Pengaruh iklan dan harga terhadap minat beli produk kopi torabika creamy latte.

(1)

xviii ABSTRAK

PENGARUH IKLAN DAN HARGA TERHADAP MINAT BELI PRODUK KOPI TORABIKA CREAMY LATTE

Studi Kasus pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi, Prodi Manajemen Universitas Sanata Dharma Mrican Yogyakarta

Youlanda Anggreta Putri Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2016

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Iklan dan Harga berpengaruh terhadap Minat Beli Produk Kopi Torabika Creamy Latte, dan mengetahui pengaruh Iklan dan Harga secara Parsial terhadap Minat Beli Produk Kopi Torabika Creamy Latte. penelitian ini adalah studi kasus. Data dikumpulkan dengan teknik kuesioner, populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Fakultas Ekonomi, Prodi Manajemen Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang pernah mengkonsumsi Produk Kopi Torabika Creamy Latte. Sampel yang diteliti sebanyak 100 responden, teknik sampling yang digunakan adalah Convenience Sampling, uji Validitas menggunakan formula Pearson’s Product Moment dan uji Reliabilitas menggunakan rumus Cronbach’s Alpha. Uji Asumsi Klasik yang digunakan adalah Uji Multikolinearitas, Uji Heteroskedastisitas, Uji Normalitas.Alat uji statistik yang digunakan adalahAnalisis Regresi Linear Berganda. Hasil penelitian untuk uji hipotesis menunjukkan Iklan dan harga berpengaruh secara bersama-sama terhadap Minat Beli Produk Kopi Torabika Creamy Latte. Iklan tidak berpengaruh secara parsial terhadap Minat Beli. Harga berpengaruh secara parsial terhadap Minat Beli Produk Kopi Torabika Creamy Latte.


(2)

xix ABSTRACT

INFLUENCE OF ADVERTISEMENT AND PRICE THE INTEREST TO BUY COFFEE PRODUCT TORABIKA CREAMY LATTE

Case Study in at Economics faculty, Management Prodi Sanata Dharma University Mrican Yogyakarta

Youlanda Anggreta Putri Sanata Dharma University

2016

This study aims to determine the influence of advertisement and price on the intention to buy Creamy Latte Coffee Product Torabika, and the influence of advertisement and price partially on the intention to buy Creamy Latte Coffee Procuct . This is a case study. The Data were collected using questionnaire.The research population were students of management departement of Economics faculty,Sanata Dharma University in Yogyakarta who consumed coffee Torabika Creamy Latte. The samplesize was 100 respondents. The sampling technique used was purposive sampling.Pearson’s product moment test was used to test the instrument’s validity and Cronbach’s Alpha was used to test the instrument’s reliability. The Classical assumption test used are test Multicollinearity, Heteroscedasticity test, Normality Test. The statistical tool to test the hypothesis is Multiple Linear Regression Analysis. The results show that advertisement and the price influence the intention to buy Creamy Latte Product Torabika.Partially, advertisement does not influence the intention to buy Creamy Latte Product Torabika. While the price influence the intention to buy Creamy Latte Product Torabika.


(3)

PENGARUH IKLAN dan HARGA TERHADAP MINAT BELI

PRODUK KOPI TORABIKA CREAMY LATTE

(Studi Kasus Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi, Prodi Manajemen Universitas Sanata Dharma Mrican Yogyakarta)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh:

Youlanda Anggreta Putri

112214027

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA


(4)

i

PENGARUH IKLAN dan HARGA TERHADAP MINAT BELI

PRODUK KOPI TORABIKA CREAMY LATTE

(Studi Kasus Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi, Prodi Manajemen Universitas Sanata Dharma Mrican Yogyakarta)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh:

Youlanda Anggreta Putri

112214027

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA


(5)

(6)

(7)

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Sesuatu yang belum dikerjakan, seringkali tampak mustahil; kita baru yakin kalau kita telah berhasil melakukannya

dengan baik. (Evelyn Underhill)

Ketika kita ingin sekali menyerah kepada keadaan, tengoklah kebelakang betapa jauhnya kita sudah melangkah

dan keberhasilan berada di depan mata kita. (Penulis)

Skripsi ini dipersembahkan untuk :

Ayah dan Ibu tercinta

Kekasihku Tersayang Mas Anom

Almarhumah Mamak Wagirah

dan Ablena Bawi


(8)

(9)

(10)

vii

KATA PENGANTAR

Puji Syukur pada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Iklan dan HargaTerhadap Minat Beli Produk Kopi Torabika Creamy Latte: Studi Kasus pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi, Prodi Manajemen Universitas Sanata Dharma Mrican Yogyakarta”. Penulisan Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Dalam penelitian ini penulis menyadari bahwa tanpa adanya bantuan, dukungan, bimbingan dari berbagai pihak skripsi ini tidak dapat terselesaikan dengan baik. Oleh sebab itu, dalam kesempatan ini, penulis secara khusus menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Johanes eka Priyatma, M.Sc., Ph. D., selaku Rektor Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Dr. Herry Maridjo, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak Dr. Lukas Purwoto, M.Si., selaku Kaprodi Manajemen.

4. Ibu Dra. Diah Utari Bertha Rivieda M.Si., selaku Dosen Pembimbing I yang telah bersedia meluangkan waktu, pikiran, masukan, kritik, yang sangat berharga sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. 5. Bapak Laurentius Bambang Harnoto, M.Si., selaku Dosen Pembimbing II


(11)

viii

dan memberikan masukan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik.

6. Seluruh Dosen dan Staf sekertariat Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma yang telah membantu danmendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Teman-teman Mahasiswa Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Kepada kedua Orang Tuaku, bapak dan Ibu yang telah bersusah payah bersabar membiayai, mendoakan serta mendukung, hingga saat ini.

9. Kepada kedua kakakku, mas Iwan dan Onky, yang selalu sabar mendidik serta memberikan semangat.

10. Kepada Kekasihku Tersayang Anom Wibisono dan Bapak Asmono serta Ibu Istiningsih, yang selalu sabar mendampingi dalam doa dan semangat. 11. Kepada Saudara-saudaraku, Alm. Mamak Wagirah yang selalu

mendoakanku, kini harapan mamak dan janji sudahku penuhi untuk menyelesaikan kuliah ini, Mbak Rus, Mas Hermanto, Mas Heri, Feri Lempeng, Aprie Zhieblack, Ghino Bagor, Mas Suraji dan bapak Nrimo Parjani, Nevi, Swasti yang selalu mendukung, membantu dan memberikan semangat.

12. Untuk teman-temanku yang terkasih, Adikara, Lisa, Yanti, Ocha, Hardi, Tomy, Mario, Vani, Rinda, Alm. Ablena Bawi dan teman-teman angkatan 2011 yang telah membantu serta mendukung sehingga Skripsi ini dapat


(12)

ix

selesai, terimakasih untuk teman-temanku tanpa kalian aku bukanlah apa-apa.

13. Echa, Meta, Fausumita, mas Helmi, yang selalu mendukung, selalu sabar ketika dimintai tolong dan memberikan semangat.

14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut kan satu per satu, yang telah memberikan bantuan, pemikiran, waktu dan semangat sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun bagi penulis agar dapat belajar lebih baik lagi untuk kedepannya dan skripsi ini dapat bermanfaat bagi ilmu pengetahuan dan semua pihak yang membutuhkan.

Yogyakarta, 30 Juni 2016


(13)

 

DAFTAR ISI

HALAMANJUDUL ... ... ... i

HALAMAN PERSETUJUAN BIMBINGAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... ... ... iv

HALAMAN PERYATAAN KARYA TULIS ... ... .... v

HALAMAN PERYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... ... ... vi

HALAMAN KATA PENGANTAR ... ... ... vii

HALAMAN DAFTAR ISI ... ... ... x

DAFTAR GAMBAR ... ... ... xv

DAFTAR TABEL ... ... ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... ... .... xvii

HALAMAN ABSTRAK ... ... xviii

HALAMAN ABSTRACT ... ... xix

BAB I PENDAHULUAN ... ... . 1

A. Latar Belakang Masalah ... ... 1

B. Rumusan Masalah ... ... 10

C. Batasan Masalah ... ... 10

D. Tujuan Penelitian ... ... 10


(14)

xi 

 

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... ... 12

A. Pemasaran ... 12

1. Pengertian Pemasaran ... 12

2. Konsep Pemasaran ... 12

B. Produk ... 14

1. Pengertian Produk ... 14

2. Peranan Produk ... 14

3. Merk dagang dan Kemasan ... 16

C. Promosi ... 22

1. Pengertian Promosi ... 22

2. Yang dapat dicapai Promosi ... 23

3. Yang tidak dapat dicapai Promosi ... 26

D. Iklan ... 27

1. Pengertian Iklan ... 27

2. Jenis-jenis Iklan... 28

E. Harga ... 39

1. Pengertian Harga ... 39

2. Tujuan penetapan Harga ... 39

3. Prosedur penetapan Harga ... 39

F. Perilaku Konsumen ... 40

1. Pengertian Perilaku Konsumen ... 40

2. Bidang Aplikasi Manajemen dan Konsep Perilaku Konsumen ... 42

G. Minat Beli ... 45

1. Pengertian Minat Beli ... 45

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan Pembelian ... 46

3. Tipe-tipe perilaku membeli ... 48

4. Tahap-tahap dalam proses keputusan membeli ... 49

H. Review Penelitian Sebelumnya ... 51

I. Kerangka Konseptual Penelitian ... 54


(15)

xii 

 

BAB III METODE PENELITIAN ... ... 56

A. Jenis Penelitian ... ... 56

B. Subyek dan ObyekPenelitian ... 56

1. Subyek ... 56

2. Obyek ... 56

C. Waktu dan lokasi Penelitian... ... 57

1. Waktu Penelitian ... 57

2. Lokasi Penelitian ... 57

D. Variabel Penelitian ... ... 57

1. Variabel Independen ... 57

2. Variabel Dependen ... 57

E. Pengukuran Variabel ... 58

F. Definisi Operasional ... ... 58

G. Populasi dan Sampel... ... 59

1. Populasi ... 59

2. Sampel ... 60

H. Teknik Pengambilan Sampel ... ... 60

I. Sumber Data ... ... 60

1. Data Primer ... 61

2. Data Sekunder ... 61

J. Teknik Pengumpulan Data ... ... 61

K. Teknik Pengujian Instrumen ... 61

1. Uji Validitas ... 62

2. Uji Reliabilitas ... 63

3. Pengujian Asumsi Klasik ... 64

a) Uji Murtikolinearitas ... 64

b)Uji Heterokedastisitas ... 64

c) Uji Normalitas ... 65

L. Teknik Analisis Data... ... 66


(16)

xiii 

 

