Sarana dan Prasarana Profil Lembaga School of Universe

penggunaan laboratorium di School of Universe sesuai dengan kebutuhan peserta didik, jadi penggunaan laboratorium tidak hanya terfokus pada mata pelajaran tertentu, akan tetapi sesuai dengan kebutuhan peserta didik. 3 Outbond Outbound adalah salah satu kegiatan yang menunjang program pembentukan karakter dan kepemimpinan di School of Universe. Dalam aktivitasnya, outbound dilakukan sekali setiap minggunya untuk setiap level TK, SD dan SM. Untuk itu kami menyediakan instalasi outbound sesuai dengan kebutuhan dan target capaiannya.Instalasi outbound low dan high impact yang kami sediakan diantaranya : ice breaking games, flying fox, two line bridge, spider net, birma bridge, rapling, jaring pendarat dan lain-lain. 14 4 Bussines Unit Sebagai sekolah yang mengedepankan bisnis, School of Universe memiliki beberapa Unit yang berfungsi sebagai tempat belajar dan magang peserta didik, diantaranya : - Ecoshop - Studio Musik - Radio Komunitas - Gress - Nursery - Workshop Art - dan lain-lain. 15 5 Drinking Fountain School of Universe menggunakan drinking fountain dengan teknologi Reverse Osmosis. Fasilitas ini mampu menghilangkan kontaminan padatan, kimiawi, serta mikrobiologi dari air PDAM atau sumur. Drinking fountain ini menghasilkan air yang lebih sehat, ekonomis, dan ramah lingkungan. Sehat tanpa kuatir kontaminasi akibat lepasnya katalis dan plastisizer dari botol kemasan PET yang dapat menyebabkan kanker. Air yang dihasilkan lebih segar fresh, kerena tidak perlu penyimpanan. Mutu terjamin, karena air minum diproduksi sendiri tanpa kuatir imitasi. Praktis dan ekonomis, dengan fasilitas ini, kita tidak perlu memindahkan galon. Biaya produksi pun termasuk investasi, maka biaya keseluruhan akan lebih murah. 14 http:www.school-of-universe.comindex.phpfasilitasoutbound diakses pada hari jumat, 11 September, pukul 18:46 15 http:www.school-of-universe.comindex.phpfasilitassbu diakses pada hari jumat, 11 September, pukul 18:47 Ramah lingkungan, karena tidak menggunakan kemasan plastik yang harus dibuang di lingkungan. Air pun terus didaur ulang sehingga meminimalkan air yang terbuang. 16 6 Fasilitas lainnya a Halaman sekolah luas dan terbuka dengan beraneka makhluk hidup yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung pembelajaran b Perpustakaan yang juga kerap difungsikan sebagai ruang audio visual mini c Masjid sekaligus ruang serba guna, dilengkapi pula dengan drinking fountain d Kelas dengan konsep saung dan lesehan, guru diarahkan untuk membawa peserta didik lebih banyak beraktivitas di alam terbuka e Lab ICT untuk pembelajaran teknologi informasi dan komputer f Lab Ritel berupa gerai ritel unit bisnis School of Universe yang digunakan untuk pembelajaran bisnis perdagangan ritel secara aplikatif dan riil g Ruang art workshop untuk pembelajaran seni rupa dan kreativitas, juga sebagai unit bisnis School of Universe yang melayani jasa desain kreatif h Studio Musik untuk pembelajaran seni musik dan kreativitas, dan diposisikan pula sebagai unit bisnis School of Universe yang melayani jasa pembuatan lagu, jingle, rekaman i Peralatan musik barang bekas unik khas grup The Rombenkz School of Universe yang telah digunakan di berbagai event local dan nasional j Green Lab untuk pembelajaran bioteknologi dan pertanian, juga untuk pembelajaran khas Belajar Bersama Alam k Pembibitan tanaman Plant Nursery Rumah Kupu-kupu l Peralatan instalasi outbound untuk pembelajaran kepemimpinan leadership 17

