26
2.2. Penyakit Skabies 2.2.1. Definisi
Skabies gudik adalah penyakit kulit menular yang disebabkan oleh Sarcoptes scabiei varian hominis sejenis kutu, tungau, ditandai dengan keluhan
gatal, terutama pada malam hari dan ditularkan melalui kontak langsung atau tidak langsung melalui bekas alas tidur atau pakaian Cakmoki, 2007.
Skabies merupakan penyakit endemi pada banyak masyarakat. Penyakit ini dapat mengenai semua ras dan golongan diseluruh dunia. Penyakit ini banyak
dijumpai pada anak dan orang dewasa muda, tetapi dapat mengenai semua umur. Insiden sama pada pria dan wanita. Beberapa faktor yang dapat membantu
penyebarannya adalah higiene yang jelek, seksual promiskuitas, diagnosis yang salah, demografi, ekologi, derajat sensitasi individual dan kemiskinan. Harahap, 2013
2.2.2. Etiologi dan Patogenesis
Sarcoptes scabiei adalah tungau kecil berbentuk lonjong, punggungnya cembung dan bagian perutnya rata. Tungau tersebut translusen, berwarna putih kotor
dan tidak bermata. Besar tungau bervariasi, yang betina berukuran kurang lebih 339- 450 x 250-350 mikron, sedangkan tungau jantan lebih kecil yaitu 200-240 x 150-200
mikron. Tubuh tungau terbagi bagian anterior yang disebut nototoraks dan bagian posterior yang disebut dengan notogaster. Nototoraks dan notogaster masing-masing
mempunyai dua pasang kaki. Pada tungau betina dua pasang kaki kedua berakhir dengan rambut dan kaki keempat berakhir dengan ambulacra semacam alat yang
melengketkan diri Harahap, 2013.
Universitas Sumatera Utara
27
Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi terhadap tungau Sarcoptes scabiei varietas hominis. Skabies disebut juga dengan the
itch, pamaan itch, seven year itch diistilahkan dengan penyakit yang terjadi tujuh tahunan. Di Indonesia skabies lebih dikenal dengan nama gudik, kudis, buduk,
kerak, penyakit ampera dan gatal agogo Djuanda, 2006. Patogenesis skabies ditandai dengan kelainan kulit disebabkan tidak hanya
oleh tungau sarcoptes scabiei, tetapi juga oleh penderita sendiri akibat garukan. Gatal yang terjadi disebabkan oleh sesitisasi terhadap sekreta dan eksreta tungau yang
memerlukan waktu kira-kira sebulan setelah infestasi. Pada saat itu kelainan kulit menyerupai dermatitis dengan ditemukannya papul, vesikel, urtika dan lain-lain.
Akibat garukan dapat timbul erosi, ekskoriasi, krusta dan infeksi sekunder.
2.2.3. Gambaran Klinis Skabies
Gatal merupakan gejala utama sebelum gejala klinis lainnya muncul, rasa gatal biasanya hanya pada lesi tetapi pada skabies kronis gatal dapat dirasakan pada
seluruh tubuh. Gejala yang timbul antara lain ada rasa gatal yang hebat pada malam hari, ruam kulit yang terjadi terutama di bagian sela-sela jari tangan, di bawah ketiak,
pinggang, alat kelamin, sekeliling siku, aerola mammale area sekeliling puting susu, dan permukaan depan pergelangan Sungkar, 2001.
Ciri-ciri seseorang terkena skabies adalah kulit penderita penuh bintik-bintik kecil sampai besar, berwarna kemerahan yang disebabkan garukan keras. Bintik-
bintik itu akan menjadi bernanah jika terinfeksi Djuanda, 2006. Ginanjar, 2006 menyatakan ada empat tanda kardinal yaitu :
Universitas Sumatera Utara
28
a. Pruritus nokturna yaitu gatal pada malam hari yang disebabkan karena aktifitas tungau ini lebih tinggi pada suhu yang lebih lembab dan panas.
b. Penyakit ini menyerang secara kelompok, mereka yang tinggal di asrama, barak-barak tentara, panti asuhan maupun panti asuhan berpeluang lebih besar
terkena penyakit ini. Penyakit ini amat mudah menular melalui pemakaian handuk, baju maupun seprai secara bersama-sama. Skabies mudah menyerang
daerah yang tingkat kebersihan diri dan lingkungan masyarakatnya rendah. c. Adanya torowongan kunikulus dibawah kulit yang berbentuk lurus atau
berkelok-kelok. Jika terjadi infeksi sekunder oleh bakteri maka akan timbul gambaran pustula bisul kecil, lokalisasi kulit ini berada pada daerah lipatan
kulit yang tipis seperti sela-sela jari tangan, daerah sekitar kemaluan, siku bagian luar, kulit sekitar payudara bokong dan perut bagian bawah.
d. Menemukan tungau pada pemeriksaan kerokan kulit, merupakan hal yang paling diagnostik, dapat ditemukan satu atau lebih stadium tungau ini.
2.2.4. Diagnosis Skabies