kerucut terbalik. Perkolasi cukup sesuai untuk ekstraksi pendahuluan maupun dalam jumlah besar. Bahan padat basah dimasukkan dalam jumlah yang tepat
kemudian didiamkan selama sekitar 4 jam dalam keadaan tertutup. Setelah itu penyari akan menetes melewati serbuk tumbuhan mengganti pelarut yang keluar
berupa ekstrak. Untuk mengekstrak secara menyeluruh dilakukan dengan penambahan pelarut yang baru dan semua ekstrak dikumpulkan. Handa, et al,
2008 Sokletasi dilakukan dengan cara bahan yang akan diekstraksi diletakkan
dalam kantung ekstraksi kertas, karton, dan sebagainya dibagian dalam alat ekstraksi dari gelas yang bekerja kontinyu perkulator. Wadah gelas yang
mengandung kantung diletakkan diantar labu penyulingan dengan pendingin aliran balik dan dihubungkan dengan labu melalui pipa. Labu tersebut berisi bahan pelarut
yang menguap dan mencapai kedalam pendingin aliran balik. Menetes di atas bahan yang diekstraksi dan menarik keluar bahan yang diekstraksi. Larutan berkumpul
didalam wadah gelas dan setelah mencapai tinggi maksimalnya, secara otomatis dipindahkan kedalam labu. Dengan demikian zat yang terekstraksi terakumulasi
melaui penguapan bahan pelarut murni berikutnya Voight, 1995.
D. Radikal Bebas
Radikal bebas adalah suatu senyawa atau molekul yang mengandung satu atau lebih elektron tidak berpasangan pada orbital luarnya. Adanya elektron tidak
berpasangan menyebabkan senyawa tersebut sangat reaktif mencari pasangan dengan cara menyerang dan mengikat elektron molekul yang ada di sekitarnya.
Target utama radikal bebas adalah protein, asam lemak tak jenuh, dan lipoprotein,
serta unsur DNA termasuk karbohidrat. Dari ketiga molekul tersebut, yang paling rentan terhadap radikal bebas adalah asam lemak tak jenuh, akibatnya dinding sel
menjadi rapuh karena membran sel yang rusak akibat radikal bebas. Radikal bebas juga mampu merusak bagian dalam pembuluh darah sehingga meningkatkan
pengendapan kolesterol dan menimbulkan aterosklerosis. Selain itu, radikal bebas juga berpotensi merusak basa DNA sehingga mengacaukan sistem info genetika,
dan berlanjut pada pembentukan sel kanker Winarsi, 2007. Radikal bebas selain berguna bagi tubuh untuk memerangi mikroba patogen
juga membahayakan tubuh karena dapat merusak sel-sel jaringan di sekitarnya. Radikal bebas akan terus mencari elektron dari molekul-molekul di sekitarnya dan
apabila tidak dikendalikan reaksi ini dapat berlangsung berantai secara terus- menerus Muchtadi, 2013.
Radikal bebas dapat merusak membran sel kemudian merusak komponen sel termasuk inti sel dan DNA dan berakibat matinya sel. Selain mengakibatkan
kematian, destruksi tersebut juga meninggalkan sisa yang tidak mudah dibuang oleh tubuh. Akumulasi sisa-sia tersebut dapat menimbulkan bermacam-macam penyakit
degeneratif bahkan menyebabkan kematian Muchtadi, 2013.
E. Antioksidan
Antioksidan merupakan suatu senyawa yang memiliki pasangan elektron bebas yang dapat memutus jalannya reaksi dan radikal bebas dengan cara
menyumbang elektronnya pada senyawa radikal bebas. Senyawa antioksidan dapat dibagi menjaadi antioksidan endogen yang berasal dari dalam tubuh dan
antioksidan eksogen berasal dari luar tubuh Kumalaningsih, 2007.
Antioksidan primer disebut juga sebagai antioksidan enzimatis. Antioksidan primer meliputi enzim superoksida dismutase, katlase, dan glutation peroksidase.
Enzim-enzim ini menghambat pembentukan radikal bebas dengan cara memutus reaksi berantai polimerisasi, dan mengubahnya menjadi produk yang lebih stabil.
Antioksidan kelompok ini disebut juga chain-breaking-antioxidant Winarsi, 2007. Antioksidan sekunder disebut juga antioksidan eksogenus tau non
enzimatis. Cara kerja sistem antioksidan non-enzimatis yaitu dengan cara memotong reaksi oksidasi berantai dari radikal bebas. Akibatnya, radikal bebas
tidak bereaksi dengan komponen seluler. Contoh antioksidan sekunder: vitamin C, vitamin E, flavonoid, asam urat, bilirubin dan albumin Lampe, 1999.
Antioksidan tersier contohnya enzim DNA-repair dan metionin sulfoksida reduktase yang berperan dalam perbaikan biomolekul yang dirusak oleh radikal
bebas. Kerusakan DNA yang terinduksi senyawa radikal bebas dicirikan oleh rusaknya single dan double strand, baik gugus basa maupun non-basa. Perbaikan
kerusakan basa dalam DNA yang diinduksi oleh senyawa oksigen reaktif terjadi melalui perbaikan jalur eksisi basa. Pada umumnya, eksisi basa terjadi dengan
memusnahkan basa yang rusak yang dilakukan oleh DNA glikosilase Winarsi, 2007.
F. Penetapan Karakter Ekstrak