Faktor yang mempengaruhi partisipasi ibu rumah tangga dalam pemberdayaan lingkungan melalui kegiatan daur ulang sampah anorganik: studi kasus di Villa Inti Persada RT 06, Pamulang Timur, Tangerang Selatan

(1)

KEGIATAN DAUR ULANG SAMPAH ANORGANIK (Studi Kasus: Di Villa Inti Persada RT 06, Pamulang Timur,

Tangerang Selatan)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)

Oleh : UMU SALAMAH 1110054000016

JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1436 H/ 2014 M


(2)

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul

FAKTOR

YAI\ic

MEMPENGARUHI PARTISIPASI IBU RUI}TAH TAIYGGA DALAM PEMBERDAYAAII LINGKUNGAIY MELALUI

KEGIATAN DAUR ULAI\G SATIPAH ANORGANIK (Studi Kasus: Di ViUa

Inti

Persada

Rt

06, Pamulang

Timur,

Tangsel) telatr diujikan dalam siding

munaqosyah di Fakultas IImu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Junrsan Pengembangan

Masyarakat Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada. Skripsi

ini

telah dterima

sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I) Pada

Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam.

Jakarta, 30 Oktober 2014 Sidang Munaqosyah

Ketua Merangkap Anggota

NIP. 19710520 1999A3 2 A02

Anggota,

M. Hudri- M. Ag

NIP. 19720606 199803

I

003

NrP. 19690322199603 2 00i Penguji I

__4%

Prpf. Dr. H. Asep Usman Ismail. MA

NrP. 19600720199103

I

00r

Penguji

II

Pembimbing


(3)

ii Bismillaahirrahmaanirrahiim

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Umu Salamah

NIM : 1110054000016

Tempat Tanggal Lahir : Bogor, 27-Juni-1992

Alamat : Kupu Pasir Putih Rt 01/ 05 Sawangan Depok

Jurusan : Pengembangan Masyarakat Islam

Fakultas : Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Judul Skripsi : Faktor Yang mempengaruhi Partisipasi Ibu Rumah Tangga Dalam Pemberdayaan Lingkungan Melalui Kegiatan Daur Ulang Sampah Anorganik (Studi Kasus Di Villa Inti Persada RT 06, Pamulang Timur, Tangerang Selatan)

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar strarta satu (SI) di Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau didalamnya terdapat plagiasi, maka saya bersedia menerima sanksi berdasarkan undang-undangn yang berlaku di Universitas Islam Negri Syarif Hidyatullah Jakarta.

Jakarta, 17 November 2014 Penulis,


(4)

KEGIATAN DAT]R T]LAI\G SAMPAH AI\IORGAI\IK

(Studi Kasus: Di Villa Inti Persada Rt 06, Pamulang Timur, Tangsel)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk memenuhi

Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)

Oleh Umu Salamah 1110054000016

Menyetujui Pembimbing Skripsi

rrrP. 19450720 197806

I

402

JIJRUSAN PENGEMBANGAN IVIASYAIIAIQ{T ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

.

{.INIVERSITAS ISLAM NEGRI

JAIA{IUA 1435 Hl ?A1,4}/{


(5)

iv Umu Salamah:

Faktor Yang Mempengaruhi Partisipasi Ibu Rumah Tangga Dalam Pemberdayaan Lingkungan Melalui Kegiatan Daur Ulang Sampah Anorganik di Villa Inti Persada RT 06, Pamulang Timur, Tangsel

Program pemberdayaan masyarakat selalu memakai peran partisipasi seseorang, karna tanpa adanya partisipasi masyarakat sebuah program belum tentu akan terlaksana dengan baik dan partisipasi juga menjadi salah satu tolak ukur dalam keberhasilan program pemberdayaan dengan melihat seberapa besarnya partisipasi masyarakat dalam program tersebut.

Partisipasi berarti peran serta seseorang atau kelompok masyarakatdalam proses pembangunan baik dalam bentuk pernyataan maupun dalambentuk kegiatan dengan memberi masukan pikiran, tenaga, waktu, keahlian,modal dan atau materi, serta ikut memanfaatkan dan menikmati hasil pembangunan.

Pada penelitian ini peneliti mengambil dua rumusan, yaitu: pertama, Bagaimana bentuk partisipasi ibu rumah tangga di Villa Inti Persada RT 06 dalamkegiatan daur ulang sampah anorganik?Kedua,Faktor apa saja yang mempengaruhi ibu rumah tangga dalam melakukan kegiatan daur ulang sampah anorganik?

Pendekatan yang penulis gunakan yaitu pendekatan kualitatif, digunakan untuk menjawab rumusan masalah dan mendeskripsikaan data-data yang diperoleh dilapangan. Teori yang dipakai menurut buku Soetomo, Strategi-strategi Pembangunan Masyarakat, partisipasi masyarakat yang dimaksudkan adalah partisipasi dalam keseluruhan proses pembangunan mulai dari pengambilan keputusan dalam identifikasi masalah dan kebutuhan, perencanaan program, pelaksanaan program serta dalam evaluasi dan menikmati hasil.

Dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa dalam pelaksanaan program pemberdayaan lingkungan melalui kegiatan daur ulang sampah anorganik, ibu-ibu rumah tangga turut berpartisipasi dan cukup antusias mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pelembagaan serta monitoring dan evaluasi. Dampak dari kegiatan daur ulang sampah anorganik ini mampu mengembangkan diri dan memberdayakan orang lain. Memberikan perubahan yang positif dalam kebersihan lingkungan. Kemudian banyak faktor yang mempengaruhi partisipasi dalam kegiatan tersebut diantaranya orang akan berpartisipasi apabila mereka merasa bahwa isu atau aktivitas tersebut penting, orang harus merasa bahwa aksi mereka akan membuat perubahan, berbagai bentuk partisipasi harus diakui dan dihargai, orang harus bisa berrpartisipasi, dan didukung dalam partisipasinya serta struktur dan proses tidak boleh mengucilkan.


(6)

v

Alhamdulillahirabbil ‘Alamiiin, segala puji hanya milik Allah SWT Tuhan semesta alam. Sujud syukur dipanjatkan kehadirat Illahi Rabbi, atas segala kemurahan, cinta dan kasih sayang-Nya serta rahmat dan karunia-Nya tak terhingga yang senantiasa diberikan kepada hamba-nya, sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah limpahkan kepada baginda kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabat beliau sehingga akhir zaman.

Alhamdulillah, dengan usaha dan tekad yang kuat sehingga skripsi ini dapat penulis selesaikan, meskipun banyak kendala, hambatan dan rintangan yang penulis hadapi ditengah jalan hingga akhir proses penulisan. Yang terkadang menjadi beban penulis dan penghambat proses, namun itu semua penulis jadikan sebuah pembelajaran serta pengalaman yang berharga. Sehingga atas izin Allah SWT semua masalah dapat terselesaikan.

Terselesainya skripsi ini, sungguh anugrerah terindah yang penulis rasakan. Namun anugerah tidak akan tercapai tanpa adanya proses dan dukungan, baik moril maupun materil. Maka untuk itulah, penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulisan skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan mencapai gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) pada Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Disamping itu penulis sangat menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak menerima bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini izinkan penulis untuk menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnyakepada semua pihak yang telah memberikan


(7)

vi

mencurahkan cinta, kasih sayang, do’a, motivasi serta dukungan sehingga masa study ini dapat terselesaikan, dari lubuk hati yang paling dalam penulis sampaikan rasa hormat dan ta’dzim yang setinggi-tingginya kepada kedua orang tua saya, Umi tercinta Ibu Masriah dan Bapak tersayang Bapak Salimat HN, yang

senantiasa selalu mendo’akan dalam sujudnya kepada Allah SWT. Semoga Umi

dan Bapak selalu dapat diberikan kesehatan dan kebahagian dunia akhirat oleh Allah SWT. Selain bimbingan dari kedua orang tua, penulis juga banyak

menerima motivasi, bimbingan, kontribusi, do’a serta dukungan dari berbagai

pihak, khususnya kepada:

1. Bapak Dr. Arief Subhan, MA. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta. Beserta pembantu Dekan dan jajarannya.

2. Ibu Wati Nilamsari, M.Si dan Bapak Hudri, M.Ag, selaku Ketua dan Sekretaris Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

3. Prof. Dr. Syamsir Salam, M.Si, selaku dosen pembimbing, yang telah memberikan arahan dan bantuan dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

4. Bapak Dr. Tantan Hermansyah, M.Si, dan Bapak Muhtadi, M.Si. selaku dosen Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam, dan seluruh Bapak dan Ibu Dosen yang pernah mengajar di Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi angkatan 2010 yang telah meluangkan waktunya untuk menyalurkan ilmunya.

5. Seluruh staff Yayasan Bank Sampah Melati Bersih Indonesia, Bapak Drs. H. Bambang Budi Susetiyo, MM, Bapak Riska Dwi Anggana dan Teh Roy Imas Maesayaroh, yang telah membimbing dalam menyelasaikan penyusunan skripsi ini.

6. Seluruh pengurus Bank sampah dan Program Daur Ulang Sampah Anorganik Villa Inti Persada RT 06 Pamulang Timur, Tangsel, yang telah meluangkan


(8)

vii

ini.

7. Kepada para staff kelurahan Pamulang Timur, Tangerang Selatan yang telah bersedia dan membantu dalam pelengkapan data untuk menyelesaikan skripsi ini.

8. Kepada sahabat-sahabat tercinta dan seperjuangan, Saudari Mia Mai’syatur R, Nur Handayani, Resha Purnama, Lilis Yunengsih, Nurul Vivi Aryanti P, Sri Rahmayani, Maya Indah J, Badzlia Rusyidina F, Vivih Rahmawati, Ika Septi T, Desia Cahya N, Yulia Yusyunita, Anisa F. Dan saudara Fikri Dzulkarnain, M. Ikbal AG, M. Irfan, Ujang K, M Imamuddin A, Taufik R, ade R, Anfal, Septiawan B, Viqih A, serta teman-teman COMDEV yang

lainnya angkatan 2010, atas semangat, do’a dan motivasinya, semoga

persahabatan kita tetap terjaga.

9. Teruntuk semua keluarga dan kerabat dekat Latifah Syahlini, Siti Nurhalimah, Ibunda Dra. Patmasariningsih, Teh Siti Rokoyah, S.Pd.I Teh Siti Roiyah, S.Pd.I, Ka’ Rianah Adam Dewi Aawaluddin, S.Pd.I, Ka Bunga Nurmawaddah Nasution, S.Kom.I yang selalu memberikan support untuk menyelesaikan skripsi ini.

