Perkembangan ekosistem menuju kedewasaan dan keseimbangan disebut suksesi. Suksesi dibedakan menjadi dua, yaitu suksesi primer dan
suksesi sekunder. Suksesi primer terjadi jika komunitas asal terganggu yang menyebabkan hilangnya komunitas secara total sehingga di komunitas asal
tersebut terbentuk habitat baru. Suksesi sekunder terhadi bila suatu komunitas mengalami gangguan baik secara alami maupun buatan dan tidak merusak
total tempat tumbuh organisme sehingga dalam komunitas tersebut substrat lama dan kehidupan masih ada. Hubungan komunitas dengan lingkungan
membentuk berbagai ekosistem. Ditinjau dari penyusunnya, suatu ekosistem terdiri atas unsur abiotik,
produsen, konsumen, dan dekomposer. Ekosistem terbagi menjadi ekosistem darat dan ekosistem perairan. Ekosistem darat terbagi atas bioma gurun,
bioma padang rumput, bioma hutan basah, bioma hutan gugur, taiga, dan bioma tundra. Ekosistem perairan dibagi menjadi ekosistem air tawar dan
ekosistem air laut. Ekosistem air tawar terdiri dari sungai dan danau, sedangkan ekosistem air laut terdiri dari ekosistem laut, ekosistem pantai,
ekosistem estuari, dan ekosistem terumbu karang. Seluruh ekosistem di bumi ini membentuk satu kesatuan yang disebut biosfer.
59
B. Keterkaitan Konsep Ekosistem dengan Nilai-nilai dalam Sains
Suatu lingkungan di mana terjadi interaksi antara faktor-faktor abiotik dengan organisme yang hidup di dalamnya dan antarorganismenya disebut
ekosistem. Awalnya Allah menciptakan berbagai ekosistem adalah dalam keadaan seimbang, tetapi kemudian menjadi rusak karena perbuatan manusia.
☺ ⌧
59 http:www.damandiri.or.idfileyusufunsbab2.pdf
”Yang menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak
seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?” Q.S. Al-Mulk, 67:3
Komponen-komponen ekosistem mencakup: faktor abiotik, produsen, konsumen, detrivora dan dekomposer. Di antara komponen-komponen
ekosistem terjadi interaksi, saling membutuhkan dan saling memberikan apa yang menjadi sumber penghidupannya. Kita tidak dapat menyangkalnya,
bahwa penyokong kehidupan di dunia adalah diciptakannya oleh Allah mula- mula faktor abiotik yang menyokong kehidupan di dunia tumbuh-tumbuhan
sebagai produsen; kemudian tumbuh-tumbuhan menjadi penyokong kehidupan organisme lainnya binatang dan manusia sebagi konsumen
maupun detrivora, dan akhirnya dekomposer bakteri dan jamur mengembalikan unsur-unsur pembentuk makhluk hidup kembali menjadi
faktor-faktor abiotik; demikian seterusnya terjadilah daur ulang materi dan aliran energi di alam secara seimbang. Sumber energi untuk kehidupan di
bumi adalah energi matahari, kemudian diikat dan digunakan oleh tumbuhan untuk mensintesis zat-zat anorganik sederhana menjadi zat-zat organik yang
mengandung energi. Adanya saling ketergantungan antara faktor abiotik dengan faktor
biotik, dan hubungan antar komponen di dalam faktor biotik sendiri, menunjukkan bahwa manusia bergantung kepada makhluk hidup lannya
maupun kehidupan antar manusia sendiri. Pelajaran ini memberikan petunjuk bahwa manusia tidak bisa menyombongkan diri atau tidak merasa butuh
terhadap lainnya, apalagi manusia sebagai insan sosial sehingga tidak sepantasnya manusia yang satu membunuh yang lainnya.