2. Koefisien Determinasi ... 66

M. Pengujian Hipotesis ... ... 67

1. Uji f ... 67

2. Uji t ... 67

BAB IV GAMBARAN UMUM SUBYEK PENELITIAN ... ... 69

A.Deskripsi Tempat Penelitian ... 69

1. Sejarah Universitas Sanata Dharma ... 69

2. Sejarah Kopi Torabika Creamy Latte ... 72

BAB V ANALISIS DATA dan PEMBAHASAN ... ... 76

A.Profil Responden ... ... 77

1. Umur ... 77

2. Jenis Kelamin ... 77

3. Semester ... 78

4. Deskripsi Persepsi Responden ... 79

a. Persepsi konsumen terhadap Variabel Iklan ... 79

b. Persepsi konsumen terhadap Variabel Harga... 80

c. Persepsi konsumen terhadap Variabel Minat Beli ... 81

B.Hasil Pengujian Instrumen Penelitian ... ... 81

1. Hasil Uji Validitas ... ... 81

2. Hasil Uji Reliabilitas ... ... 83

3. Hasil Uji Asumsi Klasik ... 85

1. Hasil Uji Murtikolinearitas ... 85

2. Hasil Uji Heterokedasitas... 86

3. Hasil Uji Normalitas ... 87

4. Hasil Analisis Data... 88

a. Hasil UjiRegresi Linier Berganda ... 88

b. Hasil Determinasi ... 89

5. Hasil Pengujian Hipotesis ... 89


(17)

xiv 

 

b. Hasil Uji T ... 90

C.Pembahasan ... 92

BAB VI KESIMPULAN, SARAN, KETERBATASAN ... ... 95

A. Kesimpulan ... ... 95

B. Saran ... ... 97

C. Keterbatasan ... ... 98

DAFTAR PUSTAKA ... ... 99 LAMPIRAN ...


(18)

xv 

 

DAFTAR GAMBAR

I.1 Pengolahan Basah ... 4

I.2 Pengolahan Kering ... 5

II.1 Dasar-dasar sekmentasi pasar konsumen ... 44

II.2 Tahap-tahap dalam proses Keputusan Membeli ... 49


(19)

xvi 

 

DAFTAR TABEL

V.1 Karakteristik Responden berdasarkan Umur ... 77

V.2 Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin ... 78

V.3 karakteristik Responden Menurut Semester ... 78

V.4 Deskripsi Variabel Iklan ... 79

V.5 Deskripsi Variabel Harga ... 80

V.6 Deskripsi Variabel Minat Beli ... 81

V.7 Hasil Uji Validitas ... 82

V.8 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Iklan ... 84

V.9 Hasil Uji Reliabilitas Harga ... 84

V.10 Hasil Uji Reliabilitas Minat Beli ... 85

V.11 Hasil Uji Murtikolinearitas ... 85

V.12 Hasil Uji Heterokedastisitas ... 86

V.13 Hasil Uji Normalitas ... 87

V.14 Regresi Berganda ... 88

V.15 Determinasi ... 89

V.16 Hasil Uji F ... 90


(20)

xvii 

 

DAFTAR LAMPIRAN

LampiranI Kuesioner ... 101

Lampiran II Hasil Jawaban Responden ... 105

Lampiran III ... 114

1.Hasil Validitas ... 114

a. Validitas Iklan ... 114

b. Validitas Harga ... 115

c. Validitas Minat Beli ... 116

2.Hasil Reliabilitas ... 117

a. Reliabilitas Iklan ... 117

b. Reliabilitas Harga ... 117

c. Reliabilitas Minat Beli ... 117

3.Hasil Uji Asumsi Klasik ... 118

a. Uji Murtikolinearitas ... 118

b. Uji Heterokedasitas ... 118

c. Uji Normalitas ... 119

4.Hasil Uji Regresi Linier Berganda ... 119

5.Hasil Determinasi ... 119

6.Hasil Uji F (ANOVA) ... 120


(21)

xviii ABSTRAK

PENGARUH IKLAN DAN HARGA TERHADAP MINAT BELI PRODUK KOPI TORABIKA CREAMY LATTE

Studi Kasus pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi, Prodi Manajemen Universitas Sanata Dharma Mrican Yogyakarta

Youlanda Anggreta Putri Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2016

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Iklan dan Harga berpengaruh terhadap Minat Beli Produk Kopi Torabika Creamy Latte, dan mengetahui pengaruh Iklan dan Harga secara Parsial terhadap Minat Beli Produk Kopi Torabika Creamy Latte. penelitian ini adalah studi kasus. Data dikumpulkan dengan teknik kuesioner, populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Fakultas Ekonomi, Prodi Manajemen Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang pernah mengkonsumsi Produk Kopi Torabika Creamy Latte. Sampel yang diteliti sebanyak 100 responden, teknik sampling yang digunakan adalah Convenience Sampling, uji Validitas menggunakan formula Pearson’s Product Moment dan uji Reliabilitas menggunakan rumus Cronbach’s Alpha. Uji Asumsi Klasik yang digunakan adalah Uji Multikolinearitas, Uji Heteroskedastisitas, Uji Normalitas.Alat uji statistik yang digunakan adalahAnalisis Regresi Linear Berganda. Hasil penelitian untuk uji hipotesis menunjukkan Iklan dan harga berpengaruh secara bersama-sama terhadap Minat Beli Produk Kopi Torabika Creamy Latte. Iklan tidak berpengaruh secara parsial terhadap Minat Beli. Harga berpengaruh secara parsial terhadap Minat Beli Produk Kopi Torabika Creamy Latte.


(22)

xix ABSTRACT

INFLUENCE OF ADVERTISEMENT AND PRICE THE INTEREST TO BUY COFFEE PRODUCT TORABIKA CREAMY LATTE

Case Study in at Economics faculty, Management Prodi Sanata Dharma University Mrican Yogyakarta

Youlanda Anggreta Putri Sanata Dharma University

2016

This study aims to determine the influence of advertisement and price on the intention to buy Creamy Latte Coffee Product Torabika, and the influence of advertisement and price partially on the intention to buy Creamy Latte Coffee Procuct . This is a case study. The Data were collected using questionnaire.The research population were students of management departement of Economics faculty,Sanata Dharma University in Yogyakarta who consumed coffee Torabika Creamy Latte. The samplesize was 100 respondents. The sampling technique used was purposive sampling.Pearson’s product moment test was used to test the instrument’s validity and Cronbach’s Alpha was used to test the instrument’s reliability. The Classical assumption test used are test Multicollinearity, Heteroscedasticity test, Normality Test. The statistical tool to test the hypothesis is Multiple Linear Regression Analysis. The results show that advertisement and the price influence the intention to buy Creamy Latte Product Torabika.Partially, advertisement does not influence the intention to buy Creamy Latte Product Torabika. While the price influence the intention to buy Creamy Latte Product Torabika.


(23)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan Negara berkembang yang sebagian besar wilayahnya merupakan kepulauan dan kaya akan hasil buminya seperti yang telah diketahui salah satunya yaitu tanaman kopi, hampir seluruh pulau di Indonesia ditumbuhi oleh tanaman kopi, Spillane (1990:139) ada banyak varietas dari tanaman kopi. Rasa dan aroma kopi sangat menentukan harga kopi di pasaran dan dunia perdagangan membedakan kopi dalam penggolongan.

1. Kopi arabika yang dihasilkan Brasilia. Kopi ini dalam dunia

perdagangan dikenal sebagai „unwashed arabicas‟, karena lazimnya

diolah secara kering. Kopi dari Brasilia, Bolivia, Paraguay dan

Ethiopia tergolong dalam „ unwashed arabicas‟ ini.

2. Kopi Arabika yang dihasilkan di luar Brasilia yang lazim dikenal

sebagai „milds‟. Jenis kopi ini pun dibedakan menjadi:

a. Columbian milds untuk kopi Arabika yang dihasilkan di Kolombia, Kenya dan Tanzania.

b. Other milds untuk kopi Arabika yang dihasilkan di lain-lain Negara produsen kopi Arabika, seperti: Burundi, El Salvador, Guatemala, Ekuador, Meksiko, Peru dan lainnya.

3. Kopi Robusta. Jenis kopi ini dihasilkan oleh banyak Negara di Afrika dan Asia, sebagian besar merupakan hasil dari tanaman petani rakyat.


(24)

2

Di Indonesia yang terpenting hanya kopi Robusta (coffea Robusta) dan kopi Arabika (coffea Arabica) serta sedikit kopi Liberika (coffea Liberica). Tanaman kopi Robusta tumbuh baik di dataran rendah sampai ketinggian sekitar 1.000 m di atas permukaan laut, di daerah-daerah dengan suhu sekitar 20ºC. Tanaman kopi Arabika menghendaki daerah-daerah yang lebih tinggi sampai ketinggian sekitar 1.700 m di atas permukaan laut, daerah-daerah yang umumnya dengan suhu sekitar 10-16ºC. Tanaman kopi Liberika dapat tumbuh di dataran-dataran rendah.

Spillane (1990:144-148) Di beberapa daerah ada kebiasaan untuk memisah-misahkan buah yang masak dengan yang masih hijau sebelum dijemur. Ada pula yang menumpuknya selama sehari semalam untuk fermentasi (agar aroma kopinya lebih baik) atau mememarkan terlebih dahulu sebelum dijemur. Untuk menghasilkan kopi biji atau dikenal juga sebagai kopi “hijau” (green coffee) siap perdagangan, di indonesia ditetapkan dua cara proses, yakni:

a. Proses cara kering, yang menghasilkan kopi OTB (oost Indische bereiding). Cara tradisional sejak zaman Kompeni, yang umumnya diterapkan oleh para petani kopi rakyat;

b. Proses cara basah, yang menghasilkan kopi WIB (west Indische bereiding). Cara yang lebih sempurna dibanding cara kering, diterapkan dalam pembuatan kopi hijau ex-perkebunan dan sementara kopi rakyat yang bermutu unggul.


(25)

3

Perkebunan-perkebunan besar umumnya melakukan pengolahan kopi dengan menggunakan alat-alat mesin dengan cara pengolahan basah yang biasa disebut cara pengolahan WIB (west Indische Bereiding). Kopi yang dipetik disortir terlebih dahulu, untuk memisahkan buah-buah yang masak dari buah yang hampa, yang masih hijau atau kering sebelum masak. Buah kopi kemudian dimasukkan ke mesin pulper untuk dihilangkan kulitnya. Dari mesin pulper buah kopi dimasukkan kedalam bak-bak pemeraman dan direndam air selama 3-4 hari untuk fermentasi. Beberapa perkebunan melakukan pemeraman dengan cara kering, dengan tidak direndam dalam air. setelah selesai pemeraman, buah-buah kopi dicuci hingga bersih dan hilang semua lendir-lendir dan kotoran-kotorannya, kemudian dikeringkan dengan dijemur di panas matahari atau melalui pemanasan atau dengan menggunakan mesin-mesin pengering.

