Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar dalam pembelajaran tematik pada siswa kelas II SD Negeri Kledokan dengan menerapkan metode Role Play

(1)

i

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK PADA SISWA KELAS II SD NEGERI KLEDOKAN DENGAN MENERAPKAN METODE ROLE PLAY

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh: Purwanto NIM: 091134103

PROGRAM STUDI GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2013


(2)

(3)

(4)

iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Purwanto

NIM : 091134103

Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya orang lain, kecuali yang telah saya sebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 01 Agustus 2013 Penulis


(5)

v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma Nama : Purwanto

NIM : 091134103

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya menyerahkan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya tugas akhir skripsi yang berjudul :

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK PADA SISWA KELAS II SD NEGERI KLEDOKAN DENGAN MENERAPKAN METODE ROLE PLAY Dengan demikian saya menyerahkan sepenuhnya kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelola dalam bentuk pengkajian data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di internet atau ke media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantukan nama saya sebagai penulis tugas akhir skripsi ini.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 01 Agustus 2013 Yang menyatakan


(6)

vi

MOTTO DAN HALAMAN PERSEMBAHAN

“Masa sekarang adalah akibat dari masa lalu dan masa yang akan datang adalah akibat dari masa sekarang”

Karya ilmiah ini saya persembahkan kepada :

 Allah SWT yang selalu memberikan rahmat-Nya  Babeku yang aku sayangi, Jemakir Wira Tinaya  Mbokku yang aku sayangi, Marmi

 Saudara-saudaraku Joko, Surti dan Adit yang selalu memotivasi  Simbahku, Wongso Inangun

 Lek-lek’ku Lek Sarmi dan Lek Ateng

 Para Leluhurku dan Pepundenku Di Tegalmulyo  Teman-teman PGSD yang tercinta

 Teman-teman kontrakan, Arif, Aji, Dhanu, Aris, Berek, Andes, Memet, Dhion, There, Riris, Naser


(7)

vii

ABSTRAK

Peningkatan Keaktifan Dan Prestasi Belajar Dalam Pembelajaran Tematik Pada Siswa Kelas II SD Negeri Kledokan Dengan Menerapkan Metode Role Play

Purwanto

Universitas Sanata Dharma 2013

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penerapan metode role play pada pembelajaran tematik dalam upaya meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas II SD Negeri Kledokan tahun ajaran 2012/2013. Selain itu bertujuan untuk mengetahui apakah penerapan metode role play dalam pembelajaran tematik dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas 2 SD Negeri Kledokan tahun ajaran 2012/2013.

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan obyek keaktifan dan prestasi belajar. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas II SD Negeri Kledokan tahun ajaran 2012/2013, dengan jumlah siswa sebanyak 26 siswa. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 04 dan 05 Februari 2013 untuk siklus I sedangkan siklus II pada tanggal 08 dan 09 Februari 2013. Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus dimana, dalam setiap siklus terdiri atas dua kali pertemuan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian terdiri atas tes, observasi, dan pedoman wawancara. Data dalam penelitian dianalisis dengan cara membandingkan, baik tingkat keaktifan maupun tingkat prestasi belajar siswa pada kondisi awal, akhir siklus I dan akhir siklus II.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode role play dapat diterapkan dengan cara tahap persiapan, tahap pelaksanaan, serta tahap evaluasi pada pembelajaran tematik dalam upaya meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar pada siswa kelas II SD Negeri Kledokan Tahun Ajaran 2012/2013. Selain itu penerapan metode role play dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas II SD Negeri Kledokan tahun ajaran 2012/2013. Pada kondisi awal tingkat keaktifan siswa sebesar 52,06%, nilai rata-rata 69,50 dengan prosentase nilai yang mencapai KKM 58,33%. Pada siklus I tingkat keaktifan siswa sebesar 76,92%, nilai rata-rata 80,09 dengan prosentase nilai yang mencapai KKM sebesar 88,46%. Hingga pada siklus II tingkat keaktifan siswa menjadi 93,81%, nilai rata-rata 82,69 dengan prosentase nilai yang mencapai KKM 90,30%.

Kata kunci : Metode role play, keaktifan belajar, prestasi belajar, pembelajaran tematik


(8)

ABSTRACT

Increased Liveliness and Learning Achievement On Thematic Learning for 2nd Grade Students

Of Kledokan Primary School Applying Method with Role Play

Purwanto

Universitas Sanata Dharma 2013

The purpose of this research was to (1) determine the application method with role play on thematic learning to improving the liveliness and learning achievement and (2) determine whether the application method with role play on thematic learning can improve the liveliness and learning achievement in the second grade students of Kledokan Primary School in the academic year 2012/2013.

This research was a classroom action research with the object research were liveliness and learning achievement. The subjects of this study were second grade students of Kledokan Primary School in the academic school 2012/2013, the number of students by 26 students. The first cycle conducted on 4 January and 5 February 2013, the second cycle on 8 January and 9 February 2013. The research was conducted in two cycles and in each cycle consisted of two meetings. Instruments used in the study consisted of test, observation, and interview guides. The data were analyzed by comparing both the level of liveliness and the level of learning achievement on the first conditions, the end of the first cycle and the end of the second cycle.

The results showed that the method can be applied use the preparation phase, the implementation phase and the evaluation phase on thematic learning in an effort to improve the liveliness and learning achievement in the second grade students of Kledokan Primary School in the academic year 2012/2013. In addition, the implementation of role play method can improve the liveliness and learning achievement in the second grade students of Kledokan Primary School in the academic year 2012/2013. In the first conditions liveliness level of students at 52.06%, the average score of 69.50 with a percentage that reaches minimum standard criteria 58.33%. In the first cycle, the level of liveliness of the student by 76.92%, the average score of 80.09 with a percentage that reaches minimum standard criteria 88.46%. The second cycle level of liveliness of the student to be 93.81%, the average score of 82.69 with a percentage that reaches minimum standard criteria 90.30%. Keywords: Role Play Method, Liveliness, Learning Achievement, Thematic Learning


(9)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan tugas akhir ini. Penulisan tugas akhir yang berbentuk skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memenuhi syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar di Universitas Sanata Dharma.

Penulis menyadari dalam penulisan tugas akhir ini tidak akan pernah selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

a. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Ilmu Keguruan dan Pendidikan Universitas Sanata Dharma

b. G. Ari Nugrahanta, SJ, S.S., BST, M.A. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma

c. Rusmawan, S.Pd., M.Pd. selaku dosen pembimbing I, terimakasih atas waktu, bimbingan, maupun nasihat yang telah disumbangkan dari awal hingga akhir penelitian

d. Elisabeth Desiana Mayasari, S.Psi., M.A. selaku dosen pembimbing II, terimakasih atas waktu, bimbingan, maupun nasihat yang telah disumbangkan dari awal hingga akhir penelitian

e. Sri Wahyuni, S.Pd. selaku Kepala Sekolah SD Negeri Kledokan, yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian


(10)

f. Esti Sulaimah, S.Pd. selaku Wali Kelas II Sd Negeri Kledokan, yang telah meberi bimbingan dari awal hingga akhir penelitian

g. Seluruh siswa kelas II SD Negeri Kledokan angkatan 2012/2013

h. Segenap guru dan staf SD Negeri Kledokan dan Segenap Staf Prodi PGSD i. Semua pihak yang tidak dapat sebutkan satu-persatu yang telah membantu

penyusunan tugas akhir ini dari awal hingga akhir penelitian, Saya mengucapkan terimakasih.

Penulis menyadari bahwa laporan tugas akhir ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, penulis menerima masukan-masukan maupun kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan penyusunan tugas akhir dimasa - masa yang akan datang. Akhir kata, semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Penulis


(11)

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... iv

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... v

MOTO DAN HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan Masalah Penelitian ... 6

C. Rumusan Masalah Penelitian... 6

D. Batasan Pengertian ... 7

E. Pemecahan Masalah ... 8

F. Tujuan Penelitian ... 8

G. Mafaat Penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 11

A. Keaktifan ... 11

B. Prestasi Belajar ... 14

1. Definisi Belajar ... 14

2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Belajar ... 15

3. Ciri-ciri Belajar ... 16

4. Definisi Prestasi Belajar ... 17

C. Metode Role Play ... 17


(12)

xii

2. Kelebihan Metode Role Play ... 21

D. Pembelajaran Tematik ... 22

1. Pengertian Pembelajaran Tematik ... 22

2. Ciri-ciri Pembelajaran Tematik ... 23

3. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Tematik ... 24

4. Tahap-tahap Pembelajaran Tematik ... 27

E. Penelitian Yang Relevan ... 29

F. Kerangka Berpikir ... 31

G. Hipotesis Tindakan ... 33

BAB III METODE PENELITIAN ... 34

A. Jenis Penelitian ... 34

B. Setting Penelitian ... 35

1. Tempat Penelitian ... 35

2. Subyek Penelitian ... 36

3. Obyek Penelitian ... 36

4. Waktu Penelitian ... 36

C. Rencana Tindakan ... 37

1. Persiapan ... 37

2. Rencana Tindakan Setiap Siklus ... 38

D. Instrumen Penelitian ... 46

1. Tes ... 46

2. Non Tes ... 48

E. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ... 49

1. Validitas ... 49

2. Reliabilitas ... 50

F. Teknik Pengumpulan Data ... 51

1. Tes ... 51

2. Non Tes ... 52

1) Observasi ... 52

2) Wawancara ... 53


(13)

xiii

G. Teknik Analisis Data ... 54

1. Keaktifan ... 54

2. Prestasi Belajar ... 55

H. Kriteria Keberhasilan Penelitian ... 57

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 58

A. Pra Penelitian Tindakan Kelas ... 58

B. Hasil Penelitian ... 59

1. Siklus I ... 59

2. Siklus II ... 67

C. Pembahasan ... 75

1. Penerapan Metode Role Play ... 75

2. Peningkatan Keaktifan Siswa ... 89

3. Peningkatan Prestasi Belajar ... 92

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 95

A. Kesimpulan ... 95

B. Saran ... 96

C. Keterbatasan Penelitian ... 97


(14)