Jakarta, 17 September 2014


(9)

viii

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ... i

LEMBAR PERNYATAAN ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 9

C. Batasan Masalah ... 9

D. Rumusan Masalah ... 10

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 10

F. Metodologi Penelitian ... 11

G. Tinjauan pustaka ... 16

H. Sistematika penulisan ... 18

BAB II LANDASAN TEORI ... 20

A. Faktor Yang Mempengaruhi Partisipasi ... 20

B. Partisipasi ... 21

1. Pengertian Partisipasi ... 21

2. Tujuan Partisipasi ... 23


(10)

ix

1. Pengertian Pemberdayaan ... 27

2. Pembangunan Berkelanjutan ... 29

D. Daur Ulang Sampah ... 30

1. Pengertian Daur Ulang ... 30

2. Manfaat Daur Ulang ... 31

3. Pengertian Sampah ... 31

4. Penjelasan Konsep 3R dalam Pengolahan. ... 34

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PROFIL BANK SAMPAH MELATI BERSIH ... 37

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 37

1. Latar Belakang Kelurahan Pamulang Timur... 37

2. Letak Geografis Kelurahan Pamulang Timur ... 38

3. Jumlah Penduduk Kelurahan Pamulang Timur... 39

4. Gambaran Keislaman Masyarakat Pamulang Timur ... 43

5. Aktivitas Ekonomi Kelurahan Pamulang Timur ... 44

6. Sejarah Berdirinya Perumahan Villa Inti Persada RT 06 Pamulang Timur ... 46

B. Profil Bank Sampah Melati Bersih Villa Inti Persada RT 06, Pamulang Timur, TangerangSelatan ... 47

1. Sejarah Berdirinya Bank Sampah Melati ... 47

2. Keorganisasian ... 51

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 54

A. Partisipasi Ibu Rumah TanggaDalam Kegiatan Daur Ulang Sampah Anorganik ... 54


(11)

x

2. Tahap Pelaksanaan Program ... 60

3. Tahap Pelembagaan Program ... 67

4. Tahap Monitoring dan evaluasi ... 68

5. Pemasaran Produk ... 70

B. Faktor yang mempengaruhi ibu rumah tangga dalam melakukan kegiatan daur ulangsampah anorganik ... 72

1. Orang akan berpartisipasi apabila mereka merasa bahwa isu atau aktivitas tersebut penting ... 72

2. Orang harus merasa bahwa aksi mereka akan membuat perubahan ... 74

3. Berbagai bentuk partisipasi harus diakui dan dihargai... 74

4. Orang harus bisa berpartisipasi, dan didukung dalam partisipasinya ... 74

5. Struktur dan proses tidak boleh mengucilkan ... 76

BABV PENUTUP ... 77

A. Kesimpulan ... 77

B. Saran ... 78

DAFTAR PUSTAKA ... 20 LAMPIRAN


(12)

xi

Tabel 1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ... 40

Tabel 2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia ... 40

Tabel 3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Pekerjaan... 41

Tabel 4 Jumlah Penduduk Menurut Agama ... 42

Tabel 5 Data Anggota Kegiatan Daur Ulang Sampah Anorganik RT 06 Periode 2013-2014 ... 53

Tabel 7 Pembagian Tugas Kerja Anggota Daur Ulang Sampah Anorganik ... 61


(13)

xii

Gambar 1 ... 49

Gambar 2 ... 50

Gambar 3 ... 52

Gambar 4 ... 62

Gambar 5 dan Gambar 6 ... 63

Gambar 7 dan Gambar 8 ... 64

Gambar9 ... 64

Gambar 10 dan Gambar 11 ... 65

Gambar 12 ... 65

Gambar 13 dan Gambar 14 ... 71

Gambar 15 dan Gambar 16 ... 71


(14)

xiii

1. Pengesahan Proposal Skripsi 2. Pembimbing Skripsi

3. Surat Izin Penelitian Kepada Yayasan Bank Sampah Melati Bersih Indonesia

4. Surat Izin Penelitian Kepada Bank Sampah Villa Inti Persada 5. Surat Izin Penelitian Kepada Kecamatan Pamulang

6. Surat Izin Penelitian Kepada Kelurahan Pamulang Timur 7. Surat Keterangan Melakukan Penelitian

8. Absensi Pertemuan Kegiatan Daur Ulang Sampah Anorganik Villa Inti Persada RT 06, Pamulang Timur, Tangsel

9. Pedoman Wawancara 10.Hasil Wawancara


(15)

1

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Perusakan lingkungan adalah perbuatan manusia yang sadar atau tidak sadar, langsung maupun tidak langsung mengakibatkan rusaknya suatu lingkungan. Penggalian tanah pasir atau batu-batuan yang mengandung resiko tanah longsor dan banjir, membabati hutan, berburu tanpa mengindahkan Undang-undang Perburuan adalah contoh perusakan lingkungan yangmasih merajalela.1

Dalam Al-Qur’an dinyatakan bahwa manusia dianjurkan dan bahkan Allah selalu mengingatkan kepada kita dengan bencana-bencana alam, agar selalu menjaga lingkungan yang telah diberikan oleh Allah dan janganlah saling merusak karena Allah akan menjaganya pula. Sebagaimana dijelaskan dalam Surah Al-A’raf ayat 56:











Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah Allah

memperbaikinya dan berdo’alah kepada-Nya dengan rasa takut tidak akan diterima dan harapan akan dikabulkan. Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik”.

Masalah lingkungan sekarang ini bukan hanya tanggung jawab segelintir orang, tetapi sudah menjadi tugas dan kewajiban semua orang untuk menjaga dan memelihara lingkungan agar tetap asri. Lingkungan yang asri akan mendatangkan kemanfaatan bagi umat manusia di bumi ini. Tumbuh-tumbuhan, ternak, dan segala ciptaan Tuhan akan berkembang dengan baik,

1


(16)

dilingkungan yang asri guna kepentingan manusia. Sayangnya lingkungan yang asri sudah banyak yang rusak oleh tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab, sehingga bencana terjadi dimana-mana.2

Ancaman banjir setiap musim hujan di berbagai belahan dunia termasuk di Indonesia adalah akibat dari ulah manusia sendiri, penebangan hutan bebas, pembuangan sampah yang sembarangan dan berbagai akibat lainnya. Berbagai wilayah di Indonesia setiap musim hujan harus mengalami banjir dan tanah longsor, seperti di daerah Ibu Kota Jakarta dan Manado yang sering mengalamai banjir bandang.

Kerusakan lingkungan telah mengglobal. Hal ini berpengaruh terhadap perubahan iklim, timbulnya bencana alam, timbulnya penyakit, serta kelangsungan hidup manusia, binatang dan tumbuhan beserta spesies-spesiesnya. Salah satu penyebab kerusakan tersebut adalah sampah. Sampah saat ini menjadi persoalan pokok di kota-kota besar. Khususnya di Indonesia. Beberapa kota besar yang sedang berjuang menagatasi permasalahan sampah sampai saat ini adalah Jakarta, Bandung, Medan dan Batam. Masalah persampahan itu sangat kompleks. Oleh karena itu, perlu penyelesaian yang menyeluruh dan terintegritas serta didukung oleh semua lapisan masyarakat. Sikap masyarakat yang masih tidak peduli dengan sampah harus diubah. Begitu pula dengan komponen-komponen penentu kebijakan (pemerintah) yang berurusan dengan isu ini semuanya harus berubah menjadi lebih baik.3

Masalah sampah sampai saat ini tak kunjung usai, sampah memang tidak bisa dihindari dan dijauhkan, namun kita pula harus memikirkan

2

Hj. Masriah Dr,MM dan H. Mujahid D.R,MPd, Pembangunan Ekonomi Berwawasan Lingkungan, (Malang: IKIP Universitas Negeri, 2011), h. 95.

3


(17)

bagaimana sampah dapat terkendali dan terkelola dengan baik, karena sampah adalah aksesoris sebagian hidup kita, misalnya dengan kita memakan, memakai dan membeli pasti akan ada limbah yang akan dibuangnya seperti plastik dan sisa makanannya.

Permasalahan sampah merupakan masalah umum semua Negara. Tertutama Negara berkembang yang mengalami pertambahan penduduk yang diikuti oleh proses urbanisasi dan perubahan pola konsumsi dari bahan alami kebahan buatan manusia dan teknologi. Semula, komposisi sampah adalah lebih dari 50 % bahan organik yang bisa dikembalikan ke alam dan kurang dari 50 % berupa kimia buatan dari bahan mineral, kimia dan lain-lain. Namun di kota, peranan bahan organis, kimia dan mineral cendrung meningkat. Hal ini disebabkan karena masyarakat kota semakin banyak mengkonsumsi non program. Sampah organik terdiri dari bahan organik sehingga masih bisa di gunakan kembali memperkaya dan mempersubur alam.4

Salah satu kongkret mencegah polusi limbah rumah tangga terhadap lingkungan adalah: memisah-misahkan sampah yang dapat hancur oleh alam seperti kertas, karton dan sisa makanan dari berbagai sampah yang tidak hancur seperti kaca, plastik dan metal atau memisahkan sampah-sampah yang dapat diolah kembali dari sampah yang tidak dapat diolah kembali.5

Berbicara mengenai lingkungan hidup tidak dapat dipisahkan dari peranan perempuan. Sejatinya perempuan berpotensi besar dalam penanganan atau pelestarian lingkungan hidup. Ketika terjadi kerusakan lingkungan yang merupakan akibat dari penggunaan sumber daya alam yang tidak

4

Emil Salim, Ratusan Bangsa Merusak Satu Bumi, (Jakarta: PT Kompas Media Nusantara, 2010), h. 224

5


(18)

memperhatikan kelestarian lingkungan, maka perempuan menjadi pihak yang paling beresiko terkena dampak dari kerusakan lingkungan tersebut. Kehidupan perempuan paling besar memang bersentuhan langsung dengan alam, mulai dari kegiatan rumah tangga, produksi, konsumsi hingga kegiatan sosial perempuan, pendek kata perempuan lebih sering berhubungan dengan alam ketimbang laki-laki.6

Pemerintah dalam upayanya menegaskan dalam UU no. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Bahwa setiap kegiatan harus bisa melindungi lingkungannya dan mengelolakan sisa dari kegiatannya agar tidak mencemari lingkungan yang akan merusak kualitas lingkungan.

Sampai saat ini pengelolaan sampah di tingkat RT/RW hingga kelurahan di Tangerang Selatan juga memburuk. Meski sudah ada program dari bank sampah sampai pengelolaan terpadu, sampah di perumahan malah tidak terurus.7 Dulu, sampah diambil setiap hari, kadang pagi kadang sore. Namun, mungkin sudah 3-4 bulan ini sampah yang menumpuk beberapa hari baru diambil. Desember 2013 lalu malah pernah sampai satu minggu sampah tidak diambil.

Program pengelolaan sampah ini merupakan salah satu cara untuk kembali melestarikan lingkungan dan juga dapat membantu pemerintah kota Tangsel. Sampah sangat menjijikan bagi masyarakat, namun sekarang sudah dapat menghasilkan uang, sampah dikelola dengan baik dan dijadikan

6

Artikel diaksespada20maret2014 darihttp://eprints.uns.ac.id/6143/1/211852511201-108301.pdf

7

Artikel diakses pada 21 April 2014


(19)

penghasilan untuk para ibu-ibu rumah tangga, ini adalah salah satu strategi baru dalam pemberdayaan masyarakat berbasis lingkungan. Sampah-sampah yang dijadikan untuk keterampilan ini adalah sampah-sampah anorganik atau limbah domestik yang tidak dapat dijual kepada lapak Bank Sampah Melati Bersih atau pemulung karena pabrik tidak dapat menangani dan tidak bisa di hancurkan kecuali dengan dibakar, seperti plastik-plastik, bungkusan kopi, susu, mie instan dan lain-lain, yang apabila dibuang disembarang tempat akan berdampak kepada kerusakan lingkungan.

