107
secara signifikan terhadap tingkat kepuasan nasabah. Dengan demikian, hipotesis VI yang menyatakan bahwa ada pengaruh tingkat
bunga pinjaman X
6
terhadap tingkat kepuasan nasabah Y diterima.
C. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Pengaruh jumlah pinjaman terhadap tingkat kepuasan
Nilai koefisien korelasi antara jumlah pinjaman dengan tingkat kepuasan sebesar 0,197. Hal ini menunjukkan adanya hubungan yang positif
tidak ada tanda negatif pada angka 0,197, yang berarti semakin tinggi jumlah pinjaman yang diterima nasabah, maka semakin tinggi pula tingkat
kepuasannya. Sebaliknya, apabila semakin rendah jumlah pinjaman, maka semakin rendah pula tingkat kepuasannya.
Hasil penelitian secara umum menunjukkan bahwa jumlah pinjaman tidak berpengaruh terhadap tingkat kepuasan nasabah. Hal ini didukung oleh
hasil pengujian statistik yang menunjukkan bahwa nilai t
hitung
sebesar 1,984 lebih kecil dari nilai t
tabel
sebesar 1,9845. Deskripsi mengenai tingkat kepuasan menunjukkan bahwa sebagian
besar nasabah memiliki tingkat kepuasan yang terkategorikan cukup puas. Hal ini didukung oleh hasil perhitungan nilai mean tingkat kepuasan nasabah
= 21,57, median tingkat kepuasan nasabah = 22,00, modus tingkat kepuasan nasabah = 20, dan standar deviasi tingkat kepuasan nasabah = 2,354. Tingkat
kepuasan nasabah tampak dalam senang atau tidak senangnya nasabah setiap kali nasabah dan marketing bertemu untuk melakukan transaksi. Secara
108
khusus, tingkat kepuasan nasabah ini akan tampak dalam ikatan tali silaturahmi antara BPR dengan nasabah yang tidak putus walaupun masa
kreditnya sudah habis, atau nasabah dapat mengajukan kredit lagi jika pinjaman terdahulu sudah habis masanya.
Deskripsi mengenai jumlah pinjaman menunjukkan bahwa sebagian besar nasabah memiliki pinjaman yang terkategorikan rendah. Hal ini
didukung oleh hasil perhitungan nilai mean jumlah pinjaman = Rp.27.380.000 , median jumlah pinjaman = Rp. 30.000.000, modus jumlah
pinjaman = Rp. 35.000.000, dan standar deviasi jumlah pinjaman = Rp. 15.632.638,739. Pinjaman atau kredit merupakan penyediaan uang atau
tagihan yang dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang
mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Jumlah pinjaman merupakan banyak atau
sedikitnya uang atau tagihan yang diberikan oleh bank. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh jumlah pinjaman
terhadap tingkat kepuasan nasabah adalah tidak signifikan. Artinya, data penelitian tidak mendukung diterimanya hipotesis pertama H
1
. Hal ini tidak sejalan dengan dugaan awal dari penelitian yang menduga bahwa jumlah
pinjaman berpengaruh terhadap tingkat kepuasan nasabah. Hal ini dapat terjadi karena nasabah sudah puas dengan jumlah pinjaman yang diberikan,
sehingga sekalipun jumlah pinjaman yang mereka nasabah terima besar atau kecil, tidak akan berpengaruh terhadap tingkat kepuasan mereka.
109
2. Pengaruh jaminan kredit terhadap tingkat kepuasan nasabah
Nilai koefisien korelasi antara jaminan kredit dengan tingkat kepuasan nasabah sebesar 0,178. Hal ini menunjukkan adanya hubungan yang positif
tidak ada tanda negatif pada angka 0,178, yang berarti semakin rendah jaminan kredit, maka semakin tinggi tingkat kepuasan nasabahnya.
Sebaliknya, apabila semakin tinggi jaminan kredit, maka semakin rendah pula tingkat kepuasan.
Hasil penelitian secara umum menunjukkan bahwa jaminan kredit tidak berpengaruh terhadap tingkat kepuasan nasabah. Hal ini didukung oleh
hasil pengujian statistik yang menunjukkan bahwa t
hitung
sebesar 1,793 lebih kecil dari nilai t
tabel
sebesar 1,9845. Deskripsi mengenai tingkat kepuasan menunjukkan bahwa sebagian
besar nasabah memiliki tingkat kepuasan yang terkategorikan cukup puas. Hal ini didukung oleh hasil perhitungan nilai mean tingkat kepuasan nasabah
= 21,57, median tingkat kepuasan nasabah = 22,00, modus tingkat kepuasan nasabah = 20, dan standar deviasi tingkat kepuasan nasabah = 2,354. Tingkat
kepuasan nasabah tampak dalam senang atau tidak senangnya nasabah setiap kali nasabah dan marketing bertemu untuk melakukan transaksi. Secara
khusus, tingkat kepuasan nasabah ini akan tampak dalam ikatan tali silaturahmi antara BPR dengan nasabah yang tidak putus walaupun masa
kreditnya sudah habis, atau nasabah dapat mengajukan kredit lagi jika pinjaman terdahulu sudah habis masanya.
