UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MELALUI STRATEGI MENULIS TERBIMBING PADA SISWA KELAS IVB SD NEGERI CEPIT SEWON.

(1)

i

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MELALUI STRATEGI MENULIS TERBIMBING

PADA SISWA KELAS IVB SD NEGERI CEPIT SEWON

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh Elsa Monita NIM 11108249007

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA


(2)

7

PERSETUJUAN

Skripsi yafig berjudul "Upaya Meningkatkan Keterampilan Menulis

Karangan Deskripsi Melalui Strategi Menulis Terbimbing pada Siswa Kelas IVB SD Negeri Cepit Sewon" disusun oleh:

: Elsa Monita

: I I 108249007

Program

Studi

: Pendidikan Curu Sekolah Dasar Telah diketahui dan disetujui oleh pembinibing untuk diujikan.

Juni 2015

SupartinaA. M.Hum

NIP 19800031 2200501 2002


(3)

(4)

(5)

v

MOTTO

Barang siapa bersungguh-sungguh, sesungguhnya itu adalah untuk dirinya sendiri (Terjemahan QS Al-Ankabut[29]: 6).


(6)

vi

PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

1. Papa dan Mamaku tercinta yang tiada henti mengirimkan doa. 2. Kakak – kakakku yang selalu memberikan dukungan dan motivasi. 3. Almamater tercinta Universitas Negeri Yogyakarta.


(7)

vii

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS

KARANGAN DESKRIPSI MELALUI STRATEGI MENULIS TERBIMBING PADA SISWA KELAS IVB SD NEGERI CEPIT SEWON

Oleh Elsa Monita 11108249007

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan deskripsi pada pembelajaran bahasa Indonesia melalui strategi menulis terbimbing padasiswa kelas IVB SD Negeri Cepit Sewon Bantul.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IVB SD Negeri Cepit Sewon yang berjumlah 20 siswa dengan objek penelitian keterampilan menulis karangan deskripsi melalui strategi menulis terbimbing. Metode pengumpulan data adalah tes, observasi, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan analisis deskriptif kuantitatif dan analisis deskripsi kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah diterapkannya strategi menulis terbimbing, keterampilan menulis karangan deskripsi mengalami peningkatan, menumbuhkan semangat dan antusiasme siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan nilai rata-rata kelas pada kondisi awal adalah 61 dengan persentase ketuntasan sebesar 15%. Nilai rata-rata kelas pada siklus I meningkat menjadi 64 dengan ketuntasan 30% yaitu meningkat sebasar 15% dari kondisi awal, dan rata-rata kelas pada siklus II meningkat lagi menjadi 79 dengan ketuntasan sebesar 80% yaitu meningkat sebanyak 50%. Peningkatan keterampilan menulis karangan deskripsi dalam pembelajaran bahasa Indonesiia dapat dilihat dari kondisi awal ke siklus I sebanyak 6 siswa dan dari siklus I ke siklus II sebanyak 16 siswa.


(8)

viii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,atas limpahan hikmat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik. Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Pendidikan Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta.

Penulis menyadari dalam menyelesaikan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah memberi dukungan, informasi serta bimbingan selama proses pengerjaan skripsi ini dari tahap perencanaan hingga penyelesaian. Oleh karena itu, dengan segenap ketulusan hati, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menimba ilmu di bangku kuliah Universitas Negeri Yogyakarta.

2. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta yang memberikan ijin penelitian.

3. Ketua jurusan Pendidikan Sekolah Dasar yang telah menyetujui pemilihan judul karya ini.


(9)

ix

4. Supartinah, M. Hum. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan waktunya dalam memberikan bimbingan sejak awal hingga terselesaikannya penyusunan skripsi ini.

5. Bapak dan Ibu Dosen PGSD yang telah memberikan bekal ilmu, wawasan dan semangat pada kami untuk terus maju dengan penuh kesabaran.

6. Pak Parlan, dan Ibu atas kesabaran dan ketabahan selama mendampingi kami di asrama.

7. Dinas Pendidikan Kabupaten Simeulue yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk melanjutkan studi di kota Yogyakarta. 8. Kak cecek yang telah membantu saya selama proses pendaftaran

program PPGT 2011.

9. Papa Alinas dan mama Maryam yang telah melahirkan dan membesarkan saya dengan penuh kasih sayang.

10. Kakak saya (Lina kusuma, Amelia, Elis monita) yang memberikan dorongan baik materi maupun moril.

11. Abang ipar (Edy Kusuma dan Rijal) yang memberikan semangat dan bantuan finansial dalam menyelesaikan tugas akhir skripsi.

12. Adik semata wayang (Alga Armansyah) serta keponakan-keponakan tersayang yang telah membantu menghilangkan rasa jenuh dalam penyelesaian tugas akhir skripsi.


(10)

x

13. Pak Auha Isnan Risky selaku Wali kelas IVB SDN Cepit yang telah memberikan masukan dan dorongan untuk segera menyelesaikan tugas akhir skripsi.

14. Robinson Bara Inna yang selalu membantu dalam mencarikan literatur dan mencurahkan bantuan tenaga.

15. Teman-teman seperjuangan PPGT PGSD UNY 2011 (Lin, Ira, Feby, Dian, Rian, Ory, Che, Fina, Silfi, Lusi, Sangkani, Mumut, Indah, camelia, Eva, Ria, Mia, Sesri, Wita, Dewi, Nova, Yuni, Faisal, Candra, Yanus, Beny, Jhon, Aser, Ismail, Boy) yang memberi warna dikala penatnya kehidupan asrama dan kampus.

16. Adik kelas PPGT PGSD UNY 2012 atas dukungan kalian dan pengertian kalian.

17. Dian, Wiwik, Iyul, Astri, Amel, Masita, Etha, Adek, dan Sara yang memberikan semangat dan motivasi untuk segera menyelesaikan tugas akhir skripsi.

18. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Tiada apapun yang dapat penulis berikan sebagai imbalan, hanya doa dan harapan semoga budi baik yang telah diberikan kepada penulis mendapat balasan dari Tuhan Yang Maha Esa.


(11)

xi

Akhirnya, penulis berharap semoga karya ini dapat memberikan manfaat dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Mohon maaf dan terimakasih.

Yogyakarta, Juni 2015 Penulis,


(12)

xii DAFTAR ISI

hal

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PERNYATAAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

ABSTRAK... ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

DAFTAR TABEL ... x

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang ... 1

B. IdentifikasiMasalah ... 6

C. BatasanMasalah ... 6

D. RumusanMasalah ... 6

E. TujuanPenelitian ... 7

F. ManfaatPenelitian ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. PembelajaranBahasa Indonesia di SD ... 9

B. PembelajaranKeterampilanMenulis ... 10

1. PengertianKeterampilanMenulis ... 10

2. TujuanMenulis ... 11

3. ManfaatMenulis ... 14

4. Proses Menulis ... 14

C. KaranganDeskripsi ... 17

1. PengertianKaranganDeskripsi ... 17


(13)

xiii

3. TeknikPenulisanKaranganDeskripsi ... 19

D. KarakteristikSiswaSekolahDasar ... 21

E. Strategi Menulis Terbimbing ... 22

1. PengertianStrategiMenulisTerbimbing ... 23

2. Langkah-langkahPembelajaranMenulisdenganStrategi MenulisTerbimbing... ... 23

F. KerangkaPikir ... 24

G. HipotesisTindakan... 26

H. DefinisiOperasionalVariabel ... 26

BAB III METODE PENELITIAN A. JenisPenelitian ... 28

B. SubjekdanObjekPenelitian ... 29

C. Setting Penelitian ... 29

D. Model Penelitian ... 29

E. TeknikPengumpulanData ... 32

F. InstrumenPenelitian... 33

G. TeknikAnalisisData ... 34

H. IndikatorKeberhasilan ... 35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. DeskripsiHasilPenelitian ... 36

1. KondisiAwal ... 37

2. DeskripsiHasilPenelitianSiklus I ... 39

3. DeskripsiHasilPenelitianSiklusII ... 52

B. Pembahasan ... 66

C. KeterbatasanPenelitian ... 72

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 73


(14)

xiv

DAFTAR TABEL

hal Tabel 1 Pedoman Penilaian Keterampilan Menulis Karangan

Deskripsi ... 34 Tabel 2 Daftar Nilai Tulisan Siswa Pra Tindakan ... 39 Tabel 3 Daftar Nilai Tulisan siswa Siklus I ... 47 Tabel 4 Persentase Jumlah Siswa yang Memenuhi KKM pada

Siklus I ... 51 Tabel 5 Daftar Nilai Tulisan Siswa Siklus 2 ... 62 Tabel 6 Persentase Jumlah Siswa yang Memenuhi KKM pada


(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

hal Gambar 1 Contoh Karangan Deskripsi Siswa ... 47 Gambar 2 Contoh Karangan Deskripsi Siswa ... 49 Gambar 3 Contoh Karangan Deskripsi Siswa ... 61 Gambar 4 Grafik Peningkatan Keterampilan Menulis Pra

Tindakan, Siklus 1 dan Siklus 2 ... 63 Gambar 5 Grafik Nilai rata-rata Keterampilan Menulis

Karangan Deskripsi Pra Tindakan, Siklus 1 dan


(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

hal Lampiran 1 Lembar Observasi Siswa ... 77 Lampiran 2 Tabel Daftar Nama dan Inisial Siswa ... 80 Lampiran 3 Tabel rekapitulasi Peningkatan Nilai Rata-

rata Pra Tindakan ... 81 Lampiran 4 Tabel Rekapitulasi Peningkatan Nilai Rata-

rata Siklus I ... 82 Lampiran 5 Tabel Rekapitulasi Peningkatan Nilai Rata-

rata Siklus II ... 83 Lampiran 6 Hasil Rekapitulasi Nilai Rata-rata Keterampilan

Menulis Karangan Deskripsi Pra Tindakan, Siklus I dan

Siklus II ... 84 Lampiran 7 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran... . 85


(17)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah program untuk mengembangkan pengetahuan, mempertinggi kemampuan berbahasa dan menumbuhkan sikap positif terhadap Bahasa Indonesia. Pada dasarnya, kemampuan berbahasa ada empat yaitu menyimak, berbicara, membaca dan menulis ( Tarigan, 2013: 1).

Keterampilan berbahasa adalah penting karena dengan berbahasa seseorang dapat meningkatkan pengetahuan maupun mengungkapkan isi pikirannya. Salah satu aktivitas dan materi pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar yang memegang peranan penting ialah pembelajaran menulis. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif (Tarigan, 2013: 3). Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain.

Keterampilan menulis merupakan keterampilan berbahasa biasanya paling akhir dikuasai oleh seseorang. Menulis berarti mengungkapkan buah pikiran, perasaan, pengalaman, dan hal lain melalui tulisan (Z Musaba, 2012:24). Pembelajaran keterampilan menulis pada jenjang sekolah dasar merupakan landasan untuk persiapan menuju jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Peran guru dalam proses pembelajaran dituntut untuk memberikan motivasi menulis karangan deskripsi pada siswa dalam pembelajaran di kelas.