Selesai dikeringkan diadakan pengolahan untuk melepas biji dari kulit tanduknya. Pengolahan ini dapat dilakukan dengan tumbukan (umumnya dilakukan petani dan perkebunan-perkebunan yang tidak besar produksinya) atau

dengan menggunakan mesin „huller‟. Selesai tahap pengolahan ini kemudian

dilakukan sortasi, lazimnya juga dengan menggunakan mesin-mesin. Kopi yang dihasilkannya dalam perdagangan digolongkan sebagai kopi WIB. Atas dasar perbedaan cara-cara pengolahannnya tersebut.


(26)

4

Urutan tahap pengolahan cara basah seperti dijelaskan dalam Gambar I.1

URUTAN TAHAP PENGOLAHAN CARA BASAH

( Penggilingan daging

buah/ (pulping))

Gambar I.1 Pengolahan Basah Pengumpulan buah

Penggilingan

Fermentasi

Pencucian

Pengeringan

Penggudangan Sortasi


(27)

5

Urutan tahap pengolahan cara kering sebagai berikut:

Gambar I.2 Pengolahan Kering

a. Pengumpulan & Penggilingan Buah Kopi

Buah kopi yang berasal dari kebun dibawa ke tempat penampung/ bak yang terlebih dulu separohnya diisi dengan air. setelah buah kopi dituangkan ke dalam bak berisi air tersebut, maka buah yang ringan (rusak) dan kotoran-kotoran lain seperti tangkai dan sebagainya akan mengambang di atas permukaan air. jadi fungsi bak tersebut adalah suatu alat untuk mensortasi buah kopi sebelum dimasukkan ke dalam penggiling. Kemudian dengan bantuan pompa penyedot dan air buah kopi yang baik dialirkan ke alat penggiling di mana alat tersebut mempunyai tugas menghilangkan daging buah. Setelah itu buah kopi yang telah terkelupas ini masuk ke dalam unit penggiling berikutnya. Pada akhirnya tinggallah lapisan daging buah yang tipis, untuk

Pengumpulan buah

Pengeringan buah

Penumbukan


(28)

6

menghilangkannya diperlukan alat/mesin pengelupas dan air yang cukup.

b. Fermentasi

buah kopi yang keluar dari mesin pengelupas masih mngandung sisa daging buah yang melekat pada kulit biji. Buah tersebut lalu dibawa ke bak fermentasi setelah terlebih dahulu dipisahkan airnya (ditiriskan). Bak fermentasi ini bertujuan agar sisa daging buah melendir yang menempel lekat pada kulit biji dapat larut dan mudah dicuci.

c. Pencucian

Tujuan pencucian kopi yang telah difermentasi ialah untuk menghilangkan sisa lendir yang menempel pada biji.

d. Pengeringan

Sebelum buah/biji kopi dikeringkan di dalam pengering, dilakukan pengeringan pendahuluan. Tujuan pengeringan ini ialah untk menghilangkan air permukaan, yaitu air yang menempel pada permukaan biji dan kulit ari.

Masing-masing jenis kopi tersebut mempunyai rasa dan aroma berbeda-beda dan yang tidak mudah untuk dicampuradukkan atau diganti-ganti satu dengan lainnya. Keistimewaan-keistimewaan rasa dan aroma dari masing-masing jenis kopi ini sangat diperhatikan oleh perusahaan-perusahaan blenders kopi yang sangat teliti memilih kopi untuk kepentingan perusahaannya. Ini pula yang


(29)

7

menyebabkan pada suatu masa harga kopi Arabika turun atau meningkat sedangkan dapat sebaliknya untuk kopi Robusta.

Kopi merupakan komoditas eksopor yang sejak dahulu hingga sekarang masih terus dikembangkan dan dipertahankan oleh masyarakat Indonesia, karena penghasilan dari tanaman kopi tersebut menghasilkan nilai ekonomis yang sangat tinggi, jenis kopi yang dibudidayakan di Indonesia saat ini, terutama terdiri dari jenis Robusta 80% dari seluruh produksi kopi Indonesia, Arabika (10-15%) dan sedikit Liberica serta belakangan juga jenis Arabusta, perkawinan jenis Arabika yang ungul cita rasanya dan Robusta yang tanamannya sangat alot, (Spillane,1990:49).

Semakin berkembangnya jaman, kopi kini tidak hanya dinikmati oleh orang kalangan atas saja, namun kalangan bawah pun kini dengan sangat mudahnya untuk mengkonsumsi olahan kopi, dan kopi juga sekarang menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat di Indonesia seperti meminum kopi di waktu pagi hari menjadi rutinitas tersendiri, maka dari itu para pengusaha di Indonesia melihat peluang yang sangat besar dalam bisnis kopi, dan pada akhirnya banyak pabrik kopi didirikan di Indonesia.

Dengan tumbuh pesatnya pabrik kopi di Indonesia yang didirikan, maka persaingan yang terjadi pada lingkungan bisnis tersebut menjadi semakin kuat, itulah yang menjadikan para pengusaha untuk memutar otak, agar dapat memaksimalkan barang yang akan diproduksi dan meningkatkan perusahaannya supaya mampu bersaing dengan perusahaan lawannya.


(30)

8

Setiap perusahaan memiliki berbagai cara dalam memilih strategi yang akan digunakan untuk siap bersaing dengan perusahaan lawannya, dan untuk menjadikan perusahaan tersebut mencapai hasil yang terbaik, maka perusahaan harus mencari cara untuk menarik konsumen sebanyak mungkin, memenuhi kebutuhan konsumen agar kepuasan konsumen dapat terpenuhi, Dalam marketing suatu perusahaan, perusahaan mustinya mencakup 4P yaitu: product, price, place, and promotion.

Perusahaan kopi dalam menerapkan product, berusaha keras memilih dan menciptakan sebuah produk kopi yang seinovatif mungkin, guna untuk menarik dan meyakinkan para konsumen, dimana produk yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut adalah produk yang terbaik, berkualitas dan sangat digemari oleh konsumen.

Perusahaan dalam menerapkan pemasaran tidak hanya bersaing dalam bidang produk yang baik dan berkualitas saja, namun dalam hal price(harga) sangat mempengaruhi konsumen untuk memilih produk yang diproduksi oleh perusahaan tersebut, perusahaan harus dapat memberikan produk yang berkualitas namun dengan price(harga) yang terjangkau, agar perspektif konsumen terhadap harga dapat menarik minat beli konsumen pada produk tersebut, apakah nantinya ketika konsumen tahu tingkatan harga produk tersebut dengan produk sejenis, konsumen tetap membeli atau pindah produk yang lainnya.

Tidak hanya harga saja yang harus di pertimbangkan untuk menarik minat beli konsumen, namun place (tempat) juga sangat mempengaruhi daya beli


(31)

9

konsumen terhadap produk tersebut, perusahaan harus dapat mempertimbangkan dimana produk tersebut akan dipasarkan, dimana daya beli produk barang tersebut tinggi konsumennya, karena yang telah diketahui, bahwa dalam suatu tempat tidak hanya terdapat 1(satu) jenis produk saja, namun pesaing juga akan mencari tempat yang sama untuk mempromosikan barang yang jenisnya sama, tetapi merknya berbeda.

Promosi merupakan suatu kegiatan yang dilakukan guna untuk memperkenalkan suatu produk barang, dan untuk mempengaruhi konsumen agar menciptakan hasrat ingin memiliki dan menggunakan produk tersebut, seperti yang telah diketahui, iklan yang baru-baru ini diterbitkan yaitu iklan kopi torabika, menggunakan iklan sebagai promosi pengenalan kepada konsumen terhadap produk torabika creamy latte yang terbaru, dimana iklan menggunakan tokoh Dian Sastrowardoyo sebagai maskot penarik konsumen agar tertarik untuk mencoba produk kopi Torabika Creamy Latte tersebut, iklan sangat mempengaruhi konsumen tidak hanya sesaat, namun berkelanjutan, iklan tidak hanya untuk memperkenalkan produk, namun untuk memperkenalkan perusahaan, dimana setiap konsumen yang telah melihat iklan yang dibuat oleh perusahaan tersebut, konsumen dapat mengingat produk tersebut.

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai hal tersebut dan mengambil judul

“Pengaruh Iklan dan Harga Terhadap Minat beli Produk Kopi Torabika


(32)

10

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar Belakang di atas, maka penulis membuat rumusan masalah, yaitu:

1. Apakah Iklan dan Harga secara bersama-sama berpengaruh terhadap minat beli pada produk Kopi Torabika Creamy Latte?

2. Apakah Iklan dan Harga produk secara parsial, berpengaruh terhadap minat beli produk Kopi Torabika Creamy Latte?

C. Pembatasan Masalah

Agar masalah yang akan diteliti oleh penulis tidak terlampau luas, maka diberikan batasan masalah sebagai berikut:

1. Penelitian dilakukan pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Prodi Manajemen Universitas Sanata Dharma, yang mengkonsumsi Kopi Torabika Creamy Latte.

2. Variabel Harga dan Iklan dalam penelitian ini dilihat dari persepsi konsumen atas Iklan dan Harga.

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui apakah Iklan dan Harga berpengaruh terhadap Minat Beli pada produk Kopi Torabika Creamy Latte.

2. Untuk mengetahui apakah Iklan dan Harga produk secara parsial berpengaruh terhadap minat beli produk Kopi Torabika Creamy Latte.


(33)

11

E. Manfaat Penelitian 1. Bagi perusahaan

Penulis berharap supaya hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi perusahaan yang bersangkutan, agar dapat mengembangkan dan menjadikan perusahaan lebih maju lagi dan mampu untuk menciptakan kebijakan manajemen pemasaran yang meliputi iklan, harga dan minat beli konsumen terhadap produk perusahaan

2. Bagi Penulis

Penulis berharap supaya hasil penelitian ini dapat menambah wawasan dan dapat menerapkan langsung teori-teori yang telah didapatkan selama kuliah, terutama yang berkaitan dengan pemasaran produk

3. Bagi universitas

Penulis berharap agar hasil penelitian ini dapat menjadi refrensi perpustakaan dan menambah ilmu bagi semua orang, terutama mengenai pengaruh Iklan dan Harga terhadap Minat beli Produk.


(34)

12

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pemasaran

1. Pengertian Pemasaran

Menurut Swastha dan Irawan (2005:5) pemasaran merupakan satu dari kegiatan-kegiatan pokok yang dilakukan oleh para pengusaha dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, untuk berkembang, dan mendapatkan laba.

Menurut William J.Stanton, dalam kutipan Swastha dan Irawan (2005:5) pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.

2. Konsep Pemasaran

Menurut Swastha dan Irawan (2005:10) konsep pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan.

Swastha dan Irawan (2005:7-8) Falsafah konsep pemasaran bertujuan memberikan kepuasan terhadap keinginan dan kebutuhan pembeli/ konsumen.