Menurut laporan United Nation Development (UNDP) tahun 1998, sebanyak 2,7 juta orang setiap tahun meninggal akibat pencemaran lingkungan lewat polusi udara karena emisi-emisi industry, gas buang kendaraan bermotor dan bahan bakar fosil yang dibakar dirumah-rumah. Karenanya, manusia menderita kerusakan pernafasan, penyakit jantung dan paru-paru serta kanker. Sebanyak 2,2 juta manusia yang meninggal berada dipedesaan terkena polusi udara diruangan karena pembakaran bahan bakar tradisional.8

Kunci berhasilnya program pembangunan dibidang lingkungan hidup ada ditangan manusia dan masyarakat, karena itu sangatlah penting untuk menumbuhkan pengertian, kesadaran, motivasi dan penghayatan dikalangan masyarakat untuk berperanserta dalam mengembangkan lingkungan hidup. Dalam hubungan terdapat ketentuan dalam pasal UULH yang menyatakan:

“pemerintah berkewajiban menumbuhkan dan mengembangkan kesadaran

masyarakat akan tanggung jawabnya dalam pengelolaan lingkungan hidup melalui penyuluhan, bimbingan, pendidikan dan penelitian tentang lingkungan

hidup”.9

8

GadisArivia dkk, Perempuan dan Ekologi, (Jakarta: Yayasan Jurnal Perempuan, 2002), h. 4

9

Koesnadi Hardjasoemantri, Aspek Hokum Peran Serta Masyarakat dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup, (Yogyakarta: Gadjah Mada Universitas Press, 1986). h. 19


(20)

Diakhir abad ke-20, timbul berbagai gerakan kesadaran masyarakat yang menaruh perhatian terhadap keadaan lingkungan. Ini berkaitan dengan kesadaran untuk menjaga planet tempat tinggal manusia menjadi bersih, sehat dan hijau. Berbagai organisasi lingkungan hidup bermunculan serta barang-barang recycled menjadi kecendrungan gaya hidup orang-orang kota, dan bahkan dalam berliburan ada kegiatan yang kemudian dikenal dengan sebutan ekoturisme. Anak-anak pun sejak dini diberi pendidikan lingkungan hidup, diajari menyanyi binatang dan lingkungannya, dan memberi perhatian pada binatang-binatang langka.10

Pemberdayaan masyarakat adalah suatu gerakan yang dirancang guna meningkatkan taraf hidup keseluruhan masyarakat melalui partisipasi aktif dan inisiatif dari masyarakat.11 Pemberdayaan masyarakat harus selalu berupaya untuk memaksimalkan partisipasi, dengan tujuan membuat setiap orang dalam masyarakat terlibat secara aktif dalam proses-proses dan kegiatan masyarakat, serta untuk menciptakan kembali masa depan masyarakat dan individu. Dengan demikian, partisipasi merupakan suatu bagian penting dari pemberdayaan dan penumbuhan kesadaran. Semakin banyak orang yang menjadi peserta aktif dan semakin lengkap partisipasinya, semakin ideal kepemilikan dan proses masyarakat serta proses-proses inklusif yang akan diwujudkan.12

10Ibid

, h. 111

11

Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi Komunitas, (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2001), h. 137

12

Jim Ife & Frank Tesoriero, Community Development: Sebagai Alternatif Pengembangan Masyarakat Di Era Globalisasi, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2006), Cet: ke- 3, h. 285


(21)

Partisipasi, sebagai suatu konsep dalam pengembangan masyarakat, digunakan secara umum dan luas. Partisipasi adalah sebuah konsep sentral, dan prinsip dasar pengembangan masyarakat karena, diantara banyak hal, partisipasi terkait erat dengan gagasan HAM.13

Jadi, partisipasi merupakan salah satu sifat pemberdayaan, karena pemberdayaan akan terjadi jika masyarakatnya turut berparitisipasi dalam suatu kegiatan. Bisa disebut pemberdayaan karena adanya masyarakat yang mau menjadi lebih mandiri, keberlanjutan dan tidak ketergantungan.

Jika diasumsikan bahwa produksi sampah plastik di Indonesia menduduki peringkat kedua penghasil sampah domestik yaitu sebesar 5,4 juta ton pertahun. Berdasarkan data statistik persampahan domestik Indonesia, jumlah sampah plastik tersebut merupakan 14 % dari total produksi sampah di Indonesia Sementara berdasarkan data dari Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Jakarta, tumpukan sampah di wilayah DKI Jakarta mencapai lebih dari 6.000 ton perhari dan sekitar 13 persen dari jumlah tersebut berupa sampah plastik.Dari seluruh sampah yang ada, 57 % ditemukan di pantai berupa sampah plastik. Sebanyak 46 ribu sampah plastik mengapung di setiap mil persegi samudera bahkan kedalaman sampah plastik di Samudera Pasifik sudah mencapai hampir 100 meter.14 Oleh sebab itu langkah positif untuk pengurangan sampah melalui prinsip 3R yaitu Reduce (mengurangi), Reuse (menggunakan kembali), dan Recycle (mendaur ulang).

13

Jim Ife & Frank Tesoriero, Community Development: Sebagai Alternatif Pengembangan Masyarakat Di Era Globalisasi, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2006), Cet: ke- 3, h. 295

14

Artikel diakses pada tanggal 3 Juli 2014 darihttp://www.antaranews.com/berita/417287/ produksi-sampah-plastik-indonesia-54-juta-ton-per-tahun


(22)

Jumlah volume sampah di Indonesia diprediksi mencapai 130.000 ton/ hari. Kapasitas sampah di Tanah Air yang semakin menggunung seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk mencapai 270 juta pada tahun 2025.15

Salah satu program Bank Sampah yang dapat membantu mengurangi volume sampah yang semakin hari semakin meningkat yaitu dengan cara mengolah kembali limbah anorganik yang dapat didaur ulang. Daur ulang merupakan salah satu strategi pengelolaan sampah anorganik yang menghasilkan barang-barang yang berharga atau pernak pernik yang dapat berguna sehinggadapat merubah paradigma masyarakat akan sampah, paradigma pengelolaan sampah yang selama ini digunakan pemerintah yaitu Kumpul – Angkut – Buang menimbulkan berbagai kasus dan akan berdampak kepada banjir bandang dan longsor. Selain itu sampah memiliki nilai ekonomis yang tinggi dan dapat membantu ekonomi rumah tangga, seperti yang telah dilakukan oleh ibu-ibu perumahan Villa Inti Persada yaitu dengan cara mendaur ulang sampah anorganik yang tidak mudah hancur.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti dengan adanya kegiatan kerajinan ini banyak manfaaat yang didapat selain menambahnya kebutuhan rumah tangga dapat menjadikan ibu-ibu lebih kreatif, menambah kegiatan bermanfaaat serta dapat bersinergi dengan masyarakat lain. Sebenarnya sampah bukanlah sesuatu yang tidak berharga. Sampah adalah sesuatu yang bernilai bila kita tahu dan mau memanfaatkannya kembali. Uang yang dihasilkan dari penjualan barang-barangnya pun tidak sedikit.

15

Artikel diakses pada tanggal 3 Juli 2014 dari http://m.bisnis.com/quick-news/read/20140224/77/205728/volume-sampah-indonesia-130.000-tonhari


(23)

Oleh karena itu penulis mengambil judul penelitian ”Faktor Yang Mempengaruhi Partisipasi Ibu Rumah Tangga Dalam Pemberdayaan Lingkungan Melalui Kegiatan Daur Ulang Sampah Anorganik (Studi Kasus: Di Villa Inti Persada RT 06, Pamulang Timur, Tangsel)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan permasalahan di atas, maka penulis mengidentifikasi permasalah sebagai berikut:

1. Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap lingkungan yang bersih 2. Kurangnya pengelolaan sampah terpadu

3. Tidak ada perhatian khusus dari pihak yang berwajib terhadap kebersihan lingkungan

4. Sikap masyarakat yang masih acuh dengan sampah 5. Pencemaran lingkungan

6. Kurangnya partisipasi masyarakat terhadap pemberdayaan lingkungan

C. Batasan Masalah

Untuk menghindari meluasnya pembahasan penulis membatasi konsep-konsep yang tercantum dalam judul agar dapat menghasilkan pembahasan yang sistematis, terarah, jelas dan lebih fokus, maka penulis membatasinya, partisipasi ibu rumah tangga dalam kegiatan daur ulang sampah anorganik dibatasi pada dimensi ruang lingkup rumah tangga, pekerjaan domestik, kegiatan sosial. Terutama bagaimana faktor yang mempengaruhi partisipasi ibu rumah tangga dalam kegiatan daur ulang sampah anorganik. Dalam hal ini penulis memfokuskan penelitian ini didaerah Villa Inti Persada RT 06, Pamulang Timur, Tangerang Selatan.


(24)

D. Rumusan Masalah

Agar penulisan skripsi ini menjadi lebih terstruktur dan tidak melebar kepada pembahasan lainnya, penulis merumuskan masalah ini sebagai berikut: 1. Bagaimana partisipasi ibu rumah tangga di Villa Inti Persada RT 06

dalamkegiatan daur ulang sampah anorganik?

2. Apa saja faktor yang mempengaruhi partisipasi ibu rumah tangga dalam melakukan kegiatan daur ulang sampah anorganik?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penelitian dengan judul Faktor Yang Mempengaruhi Partisipasi Ibu Rumah Tangga Dalam Pemberdayaan Lingkungan Melalui Kegiatan Daur Ulang Sampah Anorganik di Villa Inti Persada RT 06, Pamulang Timur, Tangerang Selatan, mempunyai tujuan dan manfaat sebagai berikut:

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui partisipasi ibu rumah tangga dalam pemberdayaan lingkungan melalui kegiatan daur ulang sampaj anorganik

b. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi partisipasi ibu-ibu rumah tangga dalam melakukan kegiatan kerajinan tangan daur ulang sampah anorganik

2. Manfaat Penelitian a. Manfaat Akademik

Hasil penelitian ini diharapkan, dapat memberikan sumbangan pengetahuan dan pemikiran bagi ilmu-ilmu kemasyarakatan, lingkungan dan dapat dijadikan sebagai rujukan maupun referensi dalam kajian pemberdayaan lingkungan yang memfokuskan dibidang


(25)

lingkungan dan praktikum mahasiswa selanjutnya, terutama pada jurusan Pengembangan Masyarakat Islam.

b. Manfaat Praktis

Hasil penelitian yang diharapkan, dapat menambah wawasan, kreativitas, pengetahuan dan pengalaman penulis secara langsung di lapangan, khususnya tentang partisipasi ibu rumah tangga dalam kegiatan kerajinan tangan melalui daur ulang sampah anorganik, menjadikan sebagai bahan evaluasi pada kegiatan kerajinan tangan dalam pengolahan sampah.

