Persepsi siswa terhadap implementasi pendekatan CTL dalam proses belajar mengajar studi kasus: SMU se-Kodya Daerah Istimewa Yogyakarta.
xi ABSTRAK
PERSEPSI SISWATERHADAP IMPLEMENTASI PENDEKATAN CTL DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR
(Studi Kasus : SMA Se Kodya Daerah Istimewa Yogyakarta)
Pascalia Vincentia Martiana Universitas Sanata Dharma
2008
Penelitian ini bertujuan mengetahui: (1) seberapa jauh kemampuan guru sekolah negeri dan sekolah swasta dalam mengimplementasikan Pendekatan Contextual Teaching Learning (CTL) dalam proses belajar mengajar; (2) perbedaan kemampuan guru sekolah negeri dan sekolah swasta dalam pengimplementasian Pendekatan Contextual Teaching Learning (CTL).
Penelitian studi kasus ini dilaksanakan di 20 SMA Se Kodya Daerah Istimewa Yogyakarta pada bulan juli sampai agustus 2008. Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa-siswi SMA baik negeri maupun swasta yang berjumlah 521 siswa.
Untuk analisis data digunakan teknik analisis deskriptif dan analisis komparatif (uji t). Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) implementasi pendekatan Pendekatan Contextual Teaching Learning (CTL) untuk keseluruhan aspek terkategori baik dan untuk masing- masing aspek yaitu aspek kontruktivis terkategori sangat baik, aspek menemukan terkategori baik, aspek bertanya terkategori sangat baik, aspek masyarakat belajar terkategori baik, aspek pemodelan terkategori baik, aspek refleksi terkategori baik, dan aspek penilaian terkategori baik; (2) tidak ada perbedaan kemampuan guru sekolah negeri dan swasta dalam implementasi Pendekatan Contextual Teaching Learning (sign. value=0,086 > a= 0,05)
(2)
xii ABSTRACT
THE STUDENT’S PERCEPTION ON CTL APPROACH IN TEACHING LEARNING PROCESS
Case Study on Senior High Schools in Yogyakarta Municipality Pascalia Vincentia Martiana
Sanata Dharma University 2008
The research has purpose to find out 1) how far the teacher’s ability in public school and private school in implementing CTL approach in teaching learning process, 2) the difference of teacher’s ability in public school and private school in implementing CTL approach.
The case study was conducted in 20 Senior High School in Yogyakarta Municipality on july until augts 2008. The instrument used was questionnaire. The sampel in this research were 521 students from public school and private school. The data analysis technique used in this study was descriptive analytical technique and comparative analytical technique ( t test). The resul of the research shows that 1) The implementation of CTL approach for all aspect’s categoriezed as good. The detail for each aspecr are follows : contructivies aspect is categoriezed as very good, Inquiry aspect is categoriezed as good, Questioning aspect is categoriezed as good, Learning Comumunity aspect is categoriezed as good, Modeling aspect is categoriezed as good, Reflection aspect is categoriezed as good, Authentic Assessment aspect is categoriezed as good; 2) no differences on the ability of the teacher’s from public school and private school in implementing CTL approach (sign. value= 0,086> a =0,05).
(3)
i
PERSEPSI SISWA TERHADAP IMPLEMENTASI PENDEKATAN CTL DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR
Studi Kasus : SMU Se-Kodya Daerah Istimewa Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh :
Pascalia Vincentia Martiana 041334007
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2008
(4)
(5)
(6)
iv
PERSEMBAHAN
“Let God leads your way”
Biarkan Tuhan yang menuntun jalanmu
Skripsi ini kupersembahkan kepada: Yesus Kristus & Bunda Maria, My Savior Bapak di surga Mamak tersayang Mas anto dan mba eko
(7)
v MOTTO
Life is a choice
“ Hi d u p a d a l a h p i l i h a n ”
K ekuat an bukan ber s umber dar i kemenangan.
P er j uangan andal ah yang mel ahir kan kekuat an. K et ika
menghadapi kes ul it an dan t idak menyer ah, it ul ah
kekuat an an da.
(8)
vi
Pernyataan Keaslian Karya
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 5 November 2008
(9)
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Pascalia Vincentia Martiana
Nomor Mahasiswa : 041334007
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR SISWA DENGAN
PRESTASI BELAJAR SISWA
Studi Kasus Pada Siswa Kelas III SMA Santa Maria I, Cirebon
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, me-ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Yogyakarta, 5 Pebruari 2009
Yang menyatakan
(10)
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:
a. Romo Dr. Ir. Paulus Wiryono Priyotamtama, S.J. selaku Rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kepribadian kepada penulis.
b. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
c. Bapak Y. Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma.
d. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma
e. Bapak FX. Muhadi, S.Pd, M.Pd selaku Pembimbing I yang telah bersedia menyediakan waktu, memberikan saran dan kritik yang sangat berarti dalam membimbing penyelesaian skripsi ini.
(11)
viii
f. Bapak Ig. Bondan Suratno, S.Pd., M.Si.dan Ibu Rita Eni Purwanti, S.Pd., M.Si. selaku dosen penguji yang telah meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberi kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.
g. Segenap staff pengajar Program Studi Pendidikan Akuntansi atas ilmu yang telah diberikan melalui perkuliahan.
h. Tenaga administrasi Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah membantu proses kelancaran dalam proses belajar selama ini.
i. Seluruh kepala sekolah dan para guru Sekolah Menengah Atas se-Kodya Daerah Istimewa Yogyakarta yang telah membantu kelancaran penelitian.
j. Seluruh keluargaku: Bapak terkasih, Yohanes Katiman yang ada di surga, Mamak tersayang, Fransiska Romana Sarimah atas segala dukungan doa, cinta, dan kesabaran sampai sekarang. Mas Anto & Mba priska serta Mba Eko & Mas Supat terima kasih untuk perhatian, nasihat, dukungan, materiil, dan spiritual.
k. Seluruh keluarga Mbah AKAD, Lek Suremi sekeluarga, Bi Juminten sekeluarga, Lek Yanto sekeluarga, dan Lek Bas sekeluarga terimakasih atas dukungannya, kerja kerasnya dalam membantu meneruskan usaha bapak sehingga aku akhirnya bisa lulus.
l. Seluruh keluarga ALI HARJO, Pakde Wahono sekeluarga, Pakde Sri sekeluarga, Pakde Tarso sekeluarga, Lek Jono sekeluarga, Bi Riami dan Lek Junardi sekeluarga, dan Bi Ngat terimakasih atas doa, nasihat, dan kasih sayangnya. m. Yohanes Krisno Handoko yang selalu memberikan motivasi, dukungan, kasih
(12)
ix
n. Keluarga Pak Ri, Bi Winarti dan Dek Lia terimakasih atas bantuannya, nasihat, cinta, dan kasih sayangnya selama ini.
o. Sahabat-sahabat terbaikku: Christina Rini W (ayo ce, nanti ujian tak tungguin kog, bayari tapi ongkos bis nya), Yanita Minarmi (yan, makasih semangatnya, km selalu ngeyakinin aku bahwa aku bisa!), An. Swastika Putri Mahendraswara (yeee akhirnya kita lulus ya non), Sella Widya Nugraheni ( Sel, aku ga lupa kog hehe ayo chayo-chayo), Fransiska Febriyantari (ran, kerja dulu jangan buru-buru merried hehe), alfonsa ika (inget aku ya ka), Astri tumanggor( tri chayo2 ya, cptn nyusul), bleky (blek aku duluan ya..), Nia ( nin, ikut ke lampung aja yukz), Garet (Jeng ayo cepet nyusul), Iis PDU, terima kasih atas semua bantuan, perhatian, nasihat, omelan, dan semangat agar aku segera menyelesaikan skripsi. Kalian memang benar-benar hebat, sehinggga kalian membuat hidupku menjadi lebih berwarna. Terima kasih untuk persahabatan yang telah kalian berikan.
p. Teman-teman KOS 12B, rini, shema, lia, Agatha Kristy, renti, titik makasih atas semua dukungan, dan kebersamaan dalam suka dan duka selama di kost.
q. Teman-teman PAK’A dan PAK’B Pendidikan Akuntansi’04 atas kebersamaan selama proses perkuliahan yang menyenangkan di Universitas Sanata Dharma r. Untuk Mas Luis terimakasih karna sudah membantu dalam mengedit-edit
kuesioner.
(13)
x
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Yogyakarta, 5 Novenber 2008
(14)
xi ABSTRAK
PERSEPSI SISWATERHADAP IMPLEMENTASI PENDEKATAN CTL DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR
(Studi Kasus : SMA Se Kodya Daerah Istimewa Yogyakarta)
Pascalia Vincentia Martiana Universitas Sanata Dharma
2008
Penelitian ini bertujuan mengetahui: (1) seberapa jauh kemampuan guru sekolah negeri dan sekolah swasta dalam mengimplementasikan Pendekatan Contextual Teaching Learning (CTL) dalam proses belajar mengajar; (2) perbedaan kemampuan guru sekolah negeri dan sekolah swasta dalam pengimplementasian Pendekatan Contextual Teaching Learning (CTL).
Penelitian studi kasus ini dilaksanakan di 20 SMA Se Kodya Daerah Istimewa Yogyakarta pada bulan juli sampai agustus 2008. Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa-siswi SMA baik negeri maupun swasta yang berjumlah 521 siswa.
Untuk analisis data digunakan teknik analisis deskriptif dan analisis komparatif (uji t). Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) implementasi pendekatan Pendekatan Contextual Teaching Learning (CTL) untuk keseluruhan aspek terkategori baik dan untuk masing- masing aspek yaitu aspek kontruktivis terkategori sangat baik, aspek menemukan terkategori baik, aspek bertanya terkategori sangat baik, aspek masyarakat belajar terkategori baik, aspek pemodelan terkategori baik, aspek refleksi terkategori baik, dan aspek penilaian terkategori baik; (2) tidak ada perbedaan kemampuan guru sekolah negeri dan swasta dalam implementasi Pendekatan Contextual Teaching Learning (sign. value=0,086 > a= 0,05)
(15)
xii ABSTRACT
THE STUDENT’S PERCEPTION ON CTL APPROACH IN TEACHING LEARNING PROCESS
Case Study on Senior High Schools in Yogyakarta Municipality Pascalia Vincentia Martiana
Sanata Dharma University 2008
The research has purpose to find out 1) how far the teacher’s ability in public school and private school in implementing CTL approach in teaching learning process, 2) the difference of teacher’s ability in public school and private school in implementing CTL approach.
The case study was conducted in 20 Senior High School in Yogyakarta Municipality on july until augts 2008. The instrument used was questionnaire. The sampel in this research were 521 students from public school and private school. The data analysis technique used in this study was descriptive analytical technique and comparative analytical technique ( t test). The resul of the research shows that 1) The implementation of CTL approach for all aspect’s categoriezed as good. The detail for each aspecr are follows : contructivies aspect is categoriezed as very good, Inquiry aspect is categoriezed as good, Questioning aspect is categoriezed as good, Learning Comumunity aspect is categoriezed as good, Modeling aspect is categoriezed as good, Reflection aspect is categoriezed as good, Authentic Assessment aspect is categoriezed as good; 2) no differences on the ability of the teacher’s from public school and private school in implementing CTL approach (sign. value= 0,086> a =0,05).
