sebagai rentenir. Jika pemukim tidak menjadi anggota, kemungkinan besar akan dikucilkan sehingga tidak mendapat bantuan pinjaman.
5.3.6 Interaksi Sosial
Interaksi sosial responden membuktikan konsep Gunawan dan Sugiyanto 2007 dimana interaksi sosial tersebut terungkap melalui potensi yang dimiliki
keluarga terhadap kemampuan dalam memenuhi kebutuhan dasar, pelaksanaan peran sosial dan dalam menghadapi permasalahan. Ketiga jenis kemampuan itu
dapat dilihat dari : a.
Peran dalam bidang ekonomi terutama kemampuan pengeluaran keluarga dalam berbagai aspek kebutuhan rumah tangga, kesehatan, ibadah, modal
usaha dan lain-lain. Peran ini telah dijelaskan dalam bagian pengeluaran rumah tangga.
b. Peran dalam bidang pendidikan pelaksanaan ibadah, kemampuan menjangkau
tingkat pendidikan dasar formal yang ditamatkan, mengerjakan kegiatan kerumahtanggaan, mengasuh anak dan mendampingi anak belajar. Interaksi
sosial dalam pelaksanaan ibadah dan dalam menjangkau pendidikan dasar formal dibuktikan dari peran responden dan keluarga dalam mengakses sarana
peribadatan dan sarana pendidikan yang ada, ini telah dijelaskan pada bagian terdahulu. Sedangkan kegiatan mengerjakan pekerjaan rumah tangga
didominasi oleh istri 63,6 dibantu oleh anak yang lebih besar 28. Begitu juga dominasi peran istri dalam kegiatan mengasuh anak 65,1 dan
mendampingi anak belajar 36,1.
Universitas Sumatera Utara
c. Peran dalam perlindungan melindungi keluarga, kemampuan dalam
menghadapi permasalahan dan turut serta memelihara kesehatan keluarga. Kemampuan dalam menghadapi permasalahan terutama masalah ekonomi
diselesaikan dengan berhutang, sedangkan peran serta memelihara kesehatan keluarga bergantung pada kondisi keuangan keluarga.
d. Peran dalam kemasyarakatan kunjungan keluarga, rekreasi dan kelembagaan.
Kunjungan keluarga terhadap kerabat di kawasan penelitian terlaksana di rumah atau di warung, sedangkan terhadap kerabat lain bila ada pesta di
kampung. Rekreasi dapat dikatakan tidak merupakan bagian dari interaksi sosial, hanya satu keluarga yang melakukan rekreasi dengan berkunjung ke
mall sekali-sekali. Interaksi sosial kelembagaan ditunjukkan dari keikutsertaan
responden dalam lembaga yang ada Lingkungan dan STM. Keberadaan lembaga STM di permukiman ini membuktikan konsep yang dinyatakan oleh
Bandiyono 2007 yakni meskipun tinggal di permukiman liar, namun pemukim juga membentuk lembaga dan tetap membayar PBB serta turut
berpartisipasi aktif dalam kegiatan sosial kemasyarakatan. Interaksi sosial berkaitan dengan waktu yang dimiliki responden. Sebagian
besar responden bekerja lebih dari 8 jam sehari 85,3, sehingga waktu luang yang tersedia dipergunakan untuk kegiatan rumah tangga dan istirahat di rumah
73,7. Sebagian kecil responden mengaku tidak memiliki waktu istirahat kecuali tidur beberapa jam di malam hari 20. Responden lain ada yang bekerja
5-8 jam sehari 11,6 dan ada yang kurang dari 5 jam sehari 1,1, ini
Universitas Sumatera Utara
merupakan responden lanjut usia. Hanya sebagian kecil responden yang berkumpul di warung sehabis bekerja 6,2.
Dari uraian di atas jelaslah bahwa keterbatasan interaksi sosial pemukim disebabkan karena kepentingan mencari nafkah guna memenuhi kebutuhan hidup.
Oleh karena itu, wajar bila interaksi sosial responden yang paling dominan berkaitan dengan masalah keuangan yakni hutang. Sebagian besar responden
mengaku meminjam uangberhutang 78,4 kepada tetangga 22, kerabat 38,1 bahkan rentenir 39,8. Kiranya dibutuhkan peran Pemerintah untuk
membantu pemukim di bidang ekonomi khususnya kegiatan simpan pinjam agar mereka tidak berhutang ke rentenir. Interaksi sosial pemukim ini menunjukkan
strategi pemanfaatan jaringan yang dilakukan pemukim dan membuktikan penelitian yang dilakukan oleh Gunawan dan Sugiyanto 2007 mengenai strategi
yang dilakukan keluarga fakir miskin dalam menghadapi permasalahannya.
5.4 Lama bermukim