Hubungan Karakteristik dan Perilaku Responden dengan Kejadian

61 Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Perilaku

4.3. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dimaksudkan untuk mengetahui perbedaan proporsi variabel independen terhadap kejadian skabies. Hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel berikut ini:

4.3.1. Hubungan Karakteristik dan Perilaku Responden dengan Kejadian

Skabies Hasil analisis bivariat dengan menggunakan uji chi square untuk melihat hubungan antara karakteristik dan perilaku responden dengan kejadian skabies dapat disajikan pada tabel 4.3 berikut : Perilaku Kejadian Skabies Kasus Kontrol n n Pengetahuan Tidak baik 37 62,7 25 42,4 Baik 22 37,3 34 57,6 Sikap Tidak baik 45 76,3 21 35,6 Baik 14 23,7 38 64,4 Kebersihan Diri Tidak baik 43 72,9 19 32,2 Baik 16 27,1 40 67,8 Air Bersih Tidak Memenuhi 37 62,7 23 39,0 Memenuhi Syarat 22 37,3 36 61,0 Universitas Sumatera Utara 62 Tabel 4.3. Tabulasi Silang Karakteristik Responden dan Perilaku dengan Kejadian Skabies di Kota Langsa s ignifikan pada α0,05 dan 0,25 dimasukkan dalam analisis multivariat Berdasarkan Tabel 4.3, diketahui proporsi responden dengan pengetahuan tidak baik menderita skabies sebesar 62,7, hasil uji chi square menunjukkan terdapat hubungan signifikan pengetahuan responden dengan kejadian Skabies dengan nilai p=0,043 dan nilai OR sebesar 2,287, artinya kemungkinan anak-anak panti menderita skabies 2,3 kali terdapat pada anak-anak panti dengan pengetahuan tidak baik dibandingkan pada anak-anak panti dengan pengetahuan yang baik. Berdasarkan sikap responden diketahui proporsi penderita skabies 76,3 terjadi pada responden dengan sikap tidak baik, hasil uji chi square menunjukkan terdapat hubungan signifikan sikap responden dengan kejadian Skabies dengan nilai Perilaku Kejadian Skabies Total Nilai P OR C I 95 Kasus Kontrol n n n Lower Upper Pengetahuan Tidak baik 37 62,7 25 42,4 62 52,5 0,043 2,287 1,093 4,786 Baik 22 37,3 34 57,6 56 47,5 Sikap Tidak baik 45 76,3 21 35,6 66 55,9 0,001 5,816 2,607 12,975 Baik 14 23,7 38 64,4 52 44,1 Kebersihan Diri Tidak baik 43 72,9 19 32,2 62 52,5 0,001 5,658 2,562 12,495 Baik 16 27,1 40 67,8 56 47,5 Air Bersih Tidak Memenuhi 37 62,7 23 39,0 60 50,8 0,006 3,052 1,440 6,469 Memenuhi Syarat 22 37,3 36 61,0 58 49,2 Universitas Sumatera Utara 63 p=0,001 nilai OR sebesar 5,816, artinya kemungkinan anak-anak panti menderita skabies 5,8 kali terdapat pada anak-anak panti dengan sikap tidak baik dibandingkan anak-anak panti dengan sikap baik. Berdasarkan kebersihan diri responden diketahui proporsi penderita skabies 72,9 terjadi pada responden dengan tingkat kebersihan diri tidak baik dengan hasil uji chi square menunjukkan terdapat hubungan signifikan antara kebersihan diri responden dengan kejadian Skabies dengan nilai p=0,001 nilai OR sebesar 5,658, artinya kemungkinan anak-anak panti menderita skabies 5,7 kali terdapat pada anak- anak panti dengan tingkat kebersihan diri tidak baik dibandingkan pada anak-anak panti dengan tingkat kebersihan diri baik. Berdasarkan penyediaan air bersih proporsi responden yang menderita Skabies kasus sebesar 66,1 terdapat pada responden dengan keadaan penyediaan air bersih yang tidak memenuhi syarat kesehatan dengan nilai p=0,006 dan nilai OR sebesar 3,052, artinya kemungkinan responden menderita skabies 3,1 kali terdapat pada anak-anak panti dengan penyediaan air bersih tidak memenuhi syarat kesehatan dibandingkan anak-anak panti dengan penyediaan air bersih memenuhi syarat kesehatan. 