GAMBARAN UMUM LOKASI
4.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian yang merupakan cluster 3 berada di bantaran rel kereta api di Kelurahan Tegal Sari Mandala II Kecamatan Medan Denai Kota Medan,
berhadapan langsung dengan Perumahan Nasional II Mandala.
4.2 Kecamatan Medan Denai
Kecamatan Medan Denai merupakan salah satu kecamatan dari 21 kecamatan yang ada di Kota Medan. Secara geografis Kecamatan Medan Denai berbatasan
dengan Kecamatan Medan Tembung di sebelah utara, dengan Kabupaten Deliserdang di sebelah timur, dengan kecamatan Medan Amplas di sebelah
selatan serta dengan kecamatan Medan Kota dan Medan Area di sebelah barat. Kecamatan Medan Denai terletak di sebelah timur Kota Medan dengan luas lahan
9,91 km
2
serta jumlah penduduk 137.443 jiwa. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut.
Tabel 4.1 Jumlah Penduduk dan Luas Wilayah di Kecamatan Medan Denai
No. Kelurahan
Jumlah Penduduk jiwa
Luas Wilayah km2
1 Binjai
38 757 4,14
2 Medan Tenggara
15 686 2,07
3 Denai
14 791 1,30
4 Tegal Sari Mandala I
34 974 1,03
5 Tegal Sari Mandala II
21 967 0,87
6 Tegal Sari Mandala III
11 268 0,50
Jumlah 137 443
9,91
Sumber : Kecamatan Medan Denai Dalam Angka, BPS Kota Medan, 2008
Universitas Sumatera Utara
Di Kelurahan Tegal Sari Mandala II terdapat 21.967 jiwa penduduk yang tersebar di 15 lingkungan dengan 4286 Rumah Tangga. Sedangkan kawasan
penelitian merupakan 1 satu lingkungan yakni lingkungan XIV dengan 430 Kepala Keluarga KK berkisar 2800-3000 jiwa.
Di dalam Rencana Umum Tata Ruang Kota RUTRK Kota Medan Tahun 2005 dinyatakan bahwa Kecamatan Medan Denai berada pada Wilayah
Pengembangan Pembangunan WPP C bersama dengan 5 kecamatan lain yaitu Kecamatan Medan Timur, Medan Perjuangan, Medan Area, Medan Medan
Tembung, dan Medan Amplas dengan peruntukannya adalah perumahan, industri terbatas, terminal barang atau pergudangan yang berorientasi ke konsumen.
4.3 Sejarah Lokasi
Lokasi penelitian yang berada di bantaran rel kereta api tersebut berhadapan langsung dengan kompleks permukiman padat penduduk yang dikenal dengan
nama Perumnas Mandala, merupakan singkatan dari Perumahan Nasional Mandala II Medan. Perumahan ini dibangun sekitar tahun 1976 dan mulai dihuni
sekitar tahun 1978. Penduduk yang mendiami kawasan ini merupakan campuran dari berbagai suku, mulai dari Aceh, Melayu, Batak, Jawa, Sunda, Padang dan
sebagainya. Nama-nama jalan di kompleks ini menggunakan nama-nama burung, seperti Nuri, Camar, Merpati, Garuda, Elang dan sebagainya. Namun, saat ini,
jalan-jalan di permukiman Perumnas Mandala sudah mulai rusak parah di sana- sini. Faktor penyebabnya antara lain karena memang kondisi jalan yang sudah
mulai tua, saluran air yang mulai mampat sehingga menyebabkan genangan air di
Universitas Sumatera Utara
kala hujan. Tepat di tengah Perumnas Mandala, melintas jalan bebas hambatan yang menghubungkan antara Belawan, Medan dan Tanjung Morawa, yang dikenal
dengan nama Tol Belmera yang dibangun sekitar tahun 1984 oleh PT. Hutama Karya.
Menurut seorang pemukim lama U br. Pakpahan, 58 tahun kawasan penelitian ternyata sudah ada di sana sejak sebelum Perumnas Mandala dibangun
yaitu sekitar tahun1976. Pada awalnya sekitar 10 orang migran dengan berbagai macam marga termasuk almarhum Pak Purba, suami ibu U br. Pakpahan datang
dan menetap di sana. Diantaranya ada yang bekerja sebagai pegawai, supir, buruh bangunan dan tukang beca. Mereka merambah lahan kosong berlalang, yang
sebelumnya merupakan perkebunan tembakau. Masing-masing membangun tempat tinggal dan menggarap lahan sekitarnya untuk bercocok tanam kangkung,
ubi kayu dan sayuran lainnya dimulai dari sekitar Jalan Trikora sekarang menyusuri sepanjang pinggiran rel kereta api sisi yang sebelah kanan. Mereka
juga membentuk STM Serikat Tolong Menolong yang pertama kali, beranggota 10 keluarga. Pada tahun 1980, jalan di depan rumah mereka yang merupakan
bagian belakang Perumnas Mandala mulai diaspal. Kegiatan beternak dan memulung dimulai sekitar tahun 1985. Seiring dengan tumbuhnya kawasan
permukiman Perumnas Mandala maka di sepanjang pinggiran rel ini pun rumah- rumah seadanya semakin bertambah jumlahnya sampai ke arah timur hingga
mendekati tepi sungai Denai. Begitu pula perkembangannya di sepanjang pinggiran rel kereta api sisi yang sebelah kiri yang secara geografis termasuk
Kelurahan Bantan Kecamatan Medan Tembung.
Universitas Sumatera Utara
4.4 Kondisi Lokasi Penelitian