13
bahwa ada pengaruh pendidikan masyarakat dengan terjadinya suatu penyakit. Demikian juga dengan penyakit skabies, bahwa ada pengaruh pendidikan masyarakat
dengan kejadian skabies. Hal ini didukung oleh beberapa penelitian seperti penelitian Orkin, 1997., bahwa tingkat pendidikan ibu berpengaruh terhadap terjadinya
skabies pada anak-anaknya. Berdasarkan Riskesdas 2010 menyatakan bahwa pendidikan mempengaruhi
pola berpikir pragmatis dan rasional terhadap adat kebiasaan, dengan pendidikan lebih tinggi orang dapat lebih mudah menerima ide atau masalah baru. Tingkat
pendidikan mempunyai pengaruh terhadap tindakan ibu dalam pencarian pengobatan dan pemulihan penyakit.
2.1.2. Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan itu terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra
manusia yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh dari mata dan telinga. Pengetahuan atau
kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang overt behaviour Notoatmodjo, 2007.
Pada dasarnya pengetahuan akan terus bertambah dan bervariatif sesuai dengan proses pengalaman manusia yang dialami. Menurut Brunner, proses
pengetahuan tersebut melibatkan tiga aspek, yaitu proses mendapatkan informasi, proses transformasi, dan proses evaluasi. Informasi baru yang didapat merupakan
pengganti pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya atau merupakan
Universitas Sumatera Utara
14
penyempurnaan informasi sebelumnya. Proses transformasi adalah proses memanipulasi pengetahuan agar sesuai dengan tugas-tugas baru. Proses evaluasi
dilakukan dengan memeriksa kembali apakah cara mengolah informasi telah memadai. Pengetahuan merupakan hasil mengingat suatu hal, termasuk mengingat
kembali kejadian yang pernah dialami baik secara sengaja maupun tidak disengaja dan ini terjadi setelah orang melakukan kontak atau pengamatan terhadap suatu objek
tertentu. Perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan Mubarak, 2012.
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau
responden. Terdapat tujuh faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang Mubarak, 2012.
1. Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang kepada orang lain agar dapat memahami sesuatu hal. Tidak dapat dipungkiri bahwa semakin
tinggi pendidikan seseorang, semakin mudah pula mereka menerima informasi, dan pada akhirnya pengetahuan yang dimilikinya akan semakin
banyak.
2. Pekerjaan
Lingkungan pekerjaan akan membuat seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Universitas Sumatera Utara
15
3. Umur
Dengan bertambahnya umur seseorang akan mengalami perubahan aspek fisik dan psikologis mental. Secara garis besar, pertumbuhan fisik terdiri atas
empat kategori perubahan yaitu perubahan ukuran, perubahan proporsi, hilangnya ciri-ciri lama dan timbulnya ciri-ciri baru. Pada aspek psikologis
atau mental, taraf berpikir seseorang menjadi semakin matang dan dewasa.
4. Minat
Minat sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni suatu hal,
sehingga seseorang memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam.
5. Pengalaman
Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Orang cenderung berusaha melupakan
pengalaman yang kurang baik. Sebaliknya jika pengalaman tersebut menyenangkan, maka secara psikologis mampu menimbulkan kesan yang
sangat mendalam dan membekas dalam emosi kejiwaan seseorang. Pengalaman baik ini akhirnya dapat membentuk sikap positif dalam
kehidupannya.
6. Kebudayaan lingkungan sekitar
Lingkungan sangat berpengaruh dalam pembentukan sikap pribadi atau sikap seseorang. Kebudayaan lingkungan tempat kita hidup dan dibesarkan
mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita. Apabila dalam
Universitas Sumatera Utara
16
suatu wilayah mempunyai sikap menjaga kebersihan lingkungan, maka sangat mungkin masyarakat sekitarnya mempunyai sikap selalu menjaga kebersihan
lingkungan. 7. Informasi
Kemudahan untuk memperoleh informasi dapat mempercepat seseorang memperoleh pengetahuan yang baru.
Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai tingkat yang berbeda-beda termasuk dalam hal ini kemampuan anak-anak panti dalam menjaga penyakit skabies
baik dalam pencegahan maupun dalam pengobatan. Pengetahuan tentang usaha-usaha kesehatan perseorangan untuk memelihara kesehatan diri sendiri, memperbaiki dan
mempertinggi nilai kesehatan, serta mencegah timbulnya penyakit Damayanti, 2005.