(16)
xiii DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
ABSTRAK ... xi
ABSTRACT ... xii
DAFTAR ISI ... xiii
DAFTAR TABEL ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ...xvii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Batasan Masalah ... 4
C. Rumusan Masalah ... 4
D. Tujuan Penelitian... 4
E. Manfaat Penelitian ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pendekatan Contextual Teaching Learning ... 6
(17)
xiv
1. Pengertian CTL ... 6
2. Pemikiran Tentang Belajar ... 8
3. Perbedaan CTL dengan Pendekatan Tradisional ... 10
4. Prinsip CTL ... 12
5. Komponen CTL... ... 13
B. Persepsi Siswa Terhadap Implementasi Pendekatan CTL ... 17
C. Kerangka Berpikir ... 19
D. Hipotesis ... 20
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 21
B. Subyek dan Obyek Penelitian ... 21
C. Tempat dan Waktu Penelitian... 21
D. Populasi dan Sampel Penelitian ... 22
E. Variabel Penelitian... 22
F. Operasional Variabel dan Pengukuran... 23
G. Teknik Pengumpulan Data... 23
H. Penyusunan Instrumen Penelitian ... 24
I. Teknik Pengujian Instrumen ... 26
J. Teknik Analisis Data ... 30
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 34
(18)
xv
C. Pengujian Hipotesis... 43 D. Pembahasan... 45 BAB V KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN
A. Kesimpulan ... 47 B. Keterbatasan... 48 C. Saran... 49 DARTAR PUSTAKA
(19)
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Penjabaran Kisi-kisi Variabel Persepsi Siswa Tentang Implementasi
Pendekatan CTL ... 24
Tabel 3.2 Hasil Perhitungan Uji Validitas ... 28
Tabel 4.1 Implementasi Pendekatan CTL ... 35
Tabel 4.2 Aspek Kontruktivis ... 36
Tabel 4.3 Aspek Menemukan ... 37
Tabel 4.4 Aspek Bertanya ... 38
Tabel 4.5 Aspek Masyarakat belajar... 39
Tabel 4.6 Aspek Pemodelan... 40
Tabel 4.7 Aspek Refleksi ... 41
Tabel 4.8 Aspek Penilaian ... 42
(20)
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kuesioner Penelitian ... 50
Lampiran 2. Uji Validitas dan Reliabilitas... 54
Lampiran 3. Uji Normalitas ... 56
Lampiran 4. Distribusi Frekuensi ... 57
Lampiran 5. Pengujian Hipotesis ... 78
Lampiran 6. Tabel r dan t ... 82
Lampiran 7. Data Induk Penelitian ... 85
(21)
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan investasi masa depan. Setiap manusia membutuhkan pendidikan, sampai kapan dan dimanapun ia berada. Pendidikan sangat penting karena pendidikan merupakan bekal dimasa depan artinya tanpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan bahkan akan terbelakang. Dengan demikian pendidikan harus betul-betul diarahkan untuk menghasilkan manusia yang berkualitas dan mampu bersaing.
Pendidikan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah pengetahuan tentang mendidik. Pendidikan juga merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Secara umum tujuan pendidikan membantu perkembangan anak untuk mencapai tingkat kedewasaan, baik kedewasaan biologis maupun pendagogis. Menurut Zahara Idris (1987), tujuan pendidikan ialah memberikan bantuan terhadap perkembangan anak seutuhnya. Perkembangan tersebut meliputi potensi fisik, emosi, sikap, moral, pengetahuan, dan ketrampilan.
Peran pendidikan sangat besar terhadap kemajuan bangsa indonesia terutama peserta didik. Untuk itu perlu adanya strategi perencanaan pembangunan pendidikan yang tepat dalam upaya mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas dan profesional, sehingga mampu sejajar dan bersaing dengan negara lain.
(22)
2
Keberhasilan suatu pendidikan tidak lepas dari usaha guru sebagai pendidik. Guru sebagai pendidik ataupun pengajar merupakan faktor penentu kesuksesan setiap usaha pendidikan. Meskipun fasilitas pendidikannya lengkap dan canggih, namun bila tidak ditunjang oleh keberadaan guru yang berkualitas maka proses belajar mengajar kurang dapat maksimal.
Pada dasarnya guru harus memiliki 4 kompetensi antara lain kompetensi pendagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Keempat kompetensi diatas sangat penting dalam menunjang proses belajar mengajar. Salah satunya kompetensi pendagogik dimana kompetensi ini meliputi kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.
Untuk itu, guru hendaknya mampu menggunakan berbagai pendekatan belajar agar tujuan pembelajaran tercapai. Menurut Mulyasa (2005:107) berbagai pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru antara lain pendekatan kompetensi, pendekatan ketrampilan proses, pendekatan lingkungan, pendekatan kontekstual dan pendekatan tematik.
Dari berbagai pendekatan diatas, peneliti memilih pendekatan kontekstual yaitu Contextual Teaching Learning (CTL) karena pendekatan CTL ini merupakan pendekatan yang paling kompleks. CTL mempunyai
(23)
3
tujuh pilar atau komponen yang sangat menunjang keberhasilan proses belajar menjadi lebih baik. Pendekatan CTL ini lebih menekankan pada
Student Oriented sehingga guru hanya sebagai fasilitator.
Pendekatan CTL mempunyai tujuan yaitu mengoptimalisasi belajar
understanding dan bukan memorizing. Dalam pembelajaran yang menggunakan pendekatan CTL, tugas guru adalah membantu siswa mencapai tujuannya. Maksudnya, guru lebih banyak berurusan dengan strategi daripada memberi informasi. Selain itu guru mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk menemukan sendiri bukan dari apa yang dikatakan oleh guru.
Dengan pendekatan CTL tersebut guru negeri dan swasta tentu berbeda kemampuan dalam mengimplementasinya. Pada kenyataannya, sekolah negeri kecenderungan lebih unggul dalam berbagai hal seperti input dan output yang lebih baik, fasilitas yang memadai, guru yang kompeten karena dibina untuk mengikuti berbagai pelatihan, biaya lebih murah dan lain sebagainya. Sedangkan sekolah swasta kemungkinan sebaliknya dari sekolah negeri yaitu fasilitas masih ada yang kurang memadai, biaya lebih mahal, guru- guru kurang dibina dalam mengikuti berbagai pelatihan.
Dari latar belakang dia tas, penulis akan melakukan analisis tentang “Persepsi Siswa Terhadap Implementasi Pendekatan CTL Dalam Proses Belajar Mengajar”.
(24)
4
B. Batasan Masalah
Mengingat begitu banyak faktor yang dapat mempengaruhi implementasi pendekatan CTL, maka perlu dilakukan pembatasan masalah dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini peneliti memfokuskan pada evaluasi guru pada bidang akuntansi di sekolah negri dan swasta.
C. Rumusan Masalah
1. Seberapa jauh kemampuan guru sekolah negeri dan swasta dalam mengimplementasikan pendekatan CTL dalam proses belajar mengajar ?
2. Apakah ada perbedaan kemampuan guru sekolah negeri dan swasta terhadap implementasi pendekatan CTL ?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan guru dalam mengimplementasikan pendekatan CTL dalam proses belajar mengajar
2. Untuk mengetahui perbedaan kemampuan guru sekolah negeri dan swasta terhadap implementasi pendekatan CTL.
(25)
5
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan hasil penelitian , antara lain:
1. Bagi Sekolah dan Guru
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan referensi kepada guru tentang pendekatan CTL secara lebih mendalam sehingga dapat dipergunakan guru dalam proses belajar mengajar.
2. Bagi Penulis
Hasil penelitian ini diharapkan akan banyak memberi bekal bagi penulis sebelum praktik dalam dunia pendidikan sehingga dapat menentukan pendekatan belajar yang sesuai bagi peserta didik. 3. Bagi Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu literatur atau referensi penelitian sejenis. Di samping itu dapat menjadi referensi ilmiah sebagai hasil kajian empiris tentang evaluasi terhadap implementasi pendekatan CTL.
(26)
6 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pendekatan Contextual Teaching Learning (CTL) 1. Pengertian CTL
Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah konsep pembelajaran yang membantu guru menghubungkan mata pelajaran dengan situasi dunia yang nyata dan memotivasi siswa agar menghubungkan pengetahuan dan terapannya dengan kehidupan sehari- hari sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Pendekatan ini merupakan strategi pembelajaran yang bersifat student oriented. CTL juga merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata dan mendorong pembelajar membuat hubungan antara materi yang diajrkannya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.
CTL memungkinkan proses belajar yang tenang dan menyenangkan, karena pembelajaran dilakukan secara alamiah, sehingga peserta didik dapat mempraktekkan secara langsung apa yang telah dipelajari. Pembelajaran kontekstual mendorong peserta didik memahami hakekat, makna, dan manfaat belajar, sehingga memungkinkan mereka rajin, dan termotivasi untuk belajar. Berbagai
(27)
7
pendekatan yang ada sama-sama bertujuan untuk mengoptimalisasikan pembelajaran siswa dengan understanding dan bukan memorizing.
Dalam kelas yang me nggunakan pendekatan ini, tugas guru adalah menjadi fasilitator dalam membantu siswa mencapai tujuan belajar. Artinya guru dituntut untuk lebih banyak berpikir tentang strategi pembelajaran daripada pemberian informasi. Strategi pembelajaran lebih penting daripada hasil (Depdiknas 2003:2).
Hal ini sejalan dengan pernyataan Mulyasa, bahwa dalam pembelajaran kontektual tugas guru adalah memberikan kemudahan belajar kepada peserta didik dengan menyediakan berbagai sarana dan sumber belajar yang memadai. Guru bukan hanya menyampaikan materi pembelajaran yang berupa hafalan, tetapi mengatur lingkungan dan strategi pembelajaran yang memungkinkan peserta didik belajar. Lingkugan belajar yang kondusif sangat penting dan menunjang keberhasilan pembelajaran kontekstua l secara keseluruhan. Nurhadi (2002: 4) mengemukakan pentingnya lingkungan belajar dalam pembelajaran kontekstual sebagai berikut:
a. Belajar efektif, dimulai dari lingkungan belajar yang berpusat pada siswa.
b. Pembelajaran harus berpusat pada bagaimana cara siswa menggunakan pengetahuan baru mereka.strategi belajar lebih penting daripada hasilnya.
(28)
8
c. Umpan balik bagi siswa yang berasal dari proses penilaian
(assesment)yang benar.
d. Menumbuhkan komunitas belajar dalam bentuk kerja kelompok.
