6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tumbuhan Sisik Naga
Famili : Polypodiaceae
Genus : Drymoglossum
Spesies : Drymoglossum piloselloides L. C. Presl
Steenis, et al, 1992. Sinonim
: Pyrrosia piloselloides L. M.G. Price United States Department of Agriculture, 2015.
Sisik naga merupakan tumbuhan epifit kecil dengan akar rimpang tipis, merayap. Daun satu sama lain tumbuh berdekatan, tangkai pendek, tidak terbagi,
pinggir utuh, berdaging atau seperti kulit, permukaan buah tidak berbulu sama sekali atau sedikit Heyne, 1987.
Nama lain sisik naga, Sumatra: picisan, sisik naga, sakat riburibu Melayu. Jawa: paku duduwitan Sunda, pakis duwitan Jawa Anonim, 1989.
Daun tumbuhan paku ini bentuknya bulat dan ukurannya kecil menyerupai sisik naga. Terdapat dua tipe daun, yaitu tropofil dan sporofil. Pada jenis yang
tropofil , daun berbentuk bulat dan kecil, sedangkan jenis sporofil daunnya lebih
panjang dibandingkan tropofil, sporofil juga memiliki sporangium. Sporangium terdapat pada daun fertil Purnawati, 2014.
Tumbuhan sisik naga tersebar di seluruh Asia Tropik, di daerah dengan musim kering yang banyak hujan, dari daerah datar hingga ± 1000 m di atas
permukaan laut, tumbuh secara umum pada batang, dahan pohon dan perdu yang daunnya tidak begitu lebat Heyne, 1987. Tumbuhan paku ini ditemukan di hutan
kerangas, rawa dan gambut, menempel pada batang pohon atau hidupnya epifit. Akarnya menjulur dan melekat kuat pada inangnya Purnawati, 2014.
Tumbuhan sisik naga Pyrrosia piloselloides L. M.G Price merupakan salah satu familia Polypodiaceae berupa tumbuhan herba yang hidup epifit pada
pohon Inang. Sisik naga dapat hidup epifit pada pohon mangga, angsana, mahoni, flamboyan, ketapang, palma, nangka, kerai payung, dan lain sebagainya Sahid, et
al , 2013.
Sisik naga mengandung minyak atsiri, steroltriterpene, fenol, flavonoid, gula, dan tanin. Hasil penelitian menunjukan bahwa ekstrak diklorometana
tumbuhan sisik naga berefek antioksidan dengan nilai IC
50
sebesar 12,82 µgmL Wulandari, et al., 2013.
B. Fenolik dan Metabolit Sekunder