B. Deskripsi Data

16 http:www.school-of-universe.comindex.phpfasilitasdrinkingfountan diakses pada hari jumat, 11 September, pukul 18:47 17 http:www.school-of-universe.comindex.phpfasilitas diakses pada hari jumat, 11 September, 18:48 Proses integrasi Pendidikan Agama Islam pada kurikulum sekolah alam dapat dilihat dari berbagai macam aspek, yang diantaranya meliputi:

1. Keunikan Sekolah

Dalam kamus besar bahasa Indonesia kata unik berarti berbeda, atau lain daripada yang lain. Setiap sekolah mempunyai keunikan-keunikan tersendiri, baik dalam sarana dan pra-sarana yang disajikan, metode pengajaran, sistem pembelajaran, peraturan maupun yang lainnya, karena pada dasarnya setiap sekolah ingin berbeda dengan sekolah lain, dan keunikan-keunikan tersebut yang membuat masyarakat tertarik. Setiap keunikan di sekolah juga berpengaruh dalam pembentukan karakter peserta didik, dalam hal ini mencakup sistem pembelajaran, sistem ataupun metode yang unik sehingga pembentukan karakter peserta didik mampu diterapkan dengan baik. Selain itu setiap keunikan-keunikan juga mampu membantu proses pengintegrasian Pendidikan Agama Islam terhapadap kurikulum yang ada, lagi-lagi dengan menggunakan sistem dan metode yang berbeda dengan yang lain. Adapun tujuan dari setiap keunikan-keunikan yang dibuat oleh sekolah tentunya selain membuat tertarik masyarakat dengan sistem pembelajaran yang berbeda, ataupun metode-metode pengajaran yang unik, juga bertujuan untuk mencetak generasi-generasi yang cerdas dan serta berakhlak mulia. Sebagaimana tujuan Pendidikan Agama Islam pada umumnya, yaitu membina manusia beragama, sehingga tercermin pada sikap dan tindakan dalam seluruh kehidupannya, dalam rangka mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. 18

2. Aktivitas Dalam dan Luar Sekolah

Dalam kegiatan pembelajaran, kegiatan belajar dan mengajar mampu digunakan di dalam ataupun di luar sekolah. Dan tentu saja dengan model penilaian yang berbeda, dalam praktiknya, seorang pengajar mampu menilai kemampuan siswa dalam membaca, menulis, menghafal di dalam kelas. Akan tetapi seorang pengajar juga seharusnya mampu menilai kegiatan-kegiatan peserta didik di luar sekolah, contohnya adalah dengan mengadakan kegiatan pembelajaran di luar sekolah, diantarnya denga Latihan Dasar Kepemimpinan, Outbond, perkemahan dan lain sebagainya. 18 Zakiah Darajad, Metode Khusus Pendidikan Agama, Jakarta: Bumi Aksara, 1995, hal. 172 Karena baik dari aktifitas dalam ataupun luar sekolah mempunyai kelebihan masing-masing dalam proses pembentukan karakter peserta didik. Seorang pendidik mampu memberikan teori dalam aktifitas dalam sekolah, dan pada aktifitas luar sekolah adalah kesempatan untuk mengaplikasikannya. Selain itu aktifitas dalam dan luar sekolah juga berperan dalam pengajaran Pendidikan Agama Islam, terutama dalam pendidikan akhlak, karena baik dalam aktifitas dalam ataupun luar sekolah, peserta didik diharapkan untuk mampu menerapkan akhlakul karimah. Adapun tujuan dimasukannya aktifitas dalam dan luar sekolah di poin ini adalah, untuk melihat bagaimana proses pengintegrasian Pendidikan Agama Islam dalam proses belajar dan mengajar. Karena tanpa adanya aktifitas dalam dan luar sekolah, sulit bagi penulis untuk melihat pengintegrasian yang terjadi di sekolah ini.