(18)

2

Karangan deskripsi merupakan hasil karangan yang menggambarkan benda, manusia, atau tempat tertentu. Dalam membuat karangan deskripsi hal yang perlu diperhatikan adalah detail objek yang disampaikan harus tepat sehingga mampu diterima oleh pembaca (Ade Hikmat, 2013: 89). Siswa sekolah dasar berusaha untuk mengembangkan konsep-konsep mereka sendiri, yang kadang kala terlihat aneh menurut jalan pikiran orang dewasa (Ahmad Rofi’udin 1998/1999: 188). Pada tingkat sekolah dasar siswa lebih cenderung menuliskan suatu objek yang ada di lingkungannya.

Karangan deskripsi merupakan karangan yang menggambarkan suatu objek sehingga pembaca seakan bisa melihat, mendengar atau merasa objek yng digambarkan itu. Objek yang dideskripsikan dapat berupa benda, manusia atau tempat. Ciri-cirinya ada objek yang digambarkan. Melalui keterampilan menulis karangan deskripsi, siswa dapat mengembangkan kreativitas dan dapat mempergunakan bahasa sebagai sarana untuk berkomunikasi.

Mendeskripsikan suatu obyek pada prinsipnya adalah menuangkan pikiran, gagasan, penglihatan terhadap suatu obyek tersebut untuk dapat diketahui oleh orang lain yang dapat di tuangkan dalam bentuk tulisan maupun lisan. Setiap manusia memiliki kemampuan mendeskripsikan suatu obyek, namun dalam menuangkan buah pikiran secara teratur dan terorganisasi ke dalam suatu tulisan tidak mudah. Banyak orang yang pandai berbicara dan berpidato, tetapi mereka masih kurang mampu menuangkan dalam sebuah tulisan.


(19)

3

Pembelajaran menulis dapat mulai diajarkan pada masa anak-anak memperoleh pendidikan dasar. Biasanya pemberian pembelajaran menulis diberikan pada saat anak-anak masuk usia SD. Oleh sebab itu pembelajaran menulis disekolah dasar harus ditangani dengan sungguh-sungguh. Minimnya pembelajaran dan penerapan keterampilan menulis siswa disebabkan kebanyakan guru hanya memberikan pelajaran yang bersifat membaca pengetahuan tentang bahasa ataupun sastra saja. Selain itu juga kurangnya kebebasan siswa untuk menuliskan sesuatu yang disenanginya sesuai dengan keinginannya. Guru belum menggunakan strategi yang tepat untuk meningkatkan kreativitas siswa dalam menulis.

Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 24 oktober 2014 di SD Negeri Cepit, keterampilan siswa untuk menulis masih sangat terbatas, keruntutan dan kelogisan antara kalimat satu dengan kalimat yang lain, antara paragraf dengan paragraf berikutnya sehingga akan membentuk sebuah karangan yang baik dan utuh. Hal ini dialami siswa kelas IVB SD Negeri Cepit, hambatan-hambatan tersebut yaitu daya imajinasi siswa masih kurang, penulisan kata sering menggunakan bahasa daerah, dan kurang dapat mengembangkan ide. Kurangnya motivasi dari guru untuk berlatih mengembangkan keterampilan menulis. Dari 20 orang jumlah siswa kelas IVB masih terdapat kurang lebih 11 siswa yang belum mencapai nilai standar. Perolehan nilai minimal siswa pada pembelajaran keterampilan menulis adalah 65. Pengamatan yang dilakukan di SD Negeri Cepit menunjukkan bahwa keterampilan menulis masih tergolong rendah. Hal ini dapat dilihat dari nilai siswa yang belum memenuhi nilai


(20)

4

standar yaitu minimal siswa mendapat 75. Berdasarkan kenyataan tersebut, siswa masih perlu bimbingan dari guru, kesadaran siswanya sendiri dan juga pemilihan srategi menulis yang lebih membantu siswa untuk aktif menuangkan gagasannya.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas diperoleh bahwa keterampilan menulis yang diajarkan di SDN Cepit selama ini menggunakan metode ceramah. Siswa diminta mengerjakan LKS dalam bentuk teori atau menjelaskan tentang unsur-unsur dari tulisan tanpa media dan strategi yang memberikan kesempatan kepada siswa mengembangkan keterampilan menulisnya. Peran guru sangat dominan dalam proses pembelajaran. Siswa kurang aktif dan sering kali metode ceramah ini menimbulkan kebosanan bagi siswa dalam menulis sehingga karya yang dihasilkan siswa kurang memuaskan.

Idealnya, proses pembelajaran guru berperan sebagai motivator dan fasilitator. Pada pembelajaran keterampilan menulis karangan deskripsi, guru berperan penting untuk memberikan contoh menulis karangan deskripsi yang baik serta memberikan motivasi dan bimbingan pada siswa saat melaksanakan aktivitas menulis. Untuk meningkatkan keterampilan menulis siswa, guru perlu melakukan hal-hal tersebut. Kurangnya waktu untuk berlatih menulisjuga strategi yang kurang sesuai dapat menyebabkan hasil tulisan kurang maksimal.

Peristiwa yang sering terjadi pada proses pembelajaran keterampilan menulis adalah siswa akan menulis jika di minta oleh guru. selain itu siswa juga jarang untuk latihan menulis. Beberapa faktor yang menyebabkan hal itu


(21)

5

terjadi karena siswa masih belum mampu untuk menuangkan ide pikirannya ke dalam suatu tulisan. Pemahaman siswa terhadap karangan deskripsi masih sangat kurang, sehingga untuk menuliskan sebuah tulisan berdasarkan objek yang ada pun siswa masih kurang mampu.

Untuk mengatasi rendahnya keterampilan menulis karangan deskripsi maka diperlukan suatu strategi yang tepat. Salah satu strategi yang dianggap efektif untuk diterapkan dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi adalah dengan strategi menulis terbimbing. Strategi menulis terbimbing membantu siswa untuk mengembangkan keterampilan menulis secara aktif. Fungsi guru adalah sebagai mitra bertukar pendapat, motivator, narasumber dalam proses menulis. Blake dan Spenato (Saleh Abbas, 2006: 138) mengemukakan bahwa, strategi menulis terbimbing merupakan salah satu strategi yang berdasar pada pendekatan proses menulis dan dapat meningkatkan keterampilan menulis serta pencapaian hasil pembelajaran.

Lebih lanjut disampaikan bahwa strategi ini memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk memilih dan mengembangkan topik yang disenangi sehingga siswa merasa lebih bertanggung jawab atas tulisannya (Saleh Abbas, 2006: 137). Strategi ini dianggap sesuai karena dengan memberikan kesempatan seluas-luasnya diharapkan siswa dapat menuangkan gagasan dan buah pikirnanya terhadap suatu obyek ke dalam tulisan.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka peneliti bermaksud menerapkan strategi menulis terbimbing tersebut untuk mengatasi masalah kesulitan siswa kelas IVB SD Negeri Cepit terkait materi menulis karangan


(22)

6

deskripsi. Dalam penelitian ini peneliti mengambil judul Upaya Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Melalui StrategiMenulis Terbimbing pada Siswa Kelas IVB SD Negeri Cepit”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentfikasi masalah-masalah sebagai berikut.

1. Keterampilan menulis siswa kelas IVB masih rendah.

2. Selama ini pembelajaran menulis karangan deskripsi diselenggarakan menggunakan metode ceramah dan kurang variatif, sehingga daya pikir dan imajinasi siswa kurang terasah.

3. Guru kurang memberi motivasi kepada siswa dalam meningkatkan keterampilan menulis.

4. Kurangnya waktu latihan menulis secara terus menerus.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah tersebut, perlu adanya pembatasan masalah dengan harapan semua pembahasan dapat mencapai sasaran peneliti yang telah ditentukan. Dalam penelitian ini, peneliti membatasi masalah yang terkait dengan strategi keterampilan menulis karangan deskripsi siswa kelas IVB SD Negeri Cepit.

D.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, rumusan masalah pada penelitian ini adalah “Bagaimana meningkatkan keterampilan menulis


(23)

7

karangan deskripsi melalui strategi menulis terbimbing di kelas IVB SD Negeri Cepit ?.

E. Tujuan penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas dapat ditetapkan tujuan penelitian yaitu “ meningkatkan keterampilan menulis paragraf deskripsi melalui strategi menulis terbimbing siswa kelas IVB SD Negeri Cepit”.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan mampu menghasilkan manfaat teoritis, yaitu dapat memberikan sumbangan pemikiran dan tolak ukur kajian pada penelitian lebih lanjut yaitu berupa alternatif yang dapat dipertimbangkan dalam usaha memperbaiki mutu pendidikan dan mempertinggi interaksi belajar mengajar, khususnya dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi. Selain itu, juga mengembangkan teori pembelajaran menulis karangan deskripsi dengan menggunakan strategi menulis terbimbing. 2. Manfaat Praktis

a. Bagi siswa

Dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis pada umumnya dan menulis karangan deskripsi pada khususnya, dan meningkatkan kreativitas dan keberanian siswa dalam berpikir.

b. Bagi guru

Untuk memperkaya metode dan strategi dalam pembelajaran menulis, untuk dapat memperbaiki metode mengajar yang selama ini digunakan,


(24)

8

agar dapat menciptakan kegiatan belajar mengajar yang menarik dan tidak membosankan, dan dapat mengembangkan keterampilan guru Bahasa khususnya dalam menerapkan pembelajaran menulis karangan deskripsi dengan menggunakan strategi menulis terbimbing.

c. Bagi sekolah

Dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam rangka memajukan dan meningkatkan prestasisekolah yang dapat disampaikan dalam pembinaan guru ataupun kesempatan lain bahwa pembelajaran menulis khususnya menulis karangan deskripsi dapat menggunakan strategi menulis terbimbing sebagai bahan pencapaian hasil belajar yang maksimal.


(25)

9 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A.Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD

Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar mempunyai peranan yang sangat penting mengingat tujuannya adalah memberikan bekal kemampuan dasar baca, tulis, hitung serta memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar yang bermanfaat bagi siswa sesuai dengan tingkat perkembangannya. Menurut Syafi’ie (Rini Kristiantari, tt: 70) Penguasaan bahasa Indonesia yang baik dan benar bagi siswa sekolah dasar akan sangat membantu siswa dalam mengikuti semua kegiatan pembelajaran baik bahasa Indonesia maupun di luar bahasa Indonesia.

Sabarti Alkhaidah (1992/1993: 1-3) mengemukakan bahwa bahasa memberikan sumbangan yang besar dalam perkembangan anak menjadi dewasa. Dengan bantuan bahasa, anak tumbuh dari organisme biologis menjadi pribadi di dalam kelompok. Pribadi itu berpikir, merasa, bersikap, berbuat, serta memandang dunia dan kehidupan seperti masyarakat di sekitarnya.

Pembelajaran bahasa Indonesia semakin penting perannya bila dihubungkan dengan fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar di bidang pendidikan termasuk sekolah dasar (Rini Kristiantari, tt: 70).Sasaran pembinaan bahasa Indonesia bagi siswa SD ialah (1) agar siswa memiliki kemampuan berbahasa Indoneisa yang baik dan benar, (2) dapat menghayati bahasa dan sastra Indonesia (Sabarti Akhadiah,1992/1993: 11).

