2.1.11. Facebook sebagai Situs Jejaring Sosial
Facebook merupakan situs jejaring sosial yang dapat
menggabungkan jaringan yang diorganisir oleh kota, tempat kerja, sekolah, dan daerah, serta saling berinteraksi dan berhubungan dengan
orang lain yang merujuk kepada suatu komunitas.
Facebook terletak pada kompleksitas dan simplisitas. Layanan
Facebook hadir dengan berbagai macam fitur yang dapat dikatakan
komplit. Semua ada di Facebook, mulai dari sekadar update status, berbagi link, berbagi gambar, bebagi video, berkirim pesan, blogging
note, chatting. Selain itu, Facebook juga menyediakan fitur undangan Invitation, cause, quiz, group, dan lain-lain. Facebook seolah-olah
menawarkan konsep “one-stop-visit” analogi dari konsep belanja “one- stop-shopping
”. Facebook turut memberikan fasilitas bagi penggunanya untuk mencapai banyak motif yang dapat menunjang eksistensi
Facebooker di dalamnya. Hal ini dinyatakan Ellison, Steinfeld, et al
2007 :
“Facebook merupakan aplikasi jejaring sosial online yang membuat penggunanya dapat menampilkan diri mereka
dalam profil online, menambah “teman” yang dapat mem- posting
komentar serta saling melihat profil satu sama lain. Para anggotanya juga dapat bergabung dengan grup virtual
berbasis kesamaan minat, seperti kelas, hobi, minat, selera musik dan status hubungan romantis melalui profil
mereka.”
Selain itu, Facebook memiliki keunikan sebagai jejaring sosial yang lebih memudahkan menjalin hubungan pertemanan lama. Hal
tersebut dinyatakankan juga oleh Boyd dan Ellison 2007 :
“Keunikan situs jejaring sosial adalah bukan karena semata-mata media ini mampu membuat individu bertemu
orang tak dikenal strangers, namun lebih untuk berkomunikasi dengan orang-orang yang memang telah
menjadi bagian dari perpanjangan jejaring sosial mereka.”
Sebuah riset menunjukkan, rata-rata pengguna Facebook menghabiskan sekitar 30 menit dalam satu hari hanya untuk melihat status
teman jaringan mereka. Status pada Facebook berisi suatu informasi dari Facebooker
-nya, terkadang informasi tersebut bersifat pribadi namun berubah sifat menjadi informasi publik saat di Facebook. Hal itu terjadi
pula pada fitur profile di Facebook. Ini dibenarkan oleh penelitian sebelumnya yang menyatakan :
“Di Facebook, tingkat visibilitas untuk melihat profil pengguna lainnya cukup tinggi. Para pengguna yang
merupakan bagian dari jaringan yang sama dapat bebas melihat profil satu sama lain, kecuali jika si pemilik profil
memutuskan untuk menutup profil mereka, membatasi hanya dapat dilihat oleh lingkaran teman terdekat saja.”
Ellison, Steinfeld, et al, 2007
Dilansir melalui AFP, Senin 1622009, para pengguna Facebook telah menghabiskan waktu mem-browsing Facebook setidaknya selama 24
menit dalam satu hari melalui ponsel. Sedangkan saat menggunakan
komputer, mereka mampu menghabiskan waktu 27,5 menit dalam sehari. okezone.com
Facebook memiliki sederet fitur yang memungkinkan
penggunanya berinteraksi langsung real time, seperti chatting, tag photo, blog
, game, update status “what are you doing now”. Situs jejaring sosial ini telah membantu banyak orang tidak sekedar mencari teman baru, tetapi
juga menemukan sahabat lama. Tempo Interaktif Di sisi lain, Facebook juga memiliki karakter media sosial online.
Facebook adalah media yang bersifat anonimitas, yakni suatu keadaan
dimana seseorang tidak dapat diidentifikasi. Anonimitas ini mendorong ke arah timbulnya disembodiment, sebuah identitas yang tidak tergantung
atau dibatasi oleh tampilan fisik. Seperti yang diungkapkan oleh Turkle 1995, “Anda dapat menjadi siapa saja di internet. Anda dapat
sepenuhnya menciptakan identitas baru sesuai keinginan.” Thurlow, Lengel Tomic, 2007:99
Orang-orang yang tergabung dalam Facebook memiliki
karakteristik yang beragam berdasarkan ciri-ciri paling menonjol Juju dan Sulianta, 2010:65-68, yaitu:
1. ‘Facebook Ghost’
Orang golongan ini jarang terkoneksi ke internet, dia terkoneksi karena suatu niat tertentu saja. Ia tampaknya penasaran dengan apa yang
dilakukan orang di Facebook, mungkin juga dia memata-matai kekasih lamanya dan setelah itu dia tidak lagi terkoneksi ke Facebook. Mungkin
dia juga sudah melupakan password-nya. Orang kategori ini tidak peduli dengan profil dirinya, mungkin tidak ada foto yang mendeskripsikan
dirinya, hanya tampilan biru saja, maka dari itu dikatakan ghost. 2.