xiv

DAFTAR TABEL

JUDUL TABEL HALAMAN

Tabel 3.1. Jadwal Penelitian ... 37

Tabel 3.2. Kisi-kisi Soal Pilihan Ganda Siklus I ... 46

Tabel 3.3. Kisi-kisi Soal Pilihan Ganda Siklus III ... 47

Tabel 3.4. Kisi-kisi Lembar Observasi Keaktifan ... 48

Tabel 3.5. Kisi-kisi Instrumen Wawancara ... 48

Tabel 3.6. Kriteria Koefisien Reliabilitas ... 50

Tabel 3.7. Hasil Uji Reliabilitas Soal Siklus I dan Siklus II ... 51

Tabel 3.8. Kriteria Keaktifan Siswa ... 55

Tabel 3.9. Kriteria Keberhasilan Penelitian ... 57

Tabel 4.1. Rangkuman Data Ketercapaian Tingkat Keaktifan Siswa ... 90


(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

JUDUL GAMBAR HALAMAN

Gambar 1. Skema Model Penelitian ... 35

Gambar 2. Pembentukkan Kelompok ... 77

Gambar 3. Menentukan Masalah Sosial ... 77

Gambar 4. Menceritakan Masalah Sosial... 78

Gambar 5. Menjelaskan Kompetensi Yang Akan Dicapai ... 78

Gambar 6. Menyusun Sekenario ... 79

Gambar 7. Pemberian Naskah ... 80

Gambar 8. Menjelaskan Peranan Pendengar ... 80

Gambar 9. Berunding Sebelum Role Play ... 81

Gambar 10. Pelaksanaan Role Play ... 82

Gambar 11. Mengamati Sekenario ... 82

Gambar 12. Mendiskusikan LKS ... 83

Gambar 13. Menyampaikan Hasil Diskusi ... 83

Gambar 14. Menilai Hasil Role Play ... 84

Gambar 15. Kesimpulan ... 84

Gambar 16. Evaluasi ... 85

Gambar 17. Penutup ... 85

Gambar 18. Grafik Persentase Keaktifan Siswa ... 91

Gambar 19. Grafik Tentang Nilai Rata-rata Belajar Siswa... 93


(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

JUDUL LAMPIRAN HALAMAN

Lampiran 1. Silabus SD Negeri Kledokan ... 102

Lampiran 2. RPP Tematik SD Negeri Kledokan ... 106

Lampiran 3. Nilai IPS, Matematika, dan PKn Sebelum Penelitian ... 109

Lampiran 4. Silabus Dalam Penelitian ... 112

Lampiran 5. RPP Siklus I ... 122

Lampiran 6. RPP Siklus II ... 133

Lampiran 7. LKS Siklus I ... 142

Lampiran 8. LKS Siklus II ... 149

Lampiran 9. Bahan Ajar Siklus I... 153

Lampiran 10. Bahan Ajar Siklus II ... 157

Lampiran 11. Naskah Dialog Dalam Role Play ... 160

Lampiran 12. Soal Evaluasi Siklus I ... 164

Lampiran 13. Soal Evaluasi Siklus II ... 168

Lampiran 14. Lembar Observasi Keaktifan ... 171

Lampiran 15. Lembar Observasi Pelaksanaan Role Play ... 172

Lampiran 16. Lembar Wawancara Guru dan Siswa ... 173

Lampiran 17. Hasil Uji Validitas Soal Pilihan Ganda Siklus I ... 175

Lampiran 18. Hasil Uji Validitas Soal Pilihan Ganda Siklus II ... 177

Lampiran 19. Tingkat Keaktifan Siswa Per Indikator Sebelum Penelitian .... 178

Lampiran 20. Tingkat Keaktifan Siswa Per Indikator Siklus I ... 179

Lampiran 21. Tingkat Keaktifan Siswa Per Indikator Siklus II ... 180

Lampiran 22. Frekuensi Keaktifan Siswa Sebelum Penelitian ... 181

Lampiran 23. Frekuensi Keaktifan Siswa Siklus I ... 182

Lampiran 24. Frekuensi Keaktifan Siswa Siklus II ... 183

Lampiran 25. Rekap Data Tingkat Keaktifan Belajar Siswa ... 184

Lampiran 26. Proses Skoring Jawaban Siswa Siklus I ... 185

Lampiran 27. Proses Skoring Jawaban Siswa Siklus II ... 186

Lampiran 28. Rekap Data Prestasi Belajar Siswa ... 187


(17)

xvii

Lampiran 30. Contoh Pengerjaan LKS Siklus II ... 200

Lampiran 31. Contoh Hasil Pengerjaan Soal Evaluasi Siklus I ... 208

Lampiran 32. Contoh Hasil Pengerjaan Soal Evaluasi Siklus II ... 212

Lampiran 33. Hasil Observasi Pelaksanaan Metode Role Play Siklus I ... 216

Lampiran 34. Hasil Observasi Pelaksanaan Metode Role Play Siklus II ... 218

Lampiran 35. Hasil Wawancara Guru Pada Siklus I ... 220

Lampiran 36. Hasil Wawancara Siswa Pada Siklus I ... 221

Lampiran 37. Hasil Wawancara Guru Pada Siklus II ... 223

Lampiran 38. Hasil Wawancara Siswa Pada Siklus II ... 224

Lampiran 39. Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran Siklus I Oleh Wali Kelas 226 Lampiran 40. Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran Siklus II Oleh Wali Kelas 232 Lampiran 41. Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran Siklus I Oleh Kepsek.. 238

Lampiran 42. Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran Siklus II Oleh Kepsek 244

Lampiran 43. Foto-foto Penelitian ... 250

Lampiran 44. Surat Permohonan Izin Penelitian dari FKIP USD ... 253

Lampiran 45. Surat Keterangan Penelitian dari SD N Kledokan ... 254


(18)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu usaha sadar dan terencana dalam rangka memberdayakan segala potensi yang ada dalam setiap individu melalui proses-proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. Pendidikan memegang peranan penting dalam mempersiapkan generasi penerus bangsa yang berkualitas. Pembangunan bidang pendidikan merupakan sarana yang sangat baik dalam pembinaan sumber daya manusia. Wismanto dalam Derap Guru (2013:3) memaparkan bahwa guru dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia sungguh besar dan sangat menentukan, guru merupakan salah satu faktor yang strategis dalam dalam menentukan keberhasilan pendidikan yang meletakkan dasar serta turut mempersiapkan pengembangan potensi peserta didik untuk masa depan bangsa. Selanjutnya pada pasal 1 ayat (1) UU nomor 14 tahun 2005 yang berbunyi, guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Berhubungan dengan pendapat-pendapat diatas, maka peranan guru sangatlah penting didalam menyelenggarakan kegiatan belajar bagi siswanya. Sebab, hal ini sangat berpengaruh pada pencapaian dari tujuan dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam rangka


(19)

mencapai tujuan belajar yang optimal, banyak dipengaruhi komponen-komponen dalam pembelajaran. Sebagai contoh bagaimana cara mengorganisasikan materi, metode yang ditetapkan, media yang digunakan oleh guru. Guru menempati posisi yang strategis dalam menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif. Gagne dan Briggs dalam Warsita (2008:266) memaparkan mengenai pengertian pembelajaran, pembelajaran merupakan suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar peserta didik, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar peserta didik yang bersifat internal. Oleh sebab itu, guru harus memikirkan dan membuat perencanaan secara seksama dalam memfasilitasi belajar siswa. Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, guru diharapkan memiliki kreatifitas dalam mengajarkan materi yang akan diajarkan dengan memodifikasi cara pengajarannya atau mengubah metode pembelajaran yang disesuaikan dengan materi sehingga akan mempermudah siswa untuk belajar. Mengingat tahap perkembangan anak sekolah dasar masih pada tahap berpikir kongrit maka guru harus menuntun belajar siswa dengan melibatkan siswa secara langsung kedalam masalah-masalah sosial yang akan dipelajari. Dengan keterlibatan itu maka secara tidak langsung guru sudah melibatkan siswa secara aktif serta merangsang keingintahuan siswa saat pembelajaran. Guru harus menyediakan dan menciptakan kegiatan-kegiatan yang merangsang keingintahuan siswa


(20)

serta membantu mereka mengekspresikan gagasan-gagasannya, menyediakan sarana yang merangsang siswa untuk berpikir secara produktif, serta memberi semangat belajar (Hernawan, 2010:6.32). Melalui kegiatan-kegiatan pembelajaran yang berkualitas, diharapkan dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar sehingga akan berpengaruh positif pada prestasi belajar siswa.

Pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang menggunakan sebuah tema dalam mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Dikatakan bermakna sebab dalam pembelajaran tematik, siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dipahaminya dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran. Sehubungan dengan pengertian tersebut maka dalam melaksanakan pembelajaran tematik, guru harus mampu menerapkan metode yang mampu menjembatani siswa untuk belajar aktif dan belajar secara langsung mengenai masalah-masalah yang sedang dipelajari. Untuk dapat meningkatkan keaktifan siswa, guru harus memiliki kemampuan dalam menyampaikan materi pembelajaran sehingga siswa dapat memiliki minat untuk aktif dalam pembelajaran dan dapat mewujudkan interaksi pembelajaran yang kondusif antara guru dan siswa. Guru perlu merencanakan pembelajaran yang dapat mendukung proses penyampaian materi pembelajaran dengan metode pembelajaran dan media pembelajaran yang tepat agar siswa


(21)

dapat terangsang untuk lebih aktif dalam pembelajaran. Akan tetapi pada kenyataannya pembelajaran tematik di SD terkait masih sangat didominasi oleh metode ceramah, informasi ini peneliti peroleh saat wawancara dengan guru kelas di SD tersebut. Metode ceramah merupakan metode dimana guru lebih banyak memberikan informasi pada siswa, sehingga siswa lebih pasif saat pembelajaran (Devi, 2010:8). Penerapan metode ceramah ini mengakibatkan siswa kurang aktif saat pembelajaran dimana, siswa hanya duduk mendengarkan penjelasan dari guru dan hal ini sangatlah membosankan terlebih bagi anak usia sekolah dasar.

Sesuai observasi yang dilakukan penulis pada hari Jumat, 23 November 2013 dan hari Senin, 26 November 2013, penulis mencatat beberapa hal yang dapat menjadi gambaran keadaan saat pembelajaran tematik dengan menerapkan metode ceramah. Saat itu siswa kadang terlihat tenang memperhatikan, akan tetapi terkadang siswa sibuk mengobrol dengan teman-temannya sehingga suasana ramai saat pembelajaran. Sewaktu diadakan latihan soal banyak siswa yang kesulitan dalam menjawab soal-soal pertanyaan, hal ini terlihat saat siswa sibuk bertanya pada teman atau bahkan bertanya langsung pada guru. Sesuai dengan hasil pengamatan pada pembelajaran tematik yang mengkaitkan antara mata pelajaran IPS dengan Bahasa Indonesia. Terdapat 24 siswa yang menunjukkan indikator mengajukan pertanyaan (30,77%); 24 siswa menunjukkan indikator mengemukakan pendapat (30,77%); 159 siswa


(22)

menunjukkan indikator memperhatikan pembelajaran (67,95%); 79 siswa menunjukkan indikator mengajukan pertanyaan (60,77%); 25 siswa menunjukkan indikator berpartisipasi dalam pembelajaran (32,05%). Dari keseluruhan persentase tersebut menunjukkan bahwa tingkat keaktifan siswa dalam pembelajaran tematik hanya mencapai 52,06 %. Selain tingkat keaktifan, peneliti juga melihat ada 11 siswa dari 24 siswa yang nilainya belum mencapai nilai KKM dengan nilai rata-rata kelas sebesar 69,50. Nilai ini peneliti lihat dari hasil ulangan harian yang pernah dilakukan. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dalam mata pelajaran IPS di SD Negeri Kledokan adalah 75. Atas dasar nilai yang diperoleh tersebut, peneliti menilai bahwa prestasi siswa masih tergolong rendah sebab masih ada 11 siswa yang nilainya belum mencapai KKM.