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar merupakan sebuah pembelajaran yang harus


(26)

10

diberikan kepada siswa untuk dapat membantu siswa dalam berkomunikasi di lingkungannya, serta membekali siswa untuk berbahasa indonesia yang baik dan benar sebagaimana bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar di bidang pendidikan termasuk sekolah dasar.

B.Pembelajaran Keterampilan Menulis

1. Pengertian Keterampilan Menulis

Setiap keterampilan itu erat sekali berhubungan dengan tiga keterampilan lainnya dengan cara yang beraneka ragam. Keterampilan itu erat pula berhubungan dengan proses-proses yang mendasari bahasa. Bahasa seseorang mencerminkan pikirannya. Semakin terampil seseorang berbahasa,semakin cerah dan jelas pula jalan pikirannya. Keterampilan hanya dapat diperoleh dan dikuasai dengan jalan praktik dan banyak pelatihan. Melatih keterampilan berbahasa berarti pula melatih keterampilan berpikir (Tarigan, 2013: 1).

Menulis merupakan sebuah proses kreatif menuangkan gagasan dalam bentuk bahasa tulis dalam tujuan, misalnya memberitahu, meyakinan, atau menghibur. Suparno dan Yunus (Dalman, 2014: 4) mengemukakan menulis merupakan suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Tarigan (Dalman, 2014: 4) mengemukankan bahwa menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafis yang menghasilkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafis tersebut dan dapat memahami bahasa dan grafis itu. Marwoto (Dalman, 2014:


(27)

11

4) menjelaskan bahwa menulis adalah mengungkapkan ide atau gagasannya dalam bentuk karangan secara leluasa.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa menulis adalah suatu proses mengungkapkan ide, pendapat, gagasan dan perasaan ke dalam suatu tulisan sebagai media dengan bentuk tulisan atau melukiskan lambang-lambang grafis yang mudah dipahami oleh pembaca.

2. Tujuan menulis

Menulis dapat diartikan suatu proses menuangkan ide-ide dan perasaan melalui bahasa tulis. Dengan demikian menulis juga memiliki tujuan tertentu. Peck & Schule (HG Tarigan, 2013: 9), mengemukakan tujuan menulis sebagai berikut.

a. Membantu para siswa memahami bagaimana caranya ekspresi tulis dapat melayani mereka, dengan jalan menciptakan situasi-situasi di dalam kelas yang jelas memerlukan karya tulis dan kegian menulis;

b. Mendorong para siswa mengekspresikan diri mereka secara bebas dalam tulisan;

c. Mengajar para siswa menggunakan bentuk yang tepat dan serasi dalam ekspresi tulis;

d. Mengembangkan pertumbuhan bertahap dalam menulis dengan cara membantu para siswa menulis sejumlah maksud dengan sejumlah cara dengan penuh keyakinan pada diri sendiri secara bebas.

Sehubungan dengan tujuan penulisan sesuatu tulisan, Hugo Hartig (Tarigan, 2013: 25) merangkumkannya yaitu (a)Assignment purpose (tujuan


(28)

12

penugasan), (b) Altruistic purpose (tujuan altruistik), (c) Persuasive purpose (tujuan persuasif), (d) Informational purpose (tujuan iformasional, tujuan penerangan), (e) Self-expressive purpose (tujuan pernyataan diri), (f) Creative purpose (tujuan kreatif), (g) Problem-solving purpose (tujuan pemecahan masalah).

Adapun tujuan menulis di atas adalah assigment purpose (tujuan penugasan) yang berarti iswa hanya akan menulis apabila ditugaskan bukan karena kemauan sendiri (misalnya siswa diberi tugas merangkumkan buku). Tujuan altruistik menulis pada siswa sekolah dasar adalah berdasarkan hal-hal yang meyenangkan baik bagi siswa itu sendiri maupun bagi para pembaca. Tujuan persuasif sebuah tulisan siswa adalah untuk meyakinkan para pembaca akan kebenaran (misalnya siswa menuliskan sebuah peristiwa yang pernah dialaminya). Memberi informasi atau keterangan pada pembaca merupakan tujuan informasional atau tujuan penerangan. Sebuah tulisan siswa juga bertujuan untuk memperkenalkan atau menyatakan diri (misalnya siswa menuliskan biodata di buku hariannya). Dalam menulis sebuah tulisan siswa juga menulis dengan tujuan mencapai nilai-nilai kesenian (misalnya siswa menulis cerita tentang adat istiadat yang ada di daerah tempat tinggalnya). Bagi siswa sekolah dasar menulis juga bertujuan untuk memecahkan masalah yang dihadapi sehingga dengan menulis berdasarkan apa yang dapat dilihat, dirasakan siswa dapat mengembangkan ide, gagasan, dan perasaan untuk memcahkan suatu masalah yang dihadapi.


(29)

13

Secara umum, tujuan menulis yang dikemukakan oleh Imron Rosidi (2009) adalah sebagai berikut.

a. Memberitahukan atau menjelaskan

Tulisan yang bertujuan memberitahukan atau menjelaskan sesuatu biasanya disebut dengan karangan eksposisi. Karangan eksposisi adalah karangan yang menjelaskan sesuatu kepada pembaca dengan menunjukkan bukti nyatadan bertujuan untuk menambah pengetahuan pembaca.

b. Meyakinkan atau mendesak

Tujuan tulisan ini adalah meyakinkan pembaca terhadap sebuah tulisan yang disampaikan oleh penulis itu benar sehingga penulis berharap apa yang dituliskannya dapat diikuti oleh pembaca.

c. Menceritakan sesuatu

Tujuan tulisan ini adalah untuk menceritakan suatu kejadian kepada pembaca, tulisan ini disebut dengan karangan narasi. Karangn narasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu narasi ekspositoris (nyata) dan narasi sugestif (fiksi).

d. Menggambarkan sesuatu

Tujuan tulisan ini adalah untuk menggambarkan suatu objek baik itu benda, orang, tumbuhan, atau hewan kepada pembaca. Tulisan ini disebut dengan karangan deskripsi.


(30)

14

Berdasarkan ketiga tujuan menulis di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menulis karangan deskripsi yang sesuai dengan tujuan di kelas IV SD adalah tujuan menggambarkan sesuatu.

3. Manfaat Menulis

Menurut M. Thobroni (2008: 14-19) manfaat menulis adalah :

1. Dengan menulis siapa pun bisa mengenali dirinya jauh lebih dari yang dia kira.

2. Seseorang dapat mengenali dirinya mulai dari yang paling nyata hingga yang paling samar.

3. Seseorang akan mampu menyelami sisi perasaannya yang paling tersembunyi.

4. Menulis membuat kejiwaan siapapun yang melakukan menjadi semakin positif.

5. Seluruh tekanan emosi akan mencair dengan seketika ketika diungkapkan dengan menulis.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa manfaat menulis karangan deskripsi pada siswa sekolah dasar dapat memotivasi siswa untuk mengembangkan imajinasinya. Sehingga siswa dapat mengenali dirinya dan menggali gagasan yang masih tersembunyi. Selain itu juga dapat melatih siswa untuk menjadikan kegiatan menulis sebagai suatu kegiatan yang menyenangkan .

4. Proses Menulis

Haryadi dan Zamzani (1996/1997: 78-79) mengemukakan proses penulisan terdiri atas lima tahap, yaitu: (a) pramenulis, (b) menulis, (c) merevisi, (d) mengedit, dan (e) mempublikasikan.

a. Pramenulis

Pramenulis merupakan tahap persiapan. Pada tahapini seorang penulis melakukan berbagai kegiatan. Misalnya menemukan ide gagasan,


(31)

15

menentukan judul karangan, menentukan tujuan, memilih bentuk atau jenis tulisan, membuat kerangka, dan mengumpulkan bahan-bahan. Ide tulisan dapat bersumber dari pengalaman, observasi, bahan bacaan, dan imajinasi.oleh karena itu, pada tahap pramenulis kadang diperlukan stimulus untuk merangsang munculnya respon yang berupa ide atau gagasan.

b. Menulis

Tahap menulis dimulai dengan menjabarkan ide ke dalam bentuk tulisan. Ide-ide itu dituangkan dalam bentuk kalimat dan paragraf dan membentuk suatu karangan.

c. Merevisi

Pada tahap merevisi dilakukan koreksi terhadap keseluruhan karangan. Koreksi dilakukan terhadap berbagai aspek, misalnya struktur karangan dan kebahasan. Struktur karangan meliputi penataan ide pokok dan ide penjelas, serta sistematika dan penalarannya. Sementara itu, aspek kebahasaan meliputi pilihan kata, struktur bahasa, ejaan, dan tanda baca. Pada tahap revisi masih dimungkinkan mengubah judul karangan apabila judul yang telah ditentukan dirasakan kurang tepat.

d. Mengedit

Proses pengeditan dapat diperluas dan disempurnakan dengan penyediaan gambar atau ilustrasi. Hal itu dimaksudkan agar tulisan itu lebih mudah dipahami dan menarik.


(32)

16 e. Mempublikasikan

Mempublikasikan mempunyai dua pengertian. Pengertian pertama, berarti menyampaikan karangan kepada publik dalam bentuk cetaan, sedangkan pegertian kedua menyampaikan dalam bentuk noncetak. Penyampaian noncetak dapat dilakukan dengan pementasan, penceritaan, peragaan, dan sebagainya.

Senada dengan proses menulis Dalman (2014: 15-20) mengemukakan bahwa ada tiga tahapan dalam proses menulis, yaitu: (a) persiapan, (b) penulisan, (c) pascapenulisan.

a. Persiapan

Tahap persiapan adalah ketika siswa menyiapkan diri, mengumpulkan informasi merumuskan masalah, menentukan fokus, mengolah informasi, menarik tafsiran dan referensi terhadap realitas yang dihadapinya, berdiskusi membaca, mengamati, dan lain-lain yang memperkaya masukan kognitifnya yang akan diproses selanjutnya.

b. Penulisan

Tahap penulisan adalah topik dan tujuan karangan serta informasi yang relevan telah dikumpulkan kemudian siap untuk menulis.

c. Pascapenulisan

Tahap ini merupakan tahap penghalusan dan penyempurnaan buram hasil dari sebuah tulisan. Kegiatannya terdiri atas penyuntingan dan perbaikan (revisi). Penyuntingan adalah pemeriksaan dan perbaikan unsur mekanik


(33)

17

karangan seperti ejaan, pungutuasi, diksi, pengkalimatan, dan konvensi penulisan lainnya.

C. Karangan Deskripsi

1. Pengertian Karangan Deskripsi

Bahasa mengenal beberapa istilah dan satuan-satuannya, dalam ilmu bahasa dikenal dengan satuan yang bermakna. Satuan bahasa dimulai dari bunyi (fonem), kata (morfem), frasa, klausa dan kalimat, paragraf dan wacana. Karanganadalah hasil cipta buah pikiran manusia yang dituangkan dalam bentuk tulisan maupun lisan dan karangan bersifat fiksi atau nonilmiah (Dalman, 2014: 85).