3. Interaksi Individu

Interaksi individu adalah proses interaksi antara individu dengan individu lainnya, yang pada kali penulis akan menyampaikan bagaimana proses antara tiga aspek penilaian, yaitu penilian antara pengajar, peserta didik dan anak berkebutuhan khusus. Maksud dari tujuan ini adalah untuk mengetahui bagaimana pola interaksi antara satu individu dengan individu lainnya. Pada proses belajar dan mengajar, interaksi individu adalah salah satu poin penting dalam penilain sejauh mana peserta didik mampu menerapkan apa yang sudah diajarkan pengajar kepada mereka. Karena dengan berinteraksi kita mampu melihat bagaimana proses mereka berkomunikasi dan bersikap kepada sesama, baik itu berinteraksi kepada pengajar, maupun teman-teman mereka. Selain itu interaksi individu juga merupakan sarana yang tepat untuk melihat bagaimana akhlakul karimah peserta didik kepada sesama, dan lewat interaksi juga kita dapat menyaksikan bagaimana akhlak peserta didik kepada teman, pengajar, alam ataupun ke yang lainnya. Dari sana kita dapat mengetahui bahwa telah terjadi integrasi Pendidikan Agama Islam terhadap bagaimana cara peserta didik berinteraksi dengan sesamannya. Maka dari itu, penting bagi pengajar untuk melihat bagaimana cara peserta didik dalam berinteraksi terhadap sesama, karena seperti yang sudah saya uraikan sebelumnya, dari cara berinteraksi mereka kita dapat melihat.

4. Kegiatan Keagamaan

Hampir di setiap sekolah memiliki kegiatan masing-masing, dan sebagian besar sekolah mempunyai kegiatan yang sama antara sekolah satu dengan sekolah lainnya. Kegiatan kegamaan adalah kegiatan yang tidak masuk dalam mata pelajaran sekolah, namun bukan berarti kegiatan keagamaan adalah kegiatan yang tidak penting. kegiatan keagamaan mempunyai bobot tersendiri dalam mendidik peserta didik, karena dalam kegiatan keagamaan pengajar mampu untuk melihat sejauh mana peserta didik mampu menerapkan nilai-nilai agama yang sudah diajarkan. Di Indonesia, nilai-nilai keagamaan biasanya dilaksanakan dengan bentuk praktik ibadah, kegiatan rohis ekstrakurikuler, perayaan hari besar Islam ataupun kegiatan lain yang membuat peserta didik mengerti,memahami dan mampu menjalani dengan baik ajaran agama yang mereka anut. Dalam pembelajaran agama, kegiatan keagamaan sudah mencakup tiga aspek dalam pendidikan, yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Seperti pendapat Gagne seperti sebagaimana dikutip oleh Sumardi Suryabrata, bahwa pembelajaran terdiri dari tiga komponen yakni kondisi eksternal yaitu stimulus dari lingkungan dalam acara belajar, kondisi internal yang menggambarkan keadaan internal pribadi dan kognitif siswa, dan hasil belajar yang menggambarkan informasi verbal, keterampilan intelektual, keterampilan motoric, sikap dan siasat kognitif . 19 Begitu pula dengan kegiatan keagamaan yang ada di sekolah, tidak lepas dengan tiga komponen di atas.

5. Sistem Pengajaran School of Universe

Sebagaimana pada umunya, di School of Universe juga mempunya sistem pengajaran. Sistem merupakan seperangkat komponen atau unsur-unsur yang saling berinteraksi untuk mencapai keberhasil, yang dalam pengajaran tujuan tersebut adalah hasil, atau peserta didik yang tidak hanya mampu menempuh nilai akademik yang dibutuhkan, namun mampu pula mengamalkan nilai-nilai moral yang sudah diajarkan. Setiap sekolah memiliki sistem yang berbeda antara satu sekolah dengan sekolah lainnya. Dan pada dasarnya setiap sistem pengajaran mempunyai dua ciri, yaitu: 19 Sumardi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PR. Raja Grafindo, 2006, hal.231.