Kemampuan implementasi pendekatan CTL untuk semua aspek Kemampuan implementasi pendekatan CTL untuk masing -masing

34

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif komperatif. Dalam penelitian ini, subyeknya adalah guru- guru akuntansi se-kota yogyakarta dan obyek dalam penelitian ini adalah siswa. Sekolah yang menjadi tempat penelitian yaitu SMA Negeri 9, SMA Negri 11, SMA Marsudi Luhur, SMA Santa Maria, SMA Stella Duce 1, SMA Stella Duce 2, SMA Sang Timur, SMA Piri 1, SMA Piri 2, SMA Ma’Arif, SMA Gotong Royong, SMA Santo Thomas, SMA Budya Wacana, SMA Pangudi Luhur, SMA Gajah Mada, SMA Budi Luhur, SMA Bhineka Tunggal Ika, SMA Bopkri 2 dan SMA Bopkri 3. Berikut ini disajikan data tentang Evaluasi terhadap Implementasi Pendekatan CTL dalam Proses Belajar Mengajar. Adapun pendeskripsian data tersebut menggunakan daftar tabulasi distribusi frekuensi untuk masing- masing variabel menggunakan Penilaian Acuan Patokan PAP II sebagai berikut :

1. Kemampuan implementasi pendekatan CTL untuk semua aspek

seluruh responden Data penelitian untuk seluruh aspek pendekatan CTL menunjukan skor tertinggi yang dicapai sebesar 112 dan skor terendah 28. Hasil perhitungan mean sebesar 85,27; median sebesar 85,00; modus sebesar 82 dan standar deviasi sebesar 6,696 lampiran 4 hal 74 Tabel 4.1 Tabel Implementasi Pendekatan CTL No Skor Frek Persentase Interpretasi 1 92 – 112 88 16,89 Sangat Baik 2 76 - 91 408 78,31 Baik 3 65 -75 25 4,79 Cukup baik 4 55 - 64 Tidak baik 5 28 - 54 Sangat tidak baik Total 521 100 Dari tabel 4.1 menunjukan bahwa seluruh aspek pendekatan CTL yang dikategorikan sangat baik sebanyak 88 siswa atau 16,89, terkategorikan baik sebanyak 408 siswa atau 78,31, terkategorikan cukup baik sering sebanyak 25 siswa atau 4,79, terkategorikan tidak baik sebanyak 0 siswa atau 0 dan terkategorikan sangat tidak baik sebanyak 0 siswa atau 0. Dari uraian di atas ternyata persentase tertinggi pada kategori baik dan mean sebesar 85,27; median sebesar 85,00; dan modus sebesar 82 terletak pada 76-91, sehingga dapat disimpulkan bahwa implementasi Pendekatan CTL terkategorikan baik.

2. Kemampuan implementasi pendekatan CTL untuk masing -masing

aspek seluruh responden a. Kontruktivis Data penelitian untuk aspek kontruktivis menunjukan skor tertinggi yang dicapai sebesar 20 dan skor terendah 5. Hasil perhitungan mean sebesar 16,59; median sebesar 85,00; modus sebesar 82 dan standar deviasi sebesar 6,696 lampiran 4 hal 76 Tabel 4.2 Tabel Aspek Kontruktivis No Skor Frek Persentase Interpretasi 1 17 - 20 307 58,92 Sangat Baik 2 15 -16 168 32,24 Baik 3 13 -14 38 7,29 Cukup baik 4 11,5 -12 6 1,15 Tidak baik 5 5,5 -11 2 0,38 Sangat tidak baik Total 521 100 Dari tabel 4.2 menunjukan bahwa aspek kontruktivis yang dikategorikan sangat baik sebanyak 307 siswa atau 58,92, terkategorikan baik sebanyak 168 siswa atau 32,24, terkategorikan cukup baik sebanyak 38 siswa atau7,29, terkategorikan tidak baik sebanyak 6 siswa atau 1,15 dan terkategorikan sangat tidak sering sebanyak 2 siswa atau 0,38. Dari uraian di atas ternyata persentase tertinggi pada kategori sangat baik dan mean sebesar 16,59; median sebesar 85,00; dan modus sebesar 82 terletak pada 17-20, sehingga PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dapat disimpulkan bahwa implementasi aspek kontruktivis terkategorikan sangat baik.

