25
melebihi satu jenis obat. Administrasi dari dua atau lebih obat yang bekerja secara simultan, pemberian obat dalam waktu yang bersamaan, obat yang diresepkan
untuk pasien berasal dari beberapa dokter, pasien mengkonsumsi obat herbal, makanan, vitamin, penggunaan polifarmasi dan ketidakpatuhan pasien merupakan
penyebab terjadinya interaksi obat Triplitt, 2006.
6. Signifikansi klinis interaksi obat
Adanya interaksi dari beberapa obat dapat menimbulkan suatu dampak klinis yang nantinya berpengaruh signifikan terhadap klinis. Interaksi obat
ditandai berdasarkan level signifikansi klinis. Kategori signifikansi klinis dapat dibedakan menjadi 5 menurut Tatro 2007 yang mencakup onset, tingkat
keparahan interaksi dan dokumentasi. Onset merupakan seberapa cepat efek klinis dari interaksi obat dapat menyebabkan suatu tingkat keparahan, sehingga
diperlukan suatu tindakan pencegahan untuk menghindari efek dari interaksi tersebut Tatro, 2007.
Terdapat 2 level atau tingkat onset yang terdiri dari onset yang cepat dan onset yang lambat. Onset yang cepat ditandai dengan dengan efek dari interaksi
obat yang akan terlihat dalam waktu kurang dari 24 jam setelah pemberian obat dan memerlukan penanganan medis untuk mencegah efek dari interaksi yang
ditimbulkan. Onset yang mempunyai sifat lambat ditandai dengan efek dari interaksi obat akan terlihat dalam waktu lebih dari 24 jam dan tidak diperlukan
suatu penanganan medis untuk mencegah efek dari interaksi yang ditimbulkan Tatro, 2007.
26
Tingkat keparahan interaksi obat merupakan suatu potensi keprahan yang ditimbulkan akibat adanya interaksi obat. Tingkat keparahan interaksi obat
penting digunakan dalam menilai risiko dan manfaat dari pemberian terapi. Dilakukan penyesuaian dosis yang tepat atau modifikasi waktu dan jalur
administrasi pemberian obat agar efek negatif dari interaksi obat dapat dihindari Tatro, 2007.
Berdasarkan tingkat keparahannya dapat dibedakan menjadi tiga yaitu major, moderat dan minor. Tingkat keparahan major dari interaksi obat dapat
berpotensi mengancam nyawa atau dapat menyebabkan kerusakan permanen. Tingkat keprahan moderat dapat menyebabkan penurunan status klinis pasien
sehingga diperlukan terapi tambahan untuk pasien dalam menangani interaksi obat yang terjadi. Tingkat keparahan minor dapat menghasilkan efek yang
biasanya ringan dan biasanya tidak diperlukan pengobatan tambahan Tatro, 2007.
Dokumentasi merupakan proses pengumpulan data terkait interaksi obat yang mendasari keyakinan adanya interaksi obat dapat menyebabkan perubahan
pada suatu respon kinis. Tingkat dokumentasi merupakan evaluasi terhadap kualitas dan relevansi klinis dari literatur utama yang mendukung terjadinya
interaksi obat. Terdapat lima tingkat dokumentasi interaksi obat yaitu established, probable, suspected, possible, unlikely
Tatro, 2007. Tingkat dokumentasi interaksi obat yaitu established merupakan interaksi
obat yang sangat mantap terjadi, adanya kejadian secara klinis telah terbukti berdasarkan penelitian-penelitian. Tingkat dokumentasi interaksi obat yaitu
27
probable merupakan interaksi obat yang dapat terjadi, namun belum terbukti
secara klinis. Interaksi farmakokinetik telah dibuktikan dalam penelitian studi terhadap manusia. Tingkat dokumentasi interaksi obat yaitu suspected merupakan
interaksi obat yang diduga dapat terjadi, adanya beberapa data penelitian yang baik dan perlu studi lebih lanjut untuk memastikan interaksi obat yang terjadi.
Tingkat dokumentasi interaksi obat yaitu possible merupakan interaksi obat yang belum pasti terjadi, tersedia data penelitian yang mendukung namun sangat
terbatas. Tingkat dokumentasi interaksi obat yaitu unlikely merupakan interaksi obat yang kemungkinan tidak terjadi. Tidak terdapat bukti terjadinya perubahan
efek klinis pasien Tatro, 2007. Berdasarkan hal tersebut dapat dirangkum bahwa tingkat signifikansi
interaksi obat menurut Tatro 2007, dibedakan menjadi 5 kategori yang mencakup tingkat keparahan dan dokumentasi yang dapat dilihat pada Tabel 1 di
bawah ini.
Tabel I. Kategori signifikansi klinis interaksi obat menurut Tatro 2007
Kategori signifikansi klinis
Tingkat keparahan Dokumentasi
1 Major
Established, probable atau suspected
2 Moderat
Established, probable atau suspected
3 Minor
Established, probable atau suspected
4 Major atau moderat
Possible 5
Minor Possible
Sebagian besar Unlikely
Berdasarkan Tabel I di atas keterangan mengenai kategori signifikansi klinis interaksi obat menurut Tatro 2007 yaitu:
28
1. Kategori signifikansi klinis 1 mencakup tingkat keparahan major dan
dokumentasi mengenai interaksi obat meliputi established, probable atau suspected.
