Usia responden Pendidikan Responden Kondisi Bangunan Rumah

a. Usia responden

Karakteristik usia responden dibatasi dari usia 20 tahun sampai usia lebih dari 70 tahun. Tidak ditemukan dominasi pada kelompok usia tertentu karena hampir terbagi rata antara usia 31-40 tahun 25,8, usia 41-50 tahun 22,7 dan usia 51-60 tahun 23,7. Responden yang paling sedikit adalah berusia lebih dari 70 tahun 2,1. Gambar 5.2 Karakteristik responden menurut kelompok usia Sumber : Data Penelitian Lapangan, 2009

b. Pendidikan Responden

Tingkat pendidikan responden didominasi oleh responden yang memiliki pendidikan terakhir SMUsederajat 41,2, kemudian yang tamat SLTP 34 dan responden yang berpendidikan SD 24,7. Tingkat pendidikan anak-anak responden pada umumnya lebih baik daripada orangtuanya responden sendiri. Anak-anak responden diusahakan agar memperoleh pendidikan minimal setingkat Universitas Sumatera Utara SMU bahkan ada yang Sarjana. Ada responden yang anaknya berprofesi sebagai dokter, guru, anggota ABRI, atau sarjana yang bekerja di perusahaan. Gambar 5.3 Karakteristik responden menurut tingkat pendidikan Sumber : Data Penelitian Lapangan, 2009

c. Jumlah Anak dan Anggota Keluarga Responden

Keseluruhan responden memiliki anak, dengan jumlah yang bervariasi yaitu 1- 2 anak 29,9, yang mana ini merupakan keluarga muda, kemudian ada yang memiliki 3-4 anak 38,1 bahkan ada yang lebih dari 4 anak 32 dimana ada anak yang sudah berumah tangga dan tidak lagi tinggal serumah dengan orangtua, walaupun ada juga anak yang telah berkeluarga namun masih tinggal serumah dengan orangtua. Jumlah anggota keluarga dalam satu rumah juga bervariasi yaitu kurang dari 3 orang 12, 4-5 orang 40,2, 6-7 orang 28,9 dan lebih dari 7 orang 18,6. Hal ini disebabkan karena selain anak kandung terdapat juga anggota lain yang ikut tinggal bersama seperti orangtuamertuapamanbibi, saudara kandungiparsepupu, keponakan, bahkan cucu. Universitas Sumatera Utara

5.1.2 Aksessibilitas terhadap Sarana dan Prasarana

Dalam memahami karakteristik pemukim, apakah karakteristik sosial ekonomi ataupun karakteristik kemasyarakatan, tidak terlepas dari kontribusi kondisi fisik rumah dan lingkungan termasuk aksessibilitas terhadap sarana dan prasarana. Adapun kondisi tersebut dapat dideskripsikan sebagai berikut:

a. Kondisi Bangunan Rumah

Secara keseluruhan fisik rumah terbuat dari material yang sederhana. Sebagian besar dinding rumah bagian depan terbuat dari batubata diplester 37,1 atau tanpa plester 32, sebagian berupa dinding setengah batu setengah papantripleks 27,8, sebagian kecil yang terbuat dari papan, tripleks ataupun tepas 3,1. Sedangkan dinding bagian belakang rumah terbuat dari bahan yang lebih buruk, seperti lembaran tripleks, tepaskardus bekas bahkan ada yang dilapisi dengan seng bekas yang sudah berkarat. Hanya sebagian kecil pemukim yang mencat dinding rumahnya, kebanyakan dibiarkan seperti warna asli materialnya. Begitu pula material lantai rumah responden, umumnya berlantai semen 88,7, hanya sedikit yang lantai rumahnya bermaterial keramik 11,3. Sedangkan atap rumah responden seluruhnya terbuat dari seng 100 dan sebagian besar kelihatan sudah berkarat. Rumah-rumah tidak memiliki pintu dan jendela samping karena jarak antar rumah relatif tidak ada. Jarak dari dinding rumah bagian depan ke jalan lingkungan hanya berkisar 2-3 meter, termasuk saluran drainase yang sebagian besar ditutup 82,5 dan dijadikan teras. Sedangkan jarak dinding belakang rumah hingga rel kereta api lebih kecil dari 3 meter. Keseluruhan rumah memiliki pintu belakang menghadap rel kereta api. Universitas Sumatera Utara Ukuran kapling rumah relatif sama dimana lebar berkisar 3-5 meter dan panjang sekitar 8 meter, begitu juga ketinggian rumah relatif rendah sekitar 2,5-3 meter. Oleh karenanya secara keseluruhan rumah memiliki denah yang hampir sama, dengan ruang tamukeluarga dan ruang makan yang menyatu, 1-2 kamar tidur, dapur kecil serta sebuah kamar MCK di bagian belakang rumah. Umumnya responden memiliki 2 kamar tidur 47, walaupun ada yang hanya memiliki 1 kamar tidur 42 bahkan ada yang tidak memiliki kamar tidur 3,1. Gambar 5.4 Denah Rumah Responden Sumber : Data Penelitian Lapangan, 2009 Sebagian besar responden melakukan perubahan atau penambahan ruangkamar 56 sesuai kebutuhan. Ada yang merubah dapur menjadi kamar tidur, merubah teras menjadi tempat kenderaanbarang-barang 51,5 bahkan sebagai tempat usahakedai 21,6. Ada yang menambah loteng untuk kamar Universitas Sumatera Utara tidur ketiga 5,2 atau menambah kamar di belakang rumah yang berfungsi sebagai kandang hewan peliharaan. Ada pula yang meninggikan permukaan teras agar tidak dapat dilalui banjir.

b. Akses terhadap Air Bersih