Partisipasi Masyarakat dalam Setiap Perencanaan

103 Selain dengan cara sosialisasi, menurut Bapak Bapak Lambas Silaban selaku KPMD laki- laki, ada juga usaha lain yang dilakukan untuk mendorong keterlibatan masyarakat dalam setiap proses perencanaan khususnya untuk mengikuti musyawarah-musyawarah PNPM MP yaitu membuat strategi dengan pembagian beras miskin raskin bertepatan pada saat musyawarah PNPM MP dilaksanakan. Menurut Beliau cara ini cukup bagus untuk memotivasi masyarakat untuk berpartisipasi dalam musyawarah.

e. Partisipasi Masyarakat dalam Setiap Perencanaan

Partisipasi masyarakat merupakan kontribusi masyarakat secara nyata dan positif terhadap penyusunan perencanaan dan implementasi pembangunan di daerahnya. Masyarakat memberikan kontribusi dalam mengidentifikasi program pembangunan sesuai dengan kebutuhan daerah, potensi dan keinginan masyarakat, bukan sekedar sebagai daftar keinginan masyarakat, tetapi harus disusun dengan menggunakan kriteria terukur. Oleh karena itu keterlibatan masyarakat oleh pemerintah desa merupakan suatu hal yang harus dilakukan dalam setiap perencanaan pembangunan, pemerintah desa dan perangkatnya harus berperan aktif dalam melibatkan masyarakat dalam setiap kegiatan di desa. Pada bagian ini peneliti akan melihat bagaimana keterlibatan masyarakat dalam perencanaan PNPM MP yang dilakukan di Desa Sitio, Kecamatan Lintong Nihuta. Selain itu, peneliti juga secara khusus ingin melihat dan membandingkan keterlibatan laki-laki dan perempuan dalam setiap proses perencanaan PNPM MP ini. Berikut kutipan hasil wawancara penulis dengan mengajukan pertanyaan, “Apakah keterlibatan masyarakat dibutuhkan dalam Perencanaan PNPM MP?”Beliau menjawab Universitas Sumatera Utara 104 “ setiap tahapan perencanaan itu, sangat membutuhkan keterlibatan masyarakat seperti yang ditentukan bahwa dalam setiap musyawarah harus hadir minimal 40 orang dan terwakili dari setiap dusun, tanpa ada partisipasi masyarakat maka perencanaan tidak jalan, karena dalam tiap alur tahapan PNPM MP, masyarakatlah yang paling banyak berperan”. wawancara dengan Bapak Julius Sembiring sebagai FT di Desa Sitio II, 15 April 2010 Selanjutnya dengan pertanyaan yang sama diajukan kepada Bapak Merfin F. Sitorus selaku FK di Desa Sitio II, Beliau menjawab: “Masyarakat sangat diharuskan untuk ikut dalam setiap proses PNPM MP,seperti dalam prinsipnya kan ada partisipasi, ini maksudnya adalah partisipasi setiap pelaku PNPM MP termasuk masyarakat. Demikian halnya dalam perencanaan, dalam perencanaan ada banyak musyawarah yang dilakukan, dari sosialisasi, penggalian gagasan sampai ke prioritas usulan semuanya harus melibatkan masyarakat” wawancara, 18 April 2010 Dalam PNPM MP ini ada salah satu prinsipnya yang menyebutkan terciptanya kesetaraan dan keadilan gender. Untuk itu peneliti menanyakan apakah keterlibatan perempuan dibutuhkan dalam tahap perencanaan PNPM MP. Maka peneliti mencoba bertanya kepada Bapak Merfin F Sitorus yang juga sebagai FK, Beliau menjelaskan: “perempuan sangat dibutuhkan keterlibatannya dalam tahap perencanaan PNPM MP karena mempunyai kewajiban untuk memberi usulan pada Musyawarah Desa Khusus Perempuan dan Musyawarah Desa Perencanaan dimana di dalam Musyawarah Desa Perencanaan ini perempuan sudah punya dua usulan yang telah dihasilkan pada musyawarah khusus perempuan” wawancara, 18 April 2010 Pertanyaan yang sama juga peneliti ajukan kepada Bapak Tauada Silaban sebagai masyarakat Desa Sitio II, Beliau memberikan pendapat: “saya rasa penting, karena kita tahu bahwa ibu-ibulah yang cocok sebagai bendahara, ibu-ibu kan biasanya lebih teliti dalam urusan keuangan, selain itu dalam perencanaan ibu-ibu sifatnya jujur,ikhlas dan lebih tahu kebutuhan desa sama halnya dalam rumah tangga…jadi dalam menentukan usulan di desa pun perempuan yang lebih tahu.” wawancara, 16 April 2010 Universitas Sumatera Utara 105 Selanjutnya penulis menanyakan mengenai keterlibatan perempuan dalam dalam PNPM MP, kepada beberapa masyarakat perempuan dan berikut kutipan hasil wawancara: “saya rasa partisipasi perempuan itu sangat dibutuhkan dalam setiap proses perencanaan, kami selalu diundang untuk ikut hadir dalam rapat karena kami harus mengusulkan kegiatan dalam rapat PNPM MP di desa ini ini” wawancara dengan Ibu Tahanlan Silaban, 20 April 2010. “ ya memang sangat perlu, karena perempuan punya peran dalam rapat untuk menyampaikan dua usulan, dan ada pula rapat khusus perempuan, dari situ sudah nampak kalo peran perempuan itu diperlukan dalam PNPM ini” wawancara dengan Ibu Mutiara Simanulang, 19 April 2010 Keterlibatan masyarakat dalam musyawarah PNPM MP sangat dibutuhkan dan setiap anggota musyawarah harus dapat mewakili setiap dusun dan setiap musyawarah harus menghadirkan minimal 40 orang masyarakat desa. Seperti yang terlihat pada penjelasan kedua informan di atas, perwakilan pada setiap dusun ini penting untuk memberikan usulan mengenai perencanaan kegiatan yang akan dilaksanakan di dusun masing-masing. Dari beberapa hasil kutipan wawancara di atas jelas terlihat bahwa keterlibatan perempuan itu sangat perlu dalam perencanaan PNPM MP, karena pada penjelasan Bapak Marfin, Bapak Tauada dan Ibu Mutiara Simanulang dijelaskan bahwa perempuan diwajibkan berpartisipasi dalam Musyawarah Desa Perencanaan dan Musyawarah Khusus Perempuan yang harus memberikan dua usulan kegiatan. Selain itu Bapak Tauada juga menambahkan bahwa perempuan sangat perlu dilibatkan dalam perencanaan PNPM MP karena menurut Beliau perempuanlah yang sesuai dengan posisi bendahara dimana perempuan dianggap lebih jujur dan ikhlas dalam menjalakankan tugas yang diberikan serta tahu kebutuhan desa seperti halnya kebutuhan dalam rumah tangga.

