Definisi Peran Teori Motif Kebutuhan Manusia

a. Melalui self disclosure seseorang akan menciptakan mental yang sehat bagi dirinya. b. Self disclosure dapat juga digunakan sebagai sarana untuk melepaskan emosi. c. Dapat dilakukan untuk mempertahankan atau memperbaiki hubungan. d. Mendorong perkembangan hubungan. Untuk melepaskan perasaan bersalah Disamping adanya keuntungan dengan melakukan self disclosure terhadap seseorang, terdapat pula kerugian yang dapat diperoleh seseorang dengan melakukan self disclosure . Kerugian-kerugiannya antara lain Devito, 1999 : 85: 1. Kerugian secara personal. 2. Kerugian dalam hubungan. 3. Kerugian secara pekerjaan.

2.1.2. Definisi Peran

Berdasarkan segi bahasa, peran atau “Role” dalam kamus oxford dictionary ialah actor’s part, one task or function, yang berarti aktor, tugas seseorang atau fungsi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia peran memiliki makna pemain sandiwara film, perangkat tingkah laku yang diharapkan dimiliki oleh orang Peran menurut Beck, dkk dalam buku Anna B. Keliat, 1992 merupakan pola sikap, perilaku, nilai, dan tujuan yang diharapkan dari seseorang berdasarkan posisinya di masyarakat. Dari definisi-definisi peran yang berlaku pada manusia di atas, turut berlaku pada media, khususnya media sosial online Facebook. Hal itu berarti peran media sosial online Facebook, yakni pola, sikap, perilaku, nilai, tujuan yang diharapkan dari media sosial online Facebook berdasarkan tugas, fungsi, ataupun posisinya di masyarakat.

2.1.3. Teori Motif Kebutuhan Manusia

Menurut Winkel dan Azwar dalam DR. Nyayu Khodijah, 2006, motif merupakan suatu keadaan, kebutuhan, dorongan, atau kekuatan yang berasal dari dalam diri seseorang baik yang disadari maupun tidak disadari untuk mencapai tujuan tertentu. Motif terdiri atas dua dimensi, yaitu : 1. Kekuatan Intensitas Suatu motif dikatakan kuat apabila motif itu dapat mengalahkan kekuatan motif yang lain. Kekuatan motif juga dapat dilihat dari tingginya intensitas suatu motif daripada motif lainnya. 2. Jenis Manusia tergolong makhluk yang dihadapkan pada banyak keadaan, kebutuhan, dorongan, atau kekuatan dari dalam dirinya. Hal itu mmempengaruhi jenis motif yang timbul. Beberapa ahli memiliki kesimpulan tentang jenis motif yang saling melengkapi, antara lain : a. Hirarki kebutuhan need hierarchy Abraham Maslow mencetuskan teori motif tentang kebutuhan alamiah manusia. Maslow berpendapat bahwa manusia dimotivasi oleh sejumlah kebutuhan dasar yang bersifat sama untuk seluruh spesies, tidak berubah dan berasal dari sumber genetis atau naluriah. Kebutuhan tersebut menjadi inti kodrat manusia, baik kebutuhan fisiologis maupun psikologis. Maslow membagi dorongan atau kebutuhan-kebutuhan universal yang dibawa individu sejak lahir dalam lima tingkatan dari yang terendah hingga tertinggi dalam hirarki kebutuhan need hierarchy. Susunan dari tingkatan paling rendah sampai paling tinggi, yakni Effendy, 2003 : 290 : 1. Kebutuhan-kebutuhan fisiologis psysiological needs Kebutuhan yang paling dasar, kuat, dan jelas adalah kebutuhan untuk mempertahankan hidupnya secara fisik, yaitu kebutuhan untuk makan, minum, berteduh, oksigen, tidur, seks, dan sejenisnya. 2. Kebutuhan-kebutuhan rasa aman safety needs Terdiri atas kebutuhan-kebutuhan akan jaminan, stabilitas, perlindungan, ketertiban, bebas dari rasa takut dan kecemasan. 3. Kebutuhan-kebutuhan rasa memiliki dan cinta Love needs Pada umumnya, setiap orang mengharapkan hubungan yang penuh kasih sayang dengan orang lain, lebih khusus lagi kebutuhan akan rasa memiliki dan dimiliki di tengah kelompoknya. Dalam hubungan ini memberi dan menerima cinta sama pentingnya bagi individu. 4. Kebutuhan-kebutuhan penghargaan esteem needs Maslow membagi kebutuhan akan penghargaan menjadi dua, yaitu penghargaan terhadap diri sendiri dan penghargaan dari orang lain. Penghargaan diri sendiri atau harga diri meliputi kebutuhan akan kepercayaan diri, kompetensi, penguasaan, kecukupan, prestasi, kemandirian, dan kebebasan. Sedangkan penghargaan dari orang lain, yaitu prestise, pengakuan, penerimaan, perhatian, kedudukan, atau keberhasilan dalam masyarakat, semua sifat dari bagaimana orang lain berpikir dan bereaksi terhadap seseorang. 5. Kebutuhan-kebutuhan aktualisasi diri self actualization needs Kebutuhan yang paling tinggi adalah kebutuhan aktualisasi diri. Aktualisasi diri didefinisikan sebagai perkembangan yang paling tinggi dari semua bakat, pemenuhan semua kualitas dan kapasitas, sesuai dengan potensi seseorang untuk menjadi. Atau dengan kata lain aktualisasi diri merupakan kebutuhan psikologis dalam menumbuhkan, mengembangkan, dan menggunakan kemampuannya untuk menjadi diri sendiri sesuai dengan kemampuannya. Individu tidak didorong oleh kelima kebutuhan pada saat yang sama. Setiap waktu, hanya akan muncul salah satu kebutuhan yang sangat penting, tergantung pemenuhan kebutuhan pada tingkat sebelumnya. Maslow mengingatkan agar kebutuhan-kebutuhan itu tidak dipandang secara kaku. Selain kebutuhan di atas, Maslow menambahkan tingkat kedua dari kebutuhan-kebutuhan yang beroperasi sebagai tambahan dari tingkat pertama. Kebutuhan ini juga dibawa sejak lahir, yaitu kebutuhan untuk mengetahui dan memahami. Kebutuhan untuk mengetahui lebih kuat dan harus dipuaskan sebelum timbul kebutuhan untuk memahami. b. Kebutuhan individual individual’s needs Lingkungan sosial social environment dapat menentukan kebutuhan manusia. Lingkungan sosial tersebut meliputi ciri-ciri afiliasi kelompok dan ciri-ciri kepribadian. Kebutuhan individual individual’s needs dikategorikan sebagai berikut Effendy, 2003 : 294 : 1. Cognitive needs kebutuhan kognitif Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan informasi, pengetahuan, dan pemahaman mengenai lingkungannya. Kebutuhan ini didasari oleh dorongan untuk memahami dan menguasai lingkungan dan memuaskan dorongan keingintahuan. 2. Affective needs kebutuhan afektif Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan pengalaman-pengalaman estetis, menyenangkan, dan emosional. 3. Personal Integrative needs kebutuhan pribadi secara integratif Kebutuhan yang berkaitan dengan penambahan kredibilitas, rasa percaya diri, stabilitas, dan status sosial individu. 4. Social Integrative needs kebutuhan sosial secara integratif Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kontak dengan keluarga, teman, dan dunia. 5. Escapist needs kebutuhan pelepasan Berkaitan dengan menghindar dari tekanan, ketegangan, dan hasrat akan keanekaragaman. c. Motif penggunaan internet Berangkat dari studi mengenai motif komunikasi interpersonal dan media, para peneliti telah mengembangkan tipologi untuk berbagai motif dalam penggunaan Internet. Papacharissi dan Rubin 2000 mengidentifikasi 5 lima motif dalam penggunaan Internet, yaitu: 1 kegunaan interpersonal 2 mengisi waktu luang 3 pencarian informasi 4 kemudahankenyamanan 5 hiburan Nabi dan Oliver, 2009:153

