Determinasi Tanaman Pembuatan Simplisia Ekstraksi Tumbuhan Sisik Naga Karakterisasi Ekstrak a. Pemeriksaan mikroskopik simplisia

teknis, toluen pro analisis, etil asetat proanalisis, asam asetat pro analisis, DPPH Aldrich, metanol pro analisis, n-butanol pro analisis, lempeng KLT Merck, Eugenol Merck, Rutin Sigma, Asam tanat Sigma, β sitosterol Sigma, Vanilin Merck, asam sulfat Merck, Dragendorf Sigma, FeCl 3 , AlCl 3.

D. Alat Penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain: Shaker Innova TM 2100, vortex JankeKunkel, spektrofotometer UV-Vis Shimadzu UV double beam, alat penggiling, bejana maserasi, peralatan kromatografi lapis tipis, pH meter Eutech Instrumen pH 510 penguap putar rotary evaporator Buchi R-205, Jerman, peralatan gelas, mikropipet Acura 825, Socorex.

E. Tata Cara Penelitian

1. Determinasi Tanaman

Determinasi dilakukan terhadap tumbuhan sisik naga di Laboratorium Kebun Obat Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta menggunakan acuan United States Department of Agriculture.

2. Pembuatan Simplisia

Tumbuhan sisik naga diambil dari kebun di daerah Madukismo Kaasihan Bantul Yogyakarta. Tumbuhan sisik naga yang sudah dipetik kemudian disortasi basah. Hasil sortasi kemudian dicuci untuk menghilangkan kotoran yang menempel seperti debu dan serangga dan pengotor lainnya. Tumbuhan sisik naga kemudian dicuci dengan air mengalir untuk menghilangkan kotoran yang melekat lalu ditiriskan sampai sisa air menghilang. Tumbuhan sisik naga dikeringkan dengan panas sinar matahari dengan ditutup kain hitam kemudian dalam oven pada suhu 40 ºC. Dikatakan kering jika daun dapat hancur ketika diremas dengan tangan. Tumbuhan sisik naga yang telah dikeringkan kemudian diserbuk menggunakan blender, lalu diayak menggunakan ayakan nomor 40.

3. Ekstraksi Tumbuhan Sisik Naga

Ditimbang kurang lebih 500 g serbuk kering tumbuhan sisik naga kemudian dimaserasi dengan pelarut diklorometan. Maserasi dilakukan berulang-ulang dengan pelarut yang sama sampai filtrat hasil maserasi jernih. Ampas diangin-anginkan kemudian dimaserasi kembali dengan pelarut etil asetat dilanjutkan metanol, kemudian hasil maserasi disaring dan filtrat yang diperoleh dipekatkan dengan vacuum rotary evaporator pada suhu lebih kurang 50 ºC sehingga diperoleh ekstrak kental etil asetat dan ekstrak kental metanol. Masing-masing ekstrak ditimbang dan dihitung rendemen ekstrak.

4. Karakterisasi Ekstrak a. Pemeriksaan mikroskopik simplisia

Pemeriksaan mikroskopik penampang melintang dan penampang membujur daun serta batang tumbuhan sisik naga. Daun dan batang diiris setipis mungkin supaya didapatkan hasil yang bagus ketika diamati menggunakan mikroskop. Pengamatan mikroskopi juga dilakukan serbuk tumbuhan sisik naga kering dengan bantuan kloralhidrat kemudian dipanaskan untuk melihat fragmen pengenal pada tumbuhan sisik naga.

b. Penetapan kadar abu total

Sejumlah 2 sampai 3g serbuk, ekstrak diklorometan, ekstrak etil asetat dan ekstrak metanol ditimbang seksama dan dimasukkan ke dalam krus silika yang telah dipijarkan dan ditara, dipijarkan pelahan-lahan hingga arang habis, didinginkan dan ditimbang. Jika dengan cara trsebut arang tidak dapat dihilangkan, ditambahkan air panas, diaduk, disaring melalui kertas saring bebas abu. Kertas saring beserta sisa penyaringan dipijarkan dalam krus yang sama. Filtrat dimasukan kedalam krus, diuapkan dan dipijarkan hingga bobot tetap. Kadar abu total dihitung terhadap berat bahan uji, dinyatakan dalam bb.

c. Penetapan kadar abu tidak larut asam

Abu yang diperoleh pada penetapan kadar abu total dididihkan menggunakan 25 mL asam klorida encer LP selama 5 menit. Dikumpulkan bagian yang tidak larut asam, disaring melalui kertas saring bebas abu, dicuci dengan air panas, dipijarkan dalam krus hingga bobot tetap. Kadar abu yang tidak larut asam dihitung terhadap berat bahan uji, dinyatakan dalam bb.