(35)

13

Seluruh kegiatan dalam perusahaan yang menganut konsep pemasaran harus diarahkan untuk memenuhi tujuan tersebut. Kegiatan ini meliputi kegiatan pada semua bagian yang ada, seperti kegiatan personalia, produksi, keuangan, riset dan pengembangan, serta fungsi-fungsi lainnya. Meskipun orientasi pembeli ini dibatasi oleh tujuan laba dan pertumbuhan, tetapi konsep tersebut perlu dilaksanakan. Hal ini disebabkan karena dapat meningkatkan penjualan dengan:

a. Membuat barang yang mudah penggunaannya b. Mudah pembeliannya

c. Mudah pemeliharannya

Penerangan konsep pemasaran ini sangat potensial terutama untuk perusahaan-perusahaan yang beroperasi tanpa berpedoman pada prinsip pemuasan pembeli.

Menurut Swastha dan Irawan (2005:8-9)

Pada dasarnya, perusahaan yang ingin mempraktekkan orientasi konsumen ini harus:

a. Menentukan kebutuhan pokok dari pembeli yang akan dilayani dan dipenuhi. Perusahaan yang memproduksi mobil pada dasarnya menghasilkan alat transport, sedangkan alat transport itu sendiri dapat dibuat dalam berbagai macam model dan ukuran.


(36)

14

c. Mengadakan penelitian pada konsumen, untuk mengukur, menilai, dan menafsirkan keinginan, sikap, serta tingkah laku mereka. d. Menentukan dan melaksanakan strategi yang paling baik apakah

menitik-beratkan pada mutu yang tinggi, harga yang murah, atau model yang menarik.

B. Produk

1. Pengertian Produk

Menurut Sutojo (1981:75) Produk yaitu barang atau jasa yang dihasilkan(sering juga disebut hasil produksi), merupakan titik berangkat kemungkinan keberhasilan maupun kegagalan kombinasi kebijakan pemasaran secara keseluruhan.

Arti produk di mata pembeli serta daur hidup barang dan jasa Menurut Sutojo (1981:76) Dua aspek penting pertama yang mempunyai pengaruh terhadap laju perkembangan penjualan produk adalah kemampuan perusahaan mendekatkan kemandaatan produk pada keinginan pembeli, serta masa tahapan produk itu dalam daur hidupnya.

2. Peranan Produk dalam menunjang Hasil Penjualan.

Sutojo(1981:87-89) Seperti halnya dengan kemampuan memberikan sumbangan laba kepada perusahaan, peranan tiap jenis produk dalam menunjang hasil penjualan tidaklah sama. Dalam


(37)

15

hubugannya dengan kemampuan menunjang perkembangan hasil penjualan, biasanya tiap jenis produk yang tergabung dalam kombinasi produk yang sedang berjalan, dapat dikategorikan dalam salah satu golongan produk sebagai berikut

a. Produk harapan masa mendatang

Termasuk dalam golongan ini adalah produk baru yang dihasilkan oleh perusahaan pada dewasa ini, serta mempunyai masa cerah di masa mendatang.

b. Produk masa kini

Termasuk dalam golongan ini adalah jenis-jenis produk yang menguasai sebagian besar hasil penjualan dan keuntungan perusahaan. Produk ini merupakan hasil penemuan perusahaan pada masa lampau, yang sejak diterjunkan pertama kali di pasar telah dapat merebut hati para pembeli.

c. Produk biasa dan pelengkap

Seperti Nampak dari namanya, peranan golongan produk yang ketiga ini tidak demikian menentukan pada perkembangan hasil penjualan seperti halnya dengan produk golongan ini kadang-kadang hanya berfungsi sebagai pelengkap dari produk masa kini. d. Produk masa lampau

Produk yang termasuk dalam golongan keempat ini pada masa lampau pernah menduduki kelas produk masa kini. Biasanya karena telah mulai memasuki tahap kejenuhan daur hidupnya,


(38)

16

maka kemampuan produk untuk menunjang hasil penjualan dan keuntungan perusahaan mulai menurun.

e. Produk yang gagal

Termasuk dalam kategori ini adalah produk yang tidak dapat diterima di pasar. Sebab kegagalan itu mungkin terletak pada produknya sendiri. Mungkin juga kegagalan produk disebabkan oleh kebijakan pemasaran yang kurang mengena, terutama pada saat pertama produk memasuki pasar. Produk yang gagal biasanya sulit dapat dikembangkan, karena adanya kesan negative dari para pembeli.

3. Merk Dagang dan Kemasan.

Menurut Sutojo (1981:91-98) Dua hal lain yang cukup penting peranannya dalam penyusunan kebijakan produk, dan karenanya perlu memperoleh perhatian penuh dari para pengusaha, adalah cap atau merk dagang dan kemasan produk. Cap atau merk dagang bukanlah sekedar hiasan atau bahan pemanis barang yang diperdagangkan. Merk dagang mempunyai banyak manfaat, baik bagi para pembeli maupun pengusaha. Di samping itu, merk dagang juga membawa banyak konsekuensi bagi pemiliknya. Kemasan, yaitu wadah dan pembungkus, pada dewasa ini tidak hanya berfungsi sebagai pelindung produk selama dalam pengangkutan dan penyimpanan saja.


(39)

17

Kemasan dapat menunjang usaha promosi produk dan memperoleh keuntungan.

a. Cap Atau Merk Dagang

Cap atau merk dagang terdiri dari nama, simbol, gambar atau kombinasi dari ketiga-tiganya, yang dapat membedakan suatu produk tertentu dengan produk sejenis lainnya yang diperdagangkan di pasar. Cap atau merk dagang juga merupakan tanda untuk menunjukkan kepada yang berkepentingan, perusahaan mana penghasil produk tersebut. Sesuai dengan luas daerah pemasaran yang dijangkau produk, merk dagang dapat dibedakan menjadi merk lokal, nasional dan internasional. Kemudian seperti telah diutarakan di muka, cap atau merk dagang memberikan banyak manfaat baik kepada para pembeli maupun pengusaha yang memilikinya.

1) Merk dagang di mata pembeli

Bagi pembeli, merk dagang merupakan jaminan bahwa produk yang bersangkutan mempunyai mutu yang dapat memberikan kepuasan kepada mereka.

2) Manfaat merk dagang bagi pengusaha

Paling sedikit ada empat macam manfaat dapat diperoleh seorang pengusaha dari cap atau merk dagang hasil produksinya:


(40)

18

2.1) Alat penunjang program promosi

Merk dagang terpercaya mampu mengundang pembeli untuk membeli lagi produk tersebut. Dengan perkataan lain produk dengan merk yang telah merebut hati para pembeli, mampu mempromosikan dirinya sendiri. 2.2) Mempertahankan pasar atau jumlah penjualan

Ketenaran nama merk yang dibarengi usaha mempertahankan dan mengembangkan mutu produk akan menimbulkan kesetiaan pembeli kepada merk produk tersebut. Bagi setiap pengusaha, kesetiaan pembeli kepada merk produk yang diusahakan merupakan sesuatu yang diimpikan, yang untuk mendapatkannya seringkali diperlukan usaha dan biaya yang tidak sedikit.

2.3) Mengurangi pengaruh persaingan harga

Sampai batas-batas tertentu, kesetiaan pembeli kepada merk produk akan memperkecil kemungkinan pembeli berpindah kepada produk lain, hanya karena pertimbangan perbedaan harga.

2.4) Membantu kelancaran produk baru memasuki pasar

Bila perusahaan ingin menambah jenis produk baru ke dalam kombinasi produk yang telah ada, biasanya merk dagang banyak membantu kelancaran produk baru tersebut untuk memasuki pasar.


(41)

19

3) Merk dagang yang baik

Agar merk dagang dapat membantu kelancaran penjualan hasil produksi, maka pemilihan nama yang akan dipergunakan dalam merk, perlu dipikirkan dengan matang. Berikut ini diajukan beberapa macam syarat yang perlu diperhatikan dalam memilih nama merk:

3.1) Pendek, sederhana, mudah dibaca dan dieja; 3.2) Enak didengar;

3.3) Mudah diingat oleh para pembeli. Merk yang mudah diingat akan mempermudah pembeli membedakannya dengan merk lain;

3.4) Belum pernah dipergunakan perusahaan lain; 3.5) Tidak memberikan kesan negative;

3.6) Seyogyanya dapat mengetengahkan manfaat yang ingin ditawarkan oleh produk.

b. Kemasan produk

Yang dimaksud dengan kemasan produk adalah wadah atau pembungkus produk.

Ada berbagai alasan mengapa beraneka macam produk yang diperdagangkan, memerlukan kemasan. Pertama, kemasan diperlukan untuk melindungi produk selama dalam pengangkutan, penyimpanan di gudang, toko dan rumah, maupun selama dijajakan oleh para pedagang. Dengan wadah, produk diharapkan dapat


(42)

20

terhindar dari pengotoran, penyusutan, kerusakan, penguapan atau berbagai macam penurunan mutu yang lain.

Selain itu, kemasan juga dapat menyebabkan perusahaan lain sulit untuk meniru atau memalsu produk. Bila seorang pengusaha telah memutuskan mempergunakan kemasan untuk produk yang dihasilkan, maka yang bersangkutan perlu memperhatikan empat macam hal, yaitu:

1) Pengawasan perkembangan kemasan

Perkembangan kemasan produk perlu diawasi terus-menerus. Mutu kemasan yang cepat menurun sewaktu produk dijajakan di pasar, seperti bocor, pecah, luntur, dan sebagainya akan mempengaruhi laju penjualan barang. Di pihak lain modifikasi kemasan produk yang sudah ada, dapat menimbulkan kemungkinan menarik golongan pembeli baru, sehingga dapat meningkatkan jumlah penjualan produk.

2) Kemasan yang identik

Seperti halnya dengan merk dagang, untuk beberapa macam produk yang dihasilkan perusahaan dapat dipergunakan kemasan yang sama atau identik. Kebijakan tersebut dapat dipergunakan, bilamana tingkat mutu produk masing-masing kurang lebih sejajar, sedangkan penggunaan produk mempunyai hubungan satu dengan yang lain.


(43)

21

3) Penggunaan kemasan bekas

Kemasan bekas yang dapat dipergunakan untuk tujuan lain, seringkali dapat menambah daya tarik para pembeli. Bagi para pembeli, penggunaan kemasan bekas akan merupakan manfaat tambahan di samping manfaat produk sendiri. Kaleng roti kering yang dapat dipergunakan untuk kaleng kerupuk sesudah roti kering tadi habis, akan merupakan daya tarik tambahan bagi para pembeli untuk membeli roti tersebut. 4) Kemasan kolektif

Kemasan dapat dipergunakan sebagai alat untuk mengundang pembeli, membeli produk dalam jumlah tertentu. Dengan mengemas tiga batang sabun mandi dalam satu kotak yang menarik, dengan disertai potongan harga yang lumayan, dapat menarik pembeli untuk membeli tiga batang sabun mandi sekaligus.

