Gambar 4.11 Hasil Jawaban Siswa Indikator
Membuat dan Mempertimbangkan Hasil Keputusan Kelas Eksperimen
Dari hasil jawaban kedua siswa di atas dapat dilihat bahwa jawaban soal posttest siswa kelas eksperimen lebih baik daripada siswa dari kelas kontrol. Hal
ini karena jawaban siswa kelas eksperimen lebih terlihat kemampuan berpikir kritis matematikanya dibandingkan jawaban siswa kelas kontrol. Berdasarkan
gambar 4.13 dapat dilihat bahwa siswa mampu mampu menerapkan prinsi-prinsip yang dibutuhkan untuk menjawab soal. Dalam kelas eksperimen, siswa
mengetahui urutan untuk menyelesaikan soal. Sedangkan pada kelas kontrol dalam gambar 4.14, siswa tidak dapat menentukan langkah berikutnya agar soal
dapat terselesaikan dengan baik.
2. Proses Pembelajaran Metode Penemuan Terbimbing
Pembelajaran dengan menggunakan metode penemuan terbimbing merupakan metode pembelajaran yang berpusat pada keterampilan mencari
temukan, yang diikuti dengan penguatan kreativitas. Sehingga dalam pembelajaran ini, selain dilatih menyelesaikan suatu permasalahan, kreativitas
siswa juga dapat terlatih. Siswa akan terbiasa menyelesaikan permasalahan dengan cara yang siswa temukan sendiri.
Adapun langkah pembelajaran yang menggunakan metode penemuan terbimbing di kelas eksperimen yaitu, pertama-tama siswa dibagi menjadi
beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang siswa. Setiap kelompok terdiri dari anak yang berkemampuan tinggi, sedang dan rendah.
Sehingga tiap kelompok memiliki anggota kelompok yang berkemampuan heterogen. Setelah berkumpul dengan teman-teman sekelompoknya, guru
memberikan Media pembelajaran berupa kerangka kubus dan balok Lembar Kerja Siswa LKS yang harus diselesaikan siswa secara berkelompok.
Pada pertemuan pertama, siswa masih merasa kebingungan dalam mengerjakan LKS yang diberikan oleh guru karena siswa belum terbiasa
melakukan pembelajaran secara mandiri. Siswa juga tidak terbiasa menggunakan media pembelajaran. Guru mendampingi siswa saat siswa mengerjakan LKS dan
membimbing siswa dalam menggunakan media pembelajaran sebagai alat bantu untuk mengerjakan LKS tersebut. Dalam LKS tersebut, siswa dihadapkan dengan
pertanyaan-pertanyaan yang akan membimbing siswa untuk menemukan suatu sifatunsur dan rumus yang akan memudahkan siswa dalam menyelesaikan
masalah nantiya, tahap pertama yaitu, siswa dalam kelompok merumuskan masalah yang diberikan.
Siswa membuat perkiraan definisi dari apa yang mereka ketahui. Setelah itu siswa membuat argumen untuk menyelesaikan masalah. Dalam tahap ini, tiap
anggota kelompok diberikan kebebasan untuk mengungkapkan pendapatnya mengenai solusi penyelesaian dari permasalahan tersebut. Setelah terkumpul
beberapa solusi penyelesaian, siswa menyeleksi solusi-solusi tersebut atau menganalisis argumen yang lebih baik untuk mencari solusi. Solusi yang dipilih
merupakan solusi yang paling efisien. Setelah menemukan solusi yang dianggap paling efisien, kemuadian siswa membuat kesimpulan dan menyelesaikan solusi
tersebut. Setelah selesai, perwakilan dari setiap kelompok menjelaskan hasil diskusi dari kelompok masing-masing. Kelompok lain mendengarkan presentasi
teman kelompok yang sedang berbicara di depan kelas, setelah selesai presentasi, kelompok lain menanggapi atau memberikan pendapat lain. Setelah diskusi
selesai dilaksanakan, guru memberikan kesimpulanmengoreksi agar materi pelajaran lebih jelas.
Oleh karena itu, jika siswa yang hendak diajarkan dengan menggunakan metode penemuan terbimbing dan LKS belum terbiasa, sebaiknya guru lebih
fokus untuk membantu siswa yang kesulitan. Karena mereka belum terbiasa menggunakan metode tersebut. Penerapan metode tersebut juga haruslah bertahap.
Guru jangan memaksakan siswa yang berlum terbiasa mendapatkan pengajaran menggunakan metode penemuan terbimbing dan LKS.
Untuk kelas kontrol yang menerapkan pembelajaran konvensional. Pembelajaran konvensional disekolah menggunakan metode kovensional, tanya
jawab dan latihan. Pertama-tama guru menerangkan materi dan memberikan contoh soal. Keterlibatan siswa hanya sebatas mendengarkan dan mencatat
konsep-konsep yang diberikan. Apabila ada siswa yang kurang pahammengerti, maka siswa dapat bertanya kepada guru. Setelah guru selesai menyampaikan
materi, siswa diberi latihan untuk penguatan. Dalam proses pembelajaran yang dilakukan dikelas kontrol ini, siswa tidak
terlibat secara optimal dan cenderung pasif. Siswa tidak diberi kesempatan untuk bertukar pendapat dengan temannya dalam mengungkapkan ide dan gagasannya
didalam kelas. Dengan demikian, siswa belajar dengan hafalan. Namun kelebihan dari kelas kontrol ini adalah siswa dapat mengerjakan dengan lancar dan
sistematis terhadap soal yang diberikan guru, dengan catatan soal tersebut sesuai