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti akan mencoba menerapkan metode role play dalam pembelajaran tematik pada tema keluarga untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa. Peneliti berkeyakinan bahwa pembelajaran tematik dengan menerapkan metode role play mampu meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa. Penggunaan metode role play ini bertujuan untuk menumbuhkan minat siswa sebab pembelajaran akan lebih menarik, menyenangkan, melibatkan siswa kedalam masalah sosial yang sedang dipelajari dan juga mampu memperjelas makna materi pelajaran sehingga mempermudah siswa dalam memahami materi pelajaran. Seperti yang diungkapkan oleh Roestiyah (2001:93) dengan teknik ini siswa lebih tertarik perhatiannya


(23)

pada pelajaran, karena masalah-masalah sosial sangat berguna bagi mereka. Selain itu Roestiyah (2001) juga menjelaskan, karena siswa bermain peran sendiri maka akan mudah memahami masalah sosial tersebut.

B. Batasan Masalah Penelitian

Karena keterbatasan waktu, pada penelitian ini penulis membatasinya pada :

1. Penelitian ini hanya dilakukan pada siswa kelas II SD Negeri Kledokan Tahun Ajaran 2012/2013.

2. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode role play.

3. Pembelajaran yang akan dilakukan adalah pembelajaran tematik pada tema keluarga dengan mengkaitakan antara mata pelajaran IPS, Matematika, PKn, dan Bahasa Indonesia.

C. Rumusan Masalah Penelitian

Rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana penerapan metode role play pada pembelajaran tematik dalam upaya meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas II SD Negeri Kledokan Tahun Ajaran 2012/2013 ?


(24)

2. Apakah penerapan metode role play dalam pembelajaran tematik dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas II SD Negeri Kledokan Tahun Ajaran 2012/2013 ?

D. Batasan Pengertian

1. Keaktifan belajar adalah aktivitas yang dilakukan siswa selama belajar dengan mengacu pada indikator keaktifan belajar yang meliputi siswa aktif bertanya, aktif dalam mengemukakan pendapat, menanggapi pertanyaan, dan juga partisipasi dalam pembelajaran. 2. Prestasi belajar adalah hasil belajar siswa baik berupa keterampilan

mengerjakan sesuatu, menjawab soal ataupun mengerjakan tugas. Dalam penelitian ini prestasi belajar yang dimaksudkan lebih kepada hasil menjawab soal-soal atau menyelesaikan tugas.

3. Role play merupakan suatu pembelajaran yang melibatkan siswa

secara langsung ke dalam masalah-masalah sosial yang dipelajari melalui kegiatan-kegiatan drama untuk menghadirkan peran-peran yang ada dalam dunia nyata ke dalam suatu pertunjukan peran didalam pembelajaran.

4. Pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang dilakukan pada siswa kelas bawah sekolah dasar, dimana pembelajaran tematik itu sendiri merupakan pembelajaran yang mengkaitkan beberapa mata pelajaran ke dalam sebuah tema sehingga akan memberikan pengalaman belajar yang bermakna kepada peserta didik.


(25)

E. Pemecahan Masalah

Sesuai dengan permasalahan yang ada di SD Negeri Kledokan yaitu mengenai kurangnya keaktifan siswa dan prestasi belajar siswa kelas 2 semester II tahun ajaran 2012/2013 pada pembelajaran tematik. Peneliti berkeyakinan bahwa dengan menerapkan metode role play pada pembelajaran tematik mampu meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa. Metode role play merupakan metode yang mampu melibatkan siswa untuk mengalami sendiri mengenai permasalahn sosial yang sedang dipelajari. Dari keterlibatan langsung tersebut akan tercipta suatu kegiatan belajar yang bermakna yang mana, kegiatan belajar bermakna akan lebih berkesan dan membantu pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran.

F. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang ada di Kelas II SD Negeri Kledokan, penelitian ini bertujuan untuk :

1. Untuk mengetahui bagaimana penerapan metode role play pada pembelajaran tematik dalam upaya meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas II SD Negeri Kledokan Tahun Ajaran 2012/2013.

2. Untuk mengetahui apakah penerapan metode role play dalam pembelajaran tematik dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswakelas II SD Negeri Kledokan Tahun Ajaran 2012/2013.


(26)

G. Manfaat Penelitian

Berdasarkan penjabaran dalam rumusan masalah dan tujuan penelitian maka penelitian ini memiliki beberapa manfaat, sebagai berikut :

1. Manfaat teoritis

Secara teoritis, penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan mengenai salah satu metode pembelajaran yang dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa.

2. Manfaat Praktis

Selain manfaat teoritis yang telah dijabarkan sebelumnya, penelitian ini juga memiliki manfaat praktis pihak-pihak tertentu yang dijabarkan sebagi berikut

a. Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi sekolah mengenai usaha dalam meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas 2 semester II tahun ajaran 2012/2013 dengan menerapkan metode role play dalam pembelajaran tematik.

b. Guru

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan inspirasi untuk guru dalam melaksanakan pembelajaran, khususnya pembelajaran tematik dengan menerapkan metode role play untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa.


(27)

c. Penulis

Sebagai bahan pertimbangan untuk merancang sebuah pembelajaran yang menyenangkan dengan menerapkan metode

role play dalam pembelajaran tematik setelah menjadi guru


(28)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pada bagian Bab II ini dibahas mengenai keaktifan, belajar, prestasi belajar, metode role play, pembelajaran tematik, mengenai penelitian yang relevan, kerangka berpikir, serta hipotesis tindakan.

A. Keaktifan

Menurut Natawijaya (Depdiknas, 2005:31) belajar aktif adalah suatu belajar mengajar yang menekankan keaktifan siswa secara fisik, intelektual dan emosional guna memperoleh hasil belajar yang berupa perpaduan antara aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Sementara Mulyono (2001:26) menyatakan keaktifan adalah kegiatan atau aktivitas atau segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non fisik. Sedangkan Sanjaya (2007: 101-106) berpendapat bahwa aktivitas tidak hanya ditentukan oleh aktivitas fisik semata, tetapi juga ditentukan oleh aktivitas non fisik seperti mental, intelektual dan emosional.

Mengadopsi dari berbagai pendapat diatas, ada beberapa kesamaan pendapat mengenai pengertian keaktifan yaitu dalam hal kegiatan-kegiatan yang bersifat fisik, non fisik. Dari beberapa kesamaan tersebut sehingga peneliti menyimpulkan bahwa keaktifan belajar merupakan segala bentuk aktivitas yang dilakukan oleh siswa baik secara fisik maupun non fisik selama kegiatan belajar berlangsung. Selain itu peneliti juga menambahkan tujuan dari keaktifan dengan mengadopsi pendapat dari Natawijaya bahwa, keaktifan


(29)

selama kegiatan belajar tersebut bertujuan untuk mencapai tujuan belajar secara menyeluruh, baik aspek kognitif, afektif, maupun aspek psikomotorik.

Beberapa prinsip utama dalam pembelajaran aktif diantaranya adalah (Rohandi, 2004:51):

1. Subyek pembelajaran adalah siswa

2. Belajar aktif dilakukan dengan cara melakukan sesuatu yang dijadikan suatu obyek persoalan yang akan ditelusuri.

3. Belajar aktif lebih efektif bila dilakukan dalam kelompok agar tercipta interaksi yang multiarah.

4. Aktivitas siswa harus menyenangkan, menarik perhatian, menantang untuk ditelusuri dan penuh peluang untuk mengembangkan kreatifitas (baik dalam berpikir maupun berkreasi).

Menurut Dierich dalam Hamalik (2001:172), keaktifan belajar dapat diklasifikasikan dalam 8 kelompok, yaitu :

1. Kegiatan visual : membaca, melihat gambar, mengamati bagan.

2. Kegiatan lisan : bertanya, menjawab pertanyaan, mengemukakan pendapat, berdiskusi.

3. Kegiatan mendengarkan : Mendengarkan percakapan, mendengarkan musik.

4. Kegiatan menulis : Menulisi cerpen, menulis laporan.

5. Kegiatan mengambar : membuat peta, menggambar, membuat grafik atau pola.


(30)

7. Kegiatan mental : Memecahkan masalah, membuat kesimpulan, merangkum

8. Kegiatan emosional : Minat, berani, percaya diri, perhatian

Macam-macam keaktifan dalam belajar sangat beraneka ragam bentuknya, mulai dari keaktifan fisik sampai keaktifan psikis. Keaktifan fisik misalnya membaca, mendengar, menulis, berlatih keterampilan-keterampilan. Sedangkan contoh keaktifan psikis adalah menggunakan khasanah pengetahuan dalam memecahkan masalah, menyimpulkan hasil percobaan (Mudjiono, 1994:45).

Sehubungan dengan variabel dalam penelitian ini, yaitu mengenai keaktifan belajar siswa maka peneliti menentukan beberapa indikator keaktifan yang akan digunakan untuk mengukur tingkat keaktifan siswa. Peneliti akan mengadopsi macam-macam indikator keaktifan belajar dari Dierich dan Mudjiono (1994). Indikator keaktifan tersebut meliputi keaktifan dalam menjawab pertanyaan, mengemukakan pendapat, partisipasi dalam pembelajaran, perhatian dalam pembelajaran, mengajukan pertanyaan. Di mana, dalam setiap indikator tersebut terdapat sub-sub indikator yang dijabarkan pada lembar observasi keaktisn siswa. Dalam rangka untuk mengetahui tingkat keaktifan siswa pada setiap indikator ini, peneliti melakukan observasi secara personal dan dibantu oleh guru kelas dan juga teman-teman yang terlibat saat pembelajaran berlangsung.


