permukaan laut, tumbuh secara umum pada batang, dahan pohon dan perdu yang daunnya tidak begitu lebat Heyne, 1987. Tumbuhan paku ini ditemukan di hutan
kerangas, rawa dan gambut, menempel pada batang pohon atau hidupnya epifit. Akarnya menjulur dan melekat kuat pada inangnya Purnawati, 2014.
Tumbuhan sisik naga Pyrrosia piloselloides L. M.G Price merupakan salah satu familia Polypodiaceae berupa tumbuhan herba yang hidup epifit pada
pohon Inang. Sisik naga dapat hidup epifit pada pohon mangga, angsana, mahoni, flamboyan, ketapang, palma, nangka, kerai payung, dan lain sebagainya Sahid, et
al , 2013.
Sisik naga mengandung minyak atsiri, steroltriterpene, fenol, flavonoid, gula, dan tanin. Hasil penelitian menunjukan bahwa ekstrak diklorometana
tumbuhan sisik naga berefek antioksidan dengan nilai IC
50
sebesar 12,82 µgmL Wulandari, et al., 2013.
B. Fenolik dan Metabolit Sekunder
Senyawa fenolik merupakan sekelompok metabolit sekunder yang mempunyai cincin aromatik yang terikat dengan satu atau lebih substituen gugus
hidroksi OH yang terbentuk melalui jalur metabolisme asam sikimat-fenil propanoid dan jalur aseat-polimalonat. Termasuk dalam kelompok senyawa ini
adalah fenol sederhana, asam fenolat, kumarin, tanin dan flavonoid. Dalam tananaman, senyawa-senyawa ini biasanya berada dalam bentuk glikosida atau
esternya Proestos, Sereli, Komaitis, 2006. Golongan yang terbanyak dari senyawa fenolik adalah flavonoid. Pada
umumnya flavonoid larut dalam pelarut polar Markham, 1988. Flavonoid apabila
ditambahkan basa atau amonia warnanya akan berubah, jadi mudah dideteksi dengan kromatogram atau dalam larutan. Flavonoid mengandung sistem aromatik
yang terkonjugasi dan menunjukan serapan yang kuat pada spektrum UV-Vis. Flavonoid dan aglikon flavonoid pada tumbuhan umumnya terikat pada gula
sebagai glikosida. Penggolongan flavonoid dalam jaringan tumbuhan didasarkan pada sifat kelarutan dan reaksi warna Harborne, 1987.
Tanin merupakan senyawa polifenol larut air yang dapat memiliki bobot molekul tinggi. Secara garis besar, tanin dibagi menjadi dua golongan: tanin dapat
terhidrolisis yang terbantuk dari esterifikasi gula misalnya glukosa dengan asam fenolat sederhana yang merupakan tanin turunan sikimat misalnya asam galat dan
tanin yang tidak dapat terhidrolisis disebut tanin terkondensasi, yang berasal dari reaksi polimerisasi kondensasi antar flavonoid Heinrich, et al, 2005.
Eugenol merupakan komponen dari minyak cengkeh dan minyak wangi yang memiliki aktivitas antioksidan, antiinflamasi, antibakteri, dan efek antiviral
Pavithra,2015. Mekanisme senyawa fenolik sebagai antioksidan dijelaskan oleh Janeiro
dan Brett 2004 yaitu melalui kemampuan dari gugus fenol untuk mengikat radikal bebas dengan memberikan atom hidrogennya melalui proses transfer elektron
sehingga fenol berubah menjadi radikal fenoksil. Radikal fenoksil yang terbentuk sebagai hasil reaksi fenol dengan radikal bebas kemudian akan menstabilkan diri
melalui efek resonansi. Karena alasan ini maka derivat dari fenol merupakan donor hidrogen yang baik yang dapat menghambat reaksi yang terjadi oleh senyawa
radikal. Senyawa fenol disebut juga sebagai inhibitor radikal Togo, 2004.
C. Ekstraksi