Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Komunikasi merupakan aktivitas manusia dasar, dengan berkomunikasi manusia melakukan hubungan, karena manusia makhluk sosial tidak dapat hidup sendiri-sendiri melainkan satu sama lain saling membutuhkan. Hubungan antara individu yang satu dengan yang lainnya dapat dilakukan dengan berkomunikasi. Komunikasi adalah sendi dasar terjadinya proses interaksi sosial, karena tanpa komunikasi kehidupan manusia tidak akan berkembang dan tidak akan menghasilkan kebudayaan yang tinggi. Dengan berkomunikasi manusia mencoba mengekspresikan keinginannya dan dengan berkomunikasi itu pula manusia melaksanakan kewajibannya. Seperti dikutip oleh Toto Tasmara bahwa Wilbur Schramn 1980 memberikan predikat manusia sebagai the communication animal, artinya tanpa komunikasi manusia akan jauh derajatnya pada tingkat yang rendah. 1 Komunikasi dalam istilah pendidikan dikenal sebagai komunikasi instruksional instructional communication salah satu aspek fungsi komunikasi untuk meningkatkan kualitas berfikir pada pelajar komunikan dalam situasi instruksional yang terkondisi. Dalam penelitian ini, fungsi komunikasi dalam pendidikan adalah sebagai pengalihan ilmu pengetahuan yang mendorong perkembangan 1 Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah, Jakarta: Gaya Media Pratama, 1997, Cet ke-2, h.6 intelektual, pembentuk watak dan pendidikan keterampilan dan kemahiran yang diperlukan pada semua bidang kehidupan. 2 Ditinjau dari prosesnya, pendidikan adalah komunikasi antara guru sebagai komunikator dan murid sebagai komunikan. Karena dalam bidang pendidikan melibatkan komunikasi antara guru dan murid, maka satu sama lain dapat menyampaikan pesan, maksud dan tujuan menurut caranya masing-masing. Pesan yang disampaikan tersebut dapat direncanakan terlebih dahulu kepada para murid selaku komunikan. Pihak komunikator atau guru dalam hal ini mengharapkan feedback dari komunikan atas ide-ide dan pesan-pesan yang disampaikan, sehingga dengan pesan di sampaikan tersebut terjadilah perubahan sikap dan tingkah laku yang diharapkan. Seorang guru komunikator mengupayakan perubahan sikap peserta didik selaku komunikan dalam pembentukan kepribadian berdasarkan nilai-nilai tertentu yang disampaikan melalui proses kegiatan belajar-mengajar KBM. 3 Dalam dunia pendidikan yang memegang peranan komunikasi adalah gurupendidik. Pada kegiatan proses balajar mengajar guru menginstruksikan pesannya melalui tindakan - tindakan komunikasi. Tindakan komunikasi dapat dilakukan dalam berbagai macam cara, baik secara “verbal” dalam bentuk kata-kata baik lisan maupun tulisan ataupun “non verbal” tidak dalam bentuk kata-kata, misalnya gestura, sikap tingkah laku, gambar-gambar dan bentuk-bentuk lainnya yang mengandung arti. Tindakan komunikasi juga dapat dilakukan secara langsung dan tidak 2 H.A Widjaya, komunikasi dan hubungan masyarakat, Jakarta: Bumi Aksara, 1997,h.11 3 Onong Uchjana Effendi, kepemimpinan dan komunikasi, Bandung: CV.Mandar Maju,1998,h.58 langsung. Bicara secara tatap muka, berbicara di depan kelas dalam proses belajar mengajar, berbicara melalui telepon, menulis surat kepada seseorang, sekelompok orang atau organisasi, ini adalah contoh-contoh dari tindakan komunikasi langsung. Sementara yang termasuk tindakan komunikasi tidak langsung adalah komunikasi yang dilakukan secara perorangan tetapi melalui medium atau alat perantara tertentu. Misalnya penyampaian informasi melalui surat kabar, majalah, radio, TV, film, pertunjukan kesenian dan lain-lain. 4 Pendidikan adalah kunci masa depan setiap individu, apalagi bila ia termasuk penyandang autisme. Setiap orangtua mendambakan agar anaknya bisa mengikuti pendidikan jalur normal yang memberikan kesempatan bagi anak mengikuti semua kegiatan. Jalaluddin Rakhmat, berpendapat bahwa, manusia di lahirkan dalam keadaan lemah fisik, maupun psikis. Walaupun dalam keadaan yang demikian ia telah mempunyai kemampuan bawaan yang bersifat laten. 5 Sekolah Dasar Insania, sangat berperan bagi pembentukan dan perkembangan anak yang menderita autis. Lembaga ini bertujuan untuk mengembangkan potensi dan kemampuan anak berkebutuhan khusus, sehingga dapat bermanfaat bagi dirinya dan masyarakat dan memodisivikasi perilaku menjadi lebih baik, sehingga dapat berkembang secara optimal. Lembaga ini juga sekaligus merupakan salah satu wadah yang signifikan dalam membentuk sarana keagamaan pada diri seorang 4 Sasa Djuarsa Sendjaja, at. Al, Pengantar Komunikasi , Jakarta: Universitas Indonesia, 1993, Cet ke-4, h.2 5 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Agama, Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada,1996,h.63. anak autis. Penulis melihat, bahwa Sekolah Dasar Insania merupakan sarana pembelajaran yang memiliki peranan penting dalam membina anak- anak yang menyandang autis dan juga sekaligus berfungsi sebagai media untuk mengkomunikasikan pesan-pesannya antara guru dan murid autis dalam proses belajar mengajar. Interaksi belajar mengajar diarahkan agar aktivitas berada pada pihak anak didik. Hal ini menjadi keharusan karena anak didik merupakan orientasi dari setiap proses atau langkah kegiatan belajar-mengajar, peranan guru disini sebagai pembimbing yang dapat mengarahkan murid dan memberikan motivasi untuk mencapai hasil yang optimal. 6 Uraian diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah suatu proses pengoperan atau pemindahan informasi dari komunikator kepada komunikan untuk mencapai suatu tujuan yang digunakan oleh komunikator. Karena itu, penting bagi pendidik dan orangtua anak autis untuk bekerja sama berusaha mencari penanganan terbaik bagi anak-anak ini. Mau tidak mau, suka tidak suka, para orang dewasa di sekitar anak autis lah yang harus menyesuaikan diri dengan kebutuhan anak autis. Berikan mereka kesempatan dan target yang realistis di tempat belajar umum, serta ajarkan keterampilan-keterampilan baru melalui cara yang khusus sesuai kemampuan dan gaya belajar mereka. Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, akhirnya penulis tertarik untuk membahas dan mendalami skripsi yang berjudul: 6 H. Abu Ahmadi, Strategi Belajar Mengajar, Bandung: CV. Pustaka Setia, 1997 cet ke.1,hal.119 “Komunikasi Instruksional Guru Dan Murid Autis di Sekolah Dasar Insania Jatiasih Bekasi ”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah

Dokumen yang terkait

Pola Komunikasi Antara Guru Dan Orang Tua Murid Di Sekolah Dasar Fajar Islami Tangerang

4 18 74

Komunikasi antarpribadi antara guru dan murid dalam memotivasi belajar di Sekolah Dasar Annajah Jakarta

17 110 92

STRATEGI KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL STRATEGI KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL SEKOLAH DASAR IMBAS DESA TERTINGGAL (Studi Kualitatif tentang Strategi Komunikasi Instruksional di Sekolah Dasar Kandangan 01 Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang).

0 4 16

PENDAHULUAN STRATEGI KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL SEKOLAH DASAR IMBAS DESA TERTINGGAL (Studi Kualitatif tentang Strategi Komunikasi Instruksional di Sekolah Dasar Kandangan 01 Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang).

0 3 76

DESKRIPSI OBJEK DAN WILAYAH PENELITIAN STRATEGI KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL SEKOLAH DASAR IMBAS DESA TERTINGGAL (Studi Kualitatif tentang Strategi Komunikasi Instruksional di Sekolah Dasar Kandangan 01 Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang).

0 2 15

PENUTUP STRATEGI KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL SEKOLAH DASAR IMBAS DESA TERTINGGAL (Studi Kualitatif tentang Strategi Komunikasi Instruksional di Sekolah Dasar Kandangan 01 Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang).

0 2 9

PENGARUH KEPEMIMPINAN INSTRUKSIONAL KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP EFEKTIVITAS SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN CIKARANG UTARA KABUPATEN BEKASI.

0 0 57

PEMBINAAN KEMAMPUAN PROFESIONAL GURU SEKOLAH DASAR (Studi Kualitatif Tentang Pembinaan Kemampuan Profesional Guru Sekolah Dasar di Kecamatan Bekasi Selatan Kota Bekasi).

0 2 46

Komunikasi Instruksional Guru dengan Anak Down Syndrome di Sekolah Inklusi.

0 0 2

LPSE Kota Bekasi RUP Jatiasih 2012

0 0 4