(31)

B. Prestasi Belajar

1. Definisi Belajar

Winkel (1984:59) menjelaskan bahwa belajar pada manusia dirumuskan sebagai suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungannya yang menghasilkan sejumlah perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, dan nilai sikap perubahan itu secara relatif konstan dan berbekas. Pengertian serupa juga dijelaskan oleh Slameto (2003:2) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Dari pendapat-pendapat diatas dapat kita lihat adanya kesamaan mengenai pendefinisian belajar dari para ahli yaitu dalam hal adanya perubahan. Dari kesamaan tersebut maka peneliti mencoba mendefinisikan pengertian belajar berdasarkan kedua pengertian diatas. Pada hakikatnya belajar merupakan aktifitas seseorang untuk mencapai perubahan secara menyeluruh, baik dalam hal perubahan tingkah laku, pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, dan nilai sikap melalui kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh setiap individu dengan lingkungannya. Melalui kegiatan-kegiatan belajar tersebut diharapkan adanya perubahan-perubahan sebagai wujud dari hasil belajar. Hasil belajar tersebut tidak hanya pada aspek kognitif semata, namun sangatlah komplek yang mana menyangkut ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.


(32)

2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Belajar

Suryabrata (2004:233-237) menjelaskan adanya faktor-faktor yang mempengaruhi aktifitas belajar yang meliputi :

a. Faktor yang berasal dari luar diri pelajar 1) Faktor-faktor non sosial

Faktor non sosial yang dapat mempengaruhi aktifitas belajar seperti faktor cuaca, keadaan udara, suhu, letak sekolah. Karena keadaan tersebut sangat menentukan aktifitas belajar sebagai contoh jika keadaan udara dilingkungan panas maka akan mengurangi konsentrasi siswa dalam belajar.

2) Faktor-faktor sosial

Kehadiran orang lain saat belajar dapat menggangu konsentrasi belajar, inilah sebuah contoh faktor sosial yang dapat mempengaruhi aktifitas belajar.

b. Faktor yang berasal dari dalam diri pelajar 1) Faktor-faktor fisiologis

Faktor fisiologis ini meliputi keadaan tubuh yang segar atau tidak, penyakit tubuh, gangguan panca indra. Keadaan tubuh yang segar, sehat secara tidak langsung akan memudahkan siswa dalam melakukan aktifitas belajar.

2) Faktor-faktor psikologis

Adanya kesadaran akan kebutuhan belajar, rasa ingin tahu, adanya keinginan untuk maju, adanya keinginan untuk memperbaiki


(33)

kegagalan. Faktor-faktor tersebut muncul dari dalam individu masing-masing.

Dari uraian di atas maka dapat diambil beberapa hal mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar yang meliputi faktor dari luar individu (faktor non sosial, faktor sosial) dan faktor yang berasal dari dalam individu itu sendiri (faktor fisiologis, faktor psikologis). Faktor-faktor tersebut sangatlah berhubungan kuat pada hasil belajar setiap individu sebab faktor-faktor tersebut sangat mempengaruhi kegiatan-kegiatan yang dilakukan setiap individu selama proses belajar.

3. Ciri-ciri belajar

Belajar mempunyai karakteristik tertentu menurut Aqib (2010:48) antara lain yaitu :

a. Belajar harus memungkinkan perubahan tingkah laku diri individu yang meliputi tiga aspek, yaitu aspek kognitif (pengetahuan), aspek sikap atau nilai (afektif), serta keterampilan (psikomotorik).

b. Belajar merupakan buah dari pengalaman yang terjadi karena adanya interaksi antara dirinya dengan lingkungan.

c. Hasil belajar/perubahan sikap relatif tetap diperoleh melalui pengalaman atau latihan.

Pembelajaran tematik dalam penelitian ini akan mengadopsi ketiga ciri belajar diatas. Diharapkan perubahan yang akan terjadi pada peserta didik meliputi tiga aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Sedangkan tema yang diterapkan dalam pembelajaran ini adalah keluarga.


(34)

4. Definisi Prestasi Belajar

Menurut Gagne dalam Baharudin (2007:18) prestasi belajar dapat ditunjukkan dengan hasil belajar siswa, hasil belajar tersebut dapat berupa keterampilan mengerjakan sesuatu, kemampuan menjawab soal atau menyelesaikan tugas. Pengertian senada mengeni prestasi belajar juga dijelaskan oleh Winkel (1984:162) menjelaskan bahwa prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan usaha yang dapat dicapai.

Berdasarkan kedua pengertian prestasi belajar tersebut yang menjadi kata kunci dalam mengartikan makna prestasi belajar terletak pada hasil yang dicapai. Jadi yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah suatu hasil yang dicapai seseorang setelah melakukan kegiatan belajar. Prestasi belajar tidak hanya memuat pengertian nilai ulangan semata namun, lebih kepada segala hasil yang diperoleh seseorang setelah melakukan kegiatan aktifitas belajar. Akan tetapi, dalam penelitian ini, peneliti fokus pada pengertian prestasi belajar sebagai hasil dari siswa dalam mengerjakan soal-soal evaluasi dalam setiap siklus penelitian.

C. Metode Role Play

Menurut Hamzah (2012:25) metode role pla y adalah salah satu metode yang dipelopori oleh Shaftel, ada beberapa hal yang melatar belakangi munculnya metode ini. Pertama, dibuat berdasarkan asumsi bahwa sangatlah mungkin menciptakan analogi otentik ke dalam situasi permasalahan kehidupan nyata. Kedua, bahwa bermain peran dapat mendorong siswa


(35)

mengekspresikan perasaannya dan bahkan melepaskan. Ketiga, bahwa proses psikologis melibatkan sikap, nilai, dan keyakinan kita serta mengarahkan pada kesadaran melalui keterlibatan spontan yang disertai analisis. Menyinggung masalah pengertian role play. Devi (2010:11) menjelaskan role play pada prinsipnya merupakan metode untuk menghadirkan peran-peran yang ada dalam dunia nyata ke dalam suatu pertunjukan peran didalam kelas/pertemuan, yang kemudian dijadikan sebagai bahan refleksi agar peserta memberikan penilaian, dan kemudian memberikan saran/alternatif pendapat bagi pengembangan peran-peran tersebut.

Apabila ditinjau secara istilah, metode role play adalah bentuk metode mengajar dengan mendramakan/memerankan cara bertingkah laku dalam hubungan sosial, yang lebih menekankan pada kenyataan-kenyataan dimana para siswa diikutsertakan dalam memainkan peranan di dalam mendramakan masalah-masalah hubungan sosial. Dalam metode ini siswa diberi kesempatan untuk mengembangkan imajinasinya dalam memerankan seorang tokoh atau benda-benda tertentu dengan mendapat ulasan dari guru agar mereka menghayati sifat-sifat dari tokoh atau benda tersebut. Tujuan dari metode role play adalah untuk memecahkan suatu masalah dan agar memperoleh kesempatan untuk merasakan perasaan orang lain (Surjadi, 2012:81).

1. Langkah-langkah Metode Role Play

Dalam pembelajaran dengan metode role play ada beberapa langkah-langkah yang harus dilakukan agar pembelajaran dapat


(36)

berlangsung dengan baik. Berikut ini adalah langkah-langkah pembelajaran role play menurut Hamzah (2012:43) :

a. Guru menyusun sekenario yang akan ditampilkan

b. Guru menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari sekenario dan berlatih sebelum KBM

c. Guru menunjuk siswa yang anggotanya 5 orang

d. Memberi penjelasan mengenai kompetensi yang ingin dicapat dalam pembelajaran

e. Memanggil siswa yang sudah ditunjuk untuk melakoni sekenario yang telah dipersiapkan

f. Masing-masing siswa duduk dikelompoknya sambil memperhatikan dan mengamati sekenario yang sedang diperagakan

g. Setelah selesai dipentaskan, masing-masing siswa diberikan lembar kerja untuk dibahas

h. Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulanya i. Guru memberikan kesimpulan secara umum

j. Evaluasi k. Penutup

Pakar lain juga menerangkan mengenai petunjuk guna menggunakan metode role play (Djamarah, 2010:89) sebagai berikut:

a. Tetapkan dahulu masalah-masalah sosial yang menarik perhatian siswa untuk dibahas.


(37)

b. Ceritakan kepada siswa mengenai isi dari masalah-masalah dalam kontek masalah cerita tersebut.

c. Tetapkanlah siswa yang dapat atau yang bersedia untuk memainkan perannannya di depan kelas.

d. Jelaskan kepada pendengar mengenai peranan mereka pada waktu role play sedang berlangsung.

e. Berikan waktu kepada para pelaku untuk berunding sebelum mereka memainkan peranannya.

f. Akhiri role play dengan diskusi kelas untuk bersama-sama memecahkan masalah persoalan yang ada pada role play tersebut. g. Jangan lupa menilai hasil role play tersebut sebagai bahan

pertimbangan lebih lanjut.

Dari langkah-langkah di atas peneliti akan mengolaborasikan langkah-langkah metode role play yang dikemukakan oleh para ahli diatas dan dengan sedikit memodifikasi. Dibawah ini merupakan langkah-langkah pelaksanaan metode role play pada penelitian ini :

a. Siswa membentuk kelompok berangotakan 4-5 siswa

b. Guru menetapkan masalah sosial yang disesuaikan dengan materi pelajaran yang akan diajarkan kepada siswa.

c. Ceritakan kepada siswa mengenai isi dari masalah-masalah dalam konteks masalah cerita tersebut.

d. Jelaskan kompetensi yang ingin dicapai dalam pembelajaran e. Guru menyusun sekenario yang akan ditampilkan


(38)

f. Guru memberikan naskah drama yang akan diperagakan. Pemberian naskah dialog diberikan pada siklus I, sedangkan pada siklus II tanpa adanya naskah dialog.

g. Jelaskan kepada pendengar mengenai peranan mereka pada waktu

role play sedang berlangsung.

h. Berikan waktu kepada para pelaku untuk berunding sebelum mereka memainkan peranannya.

i. Role play dilaksanakan sesuai arahan guru

j. Siswa yang berlaku sebagai audien dihimbau untuk memperhatikan dan mengamati sekenario yang sedang diperagakan

k. Setelah pementasan selesai, masing-masing kelompok mendiskusikan kembali kegiatan di LKS

l. Masing-masing kelompok menyampaikan hasil diskusi

m. Menilai hasil role play sebagai bahan pertimbangan lebih lanjut. n. Guru memberikan kesimpulan secara umum

o. Evaluasi, kegiatan ini dilakukan hanya sekali pada setiap siklusnya. p. Penutup

2. Kelebihan metode Role Play

Salah satu kelebihan atau keunggulan metode bermain peran yaitu mampu menarik perhatian anak, sehingga suasana kelas semakin hidup (Zuhairini, 1983:103). Kelebihan metode role play (Djamarah, 2010:89) : a. Siswa melatih dirinya untuk melatih, memahami, dan mengingat isi


(39)

b. Siswa akan berlatih untuk berinisiatif dan berkreatif.

c. Bakat yang ada pada siswa dapat dipupuk sehingga dimungkinkan akan muncul bibit seni drama dari sekolah.

d. Kerjasama antar pemain dapat ditumbuhkan dan dibina dengan baik. e. Siswa memperoleh kebiasaan untuk membina dan membagi tanggung

jawab dengan sesamanya.

f. Bahasa lisan siswa dapat dibina menjadi bahasa yang baik agar mudah dipahami orang lain.