Faktor abiotik sangat menentukan dalam sebaran dan kepadatan organisme dalam suatu daerah. Hal ini berkaitan dengan adaptasi dan suksesi
organisme terhadap faktor-faktor lingkungannya; bisa melalui adaptasi morfologi, sosiologi dan adaptasi perilaku dari organisme yang berada dalam
lingkungan yang ditempatinya. Dalam Al-Qur’an dijelaskan bahwa:
☺
☺ ⌧
”Apakah mereka tidak memperhatikan, bahwa Kami menghalau air ke bumi yang tandus lalu Kami tumbuhkan dengan air hujan itu tanam-tanaman yang
daripadanya dapat binatang-binatang dan mereka sendiri, maka apakah mereka tidak memperhatikan?” Q.S. As-Sajadah 32: 27
Ayat tersebut juga menggambarkan hubungan faktor abiotik dengan faktor abiotik, hubungan antara faktor abiotik dengan faktor biotik, dan
hubungan anrata faktor biotik dengan faktor biotiknya. 1. Hubungan Faktor Abiotik dengan Faktor Abiotik
Surat As-Sajadah ayat 27 tersebut menyebutkan bahwa air mempengaruhi keadaan tanah menjadi subur atau tandus. Tanah menjadi
subur apabila terdapat cukup air yang berguna untuk menumbuhkan berbagai tumbuhan, yang mendukung kehidupan suatu organisme lainnya hewan dan
manusia. 2. Hubungan Faktor Biotik dengan Faktor Biotik
Kehidupan suatu organisme tidak bisa sendiri-sendiri, tetapi bergantung kepada organisme lainnya, baik untuk kepentingan sumber-
sumber penghidupannya atau makanan, perkembangbiakan, maupun sebagai habitat tempat tinggal. Untuk mendapatkan sumber-sumber penghidupan
tersebut, terjadilah interaksi antara organisme lainnya melalui apa yang disebut ”Rantai Makanan” dan ”Jaring-jaring Makanan” di alam, sehingga
makhluk hidup bisa mempertahankan kehidupan dan penghidupannya di bumi. Al-Qur’an surat As-Sajadah ayat 27 itupun menggambarkan adanya
Rantai Makanan. 3. Hubungan Faktor Abiotik dengan Faktor Biotik
Al-Qur’an surat Qaaf ayat 9 menyebutkan:
☺ ☯
”Kami turunkan dari langit air hujan, yang berkat bermanfaat, lalu Kami tumbuhkan dengan dia kebun-kebun dan biji tanam-tanaman yang akan
dipanen.” Q.S. Qaaf 50: 9
Bagian di permukaan bumi yang bisa didiami oleh makhluk hidup atau adanya kehidupan suatu organisme disebut biosfer. Daerah-daerah
tertentu yang memperlihatkan dominasi populasi atau komunitas tertentu disebut Bioma, seperti daerah tundra, stepa, taiga, gurun, hutan hujan tropis,
dan sebagainya. Adanya berbagai bentuk Bioma ini sudah disebutkan dalam Al-Qur’an , yaitu:
☺ ☯
☯
”Dan Kami turunkan awan dan yang tercurah hujan. Supaya Kami tumbuhkan dengan air itu biji dan tanaman. Dan kebun-kebun yang berlapis-
lapis.” Q.S.An-Naba:14-15
Lingkungan abiotik yang cocok bagi adaptasi dan suksesi suatu organisme disebut habitat, dan habitat khusus bagi suatu populasi disebut
Niche atau Nicchia. 4. Kandungan Nilai Pembelajaran Ekosistem
a. Nilai Praktis 1 Dengan menganalisis komponen-komponen ekosistem yang
ada pada suatu daerah dapat diketahui bahwa ekosistem itu tergolong seimbang atau tidak seimbang, sehingga dapat
diprediksi pertumbuhan dan perkembangan suatu populasi yang akan mendominasi atau suksesi di sana.
2 Dengan melakukan inventarisasi sumber daya alam hayati SDAH di suatu daerah dapat diketahui keberadaan suatu
populasi dari tahun ke tahun, populasi mana yang mengalami kelangkaan sehingga perlu dilakukan tindakan pelestariaannya.
b. Nilai Religi 1 Adanya fenomena daur ulang materi dan siklus energi di alam,
kejadian daur hidup pada tumbuhan maupun hewan, dan berbagai bentuk keanekaragaman makhluk hidup dengan
kemampuan adaptasinya, memberikan petunjuk adanya Tuhan Yang Maha Kuasa sehinga manusia wajib menyembah-Nya
dan taat kepada firman-firman-Nya. 2 Setelah kita membandingkan struktur berbagai jenis makhluk
hidup yang ada dalam ekosistem, kita wajib mensyukuri atas penciptaan manusia sebagai makhluk hidup yang paling
sempurna dibandingkan organisme lainnya sehingga sepatutnya meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada
Allah SWT.
C. Hasil Penelitian yang Relevan