Inkonsistensi Pelaksanaan Pedoman PNPM MP di Lapangan

108 pemberdayaan masyarakat. Setiap kegiatan PNPM MP ini melibatkan setiap aspek masyarakat desa, seperti salah satu prinsip darim PNPM MP ini menyebutkan prinsip partisipasi yaitu masyarakat berperan secara aktif dalam proses atau alur tahapan program dan pengawasannya, mulai dari tahap sosialisasi, perencanaan, pelaksanaan dan pelestarian kegiatan dengan memberikan sumbangan tenaga, pikiran, atau dalam bentuk materil. Berdasarkan hasil temuan di lapangan maka penulis melakukan pembahasan terhadap informasi, data-data dan dokumen- dokumen yang diperoleh dari lapangan yang berhubungan dengan partisipasi masyarakat dalam perencanaan PNPM MP. Adapun pembahasan yang dilakukan oleh penulis berdasarkan temuan di lapangan tentang permasalahan penulis adalah sebagai berikut:

1. Inkonsistensi Pelaksanaan Pedoman PNPM MP di Lapangan

Pedoman pelaksanaan PNPM MP diatur dalam PTO Petunjuk Teknis Operasional PNPM MP. Dalam PTO ini dijelaskan mengenai tujuan, maksud, proses serta yang segala sesuatu yang berkaitan dengan pelaksanaan program ini. Seperti hasil temuan dilapangan bahwa pelaksanaan PNPM MP di Desa Sitio II kurang konsisten. Hal ini dilihat dari pelaksanaan MAD Sosialisasi yang belum sesuai dengan Petunjuk Teknis Operasional PTO PNPM MP. Dalam PTO ini dijelaskan dan ditentukan bahwa pelaksanaan MAD Sosialisasi harus diikuti oleh perwakilan minimal enam orang dari setiap desa yang terdiri dari tiga perwakilan perempuan dan tiga perwakilan laki-laki, namun realita yang ditemukan dilapangan tidak memperlihatkan kesesuaian inkonsistensi terhadap peraturan yang sudah ditetapkan dalam Universitas Sumatera Utara 109 PTO. Pelaksanaan MAD Sosialisasi dilapangan tetap berlangsung walaupun perwakilan dari setiap desa tidak hadir seluruhnya. Perwakilan dari setiap desa belum mencukupi sebanyak enam orang atau belum terbukti tiga perwakilan perempuan hadir dalam musyawarah. Pelaksanaan MAD sosialisasi berdasarkan temuan dilapangan hanya dihadiri oleh masyarakat berjumlah 86 orang yang terdiri dari 65 orang laki-laki dan perempuan hanya berjumlah 21 orang dapat dilihat dalam daftar hadir MAD Sosialisasi. Sementara jumlah desa yang terdapat di Kecamatan Lintong Nihuta adalah sebanyak 22 desa dapat dilihat dalam tabel 3, hal itu memperlihatkan bahwa seharusnya jumlah masyarakat yang menghadiri musyawarah ini berjumlah 132 orang, yang terdiri dari 66 perempuan dan 66 laki-laki. Pelaksanaan musyawarah ini tetap berjalan didasarkan pada kesepakatan forum yang mengatakan bahwa apabila ada salah seorang perwakilan dari desa, baik itu tidak mewakili perempuan maupun tidak mewakili laki-laki tetap saja dianggap ikut berpartisiapasi dan berhak untuk ikut dalam setiap tahap perencanaan berikutnya. Beberapa musyawarah yang dilaksanakan dalam perencanaan PNPM MP di Desa Sitio II disamping MAD Sosialisasi juga belum memperlihatkan kesesuaian dengan peraturan yang telah ditetapkan dalam PTO. Beberapa musyawarah ini belum memenuhi jumlah musyawarah sebanyak 40 orang. Dalam pelaksanaan Musyawarah Dusun Campuran misalnya, musyawarah yang dilaksanakan di tiga dusun yang ada di Desa Sitio II belum memenuhi jumlah musyawarah terlampir. Begitu juga dengan Musyawarah Dusun Khusus Perempuan yang juga dilaksanakan di tiga dusun yang ada di desa hanya dihadiri oleh beberapa orang saja yaitu 9-14 orang jasa terlampir. Pelaksanaan Khusus Perempuan sama halnya demikian peserta musyawarah hanya dihadiri oleh 31 masyarakat. Universitas Sumatera Utara 110 Jadi, melihat penjelasan di atas bahwa pelaksanaan beberapa musyawarah dalam perencanaan PNPM MP di Desa Sitio II belum konsisten, karena pelaksanaan musyawarah tetap dijalankan walupun jumlah peserta musyawarah belum sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam PTO.

2. Kuatnya Bias Gender dalam Perencanaan Pembangunan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MP) Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Di Desa Kampung Bilah Kecamatan Bilah Hilir Kabupaten Labuhan Batu

0 57 124

Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) mandiri Pedesaan terhadap Pembangunan Desa di desa Suka Damai.

12 108 132

Sosialisasi Pemanfaatan Fasilitas Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan (Study Deskriptif di Desa Purbadolok, Kecamatan Doloksanggul, Kabupaten Humbanghasundutan)

4 63 111

Efektivitas Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan ( Studi Kasus Irigasi Pertanian Di Desa Aritonang, Kecamatan Muara, Kabupaten Tapanuli Utara)

3 57 116

Efektivitas Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) di Desa Pulo Dogom Kecamatan Kualuh Hulu Kabupaten Labuhan Batu Utara

1 39 106

Partisipasi Masyarakat dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Nasional (PNPM) Mandiri Perdesaan (Studi Deskriftif di Kelurahan Aek Simotung, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara)

0 62 148

Partisipasi Masyarakat Dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP)Di Kecamatan Tarutung Kabupaten Tapanuli Utara

4 84 264

Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan di Desa Dolok Hataran Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun

0 55 76

PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN (PNPM-MP) DAN PARTISIPASI MASYARAKAT Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) dan Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Desa (Studi Kasus di Desa Sooka, Kecamatan

0 0 16

PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN (PNPM-MP) DAN PARTISIPASI MASYARAKAT Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) dan Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Desa (Studi Kasus di Desa Sooka, Kecamatan

0 1 17