Finoza mengemukakan bahwa karangan deskripsi adalah bentuk tulisan yang bertujuan memperluas pengetahuan dan pengalaman pembaca dengan jalan melukiskan hakikat objek yang sebenarnya (Dalman, 2014: 93). Senada dengan pendapat di atas, Mariskan (Dalman, 2014: 93) mengemukakan bahwa deskripsi atau lukisan adalah karangan yang melukiskan kesan atau panca indra semata dengan teliti dan sehidup-hidupnya agar pembaca atau pendengar dapat melihat, mendengar, merasakan menghayati dan menikmati seperti yang dilihat, didengar, dirasakan dan dihayati, serta dinikmati penulis. Objek yang dideskripsikan dapat berupa orang, benda, atau tempat.

Berdasarkan teori di atas dapat disimpulkan bahwa karangan deskripsi merupakan suatu tulisan yang menggambarkan suatu objek yang disajikan oleh penulis melalui ide, gagasan dan wawasan agar mudah di pahami oleh


(34)

18

pembaca dan seakan pembaca dapat melihat, mendengar, atau merasakan objek yang di gambarkan itu.

2. Karakteristik Karangan Deskripsi

Menurut Semi (Rini Kristiantari, tt: 120) ada beberapa penanda yang merupakan karakteristik tulisan deskripsi. Karakteristik tulisan deskripsi yang dimaksud, yaitu (1) berupaya memperlihatkan rincian tentang objek, (2) bersifat memberi pengaruh sensivitas dan membentuk imajinasi pembaca, (3) disampaikan dengan gaya yang memikat dan pilihan kata yang mengunggah, (4) memaparkan tentang sesuatu yang dapat di dengar, dilihat, dan dirasakan, sehingga objek tulisan pada umumnya berupa benda, alam, warna, dan manusia, serta (5) organisasi penyampaian yang digunakan lebih banyak menggunakan susunan ruang (spartial order). Penyampaian informasi secara rinci tentang objek akan memunculkan kesan tertentu pada diri pembaca. Menurut Ellis, dkk (Rini Kristiantari, tt: 120) aspek utama sebuah tulisan deskripsi adalah kerincian detil sensoris.

Pendapat lain tentang karakteristik tulisan deskripsi dikemukakan oleh Sorenson (Rini Kristiantari, tt: 121) menyatakan bahwa tulisan deskripsi hanya menyajikan sebuah penggambaran tentang suatu objek. Gambaran yang dimasukkan dalam tulisan biasanya mengikuti karakteristik-karakteristik umum tulisan deskripsi.

Berdasarkan teori diatas dapat disimpulkan bahwa karakteristik tulisan deskripsi yang dikemukakan oleh Sorenson pada dasarnya sama dengan yang dikemukakan Semi. Perbedaannya terletak pada kerincian karakteristik yang


(35)

19

dikemukakan. Pada tulisan deskripsi informasi tentang suatu objek disampaikan kepada pembaca dengan tujuan pembaca dapat memahami seakan dapat melihat dan merasakan objek yang dimaksudkan penulis.

3. Teknik Penulisan Karangan Deskripsi

Tompkins (Rini Kristiantari, tt: 124-127) mengemukakan empat macam teknik penulisan yang dapat digunakan dalam tulisan deskripsi, yaitu (1) penambahan informasi khusus, (2) penggambaran sensoris, (3)perbandingan, dan (4) pendialogan. Teknik-teknik tersebut digunakan dengan tujuan agar tulisan deskripsi yang dihasilkan sesuai dengan tanggapan pancaindra.

1) Teknik penambahan informasi khusus

Tulisan deskripsi dapat ditulis dengan cara menambahakan informasi atau rincian khusus. Penambahan informasi khusus ini dapat dilakukan dengan cara mengidentifikasi kekhasan tingkah laku objek, menyebutkan karakter objek, mengidentifikasi latar objek, dan mendaftar atribut objek. Keempat teknik tersebut diuraikan sebagai berikut.

a) Mengidentifikasi kekhasan tingkah laku objek

Untuk menggambarkan keadaan objek, dapat dilakukan dengan menuliskan kekhasan tingkah laku yang biasanya terdapat pada objek tersebut. Penambahan informasi khusus dengan teknik ini akan memperkaya informasi tentang objek dalam tulisan.


(36)

20 b) Menyebutkan karakter objek

Penambahan informasi khusus juga dapat dilakukan dengan menyebutkan karakter objek dalam tulisan.

c) Mengidentifikasi latar objek

Untuk menggambarkan keadaan suatu tempat, penambahan informasi juga dapat dilakukan dengan cara menampilkan latar tempat tersebut. d) Mendaftar atribut objek

Untuk menggambarkan keadaan suatu tempat, penambahan informasi juga dapat dialakukan dengan cara menampilkan latar tempat tersebut. 2) Teknik penggambaran sensoris/pancaindra

Penyajian tanggapan pancaindra dalam sebuah tulisan bertujun untuk menciptakan kekuatan penggambaran atau membuat gambaran lebih hidup. Teknik ini untuk menggambarkan sesuatu dengan mengaitkan pengindraan, yakni pengindraan penglihatan, indra penciuman, indra pendengaran, indra peraba, dan indra perasa.

3) Teknik perbandingan

Teknik ini digunakan untuk mendeskripsikan sesuatu dengan membandingkannya dengan sesuatu yang lain. Perbandingan yang baik adalah perbandingan yang dapat menggambarkan sesuatu melebihi yang biasa dilakukan oleh sebuah kata.

4) Teknik Perdialogan

Teknik ini digunakan sebagai pengganti ringkasan tentang karakter objek yang ditulis.


(37)

21

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa teknik-teknik penulisan karangan deskripsi digunakan dengan tujuan agar tulisan deskripsi yang dihasilkan sesuai dengan tanggapan pancaindra. Pada penelitian ini teknik penulisan karangan deskripsi yang digunakan adalah teknik penggambaran sensoris/pancaindra.

D.Karakteristik Siswa Sekolah Dasar

Setiap individu atau setiap siswa mempunyai perbedaan individu. Perbedaan individu merupakan karkteristik dari setiap siswa. perbedaan individu merupakan karakteristik dari setiap siswa. perbedaan individu itu bisa disebabkan oleh latar belakang budaya, sosial, fisik, kecerdasan, dan lain-lain. Di sini guru berperan untuk menciptakan proses pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa. Jean Piaget (Mulyani Sumantri dan Nana Syaodih, 2010: 1.15) menyebutkan tahapan berpikir anak dibagi menjadi empat tahap yaitu (1) tahap sensori motorik, (2) tahap praoperasi, (3) tahap operasi kongkrit, dan (4) tahap operasi formal.

Karakteristik perkembangan bahasa menurut Saleh Abbas (2006: 125), membagi menjadi 2 tahap. Pada tahap pertama atau tahap prakonsepsional (TK), anak-anak belajar berpikir secara simbolis dengan mempresentasikan gagasan dan peristiwa dengan kata-kata, kalimat, gambar-gambar, dan permainan-permainan dramatik. Tahap kedua yaitu tahap intuitif (SD) yaitu tahap di mana anak dapat mengembangkan konsep-konsep dengan cepat namun terbatas pada kemampuan berpikir secara logis. Dalam hal pemakaian bahasa, anak-anak sudah dapat menggunakan bahasanya sesuai


(38)

22

kaidah gramatikal walaupun tidak bisa menjelaskan kaidah-kaidah gramatikal tersebut.

Pendapat lain dikemukakan oleh Rita Eka Izzaty, dkk. (2008: 107), bahwa kemampuan bahasa anakakan terus tumbuh. Anak lebih baik kemampuannya dalam memahami dan menginterpretasikan komunikasi lisan dan tulisan. Pada masa ini, perkembangan bahasa nampak pada perubahan perbendaharaan kata dan tata bahasa.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa selain perkembangan kognitif pada masa operasional konkret, perkembangan bisa juga dari segi bahasa. Pada masa anak SD perkembangan bahasa sudah baik. Anak sudah dapat menggunakan bahasanya sesuai dengan kaidah gramatikal, selain itu anak juga sudah bisa menginterpretasikan bahasanya ke dalam komunikasi lisan maupun tulis.

E. Strategi Menulis Terbimbing

1. Pengertian Strategi Menulis Terbimbing

Menurut Tompkins dan Hoskinson strategi menulis terbimbing yang dimaksud adalah menulis terbimbing yang memberi kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk memilih dan mengembangkan topik yang mereka senangi sehingga ia merasa memiliki dan bertanggung jawab atas tulisannya (Saleh Abbas, 2006: 137). Strategi menulis terbimbing menurut Blake dan Spenato merupakan salah satu strategi yang berdasar pada pendekatan proses menulis dan dapat meningkatkan keterampilan menulis serta pencapaian hasil pembelajaran (Saleh Abbas, 2006: 138).


(39)

23

2. Langkah-Langkah Pembelajaran Menulis dengan Strategi Menulis Terbimbing

Langkah-langkah pembelajaran yang dilaksanakan pada pembelajaran menulis dengan strategi menulis terbimbing pada penelitian ini adalah sebagai berikut.

1) Kegiatan sebelum menulis (pramenulis)

Dengan bantuan guru siswa mengembangkan tema, memilih topik berdasarkan tema, menulis judul, dan menyusun kerangka karangan deskripsi. Siswa mengamati bagan yang ada di papan tulis. Siswa diminta mengamati objek secara langsung. Guru memberikan waktu kepada siswa untuk berdiskusi dengan temannya, serta bertanya jawab dengan guru tentang objek yang diamati. Guru memberikan kertas yang berisi bagan kosong untuk diisi oleh siswa. Siswa membuat kerangka karangan.

2) Menulis

Setelah menentukan topik dengan bantuan guru siswa mulai menulis karangan deskripsi sesuai dengan topik dan kerangka karangan yng telah dibuat. Guru membimbing siswa pada saat menulis karangan deskripsi. 3) Revisi

Dua orang siswa membacakan tulisannya di depan kelas dengan bimbingan guru kegiatan ini dilakukan secara bergantian. Siswa yang duduk dibangku masing-masing membaca tulisan temanlainnya dan merevisi tulisan temannya dengan bimbingan guru.


(40)

24 4) Editing

Tulisan siswa yang telah dibaca oleh siswa lain kemudian diedit oleh teman yang membaca tulisan temannya. Setiap siswa yang membaca tulisan siswa lain berhak mengedit atau membenarkan tulisan, ejaan, tanda baca dan lain-lain yang kurang tepat pada tulisan temannya dengan bimbingan guru. Tulisan siswa yang telah diedit oleh siswa, diedit kembali oleh guru.

5) Publikasi

Hasil karya siswa yang terbaik dipajang di papan pajangan kelas sebagai tindak lanjut dari hasil menulis karangan deskripsi siswa. Kelas yang tidak memiliki papan pajangan, mempublikasikan hasil tulisannya di kelas IVA.

