Teknik dan Alat Pengumpulan Data Instrumen Penelitian

dengan berdasarkan rubrik penilaian kemampuan berpikir kritis matematik. Berikut adalah kisi-kisi tes kemampuan berpikir kritis yang akan diuji cobakan: Tabel 3.1 Kisi-kisi instrumen kemampuan berpikir kritis Standar Kompetensi : Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma limas dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya. Indikator Kemampuan Berpikis Kritis Matematik Kompetensi Dasar No. Butur Soal Banyaknya Butir Soal Memfokuskan pertanyaan  Mengidentifikasi sifat- sifat kubus, balok, prisma dan limas serta bagian-bagiannya. 1 dan 2 2 soal Menganalisis argumen  Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma dan limas. 3 2 soal  Membuat jaring-jaring kubus, balok, prisma dan limas. 4 Menjawab pertanyaan yang menentang  Membuat jaring-jaring kubus, balok, prisma dan limas. 5 2 soal  Mengidentifikasi sifat- sifat kubus, balok, prisma dan limas serta bagian-bagiannya. 6 Membuat dan mempertimbangkan hasil keputusan  Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma dan limas 7 dan 8 2 soal Tes kemampuan berpikir kritis matematik diberikan kepada siswa untuk mengetahui kemampuan siswa dalam mengerjakan soal-soal kemampuan berpikir kritis matematik. Kemudian, agar tes kemampuan berpikir kritis matematik dapat digunakan perlu dilakukan proses uji validasi, proses uji validasi yang digunakan yaitu validitas empiris pada soal yang valid. F. Analisis Instrumen 1. Uji validitas Penilaian instrumen tes oleh para ahli ini selain untuk perbaikan instrumen tes, dimaksudkan juga untuk memperoleh uji validitas isi instrumen tes kemampuan berpikir kritis matematik dengan menggunakan metode CVR Content Validity Ratio. Rumus CVR yang digunakan adalah sebagai berikut: 3 2 N 2 N n = CVR e  Keterangan: CVR : Konten validitas rasio Content Validity Ratio e n : Jumlah penilai yang menyatakan item soal esensial N : Jumlah penilai Penilaian ahli ini melibatkan 7 orang ahli dalam bidang matematika, diantaranya 3 orang dosen dan 4 orang guru. Dari 11 soal yang diuji dengan CVR, didapat delapan soal valid dengan minimum skor 0,99. Selanjutnya delapan soal yang valid dalam penilaian CVR kembali diuji kepada siswa. Uji validitas digunakan pada instrumen tes kemampuan berpikir kritis matematik siswa matematik adalah dengan menggunakan validitas butir soal. Perhitungan validitas dilakukan dengan menggunakan rumus product moment sebagai berikut: 4 r xy = √{ }{ } 3 C. H Lawshe. 1975. A quantitative approach to content validity. By Personnel Psychology, INC. h. 567-568 4 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara 2012 , Edisi ke-2 Cet pertama, h. 87 keterangan: r xy = koefisien korelasi = jumlah skor item = jumlah skor total = jumlah responden Uji validitas instrumen dilakukan dengan membandingkan hasil perhitungan di atas dengan r tabel pada taraf signifikansi 5 dengan ketentuan jika r hitung r tabel berarti butir soal valid, sedangkan jika r hitung r tabel berarti butir soal tidak valid. Berdasarkan hasil uji validitas instrumen, dari delapan soal yang diuji, hasilnya kedelapan soal tersebut valid. Untuk itu penguji melakukan uji selanjutnya yaitu uji reliabilitas. 2. Uji Reliabilitas Reliabilitas suatu alat evaluasi, menunjuk pada satu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Untuk mengetahui tingkat reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan alpha cronbach, yaitu : 5 r 11 = { } { } keterangan; r 11 = reliabilitas yang dicari = jumlah varians skor tiap-tipa item = varians total = 5 Suharsimi, Ibid., h.122 Tabel 3.2 koefisien reliabilitas: Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas instrumen, diperoleh nilai 0,72. Maka instrumen penelitian tersebut dapat disimpulkan memiliki kriteria koefisien reliabilitas yang tinggi, dan memenuhi persyaratan instrument yang memiliki ketetapan jika digunakan. 3. Taraf Kesukaran Uji taraf kesukaran instrumen bertujuan mengetahui soal-soal yang mudah, sedang, dan sukar. Rumus yang digunakan untuk mengetahui indeks kesukaran adalah: 6 JS B P  Keterangan: P = indeks kesukaran B = jumlah seluruh poin siswa pada tiap nomor JS = jumlah poin penuh suatu nomor dikali dengan jumlah seluruh peserta tes Tabel 3.3 Indeks taraf kesukaran P Keterangan 0,00-0,30 Sukar 0,31-0,70 Sedang 0,71-1,00 Mudah 6 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara 2003 , Edisi Revisi Cet-6 h. 208 Interval Kriteria 0,80 ≤ r ≤ 1,00 Sangat tinggi 0,70 ≤ r 0,80 Tinggi 0,40 ≤ r 0,70 Sedang 0,20 ≤ r 0,40 Rendah r ≤ 0,20 Sangat rendah tidak valid Berdasarkan hasil perhitungan uji tingkat kesukaran butir soal instrumen, dari delapan soal yang diujikan diperoleh 1 soal dengan tingkat kesukaran “mudah”, dan 7 soal dengan tingkat kesukaran “sedang”. 4. Daya Pembeda Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Rumus untuk menentukan indeks diskriminasi adalah: 7 DP = Keterangan: DP = Daya pembeda soal JBA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar JBB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar JSA = Banyaknya peserta kelompok atas JSB = Banyaknya peserta kelompok bawah P A = = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar P B = = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar Tabel 3. 4 Indeks Daya Pembeda Daya beda soal Keterangan 0,00-0,20 Jelek 0,21-0,40 Cukup 0,41-0,70 Baik 0,71-1,00 Baik sekali Dari hasil perhitungan daya beda soal, ditemukan bahwa dari delapan soal yang diujikan,tujuh soal memiliki daya pembeda “cukup”, dan satu soal memiliki 7 Suharsimi, Ibid, h.231 daya pembeda “baik”. Berikut adalah rekap hasil uji validitas,reliabilitas instrumen, taraf kesukaran dan daya pembeda soal : Tabel 3.5 REKAP DATA HASIL UJI COBA INSTRUMEN No. Soal Validitas Taraf Kesukaran Daya Beda Keterangan 1. Valid Sedang Cukup Digunakan 2. Valid Sedang Cukup Digunakan 3. Valid Sedang Cukup Digunakan 4. Valid Sedang Baik Digunakan 5. Valid Sedang Cukup Digunakan 6. Valid Sedang Cukup Digunakan 7. Valid Sedang Cukup Digunakan 8. Valid Mudah Cukup Digunakan Derajat Reliabilitas 0,72

G. Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif, yaitu suatu teknik analisis yang dilakukan dengan perhitungan, mengenai tes kemampuan berpikir kritis matematik siswa yang diberikan. Penganalisisan dilakukan dengan membandingkan hasil tes kelas kontrol dan kelas eksperimen. Dari data yang telah diperoleh dilakukan perhitungan statistik dan melakukan perbandingan terhadap dua kelas tersebut untuk mengetahui kontribusi metode penemuan terbimbing dalam pembelajaran Matematika terhadap kemampuan berpikir kritis matematik siswa. Perhitungan statistik yang digunakan, yaitu: 1. Uji Prasyarat Analisis Data Data yang telah terkumpul selanjutnya diolah dan dianalisis untuk dapat menjawab masalah dan hipotesis penelitian. Sebelum menguji hipotesis penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat. Uji prasyarat analisis yang perlu dipenuhi adalah: a. Uji Normalitas Uji normalitas untuk menguji apakah sebaran data posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Apabila hasil pengujian menunjukan bahwa sebaran data berdistribusi normal maka dalam menguji kesamaan dua rata-rata digunakan uji-t. Pengujian normalitas data hasil penelitian dengan menggunakan Chi- Square, dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 8 1. Perumusan hipotesis H 0: Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal H 1: Sampel berasal dari populasi berdistribusitidak normal 2. Data dikelompokan kedalam distribusi frekuensi 3. Menetukan proposi ke-j Pj 4. Menentukan 100 Pj yaitu prosentasse luas interval ke-j dari suatu distribusi normal melalui tranformasi ke skor baku: ̅ 5. Menghitung nilai 6. Menentukan tabel pada derajat bebas db = k-3, dimana k banyaknya kelompok 7. Kriteria pengujian Jika tabel maka H diterima Jika tabel maka H ditolak 8 Kadir, Statistika Untuk Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial, Jakarta: PT. Rosemata Sampurna, 2010, h.111

Dokumen yang terkait

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA (Penelitian Quasi Eksperimen di SMP Madani Depok)

0 8 150

Pengaruh strategi pembelajaran aktif dengan metode pengajaran terbimbing terhadap kemampuan komunikasi matematik siswa pada sub bab relasi dan fungsi (penelitian eksperimen di SMP 3 Pelabuhan Ratu)

0 22 194

Pengaruh metode penemuan terbimbing (guided discovery) terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa : penelitian quasi eksperimen terhadap siswa Kelas VIII SMPI Ruhama.

2 21 217

Pengaruh model pembelajaran learning cycle 5e terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa: penelitian quasi eksperimen di salah satu SMP di Tangerang.

6 24 248

Pengaruh metode penemuan terbimbing (guided discovery method) dalam pembelajaran matematika terhadap kemampuan penalaran adaptif siswa kelas xi IPA: penelitian quasi eksperimen di SMAN 5 Kota Tangerang Selatan

6 70 244

Pengaruh model pembelajaran learning cycle terhadap keterampilan berpikir kritis siswa

0 22 8

Pengaruh strategi pembelajaran aktif teknik question student have terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa: penelitian quasi eksperimen di Kelas VII SMP Negeri 11 Tangerang Selatan

0 4 240

Pengaruh Pendekatan Open Ended Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa (Penelitian Quasi Eksperimen di MTs Annajah Jakarta)

1 14 197

PENGARUH PENDEKATAN OPEN-ENDED TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA : Quasi Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 11 Makassar.

0 0 35

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIK DAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIK SISWA SMP DENGAN METODE PENEMUAN TERBIMBING.

1 4 9