2. Pemikiran Tentang Belajar
Pendekatan kontekstual mendasarkan diri pada kecenderungan pemikiran tentang belajar sebagai berikut :
a. Proses belajar
1) Belajar tidak hanya sekedar menghafal. Siswa harus mengkonstruksikan pengetahuan di benak mereka sendiri. 2) Anak belajar dari mengalami. Anak mencatat sendiri
pola-pola bermakna dari pengetahuan baru, dan bukan diberi begitu saja oleh guru.
3) Para ahli sepakat bahwa pengetahuan yang dimiliki seseorang terorganisasi dan mencerminkan pemahaman yang mendalam tentang sesuatu persoalan.
4) Pengetahuan tidak dapat dipisah-pisahkan menjadi fakta-fakta atau proposisi yang terpisah, tetapi mencerminkan ketrampilan yang dapat diterapkan.
5) Manusia mempunyai tingkatan yang berbeda dalam menyikapi situasi baru.
6) Siswa perlu dibiasakan memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya.
(29)
9
7) Proses belajar dapat mengubah struktur otak. Perubahan struktur otak itu berjalan terus seiring dengan perkembangan organisasi pengetahuan dan ketrampilan seseorang.
b. Transfer ilmu
1) Siswa belajar ari mengalami sendiri bukan dari pemberian orang lain
2) Ketrampilan dan pengetahuan itu diperluas dari konteks yang terbatas (sedikit demi sedikit).
3) Penting bagi siswa tahu untuk apa itu belajar dan bagaimana ia menggunakan pengetahuan dan ketrampilan itu.
c. Siswa sebagai pembelajar
1) Manusia mempunyai kecenderungan untuk belajar dalam bidang tertentu, dan seorang anak mempunyai kecenderungan untuk belajar dengan cepat hal- hal baru. 2) Strategi belajar itu penting. Anak dengan mudah
mempelajari sesuatu yang baru. Akan tetapi, untuk hal-hal yang sulit, strategi belajar amat penting.
3) Peran orang dewasa (guru) membantu menghubungkan antara yang baru dan yang sudah diketahui.
4) Tugas guru memfasilitasi agar informasi baru bermakna, memberi kesempatan kepada siswa untuk menemukan dan
(30)
10
menerapkan ide mereka sendiri dan menyadarkan siswa untuk menerapkan srtategi mereka sendiri.
d. Pentingnya lingkungan belajar
1) Belajar efektif itu dimulai dari lingkungan belajar yang berpusat pada siswa. Dari guru akting di depan kelas, siswa menonton ke siswa akting bekerja dan berkarya, guru mengarahkan.
2) Pengajaran harus berpusat pada bagaimana cara siswa menggunakan pengetahuan baru mereka. Strategi belajar lebih dipentingkan dibandingkan hasinya.
3) Umpan balik amat penting bagi siswa, yang berasal dari proses penilaian yang benar.
4) Menumbuhkan komunitas belajar dalam bentuk kerja kelompok itu penting.
3. Perbedaan Pendekatan CTL Dengan Pendekatan Tradisional
CTL TRADISIONAL
1. Pemilihan informasi berdasarkan kebutuhan siswa
2. Siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran.
3. Pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan nyata/ masalah yang disimulasikan
1. Pemilihan informasi ditentukan oleh guru
2. Siswa secara pasif mnerima informasi
3. Pembelajaran sangat abstrak dan teoritis
(31)
11
4. Selalu mengaitkan informasi dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa
5. Cenderung mengintegrasikan beberapa bidang
6. Siswa menggunakan waktu belajarnya untuk menemukan, menggali, berdiskusi, berpikir, kritis, atau mengerjakan proyek dan pemecahan masalah (melalui kerja kelompok)
7. Perilaku dibangun atas kesadaran diri 8. Ketrampilan dikembangkan atas dasar
pemahaman
9. Hadiah dari berperilaku baik adalah kepuasan diri
10.Siswa tidak melakukan hal yang buruk karena sadar hal tersebut keliru dan merugikan
11.Perilaku baik didasarkan atas motivasi intrinsik
12.Pembelajaran terjadi diberbagai
4. Memberikan tumpukan informasi kepada siswa sampai saatnya diperlukan
5. Cenderung terfokus pada satu bidang (disiplin) trtentu
6. Waktu belajar siswa sebagian besar dipergunakan untuk mengerjakan buku tugas, mendengarkan ceramah, dan mengisi latihan yang membosankan (melalui kerja individu)
7. Perilaku dibangun atas kebiasaan 8. Ketrampilan dikembangkan atas
dasar latihan
9. Hadiah dari perilaku baik adalah pujian atau nilai rapor
10.Siswa tidak melakukan sesuatu yang buruk karena takut akan hukuman
11.Perilaku baik berdasarkan moivasi ekstrinsik
(32)
12
tempat, konteks dan seting
13.Hasil belajar diukur melalui penerapan penilaian autentik
dalam kelas
13.Hasil belajar diukur melalui kegiatan akademik dalam bentuk tes/ujian/ulangan
4. Prinsip-prinsip CTL
Adapun prinsip-prinsip dalam pendekatan pembelajaran CTL antara lain :
a. Belajar berbasis masalah (Problem-Based Learning). Belajar bukanlah sekedar menghafal informasi tetapi bagaimana menggunakan informasi yang ada dan berpikir kritis untuk memecahkan masalah yang ada di dunia nyata.
b. Pengajaran autentik (Autentik Instruction). Pendekatan konteks secara bermakna.
c. Belajar berbasis inquiri (Inquiri-Based Learning). Belajar sebagai aktivitas bertanya pada diri sendiri dan mencari tahu sendiri jawabannya
d. Belajar berbasis kerja (Work-Based Learning) adalah kerja yang memberikan peluang untuk mengalami sesuatu, bukan sekedar mendengar pengalaman seseorang.
(33)
13
e. Belajar jasa layanan (Service Learning). Belajar dengan percaya diri, merasa dibutuhkan, bekerja bersama dan akrab pada kegiatan di luar maupun di dalam kelas lebih menjanjikan hasil. f. Belajar bekerja sama (Cooperative Learning ). Belajar disini
yaitu siswa belajar dalam kelompok kelas besar. Hal ini akan menghasilkan prestasi yang baik daripada setiap individu yang belajar sendiri-sendiri karena persaingan yang terus- menerus antar pribadi justru akan melelahkan dan meruksi hasil belajar. g. Belajar berbasis proyek atau tugas ( Project-Based Learning).
Guru memberikan suatu tugas untuk membantu siswa dalam mendapatkan banyak hal secara komprehensif.
5. Komponen CTL
CTL mempunyai 7 pilar atau komponen yang disusun agar belajar menjadi lebih hidup atau bermakna. Tujuh komponen CTL antara lain: a. Konstruktivis (Constructivism)
Konstruktivis merupakan landasan berpikir pendekatan CTL yaitu bahwa pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Guru hendaknya memberikan kesempatan bagi siswa untuk bekerja/belajar sendiri dan guru siap sebagai sumber untuk konfirmasi apa yang sudah dipelajari siswa. Pengetahuan yang diperoleh melalui pengalaman nyata dapat diberikan melalui praktik mengerjakan sesuatu, berlatih secara fisik,
(34)
14
mendemonstrasikan, menciptakan ide dan membangun pengertian/ bukan menerima.
b. Menemukan (Inquiry)
Inquiri merupakan pengetahuan atau ketrampilan yang diperoleh siswa melalui suatu kegiatan. Langkah-langkah kegiatan inkuiri adalah merumuskan masalah, mengamati atau melakukan observasi, menganalisis dan menyajikan hasil serta mengkomunikasikan hasil pada orang lain.
c. Bertanya (Questioning)
Bertanya merupakan bagian penting dalam melaksanakan pembelajaran yang berbasis inquiri yaitu menggali informasi, mengkonfirmasikan apa yang sudah diketahui dan mengarahkan perhatian pada aspek yang belum diketahuinya. Untuk itu guru hendaknya mendorong sifat ingin tahu siswa, membimbing siswa untuk bertanya. Kegiatan bertanya ini dapat terjadi antara siswa dengan siswa, atau antar kelompok siswa.
d. Masyarakat belajar (Learning Community)
Konsep ini adalah hasil pembelajaran yang diperoleh dari kerjasama dengan orang lain. Masyarakat belajar dapat diciptakan melalui kegiatan sharing antar teman dalam kelompok kecil maupun kelompok besar, penggunaan berbagai sumber belajar yang relevan.
(35)
15
e. Pemodelan (Modeling)
Dalam sebuah pembelajaran diperlukan contoh-contoh sebagai model yang bisa ditiru. Dalam pendekatan CTL, guru bukan merupakan satu-satunya model. Model dapat dirancang dengan melibatkan pihak luar ataupun siswa sendiri.
f. Refleksi (Reflection)
Refleksi adalah cara berpikir tentang berbagai hal yang baru dipelajari atau berpikir ke belakang tentang hal-hal yang sudah dilakukan di masa lalu. Dengan cara menyisakan waktu untuk refleksi dalam setiap pertemuan untuk mengetahui hasil belajar siswa maupun proses mereka belajar. Refleksi dapat berupa pernyataan langsung, jurnal atau catatan saran siswa, diskusi, ataupun hasil karya di akhir pertemuan.
g. Penilaian otentik (Authentic Assessment)
Assessment adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan belajar siswa agar guru bisa memastikan bahwa siswa mengalami proses pembelajaran dengan benar.
Penilaian otentik merupakan penilaian alternatif. Penilaian kombinasi dari beberapa jenis penilaian adalah:
1) Penilaian kinerja dapat berupa membaca, menulis, proyek, proses, pemecahan masalah ataupun tugas analisis.
(36)
16
2) Observasi sistematik yang bermanfaat untuk menyajikan informasi tentang dampak pembelajaran terhadap sikap siswa. 3) Portofolio yaitu kumpulan berbagai ketrampilan, ide, minat,
prestasi siswa selama jangka waktu tertentu dan bersifat reflektif, dapat berupa tulisan, gambar dan lain- lain.
4) Jurnal adalah proses refleksi siswa tentang proses maupun hasil belajarnya dapat dituangkan dalam bentuk tulisan, gambar dan bentuk lain.
Karakteristik penilaian otentik adalah dilaksanakan selama dan sesudah proses belajar, dapat digunakan untuk penilaian formatif maupun sumatif. Yang diukur dalam penilaian ini adalah performasi (bukan mengingat fakta), berkesinambungan, terintregrasi dan dapat digunakan sebagai umpan balik. Sedangkan dasar untuk menilai prestasi siswa adalah proyek atau kegiatan dan laporannya, PR, kuis, karya siswa, presentasi atau penampilan siswa, demonstrasi, laporan, jurnal, hasil tes tertulis, dan karya tulis.