‘Extreme Makeover’ Facebook edition
, orang kategori ini pada dasarnya kurang menarik secara fisik, tetapi begitu ia terjun ke dunia Facebook, semuanya berubah 180
derajat. Bahkan sekarang sudah banyak jasa studio foto yang melakukan perombakan foto atau gambar aslinya, sehingga foto atau gambar hasil
“edit” yang dipampang di Facebook menjadi lebih menarik. 3.
Si Eksklusif Orang kategori ini sangat membanggakan dirinya. Dia memang pada
dasarnya juga berlagak seperti itu di dunia nyata. Dia berteman pada segelintir orang yang menjadi pusat perhatian, dia pun salah satu
diantaranya. Dia hanya mau berteman pada orang-orang yang se-level dengannya, berpengaruh, dan rupawan.
4. Si Eksis
Kebanyakan orang-orang yang tergabung ke dalam Facebook menempati porsi ini, mereka senang sekali meng-update status dan profilnya setiap
saat. Tampaknya menjadi hal yang penting bagi mereka agar ‘dunia’ tahu apa yang mereka lakukan bahkan ha terkecil sekalipun, misalnya: “aku
pergi dulu ya…” atau “aku lagi makan es krim”, atau “pulsaku habis nih,..hiks hiks…”
5. Si Pecandu Pertemanan
Pada dasarnya dia adalah orang-orang yang tidak populer, dia hanya memiliki beberapa teman tetapi di Facebook jumlah teman-temannya
menggelembung ratusan bahkan ribuan, orang-orang demikian kerap kali ingin mendapatkan teman yang dikategorikan sempurna dalam benaknya.
6. Si Ingat Gue?
Ini salah satu permintaan pertemanan yang cukup banyak didapatkan di Facebook
. Malahan banyak yang meminta pertemanan tanpa mencantumkan pesan apa-apa dan berharap si penerimanya mengenalnya.
Meskipun mereka baru saja bertemu beberapa jam kemudian berkenalan, mereka sudah me-request pertemanan.
7. The Facebook Superfan
Teman Facebook kategori ini senang sekali menjadi fans orang-orang terkenal, bukan saja orang-orang terkenal bahkan groups dan siapapun saja
dimasukkan dalam hubungan pertemanannya, coba saja perhatikan update terbaru tentang orang ini, biasanya akan dilihat bahwa: si ‘Facebook
superfan ’ menjadi fans selebriti A, selebriti B, dan seterusnya.
8. Si Hari Bersejarah
Tampaknya Facebook bukan sarana pertemanan untuk orang ini, mereka hanyalah ingin kembali mengumandangkan hal-hal telah terjadi dan
memang apa yang dikumandangkannya sangat membosankan. Mungkin mereka berpikir Facebook merupakan sarana yang tepat untuk kembali
menggemakan masa-masa kemenangan, seperti: kemenangan tim sepak bola sekolah tahun 1991 silam, dan sebagainya.
9. Si Gamers
Mereka umumnya tidak pula tertarik dengan jejaring sosial yang sebenarnya untuk media komunikasi, mereka hanya mencintai permainan
yang disajikan di dalamnya, tidak heran jika dalam dunia sebenarnya mereka ini hanya memiliki beberapa teman tetapi di Facebook, temannya
bisa mencapai angka ribuan, semuanya hanyalah teman-teman game-nya. Orang-orang seperti ini bahkan tidak terlalu perduli dengan foto-foto yang
di-tag untuk mereka, profil foto pun hanyalah maskot atau tokoh game saja.
10. Si Pamer
Orang seperti ini akan terlihat di Facebook dengan semua foto-foto albumnya. Semua yang dilakukannya hanya untuk berpamer ria akan
semua aktivitas. Meskipun tidak dikategorikan hedonis, karena mereka sebenarnya kebanyakan hanya ingin pamer, seperti foto-foto wisata, foto
sewaktu sedang mengunjungi cafe to café, berpesta, berpose dengan ragam kebendaan, dan lain sebagainya.
Di dalam Facebook terdapat kecenderungan Facebooker membuka informasi pribadi tentang dirinya. Hal tersebut dikuatkan melalui hasil
penelitian oleh Acquisti and Gross 2006, Lampe, Ellison, and Steinfield 2007, Stutzman 2006 yang menunjukkan bahwa para pengguna
Facebook membuka lebar informasi tentang diri mereka, dan tidak sadar
dengan opsi privasi mengenai siapa yang dapat menyaksikan profil mereka. Acquisti and Gross, 2006 dalam Dwyer, et.al, 2007
2.2. Keranga Berpikir