Ada beberapa langkah yang harus diperhatikan guru dalam menerapkan strategi menulis terbimbing (Saleh Abbas, 2006: 138).

a. Pembelajaran menulis ini akan dilakukan dalam beberapa kali pertemuan. b. Bentuk karangan yang dibuat adalah karangan deskriptif.

c. Intervensi guru terhadap karya siswa hanya sebatas memberikan saran. d. Guru mencermati kreativitas siswa dalam berkomunikasi.

e. Peran guru sebagai pembimbing,motivator, dan fasilitator agar siswa aktif dalam kelompoknya.

f. Guru tetap menjaga interaksi belajar di kelas tetap kondusif dalam pembelajaran menulis sebagaimana yang telah direncanakan.

g. Guru juga melakukan penilaian proses yang bertujuan untuk mengetahui perkembangan belajar siswa, kesulitan yang dialami, dan pola strategi beljar yang tepat.

F. Kerangka Pikir

Pada dasarnya,pembelajaran menulis karangan deskripsi di sekolah dasar sebagai salah satu pembelajaran yang mempunyai cakupan materi yang cukup luas. Sebagai seorang guru harus mampu menciptakan kondisi


(41)

25

pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa, agar tujuan pembelajaran dapat berhasil dengan baik. Namun pada kenyataannya, guru masih kesulitan untuk menciptakan pembelajaran yang bervariasi.

Pada umumnya metode ceramah yang dilakukan pada proses pembelajaran bahasa Indonesia mengakibatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa di dalam kelas rendah, sehingga hasilnya kurang maksimal. Guru masih menggunakan metode ceramah saja sehingga pembelajaran cepat membosankan. Penyebab dari siswa sendiri adalah siswa kurang termotivasi untuk mengikuti pelajaran bahasa Indonesia, hal ini disebabkan karena siswa menganggap jika pelajaran bahasa Indonesia adalah pelajaran yang mudah dan membosankan khususnya pembelajaran keterampilan menulis karangan deskripsipun masih minim.

Berdasarkan penjelasan di atas menunjukkan bahwa proses pembelajaran bahasa Indonesia khususnya keterampilan menulis karangan deskripsi masih perlu untuk ditingkatkan. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan keterampilan menulis karanganini dapat dilakukan mulai dari metode pembelajaran yang digunakan, strategi yang digunakan, guru yang profesional, media pembelajaran, serta kondisi pembelajara yang mendukung. Dengan memperbaiki dan menginovasi pembelajaran yang ada maka diharapkan keterampilan menulis karangan deskripsi siswa dapat meningkat sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.

Salah satu cara yang digunakan dalam pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan deskripsi adalah dengan


(42)

26

menerapkan strategi menulis yang sesuai. Adapun strategi menulis yang sesuai adalah strategi menulis terbimbing. Melalui strategi menulis ini, maka siswa dapat belajar secara komprehensif tentang keterampilan menulis karangan deskripsi.

Strategi menulis terbimbing merupakan pemberian kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk memilih dan mengembangkan topik yang mereka senangi sehingga mereka merasa memiliki dan bertanggung jawab atas tulisannya. Menulis terbimbing akan mengaktifkan guru dan siswa selama dalam proses kegiatan belajar mengajar. Guru bertugas membimbing siswa ke arah yang diinginkan dalam kegiatan pembelajaran menulis.

G. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka teori dan kerangka pikir di atas maka peneliti mengajukan hipotesis tindakan dalam penelitian ini seperti berikut “Strategi menulis terbimbing dapat meningkatkan keteampilan menulis karangan deskripsi dalam pembelajaran bahasa Indonesia siswa kelas IVB SDN Cepit.

H. Definisi Operasional Variabel

1. Keterampilan menulis karangan deskripsi merupakan keterampilan berbahasa yang mengungkapkan rincian khusus dan kesan yang ditimbulkan oleh tanggapan pancaindera terhadap suatu objek. Penggambaran objek tersebut didasarkan pada hasil pengamatan. Penggambaran objek secara rinci ini menciptakan kesan seolah-olah pembaca melihat dan mengalami sendiri suatu objek atau peristiwa.


(43)

27

2. Strategi menulis terbimbing merupakan strategi menulis yang memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk memilih dan mengembangkan topik yang mereka senangi sehingga mereka memiliki dan bertanggung jawab atas tulisannya.Menulis terbimbing akan mengaktifkan guru dan siswa selama proses kegiatan belajar mengajar. Guru bertugas membimbing siswa ke arah yang diinginkan dalam kegiatan pembelajaran menulis.


(44)

28 BAB III

METODE PENELITIAN A.Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas atau sering disebut dengan Classroom Action Research model penelitian tindakan kolaboratif (collaborative action research) dalam bahasa inggris. McNiff (Suroso, 2009: 29) mengemukakan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan bentuk penelitian reflektif yang dilakukanoleh guru sendiri yang hasilnyadapat dimanfaatkan sebagai alat untuk pengembangan kurikulum, pengembangan sekolah, pengembangan keahlian mengajar, dan sebagainya. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.

Penelitian tindakan kelas merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh seorang guru kelas untuk mengetahui seberapa besar keberhasilan dalam mengajar, dan mencari tahu masalah-masalah apa yang timbul selama proses pembelajaran berlangsung serta bagaimana cara memperbaiki kualitas pembelajaran untuk lebih baik lagi ke depannya guna mencapai suatu tujuan pendidikan nasional, dan mencerdaskan siswanya sebagai calon penerus bangsa.

Penelitian tindakan kelas dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya. Penelitian ini berfokus pada kelas atau


(45)

29

pada proses belajar mengajar. Penelitian ini dimaksudkan untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan deskripsi melalui strategi menulis terbimbing.

B.Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IVB SDN Cepit, Jalan Bantul kecamatan Sewon kabupaten Bantul provinsi Yogyakarta. Tahun ajaran 2014/2015 yang berjumlah 20 terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan. Objek penelitiannya adalah peningkatan keterampilan menulis karangan deskripsi pada siswa kelas IVB SDN Cepit melalui strategi menulis terbimbing.

C.Setting penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas IVB SDN Cepit Sewon yang beralamat di desa cepit kecamatan Sewon kabupaten Bantul. Kelas IVB SDN Cepit sewon letaknya di sebelah barat kantor guru. ukuran kelasnya juga cukup luas yaitu 6x6 m. Di dalam kelasnya terdapat 20 bangku siswa dan 11 meja siswa yang tertata rapi serta 1 bangku dan meja guru. sarana dan prasarana juga sudah lengkap, dalam kelas tersebut juga sudah disediakan sebuah almari untuk menyimpan buku-buku maupun media pembelajaran.

D.Model Penelitian

Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan model spiral yang dikembangkan Kemmis dan Mc Taggart. Dalam perencanaan Kemmis dan Mc Taggart menggunakan siklus system spiral, yang masing-masing siklus terdiri dari empat komponen, yaitu rencana, tindakan, observasi, dan refleksi (Sukardi, 2003: 214). Dalam perencanaan Kemmis dan


(46)

30

Mc Taggart menggunakan sistem spiral yang dimulai dengan perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Dalam langkah pertama, kedua, dan seterusnya sistem spiral yang terkait perlu diperhatikan oleh peneliti. Komponen tindakan dan observasi menjadi satu komponen karena kedua kegiatan ini dilakukan secara stimulan.

Penelitian yang menggunakan model Kemmis dan Mc Taggart (Suharsimi Arikunto, 2006: 93) ini sekurang-kurangnya dilakukakan dalam dua siklus adapun antara langkah satu dengan langkah berikutnya yang secara singkat dapat digambarkan sebagai berikut.

Refleksi

perencanaan perlakuan & Pengamatan

Refleksi

Perencanaan Perlakuan & Pengamatan

1. Kondisi Awal

Kegiatan yang dilakukan dalam kegiatan ini adalah

a. Guru melaksanakan proses pembelajaran bahasa Indonesia di kelas IVB seperti biasanya menggunakan metode ceramah.


(47)

31

b. Untuk mengetahui keterampilan menulis siswa, guru mengamati proses pembelajaran menggunakan format observasi yang telah dipersiapkan

2. Siklus I (pertama)

a. Perencanaan (planning)

Pada tahap perencanaan inipeneliti merancang tindakan yang dilaksanakan, antara lain :

1) Melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui standar kompetensi dan kompetensi dasar akan disampaikan.

2) Menyusun rencana pembelajaran yang sesuai dengan materi dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif menyelesaikan masalah mengenai materi yang dipelajari dengan menggali pemahaman dan pengetahuan yang mereka miliki sendiri. Rencana pembelajaran ini akan digunakan oleh guru sebagai acuan dalam pembelajaran yang akan dilaksanakan.

3) Menyiapkan sumber belajar atau buku penunjang yang akan digunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia.

4) Menyiapkan media yang digunakan dalam pembelajaran

5) Menyusun dan mempersiapkan lembar observasi pelaksanaan pembelajaran. Lembar observasi digunakan sebagai pedoman bagi observer dalam mengobservasi kelas.

6) Menyiapkan peralatan untuk mendokumentasikan kegiatan selama pembelajaran berlangsung, yaitu kamera.


(48)

32 b. Pelaksanaan (Acting)

Pada tahap tindakan, siswa melaksanakan pembelajaran sebagaimana yang telah direncanakan sebelumnya. Selama proses pembelajaran berlangsung, guru mengajar siswa dengan menggunakan RPP yang telah dibuat. Sedangkan peneliti mengamati aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Pelaksanaan tindakan yang dilakukan sifatnya fleksibel dan terbuka terhadap perubahan-perubahan dan sesuai dengan apa yang terjadi di lapangan.

c. Observasi (observation)

Observasi adalah tahap pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan. Dalam tahap ini, dilakukan observasi terhadap semua proses tindakan, hasil tindakan, situasi tempat, dan kendala-kendala tindakan. Observasi dilakukan oleh peneliti selama proses pembelajaranberlangung dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat.

d. Analisis dan Refleksi (Analysis and Reflection)

Peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksaan pada siklus pertama dan untuk merancang siklus berikutnya.

E.Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan oleh peneliti selama proses pelaksanaan tindakan. Teknik pengumpulan data adalah yang dipergunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data-data. Kualitas data sangat ditentukan oleh kualitas alat pengumpulan datanya. Dalam pengumpulan data harus


(49)

33

memperhatikan teknik mana yang paling tepat untuk mengambil data tertentu yang diharapkan (Cholid Narbuko dan Abu Achmad, 2008: 64). Data yang dikumpulkan dapat berbentuk observasi, wawancara, angket, dan sebagainya. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah:

1. Tes

Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tentang menulis karangan deskripsi. Tes dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai keterampilan siswa dalam menulis karangan deskripsi.

2. Observasi

Observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi tentang aktivitas siswa dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi. Observasi dilakukan untuk mengamati secara langsung aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran.

F. Instrumen Penelitian

Peneliti menggunakan berbagai instrumen dalam pengumpulan data. Adapun instrumen yang digunakan adalah.

1. Tes

Instrumen tes bersifat mengukur, karena berisi pertanyaan atau pernyataan yang alternatif jawabannya memiliki standar jawaban tertentu, penilaian yang dilakukan dengan mengacu kriteria yang sudah ditentuka. Tes ini digunakan oleh peneliti untuk menilai keterampilan menulis deskripsioleh para siswa.


(50)

34

Tabel 1. Pedoman Penilaian Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi (Burhan Nurgiantoro, 2010: 440).