Kesimpulan

Produk merupakan titik berangkat keberhasilan maupun kegagalan kebijakan pemasaran secara keseluruhan. Oleh karena itu setiap pengusaha wajib memahami dan menguasai berbagai macam aspek penting produk yang diusahakannya. Harus dapat menghayati manfaat apa saja yang diharapkan para pembeli dari produk. Mereka juga perlu mengetahui atau merasakan dalam masa tahapan daur hidup


(44)

22

mana, masing-masing jenis produk yang diusahakan, pada dewasa ini sedang berada.

Dengan adanya perbedaan peranan tiap macam produk yang tergabung dalam kombinasi produk terhadap kehidupan dan perkembangan perusahaan, maka sudah selayaknya bila para pengusaha memberikan perhatian, perlakuan dan usaha pengembangan yang berlain-lain kepada setiap macam produk.

Terkahir tapi tidak kalah pentingnya ialah bahwa setiap pengusaha hendaklah memberikan perhatian secukupnya kepada cap atau merk dagang serta kemasan produk yang mereka hasilkan. Cap atau merk dagang serta kemasan yang dikelola dengan baik, dapat menunjang keberhasilan penjualan hasil produksi.

C. Promosi

1. Pengertian Promosi

Menurut Shimp (2014:111) promosi adalah meliputi insentif (misalnya, bonus dan imbalan) yang dirancang untuk mendorong konsumen pemakai-akhir atau pelanggan perdagangan membeli merek tertentu dengan lebih cepat, lebih sering, dalam jumlah yang lebih besar, atau terlibat dalam beberapa perilaku lain yang akan bermanfaat bagi pengecer atau produsen yang menawarkan promosi.

Meningkatkan alokasi anggaran untuk promosi

Shimp (2014:115) menjelaskan bahwa pengeluaran untuk iklan sebagai persentase dari total biaya komunikasi pemasaran telah


(45)

23

menurun belakangan ini, sementara pengeluaran untuk promosi telah meningkat dengan pesat.

2. Yang dapat dicapai promosi

Shimp (2014:120-126) promosi tidak dapat menyebabkan perubahan besar, tetapi cocok untuk melaksanakan tugas-tugas berikut ini:

a. Merangsang Antusiasme Tenaga Penjualan untuk Menjual Produk Baru, yang Dikembangkan, atau Lama.

Ada banyak aspek penjualan perorangan yang menggembirakan dan menantang; selain itu, juga ada masanya di mana pekerjaan bisa menjadi membosankan, menonton, dan tidak memberi imbalan.

b. Memperkuat Penjualan Merek yang Sudah Lama.

Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, promosi penjualan tidak dapat mengubah penurunan penjualan produk atau merek yang tidak disukai. Akan tetapi, promosi dapat memperkuat penjualan produk yang sudah matang atau lama yang memerlukan darah segar.

c. Memfasilitasi Pengenalan Produk dan Merek Baru kepada Dunia Perdagangan.

Untuk mencapai tujuan penjualan dan laba, para pemasar secara kontinu memperkenalkan produk-produk baru dan


(46)

24

menambah merek-merek baru ke dalam kategori yang telah ada. Promosi penjualan kepada para pedagang besar dan pedagang ritel biasanya diperlukan untuk mendorong dunia perdagangan menangani produk-produk dan merek-merek baru, kecuali menerima kompensasi ekstra dalam bentuk off-Invoice allowances, display allowances, dan slotting allowances.

d. Menambah On-Shelf dan Off-Shelf Space untuk barang dagang. Promosi penjualan yang berorientasi perdagangan akan memungkinkan produsen untuk memperoleh rak penyimpanan barang ekstra untuk sementara. Rak penyimpanan barang ini dapat berupa ruangan ekstra di bagian muka rak atau off-shelf dalam gondola atau peragaan di ujung gang (end-of-aisle display).

e. Menetralisir Periklanan dan Promosi Penjualan Kompetitif.

Promosi penjualan dapat digunakan untuk mengeset usaha periklanan dan promosi penjualan pesaing.

f. Mendapatkan Pembelian Pencobaan dari para Konsumen.

Para pemasar bergantung pada sample gratis, kupon, dan promosi penjualan lainnya untuk mendorong pembelian percobaan atas merek-merek baru. Banyak konsumen tidak akan pernah mencoba produk-produk baru atau merek-merek yang sebelumnya tidak pernah dicoba, tanpa bujukan promosi ini.


(47)

25

g. Mempertahankan Para Pemakai Saat ini dengan Mendorong Pembelian Ulang.

Peralihan merek merupakan kenyataan yang dihadapi oleh semua manajer merek. Pemakaian strategis dari bentuk-bentuk promosi penjualan tertentu dapat mendorong setidak-tidaknya pembelian ulang jangka pendek.

h. Meningkatkan Pemakaian Produk dengan Meloading Konsumen. Dampak dari sejumlah promosi yang berorientasi transaksi atau deal adalah mendorong penimbunan barang(stockpiling) konsumen, yaitu mempengaruhi konsumen untuk membeli lebih banyak merek tertentu daripada yang biasanya konsumen lakukan dengan memanfaatkan deal.

i. Memenangkan Persaingan dengan Meloading Konsumen.

Jika konsumen diloading atau dijejali dengan merek suatu perusahaan, maka konsumen akan keluar untuk sementara dari pasar merek-merek pesaing. Dengan demikian, promosi penjualan atas satu merek berguna untuk mendahului penjualan merek-merek pesaing.

j. Memperkuat Periklanan.

Hal terakhir yang dapat dilakukan oleh promosi penjualan adalah memperkuat iklan. Sebuah kampanye periklanan dapat diperkuat dengan usaha promosi penjualan yang terkoordinasi dengan baik.


(48)

26

3. Yang Tidak Dapat Dicapai Promosi.

Shimp (2014:126-127) seperti unsur-unsur komunikasi pemasaran lainnya, terdapat batas atas apa yang tidak dapat dicapai promosi penjualan. Berikut ini akan dibahas ketiga pembatasan yang penting:

a. Ketidakmampuan untuk memberi kompensasi kepada tenaga penjualan yang kurang terlatih atau kurangnya periklanan.

Ketika menderita kerugian akibat kinerja penjualan yang rendah atau pertumbuhan yang tidak memadai, beberapa perusahaan mempertimbangkan promosi sebagai solusinya. Meskipun demikian, promosi hanya akan menyediakan solusi terbaik yang bersifat sementara jika masalah yang mendasarinya disebabkan oleh lemahnya tenaga penjualan, kurangnya kesadaran akan merek, lemahnya citra merek, atau sebab-sebab lain yang hanya dapat diatasi oleh manajemen penjualan dan usaha periklanan yang benar.

b. Tidak dapat menyediakan profesi atau pedagang atau konsumen alasan jangka panjang yang memaksa untuk terus membeli suatu merek.

Keputusan perdagangan untuk terus menimbun suatu merek dan pembelian ulang konsumen didasarkan atas kepuasan yang dialami secara terus menerus dengan merek tersebut, kepuasan berasal dari kemampuan merek memenuhi


(49)

27

tujuan laba (untuk perdagangan) dan memberikan manfaat (bagi konsumen).

c. Ketidakmampuan untuk secara permanen menghentikan tren penjualan merek menurun atau mengubah penolakan dasar atas produk yang tidak diinginkan.

Penjualan yang menurun selama periode yang agak lama menunjukkan kinerja produk yang buruk atau tersedianya produk alternative yang lebih unggul. Promosi penjualan tidak dapat mengubah penolakan dasar atas merek yang tidak diinginkan.

D. Iklan

1. Pengertian Iklan

Menurut Swastha dan Irawan (2005:365) periklanan merupakan salah satu aspek dari komunikasi pemasaran perusahaan.

Menurut Kriyantono (2008:174) Iklan adalah bentuk komunikasi nonpersonal yang menjual pesan-pesan persuasive dari sponsor yang jelas untuk mempengaruhi orang membeli produk dengan membayar sejumlah biaya untuk media. Sejumlah biaya ini diperuntukkan untuk sewa kolom surat kabar atau majalah. Slot waktu untuk televise dan radio, serta sewa ruang untuk media luar ruang seperti reklame.


(50)

28 2. Jenis-jenis Iklan:

Menurut Kriyantono (2008:174-175) Berdasarkan tujuan beriklan, maka iklan bisa dibedakan berdasarkan tiga jenis, yaitu:

a. Iklan Informasi

Sebuah iklan dikategorikan iklan informasi jika materi iklan bertujuan untuk:

1) Memberi tahu tentang produk baru;

2) Memberi tahu tentang perubahan harga atau kemasan; 3) Menjelaskan cara kerja produk;

4) Mengurangi ketakutan konsumen;

5) Mengoreksi kesan keliru terhadap produk;

6) Menganjurkan kegunaan baru dari produk tertentu; dan 7) Menyebutkan pula jasa yang ada;

b. Iklan persuasi

Iklan persuasi adalah jenis iklan yang bertujuan untuk: 1) Memilih merek tertentu;

2) Menganjurkan membeli merek tertentu;

3) Mengubah persepsi konsumen tentang merek tertentu; dan 4) Membujuk konsumen untuk membeli sekarang atau menerima

penawaran.

c. Iklan Pengingat (Reminder)

1) Mengingatkan bahwa produk itu mungkin akan sangat dibutuhkan dalam waktu dekat ini;


(51)

29

2) Menjaga kesadaran akan produk (consumer‟s state of mind);

3) Menjalin hubungan baik dengan konsumen; 4) Mengingatkan di mana membeli produk itu;

5) Mengingatkan konsumen di waktu pasaran sepi; dan

6) Memantapkan atau meneguhkan bahwa pilihan konsumen tepat;

Menurut Widyatama (2005:92-102) berdasar bentuknya, iklan televisi dapat dikelompokkan dalam beberapa jenis iklan, yaitu:

a. Live Action

Adalah video klip iklan yang melibatkan unsur gambar, suara, dan gerak secara bersama. Gambar yang diperlihatkan sangat beragam, meliputi cuplikan kehidupan manusia, tempat dan segala sesuatu yang berkaitan dengannya. Live action yang paling banyak diperlihatkan dalam iklan televisi adalah berupa cuplikan kehidupan sehari-hari masyarakat. Karena merupakan cuplikan kehidupan sehari-hari, maka pesan iklan ini terasa lebih “natural”. Misalnya tentang cuplikan kejadian sehari-hari ketika pembantu mencuci piring, ibu memasak di dapur, anak sedang sakit, seseorang sedang mengendarai mobil, dan sebagainya.

b. Animation

Merupakan iklan yang dibangun berdasarkan gambar-gambar kartun (baik dua maupun tiga dimensi) baik gambar-gambar kartun yang digambar dengan keterampilan tangan maupun animasi