D. Pembelajaran Tematik

1. Pengertian Pembelajaran Tematik

Pusat Kurikulum Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional (dalam modul Pembelajaran Tematik, 2006:5) pembelajaran tematik merupakan pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengkaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada peserta didik. Definisi serupa juga diungkapkan Subrata, pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang diawali dengan suatu pokok bahasan lain, konsep tertentu dikaitkan dengan konsep lain yang dilakukan secara spontan atau direncanakan, baik dalam satu bidang studi atau lebih, dan dengan beragam pengalaman belajar siswa, maka pembelajaran akan lebih bermakna (Trianto, 2009:84).


(40)

Kedua definisi diatas sama-sama memaparkan bahwa pembelajaran tematik merupakan pembelajaran dengan mengkaitkan beberapa bidang studi atau mata pelajaran dengan dilingkupi oleh suatu tema dan bertujuan untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna. Dari definisi diatas maka untuk mengetahui ada atau tidaknya keterkaitan antara mata pelajaran yang satu dengan mata pelajaran yang lain maka ditentukan sebuah tema. Semakin luas tema yang digunakan maka semakin luas pula bidang kajian yang mampu dilingkupi.

2. Ciri-ciri Pembelajaran Tematik

Depdiknas (2003:26) menyebutkan ada enam ciri-ciri pembelajaran tematik, yaitu :

a. Berpusat pada anak

b. Memberikan pengalaman langsung pada anak c. Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas

d. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran

e. Bersifat fleksibel

f. Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak

Selain itu Trianto (2009:91) juga mengemukakan bahwa pembelajaran tematik memiliki karakteristik berpusat pada peserta didik, memberi pengalaman langsung, hasil sesuai minat peserta didik, pemisahan mata


(41)

pelajaran tidak jelas, menyajikan berbagai konsep dari mata pelajaran, fleksibel, dan disajikan dalam prisip belajar sambil bermain.

Dari paparan mengenai ciri dan karakteristik diatas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tematik memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

a. Pembelajaran berpusat pada peserta didik

b. Pembelajaran mampu memberikan pengalaman langsung

c. Hasil yang dicapai sesuai dengan minat dan kebutuhan peserta didik d. Pemisahan mata pelajaran dalam proses pembelajaran tidak jelas

e. Pembelajaran mampu menyajikan berbagai konsep dari berbagai mata pelajaran

f. Fleksibel

3. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Tematik

a. Keunggulan Pembelajaran Tematik

Depdiknas (2003:27) menyebutkan beberapa keunggulan dari pembelajaran tematik, diantaranya adalah :

1) Pengalaman dan kegiatan belajar yang relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan peserta didik.

2) Menyenangkan karena bertolak dari minat dan kebutuhan peserta didik.

3) Hasil belajar akan tahan lama sebab lebih berkesan dan bermakna. 4) Mengembangkan keterampilan berpikir sesuai dengan


(42)

5) Menumbuhkan keterampilan sosial dalam bekerjasama, toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang lain.

Selain keuntungan yang disebutkan diatas, pada Panduan KTSP dalam Trianto (2010:83) juga menyebutkan beberapa keunggulan dari pembelajaran tematik, diantaranya adalah :

1) Memudahkan pemusatan pada tema tertentu.

2) Peserta didik mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi dasar antara isi mata pelajaran dalam tema yang sama.

3) Pemahaman materi mata pelajaran lebih mendalam dan berkesan. 4) Kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan

mengkaitkan mata pelajaran lain dengan pengalaman peserta didik.

5) Manfaat dan makna belajar lebih dirasakan karena materi disajikan dalam konteks tema yang jelas.

6) Peserta didik lebih semangat belajar karena dapat berkomunikasi dalam situasi yang nyata, untuk mengembangkan suatu kemampuan dalam suatu mata pelajaran sekaligus mata pelajaran lain.

7) Pendidik dapat menghemat waktu sebab mata pelajaran disajikan sekaligus.


(43)

b. Kelemahan Pembelajaran Tematik

Selain memiliki keunggulan-keunggulan seperti yang dijelaskan pada bagian sebelumnya, pembelajaran tematik juga memiliki berbagai kelemahan. Kelemahan pembelajaran tematik (Trianto, 2009:90-91) sebagai berikut :

1) Aspek Pendidik

Guru harus memiliki wawasan luas dalam menyelenggarakan pembelajaran. Selain itu juga dituntut untuk mencari banyak informasi, sumber-sumber belajar.

2) Aspek Peserta Didik

Pada pembelajaran tematik, peserta didik dituntut untuk memiliki kreatifitas dan kemampuan akademik yang tinggi sebab yang dipelajari dalam proses pembelajaran tidak hanya terfokus pada satu bidang kajian melainkan beberapa bidang kajian. Selain itu dalam pembelajaran tematik, siswa dituntut untuk menghubungkan konsep-konsep, mengeksplorasi, dan juga mengelaborasi bidang kajian yang sedang dipelajari.

3) Aspek Sarana dan Sumber Belajar

Sarana dan sumber belajar yang diperlukan sangat banyak dan bervariasi. Hal ini bertujuan untuk memperluas pengetahuan dan juga untuk mempermudah dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran.


(44)

4) Aspek Kurikulum

Kurikulum yang diterapakan harus luwes dan berorientasi pada pencapaian ketuntasan pemahaman peserta didik. Sehingga, dalam hal ini guru harus diberi kewenangan dalam mengembangkan materi, metode mengajar, dan juga dalam hal penilaian.

5) Aspek Penilaian

Penilaian tidak dapat dipisah-pisah, melainkan penilaian harus menyeluruh dan mencangkup semua bidang kajian yang masuk dalam tema tersebut. Sehingga hal ini sangat menyulitkan guru dalam melakukan proses penilaian.

6) Aspek Suasana Pembelajaran

Pembelajaran tematik cenderung mengutamakan salah satu bidang kajian mata pelajaran. Hal ini mengakibatkan bidang kajian yang lain menjadi tengelam. Selain itu guru dalam mengajar cenderung menekankan substansi gabungan sesuai tingkat pemaham, latar belakang pendidikan, dan selera dari guru yang bersangkutan.

4. Tahap-tahap Pembelajaran Tematik

Tahap-tahap pembelajaran tematik (Purnomo, 2006:10) sebagai berikut :

a. Tahap persiapan

Langkah pertama adalah memetakan kompetensi dasar yang bisa dilingkupi dengan tema yang sama, pengembangan jaringan tema, pengembangan silabus dan penyusunan rencana pelaksanaan


(45)

pembelajaran. Setelah mengobservasi, peneliti kemudian mencari kompetensi dasar yang bisa dikaitkan dengan sebuah tema dan juga bisa diterapkan dengan metode role play hingga pada akhirnya peneliti memilih dua mata pelajaran yaitu mata pelajaran IPS dan PKn dengan dilingkupi tema keluaraga. Selanjutnya, menyusun silabus dan juga menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran untuk setiap siklusnya.

b. Tahap pelaksanaan

Pada tahap pelaksaan meliputi dua langkah, yang pertama mengatur kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir serta tindak lanjut. Selanjutnya pada langkah kedua yaitu mengatur alokasi waktu dari masing-masing kegiatan. Kegiatan dalam pembelajaran pada penelitian ini diawali dengan kegiatan membuka pelajaran, kegiatan inti yang berisi kegiatan role pla y sesuai dengan pokok bahasan, dan yang terakhir diisi dengan kegiatan penutup.

c. Tahap penilaian

Kegiatan penilaian dalam pembelajaran tematik dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti penilaian pembelajaran pada umumnya. Misalnya penilaian dapat dilakukan dengan tes maupun non tes. Pada penelitian ini, kegiatan penilaian kognitif akan peneliti lakukan dengan cara tes sebab dengan penilaian tes memudahkan untuk mengetahui tingkat prestasi siswa. Selain itu


(46)

penilaian akan dilakukan secara terpisah mengingat penilaian yang dilakukan di SD terkait juga masih secara terpisah. Penilaian non tes akan peneliti lakukan saat kegiatan pembelajaran dengan cara observasi atau mengamati tingkat keaktifan siswa berdasarkan indikator keatifan.

E. Penelitian Yang Relevan

Ada beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini, diantaranya adalah :

1. Penelitian yang dilakukan oleh Indah Tri Lestari, Marimin, Nina Oktarina (2012) yang berjudul “Efektivitas Metode Role Playing Pada Mendeskripsikan Pelayanan Prima Untuk Meningkatkan Hasil Belajar”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas metode pembelajaran role playing pada pokok bahasan mendeskripsikan pelayanan prima untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas X Administrasi Perkantoran SMK Hidayah Semarang. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X AP SMK Hidayah Semarang Tahun Ajaran 2011/2012. Dari hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan keaktifan siswa dimana, Pada siklus I nilai rata-rata mencapai 74,7 dan pada siklus II nilai rata-rata mencapai 82,5. Pada siklus I ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal mencapai 66,7% dan pada siklus II ketuntasan hasil belajar siswa meningkat menjadi 96,7%.


(47)

2. Penelitian kedua yang relevan yaitu penelitian yang dilakukan oleh Hartati, Tri, Widiyanti, dan Nina Oktarina (2012) dengan judul penelitian “Penerapan Model Pembelajaran Bermain Peran (Role Playing) dalam Meningkatkan Hasil Belajar Ekonomi. Penelitian ini dilakukan di SMA N 1 Wadaslintang. Dapat diketahui bahwa hasil penelitian pada siklus I aktifitas siswa sebesar 57,82% (cukup aktif), rata-rata nilai hasil belajar 72 ketuntasan klasikal 68,18% dan respon siswa 64,58% (positif). Siklus II keaktifan siswa menjadi 78,9% (aktif), rata-rata nilai hasil belajar 84 ketuntasan klasikal 95,45% dan respon siswa meningkat menjadi 77,56% (positif).

Berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu, peneliti menyimpulkan bahwa penelitian yang dilakukan oleh peneliti-peneliti lain mengenai peningkatan prestasi dan keaktifan belajar dengan menggunakan metode role

play relevan untuk digunakan peneliti dalam penelitian ini. Penelitian ini

berbeda dengan penelitian sebelumnya dimana, pada penelitian sebelumnya yang menjadi subyek penelitian adalah siswa MTs kelas VIII dan siswa SMA kelas X selain itu metode role play pada penelitian sebelumnya diterapkan pada satu mata pelajaran. Sedangkan pada penelitian ini yang menjadi subyek penelitian adalah anak kelas 2 sekolah dasar dan metode role play dalam penelitian ini akan diterapkan dalam pembelajaran tematik di sekolah dasar dimana, metode pembelajaran tematik mengkaitkan lebih dari satu mata pelajaran.


(48)

F. Kerangka Berfikir

Mulyono (2001:26), menyatakan keaktifan adalah kegiatan atau aktivitas atau segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non fisik. Sedangkan menurut Natawijaya (Depdiknas, 2005:31) belajar aktif adalah suatu belajar mengajar yang menekankan keaktifan siswa secara fisik, intelektual dan emosional guna memperoleh hasil belajar yang berupa perpaduan antara aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Keaktifan belajar sangatlah penting dalam proses kegiatan belajar mengajar sebab keaktifan sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Mengingat pentingnya keaktifan terhadap prestasi belajar maka sebagai guru harus mampu memfasilitasi kegiatan belajar siswa untuk aktif dalam pembelajaran sehingga diharapkan dengan adanya keaktifan tersebut prestasi siswa meningkat.

Berbicara mengenai kegiatan pembelajaran, khususnya pembelajaran siswa sekolah dasar dapat dikategorikan menjadi dua yaitu pembelajaran terpadu untuk kelas atas dan pembelajaran tematik untuk kelas bawah. Membahas mengenai pembelajaran tematik, ada beberapa pengertian dari ahli misalnya, Hadi Subrata dalam Trianto (2009:84), pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang diawali dengan suatu pokok bahasan lain, konsep tertentu dikaitkan dengan konsep lain yang dilakukan secara spontan atau direncanakan, baik dalam satu bidang studi atau lebih, dan dengan beragam pengalaman belajar siswa, maka pembelajaran akan lebih bermakna. Dilihat dari pengertian tersebut bahwa pembelajaran tematik mampu memberikan


(49)

bermacam-macam pengalaman belajar sehingga akan terbentuk pembelajaran yang bermakna. Namun, semua itu tidak lepas dari metode-metode yang diterapkan dalam pembelajaran dimana, metode pembelajaran sangat mempengaruhi corak belajar siswa baik pada pembelajaran terpadu maupun pembelajaran tematik. Ada banyak metode yang bisa diterapkan dalam pembelajaran misalnya ceramah, diskusi, role play.

Sesuai dengan metode yang diterapkan dalam penelitian ini yaitu metode role play. Metode role play memiliki berbagai macam karakteristik diantaranya yaitu dengan bermain peran atau role play siswa akan terlibat langsung atau mengalami sendiri peristiwa dan juga mengalami masalah sosial dalam kajian-kajian mata pelajaran terkait. Dari keterlibatan siswa dalam memainkan peran maka akan menciptakan suatu kegiatan belajar yang bermakna. Dimana, kegiatan belajar bermakna akan lebih berkesan dan membekas atau meninggalkan pengetahuan-pengetahuan yang telah dipelajari siswa. Selain itu, sesuai dengan salah satu kelebihan dari metode role play bahwa dengan memainkan peran, siswa dapat berlatih, memahami, dan mengingat isi bahan yang akan dimainkan. Sehingga dengan mengaktifkan siswa maka akan memudahkan siswa dalam memahami masalah sosial yang sedang dipelajari bukan hanya sekedar menghafal konsep-konsep abstrak dalam mata pelajaran. Dengan bekal pemahaman terhadap kajian-kajian mata pelajaran yang dipelajari maka akan memudahkan siswa dalam menjawab tes evaluasi.


(50)

G. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan uraian-uraian di atas, hipotesis penelitian ini sebagai berikut : 1. Metode role play dapat diterapkan dengan cara tahap persiapan, tahap

pelaksanaan, serta tahap evaluasi pada pembelajaran tematik dalam upaya meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar pada siswa kelas II SD Negeri Kledokan Tahun Ajaran 2012/2013.

2. Penerapkan metode role play dalam pembelajaran tematik dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar pada siswa kelas II SD Negeri Kledokan Tahun Ajaran 2012/2013.


(51)

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada Bab III ini berisi mengenai jenis penelitian, setting penelitian, rencana tindakan, pengumpulan data dan instrument penelitian, uji validitas dan reliabilitas instrument, teknik analisis data, indikator keberhasilan, dsb. Untuk lebih jelasnya mengenai hal-hal diatas, akan peneliti jelaskan sebagai berikut.

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Kasbolah (2001:8) mengungkapkan, penelitian tindakan kelas adalah penelitian praktis yang dimaksudkan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu pembelajaran di kelas dan upaya perbaikan ini dilakukan dengan melaksanakan tindakan untuk mencari jawaban atas permasalahan yang diangkat dari kegiatan tugas sehari-hari di kelas. Sedangkan Ebbutt dalam Arifin (2011:97) menyatakan penelitian tindakan kelas adalah suatu studi percobaan yang sistematis untuk memperbaiki praktik pendidikan dengan melibatkan kelompok partisipan (guru) melalui tindakan pembelajaran dan refleksi mereka sebagai akibat dari tindakannya tersebut. Dari kedua pendapat tersebut, dapat diperoleh gambaran yang jelas bahwa PTK merupakan suatu penelitian dengan tujuan untuk memperbaiki praktik pendidikan atau meningkatkan mutu pembelajaran di kelas. Diharapakan dengan menggunakan PTK mampu membantu guru dalam mengatasi permasalahan-permasalahan pembelajaran yang ada dalam kelas sehingga mampu meningkatkan kualitas pendidikan.


(52)

Model dan langkah PTK dalam penelitian ini mengacu pada model spiral dari kemmis dan taggart dimana, pada model ini terdapat beberapa tahap yang dapat digambarkan pada gambar berikut ini :

Gambar 3.1. Rancangan Siklus Penelitian Kemmis dan Taggart (Arikunto: 2006)

B. Setting Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD N Kledokan Yogyakarta. SD N Kledokan ini beralamat di Jl. Garuni III Kledokan Caturtunggal Depok Sleman. Peneliti memilih SD Kledokan ini sebab sesuai dengan hasil observasi tingkat keaktifan dan prestasi siswa kelas 2 dalam salah satu pembelajaran tematik tergolong rendah. Selain itu, di SD tersebut belum


(53)

menerapakan metode role play pada pembelajaran tematik. Hal ini sangat menginspirasi peneliti untuk mengimplementasikan metode role pla y dalam pembelajaran tematik dikelas 2 di SD tersebut, dengan harapan dapat membantu meningkatkan keaktifan dan prestasi siswa khususnya dalam mata pelajaran yang terkait dalam penelitian.

2. Subyek Penelitian

Subyek dari penelitian ini adalah siswa kelas II semester 2 SD Negeri Kledokan tahun ajaran 2012/2013. Jumlah siswa kelas 2 SD Negeri Kledokan berjumlah 26 siswa yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan.

3. Obyek Penelitian

Obyek penelitian ini yaitu keaktifan dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran tematik dengan menerapkan metode role play. Dimana, tema yang digunakan adalah tentang keluarga, sedangkan mata pelajaran yang tercangkup pada tema ini adalah IPS, Matematika, PKn, dan Bahasa Indonesia.

4. Waktu Penelitian

Seluruh kegiatan dalam penelitian dilaksanakan berdasarkan jadwal yang sudah ditentukan peneliti. Penelitian ini dimulai dari bulan Februari 2013 sampai bulan Juni 2013, dibawah ini merupakan jadwal pelaksanaan penelitian :


(54)

Tabel 3.1. Jadwal Penelitian

N

o Uraian Kegiatan

Waktu (Minggu ke -)

Jan Feb Maret April Mei Juni

3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1. Proses perijinan

ke sekolah 2. Observasi pra

penelitian (kondisi awal) dan wawancara 3. Persiapan

perangkat pembelajaran 4. Pelaksanaan

siklus I 5. Pelaksanaan

siklus II

6. Pengolahan data hasil penelitian 7. Penyelesaian

kelengkapan penelitian 8. Penyusunan

laporan 9. Ujian skripsi 10. Revisi 11. Pembuatan

artikel

C. Rencana Tindakan

Langkah-langkah dalam penelitian kelas ini dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Persiapan

a. Permintaan izin kepada kepala sekolah SD Negeri Kledokan b. Observasi pembelajaran kelas dan wawancara guru kelas c. Identifikasi masalah

d. Mengkaji kompetensi dasar, pokok bahasan, dan juga indikator yang ingin dicapai.


(55)

e. Menyusun silabus, RPP, dan LKS

f. Menyusun kisi-kisi soal dan soal untuk siklus I dan siklus II

g. Membuat alat peraga yang akan digunakan pada siklus I dan siklus II

2. Rencana Tindakan Setiap Siklus

Berikut ini merupakan gambaran singkat mengenai kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan pada siklus I dan siklus II :

a. Pada siklus I pertemuan pertama, siswa melakukan role play drama dengan topik kedudukan dan peran anggota keluarga inti. Pada pertemuan kedua siswa melakukan role play drama dengan topik kedudukan dan peran anggota keluarga batih. Peneliti menjabarkan rencana pembelajaran pada siklus I yang tertera dibawah.

b. Pada siklus II pertemuan pertama siswa melakukan role play kegiatan musyawarah dalam lingkungan keluarga sekolah. Pada pertemuan kedua siswa melakukan role play tentang kegiatan pemungutan suara untuk memilih ketua kelas.

Untuk lebih jelas mengenai rincian kegiatan yang akan dilaksanakan pada tiap siklusnya dapat dilihat pada lampiran 5 dan 6 mengenai RPP dari setiap siklus. Akan tetapi peneliti akan menjabarkan secara singkat mengenai alur-alur dari kegiatan per siklus sebagai berikut :


(56)

Rencana Tindakan Siklus I

Pertemuan I

a. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan akan peneliti lakukan sesuai dengan perencanaan yang sudah ditentukan.

1) Siswa membentuk kelompok berangotakan 4-5 siswa

2) Siswa bersama guru menetapkan masalah sosial yang akan dibuat

role play, yaitu tentang peran dan kedudukan anggota keluarga inti.

3) Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai isi dari masalah-masalah dalam konteks cerita tersebut.

4) Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai kompetensi yang ingin dicapai dalam pembelajaran.

5) Siswa bersama guru menyusun sekenario yang akan ditampilkan. 6) Guru memberikan naskah drama yang akan diperagakan.

7) Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai peranan mereka pada waktu role play sedang berlangsung.

8) Siswa berunding sebelum mereka memainkan peranannya. 9) Siswa melaksanakan role play sesuai arahan guru

10)Siswa bersama guru yang memperhatikan dan mengamati sekenario yang sedang diperagakan.

11)Setelah pementasan selesai, masing-masing kelompok mendiskusikan kembali kegiatan di LKS


(57)

13)Menilai hasil role play sebagai bahan pertimbangan lebih lanjut. 14)Guru memberikan kesimpulan secara umum

15)Penutup

Pertemuan II

1) Siswa membentuk kelompok berangotakan 4-5 siswa

2) Siswa bersama guru menetapkan masalah sosial yang akan dibuat

role play, yaitu tentang peran dan kedudukan anggota keluarga

batih.

3) Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai isi dari masalah-masalah dalam konteks cerita tersebut.

4) Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai kompetensi yang ingin dicapai dalam pembelajaran.

5) Siswa bersama guru menyusun sekenario yang akan ditampilkan. 6) Guru memberikan naskah drama yang akan diperagakan.

7) Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai peranan mereka pada waktu role play sedang berlangsung.

8) Siswa berunding sebelum mereka memainkan peranannya. 9) Siswa melaksanakan role play sesuai arahan guru.

10)Siswa bersama guru yang memperhatikan dan mengamati skenario yang sedang diperagakan.

11)Setelah pementasan selesai, masing-masing kelompok mendiskusikan kembali kegiatan di LKS.


(58)

13)Menilai hasil role play sebagai bahan pertimbangan lebih lanjut. 14)Guru memberikan kesimpulan secara umum.

15)Siswa mengerjakan soal evaluasi siklus I. 16)Penutup

b. Pengamatan

Pengumpulan data dengan jalan observasi atau pengamatan yang dilakukan pada saat pembelajaraan. Kegiatan observasi ini dilaksanakn oleh teman sebaya dan juga guru pamong. Tujuan dari observasi ini untuk mengumpulkan data mengenai keaktifan dan pelaksanaan metode role play dalam pembelajaran. Data yang diperoleh selanjutnya dibandingakan dengan nilai siswa sebelumnya, apakah mengalami peningkatan atau tidak.

c. Refleksi

Refleksi dilakukan dengan cara sebagai berikut :

1) Mengidentifikasi masalah-masalah, hambatan-hambatan dan juga kekurangan selama pembelajaran berlangsung pada pembelajaran siklus I dengan cara wawancara terhadap siswa dan juga wali kelas terkait.

2) Mengkoreksi ketercapaian indikator pada siklus I.

3) Hasil refleksi siklus I ini digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan dilaksanakan atau tidaknya tindakan siklus II.

Hasil refleksi siklus I ini digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan dilaksanakan atau tidaknya tindakan siklus II.


(59)

Rencana Tindakan Siklus II

Siklus II tidak akan dilaksanakan jika pada siklus I indikator-indikator keberhasilan sudah tercapai. Namun, untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk maka peneliti menyusun rencana-rencana tindakan siklus II. Mengingat penyusunan rencana tindakan siklus II disusun sebelum siklus I dilakukan, maka dalam pelaksanaan siklus II nanti akan peneliti koreksi kembali berdasarkan refleksi dari kegiatan siklus I. Berikut ini adalah rencana tindakan siklus II :

Pertemuan I

a. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan akan peneliti lakukan sesuai dengan perencanaan yang sudah ditentukan dan berdasarkan refleksi dari siklus I.

1) Siswa membentuk kelompok berangotakan 4-5 siswa.

2) Siswa bersama guru menetapkan masalah sosial yang akan dibuat

role play, yaitu tentang kegiatan musyawarah dilingkungan

keluarga sekolah.

3) Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai isi dari masalah-masalah dalam konteks cerita tersebut.

4) Siswa melaksanakan permainan bisik berantai secara berkelompok dan guru menilai kinerja siswa.

5) Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai kompetensi yang ingin dicapai dalam pembelajaran.


(60)

7) Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai peranan mereka pada waktu role play sedang berlangsung.

8) Siswa berunding sebelum mereka memainkan peranannya.

9) Siswa melaksanakan role play kegiatan musyawarah sesuai arahan guru.

10) Siswa bersama guru yang memperhatikan dan mengamati sekenario yang sedang diperagakan.

11)Setelah pementasan selesai, masing-masing kelompok mendiskusikan kembali kegiatan di LKS.

12)Masing-masing kelompok menyampaikan hasil diskusi.

13) Menilai hasil role play sebagai bahan pertimbangan lebih lanjut. 14) Guru memberikan kesimpulan secara umum.

15)Penutup.

Pertemuan II

1) Siswa membentuk kelompok berangotakan 4-5 siswa.

2) Siswa bersama guru menetapkan masalah sosial yang akan dibuat

role play, yaitu tentang kegiatan pemungutan suara untuk memilih

ketua kelas.

3) Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai isi dari masalah-masalah dalam konteks cerita tersebut.

4) Siswa membaca contoh teks kegiatan pemungutan suara dalam kelompok secara bergantian dan guru menilai kinerja siswa.


(61)

5) Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai kompetensi yang ingin dicapai dalam pembelajaran.

6) Siswa bersama guru menyusun sekenario yang akan ditampilkan. 7) Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai peranan mereka

pada waktu role play sedang berlangsung.

8) Siswa melaksanakan role play sesuai arahan guru.

9) Siswa bersama guru yang memperhatikan dan mengamati sekenario yang sedang dilaksanakan.

10) Setelah pementasan selesai, masing-masing kelompok mendiskusikan kembali kegiatan di LKS.

11) Masing-masing kelompok menyampaikan hasil diskusi.

12) Menilai hasil role play sebagai bahan pertimbangan lebih lanjut. 13) Guru memberikan kesimpulan secara umum.

14) Siswa mengerjakan soal evaluasi siklus II. 15) Penutup.

b. Pengamatan

Pengumpulan data dengan jalan pengamatan atau observasi yang dilakukan pada saat pembelajaraan. Kegiatan observasi ini dilaksanakan oleh teman sebaya dan juga guru pamong. Kegiatan observasi ini bertujuan untuk mengumpulkan data mengenai keaktifan dan pelaksanaan metode role play dalam pembelajaran. Data keaktifan siswa yang diperoleh selanjutnya dibandingakan dengan data keaktifan siswa pada siklus I, apakah mengalami peningkatan atau tidak.


(62)

c. Refleksi

Refleksi dilakukan dengan cara :

1) Mengidentifikasi masalah-masalah, hambatan-hambatan dan juga kekurangan selama pembelajaran I dan II.

2) Membuat kesimpulan mengenai kemampuan siswa dalam mengerjakan soal evaluasi pada setiap siklus. Selain itu peneliti juga menyimpulkan tingkat keaktifan siswa dengan menerapkan metode role play pada pembelajaran tematik selama pembelajaran siklus I dan II.

3) Membandingkan hasil yang telah diperoleh selama dua kali siklus, apakah sudah sesuai dengan indikator-indikator ketercapaian/keberhasilan yang diharapakan atau belum.

Hasil refleksi pada siklus II ini juga akan dijadikan dasar sebagai pertimbangan pengambilan keputusan dilaksanakan atau tidaknya tindakan siklus selanjutnya.

D. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan data dengan menggunakan instrumen-instrumen penelian. Instrumen merupakan alat ukur dalam penelitian (Sugiyono, 2010: 148). Ada dua instrumen yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu tes untuk mengukur prestasi siswa sedangkan instrumen non tes untuk mengukur keaktifan siswa. Instrumen-instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini meliputi lembar tes evaluasi dan lembar observasi keaktifan.


(63)

1. Tes Tertulis

Tes tertulis pada penelitian ini digunakan untuk mengetahui prestasi siswa. Instrumen tes tersebut terdiri dari 15 soal IPS dan 15 soal Matematika untuk siklus I dan 20 soal Pkn pada siklus II (terlampir pada lampiran 12 dan 13). Soal-soal pilihan ganda tersebut valid dan disusun berdasarkan kisi-kisi soal yang sudah ditentukan sebelum penelitian. Dibawah ini merupakan kisi-kisi soal evaluasi pada siklus I dan siklus II.

Tabel 3.2. Kisi-kisi Soal Pilihan Ganda Siklus I

Mata Pelajaran

Kompetensi

Dasar Indikator

Nomor Butir Soal Ilmu Pengetahuan Sosial 2.1 Mendeskripsi kan kedudukan dan peran anggota keluarga

1)Menjelaskan tentang

silsilah keluarga 7 2)Menyebutkan anggota

keluarga inti dan keluarga batih

3, 15 3)Menjelaskankan

kedudukan dari anggota keluarga inti dan batih

1, 5, 12, 17 4)Menjelaskan peran dari

anggota keluarga inti dan batih

2, 10, 11, 14, 16, 19 5)Menyebutkan cara

menghargai sesama anggota keluarga

4, 6 Matematika 3.1 Melakukan

perkalian bilangan yang hasilnya bilangan dua angka.

1)Menuliskan operasi hitung perkalian bilangan satu angka dengan satu angka

2 2)Mengaplikasikan operasi

hitung perkalian bilangan satua angka dengan satu angka dalam konteks matematika.

8, 24, 25


(64)

Mata Pelajaran

Kompetensi

Dasar Indikator

Nomor Butir

Soal

3)Menemukan cara menyelesaikan masalah perkalian bilangan satua angka dengan satu angka

9, 21, 30 4)Menuliskan operasi

hitung perkalian bilangan dengan 2

23, 28 5)Mengaplikasikan operasi

hitung perkalian bilangan dengan 2 dalam konteks matematika.