d. Penetapan kadar sari larut air

Sejumlah 5g serbuk, ekstrak diklorometan, ekstrak etil asetat dan ekstrak metanol ditimbang seksama. Dimasukkan kedalam labu bersumbat, ditambahkan 100 mL air jenuh kloroform, dikocok berkali-kali selama 6 jam, dibiarkan selama 18 jam, disaring, diuapkan 20 mL filtrat hingga kering dalam cawan dangkal beralas datar yang telah dipanaskan 105 o C dan ditara, dipanaskan sisa pada suhu 105 o C hingga bobot tetap. Dihitung kadar dalam sari larut air.

e. Penetapan kadar sari larut etanol

Sejumlah 5g serbuk, ekstrak diklorometan, ekstrak etil asetat dan ekstrak metanol ditimbang seksama, dimasukkan kedalam labu bersumbat, ditambahkan 100 mL etanol 95 P, dikocok berkali-kali selama 6 jam pertama, dibiarkan selama 18 jam. Disaring cepat untuk menghindari penguapan etanol, diuapkan 20 mL filtrat hingga kering dalam cawan dangkal beralas datar yang telah dipanaskan 105 o C dan ditara, dipanaskan sisa pada suhu 105 o C hingga bobot tetap. Dihitung kadar dalam sari larut etanol.

f. Uji kandungan kimia ekstrak

Ekstrak diklorometanekstrak etil asetatekstrak metanol tumbuhan sisik naga yang digunakan untuk identifikasi ekstrak secara KLT dibuat dengan melarutkan 0,5 g ekstrak diklorometanekstrak etil asetatekstrak metanol tumbuhan sisik naga dengan pelarut yang sesuai dimana ekstrak larut. Ekstrak diklorometanekstrak etil asetatekstrak metanol kemudian ditotolkan pada fase diam silika 60 GF 254 dengan menggunakan pipa kapiler sebanyak 5-10 µL. Fase gerak yang digunakan meliputi:  toluen : etil asetat 93:7 vv dengan pembanding eugenol  n butanol : asam asetat : air 4:1:5 vv dengan pembanding rutin  n butanol : asam asetat : air 5:1:4 vv dengan pembanding asam tanat 0,05 dalam etanol 70  etil asetat : toluen 9:1: vv dengan pembanding β-sitosterol Deteksi dilakukan pada sinar UV 254 dan 366 nm dan pereaksi semprot vanillin asam sulfat, Dragendorf, FeCl 3 , AlCl 3 . Bercak yang muncul dibandingkan dengan standar.

5. Uji aktivitas antioksidan

Dokumen yang terkait

Karakterisasi Simplisia dan Skrining Fitokimia serta Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak n-heksan Etilasetat dan Etanol Daun Sisik Naga (Pyrrosia piloselloides (L) M.G.Price)

7 53 83

Karakterisasi Simplisia dan Skrining Fitokimia serta Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak n-heksan Etilasetat dan Etanol Daun Sisik Naga (Pyrrosia piloselloides (L) M.G.Price)

2 28 83

PENGARUH SUHU PENGERINGAN TERHADAP KOMPONEN KIMIA TEH DAUN SISIK NAGA (Pyrrosia piloselloides (L.) M.G Price.).

4 12 5

Uji aktivitas antioksidan dan penetapan karakter ekstrak tumbuhan sisik naga (Pyrrosia piloselloides (L.) M.G Price) pohon inang teh (Camellia sinensis (L.) O.K) dengan metode 2,2-diphenyl-1-picrylhidrazil (DPPH).

0 10 123

Penetapan karakter dan uji antioksidan ekstrak tumbuhan sisik naga (Pyrossia piloselloides (L ) M.G price pohon inang kopi (Coffea SP) dengan metode 2,2-diphenyl-1-picrylhidrazil (DPPH).

0 5 120

Karakterisasi Simplisia dan Skrining Fitokimia serta Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak n-heksan Etilasetat dan Etanol Daun Sisik Naga (Pyrrosia piloselloides (L) M.G.Price)

0 0 14

Karakterisasi Simplisia dan Skrining Fitokimia serta Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak n-heksan Etilasetat dan Etanol Daun Sisik Naga (Pyrrosia piloselloides (L) M.G.Price)

0 0 2

Karakterisasi Simplisia dan Skrining Fitokimia serta Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak n-heksan Etilasetat dan Etanol Daun Sisik Naga (Pyrrosia piloselloides (L) M.G.Price)

1 2 5

Karakterisasi Simplisia dan Skrining Fitokimia serta Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak n-heksan Etilasetat dan Etanol Daun Sisik Naga (Pyrrosia piloselloides (L) M.G.Price)

0 0 13

Karakterisasi Simplisia dan Skrining Fitokimia serta Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak n-heksan Etilasetat dan Etanol Daun Sisik Naga (Pyrrosia piloselloides (L) M.G.Price)

0 0 3