F. Metodologi Penelitian 1. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Dengan menggunakan pengamatan, wawancara, atau penelaahan sebagai alat pengumpul datanya. Pendekatan kualitatif ini digunakan untuk memahami makna yang terkandung dalam permasalahan penelitian ini. Dalam penelitian kualitatif ini, data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka. Hal itu karena adanya penerapan metode kualitatif. Selain itu, semua yang dikumpulkan berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang sudah diteliti.16 Karena penulis bermaksud ingin mendeskripsikan Faktor Yang Mempengaruhi Partisipasi Ibu Rumah Tangga Dalam Pemberdayaan Lingkungan Melalui Kegiatan Daur Ulang Sampah Anorganik (Studi Kasus: Di Villa Inti Persada RT 06, Pamulang Timur, Tangsel).

16

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif , (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), Cet. Ke-30, h. 11


(26)

2. Teknik Pemilihan Lokasi Penelitian

Peneliti melakukan penelitian di daerah Tangerang Selatan yakni di Perumahan Villa Inti Persada RT 06, Pamulang Timur, Tangerang selatan. Alasan peneliti mengambil di daerah tersebut karena pada dasarnya di wilayah kota Tangerang Selatan sudah banyak yang mengikuti program Yayasan Bank Sampah Melati Bersih yaitu pengelolaan sampah namun, belum banyak yang melakukan kegiatan daur ulang sampah, baik sampah organik maupun sampah anorganik dan memberdayakan lingkungan dengan sungguh-sungguh, hanya sebatas dengan pemilahan dan penimbangan sampah, dan hanyaterdapat di beberapa daerah yang melakukan kegiatan daur ulang sampah anorganik, salah satunya yang masih berjalan lancar yaitu daerah Villa Inti Persada RT 06, Pamulang Timur, Tangerang Selatan.

3. Sumber Data

a. Data Primer adalah data atau informasi yang didapat langsung pada saat penelitian berlangsung

b. Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari catatan-catatan atau dokumen yang berkaitan dengan sumber data penelitian

4. Teknik Pengumpulan Data a. Observasi

Observasi adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja panca indra mata serta dibantu dengan panca indra lainnya. Dan pemahaman observasi atau pengamatan ini, sesungguhnya yang dimaksudkan dengan metode


(27)

observasi adalah pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan pengindraan.17

Dalam hal ini, peneliti melakukan observasi untuk mendapatkan hasil yang lebih objektif dalam setiap kegiatan daur ulang sampah anorganik. Dalam observasi ini peneliti melakukan catatan lapangan dalam setiap kesempatan pengamatan yaitu pada setiap pertemuan kelompok perminggu, mengikuti rapat rutin pengurus Bank Sampah, apa yang peneliti rasakan, dengar dan lihat oleh panca indra akan diinterpretasikan kedalam catatan lapangan sesuai dengan data yang dibutuhkan.

b. Wawancara

Wawancara adalah perbincangan yang menjadi sarana untuk mendapatkan informasi tentang orang lain, dengan tujuan penjelasan atau pemahaman tentang orang tersebut dalam hal tertentu. Hasil wawancara merupakan suatu laporan subjektif tentang sikap seseorang terhadap lingkungannya dan terhadap dirinya. Suatu wawancara berbeda dari perbincangan biasa, dalam hal tujuan dan kedalaman informasi yang digali dalam wawancara. Wawancara adalah percakapan langsung kepada seseorang, yang dilakukan oleh kedua pihak atau lebih, pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai memberikan jawaban atas pertanyaannya. 18

Dalam penelitian ini peneliti mewawancarai ibu-ibu rumah tangga di perumahan Villa Inti Persada RT 06, Pamulang Timur,

17

Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif(Jakarta: Prenada Media Group: 2009) Cet ke-3, H: 115

18

Iin Tri Rahayu dan Tristiadi Ardi Ardani, Observasi dan Wawancara, (Malang: Bayumedia Publishing, 2004), h. 63


(28)

dengan tujuan untuk mengetahui bentukpartisipasi ibu rumah tangga dalam pemberdayaan lingkungan melalui kegiatan daur ulang sampah anorganik dan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi ibu-ibu rumah tangga dalam melakukan kegiatan kerajinan tangan daur ulang sampah anorganik. Adapun kegunaan dalam penelitiannya adalah, sebagai bahan masukan dan informasi kepada ibu-ibu untuk selalu membangkitkan partisipasi dalam pemberdayaan lingkungan, dan hasil dari penelitian dapat dijadikan sebagai bahan acuan bagi para ibu-ibu agar meningkatkan faktor yang dapat mempengaruhi dalam melakukan kegiatan daur ulang sampah anorganik sehingga memperoleh hasil yang lebih baik.

Dan sebelum penulis melakukan wawancara, penulis membuat panduan wawancara yang disusun dengan rapih dan siap diajukan langsung ke responden. Guna memperoleh gambaran dan informasi yang akurat tentang kegiatan daur ulang sampah anorganik.

c. Teknik Analisis Data

Analisis data, menurut Patton dalam Lexy J. Moleong (2012), adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.19 Setelah peneliti melakukan observasi serta wawancara penulis menganalisa data hasil observasi dan pengamatan serta menyimpulkannya.

19


(29)

d. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Teknik pemeriksaan keabsahan data dalam penelitian ini memiliki kriteria:

1) Kreadibilitasi (derajat kepercayaan) dengan teknik triangulasi yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain, hal itu dapat dicapai dengan jalan: pertama, membandingkan data hasil wawancara; kedua, membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang lain; ketiga, membandingkan dokumen dengan unit analisis.

2) Ketekunan atau pengamatan bermaksud menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedangn dicari kemudian memusatkan diri pada hal tersebut secara rinci.

3) Kepastian dengan pemeriksaan audit kepastian. Maksudnya bahwa sesuatu itu objektif atau tidak bergantung pada persetujuan beberapa orang terhadap pandangan, pendapat, dan penemuan seseorang. Dapatlah dikatakan bahwa pengalaman seseorang itu subjektif sedangkan jika disepakati oleh beberapa atau banyak orang, barulah dapat dikatakan objektif . jadi objektivitas – subjektivitas nya suatu hal tergantung pada orang. 20

Untuk penulisan dan penyusunan skripsi, penulis mengacu pada buku Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi UIN Syarif

20


(30)

Hidayatullah Jakarta yang diterbitkan oleh CeQDA (Center for Quality Development and Assurance) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Cetakan II tahun 2007. Lokasi penelitian sendiri akan dilakukan di Komunitas kegiatan Daur Ulang Sampah Anorganik di Peruamahan Villa Inti Persada RT 06, Pamulang Timur, Tangerang Selatan.

G. Tinjauan Pustaka

Dalam Penyusunan Skripsi ini, sebelumnya telah ada beberapa karya ilmiah yang membasah mengenai partisipasi dan kegiatan daur ulang sampah yang peneliti temukan, yang pembahasannya hampir menyerupai dengan judul penelitian yang peneliti angkat. Oleh karena itu, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan seperti menduplikat hasil karya orang lain, maka peneliti sangat perlu untuk mempertegas perbedaan antara masing-masing judul dan masalah yang dibahas dari beberapa skripsi yang dibuat sebelumnya.

Adapun skripsi yang pembahasannya hampir menyerupai dengan judul

penelitian yang peneliti angkat adalah skripsi yang berjudul “Pemberdayaan Masyarakat: Studi kasus di Perumahan Bukit Pamulang Indah Rw 09 dan 13

Kelurahan Pamulang Barat” yang disusun oleh Bunga Nurmawaddah

Nasution,mahasiswi Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, tahun 2013. Dalam skripsi tersebut dijelaskan bahwa Bank Sampah yang dilakukan oleh Bank Sampah Melati Bersih BPI di Perumahan Bukit Pamulang Indah RW 09 dan RW 13 Tangerang Selatan Banten. Studi ini menemukan bahwa partisipasi warga di RW 09 dan 13 Bukit Pamulang Indah dan Kontribusi Bank Sampah terhadap kebersihan lingkungan di Perumahan Bukit Pamulang Indah cukup signifikan.


(31)

Skripsi lain yang pembahasannya hampir menyerupai judul penelitian yang peneliti angkat adalah skripsi berjudul “Pemberdayaan Anak Jalanan Melalui Program Daur Ulang Sampah Di Rumah Belajar Keluarga Anak

Langit”, yang disusun oleh Juli Antono mahasiswaJurusan Pengembangan Masyarakat Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, tahun 2012. Dalam skripsi ini membahas bagaimana proses perekrutan anak jalanan, pengelolaan program, pemberdayaaan anak jalanan, proses dan partisipasi anak jalanan serta dampak dari program daur ulang sampah di Rumah Belajar Keluarga anak langit.

Selanjutnya dalam skripsi lain yang hampir menyerupai judul

penelitian yang peneliti angkat adalah skripsi berjudul “Partisipasi Badan Keswadayaan Masyarakat “Setia Abadi” Dalam Upaya Penanggulangan Pengangguran Di Kelurahan Depok Kecamatan Pancoran Mas Kota Depok”,

yang disusun oleh Nur Komalasari mahasiswi Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, tahun 2010. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa bantuan peminjaman modal serta pelatihan yang diberikan oelh pemerintah sangat membantu dalam peningkatan usaha dan penciptaan lapangan kerja.

Dari ketiga judul skripsi diatas, peneliti tegaskan bahwa dalam skripsi ini sangat berbeda dengan karya ilmiah sebelumnya. Adapun yang membedakan dari skripsi lain adalah mengenai Faktor Yang Mempengaruhi Partisipasi Ibu Rumah Tangga Dalam Pemberdayaan Lingkungan Melalui Kegiatan Daur Ulang Sampah Anorganik (Studi Kasus: Di Villa Inti Persada RT 06 Pamulang Timur, Tangerang Selatan). Dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui Partisipasi ibu rumah tangga di Villa Inti Persada RT 06


(32)

Pamulang Timur dalam kegiatan daur ulang sampah anorganik dan faktor yang mempengaruhi ibu-ibu dalam melakukan kegiatan kerajinan tangan daur ulang sampah anorganik.

H. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan pembahasan masalah dalam penelitian ini, penulis berusaha membuat sistematika khusus dengan jalan menggelompokkan berdasarkan kesamaan dan hubungan masalah yang ada.

BAB I : Pendahuluan, pada bab ini akan dipaparkan mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan.

BAB II : Landasan Teori, dalam bab ini akan menguraikan kajian teoritis yang meliputi: Pertama, teori faktor yang mempengaruhi partisipasi, teori partisipasi, yang menjelaskan pengertian partisipasi, tujuan partisipasi dan tahapan-tahapan partisipasi. Kedua, menjelaskan pengertian pemberdayaan, tujuan dan proses pemberdayaan, pengertian lingkungan, tahapan pemberdayaan lingkungan, strategi pemberdayaan lingkungan dan model pemberdayaan lingkungan. Ketiga, Pengertian daur ulang, manfaat daur ulang, pengertian sampah, penjelasan konsep 3R dalam pengolahan sampah.

BAB III : Gambaran umum, pada bab ini terdapat dua sub yang akan peneliti paparkan. Pertama, mengenai gambaran umum lokasi yang terdiri dari latar belakan kelurahan Pamulang Timur, letak


(33)

geografi Kelurahan Pamulang Timur, jumlah penduduk Kelurahan Pamulang Timur, gambaran keislaman masyarakat Pamulang Timur, aktivitas ekonomi Kelurahan Pamulang Timur, sejarah berdirinya perumahan Villa Inti Persada. Kedua, tentang Profil Bank Sampah Melati Bersih Villa Inti Persada RT 06 yang terdiri dari sejarah berdirinya Bank Sampah Melati Bersih, keorganisasian.