Usaha-usaha tersebut meliputi : a. Kebersihan badan yaitu mandi memakai sabun sekurang-kurangnya dua kali sehari,
tangan selalu dalam keadaan bersih, kuku bersih dan pendek, rambut dalam keadaan bersih dan rapi.
b. Kebersihan pakaian yaitu pakaian dicuci, diseterika, dan disimpan di lemari. c. Kebersihan tempat tinggal yaitu kebersihan rumah dan lingkungan sekitarnya.
Pengetahuan tentang kesehatan adalah mencakup apa yang diketahui oleh seseorang terhadap cara-cara memelihara kesehatan. Pengetahuan tentang cara-cara
tersebut meliputi :
Universitas Sumatera Utara
17
1 Penularan terhadap penyakit menular termasuk dalam hal ini penyakit skabies yang diketahui tanda-tanda, gejala, penyebab, cara penularan, dan cara pencegahan.
2 Pengetahuan tentang faktor-faktor yang terkait mempengaruhi kesehatan antara lain gizi makanan, sarana air bersih, pembuangan air limbah, pembuangan sampah,
polusi udara, serta kebersihan diri. 3 Pengetahuan tentang fasilitas pelayanan kesehatan yang professional maupun
tradisional. Dalam penelitiannya Muzakir 2007 menyatakan bahwa, kurangnya
pengetahuan tentang skabies, sehingga menyebabkan cepatnya penularan skabies dalam kategori tinggi yang terjadi di dalam lingkungan masyarakat, keluarga maupun
individu. Pengetahuan yang diperoleh dalam waktu singkat sulit merubah prilaku seseorang baik dalam mencegah peningkatan kasus skabies ataupun mencegah
penularannya. Banyak faktor yang menjadi alasan diantaranya masyarakat kesulitan memperoleh informasi lanjutan yang lebih banyak tentang sesuatu masalah kesehatan
setelah informasi utama diperolehnya. Penelitian Ma’arufi 2005 menemukan bahwa ada pengaruh pengetahuan
santri terhadap kejadian skabies, dimana santri yang menderita skabies, diketahui 70,9 mempunyai pengetahuan kategori rendah dibandingkan santri dengan
pengetahuan kategori tinggi 29,1.
2.1.3. Sikap
Sikap adalah perasaan, pikiran, dan kecenderungan seseorang yang kurang lebih bersifat permanen mengenai aspe-aspek tertentu dalam lingkungannya. Sikap
Universitas Sumatera Utara
18
merupakan kecondongan evaluatif terhadap suatu stimulus atau objek yang berdampak pada bagaimana seseorang berhadapan dengan objek tersebut. Ini berarti
sikap menunjukkan kesetujuan atau ketidaksetujuan, suka atau tidak suka seseorang terhadap sesuatu. Mubarak, 2012
Berdasarkan pendapat Mubarak 2012 yang mengutip pendapat para ahli Alport, 1954, menjelaskan bahwa sikap mempunyai tiga komponen utama yaitu
kepercayaan atau keyakinan idekonsep, kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap suatu objek, dan kecenderungan untuk bertindak trend to
behave. Ketiga komponen tersebut secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh total attitude. Sedangkan sikap dikaitkan dengan pendidikan adalah sikap atau
tanggapan peserta didik terhadap materi pendidikan yang diberikan. Sikap mempunyai beberapa tingkatan yaitu : Notoatmodjo, 2007
1. Menerima Receiving Menerima dapat diartikan bahwa orang subjek mau dan memperhatikan
stimulus yang diberikan objek. 2. Merespon Responding
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas- tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Karena dengan suatu
usaha untuk menjawab pekerjaan atau mengerjakan tugas yang diberikan, lepas pekerjaan itu benar atau salah, berarti orang menerima ide tersebut.
3. Menghargai Valuing Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang
Universitas Sumatera Utara
19
lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga. Misalnya, seseorang mau mengajak temannya untuk pemeriksaan kesehatan secara
berkala. 4. Bertanggung jawab Responsible
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala risiko merupakan sikap yang paling tinggi. Misalnya, Seorang ibu mau
menjadi akseptor KB, meskipun mendapat tantangan dari mertua atau orang tuanya sendiri.
