Untuk aktualisasi diri Motif Remaja Putri di Surabaya Memiliki Akun Pribadi di

asing di Facebook. Mereka menganggap pertemanan lama jauh lebih aman, daripada berteman dengan orang asing yang berpotensi membahayakannya. Motif tersebut juga diperkuat dengan riset sebelumnya mengenai Facebook yang menyatakan, motif pengguna media ini lebih memilih untuk mencari orang-orang yang mereka telah kenal sebelumnya di dunia nyata dibanding mereka browsing untuk berkenalan dengan orang asing yang belum dikenal. Lampe, Ellison, Steinfield, 2006

B. Untuk aktualisasi diri

Motif informan lain memiliki akun pribadi Facebook dalam penelitian ini, sebagai media aktualisasi diri. Informan penelitian yang merupakan remaja putri memiliki rentang usia yang berada pada posisi pencarian identitas diri atau berupaya untuk menemukan dan menjadi dirinya yang sebenarnya. Terlebih lagi menurut Soekanto 2003:372, remaja seringkali dikenal dengan fase “mencari jati diri” atau fase “topan dalam badai”. Pada fase ini, perkembangan tengah berada pada masa amat potensial, baik dilihat dari aspek kognitif, emosi, maupun fisik. Hal tersebutlah yang pada akhirnya menjadi alasan bahwa remaja membutuhkan media untuk menumbuhkembangkan potensi dirinya sesuai dengan keinginan serta kemampuannya. Dengan kata lain, remaja khususnya pada penelitian ini adalah remaja putri, membutuhkan media aktualisasi diri. Dalam Effendy 2003 : 290, aktualisasi diri merupakan kebutuhan psikologis dalam menumbuhkan, mengembangkan, dan menggunakan kemampuannya untuk menjadi diri sendiri sesuai dengan kemampuannya. Beberapa remaja putri di Surabaya yang sekaligus bertindak sebagai informan penelitian, memiliki motif mengaktualisasikan dirinya melalui Facebook. Bagi mereka Facebook dapat membantu mengungkapkan dirinya secara utuh, sehingga jati dirinya mulai terlihat. Dona merasa mampu mengekspresikan dirinya dengan bebas melalui fasilitas-fasilitas fitur yang disediakan Facebook. Kesehariannya sebagai remaja putri yang cenderung tertutup, membuatnya kesulitan mengaktualisasikan diri sebebas-bebasnya di kehidupan nyata. Hal itu dipaparkan oleh Dona berikut ini : Informan 2 “Aku pengen bisa ekspresiin diriku lewat Facebook..dan aku rasa lumayan berhasil. Karena aku terkadang agak sulit ngungkapin diri lewat kehidupan sehari-hari, tapi di Facebook aku lumayan bisa ngungkapin diriku sebenernya...lebih bebas.” Interview: Rabu, 29 September 2010. Pukul 15.00 WIB. Lokasi: Rumah Dona Rara pun merasakan motif yang sama dengan Dona ketika memutuskan untuk memiliki akun pribadi di Facebook. Dia mendengar cerita teman-temannya yang merasakan kenyamanan mengaktualisasikan diri di Facebook , maka Rara pun menjadi tertarik mencobanya. Motif tersebut dinyatakan oleh Rara pada peneliti. Informan 3 “yah..kata temen-temen, asyik loh…ngungkapin apapun di Facebook . Dan ternyata bener, aku bisa nambah feel buat jadi diri sendiri…Aku mau ngungkapin apa aja sesuai keinginanku, di Facebook bisa…” Interview: Rabu, 29 September 2010. Pukul 16.00 WIB. Lokasi: Rumah Rara Motif mengaktualisasikan diri di Facebook juga dimiliki Salsa. Salsa merupakan remaja putri yang memiliki potensi dan kegemaran dalam hal tulis menulis. Pribadinya yang pendiam serta introvert membuatnya mengekspresikan dirinya lebih banyak melalui tulisan. Baginya, Facebook adalah saluran yang sangat tepat agar dirinya dapat mengaktualisasikan diri melalui tulisan. Dia ingin orang lain berempati dengan keberadaannya, sehingga eksistensinya bisa diakui. Salsa menyampaikan hal itu secara singkat di sela-sela wawancara. Informan 4 “Ya…pengen aktualisasiin diriku aja. Pengen orang lain tau, apa yang aku rasakan. Jadi aku sukanya nulis-nulis ekspresi perasaan dan diriku lewat wall status atau notes.Biar tambah eksis.” Interview: Kamis, 7 Oktober 2010. Pukul 15.00 WIB. Lokasi: Kampus Salsa Berkaitan dengan motif aktualisasi diri Facebooker sekaligus informan penelitian, menunjukkan kenyataan Facebook memberikan fasilitas yang berpotensi besar menjadi media aktualisasi diri penggunanya. Hal itu dikuatkan oleh pernyataan Ellison, Steinfeld, et al 2007 : “Facebook merupakan aplikasi jejaring sosial online