4.4. Analisis Multivariat Berdasarkan hasil uji chi square pada analisis bivariat, ditemukan 4 empat variabel yang mempunyai hubungan signifikan dengan kejadian skabies yaitu, 1 pengetahuan, 2 sikap, 3 Kebersihan diri dan 4 penyediaan air bersih, maka dapat Universitas Sumatera Utara 64 diuji secara serempak dengan menggunakan uji regresi logistik ganda dengan menggunakan metode enter, seperti pada Tabel 4.5. Tabel 4.4. Hasil Uji Regresi Logistik Ganda Variabel Nilai B Nilai P OR 95 CI Pengetahuan -1,523 0,077 ,218 0,040 – 1,180 Sikap 2,285 0,006 9,826 1,953 – 49,426 Kebersihan Diri 1,737 0,022 5,678 1,290 – 24,984 Air Bersih -,543 0,501 ,581 0,120 – 2,826 Konstanta -3,037 Ket : Dikeluarkan dari model Dari hasil tabel 4.4 didapatkan P.valuenya yang lebih besar dari 0,05 akan dikeluarkan dari model, dari tabel diatas variabel yang dikeluarakan adalah pengetahuan dan air bersih, variabel sikap dan kebersihan diri dimasukkan ke analisis multivariat. Variabel pengetahuan dan air bersih tersebut tidak dimasukkan kedalam analisis multivariat. Pengetahuan dan air bersih mempunyai hubungan dengan kejadian skabies namun pengaruhnya kurang terhadap kejadian penyakit skabies. Tabel 4.5. Hasil Uji Regresi Logistik Ganda untuk Mengidentifikasi Variabel yang Masuk dan Menentukan Variabel yang Lebih Besar Pengaruhnya Terhadap Kejadian Skabies Variabel Nilai B Nilai P OR 95 CI Sikap 1,133 0,022 3,104 1,953 – 49,426 Kebersihan Diri 1,093 0,025 2,983 1,290 – 24,984 Konstanta -3,447 Berdasarkan Tabel 4.5 di atas, dari hasil uji regresi logistik ganda bertujuan untuk mendapatkan model yang terbaik dalam menentukan pengaruh kejadian skabies. Dalam pemodelan ini semua variabel independen dicoba secara bersama- Universitas Sumatera Utara 65 sama setelah dikeluarkan variabel yang nilai P nya lebih besar dari 0,05 secara bertahap maka didapatkan 2 variabel yang masuk dalam kandidat model yaitu sikap dan kebersihan diri. Model regresi logistik dengan 2 buah variabel independen yaitu sikap dan kebersihan diri dapat diperkirakan pengaruh faktor risiko dalam hubungannya dengan kejadian penyakit skabies sebesar 71,2 Overall percentage 71,2 . Variabel sikap mempunyai nilai OR sebesar 3,1 artinya anak-anak panti yang mempunyai sikap tidak baik mempunyai kemungkinan terkena skabies 3 kali lebih besar dari anak-anak panti yang mempunyai sikap baik. Variabel kebersihan diri mempunyai nilai OR sebesar 2,9 artinya anak-anak panti yang mempunyai kebersihan diri tidak baik mempunyai kemungkinan terkena skabies 2,9 kali lebih besar dari anak-anak panti yang mempunyai kebersihan diri baik. Berdasarkan nilai OR kita dapat memperkirakan kekuatan pengaruh variabel tersebut dengan kejadian penyakit skabies. Semakin besar nilai OR nya maka semakin kuat pengaruh varibel tersebut terhadap kejadian penyakit skabies. Variabel dengan nilai OR terbesar merupakan variabel yang paling dominan atau berisiko dalam hubungannya dengan kejadian skabies. Hasil penelitian ini juga menunjukkan nilai Population Attributable Risk PAR, yang mana salah satu variabel diperbaiki maka seberapa besar kejadian skabies dapat dicegah. Universitas Sumatera Utara 66 ��� = pr − 1 pr − 1 + 1 x 100 ��� = 0,692,983 − 1 0,692,983 − 1 + 1 x 100 = 0,57 = 57 Artinya : apabila variabel kebersihan diri dapat diperbaiki maka kejadian skabies di populasi dapat diturunkan sebesar 57. Universitas Sumatera Utara 67 67 BAB 5 PEMBAHASAN 5.1. Pengaruh Perilaku dengan Kejadian Skabies 5.1.1. Pengaruh Pengetahuan dengan Kejadian Skabies