Dalam pelaksanaannya, pembelajaran kontekstual dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Untuk itu, Zahorik (1995) mengungkapkan lima elemen yang harus diperhatikan dalam pembelajaran kontekstual. Lima elemen tersebut yaitu:
a). Pembelajaran harus memperhatikan pengetahuan yang sudah dimiliki oleh peserta didik.
(37)
17
b). Pembelajara dimulai dari keseluruhan (global) menuju bagian-bagiannya secara khusus.
c). Pembelajaran harus ditekankan pada pemahaman, dengan cara
d). Pembelajaran ditekankan pada upaya mempraktekkan secara langsung apa yang dipelajari.
e). Adanya refleksi terhadap strategi pembelajaran dan pengemabangan pengehuan yang dipelajari.
B. Persepsi Siswa Implementasi Pendekatan CTL Di Sekolah Negri Dan Swasta
Persepsi merupakan proses yang meliputi penginderaan terhadap rangsang, pengorganisasian rangsang, dan penafsiran rangsang, sehingga individu mengerti rangsang yang diinderanya. Ada tiga komponen dalam persepsi, yaitu : (1) seleksi, (2) interpretasi, dan (3) reaksi. Seleksi dilakukan terhadap rangsang yang masuk dari luar melalui penginderaan. Penafsiran dibuat untuk mengorganisasikan rangsang atau informasi sehingga mempunyai makna bagi individu. Tanggapan adalah bentuk tingkah laku yang terjadi sebagai akibat dari interpretasi (Walgito, 1993 : 53).
Sedangkan pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa
(38)
18
membuat hubungan antara pengetahuan ya ng dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari- hari. Hal ini melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran efektif yakni: konstuktivisme, bertanya, menemukan, masyarakat belajar, pemodelan, dan penilaian sebenarnya.
Persepsi siswa terhadap guru dalam mengajar tentu berbeda- beda dalam implementasi pendekatan CTL nya. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor yaitu kemampuan guru, fasilitas, pelatihan-pelatihan, lokakarya dan partisipasi pihak sekolah.
Pendekatan CTL pada umumnya telah digunakan oleh guru baik guru sekolah negeri maupun swasta dalam proses belajar mengajar. Pendekatan CTL mempunyai tujuh komponen. Dari tujuh komponen tersebut baik guru negeri maupun swasta dalam pelaksanaannya didalam proses belajar mengajar tentu juga berbeda.
Sekolah negeri dari segi kepemilikannya merupakan sekolah milik pemerintah. Dimana seluruh infrastruktur, fasilitas, tenaga keguruan, berbagai pelatihan peningkatan kompetensi guru dan lain sebagainya pemerintah yang menyediakan. Selain itu sekolah negri merupakan sekolah unggulan berstandar nasional bahkan internasional, biaya murah dan banyak diminati oleh siswa sehingga input serta outputnya lebih unggul. Berbeda dengan sekolah swasta yang kepemilikannya dibawah suatu yayasan atau lembaga tertentu. Lembaga atau yayasan berusaha menyediakan fasilitas, tenaga keguruan dan seluruh infastruktur yang
(39)
19
diperlukan agar dapat sejajar dengan sekolah negeri. Peningkatan fasilitas tentu diimbangi dengan kenaikan biaya, sehingga kebanyakan sekolah swasta fasilitasnya masih relatif kurang memadai. Pelatihan bagi guru pun kurang begitu diperhatikan padahal hal tersebut sangat penting dalam peningkatan kompetensi. Sedangkan untuk input dan output sekolah swasta masih dibawah sekolah negri
C. Kerangka Berpikir
1. Persepsi siswa terhadap implementasi pendekatan CTL dalam proses belajar mengajar
Seorang guru pada dasarnya harus memiliki kompetensi dalam proses pengajaran. Kemampuan itu meliputi yaitu 4 kompetensi antara lain kompetensi pendagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Keempat kompetensi diatas sangat penting dalam menunjang proses belajar mengajar. Salah satunya kompetensi pendagogik dimana kompetensi ini meliputi kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki. Persepsi siswa terhadap guru dalam mengajar tent u berbeda- beda dalam implementasi pendekatan CTL nya. Hal ini disebabkan
(40)
20
oleh banyak faktor yaitu kemampuan guru, fasilitas, pelatihan-pelatihan, lokakarya dan partisipasi pihak sekolah.
Guru sekolah negeri tentu berbeda dengan sekolah swasta kemampuannya dalam mengimplementasikan pendekatan CTL. Sekolah negeri dari segi kepemilikannya merupakan sekolah milik pemerintah. Dimana seluruh infrastruktur, fasilitas, tenaga keguruan, berbagai pelatihan peningkatan kompetensi guru dan lain sebagainya pemerintah yang menyediakan. Selain itu sekolah negeri merupakan sekolah unggulan berstandar nasional bahkan internasional, biaya murah dan banyak diminati oleh siswa sehingga input serta outputnya lebih unggul. Berbeda dengan sekolah swasta yang kepemilikannya dibawah suatu yayasan atau lembaga tertentu. Tentu lembaga berusaha menyediakan fasilitas dan seluruh infastruktur yang diperlukan. Peningkatan fasilitas tentu diimbangi dengan biaya yang sangat mahal, sedangkan peningkatan untuk kompetensi guru nya kurang diperhatikan. Untuk input dan output sekolah swasta masih dibawah sekolah negeri. Sehingga kecenderungan sekolah negeri lebih baik implementasi pendekatan CTL nya dalam proses belajar mengajar.
D. Hipotesis
ada perbedaan kemampuan guru sekolah negri dan swasta terhadap implementasi pendekatan CTL.
(41)
21 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif komperatif yaitu penelitian yang digunakan untuk mengganbarkan sifat dari suatu keadaan yang ada pada waktu penelitian dilakukan dan dijelajahi penyebab dari gejala- gejala tertentu (Consuelo, 1993: 71). Penelitian ini untuk mendeskripsikan kemampuan guru dalam mengemplementasikan pendekatan CTL dan membandingkan antara sekolah negri dan swasta.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kodya Yogyakarta. Alasan pemilihan daerah Kodya Yogyakarta karena cukup mewakili berbagai keragaman Sekolah Menengah Atas. Waktu penelitian akan dilaksanakan pada bulan Juli s/d Agustus 2008.
C. Subyek dan Obyek Penelitian
1. Subyek penelitian adalah guru-guru akuntansi se-Daerah Istimewa Yogyakarta yang menggunakan pendekatan CTL.
2. Obyek penelitiannya adalah pendapat siswa tentang implementasi pendekatan CTL.
(42)
22
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi adalah keseluruhan dari sub yek penelitian. Dalam penelitian ini populasi yang akan diteliti adalah guru akuntansi SMA Kota DIY, yaitu 11 SMA N dan 43 SMA Swasta.
2. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Jumlah sampel yang akan diteliti sebanyak 521 siswa negeri dan swasta. Teknik pengambilan sampelnya dengan menggunakan sampel purposif. Artinya bahwa pengambilan sampel hanya pada sekolahan yang berada di bagian kota DIY.
E. Variabel Penelitian
1. Variable bebas (independent variable)
Variabel bebas adalah kondisi-kondisi atau karakteristik-karakteristik yang oleh peneliti dimanipulasikan dalam rangka untuk menerangkan hubungannya dengan fenomena yang diobservasikan (Cholid dan Abu Achmad, 2007:119). Fungsi dari variabel ini adalah variabel pengaruh, sebab berfungsi mempengaruhi variabel lain. Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah status sekolah.
2. Variabel Terikat (Dependent Variabel )
Variabel terikat yaitu suatu kondisi atau karakteristik yang berubah atau muncul ketika penelitian mengintroduksi, pengubah atau mengganti variabel bebas ( Cholid dan Abu Achmadi, 2007:119). Variabel ini dipengaruhi oleh variabel lain. Dalam penelitian ini
(43)
23
variabel terikatnya adalah implementasi pendekatan CTL dalam proses belajar mengajar.
F. Definisi Operasionalisasi Variabel dan Pengukuran
Implementasi pendekatan CTL adalah penerapan konsep atau pendekatan pembelajaran yang membantu guru menghubungkan mata pelajaran dengan situasi dunia yang nyata sehingga memotivasi siswa agar dapat menghubungkan pengetahuan dan terapannya dengan kehidupan sehari- hari.
Implementasi pendekatan CTL diukur berdasarkan persepsi siswa yang diungkap dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner disusun dengan menggunakan skala pengukuran yang dimodifikasi dari model Likert, dengan menggunakan skala 1 sampai dengan 4, yaitu :
Keterangan Skor
Sangat setuju 4
Setuju 3
Tidak setuju 2
Sangat tidak setuju 1
G. Teknik Pengumpulan Data
Dalam mengumpulkan data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa teknik sebagai berikut :
(44)
24
1. Kuesioner
Kuesioner adalah adalah teknik pengumpulan data dengan menggunakan daftar pertanyaan tertulis (Winarto Surakhmad, hal 180). Kuesioner bersifat kooperatif artinya responden diharapkan bekerja sama dalam menyisihkan waktu dan menjawab pertanyaan secara tertulis dengan petunjuk-petunjuk yang diberikan. Dengan kuesioner ini, peneliti akan mengumpulkan data tentang implementasi pendekatn CTL.
H. Penyusunan Instrumen Penelitian
Penyusunan instrumen dengan menggunakan kuesioner. Variabel implementasi pendekatan CTL dibuat dengan menentukan kisi-kisi sebagai berikut :
Tabel 3.1
Penjabaran kisi-kisi variabel persepsi siswa tentang implementasi pendekatan CTL
Variabel Indikator Butir
Pendekatan CTL a. Kontruktivis
1. Kesempatan belajar sendiri 2. Pengalaman nyata
3. Membangun pengertian 4. Guru sumber konfirmasi
1 2 3 4, 5
(45)
25
2. Mengamati atau mengobservasi 3. Menganalisis hasil observasi
4. Mengkomunikasikan hasil observasi 7 8 9 c. Bertanya 1. Mendorong
2. Membimbing 3. Memotivasi
10, 11 12, 13 14 d. Masyarakat Belajar 1. Diskusi bersama
2. Menggunakan sumber belajar
15, 16 17
e. Pemodelan 1. Memodelkan pengerjaan soal atau alat
2. Model melibatkan siswa 3. Model dapat berupa karya
18
19 20
f. Refleksi 1. Melihat kembali materi yang telah dipelajari.
2. Menyediakan waktu untuk refleksi 3. Refleksi dapat diungkapkan secara
langsung atau tertulis
21
22 23
g. Penilaian 1. Penilaian selama atau setelah pelajaran
2. Mengukur ketrampilan atau
24 25, 26, 27, 28
(46)
26
performan bukan mengingat fakta
I. Teknik Pengujian Instrumen 1. Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Suharsimi Arikunto, hal 168). Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya suatu instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud.