Pengukuran sikap dilakukan dengan secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung dapat dinyatakan bagaimana pendapat atau pernyataan responden
terhadap suatu objek. Misalnya, bagaimana pendapat anda tentang pelayanan dokter di Rumah Sakit? Secara langsung dapat dilakukan dengan pernyataan-pernyataan
hipotesis, kemudian ditanyakan pendapat responden. Misalnya, apabila rumah ibu luas, apakah boleh dipakai untuk kegiatan posyandu? Sangat setuju, Setuju, Tidak
Setuju, Sangat tidak setuju Notoatmodjo, 2007
2.1.4. Kebersihan Diri Personal Hygiene
PHBS adalah bentuk perwujudan paradigma sehat dalam budaya hidup perorangan, keluarga dan masyarakat yang berorientasi sehat, dengan tujuan untuk
meningkatkan, memelihara dan melindungi kesehatannya baik fisik, mental spiritual maupun sosial. Salah satu indikator PHBS dalam tatanan rumah tangga adalah
kebersihan perorangan atau personal hygiene Darsono, 2003
Universitas Sumatera Utara
20
Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis Personal hygiene bertujuan
agar manusia dapat memelihara kesehatan diri sendiri, mempertinggi dan memperbaiki nilai kesehatan, serta mencegah timbulnya penyakit. Personal hygiene
disini antara lain mencakup kebersihan kulit, kebersihan rambut, perawatan gigi dan mulut, kebersihan tangan, perawatan kuku kaki dan tangan, pemakaian alas kaki,
kebersihan pakaian, makanan dan tempat tinggal Tarwoto, 2003. Kebersihan diri adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan
kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Banyak manfaat yang dapat dipetik dengan merawat kebersihan diri, memperbaiki kebersihan diri, mencegah
penyakit, meningkatkan kepercayaan diri dan menciptakan keindahan. Kebersihan individu yang buruk atau bermasalah akan mengakibatkan berbagai dampak baik fisik
maupun psiskososial. Dampak fisik yang sering dialami seseorang tidak terjaga dengan baik adalah gangguan integritas kulit Wartonah, 2003.
Kebersihan diri bisa juga dilihat dari tingkah laku sehari-hari dalam usaha penyesuaian diri terhadap lingkungan yang mengandung unsur afektifperasaan.
Kebersihan diri juga dipengaruhi oleh lingkungan sosial dan kebudayaan, dan dikembangkan manusia sejak ia lahir. Tingkah laku seseorang tidak terlepas dari
kebiasaan yang ada dalam lingkungan masyarakat tempat seseorang atau kelompok masyarakat berinteraksi. Hal ini dapat disimpulkan kebiasaan para anak-anak panti
yang ada dalam sebuah panti asuhan tentu tidak akan terlepas dari kebiasaan-kebiasan dalam lingkungan panti asuhan tersebut Damayanti, 2005.
Universitas Sumatera Utara
21
Penyakit-penyakit menular di lingkungan yang sering terjadi akibat dari kurangnya kebersihan diantaranya tuberculosis paru, infeksi saluran pernapasan atas,
diare, cacingan, dan penyakit kulit dermatitis, scabies masih merupakan masalah kesehatan yang juga dapat ditemukan di lingkungan-lingkungan yang kurang
hygienenya seperti di Tempat Pembuangan Akhir Santosa, 2002.
2.1.5. Penyediaan Air Bersih
Air adalah sangat penting bagi kehidupan manusia. Manusia akan lebih cepat meninggal karena kekurangan air daripada kekurangan makanan. Dalam tubuh
manusia itu sendiri sebagian besar terdiri dari air. Tubuh orang dewasa, sekitar 55- 60 berat badan terdiri dari air, untuk anak-anak sekitar 65 dan untuk bayi sekitar
80. Notoatmodjo, 2007 Menurut Green 1996 sarana dan fasilitas merupakan faktor enabling yang
dapat bersifat positif maupun negatif. Oleh karena itu perilaku kepatuhan seseorang sangat dipengaruhi oleh sarana dan fasilitas yang tersedia, bagaimana cara
penggunaanya, posisi atau letak dari sarana tersebut dan bagaimana cara pemeliharaan sarana tersebut.