110
Deskripsi mengenai jaminan kredit menunjukkan bahwa sebagian besar nasabah memiliki jaminan yang terkategorikan rendah. Hal ini
didukung oleh hasil perhitungan mean jaminan kredit = Rp. 43.666.148,
median jaminan kredit = Rp. 4.5903.500, modus jaminan kredit = Rp. 62.667.000, dan standar deviasi jaminan kredit = Rp. 23.086.627,495.
Jaminan kredit merupakan barang yang diserahkan oleh pihak peminjam kepada bank sebagai agunan atas pinjaman yang diberikan bank. Besar
kecilnya jaminan kredit ini tampak dalam nilai jaminan yang diberikan oleh
peminjam kepada bank sebagai penjamin atas pinjaman yang diberikan bank.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh jaminan terhadap tingkat kepuasan nasabah adalah tidak signifikan. Artinya, data penelitian
tidak mendukung diterimanya hipotesis kedua H
2
. Hal ini tidak sejalan dengan dugaan awal dari penelitian yang menduga bahwa jaminan
berpengaruh terhadap tingkat kepuasan. Hal ini dapat terjadi karena nasabah sudah cukup puas dengan kredit yang diberikan, sehingga nilai jaminan yang
nasabah berikan besar atau kecil, tidak akan berpengaruh terhadap tingkat kepuasan mereka.
3. Pengaruh jangka waktu pinjaman terhadap tingkat kepuasan nasabah
Nilai koefisien korelasi antara jangka waktu pinjaman dengan tingkat kepuasan nasabah sebesar 0,007. Hal ini menunjukkan adanya hubungan
yang positif tidak ada tanda negatif pada angka 0,007, yang berarti semakin lama jangka waktu yang diberikan, maka semakin tinggi pula tingkat
111
kepuasan nasabah. Sebaliknya, apabila semakin singkat jangka waktu yang diberikan, maka semakin rendah tingkat kepuasan nasabah
Hasil penelitian secara umum menunjukkan bahwa jangka waktu pinjaman tidak berpengaruh terhadap tingkat kepuasan nasabah. Hal ini
didukung oleh hasil pengujian statistik yang menunjukkan bahwa nilai t
hitung
sebesar –0,074 lebih kecil dari nilai t
tabel
sebesar 1,9845. Deskripsi mengenai tingkat kepuasan menunjukkan bahwa sebagian
besar nasabah memiliki tingkat kepuasan yang terkategorikan cukup puas. Hal ini didukung oleh hasil perhitungan nilai mean tingkat kepuasan nasabah
= 21,57, median tingkat kepuasan nasabah = 22,00, modus tingkat kepuasan nasabah = 20, dan standar deviasi tingkat kepuasan nasabah = 2,354. Tingkat
kepuasan nasabah tampak dalam senang atau tidak senangnya nasabah setiap kali nasabah dan marketing bertemu untuk melakukan transaksi. Secara
khusus, tingkat kepuasan nasabah ini akan tampak dalam ikatan tali silaturahmi antara BPR dengan nasabah yang tidak putus walaupun masa
kreditnya sudah habis, atau nasabah dapat mengajukan kredit lagi jika pinjaman terdahulu sudah habis masanya.
Deskripsi mengenai jangka waktu pinjaman menunjukkan bahwa sebagian besar nasabah memiliki jangka waktu pinjaman yang terkategorikan
singkat. Hal ini didukung oleh hasil perhitungan nilai mean jangka waktu pinjaman = 23,94 bulan, median jangka waktu pinjaman = 24,00 bulan,
modus jangka waktu pinjaman = 24 bulan, dan standar deviasi jangka waktu pinjaman = 11,863 bulan. Jangka waktu pinjaman menunjukan lama dan
112
singkatnya jangka waktu kredit berjalan. Kepuasan nasabah jika dilihat dari jangka waktu pinjaman adalah semakin lama jangka waktu yang diberikan
maka semakin puas nasabah itu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh jangka waktu
pinjaman terhadap tingkat kepuasan nasabah adalah tidak signifikan. Artinya, data penelitian tidak mendukung diterimanya hipotesis ketiga H
3
. Hal ini tidak sejalan dengan dugaan awal dari penelitian yang menduga bahwa
jangka waktu pinjaman berpengaruh terhadap tingkat kepuasan nasabah. Hal ini dapat terjadi karena nasabah telah puas dengan kredit yang diberikan,
sehingga sekalipun jangka waktu pinjaman berlangsung singkat atau lama, tidak akan berpengaruh terhadap tingkat kepuasan nasabah.
