Landasan Teori KAJIAN PUSTAKA

9

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pengertian Jasa Menurut Kotler dalam Lupiyadi 2013:7, Jasa adalah setiap kegiatan atau tindakan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak ke pihak lain, pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan perpindahan kepemilikan apapun. Produk jasa mungkin berkaitan dengan produk fisik atau tidak. 2. Karakteristik dan Klasifikasi Jasa Produk jasa memiliki karakteristik yang berbeda dengan barang produk fisik. Griffin 1996 dalam Lupiyoadi 2013:7-8 menyebutkan karakteristik jasa, sebagi berikut : a Intangibility tidak berwujud. Jasa tidak dapat dilihat, dirasa, didengar, atau dicium sebelum jasa itu dibeli. Nilai penting dari hal ini adalah nilai tak berwujud yang dialami oleh konsumen dalam bentuk kenikmatan, kepuasan, atau rasa aman. b Unstorability tidak dapat disimpan Jasa tidak mengenal persediaan atau penyimpanan dari produk yang telah dihasilkan. Karakteristik ini disebut juga inseparability tidak dapat dipisah mengingat pada umumnya jasa dihasilkan dan dikonsumsi secara bersamaan. c Customization kustomisasi Jasa sering kali didesain khusus untuk kebutuhan pelanggan, misalnya pada jasa asuransi dan kesehatan. Berdasarkan klasifikasi Organisasi Perdagangan Dunia World Trade Organization – WTO, sesuai GATSWTO- Central Product ClassificationMTN.GTSW120, yang dikutip oleh Lupiyoadi 2013:8-9, berbagai ruang lingkup klasifikasi bisnis jasa meliputi : a Jasa Bisnis b Jasa komunikasi c Jasa kontruksi dan jasa keahlihan teknik terkait d Jasa distribusi e Jasa pendidikan f Jasa lingkungan hidup g Jasa keuangan h Jasa kesehatan dan jasa sosial i Jasa kepariwisataan dan jasa yang terkait dengan perjalanan j Jasa rekreasi, budaya dan olah raga k Jasa pengangkutan l Jasa lainnya yang belum termasuk kategori mana pun. 3. Pengertian Kualitas Kualitas menurut ISO 9000 yang dikutip Lupiyoadi 2013:212 adalah “degree to which a set of inherent characteristics fulfills requirements derajat yang dicapai oleh karakteristik yang inheren dalam memenuhi persyaratan”. Persyaratan dalam hal ini adalah “need or expectation that is stated, generally implied or obligatory kebutuhan atau harapan yang dinyatakan, biasanya tersirat atau wajib”. Jadi kualitas sebagaimana yang diinterprestasikan ISO 9000 merupakan perpaduan antara sifat dan karakteristik yang menentukan sejauh mana keluaran dapat memenuhi persyaratan kebutuhan pelanggan. Pelanggan yang menentukan dan menilai sampai seberapa jauh sifat karakteristik tersebut memenuhi kebutuhannya. Garvin dan Davis 1994 dalam Nasution M.N 2005:7 menyatakan, bahwa kualitas adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, manusiatenaga kerja, proses dan tugas, serta lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan konsumen. Menurut Nasution 2005:3 ada 3 definisi kualitas yaitu kualitas mencakup usaha memenuhi atau melebihi harapan pelanggan, kualitas mencakup produk, tenaga kerja, proses dan lingkungan, kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah misalnya apa yang dianggap saat ini mungkin dianggap kurang berkualitas pada masa mendatang. 4. Dimensi Kualitas Jasa Menurut Parasuraman dkk 1998 Lupiyoadi 2013:216-217, terdapat 5 lima dimensi kualitas jasa sebagai berikut : a Berwujud tangible, yaitu kemampuan suatu perusahaan dalam menunjukkan eksistensinya kepada pihak eksternal. Penampilan dan kemampuan sarana dan prasarana fisik perusahaan yang dapat diandalkan keadaan lingkungan sekitarnya merupakan bukti nyata dari kualitas pelayanan yang diberikan oleh pemberi jasa. Hal ini meliputi fasilitas fisik, perlengkapan dan peralatan yang digunakan, serta penampilan pegawainya. b Keandalan reliability yaitu, keandalan perusahaan untuk memberikan pelayanan sesuai dengan yang dijanjikan secara akurat dan terpercaya. Kinerja harus sesuai dengan harapan pelanggan yang berarti ketepatan waktu, pelayanan yang sama untuk semua pelanggan tanpa ada kesalahan, sikap yang simpatik, dan dengan akurasi yang tinggi. c Ketanggapan responsiveness yaitu, suatu kebijakan untuk membantu dan memberikan pelayanan yang cepat responsif dan tepat kepada pelanggan dengan penyampaian informasi yang jelas. Membiarkan pelanggan menunggu menciptakan persepsi yang negatif dalam pelayanan. d Jaminan dan kepastian assurance yaitu, pengetahuan, kesopansantunan, dan kemampuan para pegawai perusahaan untuk menumbuhkan rasa percaya para pelanggan kepada perusahaan. Hal ini meliputi beberapa komponen antara lain komunikasi, kredibilitas, keamanan, kompetensi dan sopan santun. e Empati empathy yaitu, memberikan perhatian yang tulus dan bersifat individual atau pribadi yang diberikan kepada pelanggan dengan berupaya memahami keinginan mereka. Hal ini mengamsumsikan bahwa suatu perusahaan memiliki pengertian dan pengetahuan tentang pelanggan, memahami kebutuhan pelanggan secara spesifik, serta memiliki waktu pengoperasian yang nyaman bagi pelanggan. 