Untuk menguji tingkat validitas empiris sebuah instrumen, peneliti mencobakan instrumen tersebut pada sasaran dalam penelitian atau disebut juga kegiatan uji coba instrumen. Apabila data yang didapat dari uji coba ini sudah sesuai dengan yang seharusnya, maka instrumen tersebut sudah baik atau valid. Untuk mengetahui ketepatan data ini diperlukan teknik uji validitas. Dalam penelitian ini menggunakan teknik korelasi product moment dengan rumus sebagai berikut :
rxy =
} ) ( }{ ) ( { ) )( ( 2 2 2
2 − ∑Χ ∑Υ − ∑Υ
Χ ∑ Ν
−
∑
xy∑ ∑
x y(47)
27
Keterangan :
rxy = koefisien korelasi antara x dan y N = jumlah subyek
X = skor butir
y = skor total sample uji coba Χ
∑ = jumlah harga dari skor butir Υ
∑ = jumlah harga total ΧΥ
∑ = jumlah hasil perkalian dari skor butir dan skor total
2
Χ
∑ = jumlah hasil kuadrat dari hasil harga skor butir
2
Υ
∑ = jumlah hasil kuadrat dari harga total butir sampel uji coba.
Dalam proses perhitungan, secara teknis peneliti menggunakan bantuan komputer program SPSS for Windows Versi 12. Untuk mengetahui validitas instrumen atau kuesioner, terlebih dahulu item instrumen ini diujicobakan pada 30 responden. Pengujian item instrumen dilakukan di SMK YPKK 3 Sleman, Yogyakarta. Kemudian mencari r tabel yaitu dengan dk = n- 2 dengan taraf signifikansi 5% (dk =30-2=28, 5%) sehingga diperoleh r tabel = 0,239 dengan kententuan apabila rhitung > rtabel pada n = 30 dengan taraf signifikansi 5% maka item instrumen tersebut dinyatakan valid. Sebaliknya apabila
hitung
r < rtabel maka item instrumen tidak valid. Adapun rangkuman dari hasil pengujian validitas tersaji pada tabel berikut ini:
(48)
28
Tabel 3.2
Hasil Perhitungan Uji Validitas I No
Item r tabel r hitung Keterangan 1 0,239 0,130 Tidak Valid 2 0,239 0,536 Valid 3 0,239 0,350 Valid 4 0,239 0,260 Valid 5 0,239 0,192 Tidak Valid 6 0,239 0.329 Valid 7 0,239 0,233 Valid 8 0,239 0,434 Valid 9 0,239 0,284 Valid 10 0,239 0,120 Tidak Valid 11 0,239 0,530 Valid 12 0,239 0,463 Valid 13 0,239 0,666 Valid 14 0,239 0,456 Valid 15 0,239 0,439 Valid 16 0,239 0,547 Valid 17 0,239 0,594 Valid 18 0,239 0,588 Valid 19 0,239 0,493 Valid 20 0,239 0,431 Valid 21 0,239 0,427 Valid 22 0,239 0,183 Tidak Valid 23 0,239 0,595 Valid 24 0,239 0,309 Valid 25 0,239 0,508 Valid 26 0,239 0,452 Valid 27 0,239 0,273 Valid 28 0,239 0,293 Valid 29 0,239 0,057 Tidak Valid 30 0,239 0.385 Valid
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa dari pengujian validitas pada 30 item, terdapat 5 item yang tidak valid yaitu item 1, 5, 10, 22, dan 29. Untuk 5 item yang tidak valid, peneliti mengkonsultasikan dengan dosen pembimbing. Kemudian 5 item
(49)
29
tersebut, 3 diantara nya direvisi yaitu item 1, 5, dan 10, sedangkan item 22 dan 29 dihapus.
2. Reliabilitas
Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrumen tersebut sudah baik. Reliabilitas menunjuk pada tingkat keandalan sesuatu. Artinya instrumen tersebut diusahakan dapat mengungkap data yang dapat dipercaya.
Dalam penelitin ini, reliabilitas alat ukur dihitung dengan menggunakan teknik koefisien reliabilitas Alpha Crobach ( Suharsimi Arikunto, hal 171). Rumus Alpha untuk pengujian reliabilitas instrumen dalah sebagai berikut : − −
=
∑
22 1 1 1 1 t b k k r σ σ Keterangan:
r11 = reliabilitas instrumen k = banyaknya butir pertanyaan
∑
2b
σ = jumlah varians soal
2
t
(50)
30
Untuk menginterpretasikan tinggi rendahnya reliabilitas instrumen pedoman yang digunakan sebagai berikut:
Tabel 3.3 Intrepretasi Reliabilitas
No. Tingkat Penguasaan Kriteria Penilaian
1. 0,80-1,00 Sangat Tinggi
2. 0,60-0,79 Tinggi
3. 0,40-0,59 Cukup
4. 0,20-0,39 Rendah
5. 0,00-0,19 Sangat Rendah
Berdasarkan pengujian reliabilitas item kuesioner yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa koefisien alpha atau r11 yang adalah 0.863, sedangkan r tabel 0,239. Hal ini menunjukkan bahwa item- item pernyataan tersebut dinyatakan reliabel pada taraf signifikansi 5% karena rhitung > rtabel atau 0,863 > 0,239. Nilai r11tersebut berada pada taraf 0,80 – 1,00 sehingga dapat dikatakan bahwa item dalam kuesioner ini mempunyai reliabilitas sangat tinggi.
I. Teknik Analisis Data 1. Prasyarat analisis
Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan teknik statistik deskriptif, yaitu analisis komparatif deskriptif. Untuk itu, diperlukan uji normalitas dan homogenitas.
(51)
31
Normalitas
Pengujian normalitas data digunakan untuk mengetahui apakah data masing- masing variabel berdistribusi normal atau normalitas. Pengujian ini akan dilakukan dengan menggunakan dengan bantuan program SPSS for Windows Versi 12. Uji normalitas yang digunakan adalah Uji Kolmogorov Smirnov ini digunakan untuk menguji apakah dua sampel berasal dari populasi-populasi yang mempunyai distribusi yang sama atau berbeda. Rumus uji Kolmogorov Smirnov yaitu :
D = maksimum
[
Sn1( )
X −Sn2( )
X]
2. Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis digunakan teknik analisis deskriptif dan analisis komparatif.
a. Analisis Deskriptif
1) Mendeskripsikan kemampuan guru mengimplementasi pendekatan CTL untuk semua aspek seluruh responden. 2) Mendeskripsikan kemampuan guru mengimplementasi
pendekatan CTL untuk masing- masing aspek seluruh responden.
b. Analisis Komparatif
Pengujian analisis komparatif dengan menggunakan uji t. Langkah- langkah pengujian hipotesis adalah sebagai berikut :
(52)
32
1) Perumusan Hipotesis
Ha : ρ ≠0, ada perbedaan sekolah negri dan swasta terhadap implementasi pendekatan CTL dalam proses belajar mengajar
Ho : ρ= 0, tidak ada perbedaan sekolah negri dan swasta terhadap implementasi pendekatan CTL dalam proses belajar mengajar
Setelah itu dilakukan uji t dengan rumus sebagai berikut :
t =
2 1 2 1 1 1 n n s x x + −
lalu
(
)
(
)
2 1 1 2 1 2 2 2 2 1 1 2 − + − + − = n n s n s n s
Keterangan :
1
x = rata-rata sekolah negeri
2
x = rata-rata sekolah swasta
1
n = jumlah sekolah negeri
2
n = jumlah sekolah swasta
1
s = standar deviasi sekolah negeri
2
(53)
33
2) Menentukan taraf signifikansi
Untuk mengetahui apakah hipotesis ditolak atau diterima, maka harus membandingkan harga chi square dengan derajat kebebasan sama pada taraf signifikan 5%. Jika thitung lebih besar dari ttabel, maka menunjukkan adanya perbedaan positif antara variabel bebas dengan variabel terikat. Sebaliknya, jika thitung lebih kecil dari ttabel maka menunjukkan yang negatif antara variabel bebas dengan variabel terikat.
(54)
34 BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif komperatif. Dalam penelitian ini, subyeknya adalah guru- guru akuntansi se-kota yogyakarta dan obyek dalam penelitian ini adalah siswa. Sekolah yang menjadi tempat penelitian yaitu SMA Negeri 9, SMA Negri 11, SMA Marsudi Luhur, SMA Santa Maria, SMA Stella Duce 1, SMA Stella Duce 2, SMA Sang Timur, SMA Piri 1, SMA Piri 2, SMA Ma’Arif, SMA Gotong Royong, SMA Santo Thomas, SMA Budya Wacana, SMA Pangudi Luhur, SMA Gajah Mada, SMA Budi Luhur, SMA Bhineka Tunggal Ika, SMA Bopkri 2 dan SMA Bopkri 3. Berikut ini disajikan data tentang Evaluasi terhadap Implementasi Pendekatan CTL dalam Proses Belajar Mengajar. Adapun pendeskripsian data tersebut menggunakan daftar tabulasi distribusi frekuensi untuk masing-masing variabel menggunakan Penilaian Acuan Patokan (PAP II) sebagai berikut :
1. Kemampuan implementasi pendekatan CTL untuk semua aspek seluruh responden
Data penelitian untuk seluruh aspek pendekatan CTL menunjukan skor tertinggi yang dicapai sebesar 112 dan skor terendah 28. Hasil perhitungan
(55)
35
mean sebesar 85,27; median sebesar 85,00; modus sebesar 82 dan standar deviasi sebesar 6,696 (lampiran 4 hal 74)
Tabel 4.1
Tabel Implementasi Pendekatan CTL
No Skor Frek Persentase(%) Interpretasi 1 92 – 112 88 16,89 Sangat Baik
2 76 - 91 408 78,31 Baik
3 65 -75 25 4,79 Cukup baik
4 55 - 64 0 0 Tidak baik
5 28 - 54 0 0 Sangat tidak baik
Total 521 100
Dari tabel 4.1 menunjukan bahwa seluruh aspek pendekatan CTL yang dikategorikan sangat baik sebanyak 88 siswa atau 16,89%, terkategorikan baik sebanyak 408 siswa atau 78,31%, terkategorikan cukup baik sering sebanyak 25 siswa atau 4,79%, terkategorikan tidak baik sebanyak 0 siswa atau 0% dan terkategorikan sangat tidak baik sebanyak 0 siswa atau 0%. Dari uraian di atas ternyata persentase tertinggi pada kategori baik dan mean sebesar 85,27; median sebesar 85,00; dan modus sebesar 82 terletak pada 76-91, sehingga dapat disimpulkan bahwa implementasi Pendekatan CTL terkategorikan baik.
