dibikin pola, untuk dijadikan barang yang mau dibuat seperti tas atau yang lainnya dan yang terakhir keempat
dijahit.”
7
c. Hasil Produksi
Adapun hasil produksi daur ulang sampah anorganik yang sudah dibuat oleh bank sampah Villa Inti Persada, diantaranya bermacam-
macam variasi tas, ada yang kecil dan besar sesuai dengan pesanan-
pesanan dan permintaan customer. Gambar 5 dan Gambar 6
Tas Kecil Untuk Kepasar, Arisan, dan lain-lain
Sumber: Dokumentasi Peneliti
7
Wawancara pribadi dengan ibu Nita Katrina selaku Designer program daur ulang sampah anorganik pada hari senin 18Agustus 2014, pukul 13.00 di rumah ibu Nita, di Perum Villa
Inti Persada C418, Pamulang Timur, Tangerang Selatan
Gambar 7 dan Gambar 8 Dompet Harganya Bervariasi Sesuai Dengan Model, Harganya Kisaran
Rp. 5.000, -15.000-,
Sumber: Dokumentasi Peneliti
Gambar 9 Celemek Seharga Rp. 40.000-,
Sumber: Dokumentasi Peneliti
Gambar 10 Gambar 11
Tempat Pensil Warna tau Spidol Tempat Binder Atau Sarung
Digantung Di Dinding Seharga Tablet
Rp.10.000-,
Sumber: Dokumentasi Peneliti
Gambar 12 Macam-macam Bentuk Gantungan, Digantung Di Dinding Untuk
Menyimpan Barang-barang Kecil, Seharga Rp. 30.000-,
Sumber: Dokumentasi Peneliti
d. Bahan-bahan dan alat-alat untuk mendaur ulang sampah
anorganik
Dalam kegiatan daur ulang sampah anorganik ini memerlukan beberapa bahan-bahan dan alat-alat untuk merajut sampah-sampah
anorganik, dianataranya:
1 Kantong plastik kresek
2 Kemasan-kemasan sachetan kopi, mie instan, softex, sabun rinso,
permen, ciki-ciki dan lain-lain 3
Benang dan jarum 4
Mesin jahit 5
Setrikaan 6
Kertas kondaktris Daur ulang sampah ini lebih memakai bahan dasar plastik
karena menurut ibu-ibu sampah-sampah plastik tidak mudah terurai dan akan terurainya pada ratusan tahun kemudian, namun dengan
didaur ulang sampah-sampah plastik tersebut akan mengurangi proses perusakan lingkungan, walaupun pada akhirnya akan dibuang namun
setidaknya akan memperlambat kerusakannya. Di Negara berkembang ini hampir semua orang tidak akan terlepas dari yang namanya bahan
plastik dalam aktivitassehari-harinya. Plastik telah menjadi komponen penting dalam kehidupan modern saat ini, misalnya ketika belanja di
Alfamart, Indomart, Carrefour dan pasar-pasar modern lainnya pasti akan memakai kantong plastik, masalah ini belum dapat teratasi
bahkan pihak pemerintahpun sampai saat ini belum bisa memberikan solusinya.
Seperti yang telah kita ketahui bahwa plastik sangat sulit terurai, dan membutuhkan waktu yang sangat lama dalam
penghancurannya, ini akan menimbulkan permasalahan tersendiri dalam penanganannya. Pembuangan di Tempat Pembuangan Akhir
TPA sampah bukanlah solusi yang cukup bijak dalam pengelolaan sampah plastik ini. Peranan pemberdayaan lingkungan dalam hal daur
ulang sampah anorganik atau sampah-sampah plastik oleh ibu-ibu rumah tangga di Villa Inti ini dapat mengurangi timbunan sampah
plastik, patut mendapatkan apresiasi meskipun ini tidak bisa menghilangkan seratus persen sampah plastik yang ada. Perlu adanya
manajemen sampah plastik mulai dari lingkungan terkecil yaitu rumah tangga hingga skala besar meliputi kawasan kota yang dikelola oleh
pemerintah kota atau daerah setempat. Untuk memudahkan pengelolaan sampah plastik pada skala rumah tangga, maka perlu
adanya pemahaman tentang jenis-jenis plastik, kandungan materialnya, hingga dampaknya terhadap lingkungan sehingga diharapkan terbentuk
manajemen pengelolaan yang tepat.
3. Tahap Pelembagaan Program
Pada tahappelembagaan,anggota
masyarakat ikut
serta merumuskan keberlanjutan atau pelembagaan program. Langkah
partisipasinya, masyarakat ikut serta dalam merumuskan dan membuat model-model pendanaan program, penguat lembaga-lembaga pengelola
program dan melakukan pengkaderan kepada anggota baru agar program tetap berkelanjutan.
Tahap pelembagaan ini ibu-ibu memberikan wewenang kepada anggota baru untuk turut bergabung dalam organisasi ini dan ikut
sertadalam program. Dalam tahap ini ibu-ibu sudah mulai mengadakan pengkaderan kepada anggota-anggota baru untuk melanjuti program yang
sudah ada, seperti halnya mengajarkan kepada anak-anak yang sudah dewasa untuk memilah sampah organik dan anorganik, bagaimana cara
penimbangan dan pengelolaannya, menghimbau kepada masyarakat yang belum bergabung dengan kegiatan pemberdayaan lingkungan untuk turut
berpartisipasi dalam kegiatan pemberdayaan lingkungan ini.Selain itu untuk menguatkan lembaganya akan dibentuk sebuah badan koperasi, agar
lebih mempermudah untuk pemasaran produksi.
4. Tahap Monotoring dan Evaluasi
Tahap yang terakhir adalah monitoring dan evaluasi, tahap ini dianggap penting sebab partisipasi masyarakat pada tahap ini sebagai
umpan balik yang dapat memberi masukan demi perbaikan pelaksanaan program selanjutnya.
Monitoring adalah pemantauan secara terus menerus proses perencanaan dan pelaksanaan kegiatan, monitoring juga diartikan sebagai
proses pengumpulan informasi mengenai apa yang sebenarnya terjadi selama proses implementasi atau penerapan program.
8
a. Monitorng
Pada tahap monitoring ibu-ibu dan pengurus program daur ulang sampah anorganik ikut serta dalam mengawasi pelaksanaan
program setelah adanya pengkaderan. Anggota yang lama memberikan pemantauan dan pengawasan program yang telah diambil alih oleh
8
Edi Suharto, Ph.D, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, Bandung: PT Refika Aditama, 2005, h. 118