2. Self disclosure
bersifat negatif Self disclosure
negatif ialah cara pengungkapan diri informan Facebooker, mengarah pada motif untuk menjadikan Facebook
sebagai media penyampaian pesan negatif yang melibatkan luapan emosi perasaan negatif.
3. Self disclosure
bersifat netral Self disclosure
tergolong bersifat netral merupakan cara keterbukaan atau pengungkapan diri informan Facebooker
melalui Facebook yang pesannya hanya dipahami oleh Facebooker itu sendiri, sehingga pesan yang disampaikannya tidak memberikan
dampak signifikan positif ataupun negatif bagi pihak tertentu.
3.2. Unit Analisis Data
Pada penelitian ini, informan penelitian merupakan remaja putri di Surabaya berusia 12 sampai 21 tahun. Remaja putri di Surabaya tersebut
adalah pengguna aktif Facebook, artinya remaja putri yang memiliki akun pribadi di Facebook serta melaukan aktivitas online di Facebook rata-rata
setiap hari minimal selama 30 menit per hari. Selain itu, peneliti memilih fokus penelitian fitur Facebook pada konten profil Facebooker yang
terdiri atas wall status notes konten tersebut terdiri atas pesan teks tertulis. Fitur-fitur sejenis itu memiliki prosentase sangat tinggi sebagai
media komunikasi dan informasi remaja serta berpotensi sebagai saluran self disclosure
remaja. Pesan yang disampaikan dalam bentuk bahasa dan
tulisan teks melalui fitur-fiitur wall status dan notes di Facebook, diteliti agar mampu mendeskripsikan motif, jenis, sifat, serta proses self
disclosure yang dilakukan oleh Facebooker yang berperan sebagai
informan penelitian sumber data dalam penelitian.
3.3. Teknik Pengumpulan Data
Berdasarkan bentuk penelitian kualitatif dan jenis sumber data yang dimanfaatkan, maka teknik pengumpulan data penelitian ini sebagai
berikut: 1.
Observasi dengan pengamatan berperan serta Teknik yang digunakan dalam menggali data dari sumber data
yang berupa peristiwa, tempat, lokasi, dan benda, serta rekaman gambar. Teknik observasi berperan serta ialah terbukanya kesempatan bagi peneliti
untuk mengambil bagian nyata dalam kegiatan kelompok, atau bahkan mengikuti peristiwa yang tak dapat dilakukan bagi proses penelitian atau
kegiatan ilmiah lainnya. Keuntungan lainnya yang dimiliki, yaitu kesempatan untuk menangkap realitas dari pandangan seorang yang
memang benar-benar terlibat dalam kasus yang sedang diteliti. Dalam penelitian tentang kebahasaan, teknik observasi ini turut
melibatkan peneliti dalam bercakap-cakap atau berbicara, dan menyimak perihal yang dibicarakan atau diucapkan oleh sasaran pengamatan
informan penelitian. 2.
Wawancara Mendalam In-Depth-Interview
Dalam pernyataan Susan Stainback 1988:35 menyampaikan bahwa:
“Interviewing provide the researcher a means to gain a deeper understanding of how the participant interpret a situation or
phenomenon than can be gained through observation”. “wawancara membuktikan jika peneliti dapat menerima
pengertian mendalam mengenai bagaimana partisipan menginterpretasikan situasi dan fenomena, daripada hanya melalui
observasi”. Selain itu, wawancara terdiri atas orang-orang yang dianggap
mengetahui, memahami permasalahan yang terjadi sesuai substansi penelitian sehingga dapat menghasilkan data berupa bahasa, tulisan,
ataupun visual yang memungkinkan narasumber mendefinisikan dirinya sendiri dan lingkungannya dengan menggunakan istilah-istilah mereka
sendiri. Melalui wawancara, maka peneliti mampu memperoleh data yang
tidak dapat ditemukan hanya dengan observasi. Selain itu, peneliti dapat mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang partisipan dalam
menginterpretasikan situasi dan fenomena yang terjadi pada obyek yang diteliti.
3. Studi Kepustakaan
Metode ini dilakukan untuk mendapatkan data - data sekunder yang mendukung seperti remaja putri dan teknologi, khususnya berkaitan
dengan media sosial online Facebook, kajian tentang media sosial online
serta termasuk juga pola komunikasi dan kecenderungan self disclosure
remaja putri melalui media sosial online Facebook.
Dalam penelitian ini tidak hanya untuk mengetahui motif pengguna Facebook
dan nilai-nilai penggunaan Facebook, namun juga untuk mengetahui isi pesan bahasa dan tulisan dari informan pengguna
Facebook , maka peneliti menggunakan analisis isi. Pada dasarnya analisis
isi merupakan suatu teknik sistematik untuk menganalisis isi pesan dan mengolah pesan atau suatu alat mengobservasi dan menganalisis isi
perilaku komunikasi yang terbuka dari komunikator yang dipilih Bungin 2001:134. Peneliti akan melakukan analisis isi pada fitur Facebook wall
status dan notes dari informan penelitian yang merupakan Facebooker
pengguna Facebook.
3.4 . Teknik Analisis Data