Air merupakan kebutuhan utama bagi proses kehidupan di bumi, sehingga tidak ada kehidupan seandainya di bumi tidak ada air. Namun demikian, air dapat
menjadi malapetaka bilamana tidak tersedia dalam kondisi yang benar, baik kualitas maupun kuantitasnya. Air yang relative bersih sangat didambakan oleh manusia, baik
untuk keperluan hidup sehari-hari, untuk keperluan industri, untuk kebersihan sanitasi kota, maupun untuk keperluan pertanian dan lain sebagainya. Dewasa ini, air menjadi
Universitas Sumatera Utara
22
masalah yang perlu mendapat perhatian yang serius. Untuk mendapat air yang baik sesuai dengan standar tertentu, saat ini menjadi barang yang mahal, karena air sudah
banyak tercemar oleh bermacam-macam limbah dari berbagai hasil kegiatan manusia. Sehingga secara kualitas, sumberdaya air telah mengalami penurunan. Demikian pula
secara kuantitas, yang sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan yang terus meningkat Warlina, 2004.
Sebuah rumah dikatakan sehat apabila rumah tersebut memiliki fasilitas- fasilitas sebagai beriku: Notoatmodjo, 2007
1. Penyediaan air bersih yang cukup 2. Pembuangan tinja
3. Pembuangan air limbah 4. Pembuangan sampah
5. Fasilitas dapur 6. Ruang berkumpul keluarga
Air rumah tangga harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : Entjang, 2000.
1. Syarat fisik yaitu: jernih, tak berwarna, tak berasa dan tak berbau. 2. yarat khemis syarat kimiawi yaitu tidak mengandung zat-zat yang berbahaya
untuk kesehatan seperti zat-zat racun, dan tidak mengandung mineral-mineral serta zat-zat organik lebih tinggi dari jumlah yang telah ditentukan.
3. Syarat bakteriologis yaitu air tidak boleh mengandung suatu bibit penyakit. Penyakit yang sering menular dengan perantaraan air adalah penyakit yang
Universitas Sumatera Utara
23
tergolong kedalam golongan “water borne diseases ”. Air rumah tangga
dikatakan memenuhi syarat bakteriologis bila: tidak mengandung suatu bibit penyakit, tidak mengandung bakteri Escherichia coli dan bakteri saprophyt
tidak lebih dari 100ml air. Ada dua cara umum penularan penyakit : Timmreck, 2004
1. Penularan langsung atau juga dikenal sebagai penularan dari orang ke orang, adalah perpindahan patogen atau agens secara langsung dan segera dari
pejamuresrvoir ke pejamu yang rentan. Penularan langsung dapat terjadi melalui kontak fisik atau kontak langsung orang ke orang, seperti
bersentuhan dengan tangan yang terkontaminasi, sentuhan kulit dengan kulit, berciuman, atau hubungan seksual.
2. Penularan tidak langsung terjadi ketika patogen atau agens berpindah atau terbawa melalui beberapa item, organisme, benda, atau proses perantara
menuju pejamu yang rentan sehingga menimbulkan penyakit. Penularan tidak langsung dilakukan melalui beberapa cara penularan berikut:
- Penularan airborne terjadi ketika droplet atau partikel debu membawa patogen ke pejamu dan menginfeksinya.
- Penularan waterborne terjadi ketika patogen terbawa dalam air minum, kolam renang, sungai, atau danau yang digunakan untuk berenang.
- Penularan vehicleborne berhubungan dengan fomite barangbenda, misalnya peralatan makan, pakaian, peralatan cuci, sisir, botol air minum,
dan sebagainya.
Universitas Sumatera Utara
24
Secara tradisional empat penggolongan penyakit yang berkaitan dengan air adalah : Achmadi, 2001.
1. Water borne diseases, adalah penyakit yang ditularkan langsung melalui air minum, di mana air yang diminum mengandung kuman pathogen sehingga
menyebabkan yang bersangkutan menjadi sakit. Penyakit-penyakit yang tergolong water borne diseases adalah: kolera, typhus, desentri , dll.
2. Water washed diseases, merupakan penyakit yang berkaitan dengan kekurangan air higiene perorangan. Penyakit yang tergolong di sini adalah: skabies,
infeksi kulit, dan selaput lendir, trakhoma, lepra, dll. 3. Water based diseases, merupakan penyakit yang disebabkan oleh bibit penyakit
yang sebagian siklus kehidupannya berhubungan dengan air. Penyakit yang tergolong di sini dan ada di Indonesia adalah Schistosomiasis.