4. Pengaruh skedul pembayaran terhadap tingkat kepuasan nasabah
Pada variabel ini tidak dapat di analisis karena tidak ada variasi datanya.
5. Pengaruh tingkat bunga pinjaman terhadap tingkat kepuasan nasabah
Nilai koefisien korelasi antara tingkat bunga pinjaman dengan tingkat kepuasan nasabah sebesar 0,145. Hal ini menunjukkan adanya hubungan
yang positif tidak ada tanda negatif pada angka 0,145, yang berarti semakin rendah tingkat bunga pinjaman, maka semakin tinggi pula tingkat kepuasan
nasabahnya. Sebaliknya, semakin tinggi tingkat bunga pinjaman, maka semakin rendah pula tingkat kepuasan nasabahnya
Hasil penelitian secara umum menunjukkan bahwa tingkat bunga pinjaman tidak berpengaruh terhadap tingkat kepuasan nasabah. Hal ini
113
didukung oleh hasil pengujian statistik yang menunjukkan bahwa nilai t
hitung
sebesar –1,445 lebih kecil dari nilai t
tabel
sebesar 1,9845. Deskripsi mengenai tingkat kepuasan menunjukkan bahwa sebagian
besar nasabah memiliki tingkat kepuasan yang terkategorikan cukup puas. Hal ini didukung oleh hasil perhitungan nilai mean tingkat kepuasan nasabah
= 21,57, median tingkat kepuasan nasabah = 22,00, modus tingkat kepuasan nasabah = 20, dan standar deviasi tingkat kepuasan nasabah = 2,354. Tingkat
kepuasan nasabah tampak dalam senang atau tidak senangnya nasabah setiap kali nasabah dan marketing bertemu untuk melakukan transaksi. Secara
khusus, tingkat kepuasan nasabah ini akan tampak dalam ikatan tali silaturahmi antara BPR dengan nasabah yang tidak putus walaupun masa
kreditnya sudah habis, atau nasabah dapat mengajukan kredit lagi jika pinjaman terdahulu sudah habis masanya.
Deskripsi mengenai tingkat bunga pinjaman menunjukkan bahwa sebagian besar nasabah memiliki tingkat bunga pinjaman yang terkategorikan
rendah. Hal ini didukung oleh hasil perhitungan nilai mean tingkat bunga pinjaman = 1,6740, median tingkat bunga pinjaman = 1,6 , modus tingkat
bunga pinjaman = 2,00, dan standar deviasi tingkat bunga pinjaman = 0,31786 . Tingkat bunga pinjaman merupakan persentase dari bunga yang
diberikan bank. Bunga diartikan sebagai harga yang harus dibayar kepada nasabah yang memiliki simpanan dengan yang harus dibayar nasabah
kepada bank yang memperoleh pinjaman, jadi semakin tinggi bunga pinjaman yang dibayar nasabah kepada bank maka semakin rendah tingkat
114
kepuasan nasabahnya, sebaliknya rendah bunga pinjaman yang dibayar nasabah kepada bank maka semakin tinggi tingkat kepuasan nasabahnya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh tingkat bunga pinjaman terhadap tingkat kepuasan nasabah adalah tidak signifikan. Artinya,
data penelitian tidak mendukung diterimanya hipotesis kelima H
5
. Hal ini tidak sejalan dengan dugaan awal dari penelitian yang menduga bahwa
tingkat bunga pinjaman berpengaruh terhadap tingkat kepuasan nasabah. Hal ini dapat terjadi karena nasabah telah puas dengan kredit yang diberikan,
sehingga sekalipun bunga yang nasabah terima rendah atau tinggi, tidak akan berpengaruh terhadap tingkat kepuasan.
6. Pengaruh pelayanan pinjaman kredit terhadap tingkat kepuasan nasabah
Nilai koefisien korelasi antara pelayanan pinjaman kredit dengan tingkat kepuasan nasabah 0,692. Hal ini menunjukkan adanya hubungan yang
positif tidak ada tanda negatif pada angka 0,692, yang berarti semakin baik pelayanan yang diberikan, maka semakin tinggi pula tingkat kepuasan
nasabah. Sebaliknya, apabila semakin buruk pelayanan yang diberikan, maka semakin rendah pula tingkat kepuasan nasabah.