b. Menemukan

Data penelitian untuk aspek menemukan menunjukan skor tertinggi yang dicapai sebesar 16 dan skor terendah 4. Hasil perhitungan mean sebesar 12,81; median sebesar 13,00; modus sebesar 12 dam standar deviasi sebesar 1,412 lampiran 4 hal 76. Tabel 4.3 Tabel Aspek Menemukan No Skor Frek Persentase Interpretasi 1 14 – 16 149 28,59 Sangat Baik 2 12 – 13 299 57,38 Baik 3 10,5 –11 52 9,98 Cukup baik 4 9,5 – 10 15 2,87 Tidak baik 5 8,5 -9 6 1,15 Sangat tidak baik Total 521 100 Dari tabel 4.3 menunjukan bahwa aspek menemukan yang dikategorikan sangat baik sebanyak 149 siswa atau 28,59, terkategorikan baik sebanyak 299 siswa atau 57,38, terkategorikan cukup baik sebanyak 52 siswa atau 9,98, terkategorikan tidak baik sebanyak 15 siswa atau 2,87 dan terkategorikan sangat tidak baik sebanyak 6 siswa atau 1,15. Dari uraian di atas ternyata persentase tertinggi pada kategori baik dan mean sebesar 12,81; median sebesar 13,00; dan modus sebesar 12 terletak pada 12-13, sehingga dapat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI disimpulkan bahwa implementasi aspek menemukan terkategorikan baik.

c. Bertanya

Data penelitian untuk aspek bertanya menunjukan skor tertinggi yang dicapai sebesar 20 dan skor terendah 5. Hasil perhitungan mean sebesar 15,62; median sebesar 16,00; modus sebesar 15 dam standar deviasi sebesar 2,214 lampiran 4 hal 76 Tabel 4.4 Tabel Aspek Bertanya No Skor Frek Persentase Interpretasi 1 17 - 20 192 36,85 Sangat Baik 2 15 -16 169 32,43 Baik 3 13 -14 117 22,45 Cukup baik 4 11,5 -12 29 5,56 Tidak baik 5 5,5 -11 14 2,68 Sangat tidak baik Total 521 100 Dari tabel 4.4 menunjukan bahwa aspek bertanya yang dikategorikan sangat baik sebanyak 192 siswa atau 36,85, terkategorikan baik sebanyak 169 siswa atau 32,43, terkategorikan cukup baik sebanyak 117 siswa atau 22,45, terkategorikan tidak baik sebanyak 29 siswa atau 5,56 dan terkategorikan sangat tidak baik sebanyak 14 siswa atau 2,68. Dari uraian di atas ternyata persentase tertinggi pada kategori sangat baik dan mean sebesar 15,62; median sebesar 16,00; dan modus sebesar 15 terletak pada 17-20, sehingga dapat disimpulkan bahwa implementasi aspek bertanya terkategorikan sangat baik.

d. Masyarakat Belajar

Data penelitian untuk aspek masyarakat belajar menunjukan skor tertinggi yang dicapai sebesar 12 dan skor terendah 3. Hasil perhitungan mean sebesar 8,41; median sebesar 8,00; modus sebesar 8 dan standar deviasi sebesar 1,490 lampiran 4 hal 76 Tabel 4.5 Tabel Aspek Masyarakat Belajar No Skor Frek Persentase Interpretasi 1 11 - 12 46 8,82 Sangat Baik 2 9 –10 195 37,42 Baik 3 7,5 - 8 137 26,29 Cukup baik 4 6,5 –7 88 16,89 Tidak baik 5 3,5 -6 55 10,55 Sangat tidak baik Total 521 100 Dari tabel 4.5 menunjukan bahwa aspek masyarakat belajar yang dikategorikan sangat baik sebanyak 46 siswa atau 8,82, terkategorikan baik sebanyak 195 siswa atau 37,42, terkategorikan cukup baik sebanyak 137 siswa atau 26,29, terkategorikan tidak baik sebanyak 88 siswa atau 16,89 dan terkategorikan sangat tidak baik sebanyak 55 siswa atau 10,55. Dari uraian di atas ternyata persentase tertinggi pada kategori baik dan mean sebesar 8,41; median sebesar 8,00; dan modus sebesar 8 terletak pada 9-10, sehingga dapat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI disimpulkan bahwa implementasi aspek masyarakat belajar terkategorikan baik.

e. Pemodelan

Data penelitian untuk aspek pemodelan menunjukan skor tertinggi yang dicapai sebesar 12 dan skor terendah 3. Hasil perhitungan mean sebesar 8,31; median sebesar 8,00; modus sebesar 9 dan standar deviasi sebesar 1,617 lampiran 4 hal 76 Tabel 4.6 Tabel Aspek Pemodelan No Skor Frek Persentase Interpretasi 1 11 - 12 52 9,98 Sangat Baik 2 9 –10 180 34,54 Baik 3 7,5 - 8 118 22,64 Cukup baik 4 6,5 –7 91 17,46 Tidak baik 5 3,5 -6 80 15,35 Sangat tidak baik Total 521 100 Dari tabel 4.6 menunjukan bahwa aspek pemodelan yang dikategorikan sangat baik sebanyak 52 siswa atau 9,98, terkategorikan baik sebanyak 180 siswa atau 34,54, terkategorikan cukup baik sebanyak 118 siswa atau 22,64, terkategorikan tidak baik sebanyak 91 siswa atau 17,46 dan terkategorikan sangat tidak baik sebanyak 80 siswa atau 15,35. Dari uraian di atas ternyata persentase tertinggi pada kategori baik dan mean sebesar 8,31; median sebesar 8,00; dan modus sebesar 9 terletak pada 9-10, sehingga dapat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI disimpulkan bahwa implementasi aspek pemodelan terkategorikan baik.