yang membuat penggunanya dapat menampilkan diri mereka dalam profil online, menambah “teman” yang dapat mem-posting komentar serta saling melihat profil satu sama lain. Para anggotanya juga dapat bergabung dengan grup virtual berbasis kesamaan minat, seperti kelas, hobi, minat, selera musik dan status hubungan romantis melalui profil mereka.” Pernyataan tersebut dapat dipahami bahwa Facebook menyediakan fasilitas fitur yang sengaja dibuat agar penggunanya dapat mengaktualisasikan dirinya. Hal itu dilakukan dengan cara saling menampilkan diri mereka melalui profil diri atau tulisan-tulisannya, menambah pertemanan, berinteraksi antar individu, dan kelompok, bahkan dapat bergabung dengan group virtual berdasarkan kesamaan minat. Beberapa fasilitas tersebut telah mendukung aktualisasi diri Facebooker. Kenyataan tersebut diperkuat oleh pengakuan para informan penelitian berikut ini : Informan 2 “Seringnya aku ngerasa teraktualisasikan keinginanku…kalau aku menampilkan diriku lewat tulisan-tulisan statusku di wall, aku bisa masuk ke group yang aku mau, ngerespon dan direspon temen…ya, sekitar itu yang aku suka. .” Interview: Rabu, 29 September 2010. Pukul 15.00 WIB. Lokasi: Rumah Dona Informan 3 “Hmm…paling sering nulis status di wall, notes juga…itu cara aku nunjukin diri di Facebook. Kadang-kadang ada temen yang nge-like tulisanku, jadinya ngerasa seneng dan pengen terus nunjukin diriku lewat itu.” Interview: Rabu, 29 September 2010. Pukul 16.00 WIB. Lokasi: Rumah Rara Informan 4 “Aku lumayan gemar nulis-nulis di blog. Kalau di Facebook aku juga bisa dapetin itu di notes, temen-temen suka ngerespon tulisanku. Jadi kita suka berinteraksi dari situ. Bikin aku ngerasa termotivasi menyatakan diriku di Facebook.” Interview: Kamis, 7 Oktober 2010. Pukul 15.00 WIB. Lokasi: Kampus Salsa Dalam penelitian ini, para informan penelitian memiliki dua kecenderungan motif dalam memiliki akun pribadi di Facebook, yakni karena hubungan pertemanan lama dan aktulisasi diri. Motif tersebut berkaitan dengan lingkungan sosial social environment. Namun, lingkungan sosial disini berada di media sosial online Facebook. Lingkungan sosial dapat menentukan kebutuhan manusia, begitu juga Facebook yang dapat menentukan kebutuhan Facebooker-nya. Kebutuhan itu disebut sebagai kebutuhan individual individual’s needs. Effendy, 2003 : 294 Berdasarkan motif informan penelitian dalam kategori individual’s needs adalah : a. Untuk menjalin hubungan pertemanan lama Merupakan Social Integrative needs kebutuhan sosial secara integratif, yakni kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kontak dengan keluarga, teman, dan dunia. b. Untuk aktualisasi diri Tergolong Personal Integrative needs kebutuhan pribadi secara integratif, yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan penambahan rasa aktualisasi diri, kredibilitas, rasa percaya diri, stabilitas, dan status sosial individu. Selain itu, motif informan penelitian dalam memiliki Facebook juga memenuhi Hirarki kebutuhan need hierarchy oleh Abraham Maslow Effendy, 2003 : 290, yakni : 1. Kebutuhan-kebutuhan penghargaan esteem needs Menjalin hubungan pertemanan lama merupakan wujud kebutuhan Facebooker untuk mendapatkan penghargaan dari teman lamanya, dapat berupa pengakuan, penerimaan, perhatian dari teman lamanya tersebut.Hal tersebut menyangkut semua sifat tentang bagaimana teman lamanya berpikir serta bereaksi terhadap dirinya melalui Facebook. 2. Kebutuhan-kebutuhan aktualisasi diri self actualization needs Motif untuk aktualisasi diri di Facebook jelas termasuk self actualization needs pada need hierarchy. Aktualisasi diri di Facebook merupakan kebutuhan psikologis dalam menumbuhkan, mengembangkan, dan menggunakan kemampuan Facebooker yang bersangkutan untuk menjadi diri sendiri sesuai dengan kemampuannya. Motif masing-masing remaja putri sebagai Facebooker ditentukan oleh dominasi kebutuhan atau keinginan yang dia harapkan atau telah diterimanya dalam penggunaan Facebook. Sebagaimana teori individual’s needs pada Facebook, dapat mencerminkan Facebook sebagai lingkungan sosial yang telah menentukan kebutuhan penggunanya atau para Facebooker di dalamnya.

