Pengertian Integrasi Kurikulum Integrasi Kurikulum

Komponen Isi dan struktur Progam atau materi merupakan bahan yang diprogamkan guna mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Uraian bahan pelajaran inilah yang dijadikan dasar pengambilan bahan dalam setiap belajar mengajar dikelas oleh pihak guru. Penentuan pokok-pokok dan sub-sub pokok bahasan didasarkan pada tujuan instruksional. 20 c. Komponen Media atau Sarana dan Prasarana Media merupakan sarana perantara dalam mengajar. Sarana dan prasarana atau media merupakan alat bantu untuk memudahkan pendidik dalam mengaplikasikan isi kurikulum agar lebih mudah dimengerti oleh peserta didik dalam proses belajar mengajar. Menurut subandijah, ketepatan memilih alat media merupakn suatu hal yang penting dikarenakan akan mempengaruhi daya tangkap peserta didik. d. Komponen Strategi Belajar Mengajar Dalam proses belajar mengajar,seorang pendidik perlu memahami suatu Strategi. Strategi menujuk pada sesuatu pendekatan approach, metode method, dan peralatan mengajar yang diperlukan. Strategi pengajaran lebih lanjut bisa dipahami sebagai cara seorang pendidik dalam mengajar. Dengan demikian, strategi disini mempunyai arti komprehensif yang mesti dipahami dan diupayakan untuk pengaplikasiannya oleh seorang pendidik sejak dari mempersiapkan pengajara sampai proses evaluasi. Dengan menggunakan strategi yang tepat dan akurat proses belajar mengajar dapat memuaskan pendidik dan peserta didik khususnya pada proses transfer ilmu yang dapat bditangkap para peserta didik. Akan tetapi penggunaan strategi yang tepat dan akurat sangat ditentukan oleh tingkat kompetensi pendidik e. Komponen Proses Belajar Mengajar Komponen ini sangatlah penting dalam suatu proses pendidikan. Tujuan akhir proses mengajar adalah terjadinya perubahn tingkah laku 20 Burhan Nurgiyantoro, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah. Yogyakarta : BPF, 1985, hlm. 10. peserta didik menjadi manusia yang lebih baik. Komponen ini erat kaitannya dengaan susasana belajar di dalam ruangan kelas maupun di luar kelas.upaya seorang pendidik untuk menumbuhkan motivasi dan kreatifitas dalm belajar merupakan langkah yang tepat. Komponen proses ini juga berkaitan dengan kemampuan pendidik dalam menciptkan suasana pengajaran yang kondusif agar efektivitas tercipta dalam proses pembelajaran. Menurut Subandijah guru perlu memusatkan pad kepribadiannya dalam mengajar, menerapkan metode yang tepat, dan memusatkan pada proses dengan produknya, dan memusatkan pada kompetensi yang relevan. Pada intinya guru harus mengoptimalkan perannya sebagai educator, motivator, manager, dan fasilitator. 21 f. Komponen Evaluasi atau Penilaian Untuk melihat sejauh mana tingkat keberhasilan dalam pelaksanaan kurikulum, maka diperlukan evaluasi. Mengingat komponen evaluasi ini sangat berhubungan erat dengan semua komponen lainnya, maka denagan cara evaluasi atau penilaian ini akan mengetahui tingkat keberhasilan dari semua komponen. Dalam mengevaluasi, biasanya pendidik akan mengevaluasi dengan materi atau bahan pelajaran yang sudah diajarkan atau paling tidak yang ada kaitannya dengan materi yang sudah diajarkan. Komponen evaluasi ini tidak hanya memperlihatkan sejauhmana prestasi peserta didik saja, tetapi juga sebagai sumber input bagi sekolahan sebagai upaya perbaikan dan pembaharuan suatu kurikulum. Kurikulum yang akan dilaksanakan atau diimplementasikan terlebih dahulu diuji cobakan dalam lingkungan terbatas, sebelum akhirnya diputuskan untuk didesiminasikan ke semua lembaga pendidikan. Berbagai upaya perlu dilakukan selama fase pengembangan kurikulum dilakukan, termasuk kedalamnya adalah 21 Abdulloh, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, Yogyakarta, Ar-ruzz Media, 2010, hlm.56 evaluasi dan revisi. Evaluasi yang signifikan dan berkelanjutan sangat diperlukan untuk mendukung terwujudnya suatu pengembangan kurikulum secara efektif dan bermakna. Dengan evaluasi juga dapat diperoleh informasi yang akurat tentang penyelenggaraan pembelajaran dan keberhasilan belajar siswa. Berdasarkan informasi itu dapat dibuat keputusan tentang kurikulum itu sendiri, pembelajaran, kesulitan, dan upaya bimbingan yang perlu dilakukan. Evaluasi kurikulum membutuhkan pengumpulan, pemroresan, dan interpretasi mengenai data terhadap program pendidikan. 22

C. Sekolah Alam

1. Latar Belakang Sekolah Alam

Pendidikan merupakan suatu upaya mewariskan nilai, yang akan menjadi penolong dan penuntun dalam menjalani kehidupan, sekaligus untuk memperbaiki nasib dan peradaban umat manusia yang bisa dilakukan sejak masih dalam kandungan. 23 Pada bidang pendidikan konsepsi sekolah merupakan salah satu unsur penting keberlangsungan sistem pendidikan nasional. Kegagalan sistem pendidikan di Indonesia merangsang tumbuhnya sekolah-sekolah alternatif yang diyakini memiliki mutu pendidikan lebih baik dari sekolah biasa. Salah satu sekolah alternative yang sekarang diminati adalah sekolah alam. Salah satu bentuk sistem pendidikan yang digagas untuk merubah keadaan dunia pendidikan Indonesia saat ini,dan mulai dikembangkan di Indonesia adalah pendidikan sekolah alam. 24 Alam adalah sumber pengetahuan yang luas dan berlimpah. Beberapa penemu terkenal di dunia mampu menghasilkan karya-karya fenomenal lantaran memanfaatkan alam. Diantaranya, Isaac Newton yang berhasil menemukan ide tentang 22 Nasution, Pengembangan Kurikulum, Bandung: Citra Aditya Bakti, 1993, hlm.131-132 23 Khaeruddin,dkk., Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Konsep dan Implementasinya di Madrasah, Yogjakarta:NuansaAksara,2007, Cet.I,hlm.3 24 Satmoko Budi Santoso, Sekolah Alternatif, MengapaTidak? Yogakarta: Diva Press, 2010, hlm.13