62
Bagian keempat mengenai jenis interaksi obat pada peresepan pasien gagal ginjal kronik. Bagian kelima terkait persentase kategori signifikansi klinis
interaksi obat pada peresepan pasien gagal ginjal kronik. Bagian keenam terkait mekanisme dan efek interaksi obat pada peresepan pasien gagal ginjal kronik
yang dikaji berdasarkan literatur.
1. Persentase jumlah peresepan yang terdapat interaksi obat pada peresepan
pasien gagal ginjal kronik
Pada periode Desember tahun 2013 terdapat 65 peresepan pasien yang digunakan sebagai bahan penelitian. Dalam peresepan tersebut terdapat peresepan
dengan interaksi obat dan peresepan tanpa interaksi obat. Persentase jumlah peresepan interaksi obat pada peresepan pasien gagal ginjal kronik akan disajikan
pada Gambar 3 di bawah ini.
Gambar 3. Persentase jumlah peresepan yang terdapat interaksi obat pada peresepan pasien gagal ginjal kronik di Instalasi Rawat
jalan RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta periode Desember 2013
82 18
Terdapat interaksi obat
Tidak terdapat intraksi obat
63
Berdasarkan Gambar 3, dapat dilihat terdapat interaksi obat pada 53 lembar peresepan pasien gagal ginjal kronik 82 dan tidak terdapat interaksi
obat pada 12 lembar peresepan pasien gagal ginjal kronik 18. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah peresepan dengan interaksi obat lebih tinggi dari
pada jumlah peresepan tanpa interaksi obat.
2. Persentase interaksi obat pada peresepan pasien gagal ginjal kronik
terhadap seluruh peresepan pasien di Instalasi Rawat Jalan RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta periode Desember 2013
Terdapat 52 peresepan pasien gagal ginjal kronik yang mengalami interaksi obat dari 65 peresepan. Jumlah peresepan seluruh pasien rawat jalan di
Instalasi Rawat Jalan RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta pada periode Desember 2013 adalah sebanyak 16.892 lembar resep. Berdasarkan pada
Gambar 6 di bawah ini persentase interaksi obat pada peresepan pasien gagal ginjal kronik terhadap seluruh peresepan pasien di Instalasi Rawat Jalan RSUD
Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta periode Desember 2013 adalah sebanyak 0,3. Persentase tersebut menunjukkan bahwa terdapat interaksi obat
dengan jumlah yang relatif kecil dari keseluruhan peresepan pasien.
64
Gambar 4. Diagram persentase interaksi obat pada peresepan pasien gagal ginjal kronik terhadap seluruh peresepan pasien di Instalasi Rawat Jalan
RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta periode Desember 2013
berdasarkan kajian literatur
Adanya interaksi obat walaupun dengan jumlah yang relatif kecil harus tetap diperhatikan karena dapat berpengaruh terhadap respon pengobatan yang
diterima oleh pasien. Interaksi obat yang terjadi dapat menimbulkan efek yang menguntungkan ataupun merugikan pasien Tatro, 2007 dan Syamsudin, 2013.
Terkait dengan interaksi obat, maka dalam penggunaan obat perlu dicermati, dilakukan monitoring dan kombinasi obat yang merugikan harus dihindari Nah,
2007.
3. Proporsi interaksi obat antara obat antihipertensi dengan obat