(52)

30

computer. Gambar-gambar dibuat satu persatu. Tiap satu gambar disebut satu frame. Gambar-gambar tersebut diurutkan sedemikian rupa sehingga memberikan kesan gerak yang normal, dalam durasi satu detik animasi, maka dibutuhkan 25 frame gambar. Apabila jumlah frame tersebut ditambah, maka akan mnghasilkan kesan gambar gerak yang perlahan. Kesan gerak yang semakin perlahan, berarti mengindikasikan bahwa gambar animasi yang dibuat semakin banyak. Sebaliknya, bila jumlah frame dikurangi, maka akan menghasilkan gerak yang semakin kasar, tidak halus,

patah-patah dan memberikan kesan “melompat-lompat”.

c. Stop Action

Adalah iklan televisi yang berbentuk perpaduan antara teknik live action (gambaran kehidupan masyarakat sehari-hari) dan teknik animasi (gambaran kartun baik dikerjakan dengan tangan maupun computer, baik dua dimensi maupun tiga dimensi) sehingga memberikan efek dramatic iklan, sehingga ilustrasi yang rumit dapat digambarkan dengan baik dan menarik. Stop action banyak digunakan untuk mengiklankan produk makanan, minuman, obat-obatan, dan sebagainya.

d. Still

Yaitu Iklan yang disampaikan dengan cara tidak melibatkan unsur gambar gerak, melainkan gambar beku (diam). Gambar atau citra beku tersebut didapat dari hasil pemotretan


(53)

31

fotografi, atau kadang pula dibuat dengan animasi baik dikerjakan dengan ketrampilan tangan maupun computer. Jenis iklan televisi ini dapat juga disebut dengan slide show. Karena ilustrasi yang diperlihatkan tidak melibatkan unsure gerak, maka iklan ini kurang menarik perhatian.

e. Music

Yaitu iklan televisi yang disampaikan melalui musik sebagai media penyampaian pesan. Artinya, pesan iklan dikemas dalam sebuah alunan musik sebagai kekuatan utama pesan iklan. Jadi, musik yang digunakan bukan sekedar sebagai pengiring ilustrasi pesan iklan, melainkan pesan iklan tersebut disampaikan dengan menggunakan musik. Sekalipun menggunakan musik sebagai bentuk yang dominan, namun visualisasinya dapat diiringi dengan menggunakan gambar gerak.

f. Superimposed

Adalah bentuk iklan televisi dalam bentuk gambar iklan yang memperlihatkan di atas gambar lain, dalam hal ini ketika gambar yang muncul biasanya diperlihatkan di ujung layar, baik kiri atas, kiri bawah, kanan atas, dan kanan bawah, sementara siaran televisi tetap berlangsung. Umumnya durasi superimposed berkisar antara 5 sampai dengan 10 detik, namun kadang juga dapat lebih lama lagi.


(54)

32

g. Sponsor Program

Adalah bentuk iklan televisi dimana pihak pengiklan atau sponsor membiayai program acara televisi tertentu dan sebagai imbalannya dapat menyampaikan pesan iklan dengan lebih mendominasi. Sponsor program dapat dilakukan dengan cara blocking time. Yaitu cara dimana sponsor membeli waktu siaran televisi selama durasi tertentu dimana waktu yang telah dibelinya tersebut digunakan untuk menyampaikan pesan iklan. Karena waktu siaran yang dimiliki oleh stasiun televisi tersebut telah dibeli oleh sponsor, umumnya sponsor memiliki waktu yang relatife cukup lama untuk menyampaikan pesan-pesan iklannya. h. Running Text

Adalah bentuk iklan televisi dimana pesan diperlihatkan muncul masuk secara perlahan bergerak dari kanan masuk pada layar lalu menghilang pada sebelah kiri layar. Biasanya running text diperlihatkan di bawah layar, sehingga tidak terlalu mengganggu tayangan yang sedang berlangsung.

i. Backdrop

Adalah bentuk iklan televisi dimana pesan iklan diperlihatkan pada latar belakang acara yang diadakan. Backdrop dapat berupa gambar still maupun klip iklan. Gambar still dapat diletakkan pada layar panggung sebagai latar belakang acara, baik


(55)

33

hiburan maupun informasi. Selain itu dapat pula diperlihatkan sebagai announcer backdrop yang telah diatur secara video grafis sehingga menjadi latar belakang penyiar.

j. Caption

Adalah bentuk iklan televisi yang menyerupai super impose. Bedanya, dalam caption, pesan yang digunakan hanya berupa tulisan saja yang muncul di layar bawah. Biasanya untuk mendukung iklan property endorsement, misalnya untuk menerangkan bahwa busana dan make-up yang dikenakan presenter adalah dari perusahaan tertentu.

k. Credit Title

Merupakan bentuk iklan televisi dimana iklan (biasanya berupa gambar still) yang diperlihatkan pada bagian akhir ketika sebuah acara sudah selesai. Sponsor diperlihatkan bersamaan dengan kru teknik dan pemain yang mendukung acara televisi tersebut.

l. Ad lib

Adalah bentuk iklan televisi dimana pesan disampaikan dan diucapkan oleh penyiar secara langsung, baik diantara satu acara dengan acara yang lain maupun disampaikan oleh pembawa program acara tertentu, misalnya berita, infotaiment, quis, sponsor program, dan sebagainya. Tidak seperti ad lib yang dilakukan pada media radio, ad lib iklan televisi biasanya lebih sedikit dilakukan.


(56)

34

m. Property Endorsment

Dalam siaran televisi, apapun yang diperlihatkan dalam layar, dapat digunakan sebagai iklan. Biasanya iklan ini merupakan iklan tidak langsung (soft campign) atau terselubung. Iklan ini merupakan iklan yang berbentuk dukungan sponsor yang memperlihatkan pada bagian hal yang digunakan sebagai kelengkapan property siaran maupun berbagai hal yang kenakan oleh artis atau penyiar.

n. Promo ad

Adalah iklan yang dilakukan oleh pengelola televisi untuk mempromosikan acara-acaranya. Dengan harapan pemirsa tertarik menonton acara yang ditayangkan, sehingga program acara tersebut mendapatkan jumlah pemirsa yang cukup banyak. Jumlah penonton yang banyak tersebut akan menjadikan ranting acara semakin tinggi dan pada gilirannya akan mengundang minat pengiklan untuk memasang iklan di acara tersebut.

Menurut Kriyantono (2008:175-177) berdasarkan sifatnya, maka iklan bisa dikategorikan ke dalam beberapa jenis, yaitu:

a. Iklan Komersial

Iklan Komersial adalah iklan yang bersifat menjual produk atau jasa secara langsung. Yang termasuk ke dalam jenis ini antara lain:


(57)

35

1) Iklan konsumen, iklan yang menjual baran-barang konsumsi (consumers goods), seperti: sampo, pakaian, mobil, permen, makanan, rumah, parfum, dan lainnya.

2) Iklan antarbisnis, iklan yang menawarkan barang-barang nonkonsumen. Sasaran iklan adalah perusahaan. Misalnya, barang mentah yang harus diolah lagi, mesin-mesin pabrik, komponen atau piranti computer.

3) Iklan perdagangan, adalah iklan yang menawarkan barang yang akan dijual lagi, karena itu sasaran iklan ini adalah para pemasok, grosir, agen, retail atau pengecer.

4) Iklan pengecer, adalah iklan yang dilakukan oleh pengecer

agar dagangannya laku. Misalnya, iklan “discount besar

-besaran di Ramayana Store selama Ramadhan”.

5) Iklan respon langsung, adalah iklan jenis baru yang memungkinkan khalayak bisa memberikan respons langsung ketika melihatnya. Misalnya, ketika ada iklan mobil. Khalayak bisa meminta kualifikasi mobil yang diinginkan, seperti bentuk bodi, warna, ban, dan aksesoris. Permintaan ini disampaikan secara langsung melalui pos, telpon, facesimile, atau internet. b. Iklan nonkomersial

Adalah iklan yang bersifat tidak secara langsung menjual produk atau jasa. Termasuk dalam iklan ini antara lain iklan-iklan korporat (iklan public relations, iklan recruitmen, iklan layanan masyarakat,


(58)

36

iklan identitas korporat, maupun iklan institusi). Iklan-iklan ini menjual ide atau gagasan untuk kepentingan atau pelayanan masyarakat, membangun kesadaran merek, dan citra perusahaan. Biasanya iklan nonkomersial ini merupakan alat mendukung kampanye public relations dan social marketing. Sedangkan iklan komersial biasanya merupakan bagian kampanye pemasaran produk.

Menurut Widyatama (2005:127-128) berdasarkan khalayak sasaran yang hendak dituju oleh iklan itu sendiri, maka iklan dapat dibagi dalam tiga jenis, yaitu:

a. Iklan untuk Pengguna Akhir

Yaitu iklan dimaksudkan untuk ditujuakan kepada khalayak akhir (konsumen). Konsumen akhir adalah orang yang membeli barang untuk dikonsumsi bagi dirinya sendiri maupun orang lain, namun bukan untuk dijual maupun diproduksi kembali dalam bentuk produk lain. Iklan untuk pengguna akhir sering disebut pula dengan iklan konsumen.

b. Iklan untuk Distributor / pengecer

Yaitu iklan yang dimaksudkan untuk para pedagang atau toko pengecer, yang bermaksud menjual kembali barang yang dibelinya untuk mendapatkan keuntungan. Biasanya iklan ini dilakukan oleh pabrik atau produsen produk, dan toko-toko yang dijadikan sebagai


(59)

37

dilakukan dengan media bellow the line, misalnya booklet, brosur, maupun leafet.

c. Iklan untuk Pabrik

Yaitu iklan yang ditujukan kepada lembaga, badan, pabrik dan atau organisasi, dimana produk yang ditawarkan dimaksudkan untuk menjadikan barang yang telah dibelinya sebagai barang modal atau bahan mentah untuk diproduksi kembali menjadi wujud barang lain. Iklan yang dibuat untuk pabrik misalnya iklan yang dikeluarkan oleh pabrik baja: mesin-mesin industry tekstil; mesin bubut; diesel pembangkit listrik: dan sebagainya. Biasanya iklan untuk pabrik menggunakan media baik above the line maupun bellow the line sekaligus. Media above the line yang digunakan biasanya media cetak, sementara media bellow the line menggunakan leaflet, brosur, booklet dan media-media yang mampu menampung teks yang agak panjang maupun ilustrasi yang detail.