(56)
36
2. Kemampuan implementasi pendekatan CTL untuk masing -masing aspek seluruh responden
a. Kontruktivis
Data penelitian untuk aspek kontruktivis menunjukan skor tertinggi yang dicapai sebesar 20 dan skor terendah 5. Hasil perhitungan mean sebesar 16,59; median sebesar 85,00; modus sebesar 82 dan standar deviasi sebesar 6,696 (lampiran 4 hal 76)
Tabel 4.2
Tabel Aspek Kontruktivis
No Skor Frek Persentase(%) Interpretasi 1 17 - 20 307 58,92 Sangat Baik
2 15 -16 168 32,24 Baik
3 13 -14 38 7,29 Cukup baik
4 11,5 -12 6 1,15 Tidak baik 5 5,5 -11 2 0,38 Sangat tidak baik
Total 521 100
Dari tabel 4.2 menunjukan bahwa aspek kontruktivis yang dikategorikan sangat baik sebanyak 307 siswa atau 58,92%, terkategorikan baik sebanyak 168 siswa atau 32,24%, terkategorikan cukup baik sebanyak 38 siswa atau7,29%, terkategorikan tidak baik sebanyak 6 siswa atau 1,15% dan terkategorikan sangat tidak sering sebanyak 2 siswa atau 0,38%. Dari uraian di atas ternyata persentase tertinggi pada kategori sangat baik dan mean sebesar 16,59; median sebesar 85,00; dan modus sebesar 82 terletak pada 17-20, sehingga
(57)
37
dapat disimpulkan bahwa implementasi aspek kontruktivis terkategorikan sangat baik.
b. Menemukan
Data penelitian untuk aspek menemukan menunjukan skor tertinggi yang dicapai sebesar 16 dan skor terendah 4. Hasil perhitungan mean sebesar 12,81; median sebesar 13,00; modus sebesar 12 dam standar deviasi sebesar 1,412 (lampiran 4 hal 76).
Tabel 4.3
Tabel Aspek Menemukan
No Skor Frek Persentase(%) Interpretasi 1 14 – 16 149 28,59 Sangat Baik
2 12 – 13 299 57,38 Baik
3 10,5 –11 52 9,98 Cukup baik 4 9,5 – 10 15 2,87 Tidak baik 5 8,5 -9 6 1,15 Sangat tidak baik
Total 521 100
Dari tabel 4.3 menunjukan bahwa aspek menemukan yang dikategorikan sangat baik sebanyak 149 siswa atau 28,59%, terkategorikan baik sebanyak 299 siswa atau 57,38%, terkategorikan cukup baik sebanyak 52 siswa atau 9,98%, terkategorikan tidak baik sebanyak 15 siswa atau 2,87% dan terkategorikan sangat tidak baik sebanyak 6 siswa atau 1,15%. Dari uraian di atas ternyata persentase tertinggi pada kategori baik dan mean sebesar 12,81; median sebesar 13,00; dan modus sebesar 12 terletak pada 12-13, sehingga dapat
(58)
38
disimpulkan bahwa implementasi aspek menemukan terkategorikan baik.
c. Bertanya
Data penelitian untuk aspek bertanya menunjukan skor tertinggi yang dicapai sebesar 20 dan skor terendah 5. Hasil perhitungan mean sebesar 15,62; median sebesar 16,00; modus sebesar 15 dam standar deviasi sebesar 2,214 (lampiran 4 hal 76)
Tabel 4.4 Tabel Aspek Bertanya
No Skor Frek Persentase(%) Interpretasi 1 17 - 20 192 36,85 Sangat Baik
2 15 -16 169 32,43 Baik
3 13 -14 117 22,45 Cukup baik 4 11,5 -12 29 5,56 Tidak baik 5 5,5 -11 14 2,68 Sangat tidak baik
Total 521 100
Dari tabel 4.4 menunjukan bahwa aspek bertanya yang dikategorikan sangat baik sebanyak 192 siswa atau 36,85%, terkategorikan baik sebanyak 169 siswa atau 32,43%, terkategorikan cukup baik sebanyak 117 siswa atau 22,45%, terkategorikan tidak baik sebanyak 29 siswa atau 5,56% dan terkategorikan sangat tidak baik sebanyak 14 siswa atau 2,68%. Dari uraian di atas ternyata persentase tertinggi pada kategori sangat baik dan mean sebesar 15,62; median sebesar 16,00;
(59)
39
dan modus sebesar 15 terletak pada 17-20, sehingga dapat disimpulkan bahwa implementasi aspek bertanya terkategorikan sangat baik. d. Masyarakat Belajar
Data penelitian untuk aspek masyarakat belajar menunjukan skor tertinggi yang dicapai sebesar 12 dan skor terendah 3. Hasil perhitungan mean sebesar 8,41; median sebesar 8,00; modus sebesar 8 dan standar deviasi sebesar 1,490 (lampiran 4 hal 76)
Tabel 4.5
Tabel Aspek Masyarakat Belajar
No Skor Frek Persentase(%) Interpretasi 1 11 - 12 46 8,82 Sangat Baik
2 9 –10 195 37,42 Baik
3 7,5 - 8 137 26,29 Cukup baik 4 6,5 –7 88 16,89 Tidak baik 5 3,5 -6 55 10,55 Sangat tidak baik
Total 521 100
Dari tabel 4.5 menunjukan bahwa aspek masyarakat belajar yang dikategorikan sangat baik sebanyak 46 siswa atau 8,82%, terkategorikan baik sebanyak 195 siswa atau 37,42%, terkategorikan cukup baik sebanyak 137 siswa atau 26,29%, terkategorikan tidak baik sebanyak 88 siswa atau 16,89% dan terkategorikan sangat tidak baik sebanyak 55 siswa atau 10,55%. Dari uraian di atas ternyata persentase tertinggi pada kategori baik dan mean sebesar 8,41; median sebesar 8,00; dan modus sebesar 8 terletak pada 9-10, sehingga dapat
(60)
40
disimpulkan bahwa implementasi aspek masyarakat belajar terkategorikan baik.
e. Pemodelan
Data penelitian untuk aspek pemodelan menunjukan skor tertinggi yang dicapai sebesar 12 dan skor terendah 3. Hasil perhitungan mean sebesar 8,31; median sebesar 8,00; modus sebesar 9 dan standar deviasi sebesar 1,617 (lampiran 4 hal 76)
Tabel 4.6
Tabel Aspek Pemodelan
No Skor Frek Persentase(%) Interpretasi 1 11 - 12 52 9,98 Sangat Baik
2 9 –10 180 34,54 Baik
3 7,5 - 8 118 22,64 Cukup baik 4 6,5 –7 91 17,46 Tidak baik 5 3,5 -6 80 15,35 Sangat tidak baik
Total 521 100
Dari tabel 4.6 menunjukan bahwa aspek pemodelan yang dikategorikan sangat baik sebanyak 52 siswa atau 9,98%, terkategorikan baik sebanyak 180 siswa atau 34,54%, terkategorikan cukup baik sebanyak 118 siswa atau 22,64%, terkategorikan tidak baik sebanyak 91 siswa atau 17,46% dan terkategorikan sangat tidak baik sebanyak 80 siswa atau 15,35%. Dari uraian di atas ternyata persentase tertinggi pada kategori baik dan mean sebesar 8,31; median sebesar 8,00; dan modus sebesar 9 terletak pada 9-10, sehingga dapat
(61)
41
disimpulkan bahwa implementasi aspek pemodelan terkategorikan baik.
f. Refleksi
Data penelitian untuk aspek pemodelan menunjukan skor tertinggi yang dicapai sebesar 12 dan skor terendah 3. Hasil perhitungan mean sebesar 8,74; median sebesar 9,00; modus sebesar 9 dan standar deviasi sebesar 1,357 (lampiran 4 hal 76)
Tabel 4.7 Tabel Aspek Refleksi
No Skor Frek Persentase(%) Interpretasi 1 11 - 12 61 11,70 Sangat Baik
2 9 –10 224 42,99 Baik
3 7,5 - 8 143 27,44 Cukup baik 4 6,5 –7 76 14,58 Tidak baik 5 3,5 -6 17 3,26 Sangat tidak baik
Total 521 100
Dari tabel 4.7 menunjukan bahwa aspek refleksi yang dikategorikan sangat baik sebanyak 61 siswa atau 11,70%, terkategorikan baik sebanyak 224 siswa atau 42,99%, terkategorikan cukup baik sebanyak 143 siswa atau 27,44%, terkategorikan tidak baik sebanyak 76 siswa atau 14,58% dan terkategorikan sangat tidak baik sebanyak 17 siswa atau 3,26%. Dari uraian di atas ternyata persentase tertinggi pada kategori baik dan mean sebesar 8,74; median sebesar 9,00; dan modus
(62)
42
sebesar 9 terletak pada 9-10, sehingga dapat disimpulkan bahwa implementasi aspek refleksi terkategorikan baik.
g. Penilaian
Data penelitian untuk aspek kontruktivis menunjukan skor tertinggi yang dicapai sebesar 20 dan skor terendah 5. Hasil perhitungan mean sebesar 14,70; median sebesar 15,00; modus sebesar 15 dam standar deviasi sebesar 2,066 (lampiran 4 hal 76)
Tabel 4.8
Tabel Aspek Penilaian
No Skor Frek Persentase(%) Interpretasi 1 17 - 20 101 19,38 Sangat Baik
2 15 -16 186 35,70 Baik
3 13 -14 156 29,94 Cukup baik 4 11,5 -12 38 7,29 Tidak baik 5 5,5 -11 40 7,67 Sangat tidak baik
Total 521 100
Dari tabel 4.8 menunjukan bahwa aspek penilaian yang dikategorikan sangat baik sebanyak 101 siswa atau 19,38%, terkategorikan baik sebanyak 186 siswa atau 35,70%, terkategorikan cukup baik sebanyak 156 siswa atau 29,94%, terkategorikan tidak baik sebanyak 38 siswa atau 7,29% dan terkategorikan sangat tidak baik sebanyak 40 siswa atau 7,67%. Dari uraian di atas ternyata persentase tertinggi pada kategori baik dan mean sebesar 14,70 ; median sebesar 15,00; dan
(63)
43
modus sebesar 15 terletak pada 15-16, sehingga dapat disimpulkan bahwa implementasi aspek penilaian terkategorikan baik.
B. Pengujian Prasyarat Uji Normalitas
Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan rumus kolmogorov-Smirnov, dengan bantuan komputer program SPSS (terlampir). Rangkuman uji normalitas dapat dilihat sebagai berikut :
Tabel 4.9 Tabel Uji Normalitas
(One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test) No Data Probabilitas Taraf
Signifikansi
Kesimpulan
1 Sekolah Negri 0,999 0,05 Normal 2 Sekolah Swasta 0,066 0,05 Normal
Dari tabel 4.9 diketahui bahwa nilai asymptotic significance
(asymp. sig.) untuk distribusi data sekolah negr i dan sekolah swasta (α) = 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa distribusi data tersebut adalah normal.
C. Pengujian Hipotesis
Setelah dilakukan uji prasyarat dan datanya normal maka selanjutnya dilakukan uji analisis data yaitu dengan menggunakan uji t (t test).