4.1.3.2. Peran

Dokumen yang terkait

SELF DISCLOSURE PADA REMAJA PENGGUNA FACEBOOK

3 26 19

FACEBOOK SEBAGAI MEDIA PROMOSI Facebook Sebagai Media Promosi (Studi Deskriptif Kualitatif Jejaring Sosial Facebook Sebagai Media Promosi pada Buck Photography).

0 1 17

FACEBOOK SEBAGAI MEDIA PROMOSI Facebook Sebagai Media Promosi (Studi Deskriptif Kualitatif Jejaring Sosial Facebook Sebagai Media Promosi pada Buck Photography).

1 3 16

PENGGUNAAN BAHASA ALAY REMAJA DI MEDIA SOSIAL FACEBOOK (Studi Deskriptif Kualitatif Penggunaan Bahasa Alay di Kalangan Remaja Kota Surabaya Pada Pertemanan di Media Sosial Facebook).

0 3 120

Peran Facebook sebagai Media Komunikasi Bisnis Online (Studi Deskriptif Kualitatif Peran Facebook sebagai Media Komunikasi Bisnis Online).

13 66 104

MOTIF REMAJA DALAM BELANJA ONLINE MELALUI FACEBOOK (Studi Deskriptif Kualitatif Mengenai Motif Remaja Dalam Belanja Online Melalui Facebook).

5 6 78

PERAN MEDIA SOSIAL ONLINE (FACEBOOK) SEBAGAI SALURAN SELF DISCLOSURE REMAJA PUTRI DI SURABAYA (Studi Deskriptif Kualitatif Mengenai Peran Media Sosial Online (Facebook) sebagai Saluran Self Disclosure Remaja Putri di Surabaya) SKRIPSI Diajukan untuk Memen

0 0 30

Peran Facebook sebagai Media Komunikasi Bisnis Online (Studi Deskriptif Kualitatif Peran Facebook sebagai Media Komunikasi Bisnis Online)

0 0 14

MOTIF REMAJA DALAM BELANJA ONLINE MELALUI FACEBOOK (Studi Deskriptif Kualitatif Mengenai Motif Remaja Dalam Belanja Online Melalui Facebook)

0 0 20

PENGGUNAAN BAHASA ALAY REMAJA DI MEDIA SOSIAL FACEBOOK (Studi Deskriptif Kualitatif Penggunaan Bahasa Alay di Kalangan Remaja Kota Surabaya Pada Pertemanan di Media Sosial Facebook)

0 0 25