Menurut Widyatama (2005:129-132) berdasarkan cakupan /wilayah sasarannya:

Berbagai iklan yang ada di media periklanan khususnya media massa, juga dapat dibedakan berdasarkan cakupan/ wilayah sasarannya. Pembagian wilayah ini cenderung mengikuti perpaduan antara pembagian wilayah administrasi sebagaimana ditetapkan oleh Negara dan coverage media itu sendiri. Adapun pembagian berdasarkan kategori ini, yaitu:


(60)

38

a. Iklan Lokal

Yaitu iklan dimana cakupan khalayak sasaran yang dituju hanya berada di wilayah lokal, misalnya pedesaan atau perkotaan; atau satu kabupaten saja. Biasanya iklan yang termasuk kategori iklan lokal adalah iklan yang dilakukan oleh toko kecil, salon, sekolah dasar, taman kanak-kanak, di mana target khalayaknya tinggal di wilayah lokal di sekitar tempat lembaga tersebut.

b. Iklan Regional

Iklan regional mempunyai cakupan khalayak sasaran yang dituju lebih luas dibandingkan iklan lokal. Wilayah regional meliputi lebih dari satu wilayah lokal, namun terlalu jauh untuk disebut dengan wilayah nasional. Misalnya, wilayah regional Provinsi Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan Tengah, Sumatera Utara, dsb.

c. Iklan Nasional

Iklan nasional adalah iklan yang target khalayak konsumennya berada di seluruh wilayah suatu Negara. Contoh iklan yang yang dipasarkan dalam sekala nasional misalnya: Shampoo Sunsilk, Lifeboy, sabun Lux, Dove, Give, Sarimi, Mi Sedaaap, dan berbagai produk nasional lainnya.


(61)

39

d. Iklan Internasional

Iklan internasional adalah iklan yang membidik khalayak sasaran tidak saja di wilayah nasional, namun sudah menjangkau trans nasional atau lebih dari satu Negara. Pengiklan yang memasang iklan internasional umumnya adalah perusahaan skala internasional atau memiliki jaringan internasional, misalnya penerbangan, pelayaran, pengangkutan kargo, dan sebagainya.

E. Harga

1. Pengertian Harga

Menurut Swastha (1979:12) harga adalah jumlah uang (ditambah beberapa produk kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk dan pelayanannya.

2. Tujuan Penetapan Harga

Menurut Swatha (1979:13) tujuan-tujuan tersebut antara lain: a. Untuk mencapai target pengembalian investasi.

b. Untuk mencegah persaingan

c. Untuk mendapatkan laba maksimum d. Untuk menstabilkan harga

e. Untuk mempertahankan atau memperbaiki market share.

3. Prosedur Penetapan Harga

Menurut Swastha (1979:14-15) ada 5 tahap dalam prosedur penetapan harga yang bisa dilakukan, yaitu:


(62)

40

a. Mengestimasikan permintaan untuk produk tersebut. Ini dapat dilakukan dengan:

1) Menentukan harga yang diharapkan dapat diterima oleh consumen.

2) Mengestimasikan volume penjualan pada berbagai tingkat harga.

b. Mengetahui lebih dulu reaksi dalam persaingan. c. Menentukan market share yang dapat diharapkan.

d. Memilih strategi harga untuk mencapai pasar yang dituju. e. Mempertimbangkan politik pemasaran perusahaan.

F. Perilaku Konsumen

1. Pengertian Perilaku Konsumen

Menurut Mowen dan Minor (2002:7) menjelaskan bahwa Perilaku Konsumen (consumer behavior) sebagai studi tentang unit pembelian (buying units) dan proses pertukaran yang melibatkan perolehan, konsumsi, dan pembuangan barang, jasa, pengalaman, serta ide-ide. Tiga perspektif Riset Perilaku Konsumen

Menurut Mowen dan Minor (2002:11-13) Ciri utama dari bidang ini adalah Riset. Seperti layaknya ilmu social, perilaku konsumen menggunakan metode serta prosedur riset dari Psikologi, Sosiologi, Ekonomi, dan antropologi. Untuk menggeneralisasikan, riset perilaku konsumen dilakukan berdasarkan tiga perspektif riset yang bertindak sebagai pedoman pemikiran dan pengidentifikasian faktor-faktor yang


(63)

41

mempengaruhi perilaku perolehan (akuisisi) konsumen. Ketiga perspektif ini adalah:

a. Perspektif pengambilan keputusan (Decision–making perspective). Menggambarkan seorang konsumen sedang melakukan serangkaian langkah-langkah tertentu pada saat melakukan pembelian. Langkah-langkah ini termasuk pengenalan masalah, mencari, evaluasi alternative, memilih, dan evaluasi pasca perolehan. Akar dari pendekatan ini adalah pengalaman kognitif dan psikologi serta faktor-faktor ekonomi lainnya.

b. Perspektif pengalaman (Experiential Perspective)

Pembelian konsumen menyatakan bahwa untuk beberapa hal konsumen tidak melakukan pembelian sesuai dengan proses pengambilan keputusan yang rasional. Namun, mereka membeli produk dan jasa tertentu untuk memperoleh kesenangan, menciptakan fantasi, atau perasaan emosi saja. Penglasifikasian berdasarkan perspektif pengalaman menyatakan bahwa pembelian akan dilakukan karena dorongan hati dan mencari variasi.

c. Perspektif pengaruh perilaku (Behavioral Influence Perspective) Mengasumsikan bahwa kekuatan lingkungan memaksa konsumen untuk melakukan pembelian tanpa harus terlebih dahulu membangun perasaan atau kepercayaan terhadap produk. Menurut perspektif ini, konsumen tidak saja melalui proses pengambilan


(64)

42

keputusan rasional, namun juga bergantung pada perasaan untuk membeli produk atau jasa tersebut.

2. Bidang Aplikasi manajerial dan konsep perilaku konsumen

Menurut Mowen dan Minor (2002:39-58) Konsep-konsep perilaku konsumen dapat dipergunakan untuk mengembangkan strategi pemasaran pada kelima bidang mendasar:

a. Analisis Lingkungan

Terdiri dari penilaian kekuatan eksternal perusahaan dan konsumen, dan yang menciptakan ancaman dan peluang. Dalam organisasi yang besar, analisis lingkungan dapat dilakukan oleh departemen riset pasar atau kelompok perencanaan strategik. Sementara pada organisasi yang lebih kecil, CEO dan anggota staf kunci yang biasanya melakukan tugas ini.

b. Riset Pasar

Adalah aplikasi riset konsumen yang dirancang untuk memberikan manajemen informasi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perolehan, konsumsi, dan disposisi konsumen atas barang, jasa, dan ide.

c. Segmentasi Pasar

Didefinisikan sebagai pemilahan pasar menjadi subbagian konsumen yang memiliki kebutuhan dan keinginan yang hampir sama, di mana setiap subbagian dapat dijangkau dengan bauran pemasaran yang berbeda


(65)

43

Dasar-dasar Segmentasi Pasar Konsumen I. Karakteristik Seseorang

A. Demografi 1. Umur 2. Jenis kelamin 3. Pendapatan 4. Agama

5. Status Perkawinan

6. pendidikan 3. Jumlah Keluarga 4. Pekerjaan 5. Etnis

6. Kebangsaan B. Perilaku Konsumen

1. Manfaat yang dicari 2. Elastisitas Permintaan 3. Kesetiaan Merek 4. Tingkat Penggunaan

5. Lainnya-alasan pembelian, penggunaan media, dan lain-lain

C. Profil Konsumen

D. Karakteristik Kepribadian 1. Kebutuhan akan kesadaran 2. Toleransi terhadap kebimbangan 3. Kecenderungan pengambilan risiko 4. Bertalian vs. pemisahan


(66)

44

II. Situasi

A. Definisi tugas

B. Situasi yang bersifat turunan C. Waktu

D. Keadaan fisik sekelilingnya E. Keadaan social sekelilingnya III. Geografi

A. Batasan-batasan nasional B. Regional

C. Batas Negara bagian D. Daerah pedesaan

E. Kode pos/daerah sensus IV. Budaya

A. Adat istiadat budaya, kebiasaan, nilai, dan norma-norma B. Adat istiadat subbudaya, kebiasaan, nilai, dan norma-norma

Gambar II.1 Dasar-dasar sekmentasi pasar konsumen

d. Pemosisian Produk dan Diferensiasi Produk

Malalui pemosisian produk (Product Positioning), sebuah perusahaan mempengaruhi bagaimana para konsumen memandng karakteristik merek relative terhadap penawaran yang kompetitif. Tujuan pemosisian produk adalah untuk mempengaruhi permintaan dengan menciptakan sebuah produk yang memiliki


(67)

45

karakteristik tertentu (seperti atribut merek) dan citra jelas yang mendiferesiasikannya dari para pesaing.

Deferensiasi produk (product differentiation) adalah proses memanipulasi bauran pemasaran untuk menempatkan sebuah merek, sehingga para konsumen dapat merasakan perbedaan yang berarti antara merek tersebut dengan pesaingnya.

e. Pengembangan Bauran Pemasaran

Penciptaan bauran pemasran (marketing mix) meliputi inisiatif dan koordinasi dari kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan produk, promosinya, penetapan harganya, dan distribusiya.

G. Minat Beli

1. Pengertian Minat Beli

Menurut Simamora (2002:131) minat adalah sesuatu yang pribadi dan berhubungan dengan sikap, individu yang berminat terhadap suatu obyek akan mempunyai kekuatan atau dorongan untuk melakukan serangkaian tingkah laku untuk mendekati atau mendapatkan objek tersebut.

Menurut Kotler, Bowen dan Makens (1999:156) mengenai minat beli : minat beli timbul setelah adanya proses evaluasi alternatif dan di dalam proses evaluasi, seseorang akan membuat suatu rangkaian pilihan mengenai produk yang hendak dibeli atas dasar merek maupun minat.


(68)

46

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Membeli

Menurut Swastha dan Irawan (2005:105-112) mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembeli adalah:

a. Kebudayaan

Menurut Staton kebudayaan adalah simbul dan fakta yang komplek, yang diciptakan oleh manusia, diturunkan dari generasi ke generasi sebagai penentu dan pengatur tingkahlaku manusia dalam masyarakat yang ada.

b. Kelas Sosial

Faktor sosio-kebudayaan lain yang dapat mempengaruhi pandangan dan tingkah-laku pembeli adalah klas social. Pada pokoknya, masyarakat dapat dikelompokkan ke dalam tiga golongan yaitu:

1) Golongan atas

Yang termasuk dalam klas ini antara lain: pengusaha-pengusaha kaya, pejabat-pejabat tinggi.

2) Golongan menengah

Yang termasuk dalam klas ini antara lain: karyawan instansi pemerintah, pengusaha menengah.

3) Golongan rendah

Yang termasuk dalam klas ini antara lain: buruh-buruh pabrik, pegawai rendah, tukang becak, dan pedagang kecil.