(64)
44
a. Rumusan Hipotesis
Ha : ρ ≠0, ada perbedaan sekolah ne geri dan swasta terhadap implementasi pendekatan CTL dalam proses belajar mengajar
Ho : ρ= 0, tidak ada perbedaan sekolah negeri dan swasta terhadap implementasi pendekatan CTL dalam proses belajar mengajar
b. Pengujian Hipotesis
Berdasarkan data penelitian variabel implementasi Pendekatan CTL pada hal 189 dilakukan uji t diperoleh nilai t sebesar 1,718 dengan taraf signifikansi 0,086. Taraf signifikansi tersebut lebih besar dari taraf signifikansi yang telah ditetapkan yaitu 0,05. Berdasarkan kriteria pengujian hipotesis, jika signifikansi dalam uji t lebih besar dari taraf sigifikansi yang ditetapkan (5%) maka hipotesis yang menyatakan ada perbedaan antara kemampuan guru sekolah negeri dan swasta ditolak, sebaliknya apabila signifikansi lebih besar dari 5% maka hipotesis tersebut ditolak. Karena signifikansi 0,086 lebih besar dari 0,05 maka dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa Ho diterima, yang berarti tidak ada perbedaan kemampuan guru antara sekolah negeri maupun swasta dalam implementasi pendekatan CTL.
(65)
45
D. Pembahasan
Persepsi siswa terhadap implementasi pendekatan CTL dalam proses belajar mengajar
1. Seberapa jauh kemampuan guru dalam mengimplementasikan pendekatan CTL dalam proses belajar mengajar
Dari deskripsi data diketahui bahwa implementasi pendekatan CTL dalam proses belajar mengajar tergolong dalam kategori baik. Hal ini didukung dengan aspek-aspek dalam pendekatan CTL yaitu aspek kontruktivis terkategori sangat baik, aspek menemukan terkategori baik, aspek bertanya terkategori sangat baik, aspek masyarakat belajar terkategori baik, aspek pemodelan terkategori baik, aspek refleksi terkategori baik, dan aspek penilaian terkategori baik. Dengan terlaksananya implementasi pendekatan CTL diharapkan pihak sekolah ikut berpartisipasi dalam memelihara kemampuan guru agar para guru mendapatkan informasi yang lebih melalui seminar-seminar dan menyediakan fasilitas untuk menunjang pendekatan CTL secara lebih maksimal.
2. Perbedaan kemampuan guru sekolah negeri dan swasta terhadap implementasi pendekatan CTL
Dari uji t diketahui tidak ada perbedaan implementasi pendekatan CTL dalam proses belajar mengajar antara guru sekolah negeri dan sekolah swasta. Besarnya thitung sebesar 1,718 dengan taraf 0,086 dan ttabel 1,964
(66)
46
pada taraf signifikansi 5%. Dalam hal ini kemampuan guru sekolah negeri dan sekolah swasta tidak berbeda dalam pengimplementasi Pendekatan CTL nya. Hal ini diduga guru sekolah negeri dan swasta memiliki informasi yang baik terhadap Pendekatan CTL dalam proses belajar mengajar sehingga dapat mengimplementasikan Pendekatan CTL secara optimal. Dalam hal ini, sebaiknya guru-guru sekolah negeri dan swasta tetap memelihara agar pendekatan CTL tetap terlaksana dengan baik dan selalu aktif mencari informasi yang baru tentang pendekatan belajar yang lain. Dari pihak sekolah baik negeri maupun swasta, guru-guru hendaknya diberikan dukungan, fasilitas, dana, ataupun dengan mengadakan seminar untuk saling bertukar pengalaman dalam mengimplementasikan pendekatan CTL maupun pendekatan belajar lainnya sehingga mendapatkan informasi yang lebih dan dapat memaksimalkan belajar siswa untuk mencapai hasil yang lebih baik.
(67)
47 BAB V
KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah mengadakan penelitian dan analisis data, maka penelitian ini menyimpulkan bahwa :
1. Kemampuan implementasi Pendekatan CTL untuk semua aspek dapat dikategorikan baik.
2. Kemampuan implementasi Pendekatan CTL untuk aspek kontruktivis dapat dikategorikan sangat baik.
3. Kemampuan implementasi Pendekatan CTL untuk aspek menemukan dapat dikategorikan baik.
4. Kemampuan implementasi Pendekatan CTL untuk aspek bertanya dapat dikategorikan baik.
5. Kemampuan implementasi Pendekatan CTL untuk aspek masyarakat belajar dapat dikategorikan baik.
6. Kemampuan implementasi Pendekatan CTL untuk aspek pemodelan dapat dikategorikan baik.
7. Kemampuan implementasi Pendekatan CTL untuk aspek refleksi dapat dikategorikan baik.
8. Kemampuan implementasi Pendekatan CTL untuk aspek penilaian dapat dikategorikan baik.
(68)
48
9. Tidak ada perb edaan kemamp uan guru di sekolah negeri maupun guru di sekolah swasta. Hal ini didukung harga Besarnya thitung sebesar 1,718 pada taraf 0,086 dan ttabel 1,964 pada taraf signifikansi 5%.
B. Keterbatasan
Dalam melakukan penelitian ini, penulis telah berusaha semaksimal mungkin namun masih terdapat pula keterbatasan. Keterbatasan yang menjadi kendala bagi penulis antara lain:
1. Penulis menyadari adanya kemungkin ketidakjujuran siswa dalam menjawab kuesio ner. Jika ternyata responden menjawab tidak jujur, maka hasil penelitian ini tentu tidak memberikan gambaran yang obyektif. 2. Keterbatasan darri penelitian ini menyangkut biaya, kemampuan dan
waktu sehingga peneliti hanya dapat meneliti evaluasi terhadap implementasi pendekatan ctl, padahal masih banyak faktor yang mempengaruhi implementasi pendekatan ctl.
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti mencoba mengajukan beberapa saran sebagai berikut :
1. Sejalan dengan hasil penelitian menunjukan tidak ada perbedaan kemampuan guru dalam implementasi pendekatan ctl untuk guru di sekolah negeri maupun guru di sekolah swasta., maka disarankan
(69)
guru-49
guru lebih mendalami pengimplementasian pendekatan CTL dan berbagai pendekatan lain dalam proses belajar mengajar.
2. Untuk pihak sekolah sebaiknya memberikan dukungan baik sarana dan prasarana seperti lokakarya, seminar-seminar dan pelatihan-pelatihan sehingga guru-guru dapat lebih baik lagi dalam pengimplementasian pendekatan CTL maupun pendekatan belajar yang lain.
(70)
50
DAFTAR PUSTAKA
Bakri, S. D. 1994. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya : Usaha Nasional.
Darmawan, O. D. 2006. “Hubungan Latar Belakang, Pengalaman Mengajar, dan Frekuensi Penataran dengan Kompetensi Profesional Keguruan. Yogyakata : Universitas Sanata Dharma.
Djamarah, S. B. 1997. Strategi Belajar mengajar. Jakarta : Renika Cipta.
Idris, Zahara dan Lisma Jamal.1992. Pengantar pendidikkan 1. Jakarta: Rasindo Mahmud, Dimyati. 1990. Psikologi pendidikan, suatu pendekatan terapan.
Yogyakarta: BPFE
Muhibbin Syah. 1995. Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Mulyasa. 2005. Menjadi Guru Profesional, Meniptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Moleong, J. L. 1989. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Bandung : Remaja Karya. Nasution, A. H. 1985. Metode Statistika. Jakarta :Gramedia.
Poerwadarminta. 1976. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta :Balai Pustaka. Puji Purnomo, dkk. 2005. Pedoman Pengajaran Mikro. Yogyakarta : Universitas
Sanata Dharma.
Sudjana.2005. Metode Statistika. Bandung : TARSITO
Surachmad, Winarto. 1994. Pengantar penelitian ilmiah. Bandung : Tarsito Suryabrata, Sumadi. 1984. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Rajawali
Suwarsih Madya. 2006. Teori dan Praktik Penelitian Tindakan (Action Research). Bandung : Alfabeta.
Wiriaatmadja, R. 2005. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : PT.Rosdakarya. http://pelangi.dit-plp.90.id/index.php?option=com_content & = view & id = 15
(71)
51
LAMPIRAN 1
(72)
52
Hal : Permohonan Kesediaan Menjadi Responden
Kepada
Yth Saudara/i Responden Di tempat
Dengan hormat,
Saya adalah mahasiswa Sanata Dharma Program Studi Pendidika Akuntansi Semester VII bermaksud mengadakan penelitian bersama dengan mengambil judul “Evaluasi terhadap Implementasi Pendekatan CTL dalam Proses Belajar Mengajar”. Kegiatan ini dilakukan dalam rangka memenuhi syarat kelulusan Tugas Akhir (Skripsi).
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, saya memohon kesediaan para siswa yang terpilih menjadi responden untuk mengisi kuesioner penelitian. Kuesioner ini terdiri dari 28 pernyataan.
Partisipasi para siswa akan sangat menentukan keberhasilan penelitian ini. Peneliti menjamin sepenuhnya kerahasiaan jawaban dari responden.nomor kode pada halaman sampul ditujukan untuk memudahkan pengadministrasian penelitianini dan tidak digunakan untuk mengidentifikasi hal- hal yang bersifat pribadi.
Demikian permohonan ini, atas kesediaan dan partisipasinya saya ucapkan terima kasih.
Yogyakarta, Juli 2008 Hormat saya,
(73)
53
No Kuesioner…………
Petunjuk Pengisian
a. Jawablah pertanyaan dan pernyataan dibawah ini dengan memberi tanda cek list (v) pada kolom yang telah disediakan.
b. Bacalah terlebih dahulu pertanyaan dan pernyataan dengan teliti. c. Pilihlah salah satu jawaban dari emapt alternatif jawaban dibawah ini :
SS : Sangat Sering S : Sering
P : Pernah TP : Tidak Pernah
No Keterangan SS S P TP
1. Guru memberikan kesempatan pada siswa
untuk belajar sendiri sebelum menjelaskan
materi
2. Guru memberikan kesempatan praktik
mengerjakan sesuatu pada siswa.
3. Guru memberikan waktu untuk
menyimpulkaan suatu kegiatan yang
dilakukan.
4. Guru membantu siswa dalam merumuskan
pengertian secara bersama-sama sehingga
(74)
54
5. Guru selalu membantu siswa jika siswa mengalami kesulitan.
6. Guru siap membantu siswa belajar kelompok.
7. Guru memberikan arahan pada siswa untuk menganalisis hasil pengamatan.
8. Guru memberikan kesempatan mengobservasi suatu kegiatan.
9. Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk mengkomunikasikan hasil pengamatannya.