2.1.4. Teori Determinisme Teknologi

Dokumen yang terkait

SELF DISCLOSURE PADA REMAJA PENGGUNA FACEBOOK

3 26 19

FACEBOOK SEBAGAI MEDIA PROMOSI Facebook Sebagai Media Promosi (Studi Deskriptif Kualitatif Jejaring Sosial Facebook Sebagai Media Promosi pada Buck Photography).

0 1 17

FACEBOOK SEBAGAI MEDIA PROMOSI Facebook Sebagai Media Promosi (Studi Deskriptif Kualitatif Jejaring Sosial Facebook Sebagai Media Promosi pada Buck Photography).

1 3 16

PENGGUNAAN BAHASA ALAY REMAJA DI MEDIA SOSIAL FACEBOOK (Studi Deskriptif Kualitatif Penggunaan Bahasa Alay di Kalangan Remaja Kota Surabaya Pada Pertemanan di Media Sosial Facebook).

0 3 120

Peran Facebook sebagai Media Komunikasi Bisnis Online (Studi Deskriptif Kualitatif Peran Facebook sebagai Media Komunikasi Bisnis Online).

13 66 104

MOTIF REMAJA DALAM BELANJA ONLINE MELALUI FACEBOOK (Studi Deskriptif Kualitatif Mengenai Motif Remaja Dalam Belanja Online Melalui Facebook).

5 6 78

PERAN MEDIA SOSIAL ONLINE (FACEBOOK) SEBAGAI SALURAN SELF DISCLOSURE REMAJA PUTRI DI SURABAYA (Studi Deskriptif Kualitatif Mengenai Peran Media Sosial Online (Facebook) sebagai Saluran Self Disclosure Remaja Putri di Surabaya) SKRIPSI Diajukan untuk Memen

0 0 30

Peran Facebook sebagai Media Komunikasi Bisnis Online (Studi Deskriptif Kualitatif Peran Facebook sebagai Media Komunikasi Bisnis Online)

0 0 14

MOTIF REMAJA DALAM BELANJA ONLINE MELALUI FACEBOOK (Studi Deskriptif Kualitatif Mengenai Motif Remaja Dalam Belanja Online Melalui Facebook)

0 0 20

PENGGUNAAN BAHASA ALAY REMAJA DI MEDIA SOSIAL FACEBOOK (Studi Deskriptif Kualitatif Penggunaan Bahasa Alay di Kalangan Remaja Kota Surabaya Pada Pertemanan di Media Sosial Facebook)

0 0 25