Sejarah Rumah Sakit Santa Elisabeth

37

BAB IV GAMBARAN PERUSAHAAN

A. Sejarah Rumah Sakit Santa Elisabeth

Ganjuran adalah nama sebuah dusun yang kecil, kurang dikenal, bahkan dapat dikatakan sebagai desa yang terpencil yang terletak di Kelurahan Sumbermulyo Kecamatan Bambanglipuro, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Dusun Ganjuran terletak di selatan Kota Yogyakarta sekitar 20 KM dari pusat kota. Pada umumnya penduduk di tempat ini dalam mencari nafkah sehari hari dengan bercocok tanam. Pada tahun 1862 keluarga Schmutzer membuka usaha di Ganjuran dengan mendirikan pabrik gula, kemudian di beri nama pabrik gula ”GONDANG LIPURO”. Untuk menunjang usahanya ini pada tahun 1920 sekembalinya dari cuti di Negeri Belanda, Ny Schmutzer berkenan membuka sebuah poliklinik untuk pelayanan kepada masyarakat. hal ini terbukti dengan banyaknya para penderita yang datang setiap harinya yaitu sekitar 40 – 50 penderita. Pada tahun 1930 atas saran seorang karyawan poliklinik ini dikembangkan menjadi sebuah Rumah sakit bertepatan dengan hari ulang tahun Ny. Schmutzer, beliau menghadiahk an sebuah Rumah sakit dengan nama ”Rumah Sakit SANTA ELISABETH”, dan diresmikan pada tanggal 4 April 1930. Untuk memperlancar pelayanan kepada masyarakat rumah sakit ini dibantu oleh empat missionaris yang berasal dari konggregasi Suster – suster Cinta Kasih St. Carolus Borromeus Yaitu: Sr. Cunegundis, Sr. Barbarine, Sr. Irezen dan Sr. Yubinta. Disamping bertugas di rumah sakit, suster-suster juga secara langsung mengabdi kepada masyarakat, di bidang pendidikan dengan mendirikan sekolah – sekolah antara lain : Taman kanak –kanak, sekolah rakyat, sekolah kepandaian putri. Di bidang sosial para suster misionaris ini mendirikan sebuah Panti asuhan guna menampung anak yatim piatu, dan anak terlantar lainnya. Berkat usaha para karyawan dan dibantu oleh para misionaris, rumah sakit ini berkembang pesat. Agar meringankan beban pelayanan rumah sakit ini kepada masyarakat, maka di beberapa tempat dibangun poliklinik antara lain di Pete, Kretek, Bantul dan Pugeran. Pada awal perkembangan rumah sakit ini sarana pengangkutan masih sangat sederahana, untuk mengangkut para penderita yang jaraknya cukup jauh dari rumah sakit menggunakan gerobak, andong dan tandu, sedangkan untuk kunjungan ke rumah penderita atau ke poliklinik suster- suster menggunakan transportasi sepeda dengan ban mati. Pada tahun 1991 mulai tampak adanya kemerosotan dalam rumah sakit baik dari fisik maupun non fisik, terlebih dalam sarana dan prasarana medik maupun tenaga medis. Pada tahun 2001 Rumah Sakit Santa Elisabeth diserahkan pengelolaanya di bawah Yayasan Panti Rapih. Kemudian dibuatlah Visi dan Misi Rumah Sakit dalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat menuju perkembangan lebih baik.

B. Falsafah