BAB IV : Hasil penelitian dan pembahasan, dalam bab ini berisiskan tentang partisipasi ibu rumah tangga dalam kegiatan daur ulang sampah anorganik dan faktor yang mempengaruhi partisipasi ibu rumah tangga dalam kegiatan daur ulang sampah anorganik di Villa Inti Persada RT 06 Pamulang Timur, Tangsel.

BAB V : Penutup, bab ini berisikan mengenai kesimpulan dan saran penulis


(34)

20

LANDASAN TEORI

A. Faktor Yang Mempengaruhi Partisipasi

Ada bermacam-macam faktor yang mendorong kerelaan untuk terlibat, bisa karena kepentingan bisa karena solidaritas. Menurut Jim Ife dan Frank Tesorier, kondisi-kondisi yang mendorong partisipasi adalah, sebagai berikut: a. Orang akan berpartisipasi apabila mereka merasa bahwa isu atau aktivitas

tersebut penting

b. Orang harus merasa bahwa aksi mereka akan membuat perubahan c. Berbagai bentuk partisipasi harus diakui dan dihargai

d. Orang harus bisa berrpartisipasi, dan didukung dalam partisipasinya e. Struktur dan proses tidak boleh mengucilkan.1

Mendorong dan mendukung partisipasi adalah suatu proses yang membutuhkan keterampilan, dan melibatkan pemantauan terus-menerus tentang dampaknya terhadap rakyat mengenai partisipasi dalam kegiatan-kegiatan pengembangan masyarakat. Partisipasi harus menghasilkan keluaran positif, baik dari segi membangun kepercayaan pribadi dan dalam segi kontrol terhadap lingkungan seseorang dan kemampuan untuk mempengaruhi keputusan yang akan memberi dampak pada kehidupan orang. Hal-hal tersebut bukanlah keluaran yang secara otomatis mengalir dari partisipasi.2

1

Jim Ife & Frank Tesoriero, Community Development: Sebagai Alternatif Pengembangan Masyarakat Di Era Globalisasi, h. 310-312

2

Jim Ife & Frank Tesoriero, Community Development: Sebagai Alternatif Pengembangan Masyarakat Di Era Globalisasi, h. 313


(35)

B. Partisipasi

1. Pengertian Partisipasi

Partisipasi sering diberi makna keterlibatan seseorang secara sukarela tanpa tekanan dan jauh dari perintah. Partisipasi pada dasarnya adalah kerelaan, tetapi bagaimana dapat menyalurkan kerelaan tersebut apabila salurannya sendiri tidak jelas.3

Partisipasi didefinisikan baik deskriptif maupun normative, terutama harus menekankan bahwa segala perkembangan masyarakat dan pembangunan masyarakat merupakan proses yang hanya bisa berhasil jika dijalankan buka saja bagi tetapi juga bersama dan dengan oleh rakyat sendiri.4

Dalam program pengembangan masyarakat partisipasi sangat penting. Karena partisipasi ini akan menentukan keberhasilan suatu program pengembangan masyarakat tersebut. Partisipasi masyarakat itu haruslah bersifat substansi yakni, mereka bener-bener berpartisipasi dari mulai perencanaan, pelaksanaan sampai dengan monitoring serta evaluasi program tersebut. Sehingga masyarakat memiliki tanggung jawab yang besar karena sejak awal sudah terlibat dalam program tersebut. Partisipasi dapat diartikan juga sebagai sikap keterbukaan pada persepsi dan perasaan pihak lain; partisipasi berarti, perhatian mendalam mengenai perbedaan atau perubahan yang akan dihasilkan suatu proyek sehubungan dengan kehidupan masyarakat; partisipasi kesadaran mengenai kontribusi yang dapat diberikan oleh pihak-pihak lain untuk suatu kegiatan.5

3

Hetifah Sj Sumarto, Inovasi, Prtisipasi dan Good Governance: 20 Prakarsa Inovatif dan Partisipatif di Indonesia, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2004), Cet ke-2, h. 188-189

4

Johannes Muller, Perkembangan Masyarakat Lintas-Ilmu, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2006), h. 256

5


(36)

Menurut pandangan penulis partisipasi adalahalat dan juga tujuan untuk terlaksananya setiap program yang ada dimasyarakat, karna tanpa adanya partisipasi masyarakat, program kegiatan tidak akan berjalan lancar dalam jangka waktu yang lama.

Terdapat beberapa pendapat mengenai pengertian partisipasi menurut Mikkelsen dalam Soetomo (2006), ada enam tafsiran dan makna yang berbeda tentang partisipasi. Pertama, partisipasi adalah kontribusi sukarela dari masyarakat kepada proyek tanpa ikut serta dalam pengambilan keputusan. Kedua, partisipasi adalah usaha membuat masyarakat semakin peka dalam meningkatkan kemauan menerima dan kemampuan menanggapi proyek-proyek pembangunan. Ketiga, partisipasi adalah proses yang aktif, yang mengandung arti bahwa orang atau kelompok terkait dalam mengambil inisiatif dan menggunakan kebebasannya untuk melakukan hal itu. Keempat, partisipasi adalah pemantapan dialog antara masyarakat setempat dengan para staff dalam melakukan persiapan, pelaksanaan dan monitoring proyek, agar memperoleh informasi mengenai konteks lokal dan dampak-dampak sosial. Kelima, partisipasi adalah keterlibatan sukarela oleh masyarakat dalam perubahan yang ditentukannya sendiri. Keenam, partisipasi adalah keterlibatan masyarakat dalam pembangunan diri, kehidupan dan lingkunggan mereka.6

Dari beberapa pengertian partisipasi yang telah dipaparkan oleh para ahli, sedangkan partisipasi menurut penulis adalah sebuah

6

Soetomo, Strategi-strategi Pembangunan Masyarakat, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006), h. 438.


(37)

sukarelawan atau kerjasama masyarakat terhadap suatu kegiatan, untuk meningkatkan kemampuan dan mengembangkan potensi diri. Dalam hal ini ibu-ibu rumah tangga melakukan kegiatan pemberdayaan lingkungan yaitu berupa pendaur ulangan sampah anorganik tanpa adanya paksaan, tidak mengharapkan imbalan atau sesuatu yang menguntungkan bagi diri sendiri melainkan hanya untuk menyalamatkan lingkungannya.

Oleh sebab itu, partisipasi masyarakat yang dimaksudkan adalah partisipasi dalam keseluruhan proses pembangunan mulai dari pengambilan keputusan dalam identifikasi masalah dan kebutuhan, perencanaan program, pelaksanaan program serta dalam evaluasi dan menikmati hasil.7

2. Tujuan Partisipasi

Dalam proses kegiatan ada beberapa tujuan yang diharapkan dalam berpartisipasi, diantaranya:

a. Berupaya memberdayakan rakyat untuk berpartisipasi dalam pembangunan mereka sendiri secara lebih berarti

b. Berupaya untuk menjamin peningkatan peran rakyat dalam inisiatif-inisiatif pembangunan

c. Fokus pada peningkatan kemampuan rakyat untuk berpartisipasi bukan sekedar mencapai tujuan-tujuan proyek yang sudah ditetapkan sebelumnya

d. Partisipasi dipandang sebagai suatu proses jangka panjang

7

Soetomo, Strategi-strategi Pembangunan Masyarakat, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006), h. 440


(38)

e. Partisipasi sebagai tujuan relative lebih aktif dan dinamis8

f. Melibatkan masyarakat dalam mendisain proses pengambilan keputusan dan sebagai hasilnya meningkatkan kepercayaan mereka, sehingga masyarakat dapat menerima keputusan dan menggunakan dalam sistem yang ada ketika mereka menghadapi suatu problem-problem dibidang kemasyarakatan

g. Menyalurkan dan menfasilitasi masyarakat dalam perencanaan dan pengambilan keputusan guna meningkatkan rasa kebersamaan dengan mengajak masyarakat untuk mencapai tujuan bersama.9

3. Tahapan-tahapan Partisipasi a. Tahap Perencanaan

Partisipasi masyarakat dalam tahap perencanaan dalam pemberdayaan, indikatornya dapat dilihat, pada keikutsertaan anggota masyarakat dalam musyawarah penentuan program, identifikasi dan masalah, ataupun pembuatan formula kegiatan/ program kemasyarakatan tersebut.10

b. Tahap Pelaksanaan

Partisipasi pada tahap ini, anggota masyarakat adalah ikut serta dalam pelaksanaan program yang telah direncanakan sebelumnya. Rangkaian kegiatan dalam pelaksanaan diikuti secara seksama dan cermat. Warga masyarakat aktif sebagai pelaksana maupun pemanfaat program.

8

Jim Ife & Frank Tesoriero, Community Development: Sebagai Alternatif Pengembangan Masyarakat Di Era Globalisasi, h. 296

9

Tantan Hermansyah dkk, Dasar-dasar Pengembangan Masyarakat Islam, h. 33 10


(39)

c. Tahap Pelembagaan Program

Partisipasi pada tahap ini, anggota masyarakat ikut serta merumuskan keberlanjutan atau pelembagaan program. Langkah partisipasinya, masyarakat ikut serta dalam merumuskan dan membuat model-model pendanaan program, penguat lembaga-lembaga pengelola program dan melakukan pengkaderan anggota masyarakat sebagai pengatur SDM bagi program tersebut. Partisipasi pada tahap ini memiliki makna penting, karena masyarakat yang akan melanjutkan program ini perlu dipersiapkan agar mereka dapat berbuat, berkarya dan bekerja bagi kesinambungan program tersebut. Dengan demikian, masyarakat dapat terbiasa dan sudah memiliki kapasitas serta jaringan dalam melakukan operasionalisasinya.

d. Tahap Monitoring dan Evaluasi

Pada tahap monitoring dan evaluasi, masyarakat ikut serta mengawasi pelaksanaan program. Pengawasan ini menjadi penting agar program pemberdayaan tersebut dapat memiliki kinerja administrasi artinya tata pelaksanaan dapat dipertanggungjawabkan dengan dokumen-dokumen pelaporan yang semestinya berlaku atau sesuai dengan perundang-undangan.

Tedapat empat tahapan dalam partisipasi, yaitu tahap perencaan, pelaksanaan, pelembagaan dan monitoring dan evaluasi program, dari keempat tahap tersebut saling berkaitan dan harus beraturan, karena dalam tahapan masing-masing memiliki fungsi yang berbeda. Dalam tahap perencanaan awal, menjelaskan bagaimana


(40)

masyarakat dalam pengambilan keputusan, yang diwujudkan dengan keikutsertaan masyarakat dalam rapat-rapat. Pada tahap pelaksanaan program, tahap ini merupakan tahap terpenting dalam pembangunan, sebab inti dari pembangunan adalah pelaksanaannya. Wujud nyata partisipasi pada tahap ini seperti partisipasi dalam bentuk sumbangan pemikiran, materi, serta keterlibatan anggota dalam melaksanakan program. Lalu tahap pelembagaan, pada tahap ini anggota masyarakat ikut serta merumuskan keberlanjutan atau pelembagaan program. Selanjutnya yang terakhir tahap MONEV, tahap ini dianggap penting sebab partisipasi masyarakat pada tahap ini sebagai umpan balik yang dapat memberi masukan demi perbaikan pelaksanaan proyek selanjutnya.