Hasil penelitian secara umum menunjukkan bahwa pelayanan pinjaman kredit berpengaruh terhadap tingkat kepuasan nasabah. Hal ini
didukung oleh hasil pengujian statistik yang menunjukkan bahwa nilai t
hitung
sebesar 9,501 lebih besar dari nilai t
tabel
sebesar 1,9845. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Deskripsi mengenai tingkat kepuasan menunjukkan bahwa sebagian besar nasabah memiliki tingkat kepuasan yang terkategorikan cukup puas.
Hal ini didukung oleh hasil perhitungan nilai mean tingkat kepuasan nasabah = 21,57, median tingkat kepuasan nasabah = 22,00, modus tingkat kepuasan
nasabah = 20, dan standar deviasi tingkat kepuasan nasabah = 2,354. Tingkat kepuasan nasabah tampak dalam senang atau tidak senangnya nasabah setiap
kali nasabah dan marketing bertemu untuk melakukan transaksi. Secara khusus, tingkat kepuasan nasabah ini akan tampak dalam ikatan tali
silaturahmi antara BPR dengan nasabah yang tidak putus walaupun masa kreditnya sudah habis, atau nasabah dapat mengajukan kredit lagi jika
pinjaman terdahulu sudah habis masanya. Deskripsi mengenai pelayanan pinjaman kredit yang diberikan oleh
BPR kepada nasabah menunjukkan bahwa sebagian besar nasabah beranggapan pelayanan pinjaman kredit yang diberikan tidak baik. Hal ini
didukung oleh hasil perhitungan nilai mean pelayanan pinjaman kredit = 59,95, median pelayanan pinjaman kredit = 60,00, modus pelayanan
pinjaman kredit = 58, dan standar deviasi pelayanan pinjaman kredit = 7,405. Pelayanan pinjaman kredit yang baik adalah memahami kebutuhan para
nasabah, sehingga tercipta tingkat kepuasan yang tinggi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh pelayanan pinjaman
kredit terhadap tingkat kepuasan nasabah adalah signifikan. Artinya, data penelitian mendukung diterimanya hipotesis keenam H
6
. Hal ini sejalan dengan dugaan awal dari penelitian yang menduga bahwa pelayanan
116
pinjaman kredit berpengaruh terhadap tingkat kepuasan nasabah. Pelayanan yang baik menjadi salah satu syarat yang dibutuhkan oleh nasabah dalam
mengambil kredit atau melaksanakan pembayaran kredit. Dengan demikian, tingkat kepuasan nasabah kredit ditentukan oleh pelayanan pinjaman kredit
yang diberikan oleh BPR. Jika pelayanan yang diberikan terhadap nasabah kredit baik atau sangat baik maka tingkat kepuasan nasabahpun akan semakin
bertambah. Artinya, semakin tinggi atau semakin baiknya kualitas pelayanan maka semakin tinggi tingkat kepuasan nasabahnya.
117
BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Berdasarkan analisis data dapat diketahui bahwa jumlah pinjaman tidak berpengaruh terhadap tingkat kepuasan nasabah. Hal tersebut dapat dilihat
dari hasil pengolahan data yang menunjukkan angka-angka yang menguatkan pernyataan di atas. Diketahui bahwa nilai t
hitung
sebesar 1,984 lebih kecil dari nilai t
tabel
sebesar 1,9845. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah pinjaman tidak berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat kepuasan nasabah, dan
koefisien regresi menunjukan nilai sebesar 0,0000002958803913107 2. Berdasarkan analisis data dapat diketahui bahwa jaminan kredit tidak
berpengaruh terhadap tingkat kepuasan nasabah. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil pengolahan data yang menunjukkan angka-angka yang menguatkan
pernyataan di atas. Diketahui bahwa nilai t
hitung
sebesar 1,793 lebih kecil dari nilai t
tabel
sebesar 1,9845. Hal ini menunjukkan bahwa jaminan kredit tidak berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat kepuasan, dan koefisien
regresi menunjukkan nilai sebesar 0,00000001817482696342. 3. Berdasarkan analisis data dapat diketahui bahwa jangka waktu pinjaman tidak
berpengaruh terhadap tingkat kepuasan nasabah. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil pengolahan data yang menunjukkan angka-angka yang menguatkan
pernyataan di atas. Diketahui bahwa nilai t
hitung
sebesar –0,074 lebih kecil dari nilai t
tabel
sebesar 1,9845. Hal ini menunjukkan bahwa jangka waktu pinjaman 117