Faktor Perubahan Pemberian Nama .1 Masuknya Agama

70 3.3 Faktor Perubahan Pemberian Nama 3.3.1 Masuknya Agama Penyebaran agama Kristen pertama ditanah Batak dimulai oleh gereja baptis yang berpusat di London Inggris, tahun 1820 gereja ini mengirimkan 2 orang misionaris yaitu Ward dan Burton. Usaha penyebaran agama Kristen ini mengalami kegagalan. Hal ini diakibatkan oleh sifat keterikatan masyarakat Batak Toba terhadap adat istiadat dan kebiasaan leluhur mereka. Kemudian pada tahun 1834 gereja baptis yang berpusat di Buston Jerman mengirimkan 2 orang misionarisnya yaitu Munson dan Lyman. Keduanya juga mengalami kegagalan yang diikuti dengan pembunuhan oleh masyarakat setempat terhadap kedua misionaris ini. Kegiatan penyebaran agama Kristen untuk pertama kalinya mendapat sambutan dari masyarakat Batak Toba pada masa pelayanan NZG yang dikirim oleh gereja Ermelo Belanda tahun 1865. kegiatan ini dipimpin oleh Heine yang berhasil menarik beberapa anggota masyarakat Batak Toba menjadi pengikut agama Kristen. Namun ini tidak bertahan lama, karena banyak sekali ajaran agama Kristen ini yang bertolak belakang serta tidak membenarkan banyak hal dalam memeluk agama lokal.. Terutama dalam hal keesaan Tuhan dalam agama Kristen. Dalam kepercayaan agama lokal banyak sekali kekuasaan-kekuasaan supra alamiah yang harus dihormati, dengan demikian usaha dari Heine ini hanya bertahan sebentar, kemudian para penganutnya ini kembali menganut agama lokal.Penyebaran agama Kristen baru berhasil di tanah Batak ketika para misionaris dari Jerman yang tergabung dalam RMG, mengirimkan Nomensen pada tahun 1961. beliau mula-mula menetap didaerah Barus untuk mempelajari Universitas Sumatera Utara 71 secara langsung mengenai kehidupan masyarakat Batak Toba baik itu bahasa, adat-istiadat kebiasaan dan semua hal yang dapat membantunya dalam usaha penyebaran agama Kristen. Kemudian Nomensen memulai perjalanan misinya pada tahun 1863 ketanah Silindung, ia langsung menemui para raja adat setempat untuk menerima petunjuk dan perlindungan dari raja adat tersebut. Karena masyarakat Batak Toba pada masa itu sangat menaruh hormat dan segan terhadap raja adat mereka. Orang pertama yang menjadi pengikut Kristen dari hasil kotbah-kotbah Nomensen yang dilakukan dalam Bahasa Batak Toba adalah raja Pontas Lumban Tobing. Usaha-usaha penyesuaian adat kepercayaan lokal dengan agama Kristen dimulai seperti konsep Debata Mula Jadi Na Bolon. Mereka tidak menghilangklan konsep “Debata” itu, Cuma arti dari Debata yang dimaksud orang Batak itu adalah “Debata” Tuhan Allah dalam alkitab Simanjuntak, 2006 :47-51. Secara perlahan-lahan para misioanaris mengadakan pendekatan agar masyarakat Batak Toba meninggalkan kepercayaan lokal mereka terhadap kekuatan-kekuatan yang dipancarkan oleh roh-roh mati sebagai sumber berkat. Hanyalah Tuhan Allah yaitu Tuhan Yesus Kristus, dan bukan diperoleh dari roh- roh orang mati. Perubahan dari kepercayaan lokal kepada kepercayaan terhadap agama Kristen, terjadi juga di Desa Pollung. Saat masa sekarang pemberian nama telah mengalami perubahan terutama setelah orang Batak Toba memeluk agama baru, yaitu agama Kristen. Pengesahan nama sekarang biasanya dilakukan di gereja, tidak lagi meminta bantuan datu seperti upacara tardisional atau pada kepercayaan lama. Perubahan juga kelihatan Universitas Sumatera Utara 72 pada pengambilan nama yang dilakukan oleh orang tua akibat pendidikan orang tua masa kini.maka terjadi juga dalam pengambilan nama-nama itumisalnyapengambilan nama tokoh-tokoh bintang film, dan juga pengambilan nama-nama dari suku bangsa lain. Pengambilan nama-nama dari nenek moyang sudah jarang dilihatdalam masyarakat Batak Toba terutama masyarakat yang ada di Desa Pollung

3.4 Maksud Masyarakat Batak Toba dalam Memberikan Nama