C. Pemberdayaan Lingkungan

Pemebrdayaan lingkungan adalah upaya memberdayakan atau memberikekuatan kepada yang tidak berdaya, agar mampu bergerak sendiri. Pemberdayaan lingkungan juga dapat diartikan sebagai penyelamatan lingkungan melalui pengelolaan lingkungan. Membahas masalah

pemberdayaan “Lingkungan Hidup”, dapat dibagi menjadi tiga konteks, yaitu antara lain:

1. Menciptakan suasana yang memungkinkan berkembangnya potensi 2. Memperkuat potensi yang dimiliki melalui pemberian bantuan

3. Melindungi dan memberdayakan “Lingkungan Hidup” yang ada.11

11

Artikel diakses pada tanggal 3 November 2014 dari http://aryasetta.wordpress.com/2013/03/15/pemberdayaan-lingkungan/


(41)

Pengembangan berwawasan lingkungan sebenarnya merupakan strategi pengelolaan sumber daya untuk tercapainya pengembangan berkelanjutan. Dalam UUPLH-97 hanya diatur secara tegas “pengembangan

berwawasan lingkungan” (eco-development), yaitu upaya sadar dan berencana menggunakan dan mengelola sumber daya secara bijaksana dalam pengembangan yang berkesinambungan untuk meningkatkan mutu hidup.12

1. Tujuan Pemberdayaan Lingkungan

Memberdayakan lingkungan sama halnya juga dengan menyelamatkan, melestarikan dan mengelola lingkungan. Lingkungan yang hidup seharusnya dikelola dengan baik agar dapat memberikan kehidupan dan kesejahteraan bagi manusia. Adapun tujuan pemberdayaan lingkungan adalah sebagai berikut:

a. Tercapainya keselarasan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup sebagai tujuan membangun manusia seutuhnya

b. Terkendalinya pemanfaatan sumber daya secara bijaksana c. Terwujudnya manusia sebagai Pembina lingkungan hidup

d. Terlaksananya pembangunan berwawasan lingkungan untuk generasi sekarang dan mendatang

e. Terlindungnya Negara terhadap dampak kegiatan luar wilayah Negara yang menyebabkan kerusakan dan pencemaran lingkungan.13

Kelestarian alam sangat dibutuhkan untuk menopang kebutuhan hidup manusia. Ironisnya, justru kerusakan alam dan penurunan daya

12

Sugeng P. Haryanto dkk, Permasalahan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Provinsi Lampung, (Lampung: Pusat Penelitian Lingkungan, 2005), 12

13

Pramudya Sunu, Melindungi Lingkungan dengan menerapkan ISO 14001, (Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia, 2001), h. 21-22


(42)

dukung lingkungan sebagian besar diakibatkan oleh kegiatan manusia dengan berbagai kepentingannya.Dengan demikian, berarti terdapat kesenjangan pada manusia tentang belum dimilikinya kesadaran dan kepedulian. Untuk itu maka kesenjangan tersebut harus segera diambil tindakan agar manusia memahami pentingnya pemberdayaan lingkungan melalui pendidikan, pelatihan, informasi dan sebagainya. Terwujudnya manusia sebagai pemberdaya lingkungan menjadi harapan kita semua agar kelestarian lingkungan dapat serasi dan seimbangn sesuai dengan peruntukannya. Maka disinilah dibutuhkan peran semua pihak dan seluruh lapisan masyarakat agar berperan dan berpartisipasi untuk melestarikan lingkungan.14

Peran strategis untuk pemberdayaan lingkungan terutama pihak pemerintah yang memiliki kewenangan besar seperti eksplorasi sumber-sumber alam. Unsur penting bagi tercapainya pembangunan berwawasan lingkungan adalah terwujudnya manusia sebagai Pembina lingkungan dimanapun iaberada. Manusia yang berada dipemerintahan mempunyai peran yang sangat strategis yaitu mengeluarkan kebijakan dan mengawasinya. Manusia yang bergerak disektor dunia usaha industri, jasa, berperan langsung untuk mencemari atau tidak mencemari lingkungannya. Manusia yang bergerak disektor pendidikan mempunyai peran penting untuk jangka panjang, karena akan membentuk manusia yang seutuhnya agar mempunyai wawasan dan kepedulian terhadap lingkungan hidup. Masyarakat umum juga mempunyai peran yang penting dimanapun

14Ibid


(43)

mereka berada untuk secara aktif menjaga dan melindungi lingkungan agar terhindar dari kerusakan.15

2. Pembangunan Berkelanjutan

Pembangunan berkelanjutan adalah salah satu keberhasilan dalam pemberdayaan lingkungan. Dampak dari pembangunan yang tidak berwawasan lingkungan, pada umumnya mengakibatkan kerusakan lingkungan dan penurunan daya dukung lingkungan. Kondisi tersebut merupakan kontribusi dari pemerintah sebagai pengambil dan pengawas kebijakan serta dunia usaha sebagai pihak berperan langsung disektor pembangunan. Akibat dari pembangunan yang tidak berwawasan lingkungan, masyarakatlah yang menanggung akibatnya. Kegiatan pembangunan seharusnya dan mengacu pada kondisi dalam dan pemanfaatannya agar berwawasan lingkungan. Adapun ciri-ciri pembangunan yang berkelanjutan meliputi:

a. Menjaga kelangsungan hidup manusia dengan cara melestarikan fungsi dan kemampuan ekosistem yang mendukungnya, baik secara langsung maupun tidak langsung.

b. Memanfaatkan sumber daya alam secara optimal dalam arti memanfaatkan sumber daya alam sebanyak alam dan teknologi pengelolaan mampu menghasilkan secara lestari.

c. Memberi kesempatan kepada sektor dan kegiatan lainnya didaerah untuk berkembang bersama-sama baik dalam kurun waktu yang sama maupun kurun waktu yang berbeda secara berkelanjutan.

15


(44)

d. Meningkatkan dan melestarikan kemampuan dan fungsi ekosistem untuk memasok sumber daya alam, memberdayakan, melidungi, serta mendukung kehidupan secara terus-menerus.

e. Menggunakan prosedur dan data yang memperhatikan kelestarian fungsi dan kemampuan ekosistem untuk mendukung kehidupan baik sekarang maupun masa yang akan datang.16

Dalam upaya mendukung tujuan pembangunan yang berkelanjutan telah dilakukan upaya-upaya memasukan unsur lingkungan dalam memperhitungkan kelayakan suatu pembangunan. Unsur-unsur lingkungan yang menjadi suatu paket dengan kegiatan pembangunan yang berkelanjutan akan lebih menjamin kelestarian lingkungan hidup dan mempertahankan dan atau memperbaiki daya dukung lingkungannya. Dengan dimasukkannya unsur-unsur lingkungan menjadi satu paket

dengan pembangunan berkelanjutan seharusnya sekaligus

memperhitungkan kelayakan ekonominya.17

D. Daur Ulang Sampah 1. Pengertian Daur Ulang

Daur ulang merupakan salah satu strategi pengelolaan sampah anorganik yang terdiri dari atas kegiatan pemilihan, pengumpulan, pemprosesan, pendistribusian dan pembuatan produk/ material bekas pakai.18

Kunci keberhasilan program daur ulang adalah justru dipemilahan awal, karena jika sampah telah dipilah sejak awal akan memudahkan

16

Pramudya Sunu, Melindungi Lingkungan dengan menerapkan ISO 14001,h. 23-24 17

Ibid. h. 24 18


(45)

proses selanjutnya. Kita tak perlu lagi menyortir dan memilah, hanya tinggal mengolahnya kembali.

Pengertian daur ulang adalah proses untuk menjadikan suatu bahan bekas menjadi bahan baru dengan tujuan mencegah adanya sampah yang sebenarnya dapat menjadikan sesuatu yang berguna, mengurangi bahan baku yang baru, mengurangi penggunaan energi, mengurangi polusi, kerusakan lahan dan emisi gas rumah kaca jika dibandingkan dengan proses pembuatan barang baru. Daur ulang adalah salah satu strategi pengelolaan sampah padat yang terdiri atas kegiatan pemisahan, pengumpulan, pemprosesan, pendistribusian dan pembuatan produk atau material bekas pakai dan komponen utama dalam manajeman sampah modern.19

2. Manfaat Daur Ulang

Manfaat dari daur ulang adalah memiliki nilai jual/ income dari penghasilan atau pemanfaatan daur ulang limbah tersebut, mencegah adanya sampah yang sebenarnya dan agar dapat menjadi sesuatu yang berguna. Manfaat yang dirasakan dari masyarakat tersebut, dapat mengurangi volume sampah, berkurangnya limbah domestik, lingkungan menjadi asri, serta banyak manfaat yang dirasakan oleh masyarakat sekitar.

3. Pengertian Sampah

Sampah didefinisikan sebagai suatu benda yang tidak digunakan atau tidak dikehendaki dan harus dibuang, yang dihasilkan oleh kegiatan

19

Juli Antono, “Pemberdayaan Anak Jalanan Melalui Program Daur Ulang Sampah Di Rumah Belajar Keluarga Anak Langit,“ (Skripsi S1 Fakultas Dakwah & Komuniikasi, Universitas


(46)

manusia. Dengan demikian, sampah dapat berasal dari kegiatan industry, pertambangan, pertanian, peternakan, perikanan, transportasi, rumah tangga, perdagangan dan kegiatan manusia lainnya.20

Sampah merupakan konsekuensi dari adanya aktifitas manusia.Setiap aktivitas manusia pasti menghasilkan buangan atau sampah.Jumlah atau volume sampah sebanding dengan tingkat konsumsi kita terhadap barang atau material yang kita gunakan sehari-hari. Dengan demikian jenis sampah, sangat tergantung dari jenis material yang kita konsumsi. Oleh karena itu pengelolaan sampah tidak bisa di lepas juga dari pengelolaan gaya hidup masyarakat.