10 Guru memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya setelah menerangkan topik pelajaran.
11 Guru mendorong siswa untuk bertanya 12 Guru menanyakan kesulitan yang dihadapi
siswa
13 Guru membangkitkan minat siswa untuk bertanya
14 Guru menanyakan pada siswa tentang kejelasan materi yang telah dibahas
15 Guru menggunakan metode belajar kelompok
(75)
55
16 Guru melakukan diskusi bersama
17 Guru menggunakan sarana (artikel Koran, buku referensi dll) dalam diskusi
18 Guru memberikan contoh pengerjaan latihan soal atau alat
19 Guru meminta siswa untuk memperagakan materi yang telah dipelajari
20 Guru memperagakan suatu contoh materi yang ada
21 Guru menyisakan waktu untuk refleksi pada akhir pelajaran
22 Guru meminta siswa untuk melihat kembali materi yang telah dipelajari
23 Guru meminta siswa mengunglapkan kesan atas pelajaran yang telah dipelajari
24 Guru memberikan PR
25 Guru mengecek PR setiap siswa
26 Guru memberikan paraf pada pekerjaan siswa
27 Guru mencocokan PR yang telah dikerjakan
28 Guru memberikan tes kecil / kuis pada siswa
(76)
56
LAMPIRAN 2
(77)
57
Reliability
Warnings
The covariance matrix is calculated and used in the analysis. The determinant of the covariance matrix is zero or approximately zero. Statistics based on its inverse matrix cannot be computed and they are displayed as system missing values.
Case Processing Summary
N %
Valid 30 100.0
Excluded
(a) 0 .0
Cases
Total 30 100.0
a Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based
on Standardized
Items N of Items
(78)
58
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Squared Multiple Correlation Cronbach's Alpha if Item
Deleted
b1 85.30 76.079 .130 . .865
b2 85.13 72.947 .536 . .857
b3 85.10 74.369 .350 . .860
b4 84.70 75.045 .260 . .862
b5 84.70 75.941 .192 . .863
b6 85.13 73.775 .329 . .861
b7 85.03 75.275 .233 . .862
b8 85.10 73.128 .434 . .858
b9 85.10 74.921 .284 . .861
b10 84.73 76.202 .120 . .865
b11 85.23 71.564 .530 . .855
b12 85.13 71.499 .463 . .857
b13 85.43 70.323 .666 . .852
b14 85.17 72.557 .459 . .857
b15 86.17 72.282 .439 . .858
b16 85.87 70.395 .547 . .854
b17 85.93 69.789 .594 . .853
b18 85.63 67.895 .588 . .852
b19 86.27 71.582 .493 . .856
b20 86.13 72.740 .431 . .858
b21 86.23 72.185 .427 . .858
b22 86.23 74.737 .183 . .865
b23 85.57 69.978 .595 . .853
b24 86.10 72.369 .309 . .862
b25 85.07 70.409 .508 . .855
b26 85.73 71.375 .452 . .857
b27 86.33 73.333 .273 . .863
b28 85.50 73.155 .293 . .862
b29 85.93 76.547 .057 . .867
(79)
59
LAMPIRAN 3
(80)
60
NPar Tests
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
SekolahNegri SekolahSwasta
N 2 18
Mean 2515.00 2188.56
Normal Parameters(a,b)
Std. Deviation 19.799 407.977
Absolute .260 .308
Positive .260 .215
Most Extreme Differences
Negative -.260 -.308
Kolmogorov-Smirnov Z .368 1.307
Asymp. Sig. (2-tailed) .999 .066
a Test distribution is Normal. b Calculated from data.
(81)
61
LAMPIRAN 4 DISTRIBUSI FREKUENSI
(82)
62
DISTRIBUSI FREKUENSI
Data yang diperoleh dari hasil penelitian implementasi pendekatan ctl dibuat daftar distribusi frekuensi. Untuk membuat distribusi frekuensi tersebut digunakan rumus Sudjana (2002:46-48) sebagai berikut :
1. Menentukan jumlah kelas
Dalam menentukan jumlah kelas ini menggunakan aturan Sturges. Adapun aturan Sturges adalah sebagai berikut :
BK= 1 + 3,3 log n Keterangan :
BK = Banyak kelas N = banyaknya frekuensi 3,3 = bilangan konstanta 2. Menentukan interval kelas
Menentukan interval kelas akan dipengaruhi oleh jumlah frekuensi dan rentang (range) data dimana data itu terletak. Berdasarkan aturan Struges maka rumus untuk menghitung interval kelas sebagai berikut :
C. Ci = K Range
Keterangan :
Ci : interval kelas
Range : selisih data terbesar dan terkecil K : banyaknya kelas
(83)
63
Dari data penelitian maka jumlah kelas dan interval kelas masing- masing aspek pendekatan ctl sebagai berikut :
a. Kontruktivis Diketahui :
Jumlah kelas N = 521 Data terbesar = 20 Data terkecil = 10 Maka dari data di atas
1) Menentukan jumlah kelas = 1 + 3,3 log 521 = 1 + 8,96
= 9,96 dibulatkan 10 2) Menentukan interval kelas,
Ci = 10 / 10 = 1
Sehingga dari data diatas distribusi frekuensi sebagai berikut :
Kelas Frekuensi Frek. Relatif (%) Frek. Kumulatif 19-20 44 8,44 44
17-18 263 50,47 307
15-16 168 32,24 475
13-14 38 7,29 513
11-12 7 1,34 520
9-10 1 0,19 521
Total 521 100
(84)
64
b. Menemukan Diketahui :
Jumlah kelas N = 521 Data terbesar = 16 Data terkecil = 8 Maka dari data di atas
1)Menentukan jumlah kelas = 1 + 3,3 log 521 = 1 + 8,96
= 9,96 dibulatkan 10 2)Menentukan interval kelas,
Ci = 8 / 10
= 0,8 dibulatkan 1
Sehingga dari data diatas distribusi frekuensi sebagai berikut : Kelas Frekuensi Frek. Relatif (%) Frek. Kumulatif
15-16 60 11,51 60
13-14 234 44,91 294
11-12 206 39,53 500
9-10 19 3,64 519
7– 8 2 0,38 521
(85)
65
c. Bertanya Diketahui :
Jumlah kelas N = 521 Data terbesar = 20 Data terkecil = 10 Maka dari data di atas
1) Menentukan jumlah kelas = 1 + 3,3 log 521 = 1 + 8,96
= 9,96 dibulatkan 10 2) Menentukan interval kelas,
Ci = 9 / 10 = 1
Sehingga dari data diatas distribusi frekuensi sebagai berikut :
Kelas Frekuensi Frek. Relatif (%) Frek. Kumulatif
19-20 44 8,44 44
17-18 148 28,40 192
15-16 169 32,43 361
13-14 117 22,45 478
11-12 37 7,10 515
9- 10 6 1,15 521
(86)
66
d. Masyarakat Belajar Diketahui :
Jumlah kelas N = 521 Data terbesar = 12 Data terkecil = 4 Maka dari data di atas
1) Menentukan jumlah kelas = 1 + 3,3 log 521 = 1 + 8,96
= 9,96 dibulatkan 10 2) Menentukan interval kelas,
Ci = 4 / 10 = 0,4
Sehingga dari data diatas distribusi frekuensi sebagai berikut :
Kelas Frekuensi Frek. Relatif (%) Frek. Kumulatif
11,4-12 11 2,11 11
10,4-11 35 6,71 46
9,4-10 74 14,20 120
8,4-9 121 23,22 241
7,4-8 137 26,29 378
6,4-7 88 16,89 466
5,4-6 51 9,78 517
4,4-5 3 0,57 520
3,5-4 1 0,19 521
(87)
67
e. Pemodelan Diketahui :
Jumlah kelas N = 521 Data terbesar = 12 Data terkecil = 4 Maka dari data di atas
1)Menentukan jumlah kelas = 1 + 3,3 log 521 = 1 + 8,96
= 9,96 dibulatkan 10 2)Menentukan interval kelas,
Ci = 4 / 10 = 0,4
Sehingga dari data diatas distribusi frekuensi sebagai berikut :
Kelas Frekuensi Frek. Relatif (%) Frek. Kumulatif
11,4-12 20 3,83 20
10,4-11 32 6,14 52
9,4-10 61 11,70 113
8,4- 9 119 22,84 232
7,4- 8 118 22,64 350
6,4-7 91 17,46 441
5,4- 6 76 14,58 517
4,4 –5 3 0,57 520
3,4 - 4 1 0,19 521
(88)
68
f. Refleksi Diketahui :
Jumlah kelas N = 521 Data terbesar = 12 Data terkecil = 6
Maka dari data di atas
1)Menentukan jumlah kelas = 1 + 3,3 log 521 = 1 + 8,96
= 9,96 dibulatkan 10
2)Menentukan interval kelas, Ci = 6 / 10
= 0,6
Sehingga dari data diatas distribusi frekuensi sebagai berikut :
Kelas Frekuensi Frek. Relatif (%) Frek. Kumulatif
11,6-12 14 2,68 14
10,6-11 47 9,02 61
9,6-10 77 14,77 138
8,6-9 147 28,21 285
7,6-8 143 27,44 428
6,6-7 76 14,58 504
5,6-6 17 3,26 521
(89)
69
g. Penilaian Diketahui :
Jumlah kelas N = 521 Data terbesar = 20 Data terkecil = 10 Maka dari data di atas
1) Menentukan jumlah kelas = 1 + 3,3 log 521 = 1 + 8,96
= 9,96 dibulatkan 10 2) Menentukan interval kelas,
Ci = 10 / 10 = 1
Sehingga dari data diatas distribusi frekuensi sebagai berikut :
Kelas Frekuensi Frek. Relatif (%) Frek. Kumulatif
19-20 15 2,87 15
17-18 86 16,50 101
15-16 186 35,70 287
13-14 156 29,94 443
11-12 66 12,66 509
9 - 10 12 2,30 521
(90)
70
PENILAIAN ACUAN PATOKAN (PAP) TIPE II
Penilaian Acuan Patokan (PAP) Tipe II dipergunakan untuk menentukan kategori kecenderungan variabel yang dimaksud dengan Penilaian Acuan Patokan (PAP) adalah suatu penilaian yang memperbandingkan kemampuan guru dalam implementasi pendekatan ctl anatar guru sekolah negri dan swasta.
Dalam PAP Tipe II ini penguasaan kompetensi minimal yang merupakan passing score atau batasan keleluasaan adalah 56% dari total skor seharusnya dicapai. Jadi passing score terletak pada persentil 56. Tuntutan pada persentil 56 sering disebut persentil minimal atau batasan yang paling rendah.
Kategori kecenderungan menurut PAP Tipe II : 81%-100% = sangat tinggi
60%-80% = tinggi
56%-65% = sedang / cukup 46%-55% = rendah
kurang 46% = sangat rendah
Berdasarkan kriteria diatas, maka kategori kecenderungan dari masing-masing aspek adalah sebagai berikut :
1. Kontruktivis
Skor tertinggi yang mungkin dicapai = 5 X 4 = 20 Skor terendah yang mungkin dicapai = 5 X 1 = 5
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)