4. Water Related Vectors, adalah penyakit yang ditularkan oleh vektor penyakit yang sebagian atau seluruhnya perindukannya berada di air. Penyakit yang
tergolong di sini adalah malaria, demam berdarah dengue, filariasis dsb. Ketersediaan air bersih sangat mempengaruhi terjadinya skabies. Keterbatasan
air bersih membuat orang menjadi malas mandi atau jarang mandi, mandi dalam keadaan kurang bersih atau mandi seadanya, sehingga tubuh menjadi tidak bersih dan
mudah dihinggap oleh penyakit kulit, yang salah satunya adalah penyakit scabies Cakmoki, 2007.
Peran air sebagai pembawa penyakit menular terutama penyakit scabies, bermacam-macam antara lain: 1 air sebagai media untuk hidup mikroba pathogen, 2
Universitas Sumatera Utara
25
air sebagai sarang insekta penyebar penyakit, 3 jumlah air yang tersedia tak cukup, sehingga manusia bersangkutan tak dapat membersihkan diri dan 4 air sebagai media
untuk hidup vector penyakit. Ada beberapa penyakit yang masuk dalam katagori water-borne diseases, atau penyakit-penyakit yang dibawa oleh air, yang masih
banyak terdapat di daerah-daerah. Penyakit-penyakit ini dapat menyebar bila mikroba penyebabnya dapat masuk ke dalam sumber air yang dipakai masyarakat untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sedangkan jenis mikroba yang dapat menyebar lewat air antara lain, bakteri, protozoa dan metazoa Warlina, 2004.
Akses penduduk Kota Langsa terhadap air bersih tahun 2012 meliputi: air kemasan 5,5, air isi ulang 0,1, leding meteran 20,4, leding eceran 0,5,sumur
pompa 14, sumur terlindung 25,6, mata air terlindung 10,5, air hujan 0,2, sumur tidak terlindung1,1 dan lain-lain1,4. Terjadi peningkatan dibanding
dengan tahun sebelumnya. Selama ini pengawasan kualitas air minum belum mendapat perhatian serius meskipun penyakit-penyakit bersumber air masih tinggi.
Profil Kesehatan Kota Langsa, 2012 Berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 492
tahun 2010 menyatakan bahwa air minum dan air rumah tangga yang aman bagi kesehatan adalah air yang memenuhi persyaratan fisika, mikrobiologis, kimiawi dan
radioaktif yang dimuat dalam parameter wajib dan parameter tambahan. Persyaratan fisik yang harus dipenuhi adalah tidak berbau, warna 15 TCU, total zat padat
terlarut TDS, kekeruhan 5 NTU, tidak berasa dan suhu kurang dari 5 derajat celcius.
Universitas Sumatera Utara
26
2.2. Penyakit Skabies 2.2.1. Definisi
Skabies gudik adalah penyakit kulit menular yang disebabkan oleh Sarcoptes scabiei varian hominis sejenis kutu, tungau, ditandai dengan keluhan
gatal, terutama pada malam hari dan ditularkan melalui kontak langsung atau tidak langsung melalui bekas alas tidur atau pakaian Cakmoki, 2007.
Skabies merupakan penyakit endemi pada banyak masyarakat. Penyakit ini dapat mengenai semua ras dan golongan diseluruh dunia. Penyakit ini banyak
dijumpai pada anak dan orang dewasa muda, tetapi dapat mengenai semua umur. Insiden sama pada pria dan wanita. Beberapa faktor yang dapat membantu
penyebarannya adalah higiene yang jelek, seksual promiskuitas, diagnosis yang salah, demografi, ekologi, derajat sensitasi individual dan kemiskinan. Harahap, 2013
2.2.2. Etiologi dan Patogenesis
Sarcoptes scabiei adalah tungau kecil berbentuk lonjong, punggungnya cembung dan bagian perutnya rata. Tungau tersebut translusen, berwarna putih kotor
dan tidak bermata. Besar tungau bervariasi, yang betina berukuran kurang lebih 339- 450 x 250-350 mikron, sedangkan tungau jantan lebih kecil yaitu 200-240 x 150-200
mikron. Tubuh tungau terbagi bagian anterior yang disebut nototoraks dan bagian posterior yang disebut dengan notogaster. Nototoraks dan notogaster masing-masing
mempunyai dua pasang kaki. Pada tungau betina dua pasang kaki kedua berakhir dengan rambut dan kaki keempat berakhir dengan ambulacra semacam alat yang
melengketkan diri Harahap, 2013.
Universitas Sumatera Utara