Pengelolaan sampah adalah semua kegiatan yang dilakukan untuk menangani sampah sejak ditimbulkan sampai dengan pembuangan akhir. Secara garis besar, kegiatan pengelolaan sampah meliputi pengendalian timbulan sampah, pengumpulan sampah, transfer dan transfor, pengolahan dan pembuangan akhir.21

Dalam buku lain dijelaskan, sampah ialah segala sesuatu yang tidak lagi dikehendaki oleh yang punya dan bersifat padat. Sampah ada yang mudah membusuk dan ada pula yang tidak mudah membusuk. Yang membusuk terutama terdiri atas zat-zat organik seperti sisa sayuran, sisa daging, daun dan lain-lain. Sedangkan yang tidak membusuk dapat berupa plastik, kertas, karet, logam ataupun abu, bahan bangunan bekas dan lain-lain. Sampah terbagi menjadi dua, yaitu:

20

Prof. Dr. Ir. Karden Eddy Sontang Manik, M.S, Pengelolaan Lingkungan Hidup

(Jakarta: PT. Ikrar Mandiriabadi, 2007), Cet-ke 3, h. 67 21


(47)

a. Sampah yang membusuk/ Organik

Sampah ini dalam bahasa Inggris disebut garbage, yaitu yang mudah membusuk karena aktivitas mikroorganisme.Dengan demikian pengelolaan lainnya menghendaki kecepatan, baik dalam pengumpulan maupun dalam pembuangannya.22

Sampah organik ini biasanya dijadikan sebagai kompos atau pupuk organik untuk tanaman atau tumbuh-tumbuhan karena sampah organik ini tidak dapat didaur ulang dan akan hancur dengan sendirinya.

b. Sampah yang tidak membusuk/ Anorganik

Sampah jenis ini dalam bahasa Inggris disebut refuse. Biasanya terdiri atas kertas-kertas, plastik, logam, gelas, karet dan lainnya yang tidak dapat membusuk atau sulit membusuk.23

Sampah anorganik ini adalah sampah kering yang dapat didaur ulang. Contohnya: sampah-sampah plastik indomart atau alfamart dapat dijadikan tas, dompet atau keterampilan yang lainnya, yang telah dilakukan oleh ibu-ibu rumah tangga di perumahan Villa Inti Persada RT 06 apabila tidak dapat didaur ulang, maka proses untuk memusnahkannya dengan pembakaran namun, resiko dari pembekaran sampah sangat berbahaya. Oleh sebab itu ibu-ibu rumah tangga ini memanfaatkan sampah anorganik ini dengan mendaur ulangnya menjadi aksesoris atau pernak-pernik.

22

Juli Soemirat Slamet, Kesehatan Lingkungan, h. 153 23


(48)

4. Penjelasan 3R Dalam Pengelolaan Sampah

Paradigma pengelolaan sampah Kumpul-Angkut-Buang

(Landfiling), yang selama ini kita gunakan harus segera dirubah, karena (Landfiling) tidak berkelanjutan dan menimbulkan masalah besar pada lingkungan. Paradigma pengelolaan sampah yang baru harus bisa menangani semua permasalahan pembuangan sampah dengan cara mendaur ulang semua limbah yang dibuang, kembali ke ekonomi masyarakat atau ke alam, sehingga dapat mengurangi tekanan terhadap sumberdaya alam. Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah sudah diberlakukan. Setiap rumah tangga sebagai penghasil sampah tidak bisa lagi mengabaikan urusan sampah dan pengelolaan sampah tidak dapat diselesaikan hanya oleh Pemerintah saja, tetapi harus dilakukan secara komperhensif dan terpadu dari hulu ke hilir agar memberikan manfaat secara ekonomi, sehat bagi masyarakat dan aman bagi lingkungan serta dapat merubah prilaku masyarakat.24

3R atau Reuse, Reduce, dan Recycle sampai sekarang masih

menjadi cara terbaik dalam mengelola dan menangani sampah dengan berbagai permasalahannya. 3R terdiri atas reuse, reduce, dan recycle.

Reuse berarti menggunakan kembali sampah yang masih dapat digunakan

untuk fungsi yang sama ataupun fungsi lainnya. Reduce berarti mengurangi segala sesuatu yang mengakibatkan sampah. Dan Recycle

berarti mengolah kembali (daur ulang) sampah menjadi barang atau produk baru yang bermanfaat.25

24

Buletin Bank Sampah Melati Bersih Bukit Pamulang Indah, 2014, Cet ke-1. h. 2 25

Artikel diakses pada 20 Mei 2014 darihttp://pintohatta.blogspot.com/2013/04/pengertian-3r-reusereducerecycle.html


(49)

Ada 3 prinsip R yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk pengelolaan sampah, diantaranya:

a. Reuse (memakai kembali). Pilihlah barang-barang yang disposable (sekali pakai, buang). Hal ini dapat memperpanjang waktu pemakaian barang sebelum menjadi sampah.

b. Reduce (mengurangi). Meminimalisasi barang atau material yang kita gunakan. Semakin banyak kita menggunakan material, semakin banyak sampah yang dihasilkan.

c. Recycle (mendaur ulang). Tidak semua barang bisa didaur ulang, namun saat ini sudah ada industri non-formal dan rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi barang lain.26

Salah satu upaya dalam mengatasi masalah persampahan di Indonesia, dilakukan oleh para ibu-ibu rumah tangga dalam mendaur ulang sampah anorganik adalah melalui prinsip 3R (Reuse, Reduce dan Recycle).Ketiga prinsip tersebut merupakan alternatifpengolahan sampah yang baik dan terstruktur dan dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Reuse adalah menggunakan kembali, maksudnya barang yang sudah dibeli dan dipakai maka digunakan kemblai, misalnya bahan-bahan yang terbuat dari plastik seperti botol-botol Aqua jangan langsung dibuang sebaiknya agar di gunakan kembali untuk mengisi air-air bersih. Reduce adalah proses megurangi sampah yang bisa dilakukan dengan cara memakai produk yang tahan lama. Sedangkan Recycle adalah memanfaatkan kembali sampah-sampah anorganik yang dapat di jadikan

26


(50)

barang-barang berharga seperti dibuat tas, dompet, aksesoris, dan lain-lain. Karena dengan cara ini dapat mengurangi tingkat volume sampah yang ada, langkah positif dari ketiga prinsip tersebut dapat membantu untuk pengurangan dan penumpukan sampah dimana-mana.


(51)

37

GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PROFIL BANK SAMPAH

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Latar Belakang Kelurahan Pamulang Timur

Pamulang Timur adalah sebuah kelurahan disebelah timur kecamatan pamulang hasil pemekaran daerah yang dulunya hanya bernama pamulang atau kemantrenan yang masuk pada wilayah kecamatan Ciputat. Pamulang Timur terdiri dari dua kata yaitu Pamulang dan Timur. Istilah Pamulang berasal dari kata “Pulangin” atau

“Kembalikan” dan Timur adalah Petunjuk Arah. Karena luas wilayah

pamulang yang sangat luas jumlah penduduk yang semakin padat, maka pada tanggal 25 Mei 1980 berdasarkan kesepakatan warga, daerah pamulang dipecah menjadi dua wilayah yaitu Pamulang Timur yang letaknya disebelah timur dan desa Pamulang Barat yang lokasinya berada disebelah barat Pamulang, secara bersama-sama dengan 77 Desa lainnya di Kabupaten Tangerang. Dengan adanya pemekaran tersebut, praktis masyarakat kedua desa tersebut mempunyai pemerintahnya sendiri-sendiri dalam mengatur warganya. Sedangkan nama Pamulang dijadikan nama sebuah kecamatan yang terpisah dengan kecamatan Ciputat yang hingga kini telah menaungi 8 desa atau kelurahan yang masuk wilayahnya termasuk desa Pamulang Timur. Kemudian sebagaimana Undang-undang Nomor 51 2008 tentang Pembentukan Kota Tangerang Selatan di Propinsi Banten tanggal 26 November 2008 yang terdiri dari 7 Kecamatan dengan 54 Kelurahan/ Desa, maka Kelurahan Pamulang Timur sebagai salah satu


(52)

Kelurahan yang berada dalam wilayah Kecamatan Pamulang Kota Tangerang Selatan.1

2. Letak Geografis Kelurahan Pamulang Timur

Pamulang Timur merupakan salah satu kelurahan yang berada di wilayah kabupaten Tangerang Provinsi Banten. Letaknya berada disebelah barat dari kota Jakarta dan sebelah barat laut dari kota Depok dengan luas wilayah sekitar 283, 80 Ha. Letak Kelurahan ini cukup strategi karena berada diantara beberapa kota yaitu Tangerang yang masuk wilayah Banten, ibukota Jakarta, Depok dan Bogor yang masuk wilayah Jawa Barat. Karena letaknya yang strategis itu, maka kelurahan ini sekarang banyak dihuni oleh para penduduk pindahan yang datang dari luar daerah.

Kebanyakan mereka berasal dari kota Jakarta dan sekitarnya. Bahkan tidak jarang yang datang dari Jawa dan luar Pulau Jawa.

Wilayah kelurahan Pamulang Timur mempunyai batas wilayah sebagai berikut:2

a. Sebelah Barat : Berbatasan dengan kelurahan Pamulang Barat kecamatan Pamulang kabupaten Tangerang provinsi Banten.

b. Sebelah Utara : Berbatasan dengan kelurahan Ciputat kecamatan Ciputat kabupaten Tangerang provinsi Banten. c. Sebelah Timur : Berbatasan dengan kelurahan Pondok Cabe

kecamatan Pamulang Kabupaten Tangerang Provinsi Banten.

1

Data Monografi Kelurahan Pamulang Timur, Juni 2014

2


(53)

d. Sebelah Selatan : Berbatasan dengan kelurahan Serua kecamatan Sawangan kabupaten Depok provinsi Jawa Barat. Berdasarkan wilayah administrasi, letak lokasi kegiatan daur ulang berada di sebelah barat yaitu berada di kelurahan Pamulang Timur kecamatan Pamulang kabupaten Tangerang provinsi Banten.

3. Jumlah Penduduk Kelurahan Pamulang Timur

Penduduk kelurahan Pamulang Timur adalah keturunan warga Betawi Pinggiran yang telah menetap sejak dahulu. Berbeda dengan warga Betawi Kota yang kental dengan kebudayaan betawi asli, kebudayaan warga kelurahan Pamulang Timur sebagai warga Betawi Pinggiran banyak dipengaruhi oleh mereka yang datang dari luar wilayah ini, seperti Jawa dan Sunda. Seiring berjalannya waktu, jumlah penduduk kelurahan semakin hari semakin meningkat. Banyak para perantau yang berdatangan dari Pulau Jawa dan Sumatera singgah dan menetap di kelurahan ini. Berdasarkan Wilayah Administrasi Kelurahan Pamulang Timur Tahun 2014, jumlah penduduk kelurahan Pamulang Timur adalah 33.872 jiwa dengan jumlah Rukun Tetangga (RT) sebanyak 97 dari 27 RW, sedangkan jumlah Kepala Keluarga(KK) adalah 8.910kepala keluarga sedangkan jumlah Kepala Keluarga Miskin adalah 301 Kepala Keluarga (KK).3

Untuk dapat melihat lebih jelas jumlah penduduk kelurahan Pamulang Timur, berikut disajikan jumlah mereka berdasarkan kualifikasinya.

3

Wawancara pribadi dengan bapakZainuddin selaku Staff kelurahan Pamulang Timur, hari Rabu, tanggal 14 Mei 2014, pukul: 10.00, di kantor kelurahan Pamulang Timur


(1)

Belum terpenuhi karna harga jual barang hasil daur ulang anorganik juga tidak seberapa.

Hasilnya ada, paling tidak untuk lingkungan sendiri, seperti sampah-sampah yang tidak bisa ditimbang jadi dibuang kesungai, mungkin ada sebagian masyarakat yang berfikiran seperti itu, tapi sekarang dapat didaur ulang.

4. Apa yang ibu ketahui tentang bank sampah ?

Bank sampah adalah tempat pengelolaan sampah

5. Apa tanggapan ibu mengenai bank sampah dan apa pengaruh yang dirasakan setelah adanya kegiatan pemberdayaan lingkungan ini ?