f. Kesesuaian Rencana dengan Tujuan yang Ditetapkan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MP) Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Di Desa Kampung Bilah Kecamatan Bilah Hilir Kabupaten Labuhan Batu

0 57 124

Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) mandiri Pedesaan terhadap Pembangunan Desa di desa Suka Damai.

12 108 132

Sosialisasi Pemanfaatan Fasilitas Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan (Study Deskriptif di Desa Purbadolok, Kecamatan Doloksanggul, Kabupaten Humbanghasundutan)

4 63 111

Efektivitas Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan ( Studi Kasus Irigasi Pertanian Di Desa Aritonang, Kecamatan Muara, Kabupaten Tapanuli Utara)

3 57 116

Efektivitas Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) di Desa Pulo Dogom Kecamatan Kualuh Hulu Kabupaten Labuhan Batu Utara

1 39 106

Partisipasi Masyarakat dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Nasional (PNPM) Mandiri Perdesaan (Studi Deskriftif di Kelurahan Aek Simotung, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara)

0 62 148

Partisipasi Masyarakat Dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP)Di Kecamatan Tarutung Kabupaten Tapanuli Utara

4 84 264

Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan di Desa Dolok Hataran Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun

0 55 76

PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN (PNPM-MP) DAN PARTISIPASI MASYARAKAT Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) dan Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Desa (Studi Kasus di Desa Sooka, Kecamatan

0 0 16

PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN (PNPM-MP) DAN PARTISIPASI MASYARAKAT Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) dan Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Desa (Studi Kasus di Desa Sooka, Kecamatan

0 1 17