f. Refleksi

Data penelitian untuk aspek pemodelan menunjukan skor tertinggi yang dicapai sebesar 12 dan skor terendah 3. Hasil perhitungan mean sebesar 8,74; median sebesar 9,00; modus sebesar 9 dan standar deviasi sebesar 1,357 lampiran 4 hal 76 Tabel 4.7 Tabel Aspek Refleksi No Skor Frek Persentase Interpretasi 1 11 - 12 61 11,70 Sangat Baik 2 9 –10 224 42,99 Baik 3 7,5 - 8 143 27,44 Cukup baik 4 6,5 –7 76 14,58 Tidak baik 5 3,5 -6 17 3,26 Sangat tidak baik Total 521 100 Dari tabel 4.7 menunjukan bahwa aspek refleksi yang dikategorikan sangat baik sebanyak 61 siswa atau 11,70, terkategorikan baik sebanyak 224 siswa atau 42,99, terkategorikan cukup baik sebanyak 143 siswa atau 27,44, terkategorikan tidak baik sebanyak 76 siswa atau 14,58 dan terkategorikan sangat tidak baik sebanyak 17 siswa atau 3,26. Dari uraian di atas ternyata persentase tertinggi pada kategori baik dan mean sebesar 8,74; median sebesar 9,00; dan modus sebesar 9 terletak pada 9-10, sehingga dapat disimpulkan bahwa implementasi aspek refleksi terkategorikan baik.

g. Penilaian

Data penelitian untuk aspek kontruktivis menunjukan skor tertinggi yang dicapai sebesar 20 dan skor terendah 5. Hasil perhitungan mean sebesar 14,70; median sebesar 15,00; modus sebesar 15 dam standar deviasi sebesar 2,066 lampiran 4 hal 76 Tabel 4.8 Tabel Aspek Penilaian No Skor Frek Persentase Interpretasi 1 17 - 20 101 19,38 Sangat Baik 2 15 -16 186 35,70 Baik 3 13 -14 156 29,94 Cukup baik 4 11,5 -12 38 7,29 Tidak baik 5 5,5 -11 40 7,67 Sangat tidak baik Total 521 100 Dari tabel 4.8 menunjukan bahwa aspek penilaian yang dikategorikan sangat baik sebanyak 101 siswa atau 19,38, terkategorikan baik sebanyak 186 siswa atau 35,70, terkategorikan cukup baik sebanyak 156 siswa atau 29,94, terkategorikan tidak baik sebanyak 38 siswa atau 7,29 dan terkategorikan sangat tidak baik sebanyak 40 siswa atau 7,67. Dari uraian di atas ternyata persentase tertinggi pada kategori baik dan mean sebesar 14,70 ; median sebesar 15,00; dan modus sebesar 15 terletak pada 15-16, sehingga dapat disimpulkan bahwa implementasi aspek penilaian terkategorikan baik.

B. Pengujian Prasyarat

Dokumen yang terkait

Pengaruh pendekatan contextual teaching and learning (CTL) terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep bunyi

2 12 149

Pengaruh pendekatan contextual teaching and learning (CTL) melalui metode eksperimen terhadap hasil belajar siswa : quasi eksperimen di SMP Negeri 6 kota Tangerang Selatan

0 4 182

Hubungan antara persepsi siswa tentang kemampuan mengajar mahasiswa PPKT dengan minat belajar siswa: studi kasus di MTs Nur Asy-Syafi’iyah (YASPINA), Rempoa Ciputat, Tangerang Selatan.

1 50 115

Penagruh pendekatan contextual teaching laering (CTL) terhadap hasil bejaran biologi siswa kuasi Ekperimen di SMPN 1 Cisauk

0 7 208

Pengaruh persepsi siswa mengenai keterampilan mengajar guru terhadap hasil belajar IPS siswa di SMP Muhammadiyah 1 Cileungsi

0 11 0

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA MATA

0 0 16

Implementasi pendekatan saintifik dalam Proses Belajar Mengajar (PBM) pada mata pelajaran fisika kelas XI IPA SMA (studi kasus di SMA X Yogyakarta).

0 1 142

Implementasi proses pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013 menurut persepsi siswa: studi kasus pada SMK Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen, Program Keahlian Akuntansi se- Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

0 0 263

Implementasi penilaian hasil belajar berdasarkan kurikulum 2013 menurut persepsi siswa : studi kasus pada SMK Negeri bidang keahlian bisnis dan manajemen, program keahlian akuntansi se-kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

0 0 236

Persepsi siswa terhadap implementasi pendekatan CTL dalam proses belajar mengajar studi kasus: SMU se-Kodya Daerah Istimewa Yogyakarta - USD Repository

0 1 263