Tanggapan saya tentang adanya bank sampah sangat bermanfaat sekali terhadap lingkungan, dimana yang selama ini sampah-sampah yang susah terurai yang katanya terurainya ratusan tahun dengan kita daur ulangitu akan mengurangi proses perusakan lingkungan walaupun itu tetap nanti akan dibuang tapi setidak dapat memperlambat demi perkembangan anak cucu kita.

6. Bagaimana kondisi lingkungan disekitar villa inti persada setelah adanya pemberdayaan lingkungan sperti ini?

Mungkin selama ini biasanya apa-apa dibuang didepan komplek, dibawa oleh pengangkut sampah. Tapi sekerang kita daur ulang dan kita kelola dengan baik.

7. Perubahan-perubahan apakah yang dirasakan masyarakat setelah dilaksanakannya kegiatan daur ulang sampah anorganik?

Perubahan-perubahannya yang pasti terhadap kehidupan yang ada dlingkungan sendiri, seperti mungkin anak-anak yang biasa membuang sampah sembarang tapi sekarang sudah ada wadahnya seperti bank sampah yang sudah mengelola sampah.

8. Apa alasan ibu bergabung dalam program bank sampah?

Pertama alasannya, selama ini setiap harinnya saya mengantarkan anak kesekolah karna ibu rumah tangga tapi sekarang anak-anak saya sudah besar, dan sekarang banyak waktu luang dirumah, nah waktu luang itu dipergunakan dengan bergabung dengan hal yang lebih bermanfaat seperti kegiatan daur ulang sampah anorganik ini.

9. Menurut ibu, pemberdayaan lingkungan seperti ini sangat bermanfaat atau tidak ?

Sangat bermanfaat sekali, kalau bisa jangan dikota-kota saja, kalau bisa dikampung-kampung juga karena saya juga dari kampung.

10.Sampah apa saja yang dapat didaur ulang?

Seperti plastic, bungkusan mie instan, bungkus pewangi, ditergen dan lain-lain


(2)

bergabung dalam organisasi ini dan juga untuk menyelamatkan bumi ini. 12.Barang apa saja yang sudah terbuat dari hasil daur ulang sampah anorganik?

Tas, dompet, celemek, sandal.

13.Bagaimana dampak dari kegiatan daur ulang sampah anorganik?

Dampaknya positif bisa menghasilkan uang walaupun tidak seberapa tapi lumayan untuk tambahan-tambahan keluarga dan rumah tangga.

14.Apa tanggapan ibu dalam kegiatan kerajinan tangan ini?

Tanggapan saya positif banget. Yang tadinya saya tidak tau selama ini bumi sudah tercemar oleh sampah-sampah.

15.Kalau saya boleh tau bu, uang hasil dari penjualan daur ulang sampah anorganik ibu gunakan untuk apa bu ?

Yaaa… umtuk tambahan-tambahan keluarga dan rumah tangga, untuk jajan dan keperluan dapur

16.Bagaimana system pemasaran hasil daur ulang sampah anorganik?

System pemasarannya melalui pameran-pameran tapi tidak terlalu banyak yang membeli lebih banyak pesanan msekipun harganya lebih murah tapi kalau pesanan itu banyak.


(3)

Profil Informan

Nama : Ibu Mudrikah Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Umur : 38 Tahun

Waktu : 20-08-2014 (10.00-11.00) Bergabung : Maret 2013

Pertanyaan Informan (Anggota)

1. Dalam teori partisipasi menggunakan empat tahap partisipasi, apakah dalam kegiatan daur ulang sampah anorganik ini menggunakan empat tahap tersebut bu? Yaitu tahap perencanaan awal, tahap pelaksanaan program, tahap pelembagaannya serta monitoring dan evaluasi program kegiatan daur ulang sampah anorganik ini?

Oowh… saya tidak mengikuti dari mulai perencanaannya, dan saya juga kurang aktif dalam pelaksanaannya, saya sekedar berpartisipasi dalam pembuatannya saja, seperti pencucian plastik dan mengepresnya. Dan saat-saat kumpul, rapat ketua mengadakan evaluasi membahas bagaimana kedepannya dalam mengelola daur ulang sampah ini.

1. Apa motivasi ibu mengikuti kegiatan pemberdayaan lingkungan ini? Adakah dorongan serta faktor yang mempengaruhi?

Karena menjaga lingkungan, sampah-sampah yang tidak bisa lunak didaur ulang, bisa dijadikan kerajinan tangan.

Kalau suami si mendukung dalam kegiatan daur ulang sampah ini.

2. Faktor apa yang mendorong ibu untuk melakukan daur ulang sampah anorganik? Apakah karna faktor ekonomi atu karna faktor kesadaran lingkungan?

Faktor kesadaran lingkungan saya mengikuti kegiatan daur ulang sampah anorganik ini. Saling bekerjasama bagaimana agar lingkungan tetap bersih dan mengurangi sampa-sampah yang tidak bisa dilunakan.

3. Jika karna faktor ekonomi, apakah ekonomi keluarga ibu sudah terpenuhi dari hasil penjualan barang daur ulang sampah anorganik dan jika karna faktor kesadaran lingkungan, apakah lingkungan disini sudah bersih dan nyaman?

Sepenuhnya belum bersih, karena belum semua masyarakat mau ikut bekerjasama.

4. Apa yang ibu ketahui tentang bank sampah ?

Setahui saya bank sampah itu, sampah yang tidak bisa didaur ulang lalu ditimbang dibank sampah dan yang bisa didaur ulang kita bikin kerajinan.


(4)

setelah adanya kegiatan pemberdayaan lingkungan ini ?

Pengaruhnya lingkungannya menjadi bersih dan bisa mengurangi beban pengangkut sampah.

6. Bagaimana kondisi lingkungan disekitar villa inti persada setelah adanya pemberdayaan lingkungan seperti ini?

Tidak ada sampah-sampah lagi yang berserakan.

7. Perubahan-perubahan apakah yang dirasakan masyarakat setelah dilaksanakannya kegiatan daur ulang sampah anorganik?

Bisa lebih peduli dengan sampah, biasanya sampah-sampah hanya dibuang begitu saja tapi sekrang lebih bisa memilah untuk bisa didjadikan daur ulang dan untuk kompos.

8. Apa alasan ibu bergabung dalam program bank sampah?

Yaaa… untuk menjaga lingkungan kita agar lebih bersih, yang organik bisa dijadikan kompos dan yang anorganik bisa didaur ualng

9. Menurut ibu, pemberdayaan lingkungan seperti ini sangat bermanfaat atau tidak ?

Ia kegiatan seperti ini sangat bermanfaat, bermanfaat untuk keluarga da lingkungan sekitar

10.Sampah apa saja yang dapat didaur ulang?

Bahan plastik, bungkus makanan, plastic gelas, aqua, bungkus-bungkus permen

11.Apa tujuan ibu bergabung dalam program pemberdayaan lingkungan ini? Tujuannya… biar tahu apa gunanya daur ulang sampah, owh jadi sampah yang lunak bisa dijadikan kompos dan sampah yang tidak lunak bisa dijadikan kerajinan

12.Bagaimana dampak dari kegiatan daur ulang sampah anorganik?

Dampaknya sangat positif, bisa menjaga lingkungan biar tetap bersih dan sampah tidak dimana-mana.

13.Apa hasil dari kegiatan daur ulang sampah anorganik ini?

Kita sudah membuat tas kecil dan besar, celemek, sandal hotel, tempat tisu, dompet-dompet kecil,

14.Bagaimana system pemasaran hasil daur ulang sampah anorganik? Adakah kendala dan hambatannya?

Saya kurang tau untuk pemasarannya mba… Karna saya hanya ikut dalam pembuatannya saja.


(5)

Profil Informan

Nama : Ibu Hafsari Afriani Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Umur : 36 Tahun

Waktu : 04.30-05.30 Jabatan : Humas

Bergabung : November 2013

Pertanyaan Informan (Pengurus Bank Sampah dan Program Daur Ulang Sampah Anorganik)

1. Apa motivasi ibu dalam melakukan daur ulang sampah anorganik? Adakah dorongan serta faktor yang mempengaruhi? Apakah karna faktor ekonomi atau karna faktor kesadaran lingkungan?

Motivasinya saya mau banyak temen, kebetulan saya punya jiwa sosial sama dengan suami saya, sebelumnya saya pernah mengajar dirumah yatim yang di deket lampu merah rumah sakit gaplek, dan ingin banyak ilmu.

Motivasi dari luarnya suami dan keluarga juga sangat mendukung untuk kegiatan sosial ini.

2. Jika karna faktor ekonomi, apakah ekonomi keluarga ibu sudah terpenuhi dari hasil penjualan barang daur ulang sampah anorganik ini? Dan jika karna faktor kesadaran lingkungan, apakah lingkungan ini sudah bersih dan nyaman dan tidak ada sampah yang bertumpuk-tumpuk dan berserakan dimana?

Pasti karena faktor kesadaran lingkungan, apalagi kalau menghasilkan sesuatu itu tambah semangat, agar lingkungan juga menjadi bersih.

3. Kenapa diadakan kegiatan daur ulang sampah anorganik ini? Apa alasannya? Biar ibu-ibu yang tinggal dirumah punya kegiatan tapi disini yang aktif hanya ibu-ibu itu lagi itu lagi g ada yang lain, kita si pengennya yang lain juga bisa ikutan.

4. Bagaimana system pemasaran hasil daur ulang sampah anorganik? Adakah kendala dan hambatannya?

Sementara ini baru hanya dari mulut kemulut dan pameran dan kita juga belum mencoba untuk jual online dan memasukan keinternet.

5. Apakah dalam kegiatan daur ulang sampah ini menggunakan prinsip 3R? Saya pribadi menggunakan 3R tersebut, kalau dari reduce, saya jarang membawa aqua dan jarang untuk membeli air minum dan biasanya saya membawanya botol minum sendiri dan ketika dirumah saudara atau dirumah temen, saya isi kembali airnya jadi bisa go green juga.


(6)

dilaksanakannya kegiatan daur ulang sampah anorganik?

Ya Alhamdulilah,,, ada peubahannya, sebagai contoh, dulu sampah setiap hari pasti saya buang ketukang sampah dari dapur tapi sekarang bisa 3-4 hari baru saya buang tapi sudah dipilah, itu peubahan yang bisa rasakan. Jika dilihat dari lingkungan sekitar, Alhmdulillah ada perubahan untuk tukang sampahnya biasanya bisa 2-3 kali bulak balik mengecek sampah dalam sehari tapi sekarang bisa sekali saja, itu artinya sudah bisa meringankan beban tukang sampah dan sampah juga sudah mulai sedikit. 7. Apa hasil dari kegiatan pemberdayaan lingkungan ini?

Untuk Bank Sampahnya warga sekitar sini sudah mulai peduli, contohnya anak saya sendiri ketika sedang jalan atau pergi dan sambil makan sampah-sampahnya dikumpulin dan dikasih ke saya dan tidak dibuang sembarangan begitu pun dengan teman-temannya yang lain kalau sedang memakan sesuatu pasti sampah-sampahnya dibawa kerumahnya masing-masing dan dirumah dipilah lagi sama ibunya.