4.4 Kondisi Lokasi Penelitian
Mengikuti pinggiran bantaran rel kereta api maka kawasan permukiman kumuh dan liar ini pun memiliki pola permukiman tipe linier serta tipologi
perumahan berderet dengan konstruksi berbahan sederhana. Secara keseluruhan permukiman di bantaran rel kereta api tersebut terkesan jorok dan kumuh. Kondisi
lokasi penelitian meliputi kondisi bangunan rumah-rumah pemukim serta aksessibilitas terhadap sarana dan prasarana yang ada.
4.4.1 Kondisi Bangunan Rumah
Kondisi fisik rumah pada umumnya sangat buruk. Hanya beberapa rumah di awal Jalan Elang I dekat Jalan Trikora yang terlihat lebih baik, bahkan ada
yang bertingkat. Semakin menyusuri pinggiran rel hingga menuju ke tepi sungai Denai, rumah-rumah umumnya terlihat kusam dan tidak terawat. Walaupun
berderet di sepanjang pinggiran rel kereta api, namun tata bangunan sangat tidak teratur. Tidak ada halaman depan rumah, yang ada hanya teras dengan berbagai
macam fungsi. Rumah-rumah tidak memiliki jendela samping karena jarak antar rumah relatif tidak ada, sehingga memberi kesan gelap dan berdempet-dempetan.
Gambar 4.1 Kondisi bagian depan rumah di awal Jalan Elang I Sumber: Data Penelitian Lapangan, 2009
Universitas Sumatera Utara
Di bagian belakang rumah terdapat pintu keluar masuk yang langsung menghadap rel kereta api.
Gambar 4.2 Kondisi bagian belakang rumah Sumber: Data Penelitian Lapangan, 2009
4.4.2 Kondisi Jalan Lingkungan
Fasilitas jalan di depan rumah sebagian beraspal dengan lebar 2-3 meter Gambar 4.1, tetapi sebagian perkerasan jalan mendekati akhir Jalan Elang I
hingga Jalan Elang II kondisi aspal jalannya sudah rusak sehingga terlihat dasar perkerasan jalan yang berbatu-batu Gambar 4.3 kiri dan Gambar 4.4. Namun,
mendekati tepi sungai Denai kembali terlihat perkerasan jalan yang beraspal.
Gambar 4.3 Kondisi jalan di depan rumah Sumber: Data Penelitian Lapangan, 2009
Universitas Sumatera Utara
Begitu juga dengan lebar jalannya, sebagian jalan cukup lebar untuk dilalui kenderaan roda empat, tetapi sebagian jalan hanya leluasa untuk dilalui kenderaan
roda dua karena lebar jalan ternyata semakin sempit, atau disebabkan karena kegiatan pemukim yang menutupi sebagian badan jalan.
4.4.3 Kondisi Saluran Drainase
Fasilitas drainase sebagian besar sangat tidak memadai. Saluran drainase yang ada terlihat penuh dan tidak mengalir, airnya berwarna gelap serta kotor,
dimana pada saat hujan lebat akan meluap dan menimbulkan banjir. Saluran drainase pada umumnya dibeton, namun dengan ukuran yang bervariasi. Ada
yang sangat lebar dan dibiarkan terbuka sehingga kadang terlihat anak-anak yang memanfaatkannya untuk buang hajat. Sebagian besar pemukim menutup saluran
drainase di depan rumahnya kemudian dijadikan teras untuk tempat kenderaan dan barang-barang atau untuk tempat usaha kedai. Tidak terdapat bahu jalan di
antara perkerasan jalan dan saluran drainase.
Gambar 4.4 Kondisi drainase bagian depan rumah Sumber: Data Penelitian Lapangan, 2009
Universitas Sumatera Utara
Pada umumnya pemukim membuat fasilitas MCK Mandi Cuci Kakus di bagian belakang rumah dengan fasilitas pembuangan limbah yang sangat
sederhana sekali yakni dengan menyalurkan langsung ke saluran drainase yang ada di belakang atau di depan rumah. Oleh karena itu, bila melintas di sana
tercium aroma yang kurang sedap.
Gambar 4.5 Kondisi drainase bagian belakang rumah Sumber: Data Penelitian Lapangan, 2009
4.4.4 Sarana Transportasi