No Aspek Sub aspek

1. Isi Informasi, permasalahan, dan

penggambaran

2. Organisasi isi Ekspresi dan gagasan

3. Tata Bahasa Tanda baca dan kalimat

4. Gaya, pilihan struktur kosa kata Diksi

5. Ejaan dan tata tulis EYD

1. Pedoman observasi

Pedoman observasi ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas siswa dalam pelaksanaan pembelajaran dengan strategi menulis terbimbing. Proses pengamatan dilakukan tanpa mengganggu subjek penelitian yang diamati. Lembar observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi pelaksanaan pembelajaran.

G.Teknik Analisis Data

Setelah data terkumpul lengkap selanjutnya adalah menganalisis data, yaitu suatu cara yang digunakan untuk mengubah data agar menjadi suatu fakta sehingga dapat ditarik kesimpulan atas dasar fakta tersebut. Analisis data merupakan suatu langkah penting dalam penelitian, data yang sudah terkumpul tidak berarti apa-apa bila tidak diolah. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dekriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif. Data observasi yang diperoleh dihitung kemudian dideskripsikan.

1. Teknik data deskriptif kualitatif

Data kualitatif yaitu data yang berupa informasi berbentuk kalimat yang berasal dari pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan pendekatan yang


(51)

35

terdapat pada lembar observasi pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan strategi menulis terbimbing. Data pelaksanaan pembelajaran yang terdapat pada lembar observasi pelaksanaan pembelajaran dianalisis secara deskriptif kualitatif untuk tiap siklus. Data tersebut berguna untuk rencana perbaikan pembelajaran pada siklus selanjutnya. Selain itu, data kualitatif juga diambil dari kegiatan proses pembelajaran berdasarkan lembar penilaian observasi. 2. Teknik data kuantitatif

Data kuantitatif berasal dari hasil tes yang diadakan setiap siklusnya. Tes ini dilakukan setiap siklus kemudian diadakan perbandingan persentase nilai siswa sebelum dan setelah pembelajaran dengan tindakan. Untuk mencari rerata kelas maka dicari dengan rumus berikut.

Sedangkan untuk menghitung persentase nilai yang memenuhi KKM menggunakan rumus berikut.

H.Indikator Keberhasilan

Setiap siklus pada kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan dinyatakan berhasil jika terjadi perubahan proses yang ditunjukkan dengan adanya peningkatan keterampilan menulis pada pembelajaran bahasa Indonesia. Penelitian ini dikatakan berhasil apabila sebanyak minimal 75% dari jumlah siswa mencapai peningkatan keterampilan menulis mencapai 75. Selain dari nilai, hasil observasi pembelajarannya juga meningkat.


(52)

36 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Deskripsi Hasil Penelitian

Penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan deskripsi ini dilaksanakan dalam dua siklus, setiap siklusnya terdiri dari 3 kali pertemuan. Jadi penelitian ini dilaksanakan dalam 6 kali pertemuan dan 1 pertemuan untuk pra tindakan. Langkah awal yang dilakukan oleh peneliti sebelum melakukan penelitian tindakan kelas adalah dengan mengamati pembelajaran keterampilan menulis karangan deskrispsi kelas IVB SDN Cepit Sewon Bantul. Pembelajaran bahasa Indonesia yang dilaksanakan selama ini cenderung menggunaan metode ceramah dan menempatkan guru sebagai pusat pembelajaran, siswa hanya diam mendengarkan penjelasan dari guru dan tidak dilibatkan dalam pembelajaran sehingga hasilnya belum memuaskan dan banyak siswa yang belum mencapai KKM yaitu 75. Penelitian ini dilaksanakan dengan subjek siswa kelas IVB SDN Cepit Sewon Bantul dengan jumlah siswa 20. Dari 20 siswa laki-lakinya berjumlah 9 siswa, sedangkan untuk siswa perempuan berjumlah 11 siswa.

Dari hasil penelitian awal yang dilakukan di SDN Cepit Sewon Bantul, siswa kelas IVB memiliki kemampuan dan karakteristik yang beragam. Siswa-siswanya mempunyai potensi akademik yang berbeda-beda. Ada yang potensi akademiknya tinggi, sedang hingga rendah. Siswa kelas IVB juga berasal dari latar belakang keluarga yang berbeda-beda. Pengetahuan awal yang diperoleh tiap siswa juga berbeda-beda sesuai dengan pengalaman yang diperoleh dari pembelajaran.


(53)

37

Pelaksanaan penelitian dimulai dengan melaksanakan kegiatan pra siklus (pra tindakan), kegiatan ini dilaksanakan sebelum siklus 1 dan 2 yang digunakan untuk mengetahui kemampuan awal siswa terhadap pembelajaran keterampilan menulis karangan deskripsi. Materi pokok yang disampaikan dalam penelitian ini adalah mengarang deskripsi.

Berdasarkan kondisi yang telah dijabarkan di atas, maka guru dan peneliti melakukan upaya untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan deskripsi pada pembelajaran bahasa Indonesia yaitu dengan merefleksi kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru dan berusaha untuk memperbaikinya, baik dari segi perencanaan maupun pelaksanaan pembelajaran, sehingga diharapkan hasilnya dapat meningkat.

Adapun kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan deskripsi adalah sebagai berikut:

1. Kondisi Awal

Sebelum melakukan penelitian, terlebih dahulu peniliti melakukan pengamatan dan mengadakan tes pra tindakan pembelajaran keterampilan menulis karangan deskripsi. Pengamatan ini dilakukan untuk mengetahui data awal keterampilan menulis karangan deskripsi siswa kelas IVB SDN Cepit Sewon Bantul. Peneliti meminta ijin kepada kepala sekolah untuk melakukan observasi pada pembelajaran bahasa Indonesia mengenai keterampilan menulis karangan deskripsi. Setalah mendapatkan ijin peneliti pun menemui wali kelas IV SDN Cepit Sewon Bantul untuk berdiskusi mengenai keterampilan menulis karangan deskripsi siswa.


(54)

38

Pra tindakan dilaksanakan pada tanggal 24 Maret 2015. Dalam kegiatan pembelajaran siswa hanya mendengarkan penjelasan dari guru. Untuk mendeskripsikan suatu objek siswa hanya diminta untuk membayangkan objek tanpa menggunakan media atau mengamati langsung objek tersebut. Dalam proses pembelajaran siswa menulis karangan deskripsi secara mandiri tanpa bimbingan dari guru sehingga siswa terlihat tidak aktif dan kurang antusias menuangkan gagasan pada karangannya.

Guru memulai pembelajaran dengan melakukan apersepsi, yaitu menanyakan suatu benda yang berkaitan dengan materi pembelajaran keterampilan menulis karangan deskripsi. Pembelajaran berlangsung di dalam kelas, siswa terlihat kurang dilibatkan pada proses pembelajaran dan hanya mendengar penjelasan dari guru. Hal itu disebabkan oleh guru menggunakan metode pembelajaran ceramah dan tidak menggunakan media bentuk gambar atau media bentuk nyata. Setelah menjelaskan materi tentang karangan deskripsi guru mempersilahkan siswa untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami siswa. Namun sedikit siswa yang ingin bertanya. Kemudian guru mempersilahkan siswa untuk menulis karangan deskripsi dengan tema yang telah ditentukan. Setelah selesai menulis karangan deskripsi siswa diminta mengumpulkan dan guru mengoreksi hasil tulisan siswa. Pada akhir pembelajaran siswa bersama guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Guru menutup pembelajaran dengan memberikan pesan moral dan motivasi agar siswa rajin belajar serta menutup pembelajaran dengan doa bersama.


(55)

39

Adapun hasil dari karangan siswa sebagai berikut.

No Nama Pra tindakan Ketercapaian

KKM

1 FA 49 Belum

2 ARS 77 Tercapai

3 ASY 56 Belum

4 AS 50 Belum

5 C NH 52 Belum

6 EK 60 Belum

7 GCN 51 Belum

8 JDS 53 Belum

9 LN F 70 Belum

10 M I 59 Belum

11 M NF 60 Belum

12 MAN 55 Belum

13 N AF 56 Belum

14 NT 62 Belum

15 NWM 50 Belum

16 PAT 76 Tercapai

17 T SY 73 Belum

18 T NA 65 Belum

19 ZS 70 Belum

20 S NA 78 Tercapai

Jumlah 1222

Rata-rata 61

Yang Mencapai KKM 3 Yang Belum Mencapai KKM 17

Tabel 2. Daftar Nilai Tulisan Siswa Pra Tindakan

Hasil observasi penilaian keterampilan menulis karangan deskripsi siswa pada kondisi awal masih sangat rendah. Nilai rata-rata kelas masih rendah yaitu 1222 dengan nilai tertinggi 78 dan nilai terendah 49. Siswa yang mencapai KKM hanya 3 siswa atau 15%.

2. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I

Pada siklus I ini, peneliti mengadakan kegiatan pembelajaran dalam 3 kali pertemuan dimulai dengan perencanaan dan tindakan sebagai berikut.


(56)

40 a. Perencanaan I

Pada tahap perencanaan ini peneliti berkordinasi dengan guru merancang tindakan yang dilaksanakan, antara lain :

1) Melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan disampaikan.

2) Menyusun rencana pembelajaran yang sesuai dengan materi dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif menyelesaikan masalah mengenai materi yang dipelajari dengan menggali pemahaman dan pengetahuan yang mereka miliki sendiri. Rencana pembelajaran ini akan digunakan oleh guru sebagai acuan dalam pembelajaran yang akan dilaksanakan.

3) Menyiapkan sumber belajar atau buku penunjang yang akan digunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia.

4) Menyiapkan media yang digunakan dalam pembelajaran.

5) Menyusun dan mempersiapkan lembar observasi pelaksnaan pembelajaran. Lembar observasi digunakan sebagai pedoman bagi observer dalam mengobservasi kelas.

6) Menyiapkan peralatan untuk mendokumentasikan kegiatan selama pembelajaran berlangsung, yaitu kamera.

b. Pelaksanaan Tindakan siklus I

Pada tahap tindakan, peneliti bersama guru kelas melaksanakan pembelajaran dengan penerapan strategi menulis terbimbing yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan deskripsi. Selama proses


(57)

41

pembelajaran berlangsung, Guru mengajar siswa dengan menggunakan RPP yang telah dibuat, sedangkan peneliti mengamati aktivitas siswa dalam proses pembelajaran.

Pelaksanaan tindakan pada siklus I pertemuan ke I dilaksanakan pada tanggal 4 April 2015. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan selama 2 jam pelajaran dengan alokasi waktu 70 menit (2 x 35 menit). Pada pertemuan pertama, kedua, dan ketiga siklus I materi yang diajarkan adalah mengarang deskripsi dengan tema perpustakaan. Jumlah siswa yang hadir sebanyak 19 siswa dan hanya 1 siswa yang tidak hadir pada pertemuan pertama siklus I, namun diminta untuk tetap mengumpulkan tugas pada pertemuan selanjutnya.

