e. Belajar jasa layanan Service Learning. Belajar dengan percaya
diri, merasa dibutuhkan, bekerja bersama dan akrab pada kegiatan di luar maupun di dalam kelas lebih menjanjikan hasil.
f. Belajar bekerja sama Cooperative Learning . Belajar disini
yaitu siswa belajar dalam kelompok kelas besar. Hal ini akan menghasilkan prestasi yang baik daripada setiap individu yang
belajar sendiri-sendiri karena persaingan yang terus- menerus antar pribadi justru akan melelahkan dan meruksi hasil belajar.
g. Belajar berbasis proyek atau tugas Project-Based Learning.
Guru memberikan suatu tugas untuk membantu siswa dalam mendapatkan banyak hal secara komprehensif.
5. Komponen CTL
CTL mempunyai 7 pilar atau komponen yang disusun agar belajar menjadi lebih hidup atau bermakna. Tujuh komponen CTL antara lain:
a. Konstruktivis Constructivism Konstruktivis merupakan landasan berpikir pendekatan CTL
yaitu bahwa pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Guru
hendaknya memberikan kesempatan bagi siswa untuk bekerjabelajar sendiri dan guru siap sebagai sumber untuk
konfirmasi apa yang sudah dipelajari siswa. Pengetahuan yang diperoleh melalui pengalaman nyata dapat diberikan melalui
praktik mengerjakan sesuatu, berlatih secara fisik, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mendemonstrasikan, menciptakan ide dan membangun pengertian bukan menerima.
b. Menemukan Inquiry
Inquiri merupakan pengetahuan atau ketrampilan yang diperoleh siswa melalui suatu kegiatan. Langkah-langkah kegiatan
inkuiri adalah merumuskan masalah, mengamati atau melakukan observasi, menganalisis dan menyajikan hasil serta
mengkomunikasikan hasil pada orang lain. c. Bertanya Questioning
Bertanya merupakan bagian penting dalam melaksanakan pembelajaran yang berbasis inquiri yaitu menggali informasi,
mengkonfirmasikan apa yang sudah diketahui dan mengarahkan perhatian pada aspek yang belum diketahuinya. Untuk itu guru
hendaknya mendorong sifat ingin tahu siswa, membimbing siswa untuk bertanya. Kegiatan bertanya ini dapat terjadi antara siswa
dengan siswa, atau antar kelompok siswa. d. Masyarakat belajar Learning Community
Konsep ini adalah hasil pembelajaran yang diperoleh dari kerjasama dengan orang lain. Masyarakat belajar dapat diciptakan
melalui kegiatan sharing antar teman dalam kelompok kecil maupun kelompok besar, penggunaan berbagai sumber belajar
yang relevan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
e. Pemodelan Modeling Dalam sebuah pembelajaran diperlukan contoh-contoh
sebagai model yang bisa ditiru. Dalam pendekatan CTL, guru bukan merupakan satu-satunya model. Model dapat dirancang
dengan melibatkan pihak luar ataupun siswa sendiri. f. Refleksi Reflection
Refleksi adalah cara berpikir tentang berbagai hal yang baru dipelajari atau berpikir ke belakang tentang hal-hal yang sudah
dilakukan di masa lalu. Dengan cara menyisakan waktu untuk refleksi dalam setiap pertemuan untuk mengetahui hasil belajar
siswa maupun proses mereka belajar. Refleksi dapat berupa pernyataan langsung, jurnal atau catatan saran siswa, diskusi,
ataupun hasil karya di akhir pertemuan. g. Penilaian otentik Authentic Assessment
Assessment adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan belajar siswa agar guru
bisa memastikan bahwa siswa mengalami proses pembelajaran dengan benar.
Penilaian otentik merupakan penilaian alternatif. Penilaian kombinasi dari beberapa jenis penilaian adalah:
1 Penilaian kinerja dapat berupa membaca, menulis, proyek, proses, pemecahan masalah ataupun tugas analisis.
2 Observasi sistematik yang bermanfaat untuk menyajikan informasi tentang dampak pembelajaran terhadap sikap siswa.
3 Portofolio yaitu kumpulan berbagai ketrampilan, ide, minat, prestasi siswa selama jangka waktu tertentu dan bersifat
reflektif, dapat berupa tulisan, gambar dan lain- lain. 4 Jurnal adalah proses refleksi siswa tentang proses maupun hasil
belajarnya dapat dituangkan dalam bentuk tulisan, gambar dan bentuk lain.
Karakteristik penilaian otentik adalah dilaksanakan selama dan sesudah proses belajar, dapat digunakan untuk penilaian
formatif maupun sumatif. Yang diukur dalam penilaian ini adalah performasi bukan mengingat fakta, berkesinambungan,
terintregrasi dan dapat digunakan sebagai umpan balik. Sedangkan dasar untuk menilai prestasi siswa adalah proyek atau kegiatan dan
laporannya, PR, kuis, karya siswa, presentasi atau penampilan siswa, demonstrasi, laporan, jurnal, hasil tes tertulis, dan karya
tulis. Dalam pelaksanaannya, pembelajaran kontekstual
dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Untuk itu, Zahorik 1995 mengungkapkan lima elemen yang harus diperhatikan
dalam pembelajaran kontekstual. Lima elemen tersebut yaitu: a. Pembelajaran harus memperhatikan pengetahuan yang sudah
dimiliki oleh peserta didik. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Pembelajara dimulai dari keseluruhan global menuju bagian-bagiannya secara khusus.
c. Pembelajaran harus ditekankan pada pemahaman, dengan cara
d. Pembelajaran ditekankan pada upaya mempraktekkan secara langsung apa yang dipelajari.
e. Adanya refleksi terhadap strategi pembelajaran dan pengemabangan pengehuan yang dipelajari.
B. Persepsi Siswa Implementasi Pendekatan CTL Di Sekolah Negri Dan