Tingkat keparahan major dapat menimbulkan risiko yang berpotensi mengancam jiwa pasien serta mengakibatkan kerusakan yang
permanen. Oleh karena itu, kombinasi obat tersebut harus dihindari. 2.
Kategori signifikansi klinis 2 memiliki tingkat keparahan moderat dan dokumentasi mengenai interaksi obat meliputi established, probable atau
suspected. Tingkat keparahan moderat menimbulkan efek yang dapat
mengakibatkan terjadinya penurunan dari status klinik pasien sehingga dibutuhkkan terapi tambahan atau perawatan di rumah sakit
3. Kategori signifikansi klinis 3 mencakup tingkat keparahan minor dan
dokumentasi mengenai interaksi obat meliputi established, probable atau suspected.
Tingkat keparahan minor menimbulkan efek interaksi obat ringan dan secara signifikan tidak mempengaruhi status klinik pasien sehingga terapi
tambahan tidak diperlukan. 4.
Kategori signifikansi klinis 4 mencakup tingkat keparahan major atau moderat dan dokumentasi mengenai interaksi obat yaitu possible. Tingkat keprahan
major atau moderat menimbulkan efek yang dapat berbahaya karena dapat mengubah respon farmakologi individu sehingga diperlukan terapi tambahan.
5. Kategori signifikansi klinis 5 mencakup tingkat keparahan minor dan
dokumentasi mengenai interaksi obat yaitu sebagian besar unlikely namun terdapat juga beberapa dokumentasi yang possible. Tingkat keparahan minor
29
menimbulkan efek yang ringan dan respon klinik yang dialami pasien dapat mengalami perubahan atau tidak.
Menurut Hansten and Horn 2002, kategori signifikansi klinis mempertimbangkan adanya suatu potensi yang dapat membahayakan bagi pasien
dan terdapat tingkat dokumentasi dari interaksi obat yang terjadi. Terdapat tiga kategori signifikansi klinis yaitu kategori pertama yaitu, pemberian kombinasi
obat harus dihindari karena efek yang ditimbulkan pada pasien akibat interaksi obat lebih banyak menimbulkan risiko dan kerugian dibandingkan manfaat dan
keuntungannya. Kategori signifikansi klinis kedua yaitu, pemberian kombinasi obat sebaiknya dihindari, kecuali apabila manfaat dari kombinasi obat lebih besar
daripada risiko yang ditimbulkan, namun disarankan untuk menggunakan kombinasi obat lain yang sejenis dan memiliki risiko yang lebih kecil. Diperlukan
adanya modifikasi dosis, rute pemberian obat dan waktu pemberian obat apabila ingin dikombinasi untuk mengurangi terjadinya kejadian interaksi obat. Pasien
harus dimonitoring selama penggunaan kombinasi obat. Kategori signifikansi klinis ketiga yaitu kombinasi obat memberikan
risiko yang kecil, memiliki manfaat yang lebih banyak daripada risiko yang ditimbulkan serta pasien harus dimonitoring selama penggunaan kombinasi obat.
Menurut Hansten and Horn 2002, selain terdapat kategori signifikansi klinis terdapat beberapa penjelasan mengenai interaksi obat yang meliputi ringkasan
mengenai penjelasan singkat dari hasil potensi interaksi obat dan signifikansi klinis, faktor risiko dari interaksi obat yang terjadi, penjelasan mengenai obat
yang berinteraksi dan manajemen terapi terkait adanya interaksi obat.
30
Menurut Chelmow et al., 2014 terdapat empat kategori signifikansi klinis interaksi obat yaitu interaksi obat kontraindikasi, serius, signifikan dan
minor atau tidak signifikan. Pada kategori signifikansi klinis interaksi obat yang kontraindikasi obat yang tidak dapat digunakan karena dapat membahayakan
keadaan pasien, interaksi obat yang serius yaitu kombinasi obat tidak dapat digunakan atau harus dihindari karena dapat membahayakan keadaan pasien.
Dibutuhkan alternatif untuk pemilihan obat lain yang tidak membahayakan kondisi pasien Chelmow et al., 2014 dan Kapadia, 2013.
Pada kategori signifikansi klinis interaksi obat yang signifikan harus dilakukan monitoring secara ketat terhadap kombinasi obat yang diberikan kepada
pasien, diperlukan adanya penyesuaian dosis antara kedua obat dan modifikasi jalur serta waktu pemberian obat. Pada kategori signifikansi klinis interaksi obat
minor atau tidak signifikan kombinasi obat dapat diberikan kepada pasien karena tidak menimbulkan efek yang membahayakan bagi pasien, namun harus tetap
dilakukan monitoring pada kondisi pasien Chelmow et al., 2014 dan Kapadia, 2013.
7. Peran apoteker dalam interaksi obat