Sebelum memulai pembelajaran guru terlebih dahulu mengatur kelas dan mengabsen siswa selanjutnya memotivasi siswa agar bersemangat untuk mengikuti proses belajar mengajar dengan melakukan tepuk satu secara serentak. Guru bercerita tentang lingkungan sekolah sebagai apersepsi pada pembelajaran yang berlangsung dan menyampaikann inti tujuan pembelajaran yang akan dipelajari. Pada tahap pelaksanaan ini siswa diminta untuk berimajinasi dengan suatu benda yang mereka lihat dilingkungan sekolah. Setelah siswa berimajinasi dengan suatu objek yang ada di lingkungan sekolah, guru meminta siswa untuk menyebutkan benda hidup dan benda mati apa saja yang ada di lingkungan sekolah. Siswa terlihat sangat antusias menjawab pertanyaan dari guru. Secara bergantian siswa berlomba-lomba menjawab pertanyaan dari guru tentang benda-benda yang ada di lingkungan sekolah. Guru menerima jawaban siswa dan membuat sebuah bagan di papan tulis.


(58)

42

Mulanya guru membuat sebuah lingkaran di papan tulis dan ditulislah di dalam lingkaran tersebut kata kantin. Dari lingkaran yang berisi kata kantin guru membuat anak panah mengarah kepada lingkaran-lingkaran kecil. Pada lingkaran-lingkaran kecil tersebut satu persatu siswa diminta maju ke depan untuk menuliskan benda apa saja yang ada di kantin serta kegiatan apa saja yang ada di kantin. Sebagian siswa antusias menulis benda yang ada di kantin pada lingkaran-lingkaran kecil yang telah di buatkan oleh guru di papan tulis. Sebelum guru menjelaskan tentang materi karangan deskripsi siswa diminta untuk mengamati bagan yang telah diisi dengan kata benda yang ada di kantin sekolah sebagai contoh kerangka karangan. Dari hasil pengamatan bagan yang ada di papan tulis, guru menjelaskan materi tentang karangan deskripsi. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru. Pembelajaran dilanjutkan guru bersama siswa dengan menentukan tema karangan. Siswa diberi kesempatan untuk menentukan tema, melihat apa saja yang ada dilingkungan sekolah. Akhirnya siswa bersama guru sepakat memilih tema perpustakaan. Guru membagikan selembar kertas yang berisi bagan kosong. Untuk mengisi bagan kosong tersebut siswa diberi kesempatan untuk mengamati secara langsung perpustakaan sekolah. Pada saat berada diperpustakaan siswa diberi kesempatan seluas-luasnya untuk menuliskan hasil pengamatannya di kertas kosong terlebih dahulu sebelum menuliskan di bagan kosong. Siswa terlihat aktif mengamati benda-benda yang ada di perpustakaan. Guru memberikan waktu kepada siswa untuk bertanya dan berdiskusi dengan temannya apabila dalam proses mengamati terdapat kesulitan. Dari beberapa hal yang sudah dituliskan di kertas


(59)

43

kosong tentang perpustakaan siswa di minta untuk memilih dan menuliskan hal yang sangat berpengaruh dengan perpustakaan kemudian menuliskannya dibagan yang kosong. Bagan yang kosong tersebut diisi oleh siswa sebagai kerangka karangan yang akan dibuat pada pertemuan selanjutnya. Guru membimbing siswa dalam menulis kerangka karangan. Siswa aktif bertanya pada saat proses pembelajaran berlangsung. Setelah siswa menyelesaikan tugas menulis kerangka karangan guru mengumpulkan kerangka karangan tersebut untuk di koreksi sebagai dasar pembuatan karangan deskripsi pada pertemuan selanjutnya. Guru memberikan penekanan pada materi pelajaran dan bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari.

Pertemuan kedua siklus I dilaksanakan pada tanggal 7 April 2015, guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam. Guru mengkondisikan siswa untuk memulai pembelajaran dan memberi motivasi kepada siswa. Guru bertanya kepada siswa “Apakah kalian sudah mengumpulkan informasi tentang perpustakaan ?”,”sudah pak” jawab siswa. Siswa diminta mengeluarkan dan mengamati kembali kerangka karangan yang telah dibuatnya. Siswa diminta menuliskan sebuah karangan deskripsi tentang perpustakaan sesuai dengan kerangka karangan yang telah dibuat. Siswa antusias menulis karangan dan mengikuti petunjuk dari guru dengan waktu yang telah ditentukan. Pada proses menulis karangan deskripsi guru membimbing siswa dengan cara mengamati secara langsung satu persatu siswa dari meja ke meja. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila mengalami kesulitan pada saat proses menulis berlangsung. Siswa terlihat tenang dalam menulis. Setelah


(60)

44

selesai menulis karangan deskripsi, siswa diminta untuk menukarkan tulisannya dengan tulisan temannya. Tulisan yang telah ditukarkan dengan temannya kemudian dikoreksi bersama. Siswa yang mengoreksi diberi kesempatan oleh guru untuk memperbaiki tulisan temannya. Namun dalam proses revisi beberapa siswa mengalami kesulitan misalnya siswa dapat melihat kesalahan pada tulisan temannya namun tidak dapat memperbaiki tulisannya. Pada saat merevisi tulisan teman suasana kelas menjadi lebih ramai karena beberapa siswa yang mengalami kesulitan untuk memperbaiki tulisan temannya dan bertanya kepada guru. Guru membimbing siswa dalam proses merevisi. Setelah selesai merevisi tulisan temannya, tulisan-tulisan tersebut dikumpulkan pada map masing-masing siswa yang sudah tertata rapi di kelas IVB.

Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan menanyakan kepada siswa kegiatan apa saja yang dilakukan hari ini, dilanjutkan dengan menyampaikan pesan moral agar senantiasa bersyukur atas nikmat kesehatan yang dianugerahi oleh Allah. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran dan menutup dengan doa bersama.

Pertemuan ketiga siklus I dilaksanakan pada tanggal 8 April 2015, guru mengucapkan salam kepada seluruh siswa, dilanjutkan dengan menanyakan keadaan siswanya dan menanyakan siapa yang tidak masuk kelas. Guru mengkondisikan siswa untuk memulai pembeljaran dan memberi motivasi kepada siswa. guru bertanya sebagai bentuk apersepsi kepada siswa “apakah kalian masih ingat dengan perpustakaan?”, “masih pak”, jawab siswa. Guru menyampaikan inti tujuan pembelajaran.


(61)

45

Memulai kegiatan inti, guru meminta siswa untuk mengambil map masing-masing dan mengeluarkan karangan deskripsi yang telah dibuat pada hari sebelumnya. Siswa diminta mengamati tulisannya yang telah dikoreksi oleh temannya. Kemudian siswa di minta mengedit tulisan sendiri serta menyalin karangannya pada kertas yang telah disediakan oleh guru. Guru merevisi dan mengedit kembali tulisan siswa yang telah direvisi oleh temannya. Siswa diberi kesempatan untuk membacakan karangannya di depan kelas. Karangan siswa yang terbaik mendapatkan reward menempelkan karangannya di papan pajangan kelas. Namun karena di kelas IVB tidak memiliki papan pajangan kelas guru hanya mengumumkan siswa yang memperoleh nilai terbaik.

Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan menanyakan kepada siswa kegiatan apa saja yang telah dilakukan. Guru menyampaikan pesan moral dan memandu siswa untuk menyimpulkan hasil pembelajaran serta menutup kegiatan pembelajaran dengan doa bersama.

c. Hasil Observasi Siklus I

Kegiatan observasi dilaksanaan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan berlangsung. Kegiatan observasi dilakukan oleh peneliti dan dibantu oleh seorang guru. Observasi dilaksanakan di kelas sesuai dengan lembar observasi yang telah dibuat. Observasi berlangsung dari awal kegiatan pembelajaran hingga akhir pembelajaran. Observasi dilakukan untuk melihat secara langsung aktifitas keterampilan menulis karangan deskripsi dan mengamati penilaian melalui strategi menulis terbimbing.


(62)

46

Hasil pengamatan yang dilakukan selama proses pembelajaran pada siklus I pada pertemuan pertama, kedua, dan ketiga adalah masih siswa yang mengalami kesulitan, masih ada beberapa siswa yang menuliskan judul terlalu luas dan menuliskan karangan tidak sesuai dengan kerangka karangan. Selain itu kesulitan-kesulitan yang dialami siswa adalah mengembangkan ide dan gagasan karangan, karena siswa belum dibimbing secara maksimal mengembangkan gagagsan yang baik. Gagasan-gagasan yang dideskripsikan siswa pada umumnya masih ada yang kurang sesuai dengan apa yang siswa lihat dan siswa tuliskan pada kerangka karangan. Selain itu siswa banyak mengulang kalimat yang sudah ditulis sebelumnya.

Siswa masih mengalami kesulitan dalam mengoreksi hasil karangan temannya, sehingga setelah dikoreksi oleh siswa harus dikoreksi ulang oleh guru. Adapun hasil karangan siswa setelah tindakan siklus I adalah sebagai berikut.

No Nama Siklus I Ketercapaian

KKM

1 FA 50 Belum

2 ARS 95 Tercapai

3 ASY 65 Belum

4 AS 60 Belum

5 CNH 70 Belum

6 EK 60 Belum

7 GCN 60 Belum

8 JDS 40 Belum

9 LNF 60 Belum

10 MI 75 Tercapai

11 MNF 70 Belum

12 MAN 45 Belum

13 NAF 50 Belum


(63)

47

Tabel 3. Daftar Nilai Tulisan Siswa Siklus 1

Hasil observasi proses pembelajaran keterampilan menulis karangan deskripsi pada siklus I mencapai nilai rata-rata sebesar 64. Peningkatan nilai rata-rata dari pra tindakan sebesar 61. Secara umum pelaksanaan tindakan siklus I belum maksimal, masih terdapat 14 dari 20 siswa yang nilainya belum mencapai KKM.

Contoh karya siswa tentang karangan deskripsi berjudul perpustakaan

Gambar 1. Karangan Deskripsi Siswa tentang Perpustakaan

15 NWM 50 Belum

16 PAT 75 Tercapai

17 TSY 85 Tercapai

18 TNA 75 Tercapai

19 ZS 50 Belum

20 SNA 95 Tercapai

Jumlah 1270

Rata-rata 64

Yang Mencapai KKM 6

Yang Belum Mencapai KKM


(64)

48

Karya siswa di atas menunjukkan bahwa isi pada karangan belum menyebutkan secara detail faktor pendukung. Misalnya, benda-benda yang ada di perpustakaan hanya disebutkan warna dan fungsinya tanpa menyebutkan benda tersebut terletak disebelah mana. Pada organisasi isi, masih terdapat beberapa kata yang kurang sinkron terhadap isi karangan seperti “kemarin aku dan teman-teman di perpustakaan melihat almari”. Sebaiknya dapat dituliskan dengan “kemarin aku dan teman-teman berkunjung ke perpustakaan dan melihat beberapa benda”. Tata bahasanya masih kurang efektif dan kurang komunikatif seperti “jendela berwarna cokelat berbentuk persegi panjang berjumlah 12 buah jendela”. Seharusnya dapat dituliskan dengan “terdapat 12 jendela yang berbentuk persegi panjang dan berwarna cokelat”. Gaya bahasa pilihan struktur kosakata masih rendah, kosakata yang digunakan terbatas. Terdapat beberapa kalimat yang ditulis berulang-ulang, seperti menjelaskan warna, fungsi dan jumlah benda. Ejaan dan tata tulis kurang sesuai dengan EYD peletakkan tanda baca seperti tanda koma masih banyak kekurangan sehingga makna kalimat dalam sebuah kalimat kurang tersampaikan.