(69)

47

c. Kelompok Referensi Kecil

Kelompok referensi kecil ini juga mempengaruhi perilaku seseorang dalam pembeliannya, dan sering dijadikan pedoman oleh konsumen dalam bertingkah laku. Oleh karena itu, konsumen selalu mengawasi kelompok tersebut baik tingkahlaku fisik maupun mentalnya.

d. Keluarga

Dalam keluarga, masing-masing anggota dapat berbuat hal yang berbeda untuk membeli sesuatu. Setiap anggota keluarga memiliki selera dan keinginan yang berbeda.

e. Pengalaman

Pengalaman dapat mempengaruhi pengamatan seseorang dalam bertingkah-laku. Pengalaman dapat diperoleh dari semua perbuatannya di masa lalu atau dapat pula dipelajari, sebab dengan belajar seseorang dapat memperoleh pengalaman.

f. Kepribadian

Kepribadian dapat didefinisikan sebagai pola sifat individu yang dapat menentukan tanggapan untuk bertingkah-laku.

g. Sikap dan kepercayaan

Sikap dan kepercayaan merupakan faktor yang ikut mempengaruhi pandangan dan perilaku pembelian konsumen. Sikap itu sendiri mempengaruhi kepercayaan, dan kepercayaan juga mempengaruhi sikap.


(70)

48

h. Konsep diri

Faktor lain yang ikut menentukan tingkah-laku pembeli adalah konsep diri. Konsep diri merupakan cara bagi seseorang untuk melihat dirinya sendiri, dan pada saat yang sama ia mempunyai gambaran tentang diri orang lain.

3. Tipe-tipe Perilaku Membeli

Menurut Kotler (1988:253-255) ada Empat Tipe Perilaku Konsumen yaitu:

a. Perilaku Membeli yang Kompleks.

Para konsumen menjalani atau menempuh suatu perilaku membeli yang kompleks bila mereka semakin terlibat dalam kegiatan membeli dan menyadari perbedaan penting di antara beberapa merek produk yang ada.

b. Perilaku Membeli yang Mengurangi Ketidak cocokan.

Kadang-kadang konsumen sangat terlibat dalam kegiatan membeli sesuatu, tetapi hanya melihat sedikit perbedaan dalam merek. Keterlibatan yang mendalam disebabkan oleh kenyataan bahwa barang yang dibeli itu mahal harganya, jarang dilakukan dan berisiko.

c. Perilaku Membeli Berdasarkan Kebiasaan.

Banyak produk yang dibeli dalam keadaan konsumen kurang terlibat dan tidak terdapat perbedaan nyata antara merek.


(71)

49

d. Perilaku Membeli yang Mencari Keragaman.

Dalam beberapa situasi, membeli keterlibatan konsumen rendah, tetapi ditandai oleh perbedaan merek yang nyata.

4. Tahap-tahap dalam Proses Keputusan Membeli

Menurut Kotler (1988:257-268) Berdasarkan pengkajian terhadap

laporan banyak konsumen tentang proses membeli, “model tahap

-tahap” dari proses membeli telah dikonseptualisasi oleh para peneliti

perilaku konsumen. Model tahap-tahap itu paling serasi dengan pembuatan keputusan yang kompleks, yaitu membeli sesuatu yang mahal, produk yang memerlukan keterlibatan lebih mendalam.

Gambar II.2 Tahap-tahap dalam proses Keputusan Membeli Keterangan:

a. Pengenalan Masalah (problem recognition)

Proses membeli dimulai dengan pengenalan masalah atau kebutuhan. Pembeli menyadari suatu perbedaan antara keadaan sebenarnya dan keadaan yang diinginkannya. Kebutuhan itu dapat digerakkan oleh rangsangan dari dalam diri pembeli atau dari luar. Pengenalan

masalah

Pencarian informasi

Penilaian alternatif

Keputusa n

Perilaku Pasca membeli


(72)

50

b. Pencarian Informasi

Seorang konsumen yang mulai tergugah minatnya mungkin akan atau mungkin tidak mencari informasi yang lebih banyak lagi. Jika dorongan konsumen adalah kuat, dan objek yang dapat memuaskan kebutuhan itu tersedia, konsumen akan membeli obyek itu.

c. Penilaian Alternatif

Pemasar perlu mengetahui bagaimana proses informasi konsumen tiba pada tahap pemilihan merek. Hanya sayangnnya tidak ada satu proses penilaian yang sederhana dan tunggal yang dipergunakan oleh semua konsumen atau bahkan oleh konsumen dalam semua situasi membeli.

d. Keputusan Membeli

Tahap penilaian keputusan menyebabkan konsumen membentuk pilihan mereka di antara beberapa merek yang tergabung dalam perangkat pilihan

e. Perilaku Pasca Membeli

Setelah membeli suatu produk, konsumen akan mengalami beberapa tingkat kepuasan atau ketidakpuasan.


(73)

51

H. Review Penelitian Sebelumnya

a. Judul : Pengaruh Keragaman Produk, Lokasi, Harga, Promosi, tempat nongkrong terhadap kepuasan konsumen

Penulis : Hendrikus Aditya Prayogo Universitas Sanata Dharma Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui alas an konsumen memilih Indomaret Jalan Demangan Baru dan mengetahui apakah keragaman produk, lokasi, harga, promosi, dan tempat nongkrong berpengaruh terhadap kepuasan konsumen. Penelitian ini adalah studi kasus. Data dikumpulkan dengan teknik kuesioner. Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat yang pernah berbelanja dan menggunakan fasilitas tempat nongkrong di Indomaret Jalan Demangan Baru, Yogyakarta. Sample yang diteliti sebanyak 100 responden. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Uji validitas menggunakan formula pearson’s product moment dan uji reabilitas menggunakan rumus Cronbach’s Alpha. Teknik analisi data dalam penelitian ini menggunakan Analisis Cochran Q-Test dan Analisis Regresi Liniear Berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1. Keragaman produk, lokasi, harga, dan tempat nongkrong menjadi alas an konsumen dalam memilih indomaret Jalan Demangan Baru, sedangkan promosi tidak menjadi alas an konsumen dalam memilih Indomaret Jalan Demangan Baru. 2. Keragaman produk, lokasi, harga, promosi, dan tempat nongkrong berpengaruh secara bersama terhadap kepuasan konsumen.


(74)

52

Keragaman produk, lokasi, dan harga yang berpengaruh secara sendiri terhadap kepuasan konsumen, sedangkan promosi dan tempat nongkrong secara sendiri tidak berpengaruh terhadap kepuasan konsumen.

Kata kunci: keragaman produk, lokasi, harga, promosi, tempat nongkrong, kepuasan konsumen.

b. Judul : Pengaruh Pemasaran Internet Terhadap Minat Beli Penulis : Maria Sita Meindyaswati Universitas Sanata Dharma

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pemasaran internet berpengaruh pada minat beli. Jenis penelitian ini adalah studi pada grup facebook baju bekas murah dengan menyebar kuisioner secara online. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan simpel random sampling sebanyak 100 responden. Analisis dilakukan dengan analisis statistika deskriptif dan analisis regresi linier sederhana. Dari hasil uji t diperoleh hasil nilai thitung 14.285>ttabel 1.984

maka H0 ditolak dan Ha diterima sehingga pemasaran internet

berpengaruh terhadap minat beli. Dan hasil koefisien determinasi sebesar 0.672 menunjukkan presentase sumbangan pengaruh variable independen (pemasaran internet) terhadap variable dependen (minat beli) sebesar 67.2%.


(1)

115 b. Validitas Harga

Correlations

SOAL_1 SOAL_2 SOAL_3

JUMLA H SOAL_1 Pearson

Correlation 1 .931

**

.135 .865**

Sig. (2-tailed) .000 .180 .000

N 100 100 100 100

SOAL_2 Pearson

Correlation .931

**

1 .200* .893**

Sig. (2-tailed) .000 .046 .000

N 100 100 100 100

SOAL_3 Pearson

Correlation .135 .200

*

1 .593**

Sig. (2-tailed) .180 .046 .000

N 100 100 100 100

JUMLA H

Pearson

Correlation .865

**

.893** .593** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000

N 100 100 100 100

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).


(2)

116 c. Validitas Minat Beli

Correlations

SOAL_1 SOAL_2 SOAL_3 SOAL_4 SOAL_5

JUMLA H SOAL_1 Pearson

Correlation 1 .309

**

.352** .257** .461** .626**

Sig. (2-tailed) .002 .000 .010 .000 .000

N 100 100 100 100 100 100

SOAL_2 Pearson

Correlation .309

**

1 .402** .431** .539** .751**

Sig. (2-tailed) .002 .000 .000 .000 .000

N 100 100 100 100 100 100

SOAL_3 Pearson

Correlation .352

**

.402** 1 .356** .290** .674**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .003 .000

N 100 100 100 100 100 100

SOAL_4 Pearson

Correlation .257

**

.431** .356** 1 .509** .740**

Sig. (2-tailed) .010 .000 .000 .000 .000

N 100 100 100 100 100 100

SOAL_5 Pearson

Correlation .461

**

.539** .290** .509** 1 .782**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .003 .000 .000

N 100 100 100 100 100 100

JUMLA H

Pearson

Correlation .626

**

.751** .674** .740** .782** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000

N 100 100 100 100 100 100


(3)

117 2. Hasil Uji Reliabilitas

a. Reliabilitas Iklan

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.702 5

b. Reliabilitas Harga

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.672 3

c. Reliabilitas Minat Beli

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items


(4)

118 3. Hasil Uji Asumsi Klasik

a. Uji Murtikolinearitas

Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics Tolerance VIF

1 IKLAN .433 2.310

HARG

A .433 2.310

a. Dependent Variable: MINAT BELI

b. Uji Heterokedasitas

Correlations

Unstandardiz ed Residual

Unstandardiz ed Residual Spearman's rho Unstandardized

Residual

Correlation

Coefficient 1.000 1.000

**

Sig. (2-tailed) . .

N 100 100

Unstandardized Residual

Correlation

Coefficient 1.000

**

1.000

Sig. (2-tailed) . .

N 100 100


(5)

119 c. Uji Normalitas

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Unstandardized

Residual .079 100 .129 .985 100 .319

a. Lilliefors Significance Correction

4. Hasil Uji Regresi Linier Berganda

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 10.111 1.676 6.033 .000

IKLAN .002 .148 .002 .013 .990

HARGA .607 .218 .395 2.785 .006

a. Dependent Variable: MINAT BELI

5. Hasil Uji Determinasi

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .396a .157 .139 3.688

a. Predictors: (Constant), HARGA, IKLAN


(6)

120 6. Hasil Uji F (ANOVA)

ANOVAb

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 245.380 2 122.690 9.020 .000a

Residual 1319.370 97 13.602

Total 1564.750 99

a. Predictors: (Constant), HARGA, IKLAN b. Dependent Variable: MINAT BELI

7. Hasil Uji t

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 10.111 1.676 6.033 .000

IKLAN .002 .148 .002 .013 .990

HARGA .607 .218 .395 2.785 .006