20, 26, 27 6)Menemukan cara

menyelesaikan masalah perkalian bilangan dengan 2

18, 29, 30

Tabel 3.3. Kisi-kisi Soal Pilihan Ganda dan Siklus II

Mata Pelajaran

Kompetensi

Dasar Indikator

Nomor Butir

Soal

PKn 3.1

Mengenal kegiatan bermusyawa rah

1)Menjelaskan pengertian

musyawarah 13

2)Menyebutkan kegiatan

musyawarah 1

3)Menyebutkan manfaat

musyawarah 4, 11

4)Menyebutkan tata cara bermusyawarah

3, 5, 6, 7, 9 5)Menyebutkan contoh

kegiatan pemungutan suara 17, 18 6)Menjelaskan pengertian

pemungutan suara 15, 16

7)Menemukan sikap yang harus dikembangkan dalam musyawarah 2, 8, 10, 12, 14, 19, 20


(65)

2. Non Tes

Instrumen penelitian non tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi atau pengamatan dan juga kisi-kisi wawancara. Lembar observasi digunakan untuk mengetahuai tingkat keaktifan siswa. Observasi dilakukan dengan cara mengamati kegiatan per siswa selama pembelajaran berlangsung. Lembar observasi yang akan digunakan berisi 23 item pernyataan (terlampir pada lampiran 14). Ke 23 item pernyataan tersebut dikembangkan dari kisi-kisi keaktifan dalam penelitian. Dalam rangka wawancara terhadap siswa dan guru akan selalu mengacu pada kisi-kisi lembar wawancara sedangkan lembar wawancara terdapat pada lampiran 16. Dibawah ini merupakan tabel kisi-kisi lembar keaktifan dan kisi-kisi wawancara dalam penelitian :

Tabel 3.4. Kisi-kisi Lembar Observasi Keaktifan

Indikator No. Butir Pernyataan

Menjawab pertanyaan 1, 2, 3

Mengemukakan pendapat 4, 5, 6. 7

Partisipasi dalam pembelajaran 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16 Perhatian terhadap pembelajaran 17, 18, 19, 20, 21

Mengajukan pertanyaan 22, 23, 24, 25 Tabel 3.5. Kisi-Kisi Instrumen Wawancara

No. Indikator Penilaian Nomor Soal

1. Partisipasi siswa saat mengikuti pembelajaran dengan

menerapkan metode role play. 1

2. Penerapan metode role play berpengaruh pada keaktifan

dan prestasi belajar siswa. 2

3. Keberhasilan pembelajaran dengan menerapkan metode

role play . 3

4. Kesulitan yang dialami oleh siswa dalam pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan metode role play. 4


(66)

E. Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Validitas

Menurut Sugiyono (2008:348), menjelaskan bahwa valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Jadi suatu tes dikatakan valid jika tes tersebut diujikan mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Untuk melakukan uji validitas, peneliti mengujikan soal pada siswa kelas 3 di SD terkait. Pengujian dilakukan di SD yang sama dengan alasan untuk memperoleh tingkat taraf kemampuan siswa yang hampir sama. Setelah mendapatkan data skor dari instrumen soal tersebut, kemudian data tersebut diolah dengan menggunakan program komputer SPSS 20 for windows. Tujuan digunakan program komputer ini untuk mempercepat dalam perhitungan validitas instrumen sekaligus untuk mendapakan data yang akurat. Hasil perhitungan uji validitas dengan SPSS 20 for windows terdapat pada

lampiran 17 dan 18.

Berdasarkan pengolahan data, dapat diketahui soal yang valid dan yang tidak valid. Hasil uji validitas di atas mampu menunjukkan ada 31 soal valid yang memenuhi indikator soal dari soal evaluasi siklus I, dan ada 21 soal valid yang memenuhi indikator soal pada soal evaluasi siklus II. Setelah mendapatkan data validitas dari soal-soal tersebut, kemudian peneliti akan mengambil 30 soal pada siklus I yang memiliki tingkat validitas tinggi. Begitu juga pada siklus II juga diambil 20 soal yang


(67)

tingkat kevalidannya tinggi. Soal evaluasi terlampir pada lampiran 12 dan

lampiran 13.

2. Reliabilitas

Sugiyono (2008:12), mengungkapkan bahwa instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Pada intinya instrumen dikatakan reliabel jika instrumen tersebut mampu menghasilkan data yang sama pada obyek yang sama pula, saat digunakan untuk mengukur beberapa kali. Berikut ini tabel kriteri koefisien reabilitas untuk melihat hasil perhitungan reliabilitas instrument (Masidjo, 2010:209).

Tabel 3.6. Kriteria Koefisien Reliabilitas

Koefisien Korelasi Kualifikasi

0,91-1,00 Sangat tinggi

0,71-0,90 Tinggi

0,41-0,70 Cukup

0,21-0,40 Rendah

Negative – 0,20 Sangat rendah

Dalam menentukan reliabilitas, peneliti mengunakan Program PASW 17 untuk mengukur reabilitas dari instrumen. Dibawah ini merupakan hasil perhitungan reliabilitas dengan SPSS 20 for windows menggunakan rumus Alpha Cronbach adalah sebagai berikut :


(68)

Tabel 3.7. Hasil Uji Reliabilitas Soal Siklus I dan Siklus II

Siklus Cronbach’s Alpha Kulifikasi

Siklus I .937 Sangat tinggi

Siklus II .913 Sangat tinggi

Berkaitan dengan data diatas, Nunnally dalam Ghozali (2009:46) mengungkapan bahwa suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika harga Cronbach Alpha > 0,60. Berdasarkan tabel diatas harga Cronbach

Alpha sebesar 0,937 dan 0,913. Dari harga Cronbach Alpha tersebut maka

instrument soal dalam penelitian ini dinyatakan reliabel dan layak dijadikan sebagai alat untuk pengambilan data tentang prestasi siswa.

F. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, data yang diperlukan adalah data keaktifan siswa yang berupa data kualitatif dan juga data prestasi belajar siswa yang berupa data kuantitatif. Dibawah ini merupakan penjelasan mengenai teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian :

1. Tes

Masidjo (2006:38) menyatakan tes merupakan suatu alat pengukur yang berupa serangkaian pertanyaan yang harus dijawab secara sengaja dalam situasi yang distandarisasikan, dan dimaksutkan untuk mengukur kemampuan dan hasil belajar individu atau kelompok. Berawal dari pengertian diatas, ada beberapa macam tes yang bisa dilakukan untuk mengukur hasil belajar, namun tes yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah tes prestasi. Masidjo (2006:40) menjelaskan tes prestasi belajar


(69)

adalah suatu tes yang mengukur presatasi seseorang dalam suatu bidang sebagai hasil proses belajar yang khas yang dilakukan secara sengaja dalam bentuk pengetahuan, pemahaman, keterampilan, sikap, dan nilai.

Tes yang digunakan dalam penelitian menggunakan 30 soal pilihan ganda dengan rincian 15 soal IPS dan 15 soal Matematika. Pada siklus II akan menggunakan 20 soal PKn, sedangkan penilaian pada Bahasa Indonesia akan dilakukan dengan cara pengamatan terhadap kinerja siswa seperti yang telah direncanakan dalam RPP. Akan tetapi, nilai dari kinerja siswa yang diperoleh tidak akan dikategorikan kedalam prestasi belajar, mengingat prestasi belajar dalam penelitian ini lebih menekankan pada hasil mengerjakan soal evaluasi.

2. Non Tes

1) Observasi

Hadi dalam (Sudijono, 2011:76) menjelaskan bahwa observasi merupakan cara menghimpun bahan-bahan keterangan (=data) yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan. Sedangkan Idrus (2007:129) mengungkapkan “observasi atau pengamatan merupakan aktivitas pencatatan fenomena yang dilakukan secara sistematis”. Dari pengertian-pengertian diatas maka dapat diambil suatu kesimpulan mengenai definisi dari observasi. Observasi merupakan suatu proses pengamatan yang terstruktur dan sistematis terhadap kejadian atau fenomena pada obyek tertentu.


(1)

Lampiran 43. Foto-foto Penelitian

a). Pembentukan kelompok b). Menentukan masalah sosial

c). Menceritakan isi masalah sosial d). Menjelaskan kompetensi yang akan dicapai


(2)

g). Menjelaskan peranan pendengar h). Berunding sebelum role play

i). Pelaksanaan role play j). Mengamati skenario


(3)

m). Menilai hasil role play n). Kesimpulan


(4)

(5)

(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Purwanto adalah anak kedua dari pasangan Jemakir Wiro Tinoyo dan Marmi. Lahir di Klaten pada tanggal 01 Januari 1991. Pendidikan pertama dimulai di Sekolah Dasar Negeri 2 Tegalmulyo pada tahun 1995-2000. Dilanjutkan ke jenjang pendidikan Sekolah Lanjutan Tingat Pertama Negeri 2 Kemalang pada tahun 2000-2003. Tahun 2003-2006 penulis melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Karangnongko. Selanjutnya pada Tahun 2009-2013 menempuh pendidikan di Program Studi Pendidikan Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Selama pendidikan, penulis aktif dalam bidang kemahasiswaan misalnya menjadi CO Perekap Parade Gamelan, Anggota keamanan Parade Gamelan, Anggota Perekap Parade Gamelan, dll. Selain itu, penulis juga pernah juara III Lomba Inovasi Mahasiswa (LTIM) yang diselengarakan oleh Daerah Istimewa Yogyakarta pada Tahun 2012 dengan judul inovasi Tembang Campursari (Tempat Bimbingan Belajar Cemerlang Montessori).


Dokumen yang terkait

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN MENERAPKAN MODEL WORD SQUARE PADA SISWA KELAS V SD NEGERI II Peningkatan Motivasi Belajar Dalam Pembelajaran IPA Dengan Menerapkan Model Word Square Pada Siswa Kelas V SD Negeri II Sempukerep, S

0 0 15

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar pada mata pelajaran PKN menggunakan media audio-visual untuk siswa kelas II SD N Kledokan.

0 0 2

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar pada mata pelajaran PKn siswa kelas IIB menggunakan metode Role-Play di SD Kanisius Sorowajan.

0 0 282

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar dalam pembelajaran tematik pada siswa kelas II SD Negeri Kledokan dengan menerapkan metode Role Play.

0 4 274

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPS menggunakan metode Role Play pada siswa kelas IV SD Negeri Daratan tahun ajaran 2012/2013.

0 1 285

Peningkatan minat dan prestasi belajar IPS menggunakan metode role play siswa kelas 3 SD Negeri Mentel II tahun ajaran 2012/2013.

0 0 2

Peningkatan minat dan prestasi belajar IPS kelas III SD Kanisius Ganjuran dengan menerapkan metode Role Play.

0 1 220

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPS menggunakan metode Role Play pada siswa kelas IV SD Negeri Daratan tahun ajaran 2012 2013

0 0 283

Peningkatan minat dan prestasi belajar IPS kelas III SD Kanisius Ganjuran dengan menerapkan metode Role Play - USD Repository

0 10 218

Peningkatan minat dan prestasi belajar IPS menggunakan metode role play siswa kelas 3 SD Negeri Mentel II tahun ajaran 2012/2013 - USD Repository

0 1 310