(65)

49

Contoh karya siswa tentang karangan deskripsi yang berjudul perpustakaan

Gambar 2. Karangan Deskripsi Siswa tentang Perpustakaan

Karya karangan deskripsi siswa di atas menunjukkan isi pada karangan sesuai dengan topik dan terdapat faktor yang mendukung seperti beberapa benda yang disebutkan ciri-ciri khusus misalnya, “terdapat sapu yang bergagang putih”. Organisasi isi pada karangan sesuai dengan gagasan pokok, susunan kalimatnya jelas dan deskripsi isinya lebih rinci. Benda yang di tulis dideskripsikan secara detail misalnya bentuk dari sebuah benda, warna, dan fungsinya. Tata bahasa yang digunakan efekif dan komunikatif, penggabungan katanya sudah baik namun setiap pemberhentian kalimat selalu di awali dengan kata “di perpustakaan” sebaiknya dapat dituliskan dengan kata lain yang lebih variatif seperti kata “pada perpustakaan” atau tanpa menggunakan kata depan. Gaya bahasa dan pemilihan kosakta sesuai dengan isi karangan. Pemilihan kata


(66)

50

yang digunakan juga tidak sering terjadi pengulangan sehingga makna kalimat yang terdapat dalam karangan tersampaikan. Ejaan dan tata tulis sudah sesuai dengan EYD walaupun terjadi sedikit kesalahan seperti peletakkan tanda titik dan koma juga awalan huruf kapital setelah tanda titik. Hasil observasi siswa pada siklus 1 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Kriteria Skor rata-rata per siswa Persentase

Nilai terendah 17 39%

Nilai tertinggi 30 68%

Berdasarkan tabel di atas analisis penilaian observasi terhadap aktivitas menulis karangan deskripsi siswa melalui strategi menulis terbimbing, diperoleh hasil skor masing-masing siswa <75%, dari hasil yang diperoleh tersebut belum menunjukkan kriteria keberhasilan.

d. Refleksi Tindakan Siklus I

Refleksi dilakukan pada setiap akhir siklus, untuk mengetahui sejauh mana tujuan pembelajaran dengan strategi menulis terbimbing pada materi keterampilan menulis karangan deskripsi dapat tercapai. Kegiatan refleksi ini dilakukan untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan tindakan yang telah dilakukan. Dalam kegiatan refleksi ini, guru dan peneliti mengadakan diskusi untuk megevaluasi hasil pelaksnaan tindakan, peniaian proses, masalah-masalah yang muncul dan segala yang berkaitan dengan tindakan yang dilakukan. Pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan strategi menulis terbimbing belum maksimal, guru belum memberikan contoh karangan yang baik dalam bentuk tulisan sebelum meminta siswa menulis karangan deskripsi.


(67)

51

Guru hanya memberikan contoh karangan deskripsi secara lisan. Selain itu beberapa siswa masih enggan bertanya pada saat merevisi tulisan temannya.

Aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran keterampilan menulis karangan deskripsi dengan strategi menulis terbimbing belum maksimal. Misalnya, pada saat guru berkeliling membimbing, siswa lain asyik bicara dan bermain dengan temannya. Bimbingan yang diberikan guru juga masih kurang maksimal karena hanya terfokus kepada beberapa siswa yang rajin bertanya. Refleksi pada siklus pertama ini dilakukan agar peneliti dan guru menemukan jalan keluar terhadap permasalahan-permasalahan yang muncul pada siklus pertama. Refleksi siklus pertama juga dilakukan guru dan peneliti untuk rencana perbaikan pada siklus kedua. Sebagai bahan pertimbangan guru dalam melaksanakan siklus kedua, maka intensitas guru dalam membimbing siswa perlu ditingkatkan, serta guru dapat menjelaskan lebih rinci mengenai materi tentang karangan deskripsi, ejaan dan tanda baca yang digunakan. Guru juga dapat mencari solusi lain untuk mempublikasikan hasil karangan siswa.

Secara ringkas tingkat keberhasilan menulis karangan deskripsi siswa melalui penerapan strategi menulis terbimbing pada siklus I dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Kriteria Jumlah Siswa Persentase (%)

Mencapai KKM 6 30%

Belum Mencapai KKM 14 70%

Jumlah 20 100%

Tabel 4. Persentase Jumlah Siswa yang Memenuhi KKM pada Siklus I Tabel 4 di atas menunjukkan bahwa terdapat 6 siswa atau 30% yang dinyatakan telah berhasil mencapai KKM dan siswa yang belum memenuhi


(68)

52

KKM sebanyak 14 siswa atau 70%. Terjadi peningkatan nilai siswa yang memenuhi KKM dari pra tindakan ke siklus I sebesar 55% dari nilai pra tindakan sebesar 15%. Berdasarkan hasil refleksi peneliti merasa masih diperlukan tindakan untuk memperbaiki kekurangan yang terdapat dalam siklus I, oleh sebab itu guru dan peneliti menyusun rencana perbaikan pada siklus 2. 3. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus 2

a. Perencanaan Tindakan Siklus 2

Perencanaan tindakan pada siklus kedua ini sama dengan perencanaan siklus I. Namun, yang membedakannya adalah perlakuan guru terhadap siswa yaitu lebih memfokuskan bimbingan kepada siswa. Dalam perencanaan tindakan siklus kedua ini, guru dan peneliti bersama-sama mendiskusikan tentang apa yang dipersiapkan dalam perencanaan tindakan siklus kedua sehingga hasilnya lebih baik dari siklus pertama. Materi yang disampaikan pada siklus kedua ini masih sama dengan siklus pertama yaitu mengenai karangan deskripsi. Adapun persiapan yang dilakukan pada siklus kedua ini, adalah sebagai berikut.

1) Melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui standar kompetensi dan kompetensi dasar yang disampaikan.

2) Peneliti bersama guru berdiskusi menyusun rencana pembelajaran yang sesuai dengan materi dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif menyelesaikan masalah mengenai materi yang dipelajari dengn menggali pemahaman dan pengetahuan yang mereka miliki sendiri.


(69)

53

Rencana pembelajaran ini akan digunakan oleh guru sebagai acuan dalam pembelajaran yang akan dilaksanakan.

3) Menyiapkan sumber belajar atau buku penunjang yang akan digunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia.

4) Menyiapkan media yang digunakan.

5) Menyusun dan mempersiapkan lembar observasi pelaksanaan pembelajaran. Lembar observasi digunakan sebagai pedoman bagi observer dalam mengobservasi kelas.

6) Menyiapkan peralatan untuk mendokumentasikan kegiatan selama pembelajaran berlangsung, yaitu kamera.

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus 2

Pelaksanaan tindakan siklus kedua ini dilaksanakan oleh guru sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun oleh peneliti yang bekerja sama dengan guru yang bersangkutan. Kegiatan pembelajaran pada siklus kedua dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan. Setiap pertemuan terdiri dari 70 menit dalam satu jam pelajaran dengan alokasi waktunya 2 x 35 menit.

Pertemuan pertama siklus kedua ini dilaksanakan pada 28 April 2015. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam. guru menanyakan keadaaan siswa dan menanyakan siapa yang tidak masuk kelas. Guru mengkondisikan siswa `untuk memulai pembelajaran dan memotivasi siswa. Guru melakukan apersepsi dengan mengulang materi minggu lalu yaitu tentang deskripsi tempat. Guru bertanya “siapa yang masih ingat minggu lalu


(70)

54

kita mendeskripsikan apa?”, “perpustakaan pak”, jawab siswa.”bagus sekali”, “Nah, hari ini kita akan mendeskripsikan suatu tempat yang sangat dekat dengan kita”,”tempat apa itu pak?” tanya siswa. “Hari ini kita akan mendeskripsikan ruang kelas IVB”. Sebelum menyampaikan materi guru menunjukkan contoh sebuah karangan yang telah dibuat siswa pada pertemuan sebelumnya. Guru menghubungkan contoh karangan dengan materi hari ini. Guru menyampaikan inti tujuan pembelajaran. Guru menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan hari ini.

Siswa mengamati bagan di kertas yang ditempel di papan tulis, awalnya bagan tersebut kosong kemudian guru menuliskan kata kelas IVB. Guru meminta siswa untuk mengamati ruang kelas IVB kemudian guru mulai membuat tanda panah dan menuliskan benda-benda yang ada di kelas IVB. Setelah semua kolom-kolom kecil berisi hal-hal yang ada di kelas IVB kemudian guru meminta siswa untuk menuliskan benda tersebut menjadi lebih rinci. Contohnya dari kata “kelas IVB” menghasilkan kata “buku”, siswa di minta untuk menjelaskan buku apa yang ada di kelas IVB tersebut. Guru membagikan selembar kertas kosong kepada siswa, siswa diminta untuk mengisi kertas tersebut sebagai bentuk kerangka karangan sesuai dengan contoh yang telah diberikan oleh guru. guru memberikan waktu kepada siswa untuk berdiskusi dengan temannya dan bertanya jawab dengan guru tentang ruang kelas IVB. Guru membimbing siswa dalam membuat kerangka karangan. Guru berkeliling mengamati siswa dari meja ke meja dan memotivasi serta memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya.


(1)

126


(2)

127


(3)

(4)

(5)

(6)

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MELALUI STRATEGI KRATIF PRODUKTIF DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS IVB SDN WONOSARI 03 SEMARANG

0 3 220

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MELALUI STRATEGI EXAMPLE NON EXAMPLES PADA SISWA Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Melalui Strategi Example Non Examples Pada Siswa Kelas IV SD N II Setrorejo Tahun Ajaran 2012/2013 Pa

0 0 17

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MELALUI PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI PADA Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Melalui Penggunaan Media Gambar Seri Pada Siswa Kelas IV SD Premulung Surakarta Tahun Ajaran 2012/2013.

0 2 16

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MELALUI PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI PADA Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Melalui Penggunaan Media Gambar Seri Pada Siswa Kelas IV SD Premulung Surakarta Tahun Ajaran 2012/2013.

0 1 12

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN LANGSUNG MELALUI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN LANGSUNG MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS X KEPERAWATAN SMK

0 0 17

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI BERBAHASA JAWA MELALUI STRATEGI MENULIS TERBIMBING DI KELAS III SD NEGERI BEJI.

27 240 181

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS IV SDN I KRAJAN JATINOM.

0 0 101

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI MELALUI MEDIA GAMBAR TUNGGAL PADA SISWA KELAS IIB SD NEGERI 1 SEWON KABUPATEN BANTUL.

0 1 163

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MENGGUNAKAN MEDIA OBJEK LANGSUNG SISWA KELAS IVA SD NEGERI DERESAN.

0 0 221

PENGARUH MENULIS TERBIMBING TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI SISWA DI KELAS IV SD

0 1 9