baik. Selain itu setelah dilakukan uji perbandingan mean pada kelas eksperimen dengan menggunakan metode Mind Mapping dan kelas kontrol menggunakan metode konvensional didapat hasil bahwa kelas dengan pembelajaran metode Mind Mapping mempunyai hasil belajar yang lebih


(6)

tinggi dibanding kelas dengan metode konvensional. Dalam penelitian ini terbukti bahwa metode Mind Mapping terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Implikasi Praktis:

Pembelajaran dengan metode Mind Mapping dapat digunakan sebagai salah satu metode pembelajaran yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Dalam metode Mind Mapping guru memberikan sebuah topik pembelajaran kepada siswa. Selanjutnya guru bersama siswa menentukan kata kunci dari topik yang telah ditentukan. Guru meminta siswa untuk mencari informasi yang berhubungan dengan kata kunci yang diberikan dan setelah itu mempresentasikan di depan kelas. Dan pada akhirnya guru dan siswa membuat kesimpulan dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Dengan begitu kegiatan belajar mengajar menjadi lebih efektif. Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran dan bisa menguasai materi dengan baik.


Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran “MIND MAPPING” terhadap Minat Belajar dan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV Sekolah Dasar

0 0 12

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran “MIND MAPPING” terhadap Minat Belajar dan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV Sekolah Dasar T1 292008513 BAB I

0 0 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran “MIND MAPPING” terhadap Minat Belajar dan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV Sekolah Dasar T1 292008513 BAB II

0 0 23

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran “MIND MAPPING” terhadap Minat Belajar dan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV Sekolah Dasar T1 292008513 BAB V

0 0 3

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran “MIND MAPPING” terhadap Minat Belajar dan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV Sekolah Dasar

0 0 87

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Penerapan Pembelajaran Outdoor Activities pada Mata Pelajaran IPA Terhadap Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar. T1 292008271 BAB IV

0 0 19

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Pemanfaatan Perpustakaan dalam Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV SDN 1 Tlogopucang. T1 292008154 BAB IV

0 0 11

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Metode Pembelajaran Kontekstual Inkuiri Terhadap Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar pada Mata Pelajaran IPA T1 292008269 BAB IV

0 0 15

T1 Judul Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Penerapan Metode Talking Stick Berbantuan Media Konkrit terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas IV Sekolah Dasar

0 0 14

T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Berbantuan Media Gambar pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar T1 BAB IV

0 0 24