5. Kesenjangan Kualitas Jasa Pelanggan membentuk ekspektasi jasa dari banyak sumber, seperti pengalaman masa lalu, berita dari mulut ke mulut dan iklan. Secara umum, pelanggan membandingkan jasa anggapan dengan jasa yang diharapkan. Jika jasa anggapan berada dibawah jasa yang diharapkan pelanggan kecewa. Perusahaan yang berhasil menambahkan manfaat pada penawaran mereka akan membuat pelanggan tidak hanya puas tetapi terkejut dan sangat puas. Pelanggan akan sangat puas bila mendapatkan pengalaman yang melebihi harapannya. Menurut Kotler 2009 ada 5 lima kesenjangan kualitas jasa yaitu : a Kesenjangan antara harapan konsumen dan persepsi manajemen. Manajemen tidak selalu mempunyai anggapan yang benar tentang apa yang diinginkan pelanggan. Administrator rumah sakit mungkin berpikir bahwa pasien menginginkan makanan yang lebih baik, tetapi pasien mungkin lebih khawatir dengan responsivitas perawat. b Kesenjangan antara persepsi manajemen dan spesifikasi kualitas jasa. Manajemen mungkin mempunyai anggapan yang benar terhadap keinginan pelanggan tetapi tidak menetapkan standar kerja. Administrator rumah sakit mungkin memberitahu perawat untuk memberikan pelayanan yang cepat tanpa menspesifikasikannya dalam menit. c Kesenjangan antara spesifikasi kualitas jasa dan penghantaran jasa. Personel mungkin tidak terlatih, atau tidak mampu atau tidak bersedia memenuhi standar ; atau mungkin terikat dengan standar yang bertentangan, seperti meluangkan waktu untuk mendengarkan pelanggan dan melayani mereka dengan cepat. d Kesenjangan antara penghantaran jasa dan komunikasi eksternal. Harapan konsumen dipengaruhi oleh pernyataan yang dibuat oleh iklan dan perwakilan perusahaan. Jika brosur rumah sakit memperlihatkan kamar yang indah, tetapi pasien tiba dan menemukan kamar tersebut murahan dan tampak berantakan, komunikasi eksternal mengaangap harapan pelanggan. e Kesenjangan antara jasa anggapan dan jasa yang diharapkan. Kesenjangan terjadi ketika konsumen salah menganggap kualitas jasa. Dokter mungkin terus mengunjungi pasiennya untuk memperlihatkan perhatian, tetapi pasien mungkin menerjemahkan tindakan ini sebagai indikasi bahwa benar- benar ada masalah besar. 6. Pengertian Kepuasan Pelanggan Freddy Rangkuti 2013:7 mengukutip beberapa pengertian tentang kepuasan pelanggan yaitu ; a Kepuasan merupakan penilaian mengenai ciri atau keistimewaan produk jasa, atau produk itu sendiri, yang menyediakan tingkat kesenangan konsumen berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan konsumen Zeithaml dan Bitner 2000:70 b Kepuasan konsumen adalah sejauh mana anggapan kinerja produk memenuhi harapan pembeli. Bila kinerja produk lebih tinggi ketimbang harapan pelanggan, maka pembelinya merasa puas dan gembira Kotler dan Amstrong 2001:9. c Kepuasan pelanggan merupakan keadaan emosional, reaksi pasca pembelian, ketidakpuasan, kejengkelan, kegembiraan atau kesenangan Lovelock. d Kepuasan pelanggan merupakan peranan seseorang terhadap kinerja suatu produk atau jasa yang dibandingkan dengan harapannya Schiffman. e Kepuasan adalah konsep yang jauh lebih luas dari hanya sekedar penilaian kualitas pelayanan, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor lain Zeithaml Dapat disimpulkan melalui berbagai definisi diatas bahwa kepuasan pelanggan dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu service quality, price, product quality, situasional, personal factor. Freddy Rangkuti 2013:7 1 Service quality merupakan kualitas jasa pelayanan yang diberikan kepada pelanggan. Tidak ada gunanya produk atau jasa yang berkualitas kalau tidak diimbangi dengan kualitas pelayanan yang luar biasa. Pelanggan akan merasa kecewa karena tidak dilayani dengan baik. Sebaliknya, pelayanan yang luar biasa juga tidak ada artinya apabila tidak didukung oleh produk atau jasa yang berkualitas serta harga yang sesuai harapan pelanggan. 2 Price sering digunakan sebagai indikator nilai bilamana harga tersebut dihubungkan dengan manfaat yag dirasakan atas suatu barang atau jasa. Nilai value dapat didefinisikan sebagai rasio antara manfaat yang dirasakan terhadap harga. Dapat disimpulkan bahwa pada tingkat harga tertentu, bila manfaat yang dirasakan konsumen meningkat, maka nilainya akan meningkat pula. Demikian pula sebaliknya pada tingkat harga tertentu, nilai suatu barang atau jasa akan meningkat seiring dengan meningkatnya manfaat yang dirasakan. 3 Product quality merupakan kemampuan suatu produk atau jasa untuk melaksanakan fungsinya meliputi, daya tahan keandalan, ketepatan kemudahan operasi dan perbaikan, serta atribut bernilai lainnya. 4 Situasional adalah kekuatan sesaat yang tidak berasal dari dalam diri seseorang atau berasal dari produk, jasa atau merek yang dipasarkan. Penelitian telah menemukan bahwa faktor situasional mempengaruhi pilihan konsumen dengan mengubah kemungkinan pemilihan berbagai alternative. 5 Personal factor merupakan faktor yang berasal dari dalam diri seseorang untuk berpendapat atau mengungkapkan keinginannya dalam mengamati atau menggunakan sebuah produk atau jasa.

B. Penelitian Sebelumnya